Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PANCASILA

Tentang

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA

Oleh :

NORMAN YAHYA 2018157019


KHAFID RIADI 2018157015
NOVITA RINI 2018157020

Dosen Pembimbing :

Fatma Anie, S.IP, MM


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.


Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas berkah dan rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan
tugas makalah yang berjudul “PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA”.
Dengan selesainya makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang telah
memberikan masukan-masukan kepada penulis.
Makalah ini disusun untuk para pembaca dapat memperluas pengetahuan tentang
"PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA" dan juga untuk memenuhi sebagian tugas
Pendidikan Pancasila.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini, baik dari materi
maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Terima kasih.

Wonosobo, Desember 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG.............................................................................................1
BAB II RUMUSAN MASALAH...........................................................................................2
A. RUMUSAN MASALAH.........................................................................................2
B. TUJUAN............................................................................................................... 2
BAB III PEMBAHASAN / ISI..............................................................................................3
A. IDEOLOGI............................................................................................................ 3
B. IDEOLOGI PANCASILA.......................................................................................9
C. KEDUDUKAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI...............................................9
D. PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA...................................................12
E. PANCASILA SEBAGAI PEMERSATUAN BANGSA...........................................12
F. PANCASILA SEBAGAI SUMBER NILAI............................................................13
G. PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA PEMBANGUNAN...................................14
I. SIKAP SELEKTIF TERHADAP PANCASILA......................................................15
BAB IV PENUTUP........................................................................................................... 18
A. KESIMPULAN....................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 19

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Memahami latar belakang historis dan konseptual Pancasila dan UUD 1945 merupakan
suatu kewajiban bagi setiap warga negara sebelum melaksanakan nilai-nilainya dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kewajiban tersebut merupakan
konsekuensi formal dan konsekuensi logis dalam kedudukan kita sebagai warga negara.
Karena kedudukan Pancasila sebagai dasar negara (filsafat negara), maka setiap warga
negara wajib loyal kepada dasar negaranya.

1
BAB II
RUMUSAN MASALAH

A. RUMUSAN MASALAH

1) Bagaimana mengajak masyarakat untuk lebih memahami nilai-nilai pancasila?


2) Bagaimana menerapkan nilai-nilai pancasila sebagai ideologi terbuka kepada kehidupan
masyarakat?
3) Bagaimana mengajak masyarakat untuk mengetahui macam-macam ideologi dan
pengertiannya?

B. TUJUAN

1) Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan ideologi.


2) Untuk mengetahui macam-macam ideologi dan pengertiannya.
3) Untuk mengetahui dan memahami pancasila sebagai ideologi terbuka bagi bangsa kita.

2
BAB III
PEMBAHASAN / ISI

A. IDEOLOGI

1) Pengertian Ideologi
          Kata ideologi berasal dari bahasa Latin (idea; daya cipta sebagai hasil
kesadaran manusia dan logos; ilmu). Ideologi mempunyai arti pengetahuan tentang
gagasan gagasan, pengetahuan tentang ide-ide, science of ideas atau ajaran tentang
pengertian-pengertian dasar. Dalam pengertian sehari-hari menurut Kaelan ‘idea’
disamakan artinya dengan cita-cita.

2) Peran Ideologi
          Cita-cita yang menjadi dasar bagi suatu sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat
dan bangsa yang bersangkutan pada hakikatnya suatu ideologi memiliki
peranan sebagai berikut:
a) Sebagai jawaban atas kebutuhan akan citra atau jati diri suatu kelompok sosial,
komunitas, organisasi atau bahasa.
b) Untuk menjembatani founding fathers dan para generasi penerus.
c) Menanamkan keyakinan akan kebenaran perjuangan kelompok yang berpegang
pada ideology.
d) Sebagai keyakinan para pendiri yang menguasai, mempengaruhi seluruh kegiatan
sosial.

3) Fungsi Ideologi
Fungsi utama ideologi dalam masyarakat menurut Ramlan Surbakti (1999) ada dua,
yaitu:
a) Sebagai tujuan atau cita-cita yang hendak dicapai secara bersama oleh suatu
masyarakat
b) Sebagai pemersatu masyarakat dan karenanya sebagai prosedur penyelesaian
konflik yang terjadi dalam masyarakat.

4) Sifat Ideologi
Ada tiga dimensi sifat ideologi, yaitu dimensi realitas, dimensi idealisme, dan dimensi
fleksibilitas.
a) Dimensi Realitas: nilai yang terkandung dalam dirinya, bersumber dari nilai-nilai
yang hidup dalam masyarakat, terutama pada waktu ideologi itu lahir, sehingga
mereka betul-betul merasakan dan menghayati bahwa nilai-nilai dasar itu adalah

3
b) milik mereka bersama. Pancasila mengandung sifat dimensi realitas ini dalam
dirinya.
c) Dimensi idealisme: ideologi itu mengandung cita-cita yang ingin diicapai dalam
berbagai bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pancasila
bukan saja memenuhi dimensi idealisme ini tetapi juga berkaitan dengan dimensi
realitas.
d) Dimensi fleksibilitas: ideologi itu memberikan penyegaran, memelihara dan
memperkuat relevansinya dari waktu ke waktu sehingga bebrsifat dinamis,
demokrastis. Pancasila memiliki dimensi fleksibilitas karena memelihara,
memperkuat relevansinya dari masa ke masa.

5) Macam-macam ideologi di Dunia


a) Komunisme
Komunisme adalah paham yang mendahulukan kepentingan umum diatas
kepentingan pribadi dan golongan, paham komunis juga menyatakan semua hal
dan sesuatu yang ada di suatu negara dikuasai secara mutlak oleh negara
tersebut.
Penganut faham ini berasal dari Manifest der Kommunistischen yang
ditulis oleh Karl Marx dan Friedrich Engels, sebuah manifes politik yang pertama
kali diterbitkan pada 21 Februari 1848 teori mengenai komunis sebuah analisis
pendekatan kepada perjuangan kelas (sejarah dan masa kini) dan ekonomi
kesejahteraan yang kemudian pernah menjadi salah satu gerakan yang paling
berpengaruh dalam dunia politik.
Negara yang masih menganut komunisme adalah Tiongkok, Vietnam,
Korea Utara, Kuba dan Laos.

b) Liberalisme
Liberalisme atau Liberal adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan
tradisi politik yang didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan adalah nilai
politik yang utama.
Secara umum, liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas,
dicirikan oleh kebebasan berpikir bagi para individu. Liberalisme menghendaki
adanya, pertukaran gagasan yang bebas, ekonomi pasar yang mendukung usaha
pribadi (private enterprise) yang relatif bebas, dan suatu sistem pemerintahan yang
transparan, dan menolak adanya pembatasan terhadap pemilikan individu
Negara penganut Liberalisme yaitu Amerika Serikat, Argentina, Yunani,
Rusia, Zimbawe, Australia, Jerman, Spanyol, Swedia dll.

4
c) Kapitalisme
Kapitalisme atau Kapital adalah suatu paham yang meyakini bahwa
pemilik modal bisa melakukan usahanya untuk meraih keuntungan sebesar-
besarnya. Kapitalisme memiliki sejarah yang panjang, yaitu sejak ditemukannya
sistem perniagaan yang dilakukan oleh pihak swasta. Di Eropa, hal ini dikenal
dengan sebutan guild sebagai cikal bakal kapitalisme.
Adam Smith adalah tokoh ekonomi kapitalis klasik yang menyerang
merkantilisme yang dianggapnya kurang mendukung ekonomi masyarakat. Ia
menyerang para psiokrat yang menganggap tanah adalah sesuatu yang paling
penting dalam pola produksi. Gerakan produksi haruslah bergerak sesuai konsep
MCM (Modal-Comodity-Money, modal-komoditas-uang), yang menjadi suatu hal
yang tidak akan berhenti karena uang akan beralih menjadi modal lagi dan akan
berputar lagi bila diinvestasikan.
Adam Smith memandang bahwa ada sebuah kekuatan tersembunyi yang
akan mengatur pasar (invisible hand), maka pasar harus memiliki laissez-faire atau
kebebasan dari intervensi pemerintah. Pemerintah hanya bertugas sebagai
pengawas dari semua pekerjaan yang dilakukan oleh rakyatnya.
Negara yang menganut paham kapitalisme adalah Inggris, Belanda,
Spanyol, Australia, Portugis, dan Perancis.

d) Fasisme
Fasisme merupakan sebuah paham politik yang mengangungkan
kekuasaan absolut tanpa demokrasi. Dalam paham ini, nasionalisme yang sangat
fanatik dan juga otoriter sangat kentara.
Kata fasisme diambil dari bahasa Italia, fascio, sendirinya dari bahasa
Latin, fascis, yang berarti seikat tangkai-tangkai kayu. Ikatan kayu ini lalu
tengahnya ada kapaknya dan pada zaman Kekaisaran Romawi dibawa di depan
pejabat tinggi. Fascis ini merupakan simbol daripada kekuasaan pejabat
pemerintah.
Negara yang menganut paham fasisme adalah Italia dan Jerman.

e) Sosialisme
Sosialisme atau sosialis adalah paham yang bertujuan membentuk negara
kemakmuran dengan usaha kolektif yang produktif dan membatasi milik
perseorangan. Sosialisme dapat mengacu ke beberapa hal yang berhubungan
dengan ideologi atau kelompok ideologi, sistem ekonomi, dan negara. Istilah ini
mulai digunakan sejak awal abad ke-19.
Dalam bahasa Inggris, istilah ini digunakan pertama kali untuk menyebut
pengikut Robert Owen pada tahun 1827. Di Perancis, istilah ini mengacu pada

5
para pengikut doktrin Saint-Simon pada tahun 1832 yang dipopulerkan oleh Pierre
Leroux dan J. Regnaud dalam l'Encyclopédie Nouvelle[1].
Penggunaan istilah sosialisme sering digunakan dalam berbagai konteks
yang berbeda-beda oleh berbagai kelompok, tetapi hampir semua sepakat bahwa
istilah ini berawal dari pergolakan kaum buruh industri dan buruh tani pada abad
ke-19 hingga awal abad ke-20 berdasarkan prinsip solidaritas dan
memperjuangkan masyarakat egalitarian yang dengan sistem ekonomi menurut
mereka dapat melayani masyarakat banyak daripada hanya segelintir elite.
Negara yang menganut paham sosialisme adalah Kuba dan Venezuela.

f) Anarkisme
Anarkisme yaitu suatu paham yang mempercayai bahwa segala bentuk
negara, pemerintahan, dengan kekuasaannya adalah lembaga-lembaga yang
menumbuhsuburkan penindasan terhadap kehidupan, oleh karena itu negara,
pemerintahan, beserta perangkatnya harus dihilangkan/dihancurkan.
Secara spesifik pada sektor ekonomi, politik, dan administratif, Anarki
berarti koordinasi dan pengelolaan, tanpa aturan birokrasi yang didefinisikan
secara luas sebagai pihak yang superior dalam wilayah ekonomi, politik dan
administratif (baik pada ranah publik maupun privat).

g) Konservatisme
Hal atau unsur yang terkandung di dalamnya, antara lain:
a. Inti pemikirannya yaitu memelihara kondisi yang ada,
mempertahankan kestabilan, baik berupa kestabilan yang dinamis
maupun kestabilan yang statis. Tidak jarang pula bahwa pola
pemikiran ini dilandasi oleh kenangan manis mengenai kondisi kini
dan masa lampau
a. Filsafatnya adalah bahwa perubahan tidak selalu berarti kemajuan.
Oleh karena itu, sebaiknya perubahan berlangsung tahap demi tahap,
tanpa menggoncang struktur sosial politik dalam negara atau
masyarakat yang bersangkutan.
b. Landasan pemikirannya adalah bahwa pada dasarnya manusia lemah
dan terdapat “evil instinct and desires” dalam dirinya. oleh karena itu
perlu pola-pola pengendalian melalui peraturan yang ketat
c. Sistem pemerintahan (boleh) demokrasi atau otoriter.

6
h) Pancasila
Pancasila terdiri dari dua kata dari Sansekerta: pañca berarti lima dan śīla
berarti prinsip atau asas. Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia
berisi:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Pancasila adalah Ideologi Negara Indonesia.

i) Demokrasi
Demokrasi artinya hukum untuk rakyat oleh rakyat. kata ini merupakan
himpunan dari dua kata : demos yang berarti rakyat, dan kratos berarti kekuasaan.
Jadi artinya kekuasaan ditangan rakyat.Sebenarnya pemikiran untuk melibatkan
rakyat dalam kekuasaan sudah muncul sejak zaman dahulu. Di beberapa kota
Yunani didapatkan bukti nyata yang menguatkan hal ini, seperti di Athena dan
Sparta. Hal ini pernah diungkapkan Plato, bahwa sumber kepemimpinan ialah
kehendak yang bersatu milik rakyat. dalam suatu kesempatan Aristoteles
menjelaskan macam-macam pemerintahan, dengan berkata,“ada tiga mcam
pemerintahan yaitu kerajaan, aristokrasi, republik, atau rakyat memagang sendiri
kendali urusannya.”
a. Inti pemikiran yaitu kedaulatan ditangan rakyat
b. Filsafatnya menurut Dr. M. Kamil Lailah menetapkan tiga macam
justifikasi ilmiah dari prinsip demokrasi, yaitu:
1. Ditilik dari pangkal tolak dan perimabangan yang benar,
bahwa sistem ini dimaksudkan untuk kepentingan sosial dan
bukan untuk kepentingan individu.
2. Unjustifikasi berbagai macam teori yang berseberangan
dengan prinsip demokrasi
3. Opini umum dan pengaruhnya
c. Landasan pemikirannya yaitu rakyat membuat ketetapan hukum bagi
dirinya sendiri lewat dewan perwakilan, yang kemudian dilaksanakan
oleh pihak pemerintah atau eksekutif.
d. Sistem pemerintahan (harus) demokrasi.

7
Negara Penganutnya adalah Inggris, Norwegia, Denmark, Swedia,
Belanda, Belgia, Australia, Selandia Baru, Israel, dan Venezuela.

j) Marxisme
Marxisme, dalam batas-batas tertentu bisa dipandang sebagai jembatan
antara revolusi Prancis dan revolusi Proletar Rusia tahun 1917. Untuk memahami
Marxisme sebagai satu ajaran filsafat dan doktrin revolusioner, serta kaitannya
dengan gerakan komunisme di Uni Soviet maupun di bagian dunia lainnya,
barangkali perlu mengetahui terlebih dahulu kerangka histories Marxisme itu
sendiri.
Berbicara masalah Marxisme, memang tidak bisa lepas dari nama-nama
tokoh seperti Karl Marx (1818-1883) dan Friedrich Engels (1820-1895). Kedua
tokoh inilah yang mulai mengembangkan akar-akar komunisme dalam
pengertiannya yang sekarang ini. Transisi dari kondisi masyarakat agraris ke arah
industrialisasi menjadi landasan kedua tokoh diatas dalam mengembangkan
pemikirannya. Dimana eropa barat telah menjadi pusat ekonomi dunia, dan
adanya kenyataan di mana Inggris Raya berhasil menciptakan model
perkembangan ekonomi dan demokrasi politik.Tiga hal yang merupakan
komponen dasar dari Marxisme adalah :
1. Filsafat dialectical and historical materialism
2. Sikap terhadap masyarakat kapitalis yang bertumpu pada teori nilai
tenaga kerja dari David Ricardo (1772) dan Adam Smith (1723-1790)
3. Menyangkut teori negara dan teori revolusi yang dikembangkan atas
dasar konsep perjuangan kelas. Konsep ini dipandang mampu
membawa masyarakat ke arah komunitas kelas.

Dalam teori yang dikembangkannya, Marx memang meminjam metode


dialektika Hegel. Menurut metode tersebut, perubahan-perubahan dalam
pemikiran, sifat dan bahkan perubahan masyarakat itu sendiri berlangsung melalui
tiga tahap, yaitu tesis (affirmation), antitesis (negation), dan sintesisI (unification).
Dalam hubungan ini Marx cendrung mendasarkan pemikiran kepada argumentasi
Hegel yang menandaskan bahwa kontradiksi dan konflik dari berbagai hal yang
saling berlawanan satu sama lain sebenarnya bisa membawa pergeseran
kehidupan social-politik dari tingkat yang sebelumnya ke tingkat yang lebih tinggi.
Selain dari itu, suatu tingkat kemajuan akan bisa dicapai dengan jalan
menghancurkan hal-hal yang lama dan sekaligus memunculkan hal-hal yang baru

8
B. IDEOLOGI PANCASILA

Pancasila sebagai suatu Ideologi tidak bersifat tertutup dan kaku, tetapi bersifat
reformatif, dinamis dan terbuka. Hal ini dimaksudkan bahwa Ideologi pancasila besifat aktual,
dinamis, antisipatif dan senantiasa mampu menyesuaikan dengan perkembangan zaman,
ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), serta dinamika perkembangan aspirasi masyarakat.
Sebagai suatu ideologi yang bersifat terbuka maka secara structural Pancasila memiliki tiga
dimensi sebagai berikut:

1. Dimensi idealis. Merupakan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila bersifat


sistematis dan rasional yaitu hakikat nilai-nilai yang terkandung dalam lima sila
Pancasila : Ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan.
2. Dimensi normatif. Merupakan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila perlu
dijabarkan dalam suatu sistem normatif, sebagaimana terkandung dalam
Pembukaan UUD 1945 yang memilki kedudukan tinggi yang di dalamnya memuat
Pancasila dalam alinea IV.
3. Dimensi realitas. Merupakan suatu Ideologi harus mampu mencerminkan realitas
yang hidup dan berkembang dalam masyarakat. Oleh karena itu, selain memiliki
dimensi nilai-nilai ideal dan normative, pancasila juga harus mampu dijabarkan
dalam kehidupan bermasyarakat secara nyata, baik dalam kehidupan sehari-hari
maupun dalam penyelenggaraan Negara.

Berdasarkan dimensi yang dimiliki oleh pancasila sebagai Ideologi terbuka, maka sifat
Ideologi pancasila tidak bersifat “utopis”, yaitu hanya merupakan sistem ide-ide belaka yang
jauh dari kehidupan sehari-hari secara nyata. Pancasila juga bukan merupakan Ideologi
“pragmatis” yang hanya menekankan segi praktisi belaka tanpa adanya aspek
idealisme.Ideologi Pancasila yang bersifat terbuka hakikatnya nilai-nilai dasar yang bersifat
unviversal dan tetap. Adapun penjabaran dan realisasinya senantiasa dieksplisitkan secara
dinamis-reformatif yang senantiasa mampu melakukan perubahan sesuai dengan dinamika
aspirasi masyarakat.

C. KEDUDUKAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI

1) Pancasila Sebagai Dasar Negara


Secara formal pancasila dapat dikatakan sebagai sebagai dasar negara. Dasar
negara merupakan alas atau fundamen yang menjadi pijakan dan mampu memberikan
kekuatan kepada berdirinya sebuah negara. Negara Indonesia dibangun juga
berdasarkan pada suatu landasan atau pijakan yaitu Pancasila. Pancasila, dalam

9
fungsinya sebagai dasar negara, merupakan sumber kaidah hukum yang mengatur
negara Republik Indonesia, termasuk di dalamnya seluruh unsur-unsurnya yakni
pemerintah, wilayah dan rakyat. Pancasila dalam kedudukannya seperti inilah yang
merupakan dasar pijakan penyelenggaraan negara dan seluruh kehidupan negara
Republik Indonesia.
Suatu bangsa tidak akan dapat berdiri dengan kokoh tanpa dasar negara yang
kuat dan tidak dapat mengetahui dengan jelas kemana arah tujuan yang akan dicapai
tanpa Pandangan Hidup. Dengan adanya Dasar Negara, suatu bangsa tidak akan
terombang ambing dalam menghadapi permasalahan baik yang dari dalam maupun dari
luar. Pancasila Sebagai Dasar Negara tentunya memiliki fungsi yang sangat penting.
 
Fungsi Pancasila adalah sebagai berikut:
 Jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia, artinya Pancasila lahir bersama
dengan lahirnya bangsa Indonesia dan merupakan ciri khas bangsa Indonesia
dalam sikap mental maupun tingkah lakunya sehingga dapat membedakan
dengan bangsa lain.
 Perjanjian Luhur artinya Pancasila telah disepakati secara nasional sebagai
dasar negara tanggal 18 Agustus 1945 melalui sidang PPKI (Panitia Persiapan
kemerdekaan Indonesia).
 Sumber dari segala sumber tertib hukum artinya bahwa segala peraturan
perundang- undangan yang berlaku di Indonesia harus bersumber pada
Pancasila atau tidak bertentangan dengan Pancasila.
 Cita-cita dan tujuan yang akan dicapai bangsa Indonesia, yaitu masyarakat
adil dan makmur yang merata materiil dan spiritual yang berdasarkan
Pancasila.

2) Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa dan Negara


Setiap manusia di dunia pasti mempunyai pandangan hidup. Pandangan hidup
adalah suatu wawasan menyeluruh terhadap kehidupan yang terdiri dari kesatuan
rangkaian nilai-nilai luhur. Pandangan hidup berfungsi sebagai pedoman untuk mengatur
hubungan manusia dengan sesama, lingkungan dan mengatur hubungan manusia
dengan Tuhannya.
Dalam hal ini Pancasila dipergunakan sebagai petunjuk hidup sehari-hari, dengan
kata lain Pancasila digunakan sebagai penunjuk arah semua kegiatan atau aktivitas
hidup di segala bidang. Tingkah laku dan tindakan perbuatan setiap warga negara
Indonesia harus dilandasi dari semua sila Pancasila, karena Pancasila adalah satu
kesatuan dan tidak dapat dilepas-pisahkan  dari yang satu dengan yang lain.

10
Pancasila yang harus dihayati  dan dijadikan pandangan hidup bangsa dan negara
adalah Pancasila sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945, dengan
demikian jiwa beragama (sila pertama), jiwa berperikemanusiaan (sila kedua), jiwa
berkebangsaan (sila ketiga), jiwa berkerakyatan (sila keempat), dan jiwa yang
menjunjung tinggi keadaan sosial (sila kelima).

         
3) Pancasila sebagai Ideologi Negara
Yang dimaksud dengan istilah Ideologi Negara adalah kesatuan gagasan-gagasan
dasar yang sistematis dan menyeluruh tentang manusia dan kehidupannya baik
individual maupun sosial dalam kehidupan kenegaraan. Ideologi negara menyatakan
suatu cita-cita yang ingin dicapai sebagai titik tekanannya dan mencakup nilai-nilai yang
menjadi dasar serta pedoman negara dan kehidupannya.
Pancasila sebagai ideologi negara dengan tujuan segala sesuatu dalam bidang
pemerintahan ataupun semua yang behubungan dengan hidup kenegaraan harus
dilandasi dalam hal titik tolak pelaksanaannya, dan diarahkan dalam mencapai tujuannya
dengan pancasila. Dengan menyatukan cita-cita yang ingin dicapai ini maka dasarnya
adalah sila kelima, ingin mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, yang
dijiwai oleh sila-sila yang lainnya sebagai kesatuan.
Di dalam Pancasila telah tertuang cita-cita, ide-ide, gagasan-gagasan yang ingin
dicapai bangsa Indonesia. Oleh karena itu Pancasila dijadikan Ideologi Bangsa.

4) Ideologi Terbuka dan Ideologi Tertutup


Ideologi Terbuka merupakan suatu sistem pemikiran terbuka sedangkan ideologi
tertutup merupakan suatu sistem pemikiran tertutup.

Ciri khas Ideologi tertutup :


 Ideologi itu bukan cita-cita yang sudah hidup dalam masyarakat, melainkan
cita-cita satu kelompok orang yang mendasari suatu program untuk mengubah
dan membaharui masyarakat. Hal ini berarti demi ideologi masyarakat harus
berkorban untuk menilai kepercayaan ideologi dan kesetiaannya sebagai
warga masyarakat.
 Isinya bukan hanya berupa nilai-nilai dan cita-cita tertentu melainkan terdiri
dari tuntutan-tuntutan konkret dan operasional yang keras.

Ciri khas ideologi terbuka :


 Nilai-nilai dan cita-citanya tidak dipaksakan dari luar, melainkan digali dan
diambil dari suatu kekayaan rohani, moral dan budaya masyarakat itu sendiri.

11
 Dasarnya bukan keyakinan ideologis sekelompok orang, melainkan hasil
musyawarah.
 Tidak diciptakan oleh negara melainkan digali dan ditemukan masyarakat itu
sendiri.
 Isinya tidak operasional. Menjadi operasional ketika sudah dijabarkan ke
dalam perangkat peraturan perundangan.

Jadi ideologi terbuka adalah milik seluruh rakyat dan masyarakat dalam
menemukan dirinya, kepribadiannya di dalam ideologi tersebut.

D. PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA

Pancasila sebagai ideologi terbuka maksudnya adalah Pancasila bersifat aktual,


dinamis, antisipatif dan senantiasa mampu menyesuaikan dengan perkembangan jaman.
Sebagai suatu ideologi terbuka, Pancasila memiliki dimensi :
 Dimensi idealistis, yaitu nilai-nilai dasar yang terkandung dalam pancasila yang bersifat
sistematis dan rasional yaitu hakikat nilai yang terkandung dalam lima sila Pancasila.
 Dimensi normatif, nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila perlu dijabarkan dalam
suatu sistem norma, sebagaimana terkandung dalam Pembukaan UUD 1945.
 Dimensi realistis, harus mampu mencerminkan realitas yang hidup dan berkembang
dalam masyarakat. Oleh karena itu Pancasila harus dijabarkan dalam kehidupan sehari-
hari sehingga bersifat realistis artinya mampu dijabarkan dalam kehidupan nyata dalam
berbagai bidang.

Keterbukaan Pancasila dibuktikan dengan keterbukaan dalam menerima budaya asing


masuk ke Indonesia selama budaya asing itu tidak melanggar nilai-nilai yang terkandung
dalam lima sila Pancasila. Misalnya masuknya budaya India, Islam, barat dan sebagainya.

E. PANCASILA SEBAGAI PEMERSATUAN BANGSA

          Dalam kehidupan bangsa Indonesia yang beraneka ragam adat dan budaya, pada
dasarnya setiap adat budaya telah mengamalkan juga kelima unsur Pancasila sehingga
dapat dinyatakan berpancasila dalam adat budaya. Di samping itu, di dalam kehidupan
beragamapun telah mengamalkan juga kelima unsur Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Setiap agama di Indonesia pada dasarnya mengajarkan berketuhanan, mengajarkan juga
tentang kemanusiaan dan menumbuhkan rasa persatuan dan keadilan. Jadi semua bentuk

12
agama apapun di Indonesia telah mengamalkan Pancasila sehingga dalam kehidupan
beragama ada rasa persatuan dan saling menghormati antar umat beragama.
          Bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai macam-macam suku pun bukan menjadi
suatu pembeda bagi warga negara Indonesia, justru ini dijadikan nilai positif bagi Indonesia
sebagai negara yang beragam suku dan budaya. Semboyan Bhineka Tunggal Ika yang
artinya walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu jua adalah prinsip kuat bangsa Indonesia
walaupun Indonesia adalah bangsa majemuk yang multi agama, multi bahasa, multi budaya
dan multi ras.

F. PANCASILA SEBAGAI SUMBER NILAI

Bagi bangsa Indonesia, sumber nilai dalam kehidupan bermasyarakat,


berbangsa bernegara adalah Pancasila. Semua tolok ukur tentang baik buruk dan benar
salahnya sikap perbuatan serta tingkah laku bangsa Indonesia adalah nilai-nilai Pancasila.
Nilai-nilai Pancasila merupakan nilai intrinsik yang kebenarannya dapat dibuktikan secara
objektif. Pancasilamengandung nilai-nilai universal, serta nilai subjektif yang menjadi dasar
pedoman hidup dengan dimensi waktu dan ruang.
Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermanfaat, berguna bagi manusia. Selain itu nilai
juga berarti standar ukurantentang sesuatu berkualitas atau tidak berkualitas, bermanfaat
atau tidak bermanfaat. Nilai dapat dikelompokkan menjadi nilai materiil yaitu berguna atau
tidaknya bagi unsur jasmani maupun Nilai vital yaitu sesuatu yang berguna untuk aktivitas.
Nilai kerohanian yaitu sesuatu yang berguna bagi rohani manusia.
Berdasarkan uraian di atas, maka esensi pembahasan pada Pancasila sebagai sumber
bukan mengarah pada nilai material atau vital, melainkan berkaitan dengan nilai kerohanian &
tetap mengakui adanya keseimbangan antara nilai kerohanian, material, dan nilai vital.
Secara yuridis konstitusional Pancasila yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, yang
menjadidasar Negara Republik Indonesia adalah digali dari realitas nilai tata nilai budaya
masyarakat Indonesia.
Nilai-nilai dasar tersebut telah hidup dan berkembang sejak awal peradaban terutama
meliputi berikut ini :
 Nilai religius, yang terdapat dalam sila ke-l Pancasila yaitu Ketuhanan yang Maha
Esa.
 Dalam sila Kemanusiaan yang adil dan beradab, terkandung nilai pengakuan dan
martabat manusia perlakuan yang adil terhadap sesama manusia.
 Dalam sila Persatuan Indonesia, memuat nila mengakui keberagaman masyarakat
Indonesia tidak mendeskriditkan perbudaan suku, agama, ras, maupun golengan,

13
 Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan memuat nilal kedaulatan rakyat, semua warga negara Indonesia
memiliki kedudukan, hak kewajiban yang sama.
  Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, nilai yang terkandung
dalam     nilai ini meliputi keseimbangan antara hak dan kewajiban, keadilan bagi
masyarakat dan rakyat Indonesia.

G. PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA PEMBANGUNAN

Pancasila sebagai paradigma, artinya nilai-nilai dasar Pancasila secara normatif


menjadi dasar, kerangka acuan, dan tolok ukur segenap aspek pembangunan nasional yang
dijalankan di Indonesia. Hal ini sebagai konsekuensi atas pengakuan dan penerimaan
bangsa Indonesia atas Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi nasional. Hal ini sesuai
pula dengan kenyataan objektif bahwa Pancasila adalah dasar negara Indonesia, sedangkan
negara adalah organisasi atau persekutuan hidup manusia, maka tidak berlebihan apabila
Pancasila menjadi landasan dan tolok ukur penyelenggaraan bernegara termasuk dalam
melaksanakan pembangunan.
Paradigma memiliki arti sebagaimana diungkapkan Prof. Dr. H. A. R Tilaar, M.Sc.Ed
bahwa paradigma adalah suatu model penelitian, atau model berpikir oleh sekelompok
manusia apakah pemimpin, kelompok ilmuwan di dalam melihat perkembangan. Pengertian
pembangunan secara sederhana adalah serangkaian kegiatan yang mengarah pada
perubahan yang tata nilai yang lebih baik atau lebih maju.
Pada dasarnya perubahan-perubahan yang diinginkan bagi bangsa Indonesia adalah
perubahan yang mengarah pada keselarasan. keserasian, dan keseimbangan antara
kemajuan lahir dan batin, jasmani, dan rohani atau dunia dan akhirat. Dengan demikian,
bangsa Indonesia menghendaki keselarasan, keserasian, dan keseimbangan hubungan
manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa, antara manusia dengan sesama, manusia dengan
lingkunganya, serta cita-cita kehidupan dunia dan akhirat. Untuk mencapai ini semua perlu
menghayati dan mengamalkan Pancasila.

H. SIKAP POSITIF TERHADAP NILAI-NILAI PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA

Sikap pos'tif warga negara terhadap Pancasila didasari oleh fungsi Pancasila. Dalam
bentuknya yang sekarang, Pancasila berfungsi sebagai dasar negara yang statis karena
merupakan landasan berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia, tuntutan yang dinamis
karena Pancasila bersifat fleksibel dan dapat disesuaikan dengan perubahan zaman (inilah
mengapa Pancasila dimaknai sebagai ideologi terbuka), serta alat pemersatu bangsa.

14
Sikap positifterhadap Pancasila pada dasarnya adalah sejauh mana kita memaknai
nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, untuk selanjutnya diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari. Kita sering mendengar bahwa Pancasila perlu diamalkan dalarn kehidupan
bermasyarakat. berbangsa. dan bernegara.
Pengamalan Pancasila dalam kehidupan bernegara dapat dilakukan melalui cara
sebagai berikut :
1. Pengalaman secara Objektif
2. Pengamalan secara Subjektif

I. SIKAP SELEKTIF TERHADAP PANCASILA

1) KETUHANAN YANG MAHA ESA


a. Sikap positif
 Menjalankan ibadah secara taat sesuai kepercayaan yang dianut, karena
Indonesia mengakui adanya lima agama dan menjunjung tinggi kepercayaan
Ketuhanan bukan lagi dinamisme
 Selalu menghormati orang yang sedang melaksanakan ibadah
 Memberikan kebebasan orang lain memeluk agama dan keyakinan
 Tidak menghina pemeluk agama dan keyakinan orang lain
 Tidak melakukan penistaan agama (melecehkan, merendahkan, dsb)
 Toleransi dalam kehidupan beragama

b. Sikap negatif
 Menganggap agam lain rendah, sehingga cenderung melecehkan, bahkan dalam
skala ekstream menganggap agama lain kotor hanya agamanya sendiri yang suci
dan agama lain layak untuk di singkirkan.
 Hanya mau bergaul dengan orang yang seagama.
 Memisahkan atau meminoritaskan orang yang berbeda kepercayaan.
 Menganggap sesat orang yang bereda keyakinan.
 Tidak mau menerima pemberian bentuk apapun dari orang yang berbeda agama.

2) KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB


a. Sikap positif
 Mengakui dan menghargai keberadaan orang lain, bermasyarakat secara adil
tanpa membedakan golongan
 Menghargai harkat dan martabat manusia yang sederajat
 Keluhuran budi, sopan santun dan susila

15
 Tata pergaulan dunia yang universal, ini sesuai dengan nilai kesetaraan artinya
setiap manusia memiliki kesejahteraan, tanpa membedakan suku, ras dan agama

b. Sikap negatif
 Acuh terhadap tetangga yang kesusahan, menutup telinga dan tidak mau tahu
urusan mereka yang kesusahan dan sentiasa bersombong diri
 Memilih-milih dalam bergaul, hanya mau bergau dan bermasyarakan dengan
orang-orang yang dianggap sederajat sepangkat

3) PERSATUAN INDONESIA
a. Sikap positif
 Saling ketergantungan satu sama lain, tolong menolong, bekerja sama dengan
orang demi kesejahteraan bersama
 Menunjukkan kehidupan kebangsaan yang bebas, tidak memaksakan kehendak
 Cinta tanah air dan bangsa, menjaga kebersihan dan keamanan lingkungan,
tidak melakukan pemborosan, tidak merusak lingkungan, tidak mengambil hak
orang lain (mencuri), ikut usaha pembelaan negara sesuai profesi masing-
masing
 Pengakuan dan kebersamaan dalam keberagaman, tidak memaksakan agama
lain, merasa senasib sepenanggungan
 Keseimbangan antara kepentingan pribadi dan golongan, kerja keras untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya, tidak hanya memikirkan diri sendiri tetapi juga
orang lain

b. Sikap negatif
 Hanya mementingkan suatu suku atau golongannya sendiri
 Tidak memiliki rasa prihatin terhadap perpecahan bahkan menganggap acuh
terhadap masalah atau konlfik yang sedang terjadi di Indonesia
 Meremehkan suku atau golongan lain dan menganggap dirinya yang paling
benar serta pantas di sanjung
     

4) KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN DALAM


PERMUSYAWARATAN PERWAKILAN
a. Sikap positif
 Kedaulatan rakyat, tidak memaksakan kehendak kepada orang lain
 Hikmah kebijaksanaan melalui pikiran yang sehat, memusyawarahkan
kepentingan bersama dan tidak memihak

16
 Tanggung jawab berdasarkan hati nurani, ikhlas, dan amanah menjadi pejabat,
pelayan publik
 Mufakat atas kehendak rakyat bersama
 Asas kekeluargaan dalam musyawarah, selalu musyawarah dalam menyelesaikan
masalah, mengutamakan kepentingan bersama

b. Sikap negatif
 Otoriter dalam memimpin, selalu memandang buluh dan memihak terhadap suatu
golongan
 Mementingkan kepentingan golongan atau pribadi
 Pengambilan keputusan sepihak, tanpa membahas secara musyawarah
 Menganggap yang mayoritas yang memenangkan segalanya tanpa memandang
pendapat golongan lain dan bersikap acuh

5) KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA


a. Sikap positif
 Perlakuan yang adil dalam berbagai kehidupan atau tidak diskriminasi
 Menghilangkan politik dinasti (kekuasaan turun menurun; dari orang tua ke
anaknya)
 Kamakmuran masyarakat yang berkeadilan, meratakan keadilan tanpa
memandang status dan kepentingan
 Keseimbangan yang adil dalam antara kehidpan pribadi dan masyarakat
 Keseimbangan yang adil  antara kebutuhan jasmani dan rohani, materi dan
spiritual
         
b. Sikap negatif
 Membedakan fasilitas umum antara pejabat dan rakyat biasa
 Keadilan hanya untuk golongan tertentu, dalam artian menindak suatu
permasalahan selalu tebang pilih dan menguntungkan pihak yang seharusnya
salah
 Membeda-bedakan perhatian antar suku

17
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kata ideologi berasal dari bahasa latin yaitu idea yang berati daya cipta
sebagagai hasil keseadaran manusia dan logos yang berarti ilmu. Bahwa suatu
ideologi pada umumnya menunjukan pandangan khas tentang pentingnya kerja sama
antar manusia dalam kerja, hubungan manusian dengan kekuasaan dan tingkat
kesederajatan antar manusia.

Suatu ideologi pada dasarnya merupakan hasil refleksi manusia atas


kemampuanya mengadakan distansi ( menjaga jarak ) dengan dunia kehidupannya.
Dan pancasila merupakan dasar negara Indonesia dan juga merupakan ideologi
bangsa indonesia.

Sebagai ideologi nasional, pancasila telah tumbuh dan berkembang dari sosial –
budaya masyarakat Indonesia.

Pancasila sebagai ideologi terbuka, pancasila senantiasa mampu berinteraksi


secara dinamis. Nilai – nilai pancasila tidak boleh diubah , namun pelaksanaannya kita
sesuaikan dengan tantngan nyata yang kita hadapi.

Pancasila dalam dimensi ideologinya telah memenuhi syarat sebagai ideologi


terbukayang didalamnya mengandung dimensi realita, dimensi idealisme, dimensi
fleksibelitas. Sedangkan dalam perujudannya sebagai ideologi terbuka, pancasila
mengandung nilai dasar, nilai instrumental, nilai praksis.

18
DAFTAR PUSTAKA

Budianto. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SMA Kelas XII. Jakarta: Erlangga

Anonimous. 8 Agustus 2007. Pancasila Sebagai Ideologi Negara.


http://ahmadrocklee.blogspot.com/2007/08/pancasila-sebagai-ideologi-negara.html (diunduh pada
tanggal 02 Desember 2018)

Anonimous. 5 Januari 2009. Pancasila Sebagai Ideologi.


http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pendidikan_pancasila/bab4-
pancasila_sebagai_ideologi.pdf (diunduh pada tanggal 02 Desember 2018)

Sabinus Bunyau. 19 Oktober 2012. Fungsi Dan Kedudukan Pancasila.


http://sabynuzbunyw.blogspot.com/2012/10/fungsi-dan-kedudukan-pancasila.html (diunduh pada
tanggal 02 Desember 2018)

Mul Sandi. 26 Juni 2013. Makalah Pancasila Sebagai Sumber Nilai dan Paradigma Pembangunan
http://fb-tgs.blogspot.com/2013/06/makalah-pancasila-sebagai-sumber-nilai.html (diunduh pada
tanggal 02 Desember 2018)

Aldilah Bagas. 17 Juni 2012. PANCASILA Sebagai Sumber Nilai. http://aldilah-bagas-


d.blog.ugm.ac.id/2012/06/17/pancasila-sebagai-sumber-nilai/ (diunduh pada tanggal 02 Desember
2018)

Fina Syarifah. 21 September 2010. Macam-macam IDEOLOGI dan Pengertiannya.


https://www.academia.edu/9210910/Macam-macam_IDEOLOGI_dan_Pengertiannya (diunduh
pada tanggal 02 Desember 2018)

19

Anda mungkin juga menyukai