Disusun oleh
Kelompok 1:
- Erwin Maulana (211109)
- Ervina Dian Pramudita (211060)
- Kamillia Zahrah Salsabila Irbah (211063)
- Muhamad Irfan Sofian (211122)
- Wildan Saepuloh (211092)
- Yessa Meidina Putri (211044)
- Vita Suci Maharani (211206)
FAKULTAS HUKUM
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji Syukur ke hadirat Allah SWT Tuhan yang Maha Esa. Atas rahmat dan
hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Kegiatan
Akal Budi Manusia” dengan tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Logika dan Penalaran
Hukum. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan bagi para
pembaca dan juga bagi kami selaku mahasiswa.
Kami sebagai kelompok satu mengucapkan terima kasih kepada Ibu Happy Yulia
Anggraeni S.T, S.H, M.Kn, M.H. selaku dosen Mata Kuliah Logika dan Penalaran
Hukum.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu saran dan
kritikan yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini. Maka dari
itu, mohon maaf apabila masih terdapat kesalahan baik dalam penulisan maupun
isi.
Terimakasih.
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI .......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................3
A. Legal Reasoning dalam Penetapan Hukum ...........................................3
B. Kegiatan Akal Budi Manusia...................................................................5
1. Kegiatan Akal Budi Tingkat I............................................................5
2. Kegiatan Akal Budi Tingkat II..........................................................10
3. Kegiatan Akal Budi Tingkat III.........................................................12
BAB III PENUTUP ............................................................................................14
A. Kesimpulan..............................................................................................14
B. Saran .......................................................................................................15
Daftar Pustaka .....................................................................................................15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Akal adalah kemampuan pikir manusia sebagai kodrat alami yang dimiliki
manusia. Berpikir adalah perbuatan operasional yang mendorong untuk
aktif berbuat demi kepentingan dan peningkatan hidup manusia. Fungsi
akal adalah untuk berfikir, kemampuan berfikir manusia mempunyai
fungsi mengingat kembali apa yang telah diketahui sebagai tugas dasarnya
untuk memecahkan masalah dan akhirnya membentuk tingkah laku. Budi
adalah akal yang merupakan unsur rohani dalam kebudayaan. Budi
diartikan sebagai batin manusia, panduan akal dan perasaan yang dapat
menimbang baik buruk segala sesuatu.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pentingnya legal reasoning/penalaran hukum dalam per-Undang-
undangan dilihat dari sistem hukum di Indonesia?
2. Apa itu logika?
3. Apa dan siapa yang menjadi objek formal dan materiel dari logika?
4. Ada berapa tingkatan Akal Budi Manusia?
5. Apa saja yang terjadi dalam proses kegiatan Akal Budi Manusia?
6. Apakah hasil dari berbagai tingkatan kegiatan Akal Budi Manusia?
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Tommy Hendra Purwaka, "PENAFSIRAN, PENALARAN, DAN ARGUMENTASI
HUKUM YANG RASIONAL. MMH,Jilid40 No. 2 April 2011
3
Logika berasal dari bahasa Latin logos yang berarti "perkataan". Istilah
logos secara etimologis sebenarnya diturunkan dari kata sifat logike: "Pikiran"
atau "kata". Istilah Mantiq dalam bahasa Arab berasal dari kata kerja Nataqa yang
berarti "berkata" atau "berucap". Istilah dari logika, dilihat dari segi etimologis,
berasal dari kata Yunani logos yang digunakan dengan beberapa arti, seperti
ucapan, bahasa, kata, pengertian, pikiran, akal budi, ilmu. Dari kata logos
kemudian diturunkan kata sifat logis yang sudah sangat sering terdengar dalam
percakapan kita sehari-hari. Sementara Logikos adalah mengenai sesuatu yang
diutarakan, mengenai pertimbangan akal, atau yang berkenaan dengan ungkapan
lewat bahasa. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa logika merupakan
pertimbangan akal atau pikiran yang diungkapkan melalui kata dan dinyatakan
dalam suatu bahasa.
Logika itu sangat penting dalam khidupan sehari-hari, ini berkaitan dengan
kemampuan kita bernalar. Beruntunglah kita sebagai manusia diberikan
kemampuan penalaran. Jadi pada dasarnya, semua manusia itu secara tidak sadar
pasti menggunakan logikanya dalam menjalani kehidupan.
Kalau demikian apa yang menjadi objek materiel logika? Ada yang
berpendapat objek materiel logika adalah akal budi (pikiran) manusia. Akan
tetapi, akal budi (pikiran) manusia tidak bisa diamati sehingga tidak bisa dijadikan
objek materiel sebuah ilmu. Oleh karena itu, objek materiel logika sesungguhnya
adalah manusia itu sendiri. Sementara objek formalnya adalah kegiatan akal budi
untuk melakukan penalaran yang lurus, tepat, teratur, yang tampak melalui
ungkapan pemikiran dan terwujud dalam bahasa.
4
lainnya. Maka dari itu, ada yang disebut sebagai “KEGIATAN AKAL BUDI
MANUSIA”. 2
Kegiatan akal budi pada tingkat ppertama ini juga bisa dinamakan
Aprehensi Sederhana (Simple Apprehension). Pada kegiatan ini yang terjadi
adalah akal budi (intelek) secara langsung melihat, mempersepsi, menangkap atau
mengerti suatu atau objek tertentu. Mengerti berarti menangkap inti sesuatu yang
dapat dibentuk oleh akal budi. Hal ini terjadi pada panca indera atau melalui
kegiatan berpikr itu sendiri. Kegiatan ini nantinya akan menghasilkan ‘ide’ atau
‘gagasan’ tentang hal atau objek tertentu. Idea ini terbentuk didalam akal budi
manusia melalui proses abstraksi. Dengan terbentuk nya idea dalam akal budi
manusia berarti bahwa akal budi manusia itu menangkap atau memahami esensi
dari objek tersebut. Jadi, Aprehensi sederhana adalah tindakan akal budi yang
menangkap atau mengerti sesuatu hal tanpa mengiyakan atau menyangkal. Produk
atau hasil dari kegiatan Aprehensi sederhana adalah terbentuknya konsep dalam
alam pikiran.
2
Ainur Rahman Hidayat, Filsafat Berfikir, Teknik-teknik berfikir logis kontra kesesatan berfikir,
(Pamekasan: Duta Media, 2018) hal. 6
5
Konsep
Istilah konsep dalam bahasa latin (concipere: kata kerja) berarti mencakup,
mengandung, menyedot, menangkap. Kata bendaannya (conceptus) artinya
tangkapan. Jadi, konsep adalah hasil tangkapan intelektual atau akal budi
manusia. Konsep atau ide sama dengan dengan istilah ‘idea’ yang berasal dari
bahasa yunani adalah perkataan (eidos) yang secara harfiah berarti orang lihat,
yang menampakkan diri, bentuk, gambar, rupa dari sesuatu. Jadi, eidos
menunjukkan pada yang ada atau yang muncul pada intelek atau akal budi
manusia. Dengan demikian konsep menunjukkan pada representasi atau
perwakilan dari objek yang ada diluar subjek seperti benda, peristiwa, hubungan,
dan gagasan).
6
b. Ciri eksidental
Yakni ciri sampingan, ciri secondair, dan ciri jadian. Ciri
ini merupakan ciri pelengkap yang sifatnya melekat pada
esensi objek. 3
a. Isi pengertian
Adalah kesatuan ciri yang menentukan pengertian suatu hal. Isi
suatu pengertian (kata atau term) sering disebut komprehensi, sedangkan
luas suatu pengertian disebut ekstensi. Komprehensi kadang juga disebut
3
Dr.Raja oloan & Carolus suharyanto, M.Si. , Logika Ilmu Berpikir Kritis, (PT. Kanisius, 20019), hlm
13-14
7
konotasi atau intensi, sedangkan ekstensi kadang disebut denotasi. Isi
suatu pengertian dapat dicari dalam inti pengertian. Isi pengertian (kata
atau term) adalah semua unsur yang termuat dalam suatu pengertian, yang
meliputi kualitas, karakteristik, dan keseluruhan arti yang tercakup dalam
suatu term.
Isi pengertian, dapat ditemukan dengan menjawab pertanyaan:
manakah bagian-bagian (unsur-unsur) suatu pengertian tertentu.
Pengertian atau term ‘manusia’ misalnya, mengandung unsur-unsur pokok
seperti ‘rasional’, ‘beradab’, ‘berbudaya’, ‘berada’, ‘material’, ‘berbadan’,
‘hidup’, ‘dapat berbicara’, ‘makhluk sosial’ dan seterusnya. ‘Pegawai
Negeri’, pengertian atau term ‘pegawai negeri’ meliputi: ia adalah seorang
manusia, mempunyai pekerjaan tertentu, tidak secara kebetulan saja,
memiliki jabatan tertentu, gajinya dibayar pemerintah, diangkat oleh
pemerintah, ada surat keputusan pemerintah dan sebagainya.
b. Lingkaran pengertian
Adalah jumlah hal dimana isi berlaku sepenuh baginya. luas
pengertian (extension) berarti benda-benda atau lingkungan realitas yang
dinyatakan oleh pengertian atau kata tertentu. Akan tetapi, tidak semua
pengertian atau kata itu sama luasnya. Misalnya, kata kerbau hanya
berlaku untuk kerbau saja. Tetapi, perkataan binatang lebih luas karena
pengertian binatang meliputi kerbau, kuda, anjing, tikus, dan lain-lain.
8
b. Pengertian partikular (sebagian)
c. Pengertian singular (tunggak)
d. Pengertian kommon (wakil).
Pada kegiatan akal budi tingkat ini secara langsung manusia melihat,
mempersepsi, menangkap atau mengerti suatu objek tertentu. Selanjutnya
kegiatan akal budi manusia setelah menemukan pengertian atau konsep.
Mengumpulkannya menjadi definisi , proses inilah yang dinamakan
memindahkan kedalam kalimat atau menuliskan dan mengucapkannya. Rumusan
definisi itu harus benar-benar mewakili atau menggambarkan pengertian obbjek
yang ada di jiwa kita.
a. Definisi Nominal
Definisi ini bukan arti definisi yang sesungghnya, ini sangat bertolak
belakang dengan arti kata yang dimaksudkan. Karena itu kita harus
menghindari definisi nominal dalam karya-karya ilmiah. Definisi ini
bisa dicari dikamus. Contohnya: Ekonomi berasal dari kata yunani
“oikos” dan “nomos” yang artinya aturan rumah tangga. Istilah logika
dibentuk dari kata Yunani “logikos” yang berasal dari kata benda
“logos”. Kata logos berarti sesuatu yang diutarakan, pertimbangan
akal, kata, percakapan atau ungkapan lewat bahasa.
b. Definisi Real
Adalah definisi yyang memberikan penjelasan tentang konsep yang
dimaksudkan dengan cara menyebutkan unsur-unsur pokok atau ciri
utama dalam konsep tersebut.
9
Dalam membuat definisi tidak bisa sembarangan, karena hal itu yang akan
membingungkan konsep hendak kemana ia diarahkan dan orang yang akan
menerima definisi itu akan kebingungan dalam menafsirkannya sehingga yang
terjadi adalah tersendatnya komunikasi. Untuk menghindari hal itu ada empat
syarat yang harus dipenuhi dalam definisi:
1. Ciri esensi yang disebut tidak boleh berlebihan dan atau tidak boleh
berlebihan ataupun kurang
2. Tidak memakai kata yang berulang-ulang
3. Tidak memakai perkataaan yan terlalu umum
4. Tidak memakai kata negatif.
10
beruppa mengelompokkan dan menghubungkan dua konsep (idea)
tindakan ini berupa mempersatukan dua konsep dengan jalan
mengiyakan, atau memisahkan dua konsep dengan jalan
menyangkal. Dalam proses ini, salah satu konsep disebut subjek
dan yang lainnya dinamakan predikat. Kedua konsep ini
dihubungkan dengan jala disusun sedemikian rupa sehingga
menghasilkan atau mewujudkan sebuah penilaian. Penilaian ini
berupa menentukan apakh kedua konsep ini sama atau tidak.
Hasinya adalah berupa keputusan. Dalam keputusan itu dinyatakan
bahwa konsep yang satu yakni ‘predikat’ mengiyakan atau
menyangkal konsep yang lain yakni ‘subjek’.
Keputusan (Proposisi/Pernyataan)
Imanuel Kant mengenalkan dua macam proposisi Menurut sumber nya, yaitu:
a. Proposisi analitik
Adalah proposisi yang predikatnya mempunyai pengertian yang sudah
terkandung pada subjeknya.
b. Proposisi sintetik
11
Adalah proposisi yang predikatnya mempunyai pengertian yang bukan
menjadi keharusan bagi subjeknya
a. Proposisi kategirik
b. Proposisi hipotek
c. Proposisi disyungtif.
Kegiatan akal budi ini juga bisa disebut Penalaran (Reasoning). Pada
tingkat ini yang terjadi adalah akal budi manusia melihat atau memahami
sekelompok proposisi atau dalam ilmu logika disebut proposisi anteseden.
Kemudian berdasarkan pemahaman tentang proposisi anteseden itu atau
pemahaman tentang hubunga antara proposisi-proposisi anteseden, akal budi
menarik atau membentuk proposisi baru yang disebut proposisi konsekuen atau
kesimpulan proposisi anteseden atau bisa disebut premis. Jadi, penalaran adalah
kegiatan atau proses yang mempersatukan anteseden dan konsekuen. Keseluruhan
proposis anteseden dan kensekuen dinamakan argumentasi.
12
Loren Bagus, memaknai penalaran sebagai berikut:
13
BAB III
A. KESIMPULAN
Kedua, Pada kegiatan berpikir tingkat pertama yang terjadi adalah akal budi
secara langsung melihat, mempersepsi, menangkap atau mengerti sesuatu atau
obyek tertentu. Hal ini terjadi baik melalui panca indera maupun melalui kegiatan
berpikir itu sendiri.
Dengan terbentuknya idea atau gagasan atau konsep dalam akal budi manusia
berarti bahwa akal budi manusia itu menangkap atau memahami esensi dari obyek
tertentu. Tindakan akal budi ini yang berupa mempersatukan dua konsep dengan
jalan mengiyakan, atau memisahkan dua konsep dengan jalan menyangkal.
14
Dalam proses ini, salah satu konsep disebut subyek dan yang lainnya
dinamakan predikat. Kedua konsep ini, dihubungkan dengan jalan disusun
sedemikian rupa sehingga mewujudkan sebuah penilaian.
Pada tingkat ini yang terjadi adalah akal budi manusia melihat atau memahami
sekelompok proposisi anteseden. Kemudian berdasarkan pemahaman tentang
proposisi-proposisi anteseden itu, akal budi menarik atau membentuk sebuah
proposisi baru yang disebut proposisi konsekuen atau kesimpulan. Proposisi
anteseden itu juga biasa dinamakan premis. Jadi, penalaran adalah kegiatan atau
proses yang mempersatukan anteseden dan konsekuen.
B. SARAN
Indonesia adalah Negara hukum yang dimana setiap kegiatan dan aktivitas
haruslah berdasarkan hukum. Namun, dalam penegakan hukum perlu yang
namanya peran aktif daripada logika terutama subjek yang memberi keputusan
terhadap hukum. Oleh karena itu, lebih utama dan alangkah baiknya yang
diangkat mendapatkan peran tersebut memiliki penalaran dan silogisme yang
tinggi. Sehingga keputusan yang dikeluarkan dapat dipertanggungjawabkan sesuai
dengan ketentuan dan daya pikir sosial.
DAFTAR PUSTAKA
15
Buku Ajar, logika ilmu berfikir kritis, Dr. Raja oloan tumanggor dan carolus
suharyanto, M. Si. Universitas tarumanagara, Jakarta, 19 sept 2019, PT. Kanisius
16