Anda di halaman 1dari 12

AUDIT HUKUM LEMBAGA EKSEKUTIF

“Dipresentasikan dalam mata kuliah Legal Audit”

Dosen pengampu: Muhammad Ihsan, M.H.

Disusun Oleh Kelompok 2 :

1. Sakinah Fitri 202013006

2. Sulfia Maharani 202013003

3. Amalik Yusbar 202013013

4. Khairil 202013030

JURUSAN HUKUM TATA NEGARA

FAKULTAS SYARI’AH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI LHOKSEUMAWE

2022
DAFTAR ISI

Daftar isi ...................................................................................................... i

A. PENDAHULUAN ............................................................................ 1

1. Latar belakang ........................................................................... 1

B. PEMBAHASAN .............................................................................. 2

1. Pengertian Audit Hukum ............................................................. 2

2. Pengertian Lembaga Eksekutif..................................................... 3

3. Kasus Audit Hukum Lembaga Eksekutif ..................................... 4

C. PENUTUP........................................................................................ 9

1. Kesimpulan ................................................................................. 9

D. Daftar pustaka ................................................................................. 10

i
A. PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Pemerintah daerah dalam melaksanakan penatakelolaan keuangan
membutuhkan suatu badan pengawas daerah untuk meminimalisir
penyimpangan pengguna keuangan negara yang dilakukan pihak-pihak
tertentu. Dengan adannya pengawas ini, Pemerintah diharapkan
menghasilkan laporan hasil audit yang berkualitas sehingga salah satu
tuntutan masyarakat untuk menciptakan good governance dan clean
governance dalam penyelenggaraaan pemerintah daerah dapat terlaksana.
Pengelolaan keuangan pemerintah yang baik harus didukung dengan
adanya audit sektor publik yang berkualitas, karena jika audit sektor publik
rendah, akan memberikan kelonggaran terhadap lembaga pemerintah
untuk melakukan penyimpangan penggunaan anggaran.
Negara yang dikelola oleh pemerintah mencakup dana yang cukup
besar jumlahnya. Pertanggungjawaban atas penggunaan dana untuk
penyelenggaraan pemerintahan seharusnya didukung dengan suatu
pengawasan yang cukup andal guna menjamin pendistribusian dana yang
merata pada semua sektor publik sehingga efektivitas dan efisiensi
penggunaan dana bisa di pertanggungjawabkan.
Pengelolaan keuangan pemerintah yang baik harus didukung audit
sektor publik yang berkualitas, karena jika kualitas audit sektor publik
rendah, akan memberikan kelonggaran terhadap lembaga pemerintah
untuk melakukan penyimpangan penggunaan anggaran. Selain itu juga
mengakibatkan risiko tuntutan hukum (legitimasi) terhadap aparatur
pemerintah yang melaksanakannya.

1
B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Audit Hukum
Audit merupakan suatu kegiatan mengumpulkan, mengevaluasi
bukti-bukti dan informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat
kesesuaian antara informasi dan kriteria yang telah ditetapkan sebagai
suatu parameter. Audit juga meliputi bidang yang luas, tidak hanya
menyangkut persoalan keuangan. Secara umum, Audit dilakukan untuk
meningkatkan mutu. Mutu yang dimaksud adalah tidak hanya menyangkut
tentang persoalan produk, barang atau jasa, tetapi juga persoalan tentang
sumber daya dalam hal kepatuhan menaati hukum serta standard panduan
lainnya.
Adapun hukum itu merupakan aturan yang berlaku sebagai
panduan perilaku masyarakat. Hukum juga mengandung perintah dan
larangan yang diperkuat daya ikatnya sebagai panduan perilaku dengan
adanya saksi. Hukum yang dipakai dalam audit adalah hukum positif,
yaitu hukum yang ditetapkan dan merupakan produk pemerintah. Berikut
ini adalah beberapa pengertian hukum menurut para ahli antara lain :
a. Menurut E. Utrecht: “Hukum adalah himpunan petunjuk hidup
(perintah atau larangan) yang mengatur tata tertib dalam suatu
masyarakat yang seharusnya ditaati oleh anggota masyarakat dan jika
dilanggar dapat menimbulkan tindakan dari pihak pemerintah dari
masyarakat itu.”1
b. Menurut Immanuel Kant: “Hukum adalah keseluruhan syarat
berkehendak bebas dari orang untuk dapat menyesuaikan dari dengan
kehendak bebas dari orang lain, dengan mengikuti peraturan tentang
kemerdekaan.”
c. Menurut Thomas Hobbes: “Hukum adalah perintah-perintah dari orang
yang memiliki kekuasaan untuk memerintah dan memaksakan
perintahnya kepada orang lain.”

1
Chainur Arrasjid, Dasar-dasar Ilmu Hukum, (Jakarta: Sinar Gratika, 2000), h. 21.

2
d. Menurut J.C.T Simorangkir dan Woerjono Sastro Pranoto“ Hukum
adalah peraturan-peraturan bersifat memaksa yang dibuat oleh badan-
badan resmi yang berwajib, yang menentukan tingkah laku manusia
dalam lingkungan masyarakat, pelanggaran terhadap peraturan-
peraturan tadi berakibat di ambilnya tindakan hukuman.”
e. Menurut Jhon Austin : “Hukum adalah peraturan yang di adakan untuk
memberikan bimbingan kepada makhluk yang berakal oleh makluk
yang berakal yang berkuasa atasnya.”
Audit hukum adalah pemeriksaan dan analisa hukum atas
penerapan di berbagai ketentuan peraturan perundang-undangan oleh
pihak-pihak tertentu yang menjadi target Audit hukum baik perorangan
ataupun lembaga. Adapun hal yang diteliti berkenaan dengan kepatuhan
hukum atau legalitas adalah harta kekayaan, asset dan kewajiban atau
utang-utangnya, transaksi dan perbuatan hukum, kegiatan-kegiatannya
serta berbagai permasalahan hukum yang dihadapi dan penanganan atau
penyelesaiannya sehingga dapat diketahui kadar atau kualitas kesadaran
dan kepatuhan hukumnya.2 Audit hukum juga merupakan serangkaian
proses yang berlangsung dalam beberapa tahap, yaitu tahap pengerjaan,
pemeriksaan, dan tahap tindak lanjut.

2. Pengertian lembaga Eksekutif


Lembaga adalah institusi atau pranata yang di dalamnya terdapat
seperangkat hubungan norma-norma, nilai-nilai, dan keyakinan-keyakinan
yang nyata dan berpusat kepada berbagai kebutuhan sosial serta
serangkaian tindakan yang penting dan berulang. Penggunaan istilah
lembaga atau institusi cukup sering kita dengar sehari-hari di masyarakat
dan sering dikaitkan dengan organisasi, sosial, masyarakat, formal, dan
informal. Pada umumnya penggunaan kata lembaga tidak bisa dipisahkan

2
Slamet Suhartono, Mengenal Audit Hukum, (Jawa Tengah: CV. Cipta mandiri
Solusindo, 2021), h. 1.

3
dengan istilah lain yang berhubungan dengan organisasi, sosial,
masyarakat, karena merupakan satu kesatuan yang saling melengkapi.
Kata eksekutif sendiri terkait dengan pemerintahan dan juga
jabatan. Eksekutif merupakan lembaga pemerintahan yang dibuat oleh
negara untuk menjalankan berbagai fungsi kenegaraan. Secara sederhana,
eksekutif dapat disebut juga sebagai pemerintahan. Selain itu, sosok yang
dibilang sebagai eksekutif adalah sosok yang dianggap paling penting
dalam suatu sistem organisasi. 3 Seperti contohnya pada struktur negara,
lembaga eksekutif merupakan lembaga yang paling tinggi jabatannya.
Begitu juga dalam perusahaan, eksekutif merupakan pemegang kekuasaan
paling tinggi yang akan mengambil keputusan dalam suatu perusahaan.
Lembaga eksekutif adalah lembaga yang diberi kekuasaan untuk
melaksanakan undang-undang. Saat ini, kedudukan lembaga eksekutif
dipegang oleh kepala pemerintahan, yakni presiden dan wakilnya serta
menteri-menteri. Diterangkan Dr. J. UU Nurul Huda, Ketua Prodi
Magister Ilmu Hukum UIN Bandung, dalam Hukum Lembaga Negara, di
negara demokratis, secara sempit lembaga eksekutif diartikan sebagai
kekuasaan yang dipegang oleh raja atau presiden beserta menteri-
menterinya. Dalam arti luas, lembaga eksekutif mencakup para pegawai
negeri sipil dan militer. Oleh sebab itu, secara sederhana, lembaga
eksekutif dapat disebut sebagai pemerintah.

3. Kasus Audit Hukum Lembaga Eksekutif


Sebelum membahas tentang contoh kasus audit hukum lembaga
eksekutif, terlebih dahulu kita akan membahas tentang BPK. Pada
hakikatnya berbagai peran yang dilakukan oleh BPK untuk ikut
memberantas korupsi dalam menjalankan fungsinya sebagai satu satunya
lembaga pemeriksa keuangan negara yang diatur oleh konstitusi. Karena,
peran BPK dalam melindungi keuangan Negara demi kemashalatan

3
Laurensius Arliman, Kedudukan ketetapan dalam hierarki perundang-undangan, Lex
Jurnalica, Volume 13, nomor 3, 2016.

4
bangsa dan negara sangatlah dibutuhkan, upaya pemberantasan korupsi
yang dilaporkan melalui KPK, memberi dampak positif terhadap sirkulasi
keuangan yang mengalir di Indonesia. Eksistensi BPK sudah terlihat
dengan terkuaknya kasus-kasus yang menyebabkan kerugian negara.
Setelah kemudian BPK menemukan hasil audit yang mencurigakan dan
berdampak pada kerugian negara, BPK akan mencari akar permasalahan
tersebut dengan dibantu KPK.
Dalam konteks pemberantasan korupsi tanggung jawab BPK
sesungguhnya diwujudkan dari perspektif penindakan dan pencegahan
korupsi yang dikaitkan dengan proses dan hasil pemeriksaan BPK. Pasal
14 UU Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara menjelaskan bahwa, “Apabila dalam
pemeriksaan ditemukan unsur pidana, BPK segera melaporkan hal tersebut
kepada instansi yang berwenang sesuai dengan peratuaran perundang-
undangan.” Kewajiban untuk segera melaporkan ditemukannya unsur-
unsur pidana selama pemeriksaan kepada instansi berwenang merupakan
suatu bentuk peranan BPK untuk mempercepat proses penindakan tindak
pidana korupsi, bahkan begitu hasil pemeriksaan BPK tersebut tidak
dilaporkan atau diperlambat anggota dapat dipidana. Ini memperlihatkan
ketentuan mengatur secara tegas peranan BPK dalam memberantas
korupsi.4
Adapun contoh kasus yang pernah terjadi di Indonesia tentang
audit hukum lembaga eksekutif yang dibantu oleh BPK adalah tentang,
“mahasiswa demo kasus pemotongan DD SBB di BPK.”
Puluhan mahasiswa mendatangi Kantor Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK) Perwakilan Provinsi Maluku, untuk mempertanyakan
Audit Kasus Pemotongan Dana Desa (DD) di Kabupaten Seram Bagian
Barat (SBB) Tahun 2017. Para pendemo merupakan gabungan dari Garda

4
Beni Kurnia Illahi dan Muhammad Ikhsan Alia, Pertanggungjawaban Pengelolaan
Keuangan Negara Melalui Kerja Sama BPK dan KPK, Volume 3 Nomor 2 - Desember 2017, h.
45.

5
NKRI dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) RI. Mereka mendatangi
Kantor BPK di Jalan Laksdya Leo Wattimena, Negeri Lama, Kota Ambon.
Rombongan pendemo dikoordinir oleh Rheno Latuconsina. Mereka
mendatangi BPK, karena mendapat informasi, kalau BPK sementara
melakukan audit kerugian negara kasus dugaan korupsi pemotongan DD
Kabupaten SBB Tahun 2017 sebesar 1.5 persen berdasarkan Surat
Keputusan (SK) Bupati SBB Nomor Kep/412. 2-437/Tahun 2017 tentang
Penetapan Rincian DD.
Dalam orasinya, para pendemo meminta BPK dan pihak yang
berwenang transparan dalam penanganan Kasus Pemotongan DD pada 92
Desa di Kabupaten SBB. “Persoalan DD 1,5 persen ini belum selesai.
Kepolisian Resor (Polres) SBB yang memulai penyelidikan kasus DD
SBB,” tandas Rheno Latuconsina. Ia mengungkapkan, Bupati SBB
melakukan pemotongan DD pada 92 desa, merujuk pada Peraturan
Presiden Nomor 86 Tahun 2017 tentang Rincian Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (APBN). Dasar hukum ini dipakai untuk dikeluarkan
Keputusan Bupati Nomor 412.2-437 Tahun 2017 tanggal 6 November
2017, tentang Perubahan Atas Lampiran Keputusan Bupati SBB Nomor
412.2-79 Tahun 2017 tentang Penetapan Rincian DD Setiap Desa Tahun
Anggaran 2017.
Polres Kabupaten SBB kemudian mengambil langkah hukum
untuk melakukan penyelidikan melalui Surat Perintah Penyelidikan
(Sprindik) Reskrim Polres SBB dengan Nomor
Sp.Lidik/33/V/2018/Reskrim, tertanggal 7 Mei 2018. Namun hingga kini,
penangan kasusnya tak jelas. “Kami juga mencium isu pemotongan DD ini
dengan alasan penambahan anggaran untuk pelaksanaan Pesparawi 2017
tingkat Provinsi Maluku di SBB. Ini kesalahan besar,” tegas Rheno
Latuconsina. Untuk pelaksanaan kegiatan pesparawi, kata Rheno
Latuconsina, anggarannya sudah masuk dalam Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) sebesar Rp18,7 miliar. Ditambah lagi bantuan
dari Pemprov Maluku sebesar Rp500 juta.

6
Catatan Berita/UJDIH Perwakilan Maluku Tahun 2019 Rheno
Latuconsina menegaskan, pemotongan DD oleh Bupati SBB merupakan
pelanggaran hukum, karena tidak sesuai dengan petunjuk teknis.“Jangan
sampai Bupati SBB kebal dengan hukum. Saya selaku Koordinator BEM
Kota Ambon meminta tegas Polda Maluku segera menuntaskan Kasus
Korupsi DD di Kabupaten SBB,’’ tegas Rheno Latuconsina lagi. Ketua
Umum Garda NKRI Maluku, Zen Lelangwayang dalam orasinya meminta
Aparat Penegak Hukum (APH) serius menuntaskan kasus pemotongan DD
di Kabupaten SBB. “DD tidak bisa dialihkan untuk kegiatan lain,
meskipun itu adalah kebijakan bupati atau gubernur.
Kebijakan yang diambil oleh Bupati SBB merupakan perbuatan
yang tidak sesuai dengan aturan hukum dan mekanisme penggunaannya,”
paparnya. Oleh karena itu, Bupati SBB harus secepatnya diperiksa oleh
pihak berwenang. “Jangan-jangan Bupati SBB mau memperkaya diri atau
Bupati SBB mempersiapkan diri untuk membiayai dua periode pencalonan
bupati nanti,” paparnya lagi. Setelah menyampaikan orasinya, perwakilan
pendemo diterima jajaran BPK Perwakilan Provinsi Maluku. Kepala BPK
Perwakilan Provinsi Maluku, Muhammad Abidin menjelaskan, BPK tidak
melakukan Audit Kasus Pemotongan DD Kabupaten SBB. Apa yang
disampaikan pendemo merupakan aspirasi.
Namun harusnya disampaikan kepada pihak berwenang yang
menanganinya. “Kita harus jelas, karena sudah ada proses di Kepolisian
sesuai laporan maka itu merupakan ranah instansi masing-masing. Itu yang
sudah kita jelaskan kepada mereka,” kata Muhammad Abidin, saat
dihubungi melalui telepon selulernya. Muhammad Abidin mengatakan,
penjelasan harus diberikan agar mereka mengetahui tahapan dan
prosesnya. Sementara itu Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat
Reskrim) Polres SBB, AKP Mido Yohanes Manik, yang dikonfirmasi,
enggan mengangkat telepon selulernya.
Catatan :

7
1. Pengelolaan Keuangan Desa adalah keseluruhan kegiatan yang
meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan
pertanggungjawaban keuangan Desa.
2. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, selanjutnya disebut APB
Desa, adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan Desa. APB
Desa merupakan dasar pengelolaan keuangan Desa dalam masa 1
(satu) tahun anggaran mulai tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal
31 Desember.
3. Dana Desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara yang diperuntukkan bagi Desa yang ditransfer melalui
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten/kota dan
digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan,
pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan
pemberdayaan masyarakat.
4. Tindak pidana korupsi adalah setiap orang yang secara melawan
hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain
atau suatu korporasi yang dapatCatatan Berita/UJDIH Perwakilan
Maluku Tahun 2019 merugikan keuangan negara atau perekonomian
negara; setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri
atau orang lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan,
kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau
kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian
negara (vide: Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 jo. Undang
Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Tindak Pidana Korupsi).5

5
Harian Siwalima, “Mahasiswa Demo Kasus Pemotongan DD SBB di BPK”,
https://www.suaramerdeka.com

8
C. PENUTUP
1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat kita ambil dari permasalahan di
atas yaitu Audit hukum adalah pemeriksaan dan analisa hukum atas
penerapan di berbagai ketentuan peraturan perundang-undangan oleh
pihak-pihak tertentu yang menjadi target Audit hukum baik perorangan
ataupun lembaga. Adapun hal yang diteliti berkenaan dengan kepatuhan
hukum atau legalitas adalah harta kekayaan, asset dan kewajiban atau
utang-utangnya, transaksi dan perbuatan hukum, kegiatan-kegiatannya
serta berbagai permasalahan hukum yang dihadapi dan penanganan atau
penyelesaiannya sehingga dapat diketahui kadar atau kualitas kesadaran
dan kepatuhan hukumnya. Sedangkan Lembaga eksekutif adalah lembaga
yang diberi kekuasaan untuk melaksanakan undang-undang. Saat ini,
kedudukan lembaga eksekutif dipegang oleh kepala pemerintahan, yakni
presiden dan wakilnya serta menteri-menteri. Diterangkan Dr. J. UU Nurul
Huda, Ketua Prodi Magister Ilmu Hukum UIN Bandung, dalam Hukum
Lembaga Negara, di negara demokratis, secara sempit lembaga eksekutif
diartikan sebagai kekuasaan yang dipegang oleh raja atau presiden beserta
menteri-menterinya. Dalam arti luas, lembaga eksekutif mencakup para
pegawai negeri sipil dan militer. Oleh sebab itu, secara sederhana, lembaga
eksekutif dapat disebut sebagai pemerintah.
Serta pada hakikatnya berbagai peran yang dilakukan oleh BPK
untuk ikut memberantas korupsi dalam menjalankan fungsinya sebagai
satu satunya lembaga pemeriksa keuangan negara yang diatur oleh
konstitusi. Karena, peran BPK dalam melindungi keuangan Negara demi
kemashalatan bangsa dan negara sangatlah dibutuhkan, upaya
pemberantasan korupsi yang dilaporkan melalui KPK, memberi dampak
positif terhadap sirkulasi keuangan yang mengalir di Indonesia.

9
D. DAFTAR PUSTAKA

Chainur Arrasjid, Dasar-dasar Ilmu Hukum, Jakarta: Sinar Gratika, 2000.


Slamet Suhartono, Mengenal Audit Hukum, Jawa Tengah: CV. Cipta
mandiri Solusindo, 2021.
Laurensius Arliman, Kedudukan ketetapan dalam hierarki perundang-
undangan, Lex Jurnalica, Volume 13, nomor 3, 2016.
Beni Kurnia Illahi dan Muhammad Ikhsan Alia, Pertanggungjawaban
Pengelolaan Keuangan Negara Melalui Kerja Sama BPK dan
KPK, Volume 3 Nomor 2 - Desember 2017.
Harian Siwalima, “Mahasiswa Demo Kasus Pemotongan DD SBB di
BPK”, https://www.suaramerdeka.com

10

Anda mungkin juga menyukai