Anda di halaman 1dari 22

Nama:M.

Zulfa Sa’baana

NIM:200111100201

KLS:H

DOSEN PENGAJAR : HELMY BOEMIYA, S.H.,M.H.

Judul Buku : ILMU NEGARA

Penulis : SOEHINO,S.H. dosen fakultas hukum UGM Yogyakarta

Penerbit : LIBERTY, YOGYAKARTA ,


BAB I
PENDAHULUAN
Ilmu Negara ialah ilmu yang menyelidiki atau membicarakan Negara, ilmu Negara
sebetulnya ilmu yang membicarakan Negara itu bukanlah hanya ilmu Negara saja,
disamping itu masih banyak ilmu-ilmu yang membcarakan Negara. Dan berhubungan
ilmu itubukanlah pengetahuan biasa, tetapi adalah pengetahuan yang mempunyai sifat-
sifat teratur dan sistematik, maka penentuan objek pembicaraan itu adalah merupakan
suatu keharusan, hal ini untuk mengetahui sampai mana luas Negara tersebut. Dan tidak
melampaui lapangan pembicaraan ilmu pengetahuan lainnya.
Objek pembicaraan dalam buku ini :
1. Objek Ilmu Negara. Disini yg dibicarakan adalah luas daripada pembicaraan ilmu
Negara.
2. Asal Mula Negara. Pembicaraan meliputi teori-teori mengenai bagaimanakah
timbulnya Negara itu, atau bagaimana kah terjadinya Negara itu, teori-teori
tersebut antara lain.
A.    Teori-teori pada jaman yunani kuno. Antara lain:
a.       Socrates
b.      Plato
c.       Aristoteles
d.      Epicurus
e.       Zeno
B. Sedang dari jaman romawi kuno antara lain;
a.       Polybius
b.      Cicero
c.       Seneca
C.     Jaman pertengahan. Jaman abad pertenganahan umurnya agak panjang, yaitu
dimulai abad ke V sampai abad ke XV. Jaman ini berbarengan dengan timbulnya
agama Kristen, tentu kalau jaman ini ilmu pengetahuan sangat berpengaruh pada
agama sehingga menimbulkan faham teokratis.
D.    Jaman reinaissance. Ini kira kira pada abad ke XVI. Pada jaman terjadi
perubahan besar imlmu pengetahuan, terutama dalam ilmu kenegaraan. Hal ini terjadi
karena ada faham-faham yang baru di banyak Negara, faham itu dari ajaran
kebudayaan jaman yunani kuno masuk ke jerman kuno. Faham ini tidak hanya masuk
pada kenegaraan tapi masuk juga pada keagamaan, sehingga menimbulkan perubahan
besar. Dalam lapanga keagamaan menimbulkan kaum reformator, anta lain :
1. Dante
2.      Luther
3.      Melanchthon
4.      Zwingli
E.     Kaum manorkomaken. Tokohnya hotman, brutus, buchaman, mariana, bellarmin,
suares, Milton, dan yang terpenting althusius, yang ajarannya akan kita bicarakan
sebagai wakil daripada kaum monarkomaken.
F.      Jaman berkembangnya teori hukun alam. Ini terjadi pada abad ke XVII dan
XVIII teori huku, ini sesungguhnya memang memiliki 2 abad tapi ajarannya tetaplah
sama.tapi fungsinya berbeda. Bedanya ialah abad XVII berfungsi menerangkan
sedangkan abad XVIII berfungsi menilai, adapun tokoh sarjananya ialah :
1.      Teori abad XVII
a.       Grotius (hugo de groot)
b.      Thomas hobbers
c.       John lock
2.      Teori abad XVIII
a.       Freddik yang agung
b.      Montesquieu
c.       Rousseou
G.    Jaman berkembangnya teori kekuatan (kekuasaan) berkembang pada permulaan
abad abad modern. Adapun tokoh sarjananya :
a.       F Oppenheimer
b.      H.j. laski
c.       Karl marx
H.    Teori fositifisme. Merupakan reaksi terhadap teori teori klasik trasdisional (teori
yg disebutkan diatas) dan teori ini dikemukakan oleh hans kelsen .
3. Teori-teori hakekat Negara. Mengenai hakikat Negara ini tidak akan secara
khusus dibicarakan tersendiri, karena pada masing masing sarjana ini beda beda
pendapatnya.
4. Teori-teori tentang tujuan Negara. Sama dengan nomor 3 diatas
5. Teori legitimasi kekuasaan. Meliputi masalah pokok no. 3 yaitu:
a.       Sumber kekuasaan
b.      Pemegang kekuasaan tertinggi (kedaulatan)
c.       Pengesahan kekuasaan
6.       Klasifikasi negara. Disini nanti akan dibicarakan dibicarakan masalah-masalah
mengenai kemungkinan dari bentuk Negara, artinya mengenai yg dinamakan
Negara mempunyai bentuk apa saja. Jadi tegasnya yg akan dibicarakan ialah
ajaran ajarannya yaitu ajaran mengenai klasifiasi Negara dan akan di bahas yang
bersifat klasik tradisional dan modern.
7.       Susunan Negara. Maksudnya ialah membicarakan bentuk Negara ditinjau dari
segi susunannya. Seperti :
a.       Negara kesatuan. Negara yg bersusunan tunggal
b.    Negara federal. Negara yg bersusunan jamak.
8.       Negara demokrasi modern. Akan membicarakan perkembangannya yaitu mulai
ndari demokrasi langsung (demokrasi kuno) yg mulai timbul pda yunani kuno, dan
demokrasi tidak langsung(demokrasi modern: demokrasi perwakilan) dan aka
nada ajaran rousseou yaitu kedaulatan rakyat yg tidak bisa dipisahkan dari
demokrasi.
9.       Negara autokrasi modern. Negara ini yg sering disebut dengan sitem satu
partai. Bentuk benagara ini mempunyai hakekat dan tujuan Negara yaitu
menghimpun kekuasaan sebesar besarnya pada tangan Negara. Maka bahasan ini
timbul tentang pembatasan kekuasaan Negara.
BAB II
OBYEK ILMU NEGARA
Dalam ilmu ilmu Negara menentukan dahulu ilmu ilmu manakah yang mempunyai
hubungan erat dengan ilmu Negara dan objeknya seperti :
1.      Hukum Tata Negara
2.      Hukum Tata Pemerintahan
Kesamaan tentang ilmu ilmu Negara itu dilihat dari objeknya yaitu
Negara, sedangkan bedanya terletak pada sudut pandang daripada ilmu
ilmu tersebut. Lebih kongkritnya ialah menliti tentang asal mula
Negara, hakekat Negara dan bentuk bentuk Negara dan pemerintah.
1.      Mengenai asal mula Negara.Yang dimaksud dalam asal mula terbentuknya
Negara disini yaitu tentang apa bentuknya atau terjadinya apa atau sesuatu yg
dinamakan Negara. Dalam artian kita apa yg dinamakan Negara itu adanya
hanya dalam alam piker, kita memikirkan adanya sesuatu kemudian diangkat
dlam sebuah pemikiran.
2.      Mengenai hakikat Negara.Yang dimaksud bukanlh hakekat dari Negara
tertentu, melainkan yg dimaksud ialah hakekat daripada apa yang dinamakan
Negara tadi.apakah itu merupakan suatu keluarga yang besar, atau merupakan
suatu alat ataupun suatu wadah jadi intinya apakah sifat sifat yang dikatakan
Negara itu, adapun suatu pendapat orang pada umumnya ialah :
a.       Ada daerahnya yang tertentu.
b.      Ada rakyatnya.
c.       Ada pemerintahannnya yang berdaulat.
Kiranya ini sebuah bukanlah suatu hakekatnegara melainkan sebagai syarat
syarat formel saja bagi sesuatu yang disebut Negara.jadi suatu Negara itu
adanya suatu keteraturan dan kesatuan maka itu lah Negara.
3. Mengenai bentuk Negara. Negara yang konkrit, maksudnya membicarakan
bentuk kemungkinan kemungkinan yang diadakan oleh Negara itu, dari uraian
singkat itu kiranya dapat diketahui bahwa objek hukum tatanegara atau
tatapemerintahan hanya sudut pandangannya yang berlainan. Ilmu Negara
memandang, menyelidiki mempelajari objeknya yaitu dalam pengertiannya
yang abstrak umum universal, sedangkan ilmu kedua tadi menyelidiki
konkritnya.
BAB III
ASAL MULA NEGARA
Adanya pemikiran tentang Negara dan hukum tidaklah setua umur dari mulai
adanya pemikiran tentang negra dan hukum tidaklah setua umur adanya Negara,
jauh setelah adanya pemikiran sudah adanya Negara. Negara ini julai adanya
sekitar abad ke XVIII sebelum masehi dengan system pemerintahannya yang
sangat absolute. Kejadian itu dapat dijelaskan pda jaman purba kuno, raja raja
memerintah dengan sewenang wenang karena kekuasaannya absout, pada waktu
itu semua orang tunduk pada penguaa karena orang waktu itu tidak dapat
meluangkan pikirannya dan pendapatnya secara bebas.
Tetapi meskipun demikian pada jaman purba bukanlah belum ada ilmu karena pada
jaman itu telah mengenal beberapa ilmu misalnya ilmu perbintangan ilmu kesehatan ilmu
kesusilaan ilmu pelayaran dan sebagainya, tapi belum ada ilmu mandiri yg sifatnya
teratur dan sitematik seperti sekarang ini, oleh karena ilmu Negara menyangkut tentang
kewenangan dari pada penguasa maka kenegaaraan atau pemikiran masyarakatnya
negranya bisa secara bebas berpikir secara kritis.
A.Jaman yunani kuno
Bagaimakah asal mula Negara :
1.       Socrates. Meninggal 399 SM
Menurutnya Negara bukanlah semata mata merupakan suatu keharusan yang bersifat
objektif yang mulanya ber pangkal pada pekerti manusia. Sedang tugas Negara ialah
menciptakan hukum yg hanya dilakukan oleh para pemimpin dn penguasa yang
dipilih oleh rakyat dan disinilah timbul pemikiran demokratis Socrates, ia selalu
menentang apa yang bertentangan dengan ajarannya seperti undang undang.
Socrates selalu dikenang berkat muridnya yaitu plato karena dalam buku bukunya
memberikan tempat bagi gurunya yaitu Socrates. Di buku plato yg bersifat Tanya
jawabm dan ditukar dari jawaban gurunya Socrates.
Bentuk Negara yunani kuno masih merupakan suatu plis, terjadinya itu mula mulanya
hanya merupakan banteng sebuah bukit yg makin lama makin diperkuat. Minta
perlindungan keamanan , kelompok inilah yang kemudian dinamakan polish, Negara
waktu itu tidaklah lebih dari suatu kota saja, organisasi tidak memikirkan organisasi
saja tap memikirkan orang disekitarnya.
2.       Plato
Plato murid terbesar dari Socrates, ia hidup thn 429-347 SM. Ia membuka sekolah
filasaf di Athena bernama academia. Selama 40than ia mengajar dan selama itu pula ia
menulis buku. Bukunya plato yg terpenting dalam Negara dn hukum ialah :politiea atau
Negara buku ini tentang Negara dan hukum dan dilanjutkan dengan buku yg diberi nama
poitikoos atau ahli Negara dan dalam bukunya yang lain nomos yang berarti undang
undang.
Tetapi dari demokrasi ini rakyat semakin bebas sebebasbebasnya dan menyalah
gunakan kebebasan sehingga terjadilah anarki dimana keadaan semua orang dapat
berbuat sesuka hatinya dan membuat pemerintahan kacau balau. Dari sisni timbulah
tyranny yang mencoba pemimpin yang menindas rakyat mulai masuk.
Plato juga mengadakan penggolongan orang orang yang ada didalam Negara ialah :
1. Sifat kepandaian (golongan penguasa)
2. Sifat keberanian(golongan tentara)
3. Sifat akan adanya kebutuhan yang beraneka macam(golongan pengusaha)
Dalam bukunya yang berjudul politicos (ahli Negara) menyelidiki pemerintahan, ia
membedakan penguasa yang dicita cita dari seorang ahli Negara, baik yang sejati yang
harus berpendirian pada politika. Dalam pentapat ini plato menimbulkan pembagian baru
dari pada bentuk pemerintahan
1.   Jumlah orang yang memegang pemrintahan.
2. Relasi antara pemnguasa dengam perundang undangan, dalam arti Negara itu ada
undang undang atau tidak.
3. ARISTOTELES
Aristoteles adalah murid terbesar plato, ia hidup pada tahun 348-322 SM meskipun
aristoteles murid besar plaot tp disini mereka mempunyai perbedaan yang sangat besar.
Perbedaan ini timbul akibat perbedan hidup pada waktu hidupnya, perbedaan ini antara
lain , plato didalam ajarannya masih mencampur adukan semua objek penyelidikannya,
sedangkan aristoteles sudah memisahkannya. Yaitu tentang keadilan ditulis dalam
bukunya ethica, dan tentang Negara dalam bukunya politika, sebetulnya didalam bukunya
itu sangat berbeda, tetapi aristoteles dimaksudkan sebagai rangkaian. Yaitu ethica sebagai
pengantar bagi politika.
Menegenai dengan jenis jenis bentuk Negara, aristoteles membedakan dalam 3 jnis
bentuk, :
1.  Jumlah orang yang memegang pemerintahan.Maksudnya pemerintahan itu hanya
dipegang oleh satu orang saja, atau oleh beberapa orang.
2.  Sifat atau tujuan pemerintahan.Maksudnya itu ditunjukan untuk kepentingan
umum atau kepentingan Para penguasa saja.
Dari dua criteria tadi maka didapatkan bentuk bentuk Negara:

I. Negara dimana pemerintahannya hanya dipegang oleh satu orang saja, jadi
kekuasaan hanya terpusat di satu tangan saja, ini dibedakan lagi berdasarkan
sifatnya yaitu:
1. Negara dimana dipegang oleh satu orang saja, dan tujuannya untuk
kepentingan umum, maka Negara ini baik dan disebut negra monarki.
2. Negara dimana dipegang oleh satu orang saja, tapi hanya mementingan
kepentingan pribadi pihak penguasa, Negara ini disebut tyranny.

II.    Negara pemerintahannya dipegang oleh beberapa orang. Disini


sesungguhnya kekuasaan Negara dipusatkan, tetapi tidak pada tangan satu
orang, melainkan pada suatu organ atau badan. Dan dibedakan dari beberapa
sifatnya:
1. Negara dimana dipegang oleh beberapa orang pemerintahannya, dan sifatnya
baik, dan ditunjukan untuk kepentingan umum. Negara ini disebut aristokrasi.
2. Negara dimana dipegang oleh beberapa orang, tapi sifatnya jelek, karena
pemerintahannya ditujukan untuk kepentingannya, Negara ini disebut
oligarki

III. Negara dimana pemerintahannya dipegang oleh rakyat, maksud bahwa yang
memegang pemerintahan itu pada prinsipnya adalah rakyat itu sendiri,
setidaknya oleh sebagian besar golongan raktyat, dan sifatnya :
1. Negara yang dimana dipegang oleh rakyat dan sifatnya baik, karena
memprthatikan kepentingan rakyat, Negara ini disebut Negara republic atau
republic konstitusionil.
2. Negara yang dimana dipegang oleh rakyat tapi sifatnya jelek, karena
pemerintahannya hanya ditunjukan untuk si pemegang kekuasaan saja.

4.Epicurus
Epicurus hidup tahun 342-271 SM pada zaman ini eoicurus telah menciptakan aliran
baru dalam dunian filsafat ajarannya tentang Negara dan hukum brtdasarkan atas
keaadaan yang telah berubah karna keadaan Negara telah terpecah belah, dengan ini
berlainan dengan aristoteles yakni orang bersikap acuh tak acuh. Ajarannya bersipat
individualistis jadi epicurus adalah pencipta dari individualism. Di dalam ajaran
invidunya itu sendiri sebagai bagian anggota masyarakat dan Negara hanya memenihi
kepantingan individu itu
Negara menurut epicurus adalah hasil dari pada perbuatan manusia untuk
menyalenggarakan kepentingan anggotanya jadi yang hidup itu adalah individunya
sedangkan Negara dan masyarakat adalha butan dari individunya, tujuan negar menurut
epicurus manyalenggarakan ketertiban dan keamaan termasuk kepentingan perseorangan.

5.Zeno
Ajaran filsafat zeno adalah berlawanan dengan epicurus, epicurus berpokok
pangkal pada manusia dn pandangan hidup indivualistis kalau zeno bersipat
universalistis. Dari ajarannya itu lenyaplah perbedaan antara orang yunani dengan
orang biadap, antara orang dengan budak maka disini terbentuk kerajaan dunia
diman orang mempunyai kedudukan yang sama sebagi warga dunia. Hukum yang berlaku
adalah hukum alam yang abadi dan tidak berubah.
B.Zaman romawi kuno
Pada zaman romawi ini ilmu pengetahuan terutama ilmu kenegaraan tidak dapat
berkembang sehingga sedikit pengetahuan yang didapatkan dari zaman ini.
Perbadaan antara yunani dan romawi :
1. Pada jaman romawi ilmu pengetahuan tidak berkembang, hal ini di sebabkan
karena bangsa yang lebih menitik beratkan soal praktis daripada berpikir teoritis.
Sedangkan yunani orang yang suka berpikir ditandai denga ahli-ahli pilsafatnya..
Pada zaman romawi pemerintahan adalah monarki atau kerajaan yang didampingi
oleh badan perwakilan dan disini pertama terlihat benih demokrasi , jadi dengan demikian
romawi mengalami perubahan dari kerajaan menjadi demokrasi, tetapi jika sedang
mangalami peperangan atau keadaan bahaya negra dipusatkan pada satu orang yang
dinamakan dictator, kekuasaannya besar dan mutlak. Tapi setelah keadaan normal
kembali pemerintahannya kembali pada system demokrasi.
c.zaman abad pertengahan
Augustinus merupakan jembatan antara dua masa dalam sejarah yaitu masa zaman
abad pertengahan dan masa-masa sebelumnya, dan ajaran-ajaran kenegaraan pemikir
tentang Negara dan hukum pada zaman abad pertengahan bersifat ketuhanan atau bersifat
teokratis, teori teokratis ini perkembangannya pada abad pertengahan mempunyai
hubungan yang erat dengan perkembangan agama Kristen yaitu bahwa menurut anggapan
mereka ada dewa-dewa hanya saja dewa itu lebih berkuasa dan mempunyai kekuatan gaib
yang melebihi kekuatan manusia jadi kepercayaan yang di anut romawi adalah
panthisme, agama ini semakin meluas dan dianut oleh pejabat Negara yang akhirnya
sebagai agama resmi Negara.
1.       Augustinus
Hidup pada tahun 354-430 ia seorang Kristen dalam buku riwayat hidupnya ia
mengatakan hidup dalam keaadaan dulisme, maksudnya ia mengalami peradaban
1 ke yang lain.
Dari peristiwa perampasan perampasa di kota roma augustinus menulis
bukunya de civita te dei tentang Negara tuhan isi pokoknya di tujukan untuk
mengadakan pembelaan terhadap agama Kristen, buku itu juga merupakan
filsafat sejarah dan agama, buku ini sebagai pelajaran politik dengan bukti
mengenai perimbangan, kedudukan atau kekuasaan antara Negara dengan gereja,
antara raja dengan paus.
2.      Thomas Aquinas
Hidup pada tahun 1225-1274 pikiranya tentang Negara dan hukum dituangkan
dibukunya de regimine principum atau tentang pemerintahan raja-raja, dalam
buku itu banyak terpengaruh oleh aristoteles dan filsafat Thomas Aquinas bersifat
pinalistis berarti apa yang menjadi tujuannya di kumukakan terlebih dulu
kemudian di usahakan tujuan itu tercapai, menurut ia tujuan manusia adalah
identik dengan tujuan Negara orang ingin mengetahui tujuan terlebih dahulu dan
menjadi tujuan manusia itu yaitu mencapai kemuliaan abadi. Persamaan lain
adalah manusia sebagai suatu mahkluk social yang berhasrat untuk hidup
bermasyarakat, pendapat augustinus berbada denga Thomas aquines badanya
ialah menurut augustinus Negara dengan gereja itu terpisah sama sekali
sedangkan Thomas Negara dengan gereja itu ada kerja sama yang erat.
D. .jaman renaissance (abad ke XVI)
Pandangan hidup tentang ajaran Negara dan hukum pada jaman renaissance
berbeda dengan abad pertengahan yakni abad pertengahan bersifat univesalistis dan
pada jaman renaissance ini di pengaruhi bergai paham yang kuat dan dapat merubah
pandangan hidup dan ajaran tentang Negara dan hukum seoert:
1. Kembalinya kebudayaan yunani kuno dengan ajaran Aristoteles masuklah
unsure rasio, dan orang mulai berpikir secara rasional
2.    Pahamnya dipengaruhi oleh system peodalisme yang berakar pada kebudayaan
jerman kuno bahwa dalam susunan ketatanegaraan itu dikenal adanya hak
pribadi jadi bahwa hukum itu mempunyai sifat keperibadian yang berarti mereka
kehilangan haknya menjadi tugas pemilik itu sendiri untuk mendapatkan
kembali haknya yang penting bahwa Negara adalah hal milik pribadi daripada
raja.
Satu falsafat bernama nicolo Machiavelli seorang pemikir teologis abad
pertengahan Yang ajarannya kosmis naturalistis, suatu realisme modern
berdasarkan atas ajaran-ajaran kuno yang menyebutkan tujuan Negara yaitu
untuk mencapai kesempurnaan seperti mengusahakan terselenggaranya
ketertiban, kenamanan dan ketentraman.
E.jaman berkembangnya hukum alam
1. abad ke XVII
pemikiran Negara dan hukum ini timbul mengenai akibat penjelmaan kekuasaan
absolute dan pembenaran atau penguatan yuridis. Dalam abad ini manusia saling bertemu
dan mengadakan perjanjian yang disebut perjanjian masyarakat yang terbentuklah suatu
kesatuan manusia yang disebut masyarakat. Dalam perjanjian itu bertujuan adanya
perdamaian dan memilih satu di antara mereka yang diserahi kekuasaan untuk memimpin
sehingga masyarakat berkembang terus dan mencapai bentuk Negara .
pada abad ini ajaran hukum alam mulai menyadarkan kesewenag-wenangan para raja
yang memerintah dengan kekuasaan absolute tapi pikiranya hanya bersifat kontstruktif
sehingga orang hanya menerima keadaan yang ada sebagai keadaan yang benar, wajar
mengenai keadaan ketatanegaraan, politik dan hal lainnya. Akibat dari abad ke XVII
dimana sifat dan sikap ajaran hukum alam hanya menerima dan menerangkan,
menguatkan dengan member dasar hukum yang ilmiah tehadap keadaan dan kenyataan
begitu pula akibat Negara dan hukum yang tidak mempunyai pengaruh politik apapun.
  Grotius (Hugo de Groot)
Fisafat Grotius berpendapat tentang Negara dan hukum adalah suatu usaha untuk
mengatasi segala perpecahan dilapangan agama, dengan berdasarkan pada akal manusia
yang berlaku umum bahkan tidak hanya terbatas pada kaun Kristen saja, melainkan juga
berlaku untuk dan mengingat semua orang kafir dan atheis.
  Thomas Hobbes
Pemikiran Thomas Hobbes tentang Negara dan hukum adalah suatu system
materialistis yang besar, dalam mana termasuk juga peri kehidupan organis dan
rokhaniah. Artinya bahwa tujuan hidup, yaitu kebahagiaan, itu hanya dapat dicapai
dengan berlomba, dengan gerak. Adapun alat-alat untuk dapat mencapai kebahagiaan
adalah: kekuasaan, kekayaan, nama baik atau keagungan pribadi dan kawan. Sedang
kekuasaan terbesar untuk kepentingan manusia adalah Negara. ajarannya itu ditulis dalam
dua buah bukunya yang sangat terkenal ,ialah: De Cive ( tentang warga Negara) dan
Leviathan (tentang Negara). sebagai seorang penganut aliran hukum alam Thomas
Hobbes di dalam menerangkan atau menguraikan ajarannya itu berpokok pangkal atau
bertitik tolak pada keadaan manusia sebelum adanya Negara, jadi masih dalam keadaan
alamiyah, di mana manusia itu hidup dalam keadaan alam bebas tanpa ikatan satu apapun,
dalam keadaan demikian ini mereka di sebut manusia in abstrakto.
. F.jaman berkembangnya teori kekuatan (kekuasaan)

Menurut teori kekuatan Negara itu merupakan alat dari golongan yang kuat untuk
menghisap gologan yang lemah, terutama, sekarang, dalam lapangan ekonomi.
Memamng kadang kadang Negara itu atau konkritnya penguasa, mengeluarkan peraturan
yang nampaknya menguntungkan golongan yang lemah, tapi akhirnya tokoh yang
diperhatikan hanya kepentingan si penguasa.
1.      F. openheimer
Dalam buku nya die sache, mengatakan bahwa Negara itu adalah merupakan suatu
alat dari golongan yang kuat untuk melaksanakan suatu tertib masyarakat, yang oleh
golongan kuat tadi dilaksanakan kepada golongan yang emah dengan maksd untuk
menyusun dan membela kekuasaan dari golongan yang kuat tadi.
2.      Karl marx
Menurutnya Negara itu adalah merupakan penjelmaan daripada pertangan kekuatan
ekonomi. Negara dipergunakan sebagai alat dari mereka yang kuat untuk menindas
golongan yang lemah ekonominya. Yang dimaksud dengan orang yang kuat disini adalah
mereka yang memiliki alat alat produksi. Negara menurutnya akan lenyap dengan
sendirinya karena didalam masyarakat itu sudah tidak terdapat alagi perbedaan kelas dan
pertantangan ekonomi.
G. teori fositifisme
Menurut hans kelsen teori positifisme me nyatakan bahwa tak usah mempersoalkan
asal mula Negara, sifat serta hakekat Negara dan sebagainya, karena kita tidak mengalami
sendiri. Jadi tanpa menyinggung tentang asal mula Negara, sifat serta hakekat Negara.
kalau sekarang timbul atau ada Negara itu bukanlah merupakan suatu kelahiran yang asli,
tetapi hanya merupakan kelahiran kembali dari pada Negara yang ada pada jaman dahulu.
Maka aliran positivism lalu mengatakan, kalu kita akan membicarakan Negara katakanlah
Negara itu sebagaimana adanya.
Hans kelsen adalah seorang ahli pemikir besar tentang Negara dan hukum dari
Austria yang kemudian menjadi warga Negara amerika. Bukunya antara lain allegemeine
staatsle here, terbit pada tahun 1925, dan deer soziologische und der juristische
staatsbegriff terbit pada tahun 1922.
H.teori modern
Teori atau aliran modern ini mengatakan bahwa Negara dan hukum kalau kita hendak
menyelidiki atau mempelajari Negara maka dari itu anggap saja Negara sebagai sebgai
suatu fakta atau kenyataan yang terikat pada keadaan, tempat, dan waktu.
Dari aliran modern ini antara lain kita dapat ajaran dari :
1.      Prof. mr. r. kranenburg
Ia mengatakan bahwa Negara itu pada khakikatnya adalah suatu organisasi kekuasaan
yang diciptakan oleh sekelompok manusia yang disebut bangsa. Jadi menurut ia terlebih
dahulu harus ada sekelompok manusia yang mempunyai kesadaran untuk mendirikan satu
organisasi.
BAB IV
HAKEKAT NEGARA
Hakekat Negara, dengan ini dimaksudkan sebagai suatu penggambaran tentang sifa
daripada Negara. Negara sebagai wadah dari suatu bangsa ynga diciptakan oleh Negara
itu sendiri. Negara sebagai wadah bangsa untuk mencapai cita cita atau tujuan bangsanya.
Maka dari itu penggambaran tentang hakekat Negara ini mesti ada hubungannya dengan
tujuan Negara, tujuan Negara adalah merupakan kepentingan utama dari pada tatanan
suatu Negara.
Pandangan hakekat Negara sangat erat hubungannya dengan filsafat yang dianutnya.
Dengan demikian banyak pendapat dan pandangan tentang tujuan Negara, sebanyak
aliran pisafat yang ada. Bhkan sebenarnya lebih dari pada itu, sebab kadang kadang orang
yang termasuk satu aliran tapi pandangannya tentang tujuan Negara berlainan ini
disebabkan oleh pengaruh keadaan atau sifat pemerintahan yang dialaminya, dengan
demikian pandangannya tentang hakekat Negara pula berlainan.
BAB V
TEORI TEORI TENTANG TUJUAN NEGARA
Pentingnya tujuan negara ini terutama berhubungan dengan bentuk negara, susunan
negara, organ-organ negara atau badan-badan negara yang harus diadakan, fungsi dan
tugas daripada organ-organ tersebut, serta hubungannya antara organ yang satu dengan
yang lain yang harus selalu harus disesuikan dengan tujuan negara.
Mengetahui tujuan Negara itu, kita dapat menjawab soal legitimasi kekuasaan, yaitu
kekuasaan daripada organisasi Negara, juga dapat mengetahui sifat daripada organisasi
Negara. karna semuanya itu harus sesui dengan tujuan Negara.
BAB VI
TEORI LEGITIMASI KEKUASAAN
a.       Teori kedaulatan Tuhan
Menurut sejarahnya yang paling tua adalah teori kedaulatan tuhan, yaitu yang
mengatakan bahwa kekuasaan tertinggi itu memiliki atau ada pada tuhan.
Teori ini berkembang pada jaman abad pertengahan, yaitu antara abad ke V sampai
abad XV. Di dalam perkembangan teori ini sangat erat hubungannya dengan
perkembangan agama baru yang timbul pada saat itu, yaitu agama Kristen, yang
kemudian diorganisir dalam suatu organisasi keagamaan, yaitu gereja, yang dikepalai
seorang paus.
b.      Teori kedaulatan Negara
Teori kedaulatan Negara ini menyatakan, bahwa kedaulatan itu tidak ada pada Tuhan,
seperti yang dikatakan oleh para penganut teori kedaulatan Tuhan (Gods-sovvereiniteit),
tetapi ada pada Negara, Negara disini dianggap sebagai suatu keutuhan yang menciptakan
peraturan-peraturan hukum, jadi adanya hukum itu karena adanya Negara, dan tiada satu
hukumpun yang berlaku jika tidak dikehendaki oleh Negara.
c.       Teori kedaulatan hukum
Menurut teori kedaulatan hukum atau rechtes-souvereiniteite tersebut yang memeiliki
bahkan yang merupakan kekuasaan tertinggi didalam suatu Negara itun adalah hukum itu
sendiri. Karena baik raja atupun penguasa maupun rakyat atau warg Negara, bahka
Negara itu sendiri semua tunduk padda hukum. Semua sikap, tingkah laku dan
perbuatannya harus sesuai atau menurut hukum. Jadi menurut krabbe yang berdaulat itu
adalah hukum. Menurutnya hkum itu tidaklah timbul dari kehendak Negara dan dia
memberikan kepada hukum suatu kepribadian tersendiri. Dan hukum itu berlaku terlepas
daripada kehendak Negara.
d.      Teori kedaulatan rakyat
Yang dimaksud dengan rakyat oleh rouseou itu buaknlah penjumlahan daripada
individu individu, melainkan adalah kesatuan yang dibentuk oleh individu itu, dan yang
mempunyai kehendak.
Selain itu perlu juga diingat bahwa yang dimaksud reoseou dengn kedaulatan rakyat
itu pada prinsipnya itu adalah cara atau system yang bagaimanakah pemecahan sesuatu
soal itu menurut cara atau system tertentu itu yang emnuhi kehendak umum. Teori
kedaulatan rakyat ini diikuti oleh imannuel kant, yang mengatakan bahwa tujuan Negara
itu adalah untuk menegakan hukum dan menjamin kebebasan daripada warga negaranya.
BAB VII
KLASIFIKASI NEGARA
A.    Negara itu adlah sebenarnya merupakan suatu proses yang setiap waktu
dapat mengalami perubahan, perubahan mana adalah sesuai dengan keadaan, yang
bagaimana telah dikemukakan dalam teori teori yang telah kita bicarakan tentang
bentuk Negara dari pleto, aristoteles, dan polydius.
B.     Didalam pemikiran Negara dan hukum, peristilahan didalam ilmu
kenegaraan sering mengalami perubahan hal ini disebabkan karena kurang
cepatnya perubahan istilah istilah itu kalau dibandingkan dengan perubahan
pengertian.
C.     Didalam mengadakan klasifikasi bentuk bentuk Negara, para sarjana
mengemukakan atau mempergunakan criteria atau dasar atau ukuran yang bebeda
beda yang dibiicarakan disini adalah suatu klasifikasi bukan pembagian.
D.    Bahkan mengenai apa yang disebut Negara itu saja para sarjana, khususnya
para ahli pemikir tentang Negara dan hukum telah memberikan pengertian yang
berbed beda, menurut sudut pandangnya atau filsafatnya masing masing, serta
selalu menyesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan jamnannya.
E.     Sedangkan suatu istilah saja kadang-kadang mempunyai pengertian yang
bermacam macan misalnya istilah monarki itu kadang kadang mempunyai
pengertian monarki absolute, monarki terbatas, monarti konstitusionil.
1.      Klasifikasi Negara klasik-tradional : monarki, aristokrasi, demokrasi.
Para ahli pemikir pada umumnya mereka iitu mengklisifikasikan Negara
menjadi 3 golongan, dan yang dipergunakan sebagai criteria pada umumnya dapat
dikatakan sama. Hanya saja mereka itu kadang kadang mempergunakan cara atau
system serta istilah istilah yang berbeda beda misalnya ajaran daripda plato,
aristoteles, Polybius dan Thomas van Aquinas. Mengkalisifiksikan Negara dalam
3 bentuk yaitu monarki aristokrasi dan demokrasi. Sedangkan yang dipergunakan
sebagai criteria :
a.       Sususnan daripada pemrinhannya. Artinya, apa yang dimaksud adalah
jumlah orang yang memegang pemerintahan, itu dipegang atau dilaksanakan oleh
satu orang tunggal, beberapa atau golongan orang, atau pada prinsipnya
ppemerintahan itu ada pada rakyat
b.      Sifat dari pada pemerintahannya. Artinya pemerintahan itu ditunjukan unuk
kepentingan umum, keperntingan mereka yang memegang itu saja, ini yang
buruk.
2.      Kalsifikasi Negara dalam bentuk monarki dan republic
Menegenai pengertian demokrasi yang dikekemukakan oleh aristoteles tidak
dapat dipertahankan dalam jaman modern ini karena pengertian sekarang Negara
demokrasi itu bukanlah nagara yang jelek sepertinya digambarkan aristoteles,
melainkan demokrasi itu menunjukan adanya system pemerintahan rakyat yang
representative.
Pada jaman renaissance, seorang sarjana ahli pemikir besar Negara dan
hukum, niccolo machiapelli dalam bukunya II principe, telah mengemumukakan
penjenisan Negara menjadi 2 bentuk yaitu republic dan monarki, menuurutnya
Negara itu adalah republic atau monarki, dalam ajaran tersebut negra
dipergunakan dalam pengertian genus, sedangkan istilah republic dan monarki
dipergunakan dalam species.
Pada jaman modern Georg jellinek dalam bukunya allegemenne staatslihle,
diterbitkan pada tahun 1914 dia juga mengemukakan penjelasan menjadi 2 yaitu
republic dan monarki, dia menggunakkan istilah monarki sebagai lawan dari pada
organisasi Negara yang disebut republic. Menurutnya perbedaan antara monarki
dan republic itu benar benar mengenai perbedaaan dari pada system
pemerintahannya.
Menurut jellinek ada 2 macam terbentunya 2 negara itu :
a.       Kemaunan Negara itu terbentuk atau tersusun didalam jiwa seseorang yang
mempunyai wujud atau bentuk fisik. Artinya kemauan Negara itu hanya
ditentukan oleh satu orang tunggal, tiada orang atau badan lain yang dapat ikut
campur dalam pembentukajn Negara itu.
b.      Kemauan Negara itu terbentuk tau tersusun dalam suatu dewan. Dewan itu
adalah suatu pengertian yang adanya hanya didalam hukum, dan sifatnya abstrak
serta berbentuk yuridis.
BAB VIII
SUSUNAN NEGARA
Susunan Negara ini ialah membicarakan bentuk negara dilihat dari segi susunannya.
Dan akan menghasilkan dua bentuk susunan Negara:
A.    Bentuk kasatuan
Negara ini dapat pula disebut Negara unitaris, susunannya bersifat tunggal dalam
maksud adalah Negara yang tidak tersususn dari beberapa Negara malainkan terdiri dari
satu Negara, dalam Negara ini hanya ada satu pemerintah yaitu pemerintah pusat yang
mempunyai kekuasaan serta kewenangan tertinggi dalam bidang pemerintahan Negara.di
dalam ajaran ini masih dilaksakan azas sentralisasi dan konsentrasi .
1.      Sentralisasi. Adalah azas yang menghendaki bahwa segala kekuasaan serta urusan
pemerintah itu milik pemerintah pusat
2.      Konsentrasi. Adalah yang menghendaki bahwa segala kekuasaan serta urusan
pemerintah dilaksakan pleh pemrintah pusat baik yang ada di pusat maupun daerah.
B.     Nagara pederasi
Nagara fedarasi adalah Negara yang bersusunan jamak maksudnya Negara yang
tersusun dari beberapa Negara. yang semula telah berdiri sendiri sebagai Negara merdeka
dan berdaulat mempunyai UUD sendiri dan pemerintaha sendiri. Tapi kemudian karna
kepentingan baik politik ataupun ekonomi atau lainnya negara2 tersebut saling
menggabungkan dan membetuk suatu ikatan kerjasam yang efekti. Namun negara2
tersebut kemudia di sebut Negara bagian yang masih ingin mempunyai urusan
pemrintahan yang wenang dan di atur sendiri di sampung iti urusan pemerintahan juga
akan di atur bersama sama oleh ikatan kerjasama tersebut. Dalam Negara federasi ini
ada :
1.      Dua macam Negara, Negara federasi dan negar bagian
2.      Dua macam pemerintahan, pemerintah Negara federasi dan pemerintah Negara
bagian
3.      Dua macam UUD, UUD negara federasi dan UUD masing2 negara bagian
4.      Negara di dalam Negara, bahwa Negara bagian berada dalam Negara federasi
5.      Dua macam urusan pemerintaha, urusan pemerintahan yang pokok dan yang
berkaitan denga kepentingan bersam negara2 bagian.
Berdasarkan sifat hubungan kerjasama antara pemrintah negra federasi dengan
pemerintah Negara bagian maka negar federasi itu dapat di bedakan menjadi 2 macam
jenis:
a.       Negara serikat
b.      Perserikatan Negara
C.     Pebedaan antara Negara serikat dengan perserikatan Negara
1.      Menurut Georg jellinek
Mengemukan antara negera serikat dengan perserikata Negara tersebut. Beliau
berkasimpulan dengan pendapatnya bahwa Negara itu pada hakekatnya merupakan suatu
organism, yang mempunyai kehendak atau kemauan, yang kemudian menjelma dalam
bentuk yang konkrit berupa peraturan Negara atau UU atau hukum. Jadi hukum
merupakan penjelmaan dari kehendak Negara, dengan demikian Negaralah yang
berdaulat. Apabila kedaulatan ada pada Negara pederal atau pemerintah gabungan maka
Negara federal itu di sebut Negara serikat sedangkan kalau kedaulatan itu masih di
negara2 bagian, maka Negara federal itu disebut perserikatan Negara.
2.      Menurut kranenburg
Menurutnay perbadaan antara Negara serikat dengan perserikatan Negara itu terletak
pada persoalan dapat atau tidaknya pemerintah federal atau pemerintah gabungan itu
membuat atau mengeluarkan peraturan2 hukum yang langsung mengikat atau belaku
terhadap para warganegara daripada Negara bagian ia menegemukan perbedaan bukan
dari letak kadaulatannya.
BAB IX
MEGARA DEMOKRASI MODERN
Dalam pembicaraan ini nanti akan menerangkan petumbuhan serta perkembangan
demokrasi, yaitu mulai dri demokrasilangsung, demokrasi kuno, sampai pada
perkembangannya mencapai ddemokrasi tidak langsung, demokrasi perwkilan, atau
demokrasi modern. Meurut pendapatyang umum penjenisa terhadap Negara modern ini
berdaasarkan atas sifathubungan antara legislative dengan badan eksekutif. Mountesqiue
mengemukakan adanya 2 sifat dari pada manusia yang berhubungan dengan kekuasaan
yaitu :
a.       Bahwa orang itu senang akan kekuasaan apabila kekuasaan itu dipergunakan atau
diperuntukan bagii kepeentingan dirinya sendiri
b.      Bahwa sekali orang itu memiliki kekuasaaan, ia senantia ingin meluaskan serta
memperbesar kekuasaan tersebut.
1.      Tipe tipe demokrasi modern
a.       Demokrasi, atau pemerintahan perwakilan rakyat yang respresentatif, dengan
system pemisahan kekuasaan secara tegas atau system prisidensil. Contoh dari system ini
negra amerika serikat.
b.      Demokrasi, atau pemerintahan perwakilan rakyat yang resresentatif dengan system
pemisahan kekuasaan, tetapi diantara badan badan yang diserahi kekuasaan itu, terutama
antara badan legislative dengan badan eksekutif, ada hubungan yang bersifat timbale
balik, dapat saling mempengruhi atau system parlementer.
c.       Demokrasi, atau pemerintahan perwakilan rakyat yang resfresentatif, dengan
system pemisahan kekuasaan, dengan stelsel referendum, atau control secara langsung
oleh rayat.
BAB X
NEGARA AUTOKRASI MODERN
Negara autokrasi modern. Negara ini disebut dengan system satu partai atau partai
tunggal. Negara autokrasi dalam pengertiannya yang asli atau kuno praktis dewasa ini
dapat dikatakatakan sudah tidak ada. Negara autokrasi dalam bentuknya yang murni
sebetulnya hanya kita temukan dalam jaman kuno, didalam negra itu kekuasaan
ppemrintahan hanya dipegang atau dijalankan oleh satu orang tunggal saja.
1.      Perbedaan antara demokrasi modern dengan autokrasi modern
Terdapatnya perbedaan antara badan perwakilan pada Negara autokrasi modern dengan
badan perwakilan pada demokrasi modern disebabkan oleh beberapa hal :
a.       Pandangan terhadap hakekat Negara. mereka yang menyetujui atau mendukung
Negara yag melaksanakan system autokrasi, mengemukakan pandangannya, atau
ajarannya, atau doktrinnya, bahwa Negara itu pada hakikatnya adalah meupakan suatu
organisme. Negara dianggap merupakan susatu kesatuan yang mempunyai dasar dasar
hidup, serta kehidupan dan mempunyai kepentingan sedniri serta kepribadian sendiri.
b.      Pandangan terhadap tujuan Negara. dalam hal inipun berbeda. Sebab yang
mendukung dilaksakannya system autokrasi berpendapat bahwa tujuan Negara adalah
menghimpun kekusaaan sebesar besarnya pada Negara, sedangkan mereka yang
mendukung dilakksanakannya system demokrasi berpendapat bahwa tujuan Negara
adalah kalau kiranya dapat dirumuskan secara singkat untuk mengusahakan serta
menyelenggarakan kebahagiaan serta kesejahteraan rakyatnya.
2.      Cara pembatasan kekuasaan penguasa
Menurut Maurice duverger timbulnya dan terselenggaranya pembatasan kekuasaan
penguasa itu bukanlah karena hasil suatu pemikiran, melainkan oleh karena adanya
kesukaran kesukaran dan kesulitan kessulitan serta rintangan rintangan yang bersifat
kebendaan atau materil, yang merintangi maksud pemguasa untuk memlakukan
kekusaaannya.

Anda mungkin juga menyukai