Anda di halaman 1dari 37

Judul Buku 

     : ILMU NEGARA

Penulis             : SOEHINO,S.H. dosen fakultas


hukum UGM Yogyakarta

Penerbit           : LIBERTY, YOGYAKARTA ,

BAB I
 PENDAHULUAN
Ilmu Negara ialah ilmu yang menyelidiki atau
membicarakan Negara, ilmu Negara sebetulnya
ilmu yang membicarakan Negara itu bukanlah
hanya ilmu Negara saja, disamping itu masih
banyak ilmu-ilmu yang membcarakan  Negara. Dan
berhubungan ilmu itubukanlah pengetahuan
biasa, tetapi adalah pengetahuan yang mempunyai
sifat-sifat teratur dan sistematik, maka
penentuan  objek pembicaraan itu adalah
merupakan suatu keharusan, hal ini untuk
mengetahui sampai mana luas Negaratersebut.
Dan tidak melampaui lapangan pembicaraan ilmu
pengetahuan lainnya.

Objek pembicaraan dalam buku ini :


1.  Objek Ilmu Negara. Disini yg dibicarakan
adalah luas dari pada pembicaraan ilmu
Negara.
2. Asal Mula Negara. Pembicaraan meliputi teori-
teori mengenai bagaimanakah timbulnya
Negara itu, atau bagaimana kah terjadinya
Negara itu, teori-teori tersebut antara lain :
A.    Teori-teori pada jaman yunani kuno.
Antara lain:
a. Socrates
b. Plato
c. Aristoteles
d. Epicurus
e. Zeno
B.   Sedang dari jaman romawi kuno antara
lain
a.  Polybius
b.  Cicero
c.  Seneca
C.  Jaman pertengahan. Jaman abad
pertenganahan umurnya agak panjang,
yaitu dimulai abad ke V sampai abad ke XV.
Jaman ini berbarengan dengan timbulnya
agama Kristen, tentu kalau jaman ini ilmu
pengetahuan sangat berpengaruh pada
agama sehingga menimbulkan faham
teokratis.
D. Jaman reinaissance. Ini kira kira pada abad
ke XVI. Pada jaman terjadi perubahan besar
imlmu pengetahuan, terutama dalam ilmu
kenegaraan. Hal ini terjadi karena ada
faham-faham yang baru di banyak Negara,
faham itu dari ajaran kebudayaan jaman
yunani kuno masuk ke jerman kuno. Faham
ini tidak hanya masuk pada kenegaraan
tapi masuk juga pada keagamaan, sehingga
menimbulkan perubahan besar. Dalam
lapanga keagamaan menimbulkan kaum
reformator, anta lain :
1. Dante
2. Luther
3. Melanchthon
4. Zwingli
5. Calvijn
E.  Kaum manorkomaken. Tokohnya hotman,
brutus, buchaman, mariana, bellarmin,
suares, Milton, dan yang terpenting
althusius, yang ajarannya akan kita
bicarakan sebagai wakil daripada
kaum monarkomaken.
F.   Jaman berkembangnya teori hukun alam.
Ini terjadi pada abad ke XVII dan
XVIII  teori huku, ini sesungguhnya
memang memiliki 2 abad tapi ajarannya
tetaplah sama.tapi fungsinya berbeda.
Bedanya ialah abad XVII berfungsi
menerangkan sedangkan abad XVIII
berfungsi menilai, adapun tokoh sarjananya
ialah :
1. Teori abad XVII
a.  Grotius (hugo de groot)
b.  Thomas hobbers
c.  John lock
2. Teori abad XVIII
a.   Freddik yang agung
b.   Montesquieu
c.   Rousseou
G.  Jaman berkembangnya teori kekuatan
(kekuasaan) berkembang pada permulaan
abad abad modern. Adapun tokoh
sarjananya :
a.  F Oppenheimer
b.  H.j. laski
c.  Karl marx
H.    Teori fositifisme. Merupakan reaksi
terhadap teori teori klasik trasdisional (teori
yg disebutkan diatas) dan teori ini
dikemukakan oleh hans kelsen.

3.  Teori-teori hakekat Negara. Mengenai hakikat


Negara ini tidak akan secara khusus
dibicarakan tersendiri, karena pada masing
masing sarjana ini beda beda pendapatnya.
4.  Teori-teori tentang tujuan Negara. Sama
dengan nomor 3 diatas
5.  Teori legitimasi kekuasaan. Meliputi masalah
pokok no. 3 yaitu
a.   Sumber kekuasaan
b.   Pemegang kekuasaan tertinggi
(kedaulatan)
c.   Pengesahan kekuasaan
6.  Klasifikasi negara. Disini nanti akan
dibicarakan dibicarakan masalah-masalah
mengenai kemungkinan dari bentuk Negara,
artinya mengenai yg dinamakan Negara
mempunyai bentuk apa saja. Jadi tegasnya yg
akan dibicarakan ialah ajaran ajarannya yaitu
ajaran mengenai klasifiasi Negara dan akan di
bahas yang bersifat klasik tradisional dan
modern.
7.  Susunan Negara. Maksudnya ialah
membicarakan bentuk Negara ditinjau dari segi
susunannya. Seperti :
a.  Negara kesatuan. Negara yg bersusunan
tunggal
b.  Negara federal. Negara yg bersusunan
jamak.
8. Negara demokrasi modern. Akan membicarakan
perkembangannya yaitu mulai ndari demokrasi
langsung (demokrasi kuno) yg mulai timbul pda
yunani kuno, dan demokrasi tidak
langsung(demokrasi modern: demokrasi
perwakilan) dan aka nada ajaran rousseou
yaitu kedaulatan rakyat yg tidak bisa
dipisahkan dari demokrasi.
9.  Negara autokrasi modern. Negara ini yg sering
disebut dengan sitem satu partai. Bentuk
benagara ini mempunyai hakekat dan tujuan
Negara yaitu menghimpun kekuasaan sebesar
besarnya pada tangan Negara. Maka bahasan
ini timbul tentang pembatasan kekuasaan
Negara.

BAB II
 OBYEK ILMU NEGARA
Dalam ilmu ilmu Negara menentukan dahulu
ilmu ilmu manakah yang mempunyai hubungan
erat dengan ilmu Negara dan objeknya seperti :
1.      Hukum tatanegara
2.      Hukum tatapemerintahan
      Kesamaan tentang ilmu ilmu Negara itu dilihat
dari objeknya yaitu Negara, sedangkan
bedanya  terletak pada sudut pandang daripada
ilmu ilmu tersebut. Lebih kongkritnya ialah menliti
tentang asal  mula Negara, hakekat Negara dan
bentuk bentuk Negara dan pemerintah.
1.  Mengenai asal mula Negara. Yang dimaksud
dalam asal mula terbentuknya Negara disini
yaitu tentang apa bentuknya atau terjadinya
apa atau sesuatu yg dinamakan Negara. Dalam
artian kita apa yg dinamakan Negara itu
adanya hanya dalam alam piker, kita
memikirkan adanya sesuatu kemudian
diangkat dlam sebuah pemikiran.
2.  Mengenai hakikat Negara.  Yang dimaksud
bukanlh hakekat dari Negara tertentu,
melainkan yg dimaksud ialah hakekat daripada
apa yang dinamakan Negara tadi.apakah itu
merupakan suatu keluarga yang besar, atau
merupakan suatu alat ataupun suatu wadah
jadi intinya apakah sifat sifat yang dikatakan
Negara itu, adapun suatu pendapat orang pada
umumnya ialah :
a.  Ada daerahnya yang tertentu.
b.  Ada rakyatnya.
c.  Ada pemerintahannnya yang berdaulat.
      Kiranya ini sebuah bukanlah suatu hakekat
negara melainkan sebagai syarat syarat formel
saja bagi sesuatu yang disebut Negara.jadi
suatu Negara itu adanya suatu keteraturan dan
kesatuan maka itu lah Negara.
3.  Mengenai bentuk Negara. Negara yang konkrit,
maksudnya membicarakan bentuk
kemungkinan kemungkinan yang diadakan oleh
Negara itu, dari uraian singkat itu kiranya
dapat diketahui bahwa objek hukum tatanegara
atau tatapemerintahan hanya sudut
pandangannya yang berlainan. Ilmu Negara
memandang, menyelidiki mempelajari objeknya
yaitu dalam pengertiannya yang abstrak umum
universal, sedangkan ilmu kedua tadi
menyelidiki konkritnya.
Hubungan erat ini menimbulkan konsekuensi
bahwa ilmu Negara hanya pengantar atu dasar
dari kedua ilmu tadi, dan adapun pandangan
sarjana yaitu George jellinek dengan bukunya
yang terkenal alge meine staatslehre. Beliau
membuat suatu sistematik yang sangat teratur,
dank arena pengaruh sistematik George ini,
kemudian timbul ketentuan dalam membuat
sistematik ilmu Negara. secara garis besar
sistematiknya :
a.  Staatswissenchaft (secara sempit)
b.  Rechtswissenschaft.
Dengan membandingkan antara ilmu Negara
yang individual dengan ilmu Negara yang
special, yang keduanya itu sifatnya adalah
khusus, ialah bahwa kalau ilmu Negara yang
individual yang khusus itu adalah negaranya.
Jadi negaranya itulah yang tertentu, yang
khusus. Sedangkan kalu ilmu Negara yang
special yang khusus itu adalah lembaga
kenegaraannya yang diselidiki itu.
Sebagai contoh kita mempelajari badan
perwakilan kedudukan kepala Negara dari
Negara Indonesia itu termasuk ilmu Negara
individual, namun kalau kita pelajari
mempelajari badan perwakilan dari Negara
indoneisa, jerman inggris dan sebagainya itu
termasuk ilmu special.
  Dengan demikian maka kalu kita melihat ilmu
kedua tadi sifatnya akan lebih mendekati pada
ilmu Negara yang individual dalam sistematik
Georg jellinek.
BAB III
 ASAL MULA NEGARA
      Adanya pemikiran tentang Negara dan hukum
tidaklah setua umur dari mulai adanya pemikiran
tentang negra dan hukum tidaklah setua umur
adanya Negara, jauh setelah adanya pemikiran
sudah adanya Negara. Negara ini julai adanya
sekitar abad ke XVIII sebelum masehi dengan
system pemerintahannya yang sangat absolute.
Kejadian itu dapat dijelaskan pda jaman purba
kuno, raja raja memerintah dengan sewenang
wenang karena kekuasaannya absout, pada waktu
itu semua orang tunduk pada penguaa karena
orang waktu itu tidak dapat meluangkan
pikirannya dan pendapatnya secara bebas.
      Tetapi meskipun demikian pada jaman purba
bukanlah belum ada ilmu karena pada jaman itu
telah mengenal beberapa ilmu misalnya ilmu
perbintangan ilmu kesehatan ilmu kesusilaan ilmu
pelayaran dan sebagainya, tapi belum ada ilmu
mandiri yg sifatnya teratur dan sitematik seperti
sekarang ini, oleh karena ilmu Negara menyangkut
tentang kewenangan dari pada penguasa maka
kenegaaraan atau pemikiran masyarakatnya
negranya bisa secara bebas berpikir secara kritis.
      Menurut sejarah pada bangsa yunani abad V
SM yaitu di Athena disitulah awal mula Negara dan
hukum atas pemikirannya,dan aadapun
penyebabnya :
1. Adanya sifat agama yg tidak mengenal tuhan
yang ditetapkan sebagai kaidah
2. Keadaan geografi yg menjuruskan pada
perdagangan dan perantauan yg
mengakibatkan pertemuan dan bertukar
pemikiran.
3. Bentuk negranya yaitu republic demokratik,
rakyat memerintah dengan tanggung jawab
sendiri.
4. Kesadaran sebagai satu keasatuan
      Setelah raja pericles wafat tahun 429SM di
Athena mulai berkuasa radikalisme yang
menjadikan demokrasi itu masalah dan meminta
pemecahan dan timbulah jaman filsof filsof yunani.
Dengan timbulnya yaitu Socrates yg sering bertuka
pikiran dengan kaun sofish mulailah berkembang
kesadaran masyarakat yang selalu mencari ukuran
ukuran objeaktif tentang baik buruk, hukum dan
tidak hukum dan sebagainya karena mereka
sadara bahwa jiwa mereka bagian dari alam
semesta.
A.Jaman yunani kuno
Bagaimakah asal mula Negara :
1. Socrates. Meninggal 399 SM
      Menurutnya Negara bukanlah semata mata
merupakan suatu keharusan yang bersifat objektif
yang mulanya ber pangkal pada pekerti manusia.
Sedang tugas Negara ialah menciptakan hukum yg
hanya dilakukan oleh para pemimpin dn penguasa
yang dipilih oleh rakyat dan disinilah timbul
pemikiran demokratis Socrates, ia selalu
menentang apa yang bertentangan dengan
ajarannya seperti undang undang.
      Socrates selalu dikenang berkat muridnya
yaitu plato karena dalam buku
bukunya  memberikan tempat bagi gurunya yaitu
Socrates. Di buku plato yg bersifat Tanya jawabm
dan ditukar dari jawaban gurunya Socrates.
      Bentuk Negara yunani kuno masih merupakan
suatu plis, terjadinya itu mula mulanya hanya
merupakan banteng sebuah bukit yg makin lama
makin diperkuat. Minta perlindungan keamanan ,
kelompok inilah yang kemudian dinamakan polish,
Negara waktu itu tidaklah lebih dari suatu kota
saja, organisasi tidak memikirkan organisasi saja
tap memikirkan orang disekitarnya.
2. Plato
      Plato murid terbesar dari Socrates, ia hidup
thn 429-347 SM. Ia membuka sekolah filasaf di
Athena bernama academia. Selama 40than ia
mengajar dan selama itu pula ia menulis buku.
Bukunya plato yg terpenting dalam Negara dn
hukum ialah :politiea atau Negara buku ini tentang
Negara dan hukum dan dilanjutkan dengan buku
yg diberi nama poitikoos atau ahli Negara dan
dalam bukunya yang lain nomos yang berarti
undang undang.
      Plato beraliran filsafatnya yaitu idealisme,
hakekat kebenaran itu berada dalam ide manusia,
palto mengatakan tujuan Negara sebenarnya ialah
untuk mengetahui untuk mencapai atau mengenal
idea yang sesungguhnya, sedangkan idea hanya
dimiliki oleh ahli ahli filsafat makadari iu Negara
harus dipegang oleh ahli filsafat.
      Menurut plato Negara itu timbul atau ada itu
kare kebutuhan dan keinginan manusia yang
beraneka macam yang mengharuskan mereka
bekerja sama, untuk memenuhi kebutuhanmereka.
Dan keastuan mereka inilah yang disebut
masyarakat dan Negara. tentang hakekat Negara
plato mengatakan pula bahwa luas Negara itu
harus diukur dapat atau tidaknya, mampu atau
tidaknya memelihara kesatuan dalam Negara itu.
      Mengenai bentuk Negara plato mengatakan
sebetulnya Negara itu pertama tama harus
mengemukakan soal yang bersifat
kesusilaan,keadilan agar mencapai kebahagiaan.
Menurut plato ada 5 macam bentuk Negara yang
sesuai dengan sifat jiwa manusia, puncaknya ialah
aristokrasi ialah suatu bentuk dimana
pemrintahannya dipeang oleh cerdik pandai dan
yang dalam menjalannkannya itu berpedoman
pada keadilan. Dalam aristokrassi tidak lagi
menjalankan untuk kepentinganumum, dan tidak
berpedoman pada keadilan maka terjadi perubahan
menjadi timokrasi, dalam timokrasi penguasa
hanya mementingkan urusan kepentingan
penguasa saja. Dan timbul undang undang yang
pemerintahannya dipegang oleh bangsawan,
dengan sifat sifat ini maka terjadi pula perubahan
yaitu menjadi oligarki.
      Oligarki oligarki ini murni dipegang oleh kaum
bangsawan dan menimbulkan suatu
pemberontakan masyarakat, dan setelah
pemerintahan pindah ketangan rakyat maka
tentunya yang diperhatikan  adlah kepntingan
rakyat secara umum, dan inilah yang dinamakan
demokrasi, prinsip yang diutamakan dalam oligarki
ini ialah kebebasan dan kemerdekaan.
      Tetapi dari demokrasi ini rakyat semakin
bebas sebebasbebasnya dan menyalah gunakan
kebebasan sehingga terjadilah anarki dimana
keadaan semua orang dapat berbuat sesuka
hatinya dan membuat pemerintahan kacau balau.
Dari sisni timbulah tyranny yang mencoba
pemimpin yang menindas rakyat mulai masuk.
Plato juga mengadakan penggolongan orang orang
yang ada didalam Negara ialah :
1. Sifat kepandaian (golongan penguasa)
2. Sifat keberanian(golongan tentara)
3. Sifat akan adanya kebutuhan yang beraneka
macam (golongan pengusaha)
  Dalam bukunya yang berjudul politicos (ahli
Negara) menyelidiki pemerintahan, ia membedakan
penguasa yang dicita cita dari seorang ahli Negara,
baik yang sejati yang harus berpendirian pada
politika. Dalam pentapat ini plato menimbulkan
pembagian baru dari pada bentuk pemerintahan
1.  Jumlah orang yang memegang pemrintahan.
2.  Relasi antara pemnguasa dengam perundang
undangan, dalam arti Negara itu ada undang
undang atau tidak.

3.ARISTOTELES
      Aristoteles adalah murid terbesar plato, ia
hidup pada tahun 348-322 SM  meskipun
aristoteles murid besar plaot tp disini mereka
mempunyai perbedaan yang sangat
besar.  Perbedaan ini timbul akibat perbedan
hidup pada waktu hidupnya, perbedaan ini antara
lain , plato didalam ajarannya masih mencampur
adukan semua objek penyelidikannya, sedangkan
aristoteles sudah memisahkannya. Yaitu tentang
keadilan ditulis dalam bukunya ethica, dan
tentang Negara dalam bukunya politika,
sebetulnya didalam bukunya itu sangat berbeda,
tetapi aristoteles dimaksudkan sebagai rangkaian.
Yaitu ethica sebagai pengantar bagi politika.
      Lalu plato adalah seorang idealism yang
memandang bahwa benda benda yang ada di luar
diri manusia adalah sebagai bayangan saja dari
pada benda benda yang dalam bentuk murni yang
berada di dunia lain, yaitu dunia cita cita.
Sedangkan aristoteles seorng pencipta dari pada
ajaran realisme, memang darisini aristoteles
mewujudkan ajaran plato yaitu dengan dari
idealism menjadi realisme. Oleh karena ilmu
filsafatnya merupakan suatu ajaran tentang
kenyataan, suatu pemikiran yang realistis.
      Dengan demikian itu berakibat tegas
perbedaan antara plato dan aristoteles tentang
Negara dan hukum. Seperti juga plato aristoteles
pun beranggapan bahwa Negara itu dimaksudkan
untuk kepentingan warga negaranya. Jadi menurut
aristoteles Negara itu merupakan satu kesatuan,
yang tujuannya untuk mencapai kebaikan
tertinggi. Dari perbedaan anatara idealis dan
realistis ini maka kita bisa lihat dari ajaran plato
menciptakan pilsafatnya itu dalam keadaan alam
dedmmokrasi, dimana orang selalu mencari jalan
untuk mencapai keadilan. Sedangkan aristoteles
menciptakan fillsafatnya dalam keadaaan alam
kerajaan dunia. Dimana rakyat yang duluny
MERDEK itu ddikuasai oleh semua penguasa asing
yang memeritah dengan kebebasan tak terbatas.
      Dalam buku politica aristoteles  mengatakan
bahwa Negara itu merupakan suatu persekuatuan
yang mempunya tujuan tertentu. Dan menurutnya
Negara terjadi karena penggabungan keluarga
keluarga menjadi satu kelompok yang lebih besar,
kelompok itu bergabung lagi hingga menjadi desa,
dan desa bergabung lagi dan seterusnya hingga
timbul Negara. dengan demikian menurut
aristoteles adanya Negara itu sudah menurut
kodratnya.
      Manusia akan bahagia apabila ada dalam
Negara karna manusia lain akan membutuh
manusia lain untuk memenuhi kebutuhannya.
Dengan demikian menurut perimbangan negaralah
yang primer, negaralah yang diutamakan,   sebab
kalou kepentingannegara terpenuhi dengan baik
maka dengan sendirinya kepentingan manusia
sebagai warga Negara akan demikian pula.
      Menegenai dengan jenis jenis bentuk Negara,
aristoteles membedakan dalam 3 jnis bentuk, :
1.  Jumlah orang yang memegang pemerintahan.
Maksudnya pemerintahan itu hanya dipegang
oleh satu orang saja, atau oleh beberapa orang.
2.  Sifat atau tujuan pemerintahan.  Maksudnya
itu ditunjukan untuk kepentingan umum atau
kepentingan Para penguasa saja.
Dari dua criteria tadi maka didapatkan bentuk-
bentuk Negara :
A. Negara dimana pemerintahannya hanya
dipegang oleh satu orang saja, jadi kekuasaan
hanya terpusat di satu tangan saja, ini
dibedakan lagi berdasarkan sifatnya yaitu :
1. Negara dimana dipegang oleh satu orang
saja, dan tujuannya untuk kepentingan
umum, maka Negara ini baik dan disebut
negra monarki.
2. Negara dimana dipegang oleh satu orang
saja, tapi hanya mementingan kepentingan
pribadi pihak penguasa, Negara ini disebut
tyranny.
B. Negara pemerintahannya dipegang oleh
beberapa orang. Disini sesungguhnya
kekuasaan Negara dipusatkan, tetapi tidak
pada tangan satu orang, melainkan pada suatu
organ atau badan. Dan dibedakan dari
beberapa sifatnya :
1. Negara dimana dipegang oleh beberapa orang
pemerintahannya, dan sifatnya baik, dan
ditunjukan untuk kepentingan umum.
Negara ini disebut aristokrasi.
2. Negara dimana dipegang oleh beberapa
orang, tapi sifatnya jelek, karena
pemerintahannya ditujukan untuk
kepentingannya, Negara ini disebut oligarki.
C.  Negara dimana pemerintahannya dipegang oleh
rakyat, maksud bahwa yang memegang
pemerintahan itu pada prinsipnya adalah
rakyat itu sendiri, setidaknya oleh sebagian
besar golongan raktyat, dan sifatnya :
1. Negara yang dimana dipegang oleh rakyat
dan sifatnya baik, karena memprthatikan
kepentingan rakyat, Negara ini disebut
Negara republic atau republic konstitusionil.
2. Negara yang dimana dipegang oleh rakyat
tapi sifatnya jelek, karena pemerintahannya
hanya ditunjukan untuk si pemegang
kekuasaan saja.
      Meskipun ini dikatakan
pemerintahannya dipegang oleh rakyat
namun dalam prakteknya Negara ini
dipegang oleh beberapa orang saja dan ini
disebut demokrasi.
   Suatu keadilan ialah dimana terletaknya suatu
kepentingan umum, kemudian kedaulatan,
pemerintahan itu biasanya dilaksanakan oleh
seseorang atau oleh golongan berdasarkan undang
undang. Dan UU biasanya samar karena sifatnya
umum, dan biasanya menghendaki putusan atau
pengesahan dari seseorang. Dan UU yang bertolak
ukur pada tatasusila akan lebih kuat dan lebih
stabil dripada UU tertulis. Karena UU yang
pertama selalu menuju pada penghidupan yang
sempurna.
      Lain dari pada itu aristoteles berpendapat
bahwa tidak ada pemerintahan yang abadi. Karena
dalam tiap tiap bentuk pemerintahan itu di dalam
dirinya telah mengandung benih benih perkosaan
atau semacam revolusi. Selanjutnya kita harus
ingat bahwa tiap tiap bentuk pemerintahan itu
tidak memuaskan bagi setiap orang. Artinya bahwa
setiap orang tidak selalu bisa diperlakukan adil,
golongan inilah yang merupakan benih perkosaan
atau revolusi, dan ingin menggulingkan
pemerintahan yang ada dan kemudian ingin
menggantinya, maka dari itu tidak ada bentuk
pemerintahan  yang abadi.
4.epicurus
      Epicurus hidup tahun 342-271 SM pada
zaman ini eoicurus telah menciptakan aliran baru
dalam dunian filsafat ajarannya tentang Negara
dan hukum brtdasarkan atas keaadaan yang telah
berubah karna keadaan Negara telah terpecah
belah, dengan ini berlainan dengan aristoteles
yakni orang bersikap acuh tak acuh. Ajarannya
bersipat individualistis jadi epicurus adalah
pencipta dari individualism. Di dalam ajaran
invidunya itu sendiri sebagai bagian anggota
masyarakat dan Negara hanya memenihi
kepantingan individu itu
      Negara menurut epicurus adalah hasil dari
pada perbuatan manusia untuk menyalenggarakan
kepentingan anggotanya jadi yang hidup itu adalah
individunya sedangkan Negara dan masyarakat
adalha butan dari individunya, tujuan negar
menurut epicurus manyalenggarakan ketertiban
dan keamaan termasuk kepentingan perseorangan.
5.zeno
      Ajaran filsafat zeno adalah berlawanan dengan
epicurus, epicurus berpokok pangkal pada
manusia dn pandangan hidup indivualistis kalau
zeno bersipat universalistis. Dari ajarannya itu
lenyaplah perbedaan antara orang yunani dengan
orang biadap, antara orang dengan budak maka
disini terbentuk kerajaan dunia diman orang
mempunyai kedudukan yang sama sebagi warga
dunia. Hukum yang berlaku adalah hukum alam
yang abadi dan tidak berubah.
B.Zaman romawi kuno
      Pada zaman romawi ini ilmu pengetahuan
terutama ilmu kenegaraan tidak dapat berkembang
sehingga sedikit pengetahuan yang didapatkan dari
zaman ini.
Perbadaan antara yunani dan romawi :
1.  Zaman romawi ilmu pengetahuan tidak
berkembang, hal ini di sebabkan karena bangsa
yang lebih menitik beratkan soal praktis
daripada berpikir teoritis. Sedangkan yunani
orang yang suka berpikir ditandai denga ahli-
ahli pilsafatnya.
2.  Romawi dimulai dari keadaan pecah belah tapi
kemudian setelah peperangan romawi
mengalami perubahan yang mana perubahan
negra yang bersipat polis (Negara kota )
menjadi suatu impirium (kerajaan dunia).
Sedangkan yunani dimulai dengan kesatuan
nasional yang kompak negaranya tapi akhirnya
negara terpecah belah yang mana tidak dapat
dikuasai dipersatukan kembali.
   Pada zaman romawi pemerintahan adalah
monarki atau kerajaan yang didampingi oleh badan
perwakilan dan disini pertama terlihat benih
demokrasi , jadi dengan demikian romawi
mengalami perubahan dari kerajaan menjadi
demokrasi, tetapi jika sedang mangalami
peperangan atau keadaan bahaya negra
dipusatkan pada satu orang yang dinamakan
dictator, kekuasaannya besar dan mutlak. Tapi
setelah keadaan normal kembali pemerintahannya
kembali pada system demokrasi.
   Prisip atau azaz yang diciptakan oleh bangsa
romawi sehingga membentuk imperium ialah suatu
system atau cara yang dengan itu golongan kecil
dapat menguasai golongan besar, akibat dari
berkembang dan meluasnya Negara romawi
pemerintahan tidak dapat dilaksanakan secara
sental lagi, maka Negara dibagi menjadi daerah-
daerah kerajaan yang disebut propinsi yang
mampunyai pemerintahan sendiri.
c. zaman abad pertengahan
      Augustinus, ahli pemikir besar tentang Negara
dan hukum yang menciptakan ajaran-ajaran baru
yang hidup pada tahun 354-430, ditandai dengan
runtuhnaya peradaban bangsa romawi dan
sebaliknya kekuasaan dari agama Kristen semakin
berkambang sehingga menggantikannya, pada
zaman abad pertengahan ini tidak memberikan
kesempatan terhadap perkembangan pemikiran
tentang Negara dan hukum serta ilmu
pengetahuan lainnya. Dan segala hal selalu
dikembalikan pada tuhan.
      Augustinus merupakan jembatan antara dua
masa dalam sejarah yaitu masa zaman abad
pertengahan dan masa-masa sebelumnya, dan
ajaran-ajaran kenegaraan pemikir tentang Negara
dan hukum pada zaman abad pertengahan bersifat
ketuhanan atau bersifat teokratis, teori teokratis
ini perkembangannya pada abad pertengahan
mempunyai hubungan yang erat dengan
perkembangan agama Kristen yaitu bahwa
menurut anggapan mereka ada dewa-dewa hanya
saja dewa itu lebih berkuasa dan mempunyai
kekuatan gaib yang melebihi kekuatan manusia
jadi kepercayaan yang di anut romawi adalah
panthisme, agama ini semakin meluas dan dianut
oleh pejabat Negara yang akhirnya sebagai agama
resmi Negara.
1. Augustinus
      Hidup pada tahun 354-430 ia seorang Kristen
dalam buku riwayat hidupnya ia mengatakan
hidup dalam keaadaan dulisme, maksudnya ia
mengalami peradaban 1 ke yang lain.
      Dari peristiwa perampasan perampasa di kota
roma augustinus menulis bukunya de civita te dei
tentang Negara tuhan isi pokoknya di tujukan
untuk mengadakan pembelaan terhadap agama
Kristen, buku itu juga merupakan filsafat sejarah
dan agama, buku ini sebagai pelajaran politik
dengan bukti mengenai perimbangan, kedudukan
atau kekuasaan antara Negara dengan gereja,
antara raja dengan paus.
2. Thamas Aquinas
      Hidup pada tahun 1225-1274 pikiranya
tentang Negara dan hukum dituangkan dibukunya
de regimine principum atau tentang pemerintahan
raja-raja, dalam buku itu banyak terpengaruh oleh
aristoteles dan filsafat Thomas Aquinas bersifat
pinalistis berarti apa yang menjadi tujuannya di
kumukakan terlebih dulu kemudian di usahakan
tujuan itu tercapai, menurut ia tujuan manusia
adalah identik dengan tujuan Negara orang ingin
mengetahui tujuan terlebih dahulu dan menjadi
tujuan manusia itu yaitu mencapai kemuliaan
abadi. Persamaan lain adalah manusia sebagai
suatu mahkluk social yang berhasrat untuk hidup
bermasyarakat, pendapat augustinus berbada
denga Thomas aquines badanya ialah menurut
augustinus Negara dengan gereja itu terpisah sama
sekali sedangkan Thomas Negara dengan gereja itu
ada kerja sama yang erat.
3. Marsilius
      Marsilius hidup pada tahun 1270-1340. Ia
dalah tokoh terbesar dari aliran filsafat nominalist,
bersama-sama dengan rekannya William
Occamyang hidup pada tahun 1280-1317. Sikap
mereka adalah bahwa hal-hal yang bersifat khusus
itu adalah yang bernilai tinggi, sedangkan hal-hal
yang bersifat umum itu hanya merupakan
abstraksi dari pada pikiran saja. Bagi mereka
Negara itu dianggap sebagai kekuasaan sedunia, di
ganti oleh Negara sebagai pusat kekuasaan yang
tetap,yang berdiri sendiri, yang terlepas dari
hubungan dengan sesuatu kekuasaan yang lebih
tinggi, seperti gerja.
D.jaman renaissance (abad ke XVI)
      Pandangan hidup tentang ajaran Negara dan
hukum pada jaman renaissance berbeda dengan
abad pertengahan yakni abad pertengahan bersifat
univesalistis  dan pada jaman renaissance ini di
pengaruhi bergai paham yang kuat dan dapat
merubah pandangan hidup dan ajaran tentang
Negara dan hukum seoert:
1.   Kembalinya kebudayaan yunani kuno dengan
ajaran Aristoteles masuklah unsure rasio, dan
orang mulai berpikir secara rasional
2.   Pahamnya dipengaruhi oleh system peodalisme
yang berakar pada kebudayaan jerman kuno
bahwa dalam susunan ketatanegaraan itu
dikenal adanya hak pribadi jadi bahwa hukum
itu mempunyai sifat keperibadian yang berarti
mereka kehilangan haknya menjadi tugas
pemilik itu sendiri untuk mendapatkan kembali
haknya yang penting bahwa Negara adalah hal
milik pribadi daripada raja.
  Satu palsafat bernama nicolo Machiavelli seorang
pemikir teologis abad pertengahan Yang ajarannya
kosmis naturalistis, suatu realisme modern
berdasarkan atas ajaran-ajaran kuno   yang
menyebutkan tujuan Negara yaitu untuk mencapai
kesempurnaan seperti mengusahakan
terselenggaranya ketertiban, kenamanan dan
ketentraman.
E.jaman berkembangnya hukum alam
1. abad ke XVII
      pemikiran Negara dan hukum ini timbul
mengenai akibat penjelmaan kekuasaan absolute
dan pembenaran atau penguatan yuridis. Dalam
abad ini manusia saling bertemu dan mengadakan
perjanjian yang disebut perjanjian masyarakat
yang terbentuklah suatu kesatuan manusia yang
disebut masyarakat. Dalam perjanjian itu
bertujuan adanya perdamaian dan memilih satu di
antara mereka yang diserahi kekuasaan untuk
memimpin sehingga masyarakat berkembang terus
dan mencapai bentuk Negara .
      pada abad ini ajaran hukum alam mulai
menyadarkan kesewenag-wenangan para raja yang
memerintah dengan kekuasaan absolute tapi
pikiranya hanya bersifat kontstruktif sehingga
orang hanya menerima keadaan yang ada sebagai
keadaan yang benar, wajar mengenai keadaan
ketatanegaraan, politik dan hal lainnya. Akibat
dari abad ke XVII dimana sifat dan sikap ajaran
hukum alam hanya menerima dan menerangkan,
menguatkan dengan member dasar hukum yang
ilmiah tehadap keadaan dan kenyataan begitu pula
akibat Negara dan hukum yang tidak mempunyai
pengaruh politik apapun.
Ø  Grotius (Hugo de Groot)
      Fisafat Grotius berpendapat tentang
Negara dan hukum adalah suatu usaha untuk
mengatasi segala perpecahan dilapangan
agama, dengan berdasarkan pada akal manusia
yang berlaku umum bahkan tidak hanya
terbatas pada kaun Kristen saja, melainkan
juga berlaku untuk dan mengingat semua
orang kafir dan atheis.
Ø  Thomas Hobbes
      Pemikiran Thomas Hobbes tentang Negara
dan hukum adalah suatu system materialistis
yang besar, dalam mana termasuk juga peri
kehidupan organis dan rokhaniah. Artinya
bahwa tujuan hidup, yaitu kebahagiaan, itu
hanya dapat dicapai dengan berlomba, dengan
gerak. Adapun alat-alat untuk dapat mencapai
kebahagiaan adalah: kekuasaan, kekayaan,
nama baik atau keagungan pribadi dan kawan.
Sedang kekuasaan terbesar untuk kepentingan
manusia adalah Negara. ajarannya itu ditulis
dalam dua buah bukunya yang sangat
terkenal ,ialah: De Cive ( tentang warga Negara)
dan Leviathan (tentang Negara). sebagai
seorang penganut aliran hukum alam Thomas
Hobbes di dalam menerangkan atau
menguraikan ajarannya itu berpokok pangkal
atau bertitik tolak pada keadaan manusia
sebelum adanya Negara, jadi masih dalam
keadaan alamiyah, di mana manusia itu hidup
dalam keadaan alam bebas tanpa ikatan satu
apapun, dalam keadaan demikian ini mereka di
sebut manusia in abstrakto.
Ø  Benedictus de Spinoza
      Ia menyatakan bagaiman orang itu dalam
keadaan alam yang sewajarnya, manusia itu
baik waktu masih dalam keadaan alamiyah
maupun sesudah bernegara dan perbuatannya
tidak berpedoman pada rasio saja, tapi
sebagian besar perbuatan itu dipengaruhi oleh
hawa nafsunya. Hal ini dijelaskan dimana ia
hidup dibawah kekuasaan dan terikat oleh
peraturan dan undang-undang.
      Tujuan Negara menurut ia
menyelenggarakan perdamain, ketentraman
dan menghilangkan ketakutan maka untuk
mencapai itu warga haru mentaati segala
peraturan dan undang-undang Negara. jadi
dengan demikain kekuasaan Negara adalah
mutlak terhadap warganya. Mengenai bentuk
Negara menurut ia memilih bentuk aristokrasi
sebab yang berkuasa adalah beberapa orang,
dasar kekuasaannya akan lebih kokoh dan
kuat daripada monarki.
Ø  Jhon Locke
      Seoarang ahli pikir besar tentang nagara
dan hukum dari inggris, ajarannya adalah
merupakan jembatan antara pemikiran tentang
Negara dan hukum abad XVII  ia berpendapat
mengenai hak alamiyah manusia yang tidak
dapat diserahkan pada masyarakat dengan
melalui atau jalan suatu perjanjian.
Pendapatnya mengenai hukum alam yaitu tetap
mempunyai dasar rasional dari perjanjian
masyarakat yang timbul dari hak manusia
keadaan alamiyah, dengan cara berpikir yang
realistis. Hak alamiyah yang dimaksudnya:
1.  Hak akan hidup
2.  Hak akan kebebasan atu kemerdekaan
3.  Hak milik, hak akan memiliki sesuatu.
      Tujuan Negara menurutnya menetapkan dan
melaksanakan hukum alam yang artinya Negara
itu tidak hanya menetapkan dan melaksanakan
hukum alam tetapi membuat peraturan atau
undang-undang.
1.  Membuat atau menerapkan peraturan. Negara
melaksakan perundangan, legislative.
2.  Melaksakan peraturan yang telah ditetapkan,
disi tugas Negara tidak hanya melaksakan
peraturan saja tapi mengawasi pelaksaan,
eksekutif dan yudikatif
3.  Kekuasaan mangatur hubungan dengan Negara
lain, pederatif.
F. jaman berkembangnya teori kekuatan
(kekuasaan)
      Menurut teori kekuatan Negara itu merupakan
alat dari golongan yang kuat untuk menghisap
gologan yang lemah, terutama, sekarang, dalam
lapangan ekonomi. Memamng kadang kadang
Negara itu atau konkritnya penguasa,
mengeluarkan peraturan yang nampaknya
menguntungkan golongan yang lemah, tapi
akhirnya tokoh yang diperhatikan hanya
kepentingan si penguasa.
1. F. openheimer
      Dalam buku nya die sache, mengatakan
bahwa Negara itu adalah merupakan suatu alat
dari golongan yang kuat untuk melaksanakan
suatu tertib masyarakat, yang oleh golongan
kuat tadi dilaksanakan kepada golongan yang
emah dengan maksd untuk menyusun dan
membela kekuasaan dari golongan yang kuat
tadi.
2.  Karl marx
      Menurutnya Negara itu adalah merupakan
penjelmaan daripada pertangan kekuatan
ekonomi.  Negara dipergunakan sebagai alat
dari mereka yang kuat untuk menindas
golongan yang lemah ekonominya. Yang
dimaksud dengan orang yang kuat disini
adalah mereka yang memiliki alat alat
produksi. Negara menurutnya akan lenyap
dengan sendirinya karena didalam masyarakat
itu sudah tidak terdapat alagi perbedaan kelas
dan pertantangan ekonomi.
3. H. j. laski
      Menurut bukunya destate the state
intheury and practice. Juga, pengantar ilmu
politik. Bahwa Negara itu adalah merupakan
suatu alat pemaksa, atau dwang organizatie,
untuk melaksanakan dan melangsungkan
suatu jenis system produksi yang stabil, dan
pelaksanaan sisten produksi ini semata mata
akan menguntungkan golongan yang kuat, yang
berkuasa. Artinya, kalau misalnya penguasa itu
dari aliran kapitalisme, maka organisasi Negara
itu tadi selalu akan dipergunakan oelh
penguasa untuk melangsungkan system
ekonomi kapitalis.
4. Leon duguide
Dalam bukunya traite de droid jones
contituionel memberikan keterangan tentang
pembelajaran hukum dan Negara yang semata
mata bersipat realistis. Dia tidak mengakui
adanya hak subyektif atas kekuasaan juga
menolak ajaran yang mengatakan bahwa
Negara dan kekuasaan itu adanya atas
kehendak tuhan, ditolaknya juga ajaran
perjanjian masyarakat tentang terjadinya
Negara dan kekuasaan. Menurut pendapatnya
yang benar, kebenaran itu bersifat mutlak
adalah bahwa les pluffures, orang orang yang
paling kuat, memaksakan kemauannya kepada
orang lain yang dianggap lemah.
G. teori fositifisme
      Menurut hans kelsen teori positifisme me
nyatakan bahwa tak usah mempersoalkan asal
mula Negara, sifat serta hakekat Negara dan
sebagainya, karena kita tidak mengalami sendiri.
Jadi tanpa menyinggung tentang asal mula Negara,
sifat serta hakekat Negara. kalau sekarang timbul
atau ada Negara itu bukanlah merupakan suatu
kelahiran yang asli, tetapi hanya merupakan
kelahiran kembali dari pada Negara yang ada pada
jaman dahulu. Maka aliran positivism lalu
mengatakan, kalu kita akan membicarakan Negara
katakanlah Negara itu sebagaimana adanya.
Hans kelsen adalah seorang ahli pemikir besar
tentang Negara dan hukum dari Austria yang
kemudian menjadi warga Negara amerika. Bukunya
antara lain allegemeine staatsle here, terbit pada
tahun 1925, dan deer soziologische und der
juristische staatsbegriff terbit pada tahun 1922.
H.teori modern
Teori atau aliran modern ini mengatakan bahwa
Negara dan hukum kalau kita hendak menyelidiki
atau mempelajari Negara maka dari itu anggap
saja Negara sebagai sebgai suatu fakta atau
kenyataan yang terikat pada keadaan, tempat, dan
waktu.
Dari aliran modern ini antara lain kita dapat
ajaran dari :
1. Prof. mr. r. kranenburg
Ia mengatakan bahwa Negara itu pada
khakikatnya adalah suatu organisasi
kekuasaan yang diciptakan oleh sekellompok
manusia yang disebut bangsa. Jadi menurut ia
terlebih dahulu harus ada sekelompok manusia
yang mempunyai kesadaran untuk mendirikan
suatu organisasi, dengan tujuan untuk
memelihara kepentingan dari kelompok
tersebut. Pendapatnya tersebut didasarkan atu
dikuatkan dengan alsan asalan bahwa pada
jaman modern ini terdapat reformasi reformasi
kerjasama internasional atau antara bangsa
bangsa.
2.  Logemann
Berbeda dengan pendapat kraneanburg,
logemann mengatakan bahwa Negara itu suatu
organisasi ekuasaan yang meliputi atau
menyatukan kelompok manusia yang kemudian
disebut bangsa. Jadi pertama tama Negara itu
suatu organisasi, maka organisasi ini memiliki
suatu kewibawaaan, atau gezag, dalam mana
terkandung pengertian dapat memaksakan
kehendaknya kepada semua orang yang diliputi
oleh organisasi itu.

BAB IV
HAKEKAT NEGARA
Hakekat Negara, dengan ini dimaksudkan
sebagai suatu penggambaran tentang sifa daripada
Negara. Negara sebagai wadah dari suatu bangsa
ynga diciptakan oleh Negara itu sendiri. Negara
sebagai wadah bangsa untuk mencapai cita cita
atau tujuan bangsanya. Maka dari itu
penggambaran tentang hakekat Negara ini mesti
ada hubungannya dengan tujuan Negara, tujuan
Negara adalah merupakan kepentingan utama dari
pada tatanan suatu Negara.
Pandangan hakekat Negara sangat erat
hubungannya dengan filsafat yang dianutnya.
Dengan demikian banyak pendapat dan pandangan
tentang tujuan Negara, sebanyak aliran pisafat
yang ada. Bhkan sebenarnya lebih dari pada itu,
sebab kadang kadang orang yang termasuk satu
aliran tapi pandangannya tentang tujuan Negara
berlainan ini disebabkan oleh pengaruh keadaan
atau sifat pemerintahan yang dialaminya, dengan
demikian pandangannya tentang hakekat Negara
pula berlainan.

BAB V
TEORI TEORI TENTANG TUJUAN NEGARA
Pentingnya tujuan negara ini terutama
berhubungan dengan bentuk negara, susunan
negara, organ-organ negara atau badan-badan
negara yang harus diadakan, fungsi dan tugas
daripada organ-organ tersebut, serta hubungannya
antara organ yang satu dengan yang lain yang
harus selalu harus disesuikan dengan tujuan
negara.
Mengetahui tujuan Negara itu,  kita dapat
menjawab soal legitimasi kekuasaan, yaitu
kekuasaan daripada organisasi Negara, juga dapat
mengetahui sifat daripada organisasi Negara.
karna semuanya itu harus sesui dengan tujuan
Negara.
BAB VI
TEORI LEGITIMASI KEKUASAAN
a.       Teori kedaulatan Tuhan
Menurut sejarahnya  yang paling tua adalah
teori kedaulatan tuhan, yaitu yang mengatakan
bahwa kekuasaan tertinggi itu memiliki atau ada
pada tuhan.
Teori ini berkembang pada jaman abad
pertengahan, yaitu antara abad ke V sampai abad
XV. Di dalam perkembangan teori ini sangat erat
hubungannya dengan perkembangan agama baru
yang timbul pada saat itu, yaitu agama Kristen,
yang kemudian diorganisir dalam suatu organisasi
keagamaan, yaitu gereja, yang dikepalai seorang
paus.
b.      Teori kedaulatan Negara
Teori kedaulatan Negara ini menyatakan, bahwa
kedaulatan itu tidak ada pada Tuhan, seperti yang
dikatakan oleh para penganut teori kedaulatan
Tuhan (Gods-sovvereiniteit), tetapi ada pada
Negara, Negara disini dianggap sebagai suatu
keutuhan yang menciptakan peraturan-peraturan
hukum, jadi adanya hukum itu karena adanya
Negara, dan tiada satu hukumpun yang berlaku
jika tidak dikehendaki oleh Negara.
c.       Teori kedaulatan hukum
Menurut teori kedaulatan hukum atau rechtes-
souvereiniteite tersebut yang memeiliki bahkan
yang merupakan kekuasaan tertinggi didalam
suatu Negara itun adalah hukum itu sendiri.
Karena baik raja atupun penguasa maupun rakyat
atau warg Negara, bahka Negara itu sendiri semua
tunduk padda hukum. Semua sikap, tingkah laku
dan perbuatannya harus sesuai atau menurut
hukum. Jadi menurut krabbe yang berdaulat itu
adalah hukum. Menurutnya hkum  itu tidaklah
timbul dari kehendak Negara dan dia memberikan
kepada hukum suatu kepribadian tersendiri. Dan
hukum itu berlaku terlepas daripada kehendak
Negara.
d.      Teori kedaulatan rakyat
Yang dimaksud dengan rakyat oleh rouseou itu
buaknlah penjumlahan daripada individu individu,
melainkan adalah kesatuan yang dibentuk oleh
individu itu, dan yang mempunyai kehendak.
Selain itu perlu juga diingat bahwa yang
dimaksud reoseou dengn kedaulatan rakyat itu
pada prinsipnya itu adalah cara atau system yang
bagaimanakah pemecahan sesuatu soal itu
menurut cara atau system tertentu itu yang
emnuhi kehendak umum. Teori kedaulatan rakyat
ini diikuti oleh imannuel kant, yang mengatakan
bahwa tujuan Negara itu adalah untuk menegakan
hukum dan menjamin kebebasan daripada warga
negaranya.
BAB VII
KLASIFIKASI NEGARA
A.    Negara itu adlah sebenarnya  merupakan suatu
proses yang setiap waktu dapat mengalami
perubahan, perubahan mana adalah sesuai dengan
keadaan, yang bagaimana telah dikemukakan
dalam teori teori yang telah kita bicarakan tentang
bentuk Negara dari pleto, aristoteles, dan polydius.
B.     Didalam pemikiran Negara dan hukum,
peristilahan didalam ilmu kenegaraan sering
mengalami perubahan hal ini disebabkan karena
kurang cepatnya perubahan istilah istilah itu
kalau dibandingkan dengan perubahan pengertian.
C.     Didalam mengadakan klasifikasi bentuk bentuk
Negara, para sarjana mengemukakan atau
mempergunakan criteria atau dasar atau ukuran
yang bebeda beda yang dibiicarakan disini adalah
suatu klasifikasi bukan pembagian.
D.    Bahkan mengenai apa yang disebut Negara itu
saja para sarjana, khususnya para ahli pemikir
tentang Negara dan hukum telah memberikan
pengertian yang berbed beda, menurut sudut
pandangnya atau filsafatnya masing masing, serta
selalu menyesuaikan dengan keadaan dan
kebutuhan jamnannya.
E.     Sedangkan suatu istilah saja kadang-kadang
mempunyai pengertian yang bermacam macan
misalnya istilah monarki itu kadang kadang
mempunyai pengertian monarki absolute, monarki
terbatas, monarti konstitusionil.
1.      Klasifikasi Negara klasik-tradional : monarki,
aristokrasi, demokrasi.
Para ahli pemikir pada umumnya mereka iitu
mengklisifikasikan Negara menjadi 3 golongan, dan
yang dipergunakan sebagai criteria pada umumnya
dapat dikatakan sama. Hanya saja mereka itu
kadang kadang mempergunakan cara atau system
serta istilah istilah yang berbeda beda misalnya
ajaran daripda plato, aristoteles, Polybius dan
Thomas van Aquinas. Mengkalisifiksikan Negara
dalam 3 bentuk yaitu monarki aristokrasi dan
demokrasi. Sedangkan yang dipergunakan sebagai
criteria :
a.       Sususnan daripada pemrinhannya. Artinya,
apa yang dimaksud adalah jumlah orang yang
memegang pemerintahan, itu dipegang atau
dilaksanakan oleh satu orang tunggal, beberapa
atau golongan orang, atau pada prinsipnya
ppemerintahan itu ada pada rakyat
b.      Sifat dari pada pemerintahannya. Artinya
pemerintahan itu ditunjukan unuk kepentingan
umum, keperntingan mereka yang memegang itu
saja, ini yang buruk.
2.      Kalsifikasi Negara dalam bentuk monarki dan
republic
Menegenai pengertian demokrasi yang
dikekemukakan oleh aristoteles tidak dapat
dipertahankan dalam jaman modern ini karena
pengertian sekarang Negara demokrasi itu
bukanlah nagara yang jelek sepertinya
digambarkan aristoteles, melainkan demokrasi itu
menunjukan adanya system pemerintahan rakyat
yang representative.
Pada jaman renaissance, seorang sarjana ahli
pemikir besar Negara dan hukum, niccolo
machiapelli dalam bukunya II principe, telah
mengemumukakan penjenisan Negara menjadi 2
bentuk yaitu republic dan monarki, menuurutnya
Negara itu adalah republic atau monarki, dalam
ajaran tersebut negra dipergunakan dalam
pengertian genus, sedangkan istilah republic dan
monarki dipergunakan dalam species.
Pada jaman modern Georg jellinek dalam
bukunya allegemenne staatslihle, diterbitkan pada
tahun 1914 dia juga mengemukakan penjelasan
menjadi 2 yaitu republic dan monarki, dia
menggunakkan istilah monarki sebagai lawan dari
pada organisasi Negara yang disebut republic.
Menurutnya perbedaan antara monarki dan
republic itu benar benar mengenai perbedaaan dari
pada system pemerintahannya.
Menurut jellinek ada 2 macam terbentunya 2
negara itu :
a.       Kemaunan Negara itu terbentuk atau tersusun
didalam jiwa seseorang yang mempunyai wujud
atau bentuk fisik. Artinya kemauan Negara itu
hanya ditentukan oleh satu orang tunggal, tiada
orang atau badan lain yang dapat ikut campur
dalam pembentukajn Negara itu.
b.      Kemauan Negara itu terbentuk tau tersusun
dalam suatu dewan. Dewan itu adalah suatu
pengertian yang adanya hanya didalam hukum,
dan sifatnya abstrak serta berbentuk yuridis.
3.      Autoritarien fuhrerstaat
Diamping penjenisan Negara daam 2 bentuk,
yaitu republic dan monarki, prof. otto koellreutter
yang sifat ajarannya dalah berdasarkan nasional-
sosialisme,menyebutkan adanya species atau jenis
ke 3 yaitu yang disebut Negara autokrasi
terpinpin, atau seperti yang tettulis dijudul.negara
yang autoritarien fuhrerstaat adalah suatu Negara
yang dipimpin olehe kekuasaan Negara, yang
berdasarkan atas pandangan autoriter Negara. jadi
dalam Negara ini juga sedikit juga dikuasai oleh
azas ketidaksamaan, tapi disamping itu juga
dikuasai azass kesamaan, oleh karena yang dapat
memegang pemrintahannya nnegara itu bukan
hanya orang orang dari satu dinasti saja.
4.      Klasifikassi Negara menurut prof. m.r. kranen
burg
Dalam bukunya algeminei staatler, yang
diterbitkan pada tahun 1937, dapat dikatakan
bahwa ia menganut aliran historis sociologis,
dalam arti bahwa beliau mendasari teorinya ata
dasar : bagaimana sejarah pertembuhan
masyarakat itu, yaitu yang semudah dengan
dengan bebas tanpa terikat oleh sesuatu aturan
apapun, menjadi suatu Negara dimana berlaku
beranekaragam peraturan hukum yang mempunyai
sifat mengikat, serta ada sanki nya apabila
peraturan hukum itu tidak ditaati.
Kranen burg mengkelompokan manusia menjadi 4
jenis kelompok yaitu :
a.      Kelompok manusia yang sigfatnya setempat
tetapi tidak teratur.
b.      Kelompok manusia yang sifatnya setempat dan
teratur.
c.       Kelompok manusia yang sifatnya tidak
setempat dan tidak teratur.
d.      Kelompok manusi yang sifatnya tidak setempat
tetapi teratur.
5.      Klasifikasi Negara menrut hans kellsen
Dalam ajarannya dalam klasifikasi Negara hans
kellsen antara lain mengatakan bahwa, kalau akan
mengklasifikasikan neagara, terlebih dahulu harus
menetapkan apakah yang akan dipergunakan
sebagai criteria.
Menurutnya Negara pada hakekatnya
merupakan suatu tertib hukum atau tertib
masyarakat yang mempunyai sifat memakasa. Dan
menimbulkan hak memerintah dan kewajiban
tunduk. Dengan ini sendirinya akan mengurangi
atau membatasi kebebsan, pembatasan terhadap
warga Negara. menurutnya sifat kebesan warga
Negara di bagi jadi 2:
a.      Sifat meningkatnya peraturan2 hukum yang
dibuat atau di keluarkan oleh penguasa yang
berwenang
b.      Sifat kelelusaan penguasa atau pemerintah
dalam mencampuri atau mengatur peri kehidupen
warga negaranya.

6.      Kelasifikasi Negara menurut R.M. mac iver


Seorang sarjana amirika dengan bukunya the
web of government. Dia menyebutkan bahwa
Negara itu terjadi dari pertumbuhan dari suatu
keluarga atau pamili. Dan pertumbuhan ini terjadi
secara meningkat,  dan dia menyebutkan hasil
perkembangan keluarga sebagai suatu Negara
setelah tercapai territorial-state dan ini terjadi
setelah lewat jaman feodalisme.
Selanjutnya ia menguraikan tentang bentuk2
pemerintahan adalah bahwa sebenarnya betuk
pemerintahan itu sangatlah sukar untuk di
klasifikasikan hal ini disebabkan karna tidak
banyak di pertahan kan pemerintahan itu agak
lama karna system mesti dapat pengaruh dari
kekuatana baru, ia mengemukakan 2 macam
system klasifikasi negara:
a.       A tri partite classification of state
Di sini dijelaskan bahwa suatu system bentuk
pemerintahan dipergunakan sebagai klasifikasi
Negara dalam bentuk system pemerintahan
berdasrkan perbedaan bentuk pemerintahan yang
kemudian di kenal adanya golongan atau jenis
atau klasifikasi daru bentuk Negara
b.      A bi partite classification of state
Di jelasjkan bahwa dasar atau alasan yang
bersifat praktis, yaitu mempergunakan dasar
kostitusionil dalam artian apa bila beberapa orang
yang memegang kekuasaan pemerintah negra itu
sebagai pendukung daripada satu orang yang
memegang pimpinan pemerintah dengan rakyat
yang di perintah dengan itu adanya hubungan
pertanggunganjawab maka Negara itu di sebut
demokrasi. Sedangkan yang tidak dapat
hubunagan pertanggung jawab maka Negara itu di
sebut oligarki.
BAB VIII
SUSUNAN NEGARA
Susunan Negara ini ialah membicarakan bentuk
negara dilihat dari segi susunannya. Dan akan
menghasilkan dua bentuk susunan Negara:
A.    Bentuk kasatuan
Negara ini dapat pula disebut Negara unitaris,
susunannya bersifat tunggal dalam maksud adalah
Negara yang tidak tersususn dari beberapa Negara
malainkan terdiri dari satu Negara, dalam Negara
ini hanya ada satu pemerintah yaitu pemerintah
pusat yang mempunyai kekuasaan serta
kewenangan tertinggi dalam bidang pemerintahan
Negara.di dalam ajaran ini masih dilaksakan azas
sentralisasi dan konsentrasi .
1.      Sentralisasi. Adalah azas yang menghendaki
bahwa segala kekuasaan serta urusan pemerintah
itu milik pemerintah pusat
2.      Konsentrasi. Adalah yang menghendaki bahwa
segala kekuasaan serta urusan pemerintah
dilaksakan pleh pemrintah pusat baik yang ada di
pusat maupun daerah.
B.     Nagara pederasi
Nagara fedarasi adalah Negara yang bersusunan
jamak maksudnya Negara yang tersusun dari
beberapa Negara. yang semula telah berdiri sendiri
sebagai Negara merdeka dan berdaulat mempunyai
UUD sendiri dan pemerintaha sendiri. Tapi
kemudian karna kepentingan baik politik ataupun
ekonomi atau lainnya negara2 tersebut saling
menggabungkan dan membetuk suatu ikatan
kerjasam yang efekti. Namun negara2 tersebut
kemudia di sebut Negara bagian yang masih ingin
mempunyai urusan pemrintahan yang wenang dan
di atur sendiri di sampung iti urusan
pemerintahan juga akan di atur bersama sama
oleh ikatan kerjasama tersebut. Dalam Negara
federasi ini ada :
1.      Dua macam Negara, Negara federasi dan negar
bagian
2.      Dua macam pemerintahan, pemerintah Negara
federasi dan pemerintah Negara bagian
3.      Dua macam UUD, UUD negara federasi dan
UUD masing2 negara bagian
4.      Negara di dalam Negara, bahwa Negara bagian
berada dalam Negara federasi
5.      Dua macam urusan pemerintaha, urusan
pemerintahan yang pokok dan yang berkaitan
denga kepentingan bersam negara2 bagian.
Berdasarkan sifat hubungan kerjasama antara
pemrintah negra federasi dengan pemerintah
Negara bagian maka negar federasi itu dapat di
bedakan menjadi 2 macam jenis:
a.       Negara serikat
b.      Perserikatan Negara

C.     Pebedaan antara Negara serikat dengan


perserikatan Negara
1.      Menurut Georg jellinek
Mengemukan antara negera serikat dengan
perserikata Negara tersebut. Beliau berkasimpulan
dengan pendapatnya bahwa Negara itu pada
hakekatnya merupakan suatu organism, yang
mempunyai kehendak atau kemauan, yang
kemudian menjelma dalam bentuk yang konkrit
berupa peraturan Negara atau UU atau hukum.
Jadi hukum merupakan penjelmaan dari kehendak
Negara, dengan demikian Negaralah yang
berdaulat. Apabila kedaulatan ada pada Negara
pederal  atau pemerintah gabungan maka Negara
federal itu di sebut Negara serikat sedangkan
kalau kedaulatan itu masih di negara2 bagian,
maka Negara federal itu disebut perserikatan
Negara.
2.      Menurut kranenburg
Menurutnay perbadaan antara Negara serikat
dengan perserikatan Negara itu terletak pada
persoalan dapat atau tidaknya pemerintah federal
atau pemerintah gabungan itu membuat atau
mengeluarkan peraturan2 hukum yang langsung
mengikat atau belaku terhadap para warganegara
daripada Negara bagian ia menegemukan
perbedaan bukan dari letak kadaulatannya.

BAB IX
MEGARA DEMOKRASI MODERN
Dalam pembicaraan ini nanti akan
menerangkan petumbuhan serta perkembangan
demokrasi, yaitu mulai dri demokrasilangsung,
demokrasi kuno, sampai pada perkembangannya
mencapai ddemokrasi tidak langsung, demokrasi
perwkilan, atau demokrasi modern. Meurut
pendapatyang umum penjenisa terhadap  Negara
modern ini berdaasarkan atas sifathubungan
antara  legislative dengan badan eksekutif.
Mountesqiue mengemukakan adanya 2 sifat dari
pada manusia yang berhubungan dengan
kekuasaan yaitu :
a.       Bahwa orang itu senang akan kekuasaan
apabila kekuasaan itu dipergunakan atau
diperuntukan bagii kepeentingan dirinya sendiri
b.      Bahwa sekali orang itu memiliki kekuasaaan, ia
senantia ingin meluaskan serta memperbesar
kekuasaan tersebut.
1.      Tipe tipe demokrasi modern
a.       Demokrasi, atau pemerintahan perwakilan
rakyat yang respresentatif, dengan system
pemisahan kekuasaan secara tegas atau system
prisidensil. Contoh dari system ini negra amerika
serikat.
b.      Demokrasi, atau pemerintahan perwakilan
rakyat yang resresentatif dengan system
pemisahan kekuasaan, tetapi diantara badan
badan yang diserahi kekuasaan itu, terutama
antara badan legislative dengan badan eksekutif,
ada hubungan yang bersifat timbale balik, dapat
saling mempengruhi atau system parlementer.
c.       Demokrasi, atau pemerintahan perwakilan
rakyat yang resfresentatif, dengan system
pemisahan kekuasaan, dengan stelsel referendum,
atau control secara langsung oleh rayat.

BAB X
NEGARA AUTOKRASI MODERN
Negara autokrasi modern. Negara ini disebut
dengan system satu partai atau partai tunggal.
Negara autokrasi dalam pengertiannya yang asli
atau kuno praktis dewasa ini dapat dikatakatakan
sudah tidak ada. Negara autokrasi dalam
bentuknya yang murni sebetulnya hanya kita
temukan dalam jaman kuno, didalam negra itu
kekuasaan ppemrintahan hanya dipegang atau
dijalankan oleh satu orang tunggal saja.
1.      Perbedaan antara demokrasi modern dengan
autokrasi modern
Terdapatnya perbedaan antara badan perwakilan
pada Negara autokrasi modern dengan badan
perwakilan pada demokrasi modern disebabkan
oleh beberapa hal :
a.       Pandangan terhadap hakekat Negara. mereka
yang menyetujui atau mendukung Negara yag
melaksanakan system autokrasi, mengemukakan
pandangannya, atau ajarannya, atau doktrinnya,
bahwa Negara itu pada hakikatnya adalah
meupakan suatu organisme. Negara dianggap
merupakan susatu kesatuan yang mempunyai
dasar dasar hidup, serta kehidupan dan
mempunyai kepentingan sedniri serta kepribadian
sendiri.
b.      Pandangan terhadap tujuan Negara. dalam hal
inipun berbeda. Sebab yang mendukung
dilaksakannya system autokrasi berpendapat
bahwa tujuan Negara adalah menghimpun
kekusaaan sebesar besarnya pada Negara,
sedangkan mereka yang mendukung
dilakksanakannya system demokrasi berpendapat
bahwa tujuan Negara adalah kalau kiranya dapat
dirumuskan secara singkat untuk mengusahakan
serta menyelenggarakan kebahagiaan serta
kesejahteraan rakyatnya.
2.      Cara pembatasan kekuasaan penguasa
Menurut Maurice duverger timbulnya dan
terselenggaranya pembatasan kekuasaan penguasa
itu bukanlah karena hasil suatu pemikiran,
melainkan oleh karena adanya kesukaran
kesukaran dan  kesulitan kessulitan serta
rintangan rintangan yang bersifat kebendaan atau
materil, yang merintangi maksud pemguasa untuk
memlakukan kekusaaannya.
Menurut Maurice duverger ada 3 macam usaha
untuk mendapat laksanakan pembatasan
kekuasaan penguasa itu yang masing masing
bergerak dalam lapangan tersendiri :
1.      Usaha yang pertama ditujukan untuk
melamahkan atau membatasi kekuasaan penguasa
dengan secara langsung. Didalam usaha ini ada 3
macam cara yang umum yang dipergunakan yaitu :
a.       Pemilihan para penguasa
Pada waktu kita mempelajari atau
membicarakan system pemerintahan demokrasi,
kkita telah mengetahui bbahwa pemilihan para
penguasa ooleh rakyat yang akan dipinta, itu
merupakan salah satu cara yang paling mudah dan
praktis untuk melaksanakan dan mencapai
maksud dari pada prinsip pembatasan kekuasaan
penguasa.
b.      Pembagian kekuasaan
Maurice devurger mengemukakan sebagai salah
satu cara yang baik untuk membtasi atau
melemahkan penguasa dengan maksud untuk
mencegah agar para penguasa itu janagan sampai
menyalahgunakan kekuasaannya atau bertingkah
sewenang wenang dengan melebarkan cangkraman
totaliternya atts rakyat.
c.       Control yurisdictionil
Dengan ini yang dimaksudkan ialah adanya
peraturan peraturan hukum  yang menentukan
hak hak atau kekuasaan kekuasaan tersebut, dan
yang semuanya itu pelaksanaannya diawasi dan
dilinduungi oleh organ organ pengadilan dari
lembaga lembaga lainnya dengan tujuan
membatasi kekuasaan penguasa melainkan juuga
terjadi pemberian kekuasaan kepada lembaga
keppengadilan untuk mengontrol,  mengatur seta
mengendlikan lembaga lembaga politik dan
lembaga administrasi
2.      Uaha kedua untuk membatasi kekuasaan
penguasa ialah : menambah ataumemperkuat
kekuasaan pihak yang diperintah. Jadi daya
kesanggupan rakyat untuk menolak penngaruh
pengaruh dari penguasa itu ditambah atau
diperkuat.
3.      Uaha yang ke 3 dilakksanakan pembatasan
kekuasaan penguasa, dapat juga dipertimbangkan
suatu usaha untuk mengendalikan, kelaliman
kelaliman pihak penguasa dari masyarakat atau
Negara yang satu, terhadap masyarakat atau
Negara yang lain, dengan mengusahakan adanya
semacan interpensi oleh penguasa dari masyarakat
atau Negara yang lain, dan interpensi ini harus
dilakssanakan secara timbale balik.

Anda mungkin juga menyukai