Menurut teori organis, negara sama seperti makhluk hidup. Negara akan lahir, tumbuh dan
berkembang hingga akhirnya suatu saat akan mati dan lenyap. Argumentasi dari penganut teori ini
mengemukakan negara-negara besar dahulu seperti Romawi dan Babylonia, yang tumbuh dari
negara kecil, kemudian berkembang sangat besar dan pesat, namun akhirnya mati dan lenyap.
Herbert Spencer dan Gostantin Frantz adalah contoh tokoh yang menganut teori organis ini. Teori
penyebab lenyapnya negara menurut teori organis berkembang seiring dengan teori evolusi
Charles Darwin.
Teori anarkis menyatakan bahwa negara adalah bentuk pemakasaan kepada masyarakat yang tata
kehidupannya masih primitif sehingga kebebasan manusia bukanlah kebebasan seutuhnya.
Penganut teori anarkis berkeyakinan bahwa suatu saat negara akan lenyap dan muncul sistem
kehidupan yang tanpa negara, tanpa pemerintahan, dan tanpa paksaan. Teori anarkis menganggap
negara sebagai alat yang memanfaatkan kekusaaan untuk mengekang kebebasan. Ada dua
penganut teori anarkis. Penganut yang pertama percaya bahwa untuk mewujudkan kehidupan yang
tanpa negara, maka negara perlu dilenyapkan dengan cara kekerasan. Pendukung teori ini antara
lain adalah Kropotkin dan Michael Boukonin. Penganut yang kedua percaya bahwa untuk
mewujudkan kebebasan itu dilakukan dengan cara evolusi pendidikan. Leo Tolstoy adalah salah
satu pendukung teori anarkis aliran kedua ini.
Teori marxis hampir sama dengan teori anarkis. Teori marxis percaya bahwa lahirnya negara
karena adanya perjuangan kelas. Kelas yang menang akan mendominasi kelas yang kalah sehingga
suatu saat kelas yang kalah akan berjuang untuk membentuk masyarakat yang adil tanpa kelas.
Jika telah terbentuk masyarakat yang adil tanpa kelas, maka di situlah negara lenyap. Teori ini
berakar dari paham Marxisme yang diajarkan oleh Karl Marx.
http://www.sumberilmuhukum.com/2017/12/teori-lenyapnya-negara-atau-teori.html