Anda di halaman 1dari 14

HUKUM TAJAM KE BAWAH TUMPUL KE ATAS

Diskriminasi Hukum Terhadap Masyarakat Kelas Bawah

Disusun oleh:

Ayu Riyanti

SMA NEGERI 2 MAJALENGKA

Jalan Ahmad Yani No. 2 Majalengka

2022

i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “ Diskriminasi Hukum
Terhadap Masyarakat Kelas Bawah ”. Karya Tulis Ilmiah ini
menjelaskan kondisi dan cara mengatasi hukum tajam ke bawah tumpul
ke atas.
Saya selaku penulis Karya Tulis Ilmiah ini mengucapkan banyak
terima kasih kepada seluruh panitia penyelenggara Lomba Karya Tulis
Ilmiah ini. Tidak lupa pula saya ucapkan terima kasih kepada sekolah
saya SMA Negeri 2 Majalengka yang telah mempercayai saya sebagai
perwakilan sekolah pada lomba ini.
Dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini, saya menyadari banyak
kekurangan didalam karya tulis ilmiah yang saya buat. Namun, besar
harapan saya semoga Karya Tulis Ilmiah yang disusun ini bisa
bermanfaat. Ini merupakan proses belajar, oleh karena itu dengan
lapang dada dan tangan terbuka saya membuka selebar-lebarnya bagi
pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada saya sehingga
saya dapat memperbaiki Karya Tulis Ilmiah ini.

Majalengka, 2 Juli 2022

 
Penulis

i
ABSTRAK

Akhir-akhir ini diskrimansi hukum terhadap masyarakat kecil terus merajalela.


Hal ini ditandai dengan munculnya pernyataan “hukum tumpul ke atas dan tajam
ke bawah”. Pernyataan ini merupakan sebuah tamparan yang keras, karena
negara-negara lain yang bukan merupakan negara hukum justru mampu dan bisa
menjujung tinggi penegakan hukumnya. Sedangkan Indonesia, yang katanya
negara hukum, hukumnya semakin loyo. Penegakan hukum di Indonesia dirasa
tidak adil dan jauh dari harapan masyarakat. Hukum yang berjalan sudah tidak
sesuai dengan tujuan hukum yang ingin dicapai yaitu menciptakan ketertiban dan
kedamaian dalam masyarakat. Anomali hukum ini terjadi karena hukum di
Indonesia di tentukan oleh penguasa, pemilik kekauasaan dan pemilik uang.
Fenomena hukum ini menjadi latar belakang penelitian yang diambil. Hal ini
menimbulkan pertanyaan-pertanyaan yang saya tuangkan dalam rumusan
masalah. Pertanyaan secara garis besar yaitu “ Bagaimana cara mengatasi kondisi
hukum di Indonesia saat ini yang terkesan tajam ke bawah tumpul ke atas?”.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa serius masalah yang akan
timbul apabila hukum Indonesia terus-menerus terkesan tajam ke bawah tumpul
ke atas, dan tentunya juga untuk mengetahui solusi permasalahan tersebut.
Manfaat penelitian ini adalah agar pembaca memahami seberapa serius masalah
hukum tajam ke bawah tumpul ke atas ini, serta mengetahui solusi pemecahan
masalah tersebut. Penulisan karya ilmiah ini menggunakan metode deskriptif
dengan pendekatan kualitatif. Metode pengumpulan data menggunakan studi
kepustakaan. Data didapat dari penelitian kepustakaan berupa buku-buku,
penelusuran artikel, serta teori / hasil karya dari kalangan ahli hukum. Dari hasil
penelitian yang sudah dilakukan, diketahui bahwa hukum tajam ke bawah tumpul
ke atas ini adalah permasalahan serius yang harus segera ditangani. Hal ini terjadi
karena banyaknya dampak buruk yang ditimbulkan dari kondisi hukum saat ini
yang tajam ke bawah tumpul ke atas.
Kata kunci : Masalah hukum, Anomali hukum, Penegakan hukum

DAFTAR ISI

ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
ABSTRAK..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................1
C. Tujuan Penelitian.............................................................................................2
D. Manfaat Penelitian...........................................................................................2
E. Metode Penelitian............................................................................................2
BAB 2 LANDASAN TEORI.................................................................................3
A. Konsep Negara Hukum...................................................................................3
B. Konsep Keadilan..............................................................................................4
BAB 3 PEMBAHASAN.........................................................................................5
A. Pengertian Hukum Tajam ke bawah Tumpul ke atas......................................5
B. Faktor- Faktor Penyebab Hukum Tajam ke bawah Tumpul ke atas...............5
C. Dampak dari Hukum Tajam ke bawah Tumpul ke atas..................................6
D. Cara Mengatasi Hukum Tumpul Keatas Tajam Kebawah..............................8
BAB 4 PENUTUP...................................................................................................8
A. Simpulan..........................................................................................................8
B. Saran................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................9

iii
BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagaimana yang kita ketahui Indonesia merupakan Negara Hukum.


Negara Hukum adalah konsep negara yang bersandar pada keyakinan bahwa
kekuasaan negara harus dijalankan atas dasar hukum yang adil dan baik.
Negara hukum mensyaratkan bahwa setiap tindakan dari negara haruslah
bertujuan untuk menegakkan kepastian hukum, dilakukan secara setara,
menjadi unsur yang mengesahkan demokrasi, dan memenuhi tuntutan akal
budi. Negara dengan hukum yang baik dan benar tentu akan mengatur
bagaimana rakyatnya harus bertindak sebagai warga negara yang baik dan
patuh terhadap hukum dan mengatur bagaimana pemerintah harus
menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.

Namun akhir – akhir ini sepertinya konsep hukum yang diterapkan di


Indonesia sudah tidak lagi berjalan dengan baik. Hal ini dikarenakan konsep
tersebut sudah tidak di dasarkan keadilan tetapi berdasarkan status sosial.
Bagaimana mungkin negara yang katanya berlandaskan hukum tapi masih saja
memandang status sosial masyarakat dalam penegakan hukumnya. Sudah
bukan rahasia umum kondisi hukum ketika berhadapan dengan orang yang
memiliki kekuasaan, baik itu kekuasaan politik maupun uang, maka hukum
menjadi tumpul. Tetapi, ketika berhadapan dengan orang lemah, yang tidak
mempunyai kekuasaan dan sebagainya, Hukum bisa sangat tajam. Seperti
pada kasus Nenek Asyani dan kasus Teguh Raharjo, keduanya dijatuhi
hukuman 1 tahun penjara. Bagaimana mungkin vonis hukuman kasus korupsi
sebesar Rp 1,2 miliar yang dilakukan oleh, mantan Ketua DPRD Kabupaten
Lebong, Bengkulu sama dengan vonis Nenek Asyani yang hanya mencuri
kayu. Ini yang menjadi tanda tanya besar bagi masyarakat.

Kasus-kasus seperti inilah yang menjadi bukti bahwa keadaan hukum saat
ini sudah tidak selaras dengan UUD 1945 pasal 28 D ayat 1 yang berbunyi
“Setiap orang berhak atas pengakuan jaminan perlindungan, dan kepastian
hukum yang adil serta perlakuan yang sama dihadapan hukum”. Tapi
kenyataan di lapangan UUD tersebut masih belum diimplementasikan. Inilah
yang menjadi masalah dalam penegakan hukum di Indonesia saat ini. Melihat
hal tersebut, saya rasa diperlukan penelitian yang lebih mendalam untuk
mencari tahu seberapa serius masalah ini dan bagaimana solusi untuk
pemecahan masalah tersebut. Oleh karena itu, saya memilih tema hukum
tajam ke bawah tumpul ke atas.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud hukum tajam ke bawah tumpul ke atas ?


2. Apa yang menyebabkan hukum tajam ke bawah tumpul ke atas?
3. Bagaimana dampak dari hukum tajam ke bawah tumpul ke atas?
4. Bagaimana cara mengatasi hukum tajam ke bawah tumpul ke atas agar
tidak terjadi lagi ?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui pengertian hukum tajam ke bawah tumpul ke atas


2. Mengetahui penyebab timbulnya hukum tajam ke bawah tumpul ke
atas
3. Mengetahui dampak yang ditimbulkan dari hukum tajam ke bawah
tumpul ke atas
4. Mengetahui serta dapat mengimplementasikan cara mengatasi hukum
tajam ke bawah tumpul ke atas dalam kehidupan sehari-hari

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat bagi Masyarakat dan Pelajar :


1. Agar masyarakat sadar dan dapat memahami kondisi hukum tajam ke
bawah tumpul ke atas yang terjadi saat ini
2. Agar masyarakat dapat memahami faktor-faktor penyebab hukum
tajam ke bawah tumpul ke atas
3. Agar masyarakat dapat mengetahui dampak yang ditimbulkan dari
hukum tajam ke bawah tumpul ke atas
4. Agar masyarakat dapat mengetahui cara mengatasi dan menyikapi
hukum tajam ke bawah tumpul ke atas

Adapun manfaat bagi Pemerintah dan Aparat Penegak Hukum :


1. Agar pemerintah dan aparat penegak hukum dapat mengetahui apa
yang salah dengan kondisi hukum di Indonesia saat ini
2. Agar pemerintah dan aparat penegak hukum dapat mengetahui apa
yang seharusnya diperbaiki dalam kondisi hukum di Indonesia saat ini
3. Agar pemerintah dan aparat penegak hukum dapat mengetahui apa
yang diinginkan masyarakat terhadap sistem hukum di Indonesia

E. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Penelitian ini
dilakukan dengan tujuan untuk memberikan pemahaman dan

2
meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kondisi hukum saat ini
yang tajam ke bawah tumpul ke atas.
2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini yaitu data – data dari penelitian
kepustakaan dalam bentuk buku – buku, berupa Jurnal maupun Karya
Ilmiah yang berkaitan dengan penelitian, serta beberapa artikel di
internet.
3. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulkan data yang digunakan yaitu Studi Kepustakaan.
Yaitu dengan menggunakan dan mengumpulkan bahan buku - buku,
penelusuran artikel, ataupun teori / hasil karya dari kalangan ahli
hukum.

BAB 2 LANDASAN TEORI

A. Konsep Negara Hukum

Indonesia adalah negara hukum. Hal ini tercermin dalam Pasal 1 ayat (3)
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang secara
tegas menyatakan bahwa “Negara Indonesia adalah negara hukum”. Sebagai
Negara hukum maka seluruh aspek dalam bidang kemasyarakatan,
kebangsaan, dan kenegaraan termasuk pemerintahan harus senantiasa
berdasarkan atas hukum. Negara Hukum adalah konsep negara yang bersandar
pada keyakinan bahwa kekuasaan negara harus dijalankan atas dasar hukum
yang adil dan baik. Negara Hukum adalah “the rule of law, not of man”. Yang
disebut pemerintahan pada pokoknya adalah hukum sebagai sistem, bukan
orang per orang yang hanya bertindak. Negara hukum ialah bahwa tidak ada
satu pun yang berada di atas hukum dan hukumlah yang berkuasa. Negara dan
lembaga-lembaga lain dalam bertindak apapun harus dilandasi oleh hukum
dan dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Kekuasaan menjalankan
pemerintahan berdasarkan kedaulatan hukum dan bertujuan untuk
menyelenggarakan ketertiban hukum.

Menurut Arief Sidharta merumuskan pandangannya tentang unsur-unsur


dan asas-asas Negara Hukum meliputi 5 yaitu:

1. Pengakuan, penghormatan, dan perlindungan Hak Asasi Manusia yang


berakar dalam penghormatan atas martabat manusia.
2. Berlakunya asas kepastian hukum. Negara hukum untuk bertujuan
menjamin bahwa kepastian hukum terwujud dalam masyarakat.

3
3. Berlakunya persamaan dalam negara hukum, Pemerintah tidak boleh
mengistimewakan orang atau kelompok orang tertentu, atau
memdiskriminasikan orang atau kelompok orang tertentu.
4. Asas demokrasi dimana setiap orang mempunyai hak dan kesempatan
yang sama untuk turut serta dalam pemerintahan atau untuk
mempengaruhi tindakan-tindakan
5. Pemerintah dan Pejabat mengemban amanah sebagai pelayan
masyarakat dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat
sesuai dengan tujuan bernegara yang bersangkutan.

Buku Donald Black yang berjudul "The Behavior of Law" merupakan teori
yang menjelaskan kondisi "Hukum tajam ke bawah tumpul ke atas". Kondisi
itu dapat diartikan bahwa masyarakat memandang penegakan hukum lebih
memihak kepada Si kaya dan Si penguasa dari pada kelompok masyarakat
kecil. Apabila dianalisis berdasarkan pada teori yang dikemukakan oleh
Donald Black dalam bukunya yang berjudul "Behavior of Law", yang mana
lebih menekankan pada perilaku hukum yang ada di masyarakat. Maka
pernyataan "Hukum itu tajam ke bawah tumpul ke atas", merupakan refleksi
dari perilaku penegak hukum yang senyatanya lebih memihak kepada
kalangan atau kelompok yang memiliki status sosial yang tinggi dari pada
masyarakat yang memiliki status sosial rendah.

B. Konsep Keadilan

Berdasarkan poin ketiga yang dirumuskan Arief Sidharta tentang unsur-


unsur dan asas-asas negara hukum dikatakan bahwa “Berlakunya persamaan
dalam negara hukum, Pemerintah tidak boleh mengistimewakan orang atau
kelompok orang tertentu, atau memdiskriminasikan orang atau kelompok orang
tertentu”. Hal ini menujukkan diperlukannya keadilan dalam penegakan hukum
guna mencegah diskriminasi hukum. Hukum tajam ke bawah tumpul ke atas ini
tentu saja sangat tidak sesuai dengan konsep hukum itu sendiri, karena pada
dasarnya hukum itu harus adil. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa
hukum itu berkaitan erat dengan keadilan. Hal ini diperjelas dengan pendapat
para ahli mengenai keadilan itu sendiri.

Menurut Aristoteles, negara haruslah berdiri di atas hukum yang menjamin


keadilan kepada warga negaranya. Keadilan merupakan syarat bagi
tercapainya kebahagiaan hidup untuk warga negaranya. Dalam negara yang
memerintah bukanlah manusia sebenarnya, melainkan pikiran yang adil,
sedangkan penguasa sebenarnya hanya pemegang hukum dan keseimbangan
saja. Keadilan adalah keadaan bila setiap orang memperoleh apa yang menjadi
haknya dan setiap orang memperoleh bagian yang sama dari kekayaan
bersama.

4
Thomas Aquinas mengembangkan pemikiran pendahulunya yakni
Aristoteles. Menurut Thomas Aquinas, keutamaan dari keadilan yakni
“aliquod opus adaequantum alteri secundum aliquem aequalitatis modum”,
yakni sesuatu yang sepatutnya bagi orang lain berdasarkan kesamaan
proporsional. Thomas Aquinas menyatakan bahwa disamping kesederhanaan,
keteguhan, dan kebijaksanaan, keadilan merupakan salah satu keutaman
hidup. Keutamaan ini berhubungan dengan akal, budi, emosi, dan kehendak.
Keadilan menurut konsep Thomas Aquinas adalah kesetaraan. Menurutnya
keadilan terkait mengenai apa yang seharusnya diterima oleh seseorang
menurut suatu kesamaan proporsional.

BAB 3 PEMBAHASAN

A. Pengertian Hukum Tajam ke bawah Tumpul ke atas

Hukum tajam ke bawah dan tumpul ke atas maksud dari istilah tersebut
adalah salah satu sindiran nyata bahwa hukum hanya selalu memihak orang
yang mempunyai jabatan tinggi, berduit, sedangkan orang yang tidak
mempunyai jabatan apapun diabaikan sehingga tidak ada keadilan. Miris sekali
melihat ketimpangan tersebut. Hal ini menunjukan adanya diskriminasi
perlakuan hukum antara mereka yang memiliki uang dan yang tak memiliki
uang, antara mereka yang berkuasa dan yang tak punya kekuasaan. Keadilan
bagi semua hanyalah kamuflase saja. Tidak bisa dipungkiri, karena realita
hukum terasa justru dibuat untuk menghancurkan masyarakat miskin dan
menyanjung kaum elite.

Contoh kasus yang terkesan “Tajam kebawah Tumpul Keatas yaitu kasus
Nenek Asyani dan kasus Teguh Raharjo, keduanya dijatuhi hukuman 1 tahun
penjara. Bagaimana bisa vonis hukuman kasus korupsi sebesar Rp 1,2 miliar
setara dengan vonis kasus pencurian kayu. Padahal jelas-jelas kerugian yang
ditimbulkan dari kasus korupsi tersebut jauh lebih besar dibandingkan kasus
pencurian kayu. Selain kasus tersebut masih banyak sekali kasus yang serupa
di Indonesia yang dapat dikatakan tajam kebawah tumpul keatas. Bahkan tidak
sedikit yang menyindir bahwa hukum di Indonesia tidak menggunakan azas,
“siapa yang benar dan siapa yang salah” melainkan “siapa yang bayar maka
mudah keluar”.

B. Faktor- Faktor Penyebab Hukum Tajam ke bawah Tumpul ke atas

1) Faktor Hukumnya

5
Dalam hal ini, bisa jadi karena Undang-Undang yang digunakan dalam
penegakan hukumnya yang bermasalah. Misalnya karena adanya kata yang
rancu dan ketidaklengkapan aturan pelaksanaan. Bias-bias semacam ini
memungkinkan ada penafsiran yang berbeda antar penegak hukum.

2) Faktor Penegak Hukum

Penegak hukum adalah manusia yang diberi kewenangan untuk memberikan


keputusan hukum atas dasar sistem hukum yang berlaku di Indonesia.
Dalam praktiknya, ini meliputi kepolisian, hakim, jaksa, pengacara, sipir
penjara, termasuk juga lembaga seperti KPK. Ketimpangan kerap terjadi
manakala para penegak hukum ini malah mengkhianati hukum itu sendiri.

3) Faktor Fasilitas atau Sarana

Poin ini adalah hal-hal yang mendukung praktik penerapan hukum oleh
penegak hukum. Salah satunya adalah pengelolaan hal-hal yang sifatnya
administratif. Hal tersebut bisa menjadi faktor tidak terbukanya ruang
transparansi.

4) Faktor Masyarakat dan Budaya

Ketimpangan hukum juga bisa disebabkan faktor masyarakat. Ini terjadi


manakala di tengah masyarakat atau komunitas tertentu membiasakan hal-
hal yang meremehkan hukum. Misalnya menggampangkan suap dan kerap
mengkompromikan hukum.

C. Dampak dari Hukum Tajam ke bawah Tumpul ke atas

1) Hukum menjadi alat untuk menindas yang lemah

Suatu tindakan yang tidak adil tentunya akan mendatangkan keuntungan


bagi satu pihak dan menimbulkan ketidaknyamanan bahkan kesengsaraan
bagi pihak lainnya. Mereka yang tidak memiliki kekuasaan dan harta akan
mengalami penindasan, sebab hukum bisa dipermainkan oleh mereka yang
memiliki kekuasaan dan harta melimpah. Hukum akan menjadi tumpul ke
atas, dan dipandang sebagai kekejaman bagi si miskin. Mereka yang
berkuasa akan dapat bertindak semena-mena terhadap kaum yang lemah.

2) Terjadinya Kekacauan di segala sektor

Tanpa adanya keadilan, pihak-pihak tertentu dapat bertindak dengan


sesuka hati. Tindakan kriminalitas akan semakin merajalela dan korupsi
akan semakin menjamur. Distribusi hak dan kewajiban tidak lagi
seimbang, si kaya akan menjadi semakin kaya dan si miskin semakin

6
miskin dan tidak memiliki harapan. Akan terjadi perebutan kekuasaan,
permainan politik yang kotor dan tidak akan ada lagi penghargaan
terhadap hak asasi yang dimiliki oleh setiap manusia. Manusia hanya akan
melakukan segala sesuatunya untuk kepentingan diri sendiri, demi uang
dan kekuasaan. Hukum tidak akan lagi dipandang sebagai sesuatu yang
bisa mengatur kehidupan bermasayarakat, sebab tidak akan ada yang
peduli lagi.

3) Manusia akan hidup bebas, namun disaat yang sama juga kehilangan
kebebasannya.

Jika hukum tidak bisa lagi ditegakkan, maka tidak akan ada lagi yang
mengatur bagaimana manusia harus hidup berdampingan dengan manusia
lain. Manusia bisa berbuat apa saja, tidak akan ada yang bisa membatasi.
Namun di saat yang sama kebebasan manusia juga akan hilang berganti
dengan ketakutan dan kecemasan. Masyarakat tidak akan bisa terbebas
dari kekhawatiran. Tidak ada jaminan terhadap hak-hak manusia. Tidak
ada lagi kebebasan untuk berbicara, untuk mendapatkan pendidikan, untuk
hidup dengan layak dan untuk merencanakan kehidupan. Semua yang
manusia lakukan hanya akan berfokus pada usaha untuk bertahan hidup.

4) Masyarakat kehilangan kepercayaan terhadap pemimpinnya

Seorang pemimpin diharapkan untuk mampu bersikap tegas dan adil. Jika
ketidakadilan terus terjadi, maka masyarakat akan kecewa dan kehilangan
kepercayaan kepada pemimpin dan pemerintahnya. Masyarakat tidak akan
patuh lagi kepada pemimpinnya dan menjadi apatis terhadap segala bentuk
implementasi dari hukum dan pemerintahan. Hal ini pada akhirnya akan
membentuk suatu sistem masyarakat tanpa hukum dan pemerintahan.

5) Tanpa adanya Keadilan tidak akan ada Perdamaian

Setiap manusia memiliki ego. Ketika seseorang merasa bahwa haknya


telah dirampas, maka ia akan menuntut pembalasan. Tanpa adanya
keadilan, manusia akan saling menyakiti satu sama lain. Peperangan akan
terjadi dimana-mana karena semua kelompok menuntut agar haknya
diberikan. Protes akan terjadi dimana-mana, kudeta bisa terjadi disetiap
pemerintahan. Penyerangan dan Pembunuhan akan terjadi di semua tempat
dan nyawa manusia tidak akan ada harganya lagi. Tanpa adanya keadilan
maka tidak akan ada lagi perdamaian.

6) Tidak ada tempat berlindung

Jika semua bentuk dari hukum dan aturan sudah menjadi tumpul, maka
tidak ada satupun hal yang bisa melindungi hak-hak masyarakat. Semua
akan berdasarkan kekuatan yang dimiliki oleh masing-masing individu.

7
Mungkin hanya hukum alam yang tidak bisa dielakkan, dimana hanya
yang kuat yang akan sanggup bertahan. Manusia akan dilingkupi
kekhawatiran dan ketakutan setiap hari sebab tidak akan ada yang bisa
menghentikan jika hal buruk terjadi pada mereka.

D. Cara Mengatasi Hukum Tumpul Keatas Tajam Kebawah

1. Peningkatan Kualitas Seleksi Aparat Penegak Hukum


2. Praktik Penegakan Hukum yang Tidak Memihak
3. Adanya Ketegasan dan kejujuran dari Aparat Penegak Hukum
4. Harus ada keterbukaan antar rakyat dan pemerintah dalam pengesahan
undang-undang
5. Merevisi undang-undang yang masih rancu
6. Memaksimalkan kembali fungsi apparat penegak hukum dan memperberat
hukuman bagi koruptor dan menerima suap serta mencopot semua aparat
Negara yang terbukti melakukan korupsi dan menerima suap
7. Setiap warga Negara wajib menaati UUD pasal 28 D ayat 1

BAB 4 PENUTUP

A. Simpulan

Hukum pada dasarnya dibuat untuk mengatur tingkahlaku manusia yang


pada hakikatnya bertujuan untuk menciptakan ketertiban dan kedamaian dalam
masyarakat. Namun konsep hukum yang diterapkan di negara Indonesia ini
masih belum efektif. Ketidakefektifan hukum tersebut menciptakan masalah
yang sangat serius dan akan terus berkembang jika unsur di dalam sistem itu
sendiri tidak ada perubahan. Proses penegakan hukum masih jauh dari harapan
kita semua, hukum tumpul keatas dan hukum tajam kebawah. Kasus-kasus
yang mengemuka terdapat sebuah problematika dalam penegakan hukum.
Seolah-olah hukum dapat diperjualbelikan. Perlu digaris-bawahi bahwa hukum
sebenarnya telah sesuai dengan kehidupan masyarakat, tetapi pihak-pihak yang
ingin mengambil keuntungan baik pribadi maupun kelompok itulah yang
merupakan penggagas segala kebobrokan hukum di negeri ini. Hukum
semestinya dapat berjalan secara efektif apabila semua sadar diri akan
pentingnya menjunjung tinggi nilai-nilai hukum yang berada dalam
masyarakat. Oleh karena itu, pemerintah harus fokus dalam hal penegakan
hukum. Pemerintah diharapkan, jangan hanya menitikberatkan fokus pada
urusan-urusan politik semata, tapi politik harus sejalan dengan hukum yang
berlaku, serta merata. Dalam hal ini, yang salah harus di hukum sesuai dengan
hukum dan ketentuan yang berlaku dan jangan ada lagi diskriminasi, apalagi
istilah kebal hukum.

8
B. Saran

Perlu adanya "pembersihan" terutama dari para pejabat tingkat atas,


pemerintah harus bertindak tegas. Harus ada keterbukaan antar rakyat dan
pemerintah. Terjadinya kasus ini disebabkan oleh ketidaktegasan semua pihak
dalam menjalani ketentuan hukum yang berlaku. Oleh karena itu, pemerintah
harus selektif dalam memilih aparat penegak hukum. Perlu banyak evaluasi-
evaluasi yang harus dilakukan, harus ada penindak lanjutan yang jelas
mengenai penyelewengan hukum yang kian hari kian menjadi. Perlu ada
ketegasan tersendiri dan kesadaran yang hierarki dari individu atau kelompok
yang terlibat di dalamnya. Hukum ditegakkan, siapa yang melanggar maka
sanksi yang didapatkan harus tegas dan memaksa. Hukum diterapkan tanpa
pandang bulu, setiap masyarakat baik yang berasal dari golongan kelas
menengah kebawah dan golongan kelas atas harus mendapatkan perlakuan
yang sama di mata hukum.

DAFTAR PUSTAKA

A. Sumber Buku

Black, Donald. (1976). The behavior of law. Jakarta: Pelangi Cendekia.


B. Sumber Internet
Widyawati, Diah.(2015). Prof Jimly: The Rule Of Law Not The Rule Of A Man.
Sumber tersedia di: https://dkpp.go.id/prof-jimly-the-rule-of-law-
not-the-rule-of-a-man/
Saubani, Andri. (2015). Nenek Asyani Divonis Satu Tahun Penjara .
Sumber tersedia di:
https://www.republika.co.id/berita/nnau4726/nenek-asyani-
divonis-satu-tahun-penjara
Firmansyah. (2022). Rugikan Negara Rp 1,29 Miliar, Mantan Ketua DPRD
Lebong Bengkulu Divonis 1 Tahun Penjara. Sumber tersedia di:
https://regional.kompas.com/read/2022/01/29/081845878/rugikan
-negara-rp-129-miliar-mantan-ketua-dprd-lebong-bengkulu-
divonis-1?page=all
Sekretariat Jenderal DPR RI. (2016). Undang-undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945. Sumber tersedia di:
https://www.dpr.go.id/jdih/uu1945

9
Shafa, Cessnaya. (2020). Negara Hukum Indonesia. Sumber tersedia di:
https://kumparan.com/cessnaya-shafa/negara-hukum-indonesia-
1uoh2EdB6MQ

Satriana, Eri . (2020). ANALISA KONSEP KEADILAN, KEPASTIAN, DAN


KEMANFAATAN DALAM PENEGAKAN HUKUM TINDAK
PIDANA PERTAMBANGAN. Sumber tersedia di:
https://www.kejari-bone.go.id/artikel/detail/1/analisa-konsep-
keadilan-kepastian-dan-kemanfaatan-dalam-penegakan-hukum-
tindak-pidana-pertambangan.html

Anwar, Mashuril, Rini, Fathonah , Niko, Alexander. (2021). Menelaah


Keadilan dalam Kebijakan Penanggulangan Illegal Fishing Di
Indonesia: Perspektif Konsep Keadilan Thomas Aquinas. Sumber
tersedia di:
https://fhukum.unpatti.ac.id/jurnal/sasi/article/view/357/342

Hashela, Noor, Rizka. (2017). REALITAS HUKUM DALAM ASAS EQUALITY


BEFORE THE LAW. Sumber tersedia di:
https://www.jdih.tanahlautkab.go.id/artikel_hukum/detail/realitas-
hukum-dalam-asas-equality-before-the-law

Anonim. (2020). Penyebab Hukum Kerap Tajam ke Bawah Tumpul ke Atas.


Sumber tersedia di: https://www.voj.co.id/penyebab-hukum-kerap-
tajam-ke-bawah-tumpul-ke-atas/
Musdaliva, Yana. (2015). Bahaya Akibat Jika Tidak Ada Keadilan Dalam
Masyarakat. Sumber tersedia di: https://guruppkn.com/bahaya-
akibat-jika-tidak-ada-keadilan-dalam-masyarakat
Pradoto, Sunu. (2015). Hukum Indonesia Tumpul Ke Atas, Tajam Ke Bawah.
Sumber tersedia di:
https://www.kompasiana.com/sunu_pradoto/54f5e076a33311726f8b
4593/hukum-indonesia-tumpul-ke-atas-tajam-ke-bawah

10

Anda mungkin juga menyukai