A. Pendahuluan
Manusia selain makhluk biologis juga ia sebagai makhluk sosial, olehnya itu
kendaraan, perdagangan, pergaulan sehari-hari dan sebagainya. Dari sini nampak bahwa
terdapat keteraturan atau ketertiban dalam hubungan tersebut. Seperti halnya lalu lintas
yang lalu lalang di jalan-jalan, namun hampir-hampir tidak terlihat kendaraan yang
bertabrakan satu sma lain. Sekalipun hal tersebut mungkin saja terjadi, nampak hanya
sebagian kecil saja. Demikian pula dengan hubungan perdagangan bahwa barang-barang
dan jasa-jasa tersebut tersalur secara tertib dan teratur kepada mereka yang
membutuhkannya. Hal-hal ini merupakan bukti adanya suatu hubungan yang tertib
1
Dari beberapa contoh di atas, dapat dilihat adanya suatu hal yang menjadi sebab
adanya keteraturan dan ketertiban. Keteraturan dan ketertiban itu ditimbulkan oleh
berlangsung secara tertib dan teratur. Jadi ketertiban dan keteraturan merupakan syarat
Dengan demikian itu, di ketahui bhawa Indonesia adalah negara hukum (vide
pasal 1 (3) UUD 1945), namun demikian tata hukum yang ada sedang berada di tengah-
tengah proses perubahan. Adanya perubahan itu, karena dituntut untuk mengatur
kembali hubungan dalam masyarakat yang sedang berkembang. Lebih dari itu, keadaan
modern bisa digunakan sebagai sarana efektif untuk mengatur masyarakat. Dalam hal
B. Sistem Sosial
pengamatan terhadap suatu wilayah atau lingkungan tertentu. Hal ini dimaksudkan agar
dapat meperoleh gambaran yang saksama mengenai sistem sosial tersebut. Wilayah atau
lingkungan kehidupan tertentu tersebut dapat berupa suatu desa, kelurahan, kota, bahkan
di dalam suatu keluarga. Di dalam wilayah atau lingkungan kehidupan tertentu yang
Di dalam wilayah atau lingkungan tersebut terlihat adanya lalu lalang hubungan
2
hubungan dan kontak-kontak tersebut tidak berlangsung secara acak-acakan, melainkan
mengikuti suatu keteraturan tertentu. Hal ini berupa adanya suatu ketertiban yang
itu masing-masing untuk dirinya sendiri dan dalam berhadapan dengan orang lain,
perbuatan apa yang diharapkan oleh masyarakat dan orang lain dari padanya. Orang
tersebut juga mengetahui apa dan perbuatan apa yang dapat diharapkan dari orang lain.
Jadi apabila seseorang berhubungan dengan orang lainnya, maka tidak akan terjadi
suasana kesimpang siuran. Hal yang demikian itu tidak mungkin terjadi, apabila
anggota-anggota masyarakat itu tidak mendapatkan informasi mengenai apa dan tingkah
laku apa yang diharapkan dari mereka. Informasi ini diberikan oleh suatu sistem
Salman,1993:9)
adalah suatu cara untuk mengorganisasi kehidupan manusia secara individu (orang)
dalam masyarakat. Dengan kata lain sistem sosial mempertahankan agar proses itu
berjalan secara teratur, atau sistem sosial pada dasarnya adalah suatu sistem tindakan-
tindakan.
C. Interaksi Sosial
Pada suatu sistem sosial terdapat suatu interaksi sosial. Ini didasarkan kepada
kenyataan, yaitu manusia tidak dapat hidup sendiri. Karena adanya ketergantungan
3
antara seseorang dengan orang lainnya, atau sekelompok orang dengan orang, atau
sekelompok orang dengan sekelompok orang lainnya. Dalam hubungan ini yang sangat
interaksi sosial. Interaksi sosial dapat terjadi apabila ada dua orang saling bertemu, pada
saat itu mereka saling menegur dan saling berkenalan, saling berbicara dan saling
menanggapi pembicaraan tersebut, dan banyak lagi contoh yang lain. Olehnya itu
interaksi sosial merupakan hal yang utama dalam pergaulan atau kehidupan sosial.
perorangan atau kelompok manusia itu saling mengadakan kerja sama, saling berbicara
dan seterusnya, untuk mencapai tujuan bersama. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa
interaksi sosial adalah sebagai dasar proses-proses sosial, suatu pengertian yang
sebagai pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan bersama. (Ibid:10)
tersebut bagi masyarakat yang bersangkutan maupun orang luar yang melihatnya, dapat
berupa perubahan yang menarik atau kurang menarik. Tetapi ada pula perubahan yang
cepat maupun yang berjalan lambat. Hal ini merupakan gejala yang normal, dan
pengaruhnya menjalar dengan cepat, antara lain dengan adanya komunikasi yang
moderen juga untuk kondisi saat ini yang terjadi dunia mengalami era globalisasi.
Dengan demikian itu, interaksi sosial baru dapat berlangsung apabila dilakukan
minimal oleh dua orang atau lebih, adanya kontak sosial sebagai tahap awal dari
4
terjadinya interaksi, adanya komunikasi sebagai pengantar interaksi, adanya reaksi dari
pihak lain atas komunikasi tersebut, adanya hubungan timbal balik yang saling
Dengan adanya interaksi ini, muncullah kesadaran dari dalam diri manusia
berpedoman atau mengacu pada suatu aturan yang harus dipatuhi atau ditaati. Karena
aturan tersebut sebagai pedoman baik dalam berperilaku maupun dalam berhubungan
antara sesamanya. Demi mencapai kedamaian, dalam arti keteriban dan ketentraman di
dalam masyarakat.
Jadi interaksi sosial terbentuk pada segala bentuk kegiatan manusia, maka di
dalam interaksi sosial ini diperlukan ketertiban dan ketentraman, yang alatnya berupa
kaedah-kaedah sosial.
diatur oleh berbagai aturan. Aturan-aturan itu berupa nilai-nilai dan kaedah-kaedah
pedoman untuk hidup, namun hidup mempunyai dua aspek secara umum, yaitu aspek
hidup pribadi dan aspek hidup antar pribadi. Setiap aspek hidup tersebut mempunyai
kehidupan beriman;
5
b) Kaedah-kaedah kesusilaan (moral/etika dalam arti sempit) yang tertuju pada kebaikan
Kedua, pada aspek hidup antar pribadi meliputi: a) Kaedah-kaedah sopan santun
penilaian mengenai perbuatan tertentu. Hal ini jelas tampak dalam bentuk suruhan dan
larangan. Kaedah hukum ini diwujudkan dalam bentuk petunjuk bertingkah laku.
Oleh karena itu kaedah hukum disebut petunjuk tingkah laku, tentang apa yang
boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan yang disertai dengan sanksi. Kaedah hukum
tersebut bersumber dari masyarakat sendiri maupun dari sumber lain yang diakui
keberlakuannya oleh otoritas tertinggi dalam masyarakat itu. Jika kaedah tersebut
sanksi. Agar dengan sanksi itu, masyarakat diharapkan supaya selalu berada dalam
koridor yang baik, serta menghindarkan diri dari perbuatan melanggar hukum, guna
Kedamaian di sini adalah suatu keadaan yang mencakup dua hal, yaitu
pada hubungan atau komunikasi lahiriyah, jadi melihat pada proses interaksi para
keadaan bathiniyah, jadi melihat pada kehidupan bathiniyah (internal life) masing-
6
Ketertiban dan ketentraman bisa tercapai apabila ada kaedah-kaedah sosial.
Salah satu kaedah sosial dalam mekanisme pengintegrasian adalah kaedah hukum.
oleh kaedah-kaedah hukum dan pola-pola tertentu dalam arti tunduk pada kaedah-
dia akan lebih yakin bahwa ada kaedah-kaedah hukum dan pola-pola yang mengatur
Achmad Ali (2002:101) menjelaskan bahwa penerapan hukum itu dalam hal
Pertama, penerapan hukum pada saat tidak ada konflik. Contohnya jika seorang
pembeli barang membayar harga barang, dan penjual menerima uang pembayaran.
Kedua, penerapan hukum pada saat terjadi konflik. Contohnya si Pembeli sudah
membayar lunas harga barang, tetapi penjual tidak mau menyerahkan barangnya yang
telah dijual.
integrasi terhadap berbagai kepentingan warga masyarakat, yang berlaku baik ada
konflik maupun tidak ada konflik. Akan tetapi harus diketahui bahwa dalam
pengintegrasi, melainkan masih terdapat sarana pengintegrasi lain seperti kaedah agama,
7
Suatu pendekatan teoritis fungsional struktural oleh Talcott Parsons, bahwa
masyarakat pada dasarnya terintegrasi atas dasar kata sepakat para anggota-anggotanya
Salman,1993:13)
1. Masyarakat harus dilihat sebagai suatu sistem yang terdiri dari bagian-
8
3. Penemuan-penemuan baru yang dilakukan oleh anggota
masyarakat.
sebagai medan peperangan antara manusia satu dengan manusia lain, atau antara
masyarakat satu dengan masyarakat yang lain. Oleh sebab itu, diperlukan suatu fungsi
yang sifatnya lebih memaksa dan tidak sekedar mempertahankan asas-asas terakhir yang
dalam lalu lintas kehidupan sosial dengan cara memberikan pedoman orientasi tentang
Dengan demikian itu, jika terjadi konflik di dalam masyarakat, maka hukum
harus berperan. Olehnya itu, menurut Hobbes hukum itu ditentukan untuk mengatur
konflik-konflik yang timbul sebagai akibat adanya interaksi sosial. Inilah yang disebut
Hukum barulah beroperasi setelah adanya suatu konflik, misalnya ada sesorang yang
menggugat bahwa kepentingannya terganggu oleh orang lain. Dalam hal ini, menjadi
itu.(Achmad Ali,2002:102)
9
Sedang Talcott Parsons beserta rekannya melihat bahwa Pengadilan bergantung
yang menjadi tujuan dari system itu, keadaan apa yang ditimbulkan oleh penggunaan
kekuasaan.
Jadi jika hukum harus memutuskan suatu sengketa, maka ia akan berpikir,
yang produktif.
F. P e n u t u p
fungsinya itu. Hal ini berarti bahwa para warga masyarakat harus mengakui, kalau
institusi itulah tempat pengintegrasian dilakukan. Olehnya itu, orang pun harus bersedia
untuk menggunakannya atau memanfaatkannya. Dengan kata lain, rakyat harus dapat
konfliknya. Dari sini, masalahnya bisa ditarik ke masalah pemuasan rasa keadilan.
10
BAHAN PUSTAKA
Achmad Ali, 2002, Menguak Tabir Hukum (Suatu Kajian Filosofis Dan
Bandung.
Bakti, Bandung.
11