Anda di halaman 1dari 7

BOOK REVIEW HUKUM LINGKUNGAN DI INDONESIA

Nazaria Rahmawati Putri

Nazariaputri01@student.unnes.ac.id

Data Buku

Nama Buku/ Judul Buku : HUKUM LINGKUNGAN DI INDONESIA

Penulis/ Pengarang : Prof. Dr. Takdir Rahmadi, S.H., LL.M

Penerbit : PT Raja Grafindo Persada

Tahun Terbit : 2014

Kota Penerbit : Jakarta

Bahasa Buku : Bahasa Indonesia

Jumlah Halaman : xx-298

ISBN Buku : 978-979-769-360

Diskusi/Pembahasan

Buku yang diterbitkan pada tahun 2014 di Kota Jakarta merupakan hasi
karangan dari Prof. Dr. Takdir Rahmadi, S.H., LL.M. Buku yang ditulis oleh Guru
Besar Fakultas Hukum Universitas Andalas, yang saat ini juga menjadi Hakim
Agung di Mahkamah Agung RI, Prof. Dr. Takdir Rahmadi, S.H., LL.M ini
merupakan referensi yang akan membantu banyak pihak untuk memahami
masalah klasik, faktual, hingga ke depannya dari permasalahan lingkungan
hidup. Buku karya beliau merupakan buku wajib bagi setiap orang yang ingin
peduli terhadap nasib lingkungan hidup dunia. Dalam buku ini penulis
menjelaskan bahwa pengaruh lingkungan juga sesungguhnya berimbas pada
kehidupan intelektual, disertai dengan di bidang ilmu perundang-undangan
mengkaji agar setiap produk perundang-undangan dapat digunakan secara
berkelanjutan, tidak hanya pada masa kini, tetapi juga untuk generasi di masa
depan. Buku ini diterbitkan untuk mengisi kelangkaan buku-buku tentang
hukum lingkungan di Indonesia karena hukum lingkungan sebagai sebuah
bidang hukum yang relatif baru. Meskipun judul buku ini adalah Hukum
Lingkungan di Indonesia, tetapi substansinya tidak hanya membahas norma,
asas-asas, dan doktrin-doktrin hukum yang berlaku di Indonesia, tetapi juga
dalam buku ini juga membahas doktrin-doktrin hukum di negara-negara lain,
antara lain, yaitu Belanda dan Amerika Serikat, sehingga para pembaca yang
membaca ini semakin memperoleh wawasan perbandingan. Selain
pembahasan melalui pendekatan perbandingan terhadap hukum lingkungan di
negara lain, pembahasan dalam buku ini juga menggunakan pendekatan
sejarah atau perkembangan hukum lingkungan Indonesia dari periode sebelum
1982 hingga perkembangan terakhir. Selain itu, buku ini juga membahas
prinsip-prinsip yang diadopsi dalam instrumen-instrumen hukum internasional,
terutama Deklarasi Rio 1992, mengingat perkembangan hukum nasional juga
dipengaruhi oleh perkembangan hukum lingkungan internasional. Buku ini
materinya komprehensif karena dalam buku ini tidak saja membahas
mengenai pengaturan hukum tentang masalah-masalah pencemaran
lingkungan hidup, atau yang biasa disebut “brown issues”, tetapi juga
mencakup pengaturan masalah-masalah pemanfaatan sumber daya alam yang
lazim disebut “green issues”. buku ini membahas ketiga aspek dari substansi
hukum lingkungan, yaitu hukum administrasi, hukum pidana dan hukum
perdata,. menariknya lagi, buku ini bermanfaat tidak saja bagi para mahasiswa
progam S1, S2, dan S3 atau para akademisi, tetapi juga bermanfaat untuk para
praktisi hukum. Para pembaca dengan membaca buku ini, maka dengan
adanya buku ini akan semakin bertambah luas pengetahuan yang didapat
dalam mempelajari hukum di Indonesia melalui beberapa pendekatan yang
sudah dijelaskan dalam buku karya dari Prof. Dr. Takdir Rahmadi, S.H., LL.,M.
Dalam buku penulis juga memberikan andil yang luar biasa untuk ide-ide yang
bermanfaat untuk menjaga lingkungan di Indonesia ini. Maka para dosen
ataupun mahasiswa dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam buku tersebut, penulis menjelaskan ada 5 Bab.

Dalam Bab I penulis membahas tentang latar belakang pengembangan


hukum lingkungan yang meliputi antara lain masalah-masalah lingkungan
sebagai pendorong, faktor-faktor penyebab terjadinya masalah-masalah
lingkungan, lahirnya kesadaran lingkungan dan kebijaksanaan pembangunan
berwawasan lingkungan di tingkat global dan regional, pengertian dan
pembidangan hukum lingkungan, posisi hukum lingkungan dalam konteks ilmu
hukum, teori-teori pengembangan hukum lingkungan. Pada Bab II penulis
membahas tentang pengaturan asas, hak dan kewjiban, kewenangan,
kelembagaan, dan instrumen dalam pengelolaan lingkungan hidup yang
meliputi antara lain pengembangan peraturan perundang-undangan
lingkungan, konsep pengelolaan lingkungan hidup dan beberapa pengertian
konsep dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2009, asas dan tujuan
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, hak-hak dan kewajiban,
kewenangan pemerintah dalam pengelolaan lingkungan hidup, kelembagaan
pengelolaan lingkungan hidup, instrmen pengelolaan lingkungan hidup.
Kemudian untuk bab III akan membahas tentang pengaturan pengendalian
pencemaran lingkungan hidup yang meliputi baku mutu lingkungan hidup,
perizinan pengendalian pencemaran lingkungan sebelum berlakunya UUPLH,
izin pengendalian pencemaran lingkungan berdasarkan UUPLH, pengendalian
pencemaran air, pengendalian pencemaran udara, pengendalian pencemaran
laut, pengelolaan bahan berbahaya dan beracun dan limbah bahan berbahaya
dan beracun, perizinan berdasarkan pendekatan ekonomi. Setelah Bab III,
maka pada Bab IV juga membahas tentang pengaturan pemanfaatan sumber
daya alam dan pengendalian perusakan lingkungan hidup yang meliputi antara
lain pengelolaan hutan, konservasi sumber daya alam hayati dan
ekosistemnya, perlindungan sumber daya alam hayati di laut, perlindungan
sumber daya ikan, pengelolaan sumber daya air. Untuk yang terakhir yaitu Bab
V memberi pembahasan tentang penegakan hukum lingkungan dan
penyelesaian sengketa lingkungan yang meliputi antara lain pengertian dan
lingkup penegakan hukum lingkungan, hukum lingkungan administrasi, hukum
lingkungan pidana, penegakan hukum lingkungan melalui gugatan perdata,
penyelesaian sengketa lingkungan hidup, dan yang terakhir penyelesaian
sengketa lingkungan hidup berdasarkan Undang - Undang No. 32 Tahun 2009.
Maka dalam buku ini sangat lengkap untuk para pembaca yang ingin
menambah wawasan tentang hukum lingkungan.

Kegagalan sebenarnya telah jauh hari dapat dibaca oleh para pemimpin
dunia, namun dikarenakan kerakusan segolongan manusia tertentu dalam
pengelolaan alam, maka banyak prinsip - prinsip pengelolaan lingkungan
hanya “raja” di atas kertas itu. Itu sebabnya tuduhan kegagalan penyelamatan
lingkungan hidup adalah bagian dari kegagalan pemerintah menjadi sangat
beralasan, bukanlah pengelolaan lingkungan adalah tanggung jawab
pemerintah. Bukanlah pemerintah pula yang mampu mempidanakan sekaligus
memperdatakan para pengeruk kekayaan lingkungan yang tak bertanggung
jawab tersebut. Melihat peran pemerintah tersebut, maka tidak dapat
dipungkiri hukum lingkungan merupakan kombinasi yang unik antara hukum
administrasi, hukum pidana, sekaligus perdata. Permasalahan-permasalahan
lingkungan dan tata kelolanya itulah yang juga dikaji dalam buku ini. Tujuan
penulis menjelaskan dalam buku ini agar pembaca mengerti hukum apa saja
dan bagaimana yang melindungi lingkungan di Indonesia.

Pada Bab I adanya latar belakang pengembangan hukum lingkungan yang


membahas masalah-masalah lingkungan sebagai pendorong. Dalam literatur
masalah-masalah lingkungan dapat dikelompokkan ke dalam tiga bentuk, yaitu
pencemaran lingkungan, pemanfaatan lahan secara salah dan pengurasan
atau habisnya sumber daya alam. Jika dilihat dari perspektif hukum yang
berlaku di Indonesia, masalah-masalah lingkungan hanya dikelompokkan ke
dalam dua bentuk, yakni pencemaran lingkungan dan perusakan lingkungan
hidup. Pembedaan masalah lingkungan ke dalam dua bentuk dapat dilihat
dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1982 Tentang Ketentuan - Ketentuan
Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPLH) yang kemudian dicabut oleh
Undang - Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup (UUPLH). UUPLH juga hanya mengenal dua bentuk masalah lingkungan
hidup, yaitu pencemaran lingkungan dan perusakan lingkungan. Pengurasan
sumber daya alam diartikan sebagai pemanfaatan sumber daya alam secara
tidak bijaksana sehingga sumber daya alam itu baik kualitasnya maupun
kuantitasnya menjadi berkurang atau menurun dan pada akhirnya akan habis
sama sekali. Dampak negatif dari menurunnya kualitas lingkungan hidup baik
karena terjadinya pencemaran atau terkurasnya sumber daya alam adalah
timbulnya ancaman atau dampak negatif terhadap kesehatan, menurunnya
nilai estetika, kerugian ekonomi, dan terganggunya sistem alami.

Dalam Bab II pembahasan tentang pengaturan asas, hak dan kewajiban,


kewenangan, kelembagaan, dan instrumen dalam pengelolaan lingkungan
hidup. Baik UUPLH, UULH 1997 dan UULH 1982 sama-sama memuat hak-hak
setiap orang dalam kaitannya dengan lingkungan hidup. Hak atas lingkungan
hidup yang baik dan sehat merupakan hak substansif, sedangkan hak akses
informasi, akses partisipasi, hak berperan dalam perlindungan pengelolaan
termasuk ke dalam hak-hak prosedural. UULH 1997 mengakui adanya tiga jenis
hak lingkungan, yaitu: hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat, hak
atas informasi lingkungan hidup dan hak berperan untuk pengelolaan
lingkungan hidup. Dalam UULH 1997, hak substansif lingkungan hidup
diirumuskan dalam Pasal 5 ayat (1). Selain mengakui adanya hak-hak, UUPLH
maupun UULH 1997 juga meletakkan dan menciptakan kewajiban-kewajiban
hukum bagi setiap orang dalam pengelolaan lingkungan hidup.
Ketidakmampuan atau kegagalan untuk memenuhi kewajiban tanpa alasan -
alasan yang secara objektif menurut hukum dapat diterima, tentu dapat
mengakibatkan lahirnya pertanggungjawaban hukum dalam lapangan hukum
perdata maupun hukum pidana bagi subjek hukum yang tidak mampu atau
gagal memenuhi kewajiban-kewajiban tersebut. Kewenangan negara
dirumuskan dalam Pasal 8 UULH 1997 yaitu pengakuan hak negara untuk
menguasai sumber - sumber daya alam.

Pada Bab III membahas tentang pengaturan pengendalian pencemaran


lingkungan hidup. Pencemaran lingkungan hidup dapat terjadi dalam bentuk
pencemaran air, pencemaran laut, pencemaran udara dan kebisingan. Maka
itu, adanya rezim hukum yang mengatur pengendalian pencemaran hidup,
yaitu rezim hukum pengendalian pencemaran laut, rezim hukum pengendalian
pencemaran udara dan kebisingan. Sumber pencemaran laut dari daratan
terdiri atas kegiatan sektor industri, kegiatan sektor pertanian, pemukiman
atau perkotaan. Limbah-limbah dari sumber ini masuk ke dalam saluran air ,
sungai-sungai dan akhirnya berakhir di lautan sehingga dapat menimbulkan
pencemaran laut. Dengan adanya rezim hukum yang mengatur pengendalian
dan pencegahan pencemaran air yang bersumber dari sektorindustri
berpengsruh positif terhadap pengendalian dan pencegahan pencemaran laut.
Instrumen penting dalam pengendalian pencemaran adalah baku mutu
lingkungan hidup , perizinan yang berkaitan dengan pembuangan limbah,
analisis mengenai dampak lingkungan, audit lingkungan. Baku Mutu
Lingkungan Hidup (BMLH) dan merupakan instrumen pengelolaan lingkungan
hidup. Pengertian BMLH dirumuskan dalam Pasal 1 angka 13 UUPLH yaitu :
“ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat energi, atau komponen yang ada
atau unsur pencemar yang ditenggang adanya dalam suatu sumber daya
tertentu sebagai unsur lingkungan hidup”. Baku Mutu Air dan Baku Mutu Udara
Ambien di satu pihak dan Baku Mutu Limbah atau Baku Mutu Udara Ambien di
pihak lain. Baku Mutu Air dan Baku Mutu Udara Ambien mewakili keadaan atau
kondisi komponen lingkungan hidup, sedangkan Bak Mutu Air Limbah atau
Baku Mutu Emisi adalah kuantitas dan kualitas limbah atau buangan yang
diizinkan keluar dari saluran-saluran pembuangan atau pelepasan sebuah
kegiatan usaha. Untuk mempertahankan kondisi atau keadaan sebuah sumber
air atau kawasan udara tertentu, maka pelepasan atau buangan dari berbagai
kegiatan yang potensial perlu dikendalikan melalui penetapan Baku Mutu
Limbah atau Baku Mutu Emisi. Untuk Baku Mutu Air Nasional dituangkan dalam
Lampiran PP No. 82 Tahun 2001, untuk Baku Mutu Ambien Udara Nasional
dituangkan dalam Lampiran PP No. 41 Tahun 1949. Untuk Baku Mutu Ambien
Air Laut dituangkan dalam Keputusan Menteri sesuai ketentua Pasal 4 PP No.
19 Tahun 1999.

Pada Bab IV membahas tentang pengaturan sumber daya alam dan


pengendalian perusakan lingkungan hidup. Sumber daya alam dapat
dibedakan atas sumber daya alam hayati dan sumber daya alam nonhayati.
Sumber daya alam memberikan banyak manfaat bagi kehidupan manusia di
muka bumi ini. Oleh karena itu, sumber daya alam sangat penting bagi
kelangsungan perikehidupan atau peradaban manusia, maka manusia
berkewajiban untuk mempertahankan ketersediaan sumber - sumber daya
alam itu secara terus -menerus melalui suatu pngelolaan. Beberapa jenis
sumber daya alam, yang tergolong dapat diperbaharui dan tidak dapat
diperbaharui yang suatu ketika akan habis sama sekali. Oleh sebab itu,
mnausia berkewajiban untuk berusaha menggunakan sumber daya alam yang
tidak dapat diperbaharui secara efisien dan menggunakan dengan secukupnya.
Agar di masa yang akan datang sumber daya alam yang tidak dapat
diperbaharui tersebut masih bisa untuk digunakan. Kebijakan pengelolaan
hutan mula-mula diatur dalam Undang-Undang No. 5 Tahun 1967 tentang
Ketentuan Pokok Kehutanan dan berbagai peraturan - peraturan perundangan -
perundangan pelaksanaannya seperti PP No. 21 Tahun 1970 tentang Hak
Pengusahaan Hutan dan Hak Pemungutan Hasil Hutan dan PP No. 18 Tahun
1975 tentang Perubahan PP No. 21 Tahun 1970, PP No. 7 Tahun 1990 tentang
Hak Pengusahaan Tanaman Industri. Pada Tahun 1999 pemerintah
mengundangkan UU No. 41 Tahun !999 tentang Kehutanan (LN Tahun 1999
No. 167) yang mencabut berlakunya UU NO. 5 Tahun 1967. Selain itu Undang-
Undang No. 41 Tahun 1999 kemudian diubah dengan UU No. 19 Tahun 2004.
Pemerintah juga mengundangkan PP No. 6 Tahun 1999 tentang Pengusahaan
Hutan dan Pemungutan Hasil Hutan yang mencabut berlakunya PP No. 21
Tahun 1970 dan PP No. 18 Tahun 1975. Pekembangan selanjutnya pemerintah
mengundangkan PP No. 34 Tahun 2002 tentang Tata Hutan dan Penyusunan
Rencana Pengelolaan Hutan, Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan
Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan (LN. 2002 No. 66) yang mencabut
berlakunya PP No. 6 Tahun 1999 dan PP No. 6 Tahun 1999 dan PP No. 45 Tahun
2004 tentang Perlindungan Hutan (LN Tahun 2004 No. 147).

Dan yang terakhir pada Bab V membahas tentang penegakan hukum


lingkungan dan penyelesaian sengketa lingkungan. Hukum lingkungan adalah
sebuah bidang atau cabang hukum yang memiliki kekhasan yang oleh
Drupsteen yang disebut sebagai bidang hukum fungsional yaitu di dalamnya
terdapat unsur-unsur hukum administrasi, hukum pidana dan hukum perdata.
Oleh sebab itu, penegakkan hukum lingkungan dimaknai sebagai penggunaan
atau penerapan instrumen - instrumen dan sanksi-sanksi dalam lapangan
hukum administrasi, hukum pidana dan hukum perdata dengan tujuan
memaksa subjek hukum yang menjadi sasaran mematuhi peraturan perundang
- undangan lingkungan hidup. Penggunaan instrumen dan saksi hukum
administrasi dilakukan oleh instansi pemerintah dan juga oleh warga atau
badan hukum perdata. Gugatan Tata Usaha Negara merupakan sasaran hukum
administrasi negara yang dapat digunakan oleh warga atau badan hukum
perdata terhadap instansi atau pejabat pemerintah yang menerbitkan
keputusan tata usaha negara yang secara formal atau materiil bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan lingkungan. Ketentuan - ketentuan
tentang pengawasan juga ditemukan dalam ssejumlah undang - undang dan
peraturan pemerintah. Dalam UULH 1997 ketentuan pengawasan ditemukan
dalam Pasal 22, Pasal 23 dan Pasal 24. dari ketentuan Pasal 22 UULH 1997
dapat diketahui, bahwa Menteri Negara Lingkungan Hidup berwenang
melakukan pengawasan terhadap penataan kegiatan usaha atas ketentuan-
ketentuan peraturan perundang-undangan lingkungan hidup. Sebagai tindak
lanjut dari kewenangan itu, Menteri Negara Lingkungan Hidup dapat merujuk
pejabat yang melakukan pengawasan.

Dengan diperlengkapnya Undang-Undang yang mengatur Hukum


Lingkungan di Indonesia ini membuat pembaca lebih mudah untuk mengetahui
Undang-Undang apa saja yang digunakan dalam mengatur Hukum Lingkungan
di Indonesia dan mengetahui hal apa saja yang diatur dalam peraturan
perundang-undangan tersebut. Tentu banyak sekali Undang-Undang yang
mengatur tentang Hukum Lingkungan di Indoneia ini. Buku yang ditulis oleh
Prof. Dr. Takdir Rahmadi membuat pembaca juga bisa melakukannya dalam
kehidupan sehari-hari dan membuat pembaca lebih mudah memahami hukum
lingkungan. Penjelasan yang singkat, jelas dan mudah di mengertipun
membuat pembaca lebih ingin mendalami materi atau isi daripada buku
tersebut. Penyusunannya yang rapi dan sesuai membuat pembaca juga lebih
mudah mencari halaman yang diinginkan. Bahasanya yang baku dan tidak
berbelit-belit mebuat pembaca tidak bosan dalam membaca buku karangan
dari Prof. Dr. Takdir Rahmadi ini. Buku dari Prof. Dr. Takdir Rahmadi ini juga
merupakan inspirasi dari para mahasiswa yang mengalami kesulitan dalam
memahami atau mempelajari hukum lingkungan yang ada di negara ini,
sehingga muncullah sebuah ide Prof. Dr. Takdir Rahmadi menyusun buku ini.
Yang diharapkan akan mempermudah mahasiswa dalam memahami atau
mempelajari hukum lingkungan yang ada dan mengisi kelangkaan buku-buku
tentang hukum lingkungan di Indonesia.. Sehingga disusunlah buku Hukum
Lingkungan sedemikian rupa agar lebih mudah dipahami dan lebih mudah
untuk dimengerti. Dalam buku ini juga diperlengkap dengan adanya Undang-
Undang yang berlaku di Indonesia dan yang mengatur tentang Hukum
Lingkungn. Dengan adanya Undang-Undang di dalam buku tersebut akan
mempermudah pembaca dalam memahami aturan-aturan yang terdapat
didalamnya. Sehingga tidak sulit untuk pembaca mengerti apa saja hak-hak
lingkungan hidup dan sanksi apa saja yang akan diberikan jika ada yang masih
melanggarnya. Buku ini juga terdiri dari referensi-referensi buku lainnya yang
dijadikan satu dan luasnya ilmu pengetahuan yang terdapat dalam buku
tersebut.

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai