DI SUSUN OLEH :
IAIN LANGSA
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4
A. Latar belakang..............................................................................................4
B. Rumusan Masalah........................................................................................4
C. Tujuan..........................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................6
Lingkungan..................................................................................................8
KESIMPULAN.........................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA................................................................................16
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
berkembang sekitar tahun 1995. Hukum lingkungan ialah bidang study yang terus
pun mengalami perubahan dari waktu ke waktu, baik dalam scope Nasional,
Regional maupun global, dan semua itu menuntut pembaharuan di dalam berbagai
hukum yang ada, sehingga pada pembagian hukum klasik yang. Apabila dikaitkan
maka panjang atau pendeknya sejarah tentang peraturan tersebut tergantung dari
B. Rumusan Masalah
Lingkungan?
4
C. Tujuan Penulisan
lingkungan.
hukum lingkungan.
5
BAB II
PEMBAHASAN
1
Frans Likadja, Hukum dan Pembangunan, (1990), hal 228
2
Siti Sundari Rangkuti, Hukum Lingkungan dan Kebijaksanaan Lingkungan Nasional,
(Surabaya : Airlangga University Press, 2000), hal 10
6
Pengkajian memiliki arti penting bagi pembangunan hukum lingkungan
sebagai pengembangan teoritik ilmu hukum tata negara dan hukum administrasi
yang secara disiplin ilmiah tidak dapat dipisahkan. Dari analisis terhadap konsep
dalam dua bidang keilmuan tersebut berkaitan dengan lingkungan hidup akan
disadari atau tidak sebenarnya telah hadir di masa abad sebelum masehi, misalnya
di dalam Code of Hammurabi yang ada di dalamnya terdapat salah satu klausul
dengan lingkungan hidup sudah dikenal lebih dari sepuluh abad yang lalu. Dari
prasasti juruna tahun 876 masehi diketahu ada jabatan “Tuhalas” yakni pejabat
yang mengawasi hutan dan alas, yang kira-kira identik dengan jabatan petugas
pada tahun 877 masehi menyebutkan adanya jabatan “Tuhaburu” yakni pejabat
pada abad ke-18 di Inggris dengan kemunculan kerajaan mesin, dimana pekerjaan
tangan dicaplok oleh mekanisasi yang di tandai dengan penemuan masin uap oleh
james watt. Dengan demikian terbukalah jaman tersebarnya perusahaan besar dan
7
penemuan baru dalam bidang medis, telah dikeluarkan pula peraturan tentang
Belanda. Namun hukum lingkungan pada waktu itu hanya bersifat pemakaian
Indonesia, dan dalam rangka menyikapi lahirnya Deklarasi Stockholm pada tahun
yang berorientasi yang hanya pada pemakaian, menjadi hukum lingkungan yang
yang ditemukan dalam UUKPPLH, maka atas dasar itulah pemerintah kemudia
8
mengundangkan Undang-undang No 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup. 4
Lingkungan
manusia sebagai wakil atau khalifah Allah di muka bumi untuk memfungsikan
lingkungan hidup itu sendiri yang di dalamnya telah melibatkan peranan manusia
dan perilakunya dalam mensejahterkan makhluk hidup dan dirinya. Karena secara
Allah menganugrahi akal kepada manusia, dan dengan akal itullah Allah
dan hubungan dengan alam semesta. Manusia dalam agama merupakan bagian
subjek dan di sisi lain menjadi objek, sebagai subjek, manusia mempunyai
4
J.B Daliyo, Pengantar Hukum Indonesia, Buku Panduan Mahasiswa, (Jakarta : PT
Prenhalindo, 2001)
9
berpendidikan, mengerjakan amal shaleh, berbuat baik kepada orang lain,
kesatuan atas penciptaan dari sang khalik, sehingga jika terjadi kerusakan
terhadap ciptaan Allah, hal ini merupakan pengingkaran terhadap ciptaan Allah.
Bahkan lebih dalam lagi, islam memiliki prinsip dasar dalam upaya melestarikan
lingkungan hidup dan sumber daya alam. Kewajiban manusia untuk mengelola
kewajiban dan tanggungjawab manusia sebagai khalifah atau penguasa yang harus
bertanggungjawab atas dirinya, sesama manusia dan alam yang menjadi sumber
khalifah di muka bumi memiliki dua bentuk sunatullah yang harus dilakukan, baik
lingkungan hidup, baik alam ataupun lingkungan sosial merupakan tugas daripada
kelestarian alam, sehingga khlaifah dan umat harus bersatu dan saling mencintai
hidupnya. Ajaran islam mengenai konsep ekologis dan lingkungan hidup perlu
10
hidup, yang dapat dipahami, ditransformasikan dan diinternalisasikan oleh seluruh
atau lingkungan hidup. Seperti yang dijelaskan dalam Q.s Al-An’am ayat 15 yaitu
dan dia mengangkat (derajat) sebagian kamu di atas yang lain, untuk mengujimu
cepat memberi hukuman dan sungguh Dia maha pengampun, maha penyayang.”
11
hukum yang berwawasan lingkungan sebagai ciri utama hukum lingkungan
modern. Hal ini berarti, bahwa ia terkait dan harus sejalan dengan nilai-nilai
hukum yang hidup dalam masyarakat. Hal tersebut mengacu pada prinsip-prinsip
hukum lingkungan internasional yaitu :
1). Duty to prevent reduce and control environmental harm
Hukum internasional mewajibkan setiap negara untuk mengambil
langkah-langkah yang diperlukan untuk mengontrol dan menangani sumber
pencemaran global yang serius atau sumber perusakan lintas batas yang ada dalam
jurisdiksi mereka. Dari prinsip pertama ini kemudian dapat diuraikan lagi dalam
prinsip-prinsip khusus sebagai berikut :
Due diligence and harm prevention
Prinsip due diligence ini menentukan bahwa setiap pemerintah yang baik
hendaknya memasyarakatkan ketentuan-ketentuan hukum administratif
yang mengatur tindakan-tindakan publik maupun privat demi melindungi
negara lain dan lingkungan global. Keuntungan dari standar ini adalah
fleksibilitasnya, dan negara tidaklah menjadi satu-satunya penjamin atas
pencegahan kerusakan.
Dalam prinsip ini akan diterapkan dengan mempertimbangkan segala
segi dari suatu pemerintahan, baik dari segi efektif atau tidaknya pengawasan
wilayah, sumber daya alam yang tersedia, maupun sifat dari aktivitas yang
dilakukan. Akan tetapi kerugiannya adalah bahwa menjadi tidak jelasnya
ketentuan mengenai bentuk peraturan dan kontrol yang diminta dari setiap negara,
karena bergantung pada kondisi dari negara yang bersangkutan.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
13