Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MAKALAH MATA KULIAH PENGANTAR HUKUM

INDONESIA KELOMPOK HUKUM LINGKUNGAN

Disusun oleh :
1. Gagah Budi Prakasa (110110170360)
2. Yoga Abiansyah (110110170350)
3. Dida Putra M. (110110170377)
4. Arvan Dirga (110110170388)
5. Fani Yofrisa Ismar (110110170381)

FAKULTAS HUKUM
ILMU HUKUM

UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2017/2018
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah
tentang Hukum Lingkungan dengan baik tanpa halangan yang berarti.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini. Tujuan dibuatnya makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas awal
perkuliahan semester 2 dalam mata kuliah “ Pengantar Hukum Indonesia” yang bertemakan
“Hukum Lingkungan”.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang Hukum Lingkungan ini
dapat menyadarkan para pembaca bahwa kelestarian lingkungan itu sangat penting bagi
pembangunan berkelanjutan, maka dari itu kita semua sebagai masyarakat harus menjaga
tempat tinggal kita ini dengan sebaik-baiknya.
DAFTAR ISI

COVER.......................................................................................................................................
KATA PENGANTAR.................................................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................................................
BAB 1..........................................................................................................................................
PENDAHULUAN.......................................................................................................................
A. LATAR BELAKANG........................................................................................
B. RUMUSAN MASALAH....................................................................................
C. TUJUAN PENULISAN......................................................................................
D. MANFAAT PENULISAN..................................................................................

BAB 2...........................................................................................................................................

PEMBAHASAN.........................................................................................................................

A. PENGERTIAN DAN ISTILAH HUKUM LINGKUNGAN..............................


B. ASAS-ASAS HUKUM LINGKUNGAN...........................................................
C. SUMBER HUKUM LINGKUNGAN................................................................
D. SUBJEK DAN OBJEK HUKUM LINGKUNGAN...........................................

BAB 3 .........................................................................................................................................

PENUTUP...................................................................................................................................

A. KESIMPULAN....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Segala sesuatu yang ada didunia ini erat hubunganya satu sama lain, Antara
manusia dengan manusia, manusia dengan hewan, manusia dengan tumbuh-tumbuhan
dan bahkan manusia dengan benda mati sekalipun. Dari berbagai komponen
lingkungan hidup diatas mempunyai peran penting didalam hukum lingkungan. Maka
dari itu sudah kita gambarkan secara jelas apa yang akan terjadi apabila komponen
diatas tidak dijaga dengan baik. tetapi dari komponen diatas ada yang sangat berperan
sangat penting yaitu manusia,yang dimana manusia mempunyai kelebihan dari
komponen komponen diatas, Karena manusia mempunyai akal dan pikiran yang bisa
membedakan yang baik dan yang buruk. Tapi pada saat ini manusia yang mana bisa
dikatakan sebagai pemimpin dari lingkungan.

Maka,diantara lingkungan yang begitu penting untuk dijaga terbentuklah


sebuah gagaasan yang akan membawa masyarakat kedalam ilmu pengetahuan,yang
memberi petunjuk betapa petingnya peran masyarakat dalam menjaga dan mengelola
lingkungan.
Namun apakah yang akan dilakukan jika alam sudah tidak stabil lagi. Disinilah
masyarakat yang menjadi ujung tombak dari permasalahan lingkungan sekarang dan
seterusnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan istilah Hukum Lingkungan?
2. Asas-asas apa saja yang terdapat dalam Hukum Lingkungan?
3. Apa saja sumber Hukum Lingkungan ?
4. Apa saja subjek dan objek Hukum Lingkungan?

C. Tujuan
1. Untuk memberikan pemahaman mengenai konsep-konsep dasar tentang manusia
dan lingkungan.
2. Untuk mengetahui dasar-dasar kemampuan untuk melakukan analisis mengenai
permasalahan lingkungan aktual baik yang terjadi di tingkat lokal, regional,
nasional maupun global.
3. Untuk memahami contoh-contoh solusi alternatif tentang bagaimana mengatasi
permasalahan lingkungan melalui pendekatan ekologis dan penerapan teknologis.
4. Mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan yang berwawasan lingkungan dalam
rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat
Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
D. Manfaat
1. Untuk mengetahui seberapa besarV kekayaan alam
2. Agar dapat mengetahui dan memahami tentang cara mengelola dan
memanfaatkan. sumber daya alam yang tersedia secara berkelanjutan.
3. Agar dapat mengetahui cara melestarikan lingkungan dengan baik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Istilah Hukum Lingkungan
Pengertian Hukum Lingkungan berdasarkan Undang-Undang nomor 32 tahun
2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pada pasal 1 angka 1
yang dimaksud Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
keadaan dan mahkluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi
alam itu sendiri, kelangsungan peri kehidupan dan kesejahteraan manusia serta
mahkluk hidup lain.
Terdapat berbagai pendapat para pakar tentang makna dari Hukum
Lingkungan, yaitu:

1. Munadjat Danusaputro
Lingkungan Hidup adalah semua benda dan daya serta kondisi, termasuk di
dalamnya manusia dan tingkat perbuatannya, yang terdapat dalam ruang dimana
manusia berada dan mempengaruhi kelangsungan hidup serta kesejahteraan
manusia dan jasad-jasad hidup lainnya.
2. Otto Soemarwoto
Lingkungan Hidup adalah ruang yang ditempati suatu mahkluk hidup bersama
dengan benda hidup dan tak hidup didalamnya.
3. Drupteen
Hukum lingkungan adalah hukum yang berhubungan dengan lingkungan alam
(natuurlijk milieu) dalam arti seluas-luasnya. Ruang lingkupnya berkaitan dengan dan
ditentukan oleh ruanglingkup pengelolaan lingkungan. Dengan demikian hukum
lingkungan merupakan instrumentarium yuridis bagi pengelolaan lingkungan.

Istilah Hukum Lingkungan merupakan terjemahan dari beberapa istilah, yaitu:


Environmental Law dalam Bahasa Inggris, Millieeurecht dalam Bahasa Belanda,
Lenvironnement dalam Bahasa Perancis, dan Umweltrecht.

B. Asas-asas Hukum Lingkungan.


Berdasarkan pasal 2 undang-undang no. 32 tahun 2009 Perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup dilaksanakan berdasarkan asas-asas, sebagai berikut:
a. Tanggung jawab negara
Adalah:
1. Negara menjamin pemafaatan sumber daya alam akan memberikan manfaat
yang sebesar-besarnya bagi kesejahteraan dan mutu hidup rakyat, baik
generasi masa kini maupun generasi masa depan.
2. Negara menjamin hak warga negara atas lingkungan hidup yang baik dan
sehat.
3. Negara mencegah dilakukannya kegiatan pemanfaatan sumber daya alam yang
menimbulkan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan.
b. Kelestarian dan keberlanjutan
Bahwa setiap orang memikul kewajiban dan tanggung jawab terhadap
generasi mendatang dan terhadap sesamanya dalam satu generasi dengan
melakukan upaya pelestarian daya dukung ekosistem dan memperbaiki kualitas
lingkungan hidup.
c. Keserasian dan keseimbangan
Bahwa pemanfaatan lingkungan hidup harus memperhatikan berbagai aspek
seperti ekonomi, sosial, budaya, dan perlindungan seta pelestarian ekosistem.
d. Keterpaduan
Bahwa perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dilalukan dengan
memadukan berbagai unsur atau menyinergikan berbagai komponen terkait.
e. Manfaat
Bahwa segala usaha dan /atau kegiatan pembangunan yang dilaksanakan
disesuai dengan potensi sumber daya alam dan lingkungan hidup untuk
peningkatan kesejahteraan masyarakat dan harkat manusia selaras dengan
lingkungan.
f. Kehati-hatian
Bahwa ketidakpastian mengenai dampak suatu usaha dan/atau kegiatan karena
keterbatasan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi bukan merupakan
alasan untuk menunda langkah-langkah meminimalisasi atau menghindari
ancaman terhadap pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup.
g. Keadilan
Bahwa perlindungan dan pengelolaan lingkungan harus mencerminkan
keadilan secara proporsional bagi setiap warga negara, baik lintas daerah, lintas
generasi, maupun lintas gender.
h. Ekoregion
Bahwa perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup harus memperhatikan
karakteristik sumber daya alam, ekosistem, kondisi geohragis, budaya masyarakat
setempat, dan kearifan lokal.
i. Keanekaragaman hayati
Bahwa perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup harus memperhatikan
upaya terpadu untuk memperhatikan upaya terpadu untuk mempertahankan
keberadaan, keragaman, dan keberlanjutan sumber daya alam hayati yang terdiri
atas sumber daya alam nabati dan sumber daya alam hewani yang bersama dengan
unsur nonhayati di sekitarnya secara keseluruhan membentuk ekosistem.
j. Pencemaran membayar
Bahwa setiap penanggung jawab yang usaha dan/atau kegiatannya
menimbulkan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup wajib
menanggung biaya pemulihan lingkungan.
k. Partisipatif
Bahwa setiap anggota masyarakat didorong untuk berperan aktif dalam proses
pengambilan keputusan dan pelaksanaan perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup, baik secara langsung maupun tidak langsung.
l. Kearifan lokal
Bahwa dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup harus
memperhatikan nilai-nilai luhur yang berlaku dalam tata kehidupan masyarakat
m. Tata kelola pemerintahan yang baik.
Bahwa perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dijiwai oleh prinsip
partisipasi, transparansi, akuntabilitas, efisiensi, dan keadilan.
n. Otonomi daerah
Bahwa pemerintah dan pemerintah daerah mengatur dan mengurus sendiri
urusan pemerintahan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
dengan memperhatikan kekhususan dan keberagaman daerah dalam bingkai
Negara Kesatuan Republik Indonesia.

C. Sumber Hukum Lingkungan


1. UUD 1945 Pasal 28H ayat (1): “Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir
dan batin, bertempat tinggal, dan mendapat lingkungan hidup yang baik
dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.”
2. UUD 1945 Pasal 33 ayat (3): “bumi, air, kekayaan alam yang terkandung
didalamnya dikuasai oleh Negara, dan dipergunakan untuk sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat”
3. UUD 1945 pasal 33 ayat (4): “Perekonomian nasional diselenggarakan
berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi
berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta
dengan menjaga keseimbangan, kemajuan, dan kesatuan ekonomi
nasional.”
4. Undang-Undang No.32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
5. Serta peraturan perundangan lainnya yang memuat tentang pengaturan
lingkungan, antara lain:
a. Undang-Undang tentang Tata Ruang
b. Undang-Undang tentang Sumber Daya Air

D. Subjek dan Objek Hukum Lingkungan


1. Subjek Hukum Lingkungan
Hukum ditujukan untuk mengatur hubungan antaranggota-anggota
masyarakat yang menimbulkan ikatan-ikatan antara individu dengan
individu dan antara individu dengan masyarakat. Ikatan tersebut
menimbulkan hak dan kewajiban.
Yang dapat memperoleh hak dan kewajiban dari hukum adalah
manusia. Jadi manusia oleh hukum di akui sebagai pendukung hak dan
kewajiban atau di sebut hak dan kewajiban atau di sebut subjek hukum.
Pada dasarnya subjek hukum terdiri atas manusia dan badan hukum.
Dewasa ini telah berkembang hukum lingkungan modern yang
berorientasi pada lingkungan (environment-oriented Law). Kini ruang
lingkup hukum lingkungan sangat luas, yakni mengatur tingkah laku
manusia dalam hubunganya dengan lingkungan, serta melindungi dan
memelihara lingkungan sebagai wadah tempat hidup manusia dalam arti
lingkungan mempunyai hak untuk dilindungi dan dilestarikan.
Berdasarkan pandangan tersebut maka tidak saja manusia dan badan
hukum sebagai subjek hukum,tetapi sekarang lingkungan juga dapat
dikatakan sebagai subjek hukum atau sebagai pendukung hak dan
kewajiban.
Setiap manusia baik warga negara maupun orang asing dengan tidak
memandang agama maupun kebudayaan, sejak dilahirkan sampai
meninggal dunia adalah subjek hukum, atau pendukung hak dan
kewajiban. Sebagai subjek hukum, manusia mempunyai hak-hak dan
kewajiban-kewajiban untuk melakukan suatu tindakan hukum. Misalnya ia
dapat mengadakan persetujuan-persetujuan, perkawinan, membuat
testament dan memberikan hibah.
Jadi pada hakikatnya manusia sejak lahir memperoleh hak dan
kewajiban. Apabila ia meninggal dunia maka hak dan kewajibannya akan
beralih kepada ahli warisnya. Tetapi dalam hal ini Undang-Undang juga
mengadakan pengecualian, bahwa anak yang masih dalam kandungan
pundapat di anggap sebagai subjek hukum jika kepentingannya diperlukan.
Hal itu di atur dalam pasal 1 ayat 2 KUHPerdata yang berbunyi sebagai
berikut:"Anak yang ada dalam kandungan seorang perempuan, di anggap
telah lahir, setiap kali kepentingan si anak menghendakinya".
Ketentuan tersebut juga menegaskan bahwa hak dan kewajiban anak
baru di anggap ada jika ia lahir hidup. Apabila ia lahir mati maka haknya
di anggap tidak ada. Misalnya kepentingan anakuntuk menjadi ahli waris
dari orang tuanya walaupun ia masih berada dalam kandungan. Ia di
anggap telah lahir dan oleh karena itu harus diperhitungkan hak-haknya
sebagai ahli waris. Tetapi jika ia lahir dalam keadaan mati maka haknya di
anggap tidak pernah ada.
Disamping itu berdasarkan Undang-Undang,seseorang dapat di naggap
telah meninggal dunia jika hilang atau tidak diketahui keberadaannya dan
tidak ada kepastian apakah ia masih hidup dalam tenggang waktu setelah
lewat lima tahun sejak ia meninggalkan tempat kediamannya.
Disamping manusia sebagai pendukung hak dan kewajiban, terdapat
pula badan hukum diberi status sebagai pendukung hak dan kewajiban
seperti manusia yang di sebut badan hukum. Badan hukum adalah setiap
pendukung hak yang tidak berjiwa (yang bukan manusia) yang dapat
melakukan perbuatan hukum seperti manusia. Misalnya dapat melakukan
persetujuan,memiliki harta kekayaan yang sama sekali terlepas dari
kekayaan para anggotanya (koperasi). Hak dan kewajiban badan hukum itu
sama sekali terpisah dari hak dan kewajiban para anggotanya.
Badan hukum juga dapat berperan sebagai penggugat dan dapat
sebagai tergugat seperti halnya manusia. Perbedaannya dengan manusia
adalah bahwa badan hukum tidak dapat melakukan perkawinan dan tidak
dapat di hukum penjara kecuali hukuman denda. Untuk menjalankan hak
dan kewajibannya badan hukum bertindak dengan perantara pengurusnya.
Walaupun pengurus dari badan hukum itu selalu berganti-ganti, namun
badan hukum sebagai pendukung hak dan kewajiban tetap ada.

2. Objek Hukum
Objek Hukum adalah segala sesuatu yang berada dalam pengaturan
hukum dan dapat di manfaatkan oleh subjek hukum (manusia dan badan
hukum) berdasarkan hak dan kewajiban objek hukum yang bersangkutan.
Jadi objek itu adalah sesuatu yang pemanfaatannya di atur berdasarkan jual
beli, sewa menyewa, waris mewarisi, perjanjian dan sebagianya.
Objek hukum juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berguna
bagi subjek hukum dan yang dapat menjadi pokok (objek) suatu hubungan
hukum yang di sebut hak. Segala sesuatu dapat saja dikuasai oleh subjek
hukum.
Sebagai contoh, A meminjam buku kepada B. yang menjadi objek
hukum dalam hubungan A dan B ialah buku itu serta kekuasaan hak A
untuk meminta kembalinya dari B. Buku menjadi objek hukum dari hak
kepunyaan A.
Yang termasuk objek hukum adalah segala sesuatu yang dapat
dimanfaatkan oleh subjek hukum secara yuridis (menurut atau berdasarkan
hukum). Hal itu disebabkan oleh manfaatnya yang harus di peroleh dengan
jalan hukum (objek hukum) dan tanpa perlu berdasarkan hukum. yakni
segala sesuatu yang dapat diperoleh secara bebas dari alam (benda non
ekonomi) seperti angin, cahaya/matahari, bulan, air di daerah-daerah
pegunungan yang pemanfaatannya tidak diatur oleh hukum. Hal-hal
tersebut termasuk objek hukum karena benda-benda itu dapat di peroleh
tanpa memerlukan pengorbanan sehingga membebaskan subjek hukum
dari kewajiban-kewajiban hukum dan pemanfaatannya.
Biasanya subjek hukum di sebut benda (Zaak). Menurut hukum
perdata, benda adalah segala barang dan hak yang dimiliki orang (pasal
499 KUH Perdata). Menurut pasal 503 KUH Perdata benda dapat dibagi
menjadi benda berwujud dan tidak berwujud.
Benda yang berwujud (lichamelijke zaken) yaitu segala yang dapat di
raba oleh panca indera seperti rumah, tanah, gedung, dll
Benda yang tidak berwujud (onlichamelijke) yaitu segala macam hak
seperti saham-saham atas kapal laut, hak cipta, dan merek dll.
Selanjutnya menurut pasal 504KUH Perdata benda juga dapat dibagi
atas benda tidak bergerak dan benda bergerak.

1. Benda tidak bergerak (onreorende zaken) meliputi berikut ini:


Benda tidak bergerak karena sifatnya sendiri yang
menggolongkan kedalam golongan itu, seperti tanah serta segala segala
sesuatu yang tetap ada di situ sehingga menjadi kesatuan dengan tanah
tersebut. Misalnya bangunan, tanam-tanaman, pohon-pohon serta
kekayaan alam yang ada dalam kandungan bumi dan barang-barang
lain yang belum terpisah dari tanah itu.
Benda tidak bergerak karena tujuannya menggolongkannya ke
dalam golongan itu yaitu segala barang yang senantiasa digunakan
oleh yang mempunyai dan yang menjadi alat tetap pada suatu benda
yang tidak bergerak. Misalnya mesin penggilingan padi yang
ditempatkan di dalam gedung perusahaan penggilingan beras dan alat-
alat percetakan yang ditempatkan di dalam gedung percetakan.
Benda tidak bergerak karena Undang-Undang
menggolongkannya ke dalam golongan itu, yaitu segala hak atas benda
yang tidak bergerak, misalnya hak hipotek, hak bina usaha dan hak
bina bangunan.
2. Benda bergerak (reorende zaken) meliputi:
Benda bergerak karena sifatnya sendiri menggolongkannya ke
dalam golongan itu. yang termasuk benda bergerak karena sifatnya
sendiri menggolongkannya ke dalam golongan itu ialah segala barang
yang dapat dipindahkan dari tempat satu ke tempat lain. Misalnya
Mobil, Meja dan Buku, kecuali benda-benda yang sifatnya bergerak
telah ditentukan Undang-Undang termasuk golongan benda yang tidak
bergerak.
Benda bergerak karena Undang-Undang menggolongkannya ke
dalam golongan itu . Yang termasuk golongan benda yang bergerak
karena Undang-Undang menggolongkannya ke dalam golongan
golongan itu ialah segala hak atas benda yang bergerak. Misalnya hak
piutang dan hak gadai.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan
dan mahkluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi alam
itu sendiri, kelangsungan peri kehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahkluk
hidup lain. Terdapat berbagai pendapat para pakar tentang makna dari Hukum
Lingkungan, menurut Munadjat Danusaputro lingkungan adalah semua benda dan
daya serta kondisi, termasuk di dalamnya manusia dan tingkat perbuatannya.
Sedangkan menurut Otto Soemarwoto lingkungan hidup adalah ruang yang
ditempati suatu mahkluk hidup bersama dengan benda hidup dan tak hidup
didalamnya. Istilah Hukum Lingkungan merupakan terjemahan dari beberapa
istilah, yaitu: Environmental Law dalam Bahasa Inggris, Millieeurecht dalam
Bahasa Belanda, Lenvironnement dalam Bahasa Perancis, dan Umweltrecht.
Berdasarkan Undang-Undang, Hukum Lingkungan dilaksanakan berdasarkan asas
tanggung jawab negara, kelestarian dan keberlanjutan, keserasian dan
keseimbangan, keterpaduan, manfaat, kehati-hatian, keadilan, ekoregion,
keanekarangaman hayati, pencemaran membayar, partisipatif, kearifan lokal, tata
kelola pemerintahan yang baik, dan yang terakhir otonomi daerah.
Dengan berkembangnya hukum lingkungan modern yang berorientasi pada
lingkungan (environment-oriented Law). Kini ruang lingkup hukum lingkungan
sangat luas, yakni mengatur tingkah laku manusia dalam hubunganya dengan
lingkungan, serta melindungi dan memelihara lingkungan sebagai wadah tempat
hidup manusia dalam arti lingkungan mempunyai hak untuk dilindungi dan
dilestarikan. Berdasarkan pandangan tersebut maka tidak saja manusia dan badan
hukum sebagai subjek hukum,tetapi sekarang lingkungan juga dapat dikatakan
sebagai subjek hukum atau sebagai pendukung hak dan kewajiban. Sedangkan
yang termasuk objek hukum adalah segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan oleh
subjek hukum secara yuridis (menurut atau berdasarkan hukum). Hal itu
disebabkan oleh manfaatnya yang harus di peroleh dengan jalan hukum (objek
hukum) dan tanpa perlu berdasarkan hukum. yakni segala sesuatu yang dapat
diperoleh secara bebas dari alam (benda non ekonomi) seperti angin,
cahaya/matahari, bulan, air di daerah-daerah pegunungan yang pemanfaatannya
tidak di atur oleh hukum. Hal-hal tersebut termasuk objek hukum karena benda-
benda itu dapat di peroleh tanpa memerlukan pengorbanan sehingga
membebaskan subjek hukum dari kewajiban-kewajiban hukum dan
pemanfaatannya.
DAFTAR PUSTAKA

Syaprillah, Aditia.2016.Buku Ajar Mata Kuliah Hukum Lingkungan.Jakarta:Deepublish


Siahaan, N.H. Thombang.2004.Hukum Lingkungan dan Ekologi Pembangunan.Jakarta:
Erlangga
Untari, Sri.2016.Pengantar Hukum Indonesia.Bandung:CV Kalam Media

Anda mungkin juga menyukai