Disusun Untuk memenuhi tugas mata kuliah Islam dan Lingkungan hidup
Disusun Oleh:
Kelompok 9
Semester/Kelas: /II/E
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas izin-Nya lah
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tak lupa pula
salawat serta salam kita sanjung-agungkan kepada junjungan Nabi Muhammad
SAW beserta keluarga dan sahabat, hingga akhir zaman.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Islam
dan Lingkungan Hidup yang berjudul “PENATAAN DAN INFRASTUKTUR
YANG IDEAL.”. Dalam makalah ini penulis akan menjelaskan mengenai
“PENATAAN DAN INFRASTUKTUR YANG IDEAL.” Penulis berharap
makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua.
Kami menyadari bahwasanya makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak penulis harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, penulis ucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah berperan dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai
akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai semua usaha kita, Aamiin.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
ii
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Paradigma konservasi telah mengalami perubahan pada beberapa tahun
terakhir, di mana konservasi bukan hanya dipandang sebagai melestarikan
sebuah benda berharga, melainkan konservasi bermakna pemanfaatan,
perlindungan dan pelestarian. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Konservasi Sumber Daya Alam Hayati adalah pengelolaan sumber
daya alam (hayati) dengan pemanfaatannya secara bijaksana dan menjamin
kesinambungan persediaan dengan tetap memelihara dan meningkatkan
kualitas nilai keragamannya.
Pengertian ini juga disebutkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia
tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya Pasal 1
Nomor 5 Tahun 1990. Sedangkan lingkungan hidup adalah kesatuan ruang
dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia
dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan
perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.
Strategi konservasi alam di Indonesia saat ini tidak dapat dilepaskan dari
sejarah konservasi sejak jaman penjajahan Belanda. Kebijakan yang
mengarah pada upaya perlindungan jenis (species conservation) ditunjukkan
dengan keberadaan kawasan cagar alam dan suaka alam atau suaka
margasatwa dengan luasan yang relatif kecil. Cagar alam di Bengkulu
ditunjuk khusus untuk melindungi Rafflesia arnold dan cagar alam di Jawa
Tengah untuk melindungi pohon jati endemik. Dalam perkembangan
selanjutnya terdapat kawasan suaka alam yang cukup luas yaitu Leuser
(400.000 ha) yang ditetapkan pada tahun 1934. Pada akhir tahun 1970-an
bersamaan dengan perkembangan hak pengusahaan hutan di Indonesia
dilakukan kajian ulang terhadap beberapa kawasan hutan konservasi dan
kemudian mulai diperkenalkan pendekatan pengelolaan konservasi berbasis
ekosistem dan flagship species. Era tersebut merupakan titik awal Indonesia
1
memulai perluasan penunjukan, penetapan dan pengelolaan kawasan
konservasi.
Pemerintah membutuhkan waktu 12 tahun untuk membuat peraturan
perundang-undangan pelaksana atas proses ratifikasi CITES. Peraturan
perundang-undangan tersebut adalah UU No. 5 Tahun 1990 tentang
Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Pemerintah juga
membutuhkan waktu sembilan tahun untuk mensahkan peraturan pelaksana
dari UU No. 5 Tahun 1990 dalam perlindungan satwa liar yang dilindungi.
Peraturan pelaksana tersebut antara lain adalah PP No. 7 Tahun 1999 Tentang
Pengawetan Jenis Tumbuhan15 dan Satwa Pengawetan dan PP No. 8 Tahun
1999 Tentang Pemanfaatan Jenis Tumbuhan dan Satwa Liar.
2
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan upaya konservasi lingkungan?
2. Bagaimana saja bentuk upaya konservasi lingkungan?
3. Pengertian Pembangunan dan Infrastruktur ?
4. Bagaimana Proses Perencanaan Infrstruktur ?
5. Bagaimana pengaruh penting keberadaan infrastruktur ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari upaya konservasi lingkungan.
2. Untuk mengetahui bentuk upaya konservasi lingkungan.
3. Untuk mengetahui Pengertian Pembangunan dan Infrastruktur.
4. Untuk mengetahui Proses perencaan infrastruktur.
5. Untuk mengetahui pengaruh penting keberadaan infrastruktur
3
BAB II
PEMBAHASAN
1
Joko Christanto, ‘Ruang Lingkup Konservasi Sumber Daya Alam Dan Lingkungan’, 2020, 1–29.
4
dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya
manusia, dan sumber daya buatan.
Konservasi juga dapat dipandang dari segi ekonomi dan ekologi di mana
konservasi dari segi ekonomi berarti mencoba mengalokasikan sumber daya
alam untuk sekarang, sedangkan dari segi ekologi, konservasi merupakan
alokasi sumber daya alam untuk sekarang dan masa yang akan datang.
Apabila merujuk pada pengertiannya, konservasi didefinisikan dalam
beberapa batasan, sebagai berikut.
5
terhadap peraturan perundang-undangan di bidang lingkungan hidup, belum
optimalnya penataan ruang dan lingkungan hidup, rendahnya kesadaran
masyarakat dalam pelestarian lingkungan serta pemberdayaan masyarakat
dalam pelestarian lingkungan hidup, lemahnya penerapan standardisasi
lingkungan dan kurangnya insentif bagi pembangunan lingkungan, serta
kurangnya ketersediaan data dan informasi di bidang pengelolaan lingkungan
hidup.2
Kondisi tersebut diperparah oleh menurunnya tutupan vegetasi di kawasan
lindung, hilangnya ekosistem mangrove/tanaman pantai di pesisir, semakin
rusaknya DAS, hilangnya sumber-sumber air dan semakin menurunnya
kualitas air sungai dan laut. Dampak langsung yang terlihat nyata merugikan
seperti terjadinya bencana kekeringan, banjir dan longsor di berbagai daerah
yang menelan korban manusia, merusak/mengganggu fungsi infrastruktur
yang sudah terbangun, dan memperburuk akses terhadap air bersih. Pada
akhirnya hal ini akan berpengaruh terhadap perekonomian masyarakat.
Pada dasarnya konservasi merupakan suatu perlindungan terhadap alam
dan makhluk hidup lainnya. Sesuatu yang mendapat perlindungan maka
dengan sendiri akan terwujud kelestarian. Manfaat-manfaat konservasi
diwujudkan dengan:
1. Terjaganya kondisi alam dan lingkungannya, berarti upaya
konservasi dilakukan dengan memelihara agar kawasan konservasi tidak
rusak.
2. Terhindarnya bencana akibat perubahan alam, yang berarti
gangguan-gangguan terhadap flora fauna dan ekosistemnya pada
khususnya serta sumber daya alam pada umumnya menyebabkan
perubahan berupa kerusakan maupun penurunan jumlah dan mutu
sumber daya alam tersebut.
3. Terhindarnya makhluk hidup dari kepunahan, berarti jika
gangguan-gangguan penyebab turunnya jumlah dan mutu makhluk hidup
terus dibiarkan tanpa upaya pengendalian akan berakibat makhluk hidup
tersebut menuju kepunahan bahkan punah sama sekali.
2
Harja Efendi, Pengantar Pendidikan Konservasi Lingkungan Hidup Terintegrasi Nilai-Nilai
Islam, ed. by Nining Purwati (Mataram: Sanabil, 2020).
6
4. Mampu mewujudkan keseimbangan lingkungan baik mikro
maupun makro, berarti dalam ekosistem terdapat hubungan yang erat
antara makhluk hidup maupun dengan lingkungannya.
5. Mampu memberi kontribusi terhadap ilmu pengetahuan, berarti
upaya konservasi sebagai sarana pengawetan dan pelestarian flora fauna
merupakan penunjang budidaya, sarana untuk mempelajari flora fauna
yang sudah punah maupun belum punah dari sifat, potensi maupun
penggunaannya.
6. Mampu memberi kontribusi terhadap kepariwisataan, berarti ciri-
ciri dan obyeknya yang karakteristik merupakan kawasan ideal sebagai
saran rekreasi atau wisata alam.
7
2. Pertumbuhan jumlah penduduk meningkat dan permintaan pada
SDA meningkat;
3. SDA diekstrak berlebihan (over exploitation) menggeser
keseimbangan alami;
4. Masuknya/introduksi jenis luar yang invasif, baik flora maupun
fauna, sehingga mengganggu atau merusak keseimbangan alami yang ada.
Sumber daya alam dapat dibedakan menjadi sumber daya alam hayati dan
sumber daya alam nonhayati. Berdasarkan Pasal 5 Undang-undang Nomor 5
Tahun 1990 dan Strategi Konservasi Dunia kegiatan konservasi sumber daya
alam hayati dan ekosistemnya meliputi kegiatan:
8
2. Pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta
ekosistemnya;
3. Pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan
ekosistemnya.3
1. Konservasi Insitu
Pelestarian keanekaragaman hayati di dalam habitatnya terdiri atas
dua hal, yaitu:
a. Perlindungan terhadap ekosistem seperti taman nasional,
ekosistem alam untuk penelitian dan pengembangan suaka alam,
suaka laut.
b. Perlindungan terhadap pengelolaan jenis, seperti agro
ekosistem beraneka, suaka margasatwa, bank flora dan fauna,
taman wisata, hutan kota alami. Tujuan konservasi insitu untuk
menjaga keutuhan dan keaslian jenis tumbuhan dan satwa
beserta ekosistemnya secara alami melalui proses evolusinya.
Perluasan kawasan sangat dibutuhkan dalam upaya memelihara
proses ekologi yang esensial, menunjang sistem penyangga
kehidupan, mempertahankan keanekaragaman genetik dan
menjamin pemanfaatan jenis secara lestari dan berkelanjutan.
2. Konservasi Eksitu
3
Abidah Billah Setyowati, Konservasi Indonesia: Sebuah Potret Pengelolaan Dan Kebijakan, ed.
by Andri Santosa (Bogor: Perpustakaan Nasional, 2008).
4
Kuspriyanto, ‘UPAYA KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DIKAWASAN
LINDUNG DI INDONESIA’, 1 (2015).
9
Upaya konservasi yang dilakukan dengan menjaga dan
mengembangbiakkan jenis tumbuhan dan satwa di luar habitat
alaminya dengan cara pengumpualan jenis, pemeliharaan dan
budidaya (penangkaran). Konservasi eksitu dilakukan pada tempat-
tempat seperti kebun binatang, kebun botani, taman hutan raya,
kebun raya, penangkaran satwa, taman safari, taman kota dan taman
burung. Cara eksitu merupakan suatu cara memanipulasi obyek yang
dilestarikan untuk dimanfaatkan dalam upaya pengkayaan jenis,
terutama yang hampir mengalami kepunahan dan bersifat unik. Cara
konservasi eksitu dianggap sulit dilaksanakan dengan keberhasilan
tinggi disebabkan jenis yang dominan terhadap kehidupan alaminya
sulit berdaptasi dengan lingkungan buatan.
10
ekosistemnya, yang juga berfungsi sebagai wilayah sistem
penyangga kehidupan.
2. Kawasan hutan pelestarian alam adalah hutan dengan ciri
khas tertentu, yang mempunyai fungsi pokok perlindungan sistem
penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan
dan satwa, serta pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati
dan ekosistemnya. Taman buru adalah kawasan hutan yang
ditetapkan sebagai tempat wisata berburu.
11
Tujuan utama konservasi tanah adalah untuk mendapatkan tingkat
keberlanjutan produksi lahan dengan menjaga laju kehilangan tanah tetap
dibawah ambang batas yang diperkenankan, yang secara teoritis dapat
dikatakan bahwa laju erosi harus lebih kecil atau sama dengan laju
pembentukan tanah. Erosi merupakan proses alam yang sama sekali tidak
dapat dihindari, khususnya untuk lahan pertanian, maka yang dapat
dilakukan adalah dengan mengurangi laju erosi, untuk itu maka
diperlukan strategi konservasi tanah:
1. Melindungi tanah dari hantaman air hujan dengan penutup
permukaan tanah.
2. Mengurangi aliran permukaan dengan meningkatkan kapasitas
infiltrasi.
3. Mengurangi kecepatan aliran permukaan dengan meningkatkan
kekasaran permukaan lahan.
Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan wilayah yang dibatasi
oleh batas alam (topografi) di mana aliran permukaan yang jatuh akan
mengalir ke sungaisungai kecil menuju ke sungai besar akhirnya
mencapai danau atau laut. Pengelolaan DAS berupaya untuk
menyelaraskan dikotomi antara kepentingan ekonomi dan ekologi.
Kepentingan ekonomi jangka pendek akan terancam bila kepentingan
ekologi diabaikan. Sebaliknya gerakan perbaikan ekologi yang
melibatkan masyarakat tidak akan terpelihara secara terus-menerus tanpa
memberi dampak langsung terhadap peningkatan kesejahteraan ekonomi
masyarakat. Untuk mencapai tujuan pengelolaan DAS diperlukan upaya
pokok dengan sasaran:
a. Pengelolaan lahan;
b. Pengelolaan air;
c. Pengelolaan vegetasi.
12
kemajuan material. Maka, pembangunan sering diartikan sebagai
kemajuan yang dicapai oleh masyarakat di bidang ekonomi. Pembangunan
awalnya dipakai dalam arti pertumbuhan ekonomi. Sebuah masyarakat
dinilai berhasil dilaksanakan pembangunan bila pertumbuhan masyarakat
cukup tinggi.
13
menjawab menejemen daripada melakukan transformasi sosial ekonomi
hal ini berakibat mengurangi referensi teori pembangunan.
14
maka infrastruktur dapat dikelompokkan ke dalam 13 kategori (Grigg
dalam Kodoatie 2005), sebagai berikut.
1. Sistem penyediaan air seperti waduk, penampungan air, transmisi dan
distribusi, serta sistem pengolahan air.
2. Sistem pengolahan air limbah: pengumpul, pengolahan, pembuangan,
dan daur ulang.
3. Fasilitas pengolahan limbah padat.
4. Fasilitas lintas air dan navigasi.
5. Fasilitas pengendalian banjir, drainase dan irigasi.
6. Fasilitas transportasi: jalan, rel, bandar udara, termasuk di dalamnya
tanda lalu lintas dan pengontrol.
7. Sistem transit publik.
8. Sistem kelistrikan: produksi dan distribusi.
9. Fasilitas gas alam.
10. Gedung publik: sekolah, dan rumah sakit.
11. Fasilitas perumahan publik.
12. Taman kota sebagai daerah resapan, taman bermain termasuk stadion.
13. Komunikasi.
15
Dalam SNI 03-1733-2004 prasarana atau utilitas dibagi menjadi
prasarana/utilitas-jaringan jalan, prasarana/utilitas -jaringan drainase,
prasarana/utilitas-jaringan air bersih, prasarana/utilitas- jaringan air
limbah, prasarana/utilitas-jaringan persampahan, prasarana/utilitas -
jaringan listrik prasarana/utilitas - jaringan telepon, prasarana/utilitas
jaringan transportasi lokal. Dalam pembahasan ini selanjutnya
infrastruktur dibagi ke dalam infrastruktur air bersih, infrastruktur air
limbah, infrastruktur air limpasan, infrastruktur persampahan, infrastruktur
transportasi, infrastruktur irigasi, infrastruktur listrik, dan telekomunikasi.
16
c. Metode Time Series
Metode ini didasarkan pada asumsi bahwa penggunaan
infrastruktur di masa yang akan datang dapat diramalkan melalui pola
penggunaan infrastruktur di masa lalu.
4. Pemilihan Sistem
Sistem yang dimaksudkan di sini adalah pilihan teknologi maupun
bentuk pengelolaan. Beberapa variasi sistem infrastruktur di antaranya
adalah: a. sistem publik, yaitu sistem yang meliputi seluruh kota: b. sistem
17
komunal, yaitu sistem yang meliputi sebagian dari kota; c. sistem
individual, yaitu sistem yang digunakan oleh tiap rumah tangga.
18
Komponen fisik infrastruktur air bersih terdiri dari sumber,
transmisi. pengolahan, distribusi, dan konsumen. Sumber dapat terdiri dari
sumber dan sistem pengambilan/pengumpulan saja atau dapat pula
dilengkapi dengan suatu sistem pengolahan. Sumber-sumber yang dapat
digunakan, antara lain permukaan (sungai dan waduk), air tanah (mata air,
sumur), air laut, da hujan. Kuantitas sumber akan menentukan besarnya
pengambilan yang d dilakukan, sedangkan kualitas sumber akan
menentukan perlu atau tidaknya pengolahan terhadap sumber.
Sistem transmisi merupakan sistem transportasi untuk air baku
(dari sistem pengumpulan sampai bangunan pengolahan air minum) dan
air bersih (dari sumber yang sudah memenuhi syarat kualitas atau dari
bangunan pengolahan air minum sampai reservoir distribusi). Cara
pengangkutan dapat dilakukan, baik dengan cara gravitasi maupun
pemompaan. Fasilitas pengangkutan dapat dilakukan dengan pipa maupun
tangki pengangkut.
19
dan sebagainya. Kualitas air limbah tidak memadai untuk langsung
dibuang ke lingkungan.
8. Infrastruktur Persampahan
20
Transportasi dapat diartikan sebagai usaha dan kegiatan
mengangkut atau membawa barang dan atau penumpang dari suatu tempat
ke tempat lainnya. Infrastruktur transportasi dapat diklasifikasikan dalam
infrastruktur transportasi darat, laut, dan udara. Untuk masing-masing
klasifikasi, terdapat sistem simpul dan jaringan. Sebagai contoh dari
sistem simpul adalah terminal, stasiun, bandara, dan pelabuhan, sedangkan
contoh jaringan adalah jaringan jalan, rel, alur pelayaran, dan jalur
penerbangan.
21
12. Infrastruktur Telekomunikasi
22
produksi, transportasi, komunikasi dan logistik semakin murah, jumlah
produksi meningkat, laba usaha meningkat, sehingga dapat meningkatkan
pendapatan masyarakat.
Ketersediaan infrastruktur juga akan mempercepat pemerataan
pembangunan melalui pembangunan infrastruktur yang disesuaikan
dengan kebutuhan masing-masing dan antar wilayah sehingga mendorong
investasi baru, lapangan pekerjaan baru dan meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan masyarakat (Suroso, 2015).
23
salah satu prasyarat utama untuk pembangunan yang berkualitas. Adanya
infrastruktur ini maka ekonomi masyarakat bisa berjalan dengan baik,
sehingga bisa meningkatkan pendapatan masyarakat.
24
Apabila infrastruktur terus dikembangkan akan menjadi salah satu
faktor yang memberikan positif bagi pembangunan ekonomi yang dapat
meningkatkan daya saing ekonomi daerah dalam perekonomian nasional
dan meningkatkan daya saing ekonomi nasional terhadap perekonomian
internasional.
25
jaringan yang efektif dan efisien, dibutuhkan untuk mendukung
pengembangan wilayah, pembangunan ekonomi, serta mobilitas manusia,
barang dan jasa. Infrastruktur sebagai unsur huvian sistem transportasi
dibarankan danat mencintakan dan
26
Infrastruktur dalam suatu negara mempunyai peranan penting dalam
mempengaruhi efisiensi dan biaya produksi perusahaan-perusahaan,
Infrastruktur yang baik akan mengurangi biaya tetap dan biaya berubah
perusahaan-perusahaan oleh karena
27
Selama pengoperasian infrastruktur jalan terus berlangsung
penurunan layanan sampai dengan umur ekonomisnya. Untuk
mengembalikan kondisi layanan jalan ini perlu pemeliharaan jalan. Satu
diantara jenis pemeliharaan jalan adalah peningkatan jalan. Peningkatan
jalan dapat berupa peningkatan struktur perkerasan jalan dan juga
pelebaran jalan untuk meningkatkan kapasitas jalan. Pada masa
pelaksanaan ini memerlukan zona kerja untuk rung kerja pengaturan
peralatan dan keselamatan pekerja. Zona kerja ini selalu berdampak
negative bagi pengguna jalan dan lingkungan.
Oleh karena itu, pembangunan sektor ini menjadi dasar yang kuat
dalam pembangunan ekonomi selanjutnya. Infrastruktur memiliki posisi
yang sangat penting bagi keberlangsungan kegiatan penduduk suatu
wilayah. Kegiatan penduduk dapat ditampung dalam ruang-ruang sarana
sosial dan ekonomi, tetapi tidak akan berjalan dengan baik tanpa didukung
oleh pelayanan infrastruktur yang memadai.
Sebagai contoh, kegiatan perekonomian penduduk suatu wilayah
mungkin dapat ditampung pada ruang-ruang yang berupa sarana
perekonomian, seperti kawasan, perdagangan, jasa, dan industry yang
dimiliki oleh wilayah tersebut, tetapi tanpa dukungan penyediaan jaringan
infrastruktur yang baik, sebagai contoh seperti jaringan jalan, air bersih,
pembuangan sampah, drainase, dan sanitasi, kegiatan tersebut tidak dapat
berjalan dengan optimal.
28
Pembangunan infrastruktur merupakan salah satu aspek penting
dan vital untuk mempercepat proses pembangunan nasional. Infrastruktur
juga memegang peranan penting sebagai salah satu roda penggerak
pertumbuhan ekonomi dan kegiatan sosial. Ini dikarenakan kemajuan dan
pertumbuhan ekonomi suatu negara tidak dapat dipisahkan .
Begitu pentingnya infrastruktur strategi maka diperlukan integrasi
Pembangunan Infrastruktur. Sehingga posisi Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah dalam perekonomian nasional tidak terganggu keberadaannya
mengingat Usaha Mikro kecil dan menengah memiliki peran yang penting
dan strategis. Pada saat injeksistensi Usaha MikroKecil dan Manenegah
sangat dominan dalam pertumbuhan perekonomian di Indonesia.
Hal ini dapat dilihat dari jumlah industri yang besar dan terdapat
dalam setiap sektor ekonomi, potensi yang besar dalam penyerapan tenaga
kerja, dan kontribusi UMKM dalam pembentukan PDB sangat dominan.
Berkembangnya UMKM akan menunjang perekonomian suatu negara
sehingga mampu produktif dan menggerakkan roda perekonomian. Selain
itu UMKM berpotensi dalam pengembangan produktifitas maupun daya
saing serta berfungsi untuk menciptakan teknologi, produk dan jasa yang
baru, pendukung pertumbuhan ekonomi menciptakan perubahan dan
kompetensi pada pasar.
29
Masalah Pembangunan infrastruktur jalan tol yang saat ini gencar
dilakukan oleh pemerintah sayangnya tidak selalu memiliki nilai positif
bagi setiap daerah. Sesuatu yang dianggap baik oleh sebagian orang pasti
memiliki nilai negatifnya atau berdampak negatif.
30
Provinsi Lampung memiliki banyak potensi sumber daya alam
cukup melimpah yang belum dikembangkan secara optimal karena
kendala konektivitas. Tidak hanya komoditas pertanian, perkebunan dan
peternakan, yang menjadi produk unggulan di tingkat nasional, tetapi juga
keindahan alam, baik berupa pegunungan ataupun hamparan pantai
terutama di kawasan Teluk Lampung cukup berpotensi menjadi salah satu
tujuan wisata unggulan di Indonesia. Untuk itu perlu didukung dengan
sarana prasarana jalan yang memadai.
31
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
32
DAFTAR RUJUKAN
33