Anda di halaman 1dari 37

PENATAAN DAN INFRASTUKTUR YANG IDEAL

Disusun Untuk memenuhi tugas mata kuliah Islam dan Lingkungan hidup

Dosen Pengampu: Nurul Adistianingrum, M. Pd.

Disusun Oleh:

Kelompok 9

Nur Aditiya 2211010151

Nur Fadilah 2211010153

Semester/Kelas: /II/E

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas izin-Nya lah
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tak lupa pula
salawat serta salam kita sanjung-agungkan kepada junjungan Nabi Muhammad
SAW beserta keluarga dan sahabat, hingga akhir zaman.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Islam
dan Lingkungan Hidup yang berjudul “PENATAAN DAN INFRASTUKTUR
YANG IDEAL.”. Dalam makalah ini penulis akan menjelaskan mengenai
“PENATAAN DAN INFRASTUKTUR YANG IDEAL.” Penulis berharap
makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua.

Kami menyadari bahwasanya makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak penulis harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, penulis ucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah berperan dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai
akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai semua usaha kita, Aamiin.

Bandar Lampung, 10 Mei 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 3
C. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 4
A. Pengertian Upaya Konservasi Lingkungan .................................................. 4
B. Bentuk Upaya Konservasi Lingkungan ....................................................... 8
C.Pengertian Pembangunan dan Infrastruktur ................................................... 12
D. Proses Perencanaan Infrastruktur ................................................................. 16
E.Pengaruh penting keberadaan infrastruktur ................................................... 22
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 32
A. Simpulan .................................................................................................... 32
DAFTAR RUJUKAN ......................................................................................... 33

ii
3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Paradigma konservasi telah mengalami perubahan pada beberapa tahun
terakhir, di mana konservasi bukan hanya dipandang sebagai melestarikan
sebuah benda berharga, melainkan konservasi bermakna pemanfaatan,
perlindungan dan pelestarian. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Konservasi Sumber Daya Alam Hayati adalah pengelolaan sumber
daya alam (hayati) dengan pemanfaatannya secara bijaksana dan menjamin
kesinambungan persediaan dengan tetap memelihara dan meningkatkan
kualitas nilai keragamannya.
Pengertian ini juga disebutkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia
tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya Pasal 1
Nomor 5 Tahun 1990. Sedangkan lingkungan hidup adalah kesatuan ruang
dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia
dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan
perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.
Strategi konservasi alam di Indonesia saat ini tidak dapat dilepaskan dari
sejarah konservasi sejak jaman penjajahan Belanda. Kebijakan yang
mengarah pada upaya perlindungan jenis (species conservation) ditunjukkan
dengan keberadaan kawasan cagar alam dan suaka alam atau suaka
margasatwa dengan luasan yang relatif kecil. Cagar alam di Bengkulu
ditunjuk khusus untuk melindungi Rafflesia arnold dan cagar alam di Jawa
Tengah untuk melindungi pohon jati endemik. Dalam perkembangan
selanjutnya terdapat kawasan suaka alam yang cukup luas yaitu Leuser
(400.000 ha) yang ditetapkan pada tahun 1934. Pada akhir tahun 1970-an
bersamaan dengan perkembangan hak pengusahaan hutan di Indonesia
dilakukan kajian ulang terhadap beberapa kawasan hutan konservasi dan
kemudian mulai diperkenalkan pendekatan pengelolaan konservasi berbasis
ekosistem dan flagship species. Era tersebut merupakan titik awal Indonesia

1
memulai perluasan penunjukan, penetapan dan pengelolaan kawasan
konservasi.
Pemerintah membutuhkan waktu 12 tahun untuk membuat peraturan
perundang-undangan pelaksana atas proses ratifikasi CITES. Peraturan
perundang-undangan tersebut adalah UU No. 5 Tahun 1990 tentang
Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Pemerintah juga
membutuhkan waktu sembilan tahun untuk mensahkan peraturan pelaksana
dari UU No. 5 Tahun 1990 dalam perlindungan satwa liar yang dilindungi.
Peraturan pelaksana tersebut antara lain adalah PP No. 7 Tahun 1999 Tentang
Pengawetan Jenis Tumbuhan15 dan Satwa Pengawetan dan PP No. 8 Tahun
1999 Tentang Pemanfaatan Jenis Tumbuhan dan Satwa Liar.

Pembangunan diartikan sebagai usaha untuk memajukan kehidupan


masyarakat dan warganya. Seringkali kemajuan itu adalah kemajuan material.
Maka, pembangunan sering diartikan sebagai kemajuan yang dicapai oleh
masyarakat di bidang ekonomi. Pembangunan awalnya dipakai dalam arti
pertumbuhan ekonomi. Sebuah masyarakat dinilai berhasil dilaksanakan
pembangunan bila pertumbuhan masyarakat cukup tinggi.

Infrastruktur merupakan komponen fisik dari fasilitas yang


memerlukan I investasi yang besar, menyediakan pelayanan umum atau
menyelesaikan masalah yang merupakan tanggung jawab pemerintah, dan
direncanakan, didesain, dikonstruksi, dan dioperasikan dengan bantuan
pemerintah (Goodman & Hastak, 2006). Beberapa contoh proyek
infrastruktur adalah jaringan jalan dan transportasi, air bersih, air limbah,
persampahan, sumber daya air, energi, telekomunikasi, dan fasilitas lainnya,
seperti fasilitas pendidikan, kesehatan, perdagangan dan sebagainya.

2
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan upaya konservasi lingkungan?
2. Bagaimana saja bentuk upaya konservasi lingkungan?
3. Pengertian Pembangunan dan Infrastruktur ?
4. Bagaimana Proses Perencanaan Infrstruktur ?
5. Bagaimana pengaruh penting keberadaan infrastruktur ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari upaya konservasi lingkungan.
2. Untuk mengetahui bentuk upaya konservasi lingkungan.
3. Untuk mengetahui Pengertian Pembangunan dan Infrastruktur.
4. Untuk mengetahui Proses perencaan infrastruktur.
5. Untuk mengetahui pengaruh penting keberadaan infrastruktur

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Upaya Konservasi Lingkungan


Konservasi adalah upaya yang dilakukan manusia untuk melestarikan atau
melindungi alam. Konservasi (conservation) adalah pelestarian atau
perlindungan. Secara harfiah, konservasi berasal dari bahasa Inggris
conservation, yang artinya pelestarian atau perlindungan. Sedangkan
menurut ilmu lingkungan, konservasi dapat diartikan adalah sebagai berikut:

a. Upaya efisiensi dari penggunaan energi, produksi, transmisi, atau


distribusi yang berakibat pada pengurangan konsumsi energi di lain pihak
menyediakan jasa yang sama tingkatannya;
b. Upaya perlindungan dan pengelolaan yang hati-hati terhadap
lingkungan dan sumber daya alam (fisik);
c. Pengelolaan terhadap kuantitas tertentu yang stabil sepanjang
reaksi kimia atau transformasi fisik;
d. Upaya suaka dan perlindungan jangka panjang terhadap
lingkungan;
e. Suatu keyakinan bahwa habitat alami dari suatu wilayah dapat
dikelola, sementara keanekaragaman genetik dari spesies dapat
berlangsung dengan mempertahankan lingkungan alaminya.1

Konservasi adalah pemeliharaan dan perlindungan terhadap sesuatu yang


dilakukan secara teratur untuk mencegah kerusakan dan kemusnahan dengan
cara pengawetan. Kegiatan konservasi selalu berhubungan dengan suatu
kawasan, kawasan itu sendiri mempunyai pengertian yakni wilayah dengan
fungsi utama lindung atau budidaya. Kawasan lindung adalah kawasan yang
ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup
yang mencakup sumber daya alam, sumber daya buatan, dan nilai sejarah
serta budaya bangsa guna kepentingan pembangunan berkelanjutan. Kawasan
budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk

1
Joko Christanto, ‘Ruang Lingkup Konservasi Sumber Daya Alam Dan Lingkungan’, 2020, 1–29.

4
dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya
manusia, dan sumber daya buatan.

Konservasi juga dapat dipandang dari segi ekonomi dan ekologi di mana
konservasi dari segi ekonomi berarti mencoba mengalokasikan sumber daya
alam untuk sekarang, sedangkan dari segi ekologi, konservasi merupakan
alokasi sumber daya alam untuk sekarang dan masa yang akan datang.
Apabila merujuk pada pengertiannya, konservasi didefinisikan dalam
beberapa batasan, sebagai berikut.

a. Konservasi adalah menggunakan sumber daya alam untuk


memenuhi keperluan manusia dalam jumlah yang besar dalam waktu
yang lama.
b. Konservasi adalah alokasi sumber daya alam antarwaktu (generasi)
yang optimal secara sosial.
c. Konservasi merupakan manajemen udara, air, tanah, mineral ke
organisme hidup termasuk manusia sehingga dapat dicapai kualitas
kehidupan manusia yang meningkat, sedangkan dalam kegiatan
manajemen antara lain meliputi survei, penelitian, administrasi,
preservasi, pendidikan, pemanfaatan dan latihan.
d. Konservasi adalah manajemen penggunaan biosfer oleh manusia
sehingga dapat memberikan atau memenuhi keuntungan yang besar dan
dapat diperbaharui untuk generasi-generasi yang akan datang.

Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,


keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang
mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Permasalahan di bidang
lingkungan hidup meliputi di antaranya perubahan iklim global,
meningkatnya laju kerusakan lingkungan, peningkatan pencemaran air,
penurunan kualitas udara di kota besar, pencemaran sumber limbah domestik,
sulitnya penerapan konsep 3R (reduce, reuse, recycle), lemahnya harmonisasi
peraturan perundang-undangan lingkungan hidup, rendahnya ketaatan

5
terhadap peraturan perundang-undangan di bidang lingkungan hidup, belum
optimalnya penataan ruang dan lingkungan hidup, rendahnya kesadaran
masyarakat dalam pelestarian lingkungan serta pemberdayaan masyarakat
dalam pelestarian lingkungan hidup, lemahnya penerapan standardisasi
lingkungan dan kurangnya insentif bagi pembangunan lingkungan, serta
kurangnya ketersediaan data dan informasi di bidang pengelolaan lingkungan
hidup.2
Kondisi tersebut diperparah oleh menurunnya tutupan vegetasi di kawasan
lindung, hilangnya ekosistem mangrove/tanaman pantai di pesisir, semakin
rusaknya DAS, hilangnya sumber-sumber air dan semakin menurunnya
kualitas air sungai dan laut. Dampak langsung yang terlihat nyata merugikan
seperti terjadinya bencana kekeringan, banjir dan longsor di berbagai daerah
yang menelan korban manusia, merusak/mengganggu fungsi infrastruktur
yang sudah terbangun, dan memperburuk akses terhadap air bersih. Pada
akhirnya hal ini akan berpengaruh terhadap perekonomian masyarakat.
Pada dasarnya konservasi merupakan suatu perlindungan terhadap alam
dan makhluk hidup lainnya. Sesuatu yang mendapat perlindungan maka
dengan sendiri akan terwujud kelestarian. Manfaat-manfaat konservasi
diwujudkan dengan:
1. Terjaganya kondisi alam dan lingkungannya, berarti upaya
konservasi dilakukan dengan memelihara agar kawasan konservasi tidak
rusak.
2. Terhindarnya bencana akibat perubahan alam, yang berarti
gangguan-gangguan terhadap flora fauna dan ekosistemnya pada
khususnya serta sumber daya alam pada umumnya menyebabkan
perubahan berupa kerusakan maupun penurunan jumlah dan mutu
sumber daya alam tersebut.
3. Terhindarnya makhluk hidup dari kepunahan, berarti jika
gangguan-gangguan penyebab turunnya jumlah dan mutu makhluk hidup
terus dibiarkan tanpa upaya pengendalian akan berakibat makhluk hidup
tersebut menuju kepunahan bahkan punah sama sekali.
2
Harja Efendi, Pengantar Pendidikan Konservasi Lingkungan Hidup Terintegrasi Nilai-Nilai
Islam, ed. by Nining Purwati (Mataram: Sanabil, 2020).

6
4. Mampu mewujudkan keseimbangan lingkungan baik mikro
maupun makro, berarti dalam ekosistem terdapat hubungan yang erat
antara makhluk hidup maupun dengan lingkungannya.
5. Mampu memberi kontribusi terhadap ilmu pengetahuan, berarti
upaya konservasi sebagai sarana pengawetan dan pelestarian flora fauna
merupakan penunjang budidaya, sarana untuk mempelajari flora fauna
yang sudah punah maupun belum punah dari sifat, potensi maupun
penggunaannya.
6. Mampu memberi kontribusi terhadap kepariwisataan, berarti ciri-
ciri dan obyeknya yang karakteristik merupakan kawasan ideal sebagai
saran rekreasi atau wisata alam.

Kawasan konservasi mempunyai karakteristik sebagai berikut:


1. Karakteristik, keaslian atau keunikan ekosistem (hutan hujan
tropis/tropical rain forest yang meliputi pegunungan, dataran rendah,
rawa gambut, dan pantai).
2. Habitat penting/ruang hidup bagi satu atau beberapa spesies (flora
dan fauna) khusus yaitu endemik (hanya terdapat di suatu tempat di
seluruh muka bumi), langka, atau terancam punah (seperti harimau,
orang utan, badak, gajah, beberapa jenis burung seperti elang
garuda/elang jawa, serta beberapa jenis tumbuhan seperti ramin). Jenis-
jenis ini biasanya dilindungi oleh peraturan perundang-undangan.
3. Tempat yang memiliki keanekaragaman plasma nutfah alami.
4. Lanskap (bentang alam) atau ciri geofisik yang bernilai
estetik/scientifik.
5. Fungsi perlindungan hidro-orologi: tanah, air, dan iklim global.
6. Pengusahaan wisata alam yang alami (danau, pantai, keberadaan
satwa liar yang menarik).

Konflik konservasi dapat muncul akibat hal-hal sebagai berikut:


1. Penciutan lahan dan kekurangan sumber daya alam (SDA);

7
2. Pertumbuhan jumlah penduduk meningkat dan permintaan pada
SDA meningkat;
3. SDA diekstrak berlebihan (over exploitation) menggeser
keseimbangan alami;
4. Masuknya/introduksi jenis luar yang invasif, baik flora maupun
fauna, sehingga mengganggu atau merusak keseimbangan alami yang ada.

B. Bentuk Upaya Konservasi Lingkungan


Konservasi Sumber Daya Alam di Indonesia mulai memperoleh perhatian
pada tahun 1970-an. Sejak saat itu konservasi sumber daya alam di Indonesia
mulai berkembang. Tujuan dilaksanakannya konservasi tersebut adalah
untuk:

1. Memelihara proses ekologi yang penting dan sistem penyangga


kehidupan;
2. Menjamin keanekaragaman genetik;
3. Pelestarian pemanfaatan jenis dan ekosistem.

Sedangkan peranan kawasan konservasi dalam pembangunan meliputi:

1. Penyelamat usaha pembangunan dan hasil-hasil pembangunan;


2. Pengembangan ilmu pendidikan;
3. Pengembangan kepariwisataan dan peningkatan devisa;
4. Pendukung pembangunan bidang pertanian;
5. Keseimbangan lingkungan alam;
6. Manfaat bagi manusia.

Sumber daya alam dapat dibedakan menjadi sumber daya alam hayati dan
sumber daya alam nonhayati. Berdasarkan Pasal 5 Undang-undang Nomor 5
Tahun 1990 dan Strategi Konservasi Dunia kegiatan konservasi sumber daya
alam hayati dan ekosistemnya meliputi kegiatan:

1. Perlindungan proses-proses ekologis yang penting atau pokok


dalam sistem-sistem penyangga kehidupan;

8
2. Pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta
ekosistemnya;
3. Pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan
ekosistemnya.3

a. Konservasi Sumber Daya Alam Hayati

Kekayaan fauna merupakan potensi yang dapat dimanfaatkan sampai


batas-batas tertentu yang tidak mengganggu kelestarian. Penurunan
jumlah dan mutu kehidupan fauna dikendalikan melalui kegiatan
konservasi secara insitu maupun exsitu.4

1. Konservasi Insitu
Pelestarian keanekaragaman hayati di dalam habitatnya terdiri atas
dua hal, yaitu:
a. Perlindungan terhadap ekosistem seperti taman nasional,
ekosistem alam untuk penelitian dan pengembangan suaka alam,
suaka laut.
b. Perlindungan terhadap pengelolaan jenis, seperti agro
ekosistem beraneka, suaka margasatwa, bank flora dan fauna,
taman wisata, hutan kota alami. Tujuan konservasi insitu untuk
menjaga keutuhan dan keaslian jenis tumbuhan dan satwa
beserta ekosistemnya secara alami melalui proses evolusinya.
Perluasan kawasan sangat dibutuhkan dalam upaya memelihara
proses ekologi yang esensial, menunjang sistem penyangga
kehidupan, mempertahankan keanekaragaman genetik dan
menjamin pemanfaatan jenis secara lestari dan berkelanjutan.

2. Konservasi Eksitu

3
Abidah Billah Setyowati, Konservasi Indonesia: Sebuah Potret Pengelolaan Dan Kebijakan, ed.
by Andri Santosa (Bogor: Perpustakaan Nasional, 2008).
4
Kuspriyanto, ‘UPAYA KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DIKAWASAN
LINDUNG DI INDONESIA’, 1 (2015).

9
Upaya konservasi yang dilakukan dengan menjaga dan
mengembangbiakkan jenis tumbuhan dan satwa di luar habitat
alaminya dengan cara pengumpualan jenis, pemeliharaan dan
budidaya (penangkaran). Konservasi eksitu dilakukan pada tempat-
tempat seperti kebun binatang, kebun botani, taman hutan raya,
kebun raya, penangkaran satwa, taman safari, taman kota dan taman
burung. Cara eksitu merupakan suatu cara memanipulasi obyek yang
dilestarikan untuk dimanfaatkan dalam upaya pengkayaan jenis,
terutama yang hampir mengalami kepunahan dan bersifat unik. Cara
konservasi eksitu dianggap sulit dilaksanakan dengan keberhasilan
tinggi disebabkan jenis yang dominan terhadap kehidupan alaminya
sulit berdaptasi dengan lingkungan buatan.

3. Regulasi dan penegakan hukum adalah upaya-upaya


mengatur pemanfaatan flora dan fauna secara bertanggung jawab.
Kegiatan kongkritnya berupa pengawasan lalu lintas flora dan fauna,
penetapan kuota dan penegakan hukum serta pembuatan peraturan
dan pembuatan undang-undang di bidang konservasi.

4. Peningkatan peran serta masyarakat adalah upaya untuk


meningkatkan kepedulian masyarakat dalam konservasi sumber daya
alam hayati. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan pendidikan
dan penyuluhan. Dalam hubungan ini dikenal adanya kelompok
pecinta alam, kader konservasi, kelompok pelestari sumber daya
alam, dan lainnya.

Hutan konservasi adalah kawasan hutan dengan ciri khas


tertentu, yang mempunyai fungsi pokok pengawetan keanekaragaman
tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya. terdiri dari berikut ini.

1. Kawasan hutan suaka alam adalah hutan dengan ciri khas


tertentu, yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan
pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta

10
ekosistemnya, yang juga berfungsi sebagai wilayah sistem
penyangga kehidupan.
2. Kawasan hutan pelestarian alam adalah hutan dengan ciri
khas tertentu, yang mempunyai fungsi pokok perlindungan sistem
penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan
dan satwa, serta pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati
dan ekosistemnya. Taman buru adalah kawasan hutan yang
ditetapkan sebagai tempat wisata berburu.

Di Bandar Lampung, masyarakat memanfaatkan jasa lingkungan dengan


mengembangkan sektor wisata berbasis konservasi. Cara ini efektif
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sebagai contoh, masyarakat
mengelola hutan menjadi tempat wisata berbasis konservasi. Tujuannya
agar wisatawan dapat berkontribusi langsung dalam upaya konservasi
seperti dengan menanam pohon.5

b. Konservasi Sumber Daya Alam Non-Hayati


Konservasi tanah diartikan sebagai penempatan setiap bidang tanah
pada cara penggunaan yang sesuai dengan kemampuan tanah tersebut dan
memperlakukannya sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan agar
tidak terjadi kerusakan tanah. Sedangkan konservasi air pada prinsipnya
adalah penggunaan air yang jatuh ke tanah seefisien mungkin, dan
pengaturan waktu aliran sehingga tidak terjadi banjir yang merusak dan
terdapat cukup air pada waktu musim kemarau. Persoalan konservasi
tanah dan air adalah kompleks dan memerlukan kerja sama yang erat
antara berbagai disiplin ilmu pengetahuan seperti ilmu tanah, biologi,
hidrologi, dan sebagainya. Pembahasan tentang konservasi tanah dan air
ini selalu tidak akan terlepas dari pembahasan tentang siklus hidrologi.
Siklus hidrologi ini meliputi proses-proses yang ada di dalam tanah,
badan air, dan atmosfer, yang pada intinya terdapat dua proses yaitu
evaporasi dan presipitasi yang dikendalikan oleh energi matahari.
5
Kompas. (2019). Diakses pada 10 Mei 2023 dari
https://kompas.id/baca/nusantara/2019/08/02/masyarakat-diajak-manfaatkan-jasa-lingkungan/

11
Tujuan utama konservasi tanah adalah untuk mendapatkan tingkat
keberlanjutan produksi lahan dengan menjaga laju kehilangan tanah tetap
dibawah ambang batas yang diperkenankan, yang secara teoritis dapat
dikatakan bahwa laju erosi harus lebih kecil atau sama dengan laju
pembentukan tanah. Erosi merupakan proses alam yang sama sekali tidak
dapat dihindari, khususnya untuk lahan pertanian, maka yang dapat
dilakukan adalah dengan mengurangi laju erosi, untuk itu maka
diperlukan strategi konservasi tanah:
1. Melindungi tanah dari hantaman air hujan dengan penutup
permukaan tanah.
2. Mengurangi aliran permukaan dengan meningkatkan kapasitas
infiltrasi.
3. Mengurangi kecepatan aliran permukaan dengan meningkatkan
kekasaran permukaan lahan.
Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan wilayah yang dibatasi
oleh batas alam (topografi) di mana aliran permukaan yang jatuh akan
mengalir ke sungaisungai kecil menuju ke sungai besar akhirnya
mencapai danau atau laut. Pengelolaan DAS berupaya untuk
menyelaraskan dikotomi antara kepentingan ekonomi dan ekologi.
Kepentingan ekonomi jangka pendek akan terancam bila kepentingan
ekologi diabaikan. Sebaliknya gerakan perbaikan ekologi yang
melibatkan masyarakat tidak akan terpelihara secara terus-menerus tanpa
memberi dampak langsung terhadap peningkatan kesejahteraan ekonomi
masyarakat. Untuk mencapai tujuan pengelolaan DAS diperlukan upaya
pokok dengan sasaran:
a. Pengelolaan lahan;
b. Pengelolaan air;
c. Pengelolaan vegetasi.

C.Pengertian Pembangunan dan Infrastruktur


Pembangunan diartikan sebagai usaha untuk memajukan
kehidupan masyarakat dan warganya. Seringkali kemajuan itu adalah

12
kemajuan material. Maka, pembangunan sering diartikan sebagai
kemajuan yang dicapai oleh masyarakat di bidang ekonomi. Pembangunan
awalnya dipakai dalam arti pertumbuhan ekonomi. Sebuah masyarakat
dinilai berhasil dilaksanakan pembangunan bila pertumbuhan masyarakat
cukup tinggi.

Pembangunan sebagai multidigal yang mencakup berbagai


perubahan mendasar atas struktur sosial. Perilaku-perilaku masyarakat dan
lembaga-lembaga nasional, di samping ini tetap mengejar pertumbuhan
ekonomi dan penanganan ketimpangan pendapatan serta penuntasan
kemiskinan. Sedangkan menurut Rogers pembangunan adalah perubahan
sosial dengan partisipasi yang luas dalam mencapai kemajuan sosial dan
material (termasuk diantaranya adalah bertambah besarnya keadilan,
kebebasan dan kualitas lainnya yang dihargai oleh semua lapisan
masyarakat) untuk semua lapisan masyarakat melalui kontrol yang besar
yang mereka perioleh dari lingkungan mereka.

Pembangunan terkhusus pada pemenuhan pokok dan hak asasi


manusia artinya pembangunan berusaha memenuhi empak kebutuhan pkok
yaitu tentang kesejahteraan sosial, kebebasan, dan identitas serta
membebaskan diri dari empat belenggu yaitu tentang kemiskinan,
kerusakan, tekanan dan aliansi.

Dalam pelaksanaan pembangunan maka diperlukannya strategi-


strategi pembangunan supaya pembangunan ini sesuai dengan
perencanaan. Perlu di ingat bahwa tidak semua negara menganut strategi
pembangunan yang jelas biasanya negara tidak mengikuti strategi
pembangunan yang di identifikasi dan sering kali berubah-ubah Ini
diakibatkan karena melemahnya negara peran AIA negara di dalam suatu
negar itu sendiri, dan bisa juga diakibatkan oleh krisis ekonomi global.
Peranan strategi pembangunan bagi banyak negara saat ini cenderung

13
menjawab menejemen daripada melakukan transformasi sosial ekonomi
hal ini berakibat mengurangi referensi teori pembangunan.

Infrastruktur sebagai suatu fasilitas-fasilitas fisik yang


dikembangkan dan dibutuhkan oleh agen-agen publik untuk fungsi
pemerintahan dalam penyediaan air, tenaga listrik, pembuangan limbah,
transportasi dan pelayanan. pelayanan lainnya untuk memfasilitasi tjuan-
tujuan keagamaan dan sosial.

Infrastruktur merupakan komponen fisik dari fasilitas yang


memerlukan I investasi yang besar, menyediakan pelayanan umum atau
menyelesaikan masalah yang merupakan tanggung jawab pemerintah, dan
direncanakan, didesain, dikonstruksi, dan dioperasikan dengan bantuan
pemerintah (Goodman & Hastak, 2006). Beberapa contoh proyek
infrastruktur adalah jaringan jalan dan transportasi, air bersih, air limbah,
persampahan, sumber daya air, energi, telekomunikasi, dan fasilitas
lainnya, seperti fasilitas pendidikan, kesehatan, perdagangan dan
sebagainya.

Pada dasarnya, infrastruktur berfungsi sebagai alat untuk melayani


dan mendorong terwujudnya lingkungan permukiman dan lingkungan
usaha yang optimal sesuai dengan fungsinya. Infrastruktur merupakan
suatu sistem fisik yang menyediakan transportasi, pengairan, drainase,
bangunan gedung, dan fasilitas publik lain yang dibutuhkan untuk
memenuhi kebutuhan dasar manusia dalam lingkup sosial dan ekonomi
(Grigg dalam Kodoatie, 2005).

Sistem infrastruktur didefinisikan sebagai sistem pendukung utama


terhadap fungsi- fungsi sistem sosial dan sistem ekonomi masyarakat.
Sistem infrastruktur dapat didefinisikan sebagai fasilitas atau struktur
dasar, peralatan, instalasi yang dibutuhkan untuk berfungsinya sistem
sosial dan sistem ekonomi masyarakat. Sesuai dengan definisi tersebut

14
maka infrastruktur dapat dikelompokkan ke dalam 13 kategori (Grigg
dalam Kodoatie 2005), sebagai berikut.
1. Sistem penyediaan air seperti waduk, penampungan air, transmisi dan
distribusi, serta sistem pengolahan air.
2. Sistem pengolahan air limbah: pengumpul, pengolahan, pembuangan,
dan daur ulang.
3. Fasilitas pengolahan limbah padat.
4. Fasilitas lintas air dan navigasi.
5. Fasilitas pengendalian banjir, drainase dan irigasi.
6. Fasilitas transportasi: jalan, rel, bandar udara, termasuk di dalamnya
tanda lalu lintas dan pengontrol.
7. Sistem transit publik.
8. Sistem kelistrikan: produksi dan distribusi.
9. Fasilitas gas alam.
10. Gedung publik: sekolah, dan rumah sakit.
11. Fasilitas perumahan publik.
12. Taman kota sebagai daerah resapan, taman bermain termasuk stadion.
13. Komunikasi.

Istilah infrastruktur berhubungan dengan istilah prasarana, sarana, dan


utilitas. Dalam SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan
Lingkungan Perumahan di Perkotaan, dikenal adanya istilah prasarana
lingkungan, sarana lingkungan, dan utilitas. Prasarana lingkungan adalah
kelengkapan dasar fisik lingkungan yang memungkinkan lingkungan
permukiman dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Sarana lingkungan
adalah fasilitas penunjang, yang berfungsi untuk menyelenggarakan dan
mengembangkan kehidupan ekonomi, sosial, dan budaya. Utilitas adalah
pelayanan seperti air bersih, air limbah, gas. listrik, dan telepon, yang pada
umumnya diperlukan untuk beroperasinya suatu bangunan dan lingkungan
permukiman.

15
Dalam SNI 03-1733-2004 prasarana atau utilitas dibagi menjadi
prasarana/utilitas-jaringan jalan, prasarana/utilitas -jaringan drainase,
prasarana/utilitas-jaringan air bersih, prasarana/utilitas- jaringan air
limbah, prasarana/utilitas-jaringan persampahan, prasarana/utilitas -
jaringan listrik prasarana/utilitas - jaringan telepon, prasarana/utilitas
jaringan transportasi lokal. Dalam pembahasan ini selanjutnya
infrastruktur dibagi ke dalam infrastruktur air bersih, infrastruktur air
limbah, infrastruktur air limpasan, infrastruktur persampahan, infrastruktur
transportasi, infrastruktur irigasi, infrastruktur listrik, dan telekomunikasi.

D. Proses Perencanaan Infrastruktur


1. Kebutuhan Infrastruktur
Kebutuhan infrastruktur berbeda-beda untuk tiap kota sesuai
dengan karakteristik masyarakatnya, untuk memperkirakan kebutuhan
infrastruktur terdapat beberapa metode kuantitatif yang dapat digunakan.
Metode tersebut adalah sebagai berikut.

a.Metode Koefisien Tunggal (Single-Coefficient Methods) Beberapa


metode dalam Metode Koefisien Tunggal adalah sebagai berikut.

1) Metode per Kapita (Per-capita Methods) yang mana kebutuhan


infrastruktur diperkirakan berdasarkan kebutuhan per orang atau per
individu dengan menggunakan standar kebutuhan per-kapita
2) Metode Variabel Penjelas Tunggal (Single Explanatory Variable).
metode ini digunakan untuk meramalkan penggunaan infrastruktur untuk
tujuan tertentu, misalnya meramalkan kebutuhan listrik untuk industri
yang didasarkan pada luasan industri.

b. Metode Koefisien Ganda (Multiple Coefficient Methods)


Metode ini dapat digunakan untuk meramalkan kebutuhan
infrastruktur yang didasarkan pada fungsi matematis dari dua atau lebih
variabel penjelas. Metode ini lebih dikenal sebagai analisis regresi.

16
c. Metode Time Series
Metode ini didasarkan pada asumsi bahwa penggunaan
infrastruktur di masa yang akan datang dapat diramalkan melalui pola
penggunaan infrastruktur di masa lalu.

Pemilihan metode peramalan yang tepat untuk kebutuhan


infrastruktur harus didasarkan atas beberapa pertimbangan, di antaranya
ketersediaan data, tujuan peramalan, dan jenis prasarana.

2. Sediaan Infrastruktur Kajian sediaan meliputi kajian kondisi saat ini,


yaitu sediaan yang telah ada, dan kajian potensi sediaan. Kedua kajian ini
mencakup aspek kuantitas.
penyebaran lokasi, dan kualitas. Contoh dari kajian sediaan untuk
perencanaan air bersih adalah kajian mengenai kuantitas (debit air), lokasi
sumber air bersih yang digunakan, dan potensi sumber air bersih yang
dapat digunakan.

3. Keseimbangan Sediaan dan Kebutuhan


Setelah kebutuhan yang ada dihitung dan dibandingkan dengan
sediaan yang ada maka diketahui apakah sediaan yang ada dapat
mencukupi kebutuhan di masa mendatang. Jika tidak mencukupi, maka
pertanyaan yang harus dijawab adalah apakah potensi yang ada dapat
dimanfaatkan. Jika potensi yang ada ternyata tidak mencukupi, harus
dipikirkan upaya dalam penggunaan sumber daya atau upaya pengelolaan
permintaan.

4. Pemilihan Sistem
Sistem yang dimaksudkan di sini adalah pilihan teknologi maupun
bentuk pengelolaan. Beberapa variasi sistem infrastruktur di antaranya
adalah: a. sistem publik, yaitu sistem yang meliputi seluruh kota: b. sistem

17
komunal, yaitu sistem yang meliputi sebagian dari kota; c. sistem
individual, yaitu sistem yang digunakan oleh tiap rumah tangga.

Pemilihan bentuk pelayanan yang tepat haruslah memperhatikan


kebijakan yang ada, termasuk kebijakan tata ruang, aspek fisik, aspek
sosial, aspek ekonomi dan finansial. Aspek Fisik yang harus diperhatikan
antara lain adalah bentuk kota dan kepadatan penduduk. Terdapat kriteria
sistem pelayanan berdasarkan kepadatan penduduk. Menurut Rainer
(1990), yaitu:
a. >2500 jiwa/km²
b. 1000-2500 jiwa/km²: biasanya publik: selalu public
c. 500-1000 jiwa/km² tidak umum publik d. <500 jiwa/km² : jarang yang
publik

5. Desain, Pricing, dan Kelembagaan Tahap terakhir dari perencanaan


infrastruktur adalah melakukan desain, menentukan tarif, dan
kelembagaan. Kegiatan Belajar 2 dalam modul ini akan menjelaskan lebih
detail aspek-aspek ini. Infrastruktur mempunyai peran dalam pertumbuhan
ekonomi, pengentasan kemiskinan, dan keberlanjutan lingkungan.
Walaupun tidak diketahui secara pasti yang mana yang merupakan sebab
dan akibat, terdapat hubungan yang
positif antara pembangunan infrastruktur dan pertumbuhan ekonomi.
Dengan adanya hubungan yang positif ini, maka pengembangan
infrastruktur diharapkan juga dapat mengentaskan kemiskinan. Beberapa
jenis infrastruktur juga sangat terkait dengan lingkungan, seperti air bersih
dan sanitasi.
Tanpa adanya infrastruktur air bersih dan sanitasi yang baik,
lingkungan dapat mengalami kerusakan. Komponen fisik infrastruktur
berbeda-beda untuk setiap infrastruktur,namun demikian secara umum
setiap infrastruktur terdiri dari komponen sumber, pengolahan,
disposal/konsumen.
6. Infrastruktur Air Bersih

18
Komponen fisik infrastruktur air bersih terdiri dari sumber,
transmisi. pengolahan, distribusi, dan konsumen. Sumber dapat terdiri dari
sumber dan sistem pengambilan/pengumpulan saja atau dapat pula
dilengkapi dengan suatu sistem pengolahan. Sumber-sumber yang dapat
digunakan, antara lain permukaan (sungai dan waduk), air tanah (mata air,
sumur), air laut, da hujan. Kuantitas sumber akan menentukan besarnya
pengambilan yang d dilakukan, sedangkan kualitas sumber akan
menentukan perlu atau tidaknya pengolahan terhadap sumber.
Sistem transmisi merupakan sistem transportasi untuk air baku
(dari sistem pengumpulan sampai bangunan pengolahan air minum) dan
air bersih (dari sumber yang sudah memenuhi syarat kualitas atau dari
bangunan pengolahan air minum sampai reservoir distribusi). Cara
pengangkutan dapat dilakukan, baik dengan cara gravitasi maupun
pemompaan. Fasilitas pengangkutan dapat dilakukan dengan pipa maupun
tangki pengangkut.

Sistem distribusi terdiri dari suatu reservoir dan pipa distribusi.


Reservoir dapat berupa tangki pada permukaan tanah ataupun tangki di
atas kaki, baik untuk sistem gravitasi ataupun pemompaan. Suatu reservoir
mempunyai tiga fungsi, yaitu 1) penyimpanan, untuk melayani fluktuasi
pemakaian per jam, cadangan air untuk pemadam kebakaran, dan
pelayanan dalam keadaan darurat diakibatkan oleh terputusnya sumber,
transmisi, ataupun terjadinya kerusakan atau gangguan pada bangunan
pengolahan air, dan lain-lain; 2) pemerataan aliran dan tekanan akibat
variasi pemakaian di dalam daerah distribusi; 3) sebagai distributor, pusat
atau sumber pelayanan dalam daerah distribusi.
7. Infrastruktur Air Limbah

Komponen infrastruktur air limbah terdiri dari sumber, saluran,


pengolahan, dan disposal. Produksi air limbah dihitung dari persentase
pemakaian air bersih, yaitu 70%-80% dari pemakaian air bersih. Air
limbah ini mengandung kotoran manusia, bahan sisa pencucian barang,

19
dan sebagainya. Kualitas air limbah tidak memadai untuk langsung
dibuang ke lingkungan.

Oleh karena itu, harus dikumpulkan dan dialirkan ke instalasi


pengolahan air limbah. Pengelolaan limbah domestik terdiri
pengolahan terpusat (off site sanitation) dan pengolahan setempat (on
site sanitation). Sistem on site adalah sistem di mana penghasil limbah
mengolah air limbahnya secara individu, misalkan dengan
menggunakan tangki septik. Sistem off site adalah sistem di mana air
limbah disalurkan melalui sewer (saluran pengumpul air limbah) lalu
kemudian masuk ke instalasi pengolahan terpusat.

8. Infrastruktur Air Limpasan

Komponen dalam infrastruktur air limpasan terdiri dari air


limpasan, drainase dengan segala variasinya, dan badan air penerima.
Drainase adalah saluran yang digunakan untuk mengalirkan air limpasan
ke badan air penerima. Sama halnya dengan air limbah, infrastruktur air
limpasan terdiri dari on site dan off site system. Pada saat ini, telah
berkembang paradigma baru dalam pengelolaan infrastruktur yang mana
infrastruktur untuk mengalirkan air limpasan tidak hanya berupa saluran
drainase, melainkan saluran yang dilengkapi dengan kolam-kolam detensi,
infiltrasi, dan pemanenan air hujan.

8. Infrastruktur Persampahan

Dalam pengelolaan sampah terdapat sejumlah elemen fungsional,


yaitu timbulan sampah (waste generation); penanganan dan pemilahan
sampah: penyimpanan dan pengolahan di sumber, pengumpulan,
pemindahan dan transportasi; pemilahan, pengolahan dan transformasi
sampah; dan pembuangan (disposal). Dalam elemen fungsional di atas
diperlukan sejumlah prasarana, seperti tong sampah, gerobak sampah, bak
sampah, dan mobil sampah.

10. Infrastruktur Transportasi

20
Transportasi dapat diartikan sebagai usaha dan kegiatan
mengangkut atau membawa barang dan atau penumpang dari suatu tempat
ke tempat lainnya. Infrastruktur transportasi dapat diklasifikasikan dalam
infrastruktur transportasi darat, laut, dan udara. Untuk masing-masing
klasifikasi, terdapat sistem simpul dan jaringan. Sebagai contoh dari
sistem simpul adalah terminal, stasiun, bandara, dan pelabuhan, sedangkan
contoh jaringan adalah jaringan jalan, rel, alur pelayaran, dan jalur
penerbangan.

11. Infrastruktur Energi

Infrastruktur energi adalah infrastruktur yang mencakup


pembangkit, jaringan transmisi, sampai jaringan distribusi. Sistem
transmisi dan distribusi merupakan sistem penghubung antara produsen
dan konsumen akhir yang berperan penting dalam ketersediaan energi.

12. Infrastruktur Telekomunikasi

Informasi merupakan kebutuhan pokok setiap orang bagi pengembangan


pribadi dan lingkungan sosialnya serta merupakan bagian penting bagi
ketahanan nasional. Informasi dapat diperoleh dengan salah satu cara yaitu
telekomunikasi. Infrastruktur telekomunikasi terdiri dari beberapa sub
sistem, yaitu kantor pusat (central offices), private branches exchanges,
dan physical plant.

11. Infrastruktur Energi

Infrastruktur energi adalah infrastruktur yang mencakup


pembangkit, jaringan transmisi, sampai jaringan distribusi. Sistem
transmisi dan distribusi merupakan sistem penghubung antara produsen
dan konsumen akhir yang berperan penting dalam ketersediaan energi.

21
12. Infrastruktur Telekomunikasi

Informasi merupakan kebutuhan pokok setiap orang bagi


pengembangan pribadi dan lingkungan sosialnya serta merupakan bagian
penting bagi ketahanan nasional. Informasi dapat diperoleh dengan salah
satu cara yaitu telekomunikasi. Infrastruktur telekomunikasi terdiri dari
beberapa sub sistem, yaitu kantor pusat (central offices), private branches
exchanges, dan physical plant.

13. Infrastruktur Sumber Daya Air

Salah satu infrastruktur sumber daya air adalah infrastruktur irigasi.


Infrastruktur irigasi adalah infrastruktur yang diperlukan untuk
kepentingan irigasi. Infrastruktur irigasi terdiri dari komponen sumber air,
seperti air permukaan dan air tanah, infrastruktur pengambilan, saluran
primer, saluran sekunder, saluran tersier, dan saluran kuarter. Dari saluran
kuarter air disalurkan ke sawah, setelah melewati sawah air dibuang
melalui saluran drainase dan kembali ke sungai

E.Pengaruh penting keberadaan infrastruktur


Infrastruktur memegang peranan penting sebagai salah satu roda
penggerak pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. Keberadaan
infrastruktur yang memadai sangat diperlukan dan menjadi bagian yang
sangat penting dalam sistem pelayanan masyarakat, Berbagai fasilitas fisik
merupakan hal yang vital guna mendukung berbagai kegiatan
pemerintahan, perekonomian, industri dan kegiatan sosial di masyarakat
dan pemerintahan (Soemardi dan Reini D, 2009).

Keberadaan infrastruktur sangat penting dalam mendukung


pembangunan ekonomi dan sosial karena infrastruktur yang baik dapat
meningkatkan efektivitas dan efisiensi baik bagi dunia usaha maupun bagi
sosial kemasyarakatan. Infrastruktur yang memadai menyebabkan biaya

22
produksi, transportasi, komunikasi dan logistik semakin murah, jumlah
produksi meningkat, laba usaha meningkat, sehingga dapat meningkatkan
pendapatan masyarakat.
Ketersediaan infrastruktur juga akan mempercepat pemerataan
pembangunan melalui pembangunan infrastruktur yang disesuaikan
dengan kebutuhan masing-masing dan antar wilayah sehingga mendorong
investasi baru, lapangan pekerjaan baru dan meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan masyarakat (Suroso, 2015).

Pembangunan infrastruktur akan menyerap banyak tenaga kerja


sehingga akan berpengaruh pada meningkatnya pertumbuhan ekonomi,
dan banyaknya tenaga kerja juga akan meningkatkan pendapatan
perkapita. Ketersedian infrastruktur yang memadai menyebabkan efisiensi
dalam dunia usaha akan semakin besar dan investasi yang didapat akan
semakin meningkat. Ketersediaan infrastruktur di suatu negara adalah
faktor penting dan menentukan bagi tingkat kecepatan dan perluasan
pembangunan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi yang pesat akan berakibat
pada meningkatnya kebutuhan prasarana dan sarana sosial ekonomi dan
permintaan terhadap pelayanan infrastruktur akan meningkat pesat seiring
dengan pertumbuhan ekonomi suatu negara (Kuncoro, 2004).

Infrastruktur tidak hanya berperan penting untuk mendorong


pertumbuhan ekonomi yang tinggi, tetapi juga mengatasi kesenjangan
antardaerah. Ketimpangan antardaerah yang tercemin dalam perbedaan
pendapatan perkapita juga menandakan perbedaan kebutuhan akan
infrastruktur.

Daerah dengan pendapatan perkapita rendah memerlukan porsi


infrastruktur yang besar untuk irigasi, listrik, dan air bersih, sedangkan
daerah yang lebih maju cenderung membutuhkan infrastruktur
transportasi, listrik dan telekomunikasi. Ketersediaan infrastruktur menjadi

23
salah satu prasyarat utama untuk pembangunan yang berkualitas. Adanya
infrastruktur ini maka ekonomi masyarakat bisa berjalan dengan baik,
sehingga bisa meningkatkan pendapatan masyarakat.

Apabila pendapatan masyarakat meningkat maka secara otomatis


akan meningkatkan pendapatan perkapita. Suatu perekonomian dapat
dinyatakan dalam keadaan berkembang apabila pendapatan perkapita
meningkat (Jhingan, 2012).

Pembangunan infrastruktur mempunyai peranan yang sangat vital


dalam pemenuhan hak dasar rakyat. Infrastruktur adalah katalis
pembangunan. Ketersediaan infrastruktur dapat memberikan pengaruh
pada peningkatan akses masyarakat terhadap sumber daya sehingga
meningkatkan akses produktivitas sumber daya yang pada akhirnya
mendorong pertumbuhan ekonomi. (Sudaryadi, 2007).

Infrastruktur atau sarana dan prasarana memiliki keterkaitan yang


sangat kuat dengan kesejahteraan sosial dan kualitas lingkungan, juga
terhadap proses pertumbuhan ekonomi suatu wilayah atau regional. Hal
tersebut dapat ditunjukkan dengan indikasi bahwa wilayah yang memiliki
kelengkapan sistem infrastruktur lebih baik biasanya mempunyai tingkat
kesejahteraan sosial dan kualitas lingkungan serta pertumbuhan ekonomi
yang lebih baik pula (Departemen Pekerjaan Umum, 2006).

Menurut Slamet Muljono (2010). Infrastruktur di Indonesia


mempunyai peran yang sangat vital dalam transportasi nasional, dengan
melayani sekitar 92% angkutan penumpang dan 90% angkutan barang
pada jaringan jalan dan jembatan yang ada. Sejauh ini total nilai
kapitalisasi aset insfrastruktur Nasional telah melebihi dua ratus triliun
rupiah, yang peranannya sangat strategis dalam menurunkan biaya
transportasi.

24
Apabila infrastruktur terus dikembangkan akan menjadi salah satu
faktor yang memberikan positif bagi pembangunan ekonomi yang dapat
meningkatkan daya saing ekonomi daerah dalam perekonomian nasional
dan meningkatkan daya saing ekonomi nasional terhadap perekonomian
internasional.

Pembangunan infrastruktur memperlancar arus distribusi barang


dan jasa Secara ekonomi makro, ketersediaan pelayanan infrastruktur akan
mempengaruhi tingkat produktivitas marginal modal swasta, sedangkan
secara ekonomi mikro, infrastruktur berpengaruh terhadap pengurangan
biaya produksi. Infrastruktur juga berpengaruh penting bagi peningkatan
kualitas hidup dan kesejahteraan manusia, yang meliputi peningkatan nilai
konsumsi, peningkatan produktivitas tenaga kerja dan akses kepada
lapangan kerja, serta peningkatan kemakmuran nyata dan terwujudnya
stabilitas ekonomi makro, yaitu keberlanjutan fiskal, berkembangnya pasar
kredit, dan pengaruhnya terhadap pasar tenaga kerja.

Dari sisi tenaga kerja, pembangunan infrastruktur menciptakan


peluang usaha dan menampung angkatan kerja sangat besar dan berpotensi
untuk memberikan multiplier effect terhadap perekonomian lokal dan
perekonomian kawasan. Sebagai contoh pembangunan Jalan Tol
Cipularang sepanjang 58 km, yang menelan biaya sekitar 1,6 triliun rupiah
dan 100% dikerjakan oleh tenaga kerja lokal. Proyek pembangunan ini
melibatkan 50.000 tenaga kerja. Selain menyerap tenaga kerja yang
banyak, pembangunan Jalan Tol Cipularang juga meningkatkan nilai
konsumsi melalui penggunaan 500 ribu ton semen, 25 ribu ton besi beton,
1,5 juta m gregat, dan 500 ribu m³ pasir.

Transportasi merupakan urat nadi kehidupan politik, ekonomi,


sosial- budaya, dan pertahanan keamanan nasional yang sangat vital
perananya dalam ketahanan nasional. Sistem transportasi yang handal,
dengan memiliki kemampuan daya dukung struktur tinggi dan kemampuan

25
jaringan yang efektif dan efisien, dibutuhkan untuk mendukung
pengembangan wilayah, pembangunan ekonomi, serta mobilitas manusia,
barang dan jasa. Infrastruktur sebagai unsur huvian sistem transportasi
dibarankan danat mencintakan dan

Infrastruktur adalah fasilitas-fasilitas fisik yang dikembangkan atau


dibutuhkan oleh agen-agen publik untuk fungsi-fungsi pemerintahan
dalam penyediaan air, tenaga listrik, pembangunan limbah, transportasi
dan pelayanan- pelayanan similar untuk menfasilitasi tujuan-tujuan sosial
dan ekonomi (Kodoatie, R.J., 2005). Jenis-jenis infrastruktur sebagai
berikut:

1. Infrastruktur keras merupakan infrastruktur yang memiliki bentuk fisik


yang nyata dan paling banyak berkaitan dengan kepentingan umum
masyarakat. Contohnya: bandara, kereta api, pelabuhan, dermaga, saluran
irigasi, got, bendungan, jalan raya, dll. 2. Infrastruktur keras non fisik
merupakan infrastruktur keras tetapi tidak memiliki bentuk fisik yang
nyata, tetapi berguna dalam mendukung

infrastruktur fisik lainnya dan berkaitan dengan masalah kepuasan publik.


Contohnya: pasokan listrik, ketersediaan air bersih, jaringan
komunikasi,ketersediaan saluran gas, dll.

3. Infrastruktur lunak berbentuk kelembagaan atau kerangka institusional


dan berkaitan dengan aktivitas pelayanan masyarakat yang disediakan oleh
pemerintah. Contohnya: pelayanan kantor pos, pelayanan polisi, dll.
Sedangkan menurut (Sadono, 2011) infrastruktur merupakan komponen
utama dalam mengembangkan kegiatan ekonomi dan meningkatkan
efisiensi kegiatan ekonomi suatu negara. Infrastruktur dalam
meningkatkan efisiensi kegiatan ekonomi ini berupa jalan raya, pelabuhan
laut, lapangan terbang. kawasan industri, alat-alat perhubungan seperti
telepon dan alat pengangkutan, dan fasilitas penyediaan air dan listrik

26
Infrastruktur dalam suatu negara mempunyai peranan penting dalam
mempengaruhi efisiensi dan biaya produksi perusahaan-perusahaan,
Infrastruktur yang baik akan mengurangi biaya tetap dan biaya berubah
perusahaan-perusahaan oleh karena

1. Perkembangan infrastruktur menghemat biaya mendirikan pabrik-


pabrik. Lokasi industri yang disediakan pemerintah membuat perusahaan
mendapatkan tempat operasinya dengan harga yang lebih murah dan
pembangunan pabrik dapat dilaksanakan dengan lebih efisien.
Penggunakan fasilitas listrik dan air dalam lokasi industri ini juga dapat
mengurangi biaya.

2. Infrastruktur yang lebih baik meningkatkan efisien operasi perusahaan-


perusahaan. Infrastruktur yang baik menimbulkan efek melicinkan operasi
pengangkutan bahan mentah ke pabrik dan barang akhir ke pasar.
mengurangi pengangkutan bahan mentah dan barang akhir dan
mempersingkat waktu dalam membeli barang mentah hingga
menyediakan.

Pembangunan infrastruktur jalan bertujuan untuk memperlancar


arus distribusi barang dan jasa, serta berperan dalam peningkatan kualitas
hidup dan kesejahteraan manusia. Pembangunan jalan dan jembatan
sebagai infrastruktur transportasi mengacu pada tata ruang, terintegrasi
sistem transportasi nasional (sistranas), serta memenuhi standar
keselamatan jalan, dan berwawasan lingkungan.
Pembangunan infrastruktur jalan harus pula memperhatikan 3
aspek penting sekaligus yaitu: aspek ekonomi, sosial dan lingkungan (pro
green). Menjawab tuntutan zaman, teknologi yang pro environment
dengan prinsip reuse, reduce & recycle pada pekerjaan jalan perlu semakin
dikembangkan.

27
Selama pengoperasian infrastruktur jalan terus berlangsung
penurunan layanan sampai dengan umur ekonomisnya. Untuk
mengembalikan kondisi layanan jalan ini perlu pemeliharaan jalan. Satu
diantara jenis pemeliharaan jalan adalah peningkatan jalan. Peningkatan
jalan dapat berupa peningkatan struktur perkerasan jalan dan juga
pelebaran jalan untuk meningkatkan kapasitas jalan. Pada masa
pelaksanaan ini memerlukan zona kerja untuk rung kerja pengaturan
peralatan dan keselamatan pekerja. Zona kerja ini selalu berdampak
negative bagi pengguna jalan dan lingkungan.

Pembangunan infrastruktur merupakan salah satu aspek penting


dan vital untuk mempercepat proses pembangunan nasional. Infrastruktur
juga memegang peranan penting sebagai salah satu roda penggerak
pertumbuhan ekonomi dan kegiatan sosial, Ini dikarenakan kemajuan dan
pertumbuhan ekonomi suatu negara tidak dapat dipisahkan dengan
ketersediaan infrastruktur seperti transportasi, telekomonikasi, sanitasi,
dan energi.

Oleh karena itu, pembangunan sektor ini menjadi dasar yang kuat
dalam pembangunan ekonomi selanjutnya. Infrastruktur memiliki posisi
yang sangat penting bagi keberlangsungan kegiatan penduduk suatu
wilayah. Kegiatan penduduk dapat ditampung dalam ruang-ruang sarana
sosial dan ekonomi, tetapi tidak akan berjalan dengan baik tanpa didukung
oleh pelayanan infrastruktur yang memadai.
Sebagai contoh, kegiatan perekonomian penduduk suatu wilayah
mungkin dapat ditampung pada ruang-ruang yang berupa sarana
perekonomian, seperti kawasan, perdagangan, jasa, dan industry yang
dimiliki oleh wilayah tersebut, tetapi tanpa dukungan penyediaan jaringan
infrastruktur yang baik, sebagai contoh seperti jaringan jalan, air bersih,
pembuangan sampah, drainase, dan sanitasi, kegiatan tersebut tidak dapat
berjalan dengan optimal.

28
Pembangunan infrastruktur merupakan salah satu aspek penting
dan vital untuk mempercepat proses pembangunan nasional. Infrastruktur
juga memegang peranan penting sebagai salah satu roda penggerak
pertumbuhan ekonomi dan kegiatan sosial. Ini dikarenakan kemajuan dan
pertumbuhan ekonomi suatu negara tidak dapat dipisahkan .
Begitu pentingnya infrastruktur strategi maka diperlukan integrasi
Pembangunan Infrastruktur. Sehingga posisi Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah dalam perekonomian nasional tidak terganggu keberadaannya
mengingat Usaha Mikro kecil dan menengah memiliki peran yang penting
dan strategis. Pada saat injeksistensi Usaha MikroKecil dan Manenegah
sangat dominan dalam pertumbuhan perekonomian di Indonesia.

Hal ini dapat dilihat dari jumlah industri yang besar dan terdapat
dalam setiap sektor ekonomi, potensi yang besar dalam penyerapan tenaga
kerja, dan kontribusi UMKM dalam pembentukan PDB sangat dominan.
Berkembangnya UMKM akan menunjang perekonomian suatu negara
sehingga mampu produktif dan menggerakkan roda perekonomian. Selain
itu UMKM berpotensi dalam pengembangan produktifitas maupun daya
saing serta berfungsi untuk menciptakan teknologi, produk dan jasa yang
baru, pendukung pertumbuhan ekonomi menciptakan perubahan dan
kompetensi pada pasar.

Perekonomian dan pertumbuhan ekonomi Indonesia ditandai juga


dengan adanya pembangunan infrastruktur. Dalam empat tahun (2015-
2019), pembangunan infrastruktur menjadi salah satu program prioritas
Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Sejak tahun 2015, pemerintah mengalihkan belanja subsidi menjadi
belanja produktif, yakni pembangunan infrastruktur. kesehatan dan
pendidikan. Anggaran infrastruktur terus meningkat dari Rp 155 triliun
pada 2014 menjadi sekitar Rp 410 triliun pada tahun 2018. Pembangunan
infrastruktur yang telah dilakukan turut berkontribusi pada pertumbuhan
ekonomi Indonesia serta peningkatan daya saing nasional.

29
Masalah Pembangunan infrastruktur jalan tol yang saat ini gencar
dilakukan oleh pemerintah sayangnya tidak selalu memiliki nilai positif
bagi setiap daerah. Sesuatu yang dianggap baik oleh sebagian orang pasti
memiliki nilai negatifnya atau berdampak negatif.

Salah satu pembangunan infrastruktur Indonesia adalah


pembangunan jalan tol di Sumatera Utara tepatnya Medan-Kualanamu-
Tebing Tinggi. Jalan tol yang menghubungkan Medan. Tebing Tinggi
serta Bandar Udara Internasional Kualanamu sepanjang 61,80 km dengan
ujung utara adalah Tanjung Morawa dan ujung selatan adalah Tebing
Tinggi ini merupakan bagian dari jalan tol TransSumatera dan terbagi 2
seksi, yaitu Seksi I (Medan-Perbarakan- Kualanamu) sepanjang 17,80 km
dan Seksi II (Perbarakan-Tebing Tinggi) sepanjang 44 km. Pembangunan
ini diharapkan dapat meningkatkan perekonomian dan jumlah wisatawan
yang datang ke kawasan pariwisata Danau Toba Serta guna mempercepat
kegiatan perekonomian diwilayah tersebut

Contoh Pembangunan Infrastruktur Jalan di Lampung

Pembangunan infrastruktur jalan merupakan salah satu program


prioritas Pemerintah Provinsi Lampung. Pada RPJMD Provinsi Lampung
2019-2024, misi ke-4 mengamanatkan untuk “Mengembangkan
Infrastruktur Guna Meningkatkan Efisiensi Produksi dan Konektivitas
Wilayah”.

Misi ini pun didukung 33 Agenda Kerja Utama melalui program


Infrastruktur Lampung Berjaya. Termasuk di dalamnya, sektor
infrastruktur jalan harus terus dibenahi dan ditingkatkan, mengingat
pembangunan infrastruktur jalan merupakan salah satu sarana yang paling
mendasar untuk menunjang kelancaran distribusi barang ditingkat
masyarakat.

30
Provinsi Lampung memiliki banyak potensi sumber daya alam
cukup melimpah yang belum dikembangkan secara optimal karena
kendala konektivitas. Tidak hanya komoditas pertanian, perkebunan dan
peternakan, yang menjadi produk unggulan di tingkat nasional, tetapi juga
keindahan alam, baik berupa pegunungan ataupun hamparan pantai
terutama di kawasan Teluk Lampung cukup berpotensi menjadi salah satu
tujuan wisata unggulan di Indonesia. Untuk itu perlu didukung dengan
sarana prasarana jalan yang memadai.

Di Provinsi Lampung, telah terbangun Jalan Tol Trans Sumatera


(JTTS) trase Bakauheni - Terbanggi Besar - Pematang Panggang,
sepanjang 252 Km dengan 15 exit tol. Gubernur mengatakan, hal tersebut
merupakan peluang (value capture) yang harus ditangkap untuk
memaksimalkan potensi di seluruh sektor pembangunan. Sehingga
konektivitas antar wilayah yang memiliki potensi ekonomi dan
pengembangan wilayah dapat terintegrasi dengan jalan tol.

31
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan

Konservasi adalah pemeliharaan dan perlindungan terhadap sesuatu yang


dilakukan secara teratur untuk mencegah kerusakan dan kemusnahan dengan
cara pengawetan. Kegiatan konservasi selalu berhubungan dengan suatu
kawasan, kawasan itu sendiri mempunyai pengertian yakni wilayah dengan
fungsi utama lindung atau budidaya.

Peranan kawasan konservasi dalam pembangunan meliputi:Penyelamat


usaha pembangunan dan hasil-hasil pembangunan;Pengembangan ilmu
pendidikan;Pengembangan kepariwisataan dan peningkatan
devisa;Pendukung pembangunan bidang pertanian;Keseimbangan lingkungan
alam; Manfaat bagi manusia.
Pembangunan diartikan sebagai usaha untuk memajukan kehidupan
masyarakat dan warganya. Seringkali kemajuan itu adalah kemajuan material.
Maka, pembangunan sering diartikan sebagai kemajuan yang dicapai oleh
masyarakat di bidang ekonomi. Pembangunan awalnya dipakai dalam arti
pertumbuhan ekonomi.

Infrastruktur merupakan komponen fisik dari fasilitas yang


memerlukan I investasi yang besar, menyediakan pelayanan umum atau
menyelesaikan masalah yang merupakan tanggung jawab pemerintah, dan
direncanakan, didesain, dikonstruksi, dan dioperasikan dengan bantuan
pemerintah (Goodman & Hastak, 2006).

Infrastruktur memegang peranan penting sebagai salah satu roda


penggerak pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. Keberadaan
infrastruktur yang memadai sangat diperlukan dan menjadi bagian yang
sangat penting dalam sistem pelayanan masyarakat.

32
DAFTAR RUJUKAN

Christanto, Joko, ‘Ruang Lingkup Konservasi Sumber Daya Alam Dan


Lingkungan’, 2020, 1–29
Efendi, Harja, Pengantar Pendidikan Konservasi Lingkungan Hidup Terintegrasi
Nilai-Nilai Islam, ed. by Nining Purwati (Mataram: Sanabil, 2020)
Kuspriyanto, ‘UPAYA KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI
DIKAWASAN LINDUNG DI INDONESIA’, 1 (2015)
Setyowati, Abidah Billah, Konservasi Indonesia: Sebuah Potret Pengelolaan Dan
Kebijakan, ed. by Andri Santosa (Bogor: Perpustakaan Nasional, 2008)
Kompas. (2019). Diakses pada 10 Mei 2023 dari
https://kompas.id/baca/nusantara/2019/08/02/masyarakat-diajak
manfaatkan-jasa-lingkungan/

Kodoatie,(2003)Manajemen dan Rekayasa Infrastruktur.Yogyakarta: Pustaka


Pelajar

Rusmewahni,(2022),Strategi Integrasi Pembangunan Infrastruktur.Padang: PT


Inovasi Pratama Nasional

Zubaeda,(2013)Pengembangan Masyarakat Wacana dan Praktik .Jakarta: Kencana


Prenada Media Group

Tadaro(2012).Ekonomi Pembangunan Dunia Ketiga.Jakarta:PT Erlangaa

33

Anda mungkin juga menyukai