Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH KONSERVASI

KONSERVASI DAN KADER KONSERVASI

Anggota kelompok :
Giovani BCA
Kevin Arya P
Tabah Islami Shania
Muhammad Dhiyaa Rizqi

Sekaran, Gunungpati , Kota Semarang , Jawa Tengah


2017

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Kami panjatkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
konservasi tentang Konservasi dan Kader Konservasi.
Makalah konservasi ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah konservasi ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah konservasi tentang Konservasi dan Kader
Konservasi dapat bermanfaat bagi pembaca.

Semarang, 16 September 2017

Kelompok 7

i
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................... ii
PENDAHULUAN ................................................................................................................................. iii
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................................... iii
1.2 Perumusan Masalah ............................................................................................................... iii
1.3 Tujuan .................................................................................................................................... iii
PEMBAHASAN ................................... 1
Pengertian Konservasi ...................................................................................................................... 2
HUTAN KONSERVASI .................................................................................................................... 5
. ......................................................................................................................................................... 13
Tujuan Konservasi .......................................................................................................................... 14
Manfaat Konservasi ........................................................................................................................ 15
Kader Konservasi............................................................................................................................ 16
PENUTUP ............................................................................................................................................ 24
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................................ 24
3.2 Saran .......................................................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 25

ii
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sumber Daya Alam merupakan unsur yang penting dalam kehidupan ini,
karena tanpa ada sumber daya alam kita mustahil untuk dapat hidup di dunia ini,
misalnya untuk makan maka kita mengambil makanan tersebut dari alam, untuk
membangun rumah kita menggunakan kayu, kayu tersebut juga berasal dari sumber
daya alam dan masih banyak yang lainnya pokoknya semua kegiatan dibumi pasti
tidak terlepas dari sumber daya alam. Di Indonesia ini terdapat berbagai macam
sumber daya alam yang melimpah, namun kita sepertinya tidak memanfaatkan
sumber daya alam tersebut dengan baik dan juga tidak bijaksana dalam
menggunakannya. Mengingat begitu pentingnya manfaat sumber daya alam tersebut
maka kita seharusnya melakukan konservasi atau melestarikan sumber daya alam
tersebut untuk kelangsungan hidup kita.
Undang Undang Republik Indonesia No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi
Symber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, menjelaskan bahwa yang dimaksud
dengan konservasi sumber daya alam hayati adalah pengelolaan sumber daya alam
hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin
kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatan kualitas
keanekaragaman dan nilainya.

1.2 Perumusan Masalah


Apa yang dimaksud dengan konservasi ?
Apa saja manfaat dan tujuan konservasi ?
Bagaimana peran kader konservasi ?
Apa saja kendala dalam melakukan konservasi ?

1.3 Tujuan
Untuk mengetahui pengertian dan memahami apa itu konservasi serta untuk memenuhi
tugas yang diberikan oleh dosen

iii
PEMBAHASAN
Sejarah Konservasi

Kelahiran pemikiran konservasi berawal dari adanya keinginan untuk memelihara situs-situs
alam dari penggunaan komersial dan menyediakan hiburan bagi masyarakat. Pada tahun
1872, Yellowstone ditetapkan sebagai taman nasional pertama di dunia. Hingga kemudian
saat ini telah kurang lebih 2.000 taman nasional telah ditetapkan di 136 negara.

Di wilayah Asia Timur, konservasi sumberdaya alam hayati dimulai saat Raja Asoka (252
SM) memerintah, dimana saat itu diumumkan bahwa perlu dilakukan perlindungan terhadap
binatang liar, ikan dan hutan. Namun dari sejarah tersebut dapat dilihat bahwa bahkan sejak
jaman dahulu, konsep konservasi telah ada dan diperkenalkan kepada manusia meskipun
konsep konservasi tersebut masih bersifat konservatif dan eksklusif (kerajaan).

Kesepakatan internasional berkaitan konservasi baru mulai didengungkan pada kelahiran


Konvensi Keanekaragaman Hayati. Konvensi Keanekaragaman Hayati dalam bahasa aslinya
bernama United Nations Convention on Biological Diversity (UN CBD) telah ditandatangani
oleh 157 kepala negara dan/atau kepala pemerintahan atau wakil negara pada waktu naskah
Konvensi diresmikan di Rio de Janeiro, Brazil. Penandatanganan ini terlaksana selama
penyelenggaraan United Nations Conference on Environment and Development (UNCED),
pada tanggal 3 sampai dengan 14 Juni 1992. Indonesia merupakan negara kedelapan yang
menandatangani Konvensi di Rio de Janeiro, Brazil, pada tanggal 5 Juni 1992. Konferensi di
Rio de Janeiro, Brazil, yang sebelumnya didahului oleh tiga pertemuan kepakaran teknis dan
tujuh sidang, diselenggarakan antara Nopember 1988 sampai dengan Mei 1992. Pertemuan
dan sidang tersebut selalu dihadiri oleh delegasi Indonesia.

Dalam perjalanannya, kelahiran Konvensi Keanekaragaman Hayati ini didahului dengan


serangkaian pertemuan sejak Deklarasi Stockholm di tahun 1972. Selanjutnya dilahirkan
Deklarasi Nairobi (1982), Resolusi Wina (1985), Protokol Montreal (1987), Deklarasi Tokyo
(1987), Hague Declaration on the Environment (1989), Latin American and Carribean
Summit Declaration of Brazillia on the Environment (1989), Helsinkin Declaration on the
Ozon Layer (1989). Selanjutnya Pertemuan Rio de Janeiro pada tanggal 3-14 Juni 1992
menjadi tonggak lahirnya Deklarasi Rio, Agenda 21, Konvensi tentang Perubahan Iklim dan
Konvensi tentang Keanekaragaman Hayati, dan Pernyataan Prinsip-prinsip Kehutanan.
Selanjutnya dilakukan pertemuan-pertemuan antar pihak berkaitan dengan masing-masing
konvensi. Pertemuan internasional lainnya yang mengiringi kebijakan konservasi
internasional meliputi Kongres Taman Nasional dan Kawasan Lindung se dunia, dan Kongres
Kehutanan se dunia.

Di Indonesia, sejak masa Hindia Belanda, telah hadir inisiatif melindungi kawasan dengan
pengukuhan kawasan hutan seluas 6 hektar di Depok sebagai Cagar Alam (Natuur Reservaat)
pada tahun 1714 dengan nama Cagar Alam Pancoran Mas. Terjadinya perdagangan burung
Cenderawasih menjadi awal kelahiran kebijakan perlindungan satwa di masa Hindia Belanda.
Dari surat protes yang disampaikan oleh beberapa pihak, pada Oktober 1909 diterbitkan
Staatsblad 497 dan Staatblad 594 pada Desember 1909 yang mulai berlaku pada 1910.
Selanjutnya dikeluarkan Ordonnantie tot Bescherming van sommige in het levende

1
Zoogdieren en Vogels (Undang-undang Perlindungan bagi Mamalia Liar dan Burung Liar).
Pada 1912 juga didirikan Nederlands Indische Vereniging tot Natuur Bescherming
(Perhimpunan Perlindungan Alam Hindia Belanda) oleh Dr. S. H. Koorders, dkk, yang
kemudian menunjuk dua belas lokasi kawasan yang perlu dilindungi di Pulau jawa dan
ditetapkan sebagai monumen alam (Natuur Monumenten) yang tidak boleh diusik. Hal ini
dilanjutkan dengan terbitnya Saatsblad No. 278 pada Maret 1916 yang kemudian menunjuk
55 kawasan sebagai Cagar Alam. (Wiratno, dkk., 2004)

Pengertian Konservasi
Konservasi berasal dari kata Conservation yang terdiri atas kata con (together) dan servare
(keep/save) yang memiliki pengertian mengenai upaya memelihara apa yang kita punya
(keep/save what you have). Konservasi adalah upaya-upaya pelestarian lingkungan akan
tetapi tetap memperhatikan manfaat yang bisa didapatkan pada saat itu dengan cara tetap
mempertahankan keberadaan setiap komponen-komponen lingkungan untuk pemanfaatan di
masa yang akan datang. Atau konservasi adalah suatu upaya yang dilakukan oleh manusia
untuk dapat melestarikan flora dan fauna, konservasi bisa juga disebut dengan pelestarian
ataupun perlindungan. Jika secara harfiah konservasi berasal dari bahasa Inggris yaitu dari
kata “Conservation” yang berati pelestarian atau perlindungan.
Koservasi adalah upaya yang dilakukan manusia untuk menjaga kelestarian alam secara
berkesinambungan baik dari segi mutu atau jumlahnya, agar sekiranya SDA (Sumber Daya
Alam) yang ada dapat ikut dirasakan oleh genrasi mendatang.

Arti Konservasi Menurut Para Ahli


Ada 7 arti atau pengertian konservasi menurut para ahli, diantarnya;
 Adishakti (2007)
Menurutnya, pengertian konservasi adalah suatu proses pengolahan tempat, ruang, objek agar
memiliki makna kultural yang didalamnya dapat terpelihara dengan berorientasi pada sumber
daya alam.
 Mochamad Hadi
Menurutnya, arti konservasi adalah penghematan yang dilakukan dalam penggunaan Sumber
Daya Alam (SDA) yang berdasarkan hukum alam
 KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
Mengartikan, jika konservasi adalah pengelolaan yang dilakukan terhadap sumber daya alam
dengan acarayang bijaksana, sehingga dapat menjamin kesinambungan persediaan dan
kualitas nilai dan keragamannya.

2
 Margaretha
Pengertian konservasi adalah kegiatan yang dilakukan untuk menjaga Sumber Daya Alam
(SDA) dari kerusakan, kehancuran, kepunahan, dan lain sebaginya.
 Narton
Sebagai ahli biologi, ia mengatakan jika konservasi adalah penyesuaian terhadap mekanisme
alam untuk tujuan kehidupan.

 IUCN
Menurutnya, definisi dari konservasi adalah kegiatan mamanajemankan kehidupan manusia
dan sumber daya alamnya sehingga dapat dipertahakan atau dilestarikan bagi kehidupan.
 Alison Backer
Makna konservasi adalah proses yang dilakukan dengan berkesinambungan terhadap sumber
daya alam, sehingga dapat bertahan dan dipergunakan oleh generasi sekarang atau generasi
masa depan.

Sedangkan menurut ilmu lingkungan, Konservasi adalah :

 Upaya efisiensi dari penggunaan energi, produksi, transmisi, atau distribusi yang
berakibat pada pengurangan konsumsi energi di lain pihak menyediakan jasa yang
sama tingkatannya.
 Upaya perlindungan dan pengelolaan yang hati-hati terhadap lingkungan dan sumber
daya alam(fisik) Pengelolaan terhadap kuantitas tertentu yang stabil sepanjang reaksi
kiamia atau transformasi fisik.
 Upaya suaka dan perlindungan jangka panjang terhadap lingkungan
 Suatu keyakinan bahwa habitat alami dari suatu wilayah dapat dikelola, sementara
keaneka-ragaman genetik dari spesies dapat berlangsung dengan mempertahankan
lingkungan alaminya.
 Konservasi lingkungan hidup adalah perlindungan lingkungan hidup supaya terhindar
dari kerusakan akibat pemanfaatan yang tidak sesuai dengan kemampuan / daya
dukung lingkungan tersebut.
 Konservasi kawasan dan keanekaragaman hayati meliputi pengelolaan dan
pendayagunaan kawasan konservasi serta pemberdayaan masyarakat sekitar taman
nasional, taman wisata, taman hutan raya, kawasan suaka alam, hutan lindung dan
taman buru.
 Konservasi keanekaragaman hayati meliputi konservasi jenis dan genetik, konservasi
ekosistem esensial, pengembangan lembaga konservasi, penangkaran tumbuhan dan
satwa liar, tertib peredaran tumbuhan dan satwa liar (dephut.go.id).

3
a. Konservasi Insitu
Konservasi insitu merupakan konservasi tempat atau konservasi sumber daya genetik dalam
populasi alami tumbuhan atau satwa, misalnya sumber daya genetik hutan dalam populasi
alami spesies pohon. Hal ini merupakan proses dalam melindungi spesies tanaman atau
hewan yang terancam punah di habitat aslinya, atau predator. Cara konservasi In situ adalah
dengan mendirikan cagar alam, taman nasional, dan suaka marga satwa.

b. Konservasi Eksitu
Konservasi Eksitu merupakan konservasi ynag melindungi spesies tumbuhan dan hewan
langka dengan mengambil dari habitat yang tidak aman atau terancam dengan ditempatkan ke
perlindungan manusia. Cara konservasi Eksitu adalah dengan mendirikan taman safari, kebun
binatang, kebun raya, dan kebun koleksi.

Contoh-Contoh Daerah Insitu dan Eksitu


Contoh Daerah Konservasi Insitu
 Taman nasional ujung kulon, tempat populasi badan jawa
 Taman nasional tanjung putting, pusat rehabilitasi orang utan, dan terdapat tiga
vegetasi dominan yaitu pandan-pandanan, palem-paleman dan berbagai jenis epifit.
 Taman nasional kerinci, tanam nansional terbesar di Indonesia dengan luas kawasan
sekitar 15.000 km. Tempat perlindungan berbagai hewan dan tumbuhan khas yang
ada di sumatera.
 Taman nasional gunung gede- pangrango (jawa barat), taman yang kaya flora dan
fauna, bunga edelweiss jawab yang tumbuh subur, terdapat leopard, gibon, dan
monyet jawa.
 Taman nasional komodo, merupakan vegetasi sabana, dengan terdapat tumbuhan
lonter dan sebagian jenis anggrek, serta tempat hidup hewan komodo.
 Taman nasional gunung lauser, taman yang penting di kawasan Asia Tenggara dengan
luas area 9.500 km. merupakan tempat perlindungan 1000 spesies tumbuhan dan 4000
spesies hewan dalam klasifikasi hewan-hewan western malesia.

Contoh Daerah Konservasi Eksitu


 Taman safari puncak
 Kebun raya bogor
 Kebun plasma nutfah
Perbedaan Konservasi Insitu dan Konservasi Eksitu

4
 Insitu adalah pelestarian di habitat aslinya
 Eksitu adalah pelestarian di luar habitatnya
 Insitu melalui konservasi cagar alam, cagar biosfer, dan suaka margasatwa
 Eksitu melalui konservasi kebun koleksi, kebun raya, taman safari, plasma nutfah,dan
kebun binatang).

HUTAN KONSERVASI

Hutan Konservasi adalah kawasan hutan dengan ciri khas tertentu yang mempunyai fungsi
pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya.
Hutan konservasi terdiri dari :
• Kawasan hutan Suaka Alam (KSA) berupa Cagar Alam (CA) dan Suaka Margasatwa
(SM);
• Kawasan hutan Pelestarian Alam (KPA) berupa Taman Nasional (TN), Taman Hutan
Raya (TAHURA) dan Taman Wisata Alam (TWA); dan
• Taman Buru (TB).
Kawasan hutan Suaka Alam (KSA) adalah hutan dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai
fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta
ekosistemnya, yang juga berfungsi sebagai wilayah sistem penyangga kehidupan.Masing-
masing bagian dari KSA dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut :

CAGAR ALAM (CA) adalah kawasan suaka alam yang mempunyai ciri kekhasan tumbuhan,
satwa dan ekosistemnya atau ekosistem tertentu yang perlu dilindungi untuk kepentingan
ilmu pengetahuan dan kebudayaan dan perkembangannya berlangsung secara alami.
1. Cagar Alam Sibolangit di Sumatera Utara bagian timur. Di daerah ini dilindungi berbagai
macam tumbuhan khas dataran rendah pantai, antara lainpohon lebah yang sangat tinggi dan
bunga bangkai.
2. Cagar Alam Rafflesia di Provinsi Bengukulu. Tanaman yang dililindungi adalah bungai
bangkai Rafflesia Arnoldi terbesar di dunia.
3. Cagar Alam Limpopati di Provinsi Sumatera Barat. Satwa yang dilindungi adalah tapir dan
siamang.
4. Cagar Alam Pulau Moyo di Provinsi NTB. Satwa yang dilindungi adalah sapi liar, banteng,
rusa, babi hutan, burung kakak tua, dan ayam hutan.

5
5. Cagar Alam Arjuno Lalijiwo di Provinsi Jawa Timur. Daerah ini adalah dataran tinggi
Gunung Arjuna dengan ketinggian 2.600 mdpl. Tanaman yang dilindungi yaitu berbagai flora
Alpina dan cemara sebagai hutan alam.
6. Cagar Alam Pananjung-Pangandaran di Provinsi Jawa Barat. Satwa yang dilindungi adalah
banteng dan rusa.
7. Cagar Alam Cibodas di Provinsi Jawa Barat. Kawasan ini adalah cadangan hutan
pegunungan hujan tropis dengan daerah yang basah atau sering hujan.
8. Cagar Alam Pulau Dua di Provinsi Banten. Di wilayah ini banyak terdapat jenis-jenis
burung laut sehingga sering disebut Kerajaan Burung.
9. Cagar Alam Ujung Kulon di Provinsi Banten. Satwa yang dilindungi adalah badak bercula
satu, banteng, babi hutan, buaya dan berbagai jenis burung.
10. Cagar Alam Pulau Kaget di Provinsi Kalimantan Selatan. Satwa yang dilindungi dan
sekaligus menjadi maskot provinsi ini adalah bekantan.
11. Cagar Alam Gunung Kentawan di Provinsi Kalimantan Selatan. Sebagai kawasan
konservasi untuk melindungi angrek alam, owa-owa (Hylobatus Muelleri), bekantan dan
beberapa jenis burung.

SUAKA MARGASATWA (SM) adalah kawasan suaka alam yang mempunyai ciri khas
berupa keanekaragaman dn atau keunikan jenis satwa bagi ilmu pengetahuan dan kebudayaan
dan kebanggaan nasional yang untuk kelangsungan hidupnya dapat dilakukan pembinaan
terhadap habitatnya.
1. Suaka Margasatwa Gunung Lauser di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Satwa yang
dilindungi di kawasan ini antara lain orang utan, gajah, badak sumatera, tapir, harimau, rusa,
dan berbagai jenis burung lainnya.
2. Suaka Margasatwa Way Kambas di Provinsi Lampung. Satwa yang dilindungi di kawasan
ini antara lain gajah sumatera, rusa, dan babi hutan.
3. Suaka Margasatwa Pulau Komodo di Provinsi NTT. Satwa yang dilindungi di kawasan ini
antara lain komodo, biawak, rusa, babi hutan, anjing hutan, burung kakak tua, kerbau liar,
dan ayam hutan.
4. Suaka Margasatwa Baluran di Provinsi Jawa Timur. Satwa yang dilindungi di kawasan ini
adalah banteng, kerbau liar, burung merak, kera, lutung, babi hutan, dan ayam hutan.
5. Suaka Margasatwa Pelahari di Provinsi Kalimantan Selatan. Sebagai kawasan konservasi
untuk melindungi Beruang Madu (Helarctus Malayanus), Kuwau (Argusianus Argus), Pecuk
Ular (Cervus Unicolor), dan Kijang Pelaihari (Muntiacus Pleiharicus).
6. Suaka Margasatwa Pelahari Tanah Laut di Provinsi Kalimantan Selatan. Sebagai kawasan
konservasi dikhususkan untuk melindungi bekantan, burung raja udang (Palargopsis
Capengis), rusa sambar, dan biawak (Varanus Salvator).

6
7. Suaka Margasatwa Tanjung Puting Kotawaringin di Provinsi Kalimantan Tengah.
Sebagain kawasan konservasi hutan dan satwa berupa orang utan Kalimantan.
8. Suaka Margasatwa Pulau Kaget di Provinsi Kalimantan Selatan. Sebagai kawasan
konservasi untuk melindungi Bekantan (Nasalis Larvatus), Kera Abu-abu (Macaca
Fasicularis) dan lain-lain.
9. Suaka Margasatwa Nantu di Provinsi Gorontalo. Satwa yang dilindungi di antaranya
Babirusa (Babyrousa babyrussa), Anoa (Bubalus depressicornis), Monyet Sulawesi (Macaca
heckii), Tarsius (Tarsius spectrum), Babi Hutan (Sus celebensis), serta 90 jenis burung yang
35 jenis di antaranya adalah khas Sulawesi.
10. Suaka Margasatwa Membramo Foja di Provinsi Papua. Satwa yang dilindungi antara lain
kupu-kupu hitam-putih, katak pinokio berhidung panjang, pergam (merpati) kaisar, kelelawar
kembang baru (Syconycteris sp nov), tikus pohon kecil (Pogonomys sp nov), semak belukar
berbunga (Ardisia hymenandroides), dan walabi kecil (Dorcopsulus sp nov).
11. Suaka Margasatwa Pulau Venu di Provinsi Papua Barat. Satwa khas yang dilindungi
adalah Cendrawasih Botak (Cicinnurus respublica).
Kawasan hutan Pelestarian Alam (KPA) adalah hutan dengan ciri khas tertentu, yang
mempunyai fungsi pokok perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan
keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara lestari sumber daya
alam hayati dan ekosistemnya

Masing-masing bagian dari KPA dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut :

TAMAN NASIONAL (TN) adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem
asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk keperluan penelitian, ilmu
pengetahuan, pendidikan, penunjang budidaya tumbuhan dan atau satwa, pariwisata dan
rekreasi. Pengelolaan Kawasan Taman Nasional dilakukan oleh Pemerintah.
TAMAN HUTAN RAYA (TAHURA) adalah kawasan pelestarian alam untuk tujuan koleksi
tumbuhan dan atau satwa yang alami atau bukan alami, jenis asli atau bukan jenis asli yang
dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, penunjang
budidaya tumbuhan dan atau satwa, budaya, pariwisata dan rekreasi. Pengelolaan Kawasan
Taman Hutan Raya dilakukan oleh Pemerintah.
TAMAN WISATA ALAM (TWA) adalah kawasan pelestarian alam dengan tujuan utama
untuk dimanfaatkan bagi kepentingan pariwisata dan rekreasi alam. Pengelolaan Kawasan
Taman Wisaha Alam dilakukan oleh Pemerintah.
TAMAN BURU (TB) adalah kawasan hutan yang di tetapkan sebagai tempat wisata berburu.
Kawasan ini memang sengaja dibuat pemerintah untuk para pengunjung yang mempunyai
hobi berburu. Dan di kawasan taman buru ini memang spesies yang akan diburu sudah
dikhususkan oleh pemerintah dan biasanya hewan atau spesies yang populasinya berlebih.

7
Perlindungan hutan meliputi pengamanan hutan, pengamanan tumbuhan dan satwa liar,
pengelolaan tenaga dan sarana perlindungan hutan dan penyidikan.Perlindungan Hutan
diselenggarakan dengan tujuan untuk menjaga hutan, kawasan hutan dan lingkungannya, agar
fungsi lindung, fungsi konservasi dan fungsi produksi dapat tercapai secara optimal dan
lestari. Perlindungan hutan ini merupakan usaha untuk :a. Mencegah dan membatasi
kerusakan hutan, kawasan hutan dan hasil hutan yang disebabkan oleh perbuatan manusia,
ternak, kebakaran, bencana alam, hama serta penyakit.b. Mempertahankan dan menjaga hak-
hak negara, masyarakat dan perorangan atas hutan, kawasan hutan, hasil hutan, investasi serta
perangkat yang berhubungan dengan pengelolaan hutan.
Macam - Macam Upaya Konservasi Flora dan Fauna

Pelestarian in situ
Pelestarian in situ adalah pelestarian yang dilakukan di habitat asli suatu flora dan fauna itu
berada. Jadi dalam pelestarian in situ, flora dan fauna tidak dipindahtempatkan. Terdapat
berbagai bentuk pelestarian in situ, diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Taman nasional
Taman nasional adalah kawasan pelestarian alam baik daratan maupun perairan yang
mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan
penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang buidaya, budaya, pariwisata, dan
rekreasi (Peraturan Menteri Kehutanan Nomor 56 Tahun 2006 tentang Pedoman Zonasi).

Taman nasional sendiri terdiri dari 4 wilayah, yaitu :


Wilayah penyangga atau wilayah lain (buffer zone) yaitu wilayah untuk pengembangan dan
pengurangan kerusakan taman nasional dari wilayah luar.
Wilayah pengembangan (development zone) yaitu wilayah pengembangan dan pemanfaatan
sumber daya yang ada di dalam kawasan taman nasional.
Wilayah rimba (wilderness zone) yaitu wilayah untuk melindungi sumber daya yang ada di
dalam kawasan taman nasional
Wilayah inti (sactuary zone) yaitu wilayah yang terdiri suaka margasatwa dan cagar alam.
Ada beberapa kriteria bagi suatu kawasan untuk dapat dijadikan sebagai taman nasional,
yaitu :
 Kawasan yang ditetapkan mempunyai luas yang cukup untuk menjamin kelangsungan
proses ekologis secara alami.
 Memiliki sumber daya alam yang khas dan unik baik berupa jenis tumbuhan maupun
satwa dan ekosistemnya serta gejala alam yang masih utuh dan alami.
 Memiliki satu atau beberapa ekosistem yang masih utuh sebagai pariwisata alam.
 Memiliki keadaan alam yang asli dan alami untuk dikembangkan.

8
Ada berbagai manfaat yang bisa kita dapatkan dari adanya taman nasional ini, diantaranya :
Manfaat dari segi ekonomi : dapat dikembangkan sebagai kawasan yang mempunyai nilai
ekonomis, sebagai contoh potensi terumbu karang merupakan sumber yang memiliki
produktivitas dan keanekaragaman yang tinggi sehingga membantu meningkatkan
pendapatan bagi nelayan, penduduk pesisir bahkan devisa negara.
Manfaat dari segi ekologi : dapat menjaga keseimbangan kehidupan baik biotik maupun
abiotik di daratan maupun perairan.
Manfaat dari segi estetika : memiliki keindahan sebagai obyek wisata alam yang
dikembangkan sebagai usaha pariwisata alam / bahari.
Manfaat dari segi pendidikan dan penelitian : merupakan obyek dalam pengembangan ilmu
pengetahuan, pendidikan dan penelitian.
Taman nasional sebagai jaminan masa depan : keanekaragaman sumber daya alam kawasan
konservasi baik di darat maupun di perairan memiliki jaminan untuk dimanfaatkan secara
batasan bagi kehidupan yang lebih baik untuk generasi kini dan yang akan datang.

Beberapa aktivitas berikut tidak diperbolehkan dilakukan di taman nasional karena dapat
mengubah fungsi taman nasional, yaitu :
Merusak kekhasan potensi sebagai pembentuk ekosistem.
Merusak keindahan dan gejala alam.
Mengurangi luas kawasan yang telah ditentukan.
Melakukan kegiatan usaha yang tidak sesuai dengan rencana pengelolaan.

Contoh taman nasional di Indonesia adalah Taman Nasional Ujungkulon di Banten yang
melindungi badak bercula satu, buaya, banteng jawa, babi hutan, dan burung merak. Ada juga
Taman Nasional Tanjung Puting di Kalimantan Tengah yang melindungi orang utan
Kalimantan, kancil, lutung merah, dan beruang. Untuk mengetahui 45 taman nasional di
Indonesia selengkapnya lihat di www.dephut.go.id

9
2. Cagar Alam

Cagar alam adalah hutan suaka alam yang berhubungan dengan keadaan alamnya yang khas
termasuk alam hewani dan alam nabati, perlu dilindungi untuk kepentingan ilmu pengetahuan
dan kebudayaan (UU No. 5 Tahun 1967 tentang Ketentuan – Ketentuan Pokok Kehutanan).
Jadi cagar alam adalah suaka alam yang mempunyai hewan, tumbuhan, atau ekosistem khas
yang perlu dilindungi dan perkembangannya berlangsung secara alami.

Ada beberapa kriterita untuk penunjukkan dan penetapan sebagai kawasan cagar alam, yaitu :
Mempunyai keanekaragaman jenis hewan, tumbuhan, dan ekosistem.
Mewakili formasi biota tertentu dan atau unit-unit penyusunnya;
Mempunyai kondisi alam, baik biota maupun fisiknya yang masih asli dan tidak atau belum
diganggu manusia;
Mempunyai luas yang cukup dan bentuk tertentu agar menunjang pengelolaan yang efektif
dan menjamin keberlangsungan proses ekologis secara alami;
Mempunyai ciri khas potensi dan dapat merupakan contoh ekosistem yang keberadaannya
memerlukan upaya konservasi; dan atau mempunyai komunitas tumbuhan dan atau satwa
beserta ekosistemnya yang langka atau yang keberadaannya terancam punah.

Ada beberapa kegiatan yang tidak diperbolehkan saat berada di cagar alam, dikarenakan
kegiatan tersebut dapat mengakibatkan perubahan fungsi cagar alam :
Melakukan perburuan terhadap satwa yang berada di dalam kawasan cagar alam.
Memasukan jenis-jenis tumbuhan dan satwa bukan asli ke dalam kawasan.
Memotong, merusak, mengambil, menebang, dan memusnahkan tumbuhan dan satwa dalam
dan atau dari kawasan
Menggali atau membuat lubang pada tanah yang mengganggu kehidupan tumbuhan dan atau
satwa ke dalam kawasan.

Contoh cagar alam di indonesia adalah Cagar Alam Pangandaran di Banten yang melindungi
dan melestarikan banteng, rusa, dan babi hutan.

10
3. Suaka Margasatwa

Suaka margasatwa adalah hutan suaka alam yang ditetapkan sebagai tempat hidup
margasatwa yang mempunyai nilai khas bagi ilmu pengetahuan dan kebudayaan serta
merupakan kekayaan dan kebanggaan nasional (UU No. 5 Tahun 1967 tentang Ketentuan –
Ketentuan Pokok Kehutanan).

Terdapat beberapa kriteria bagi suatu kawasan untuk dijadikan suaka margasatwa, anatara
lain sebagai berikut :
Merupakan tempat hidup dan perkembangbiakan dari jenis satwa yang perlu dilakukan upaya
konservasinya.
Merupakan habitat dari suatu jenis satwa langka dan atau dikhawatirkan akan punah.
Memiliki keanekaragaman dan populasi satwa yang tinggi.
Merupakan tempat dan kehidupan bagi jenis satwa migran tertentu, dan atau
Mempunyai luasan yang cukup sebagai habitat jenis satwa yang bersangkutan.

4. Hutan Lindung

Hutan lindung adalah kawasan hutan yang karena keadaan alamnya diperuntukkan guna
mengatuur tata air, pencegahan bencana banjir dan erosi, serta pemeliharaan kesuburan tanah
(UU No. 5 Tahun 1967 tentang Ketentuan – Ketentuan Pokok Keehutanan). Walaupun dalam
pengertiannya, tidak disinggung tentang usaha konservasi flora dan atau fauna dalam hutan
lindung, namun hutan lindung masuk ke dalam pelestarian in situ. Mengapa? Karena dengan
terjaganya kondisi hutan, maka dengan otomatis ekosistem yang ada di dalamnya juga akan
terjaga dengan baik.

Beberapa contoh hutan lindung di Indonesia adalah Hutan Lindung Sesaot di Lombok, dan
Hutan Lindung Sungai Wain di Balikpapan

Pelestarian Ex Situ
1. Kebun Binatang

Kebun binatang (taman margasatwa, bonbin) adalah tempat hewan dipelihara dalam
lingkungan buatan yang dipertunjukkan kepada publik untuk kepentingan konservasi,
pendidikan, penelitian, dan rekreasi. Beberapa contoh kebun binatang di Indonesia adalah

11
Kebun Binatang Ragunan Jakarta, Kebun Binatang Gembira Loka Yogyakarta, Batu Secret
Zoo Kota Batu dan Kebun Binatang Surabaya
2. Kebun Botani

Kebun botani atau kebun raya adalah lahan yang ditanami berbagai tanaman untuk keperluan
koleksi, konservasi, pendidikan, dan wisata. Arboretum adalah semacam kebun botani yang
mengoleksi pepohonan. Contohnya adalah Kebun Raya Bogor, Kebun Raya Cibodas, Kebun
Raya Purwodadi, dan Kebun Raya Eka Karya Bali.

Upaya Pelestarian Lain

Beberapa upaya lain yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian flora dan fauna, antara
lain sebagai berikut :
Pembangunan berwawasan lingkungan.
Melindungi flora dan fauna dari perburuan liar.
Tidak menangkap flora dan fauna dengan bahan yang dapat merusak ekosistem (misal bahan
peledak), sebaliknya menangkap dengan menggunakan alat yang lebih ramah lingkungan
(misal kail).
Merawat dan melindungi hutan.
Melakukan reboisasi (ingat rantai makanan).
Penerapan peraturan yang melindungi flora dan fauna.
Inseminasi buatan.
Kultur jaringan.
Konservasi tanah dan air didefinisikan secara luas dan sempit. Konservasi tanah dan air
secara luas diartikan sebagai pemanfaatan sebidang lahan untuk suatu penggunaan lahan
yang sesuai dengan kemampuan lahan tersebut dan memperlakukannya sesuai dengan syarat-
syarat yang diperlukan agar tidak terjadi kerusakan (Arsyad 2010). Artinya, konservasi tanah
dan air bukan berarti penundaan atau pelarangan penggunaan lahan tetapi suatu tindakan
untuk menyesuaikan jenis dan pengelolaan suatu penggunaan lahan dengan kemampuan
lahan. Sedangkan secara sempit konservasi tanah dan air merupakan upaya untuk menjaga
tanah agar terhindar dari kerusakan sehingga mampu menjalankan fungsinya dengan baik dan
pemanfaatan air secara efisien. Tindakan konservasi tanah dan air bertujuan untuk mencegah
erosi, memperbaiki tanah yang rusak, memelihara dan meningkatkan produktifitas tanah serta
pemanfaatan air secara efisien. Berdasarkan tujuan ini ada empat pendekatan dalam
konservasi tanah dan air, yaitu 1) Menutup tanah dengan berbagai vegetasi dan sisa-sisa

12
tumbuhan untuk melindungi tanah dari daya penghancuran butir-butir hujan; 2) Memperbaiki
dan menjaga keadaan tanah agar resisten terhadap daya penghancuran butir-butir hujan dan
pengangkutan oleh aliran permukaan; 3) Mengatur kecepatan aliran permukaan agar tidak
merusak; 4) Meningkatkan jumlah air yang terinfiltrasi ke dalam tanah. Tindakan konservasi
tanah dan air digolongakan ke dalam tiga golongan utama yaitu metode vegetatif, metode
mekanik dan metode kimia.

1. Metode vegetatif adalah penggunaan tanaman dan tumbuhan dan/atau bagian dari
tumbuhan dan/atau sisa tumbuhan untuk melindungi tanah dari daya penghancuran butir-
butir hujan dan aliran permukaan serta meningkatkan kapasitas infiltrasi (Arsyad 2010).
Contoh metode ini yaitu dengan melakukan reboisasi hutan dan penghijauan, penanaman
dalam strip, penggunaan tanaman dan/atau bagian dan/atau sisa tanaman untuk penutup tanah
dan agroforestri.
2. Metode mekanik adalah perlakuan fisik mekanis yang diberikan terhadap tanah termasuk
pembuatan bangunan untuk mengurangi kecepatan dan volumen aliran permukaan,
mengurangi erosi, meningkatkan infiltrasi, meningkatkan kemampuan lahan dan
menyediakan air untuk tanaman (Arsyad 2010). Contoh metode ini yaitu pengolahan tanah,
pengolahan tanah menurut kontur, guludan, parit pengela, teras, dam penghambat, rorak dan
saluran irigasi.
3 .Metode kimia adalah penggunaan preparat kimia baik berupa senyawa sintetikmaupun
bahan alami yang telah diolah dalam jumlah yang relatif sedikit untuk meningkatkan
stabilitas agregat tanah dan mencegah erosi (Arsyad 2010). Contoh metode ini yaitu
penggunaan polimer tak terisolasi (Polivinil alkohol/PVA), polianion (Polivinil asetat/PVa),
dipole polimer (Poliacrilamide/PAM).

Kaitannya dengan pembangunan dan pengelolaan DAS berkelanjutan, tindakan konservasi


tanah dan air merupakan kunci untuk mewujudkannya. Hal ini tidak terlepas pada latar
belakang pembangunan dan pengelolaan DAS berkelanjutan yaitu fakta bahwa tanah dan air
adalah SDA yang sangat penting dalam mendukung kehidupan manusia. Maka dari itu, dalam
pengelolaan DAS menekankan upaya untuk meminimalisir terjadinya kerusakan lingkungan.
terutama terhadap tanah dan air. Merujuk pada pengertian, tujuan dan metode dalam
konservasi tanah dan air, penerapan tindakan konservasi tanah dan air dalam pengelolaan
lahan akan mencegah dan meminimalisir terjadinya kerusakan tanah dan air bahkan
meningkatkan kemampuan lahan dalam mendukung berbagai aktivitas manusia. Dengan
begitu, pembangunan dapat diselenggarakan secara optimal dan kesejahteraan masyarakat
baik generasi sekarang maupun generasi yang akan datang dapat tercapai.

13
Tujuan Konservasi

Adapun tujuan diadakannya konservasi yaitu:


 Memelihara dan melindungi tempat-tempat yang dianggap berharga agar tidak
hancur.
 Melindungi benda-benda sejarah dari kehancuran dan kerusakan yang diakibatkan
faktor alam, mikro organisme dan kimiawi.
 Melindungi benda-benda cagar alam yang telah dilakukan secara langsung seperti
membersihkan, memelihara dan memperbaiki baik secara fisik ataupun langsung dari
pengaruh berbagai macam faktor.
 Melestarikan keadaan sekitar ekosistem agar tetap sedia kala dengan minim kerusakan
ataupun nihil.
 Pemulihan atau disebut juga dengan restorasi, yaitu koreksi kesalahan-kesalahan masa
lalu yang telah membahayakan produktivitas pengkalan sumber daya alam.
 Penggunaan yang seefisien mungkin. Yang dimaksud disini semisal teknologi
makanan harus memanfaatkan sebaik-baiknya biji rambutan, biji manga, biji salak,
dan lain-lainnya yang sebetulnya berisi bahan organic yang dapat diolah menjadi
bahan makanan.
 Penggunaan kembali (recycling) bahan limbah buangan dari pabrik, rumah tangga,
instalasi-instalasi air minum dan lain-lainnya. Penanganan sampah secara modern
masih ditunggu-tunggu.
 Penentuan lokasi yang paling tepat guna. Cara terbaik dalam pemilihan sumber daya
alam untuk dapat dimanfaatkan secara optimal, misalnya pembuatan waduk yang
serbaguna di Jatiluhur, Karangkates, Wonogiri, Sigura-gura.
 Integrasi, yang berarti bahwa dalam pengelolaan sumber daya diperdadukan berbagai
kepentingan sehingga tidak terjadi pemborosan, atau yang satu merugikan yang lain.
Misalnya, pemanfaatan mata air untuk suatu kota tidak harus mengorbankan
kepentingan pengairan untuk persawahan.

14
Manfaat Konservasi

Adapun manfaat konservasi diantaranya:

 Melindungi kekayaan ekosistem alam dan memelihara proses ekologi maupun


keseimbangan ekosistem secara berkelanjutan.
 Melindungi berbagai ekosistem dari kerusakan yang disebabkan oleh faktor alam,
mikro organisme dan lain sebagainya.
 Melindungi spesies flora dan fauna yang langka atau hampir punah.
 Melindungi ekosistem yang indah, menarik dan unik.
 Menjaga kualitas lingkungan agar tetap terjaga dan lain sebagainya.
 Mencegah terjadinya kerugian yang diakibatkan oleh sistemn penyangga kehidupan
 Mencegah kerugian akibat hilangnya sumber genetika yang terkandung dalam flora
yang mengembangkan pangan dan bahan obat-obatan.

Beberapa masalah dalam menangani konservasi sumber daya alam:

1. Pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi sekitar 1,3% pertahun


2. Jumlah penduduk dengan penyebaran yang tidak merata. Pulau Jawa merupakan
pulau dengan luas 6,8% dari luas daratan namun dihuni oleh 60% penduduk Indonesia
3. Jumlah orang yang bekerja pada sector pertanian 39,96 juta orang dengan luas lahan
pertanian 13 juta ha. Berarti rata-rata lahan petani antara 0,3 hingga 0,4 ha. Terjadi
alih fungsi lahan terutama di pulau Jawa, mencapai 50 ribu hektare per tahun.
4. Sumber daya alam adalah modal dasar pembangunan yang harus dimanfaatkan baik
sebagai obyek maupun subyek pembangunan. Oleh karena itu untuk melestarikan
sumber daya alam khususnya sumberdaya alam hayati, pemerintah menetapkan
kawasan konservasi sebagai perwakilan 80 ekosistem di Indonesia.

15
Kader Konservasi
Kader Konservasi adalah seseorang yang telah dididik/ditetapkan sebagai penerus upaya
konservasi sumber daya alam yang memiliki kesadaran dan ilmu pengetahuan tentang
konservasi sumber daya alam serta sukarela, bersedia dan mampu menyampaikan pesan
konservasi kepada masyarakat.
Karena dalam suatu kegiatan konservasi tidak hanya dibutuhkan suatu objek yang akan
dikonservasi atau dilestarikan melainkan juga membutuhkan subjek yang melakukan kegiatan
konservasi tersebut.
Dasarnya setiap individu atau setiap orang bisa menjadi kader konservasi dikarenakan dalam
diri manusia sudah terdapat sifat kepedulian akan sesama yang mencerminkan unsur
melindungi ataupun unsur melestarikan.
Dalam hal ini tidak akan ada suatu konservasi tanpa adanya kader konservasi itu sendiri,
karena keduanya merupakan sesuatu yang bersinergis satu sama lainnya.
Maka dari itu sifat kesadaran sudah tumbuh dalam manusia tetapi tetap perlu adanya ajakan
dari kita ataupun individu ke individu lain agar tercipta kader-kader konservasi baru ataupun
menguatkan kader-kader konservasi yang sudah ada.

Fungsi dan Tugas Kader Konservasi

• Sebagai pelopor dan penggerak upaya-upaya konservasi sumber daya alam hayati dan
ekosistemnya
• Berperan aktif dalam menumbuhkembangkan gerakan upaya-upaya konservasi sumber daya
alam di tengah-tengah masyarakat.

Sebagai mitra bina cinta alam, kader konservasi diharapkan dapat memberikan perannya
sebagai :

a. Inisiator
Sebagai seseorang dari bagian komunitas sadar hutan dan lingkungan, kader konservasi
diharapkan dapat menjadi sumber ide/pemikiran konservasi yang bermanfaat bagi Unit
Pelaksana Teknis (UPT) Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam (PHKA) dari
Kementerian Kehutanan, maupun masyarakat secara luas melalui kepekaan dan
pengetahuannya akan kondisi dan permasalahan hutan dan lingkungan saat ini.

b. Motivator
Membangkitkan semangat/motivasi dan dorongan kepada masyarakat untuk mengetahui,
memahami, serta menyadari pentingnya konservasi sumber daya alam hayati dan
ekosistemnya serta penerapan prinsip-prinsip konservasi dalam peri kehidupan.

16
c. Fasilitator
Dalam penerapan prinsip-prinsip konservasi melalui pelaksanaan /penyelenggaraan bina cinta
alam, kader konservasi berperan sebagai fasilitator/pendamping kegiatan yang
diselenggarakan oleh Balai UPT PHKA, LSM, kelompok swadaya, dan Pemda setempat
maupun kegiatan yang diselenggarakan secara mandiri oleh mitra.

d. Dinamisator
Dalam menghadapi permasalahan hutan dan lingkungan yang semakin meningkat akhir-akhir
ini, kader konservasi diharapkan dapat berperan sebagai mitra aktif dan sejajar dengan UPT
PHKA untuk secara dinamis menyikapi kondisi yang ada.

Penanaman Jiwa Konservasi


Penanaman Jiwa Konservasi sebagai Pencipta Kader Konservasi
Lingkungan merupakan suatu yang amat penting dalam kehidupan kita. Kerusakan terhadap
lingkungan hidup membawa dampak yang amat besar terhadap kehidupan manusia.
Pemanasa global, banjir, tanah longsor merupakan sebagian kecil dari dampak kerusakan
lingkungan hidup terhadap tatanan kehidupan umat manusia. Yang lebih parah lagi,
keanekaragaman hayati yang kita miliki. Kondisi itu akan berakibat terancamnya
kesejahteran hidup umat manusia.
Manusia menggantungkan hidupnya dari alam. Bagaimanapun moderennya peradaban yang
dicapai, manusia masih tetap menggantungkan alam sebagai sumber daya untuk menopang
kehidupan.
Alam yang terjaga dan lestari akan memberikan timbal balik terhadap kita. Diantaranya :
1. Terjaganya pasokan air.
2. Mencegah longsor, erosi atau sejenisnya.
3. Mencegah banjir.
4. Mengurangi pemanasan global.
5. Terjaganya sumber plasma nutfah flora dan fauna, sederhananya sebagai sumber genetik
bagi tumbuhan-tumbuhan lain dan juga satwa-satwa.
6. Sebagai sumber pendapatan/kesejahteraan masyarakat. Setidaknya jika kita menanam
pohon yang bisa juga diambil hasil panennya semisal pala, coklat, durian, mangga, jeruk atau
pun kayunya pastilah bisa mendatangkan penghasilan.

Manusia sebagai pengelola lingkungan hidup memegang peranan penting dalam menjaga
kelestarian lingkungan. Untuk itu perlu ditanamkan semangat cinta lingkungan semenjak
dini. Karena anak-anak merupakan generasi penerus yang akan mengelola lingkungan untuk
selanjutnya. Sudah sepantasnya jika mereka dibekali dengan cara-cara mengelola lingkungan
dengan baik.

17
Untuk tahap pertama yang perlu kita lakukan adalah menanamkan cinta lingkungan terhadap
anak-anak usia dini tersebut.

Anak-anak usia dini merupakan peniru yang baik. Apa yang mereka lihat dengan mudah
mereka tiru. Untuk itu sebagai orang tua kita harus memberikan keteladanan yang baik.
Termasuk diantaranya memberikan contoh perilaku yang baik dalam menjaga dan mengelola
lingkungan.

Contoh termudah yang dapat kita lakukan misalnya menjaga kebersihan lingkungan, tidak
membuang sampah sembarangan, tidak merusak pohon sembarangan, mengajak anak-anak
untuk mulai mencintai tanaman dengan berkebun. Memberikan tanggung jawab terhadap
mereka untuk menjaga tumbuhan yang mereka tanam sendiri. Semua itu merupakan upaya
untuk menanamkan kecintaan anak terhadap lingkungan hidup. Membawa anak-anak keluar
jalan-jalan menikmati udara segar di persawahan atau pun alam terbuka juga merupakan
salah satu upaya untuk menanamkan cinta lingkungan terhadap anak-anak usia dini.

Di samping itu penggunaan metode bercerita dapat pula dijadikan sebagai sarana untuk
menanamkan cinta lingkungan. Semua anak menyukai cerita. Untuk itu orang tua atau guru
hendaknya memanfaatkan metode ini sebagai bentuk upaya menanamkan cinta lingkungan
semenjak dini.

Dengan adanya rasa cinta terhadap lingkungan diharapkan anak-anak usia dini ini nantinya
akan dapat berperan aktif dalam menjaga lingkungan hidup tempat tinggal mereka.
Lingkungan hidup yang lestari akan membawa kesejahteraan bagi penghuninya. Semoga.

Cinta lingkungan hukumnya wajib sejak dini, Kecintaan ini dalam pendidikan harus
ditanamkan kepada anak-anak, khususnya anak usia pendidikan dasar. Oleh karena itu,
momentum 5 Juni 2014 sebagai Hari Lingkungan Hidup Sedunia harus menjadi instropeksi
bagi dunia pendidikan.

Konsep cinta lingkungan sudah tidak asing lagi di telinga kita. Berbagai macam kegiatan
diadakan guna membangun dan menciptakan lingkungan yang bersih, aman dan nyaman.

18
Lingkungan yang bersih dan asri adalah dambaan setiap orang. Dengan lingkungan yang asri,
tercipta suasana yang nyaman dan menyenangkan. Namun, dapat dilihat di sekitar kita, masih
terdapat wilayah atau lingkungan yang tidak diperhatikan kebersihan dan keindahannya.

Bicara kebersihan lingkungan tentu tidak terlepas dari peran masyarakat di lingkungan
tersebut, tidak terkecuali di lingkungan sekolah. Kebersihan lingkungan perlu dijaga demi
terwujudnya suasana belajar yang nyaman dan kondusif. Sangatlah tepat imbauan yang
mengatakan, penciptaan lingkungan yang bersih dan sehat merupakan kewajiban dan
tanggung jawab semua pihak.

Pendidikan lingkungan hidup adalah upaya mengubah perilaku dan sikap yang dilakukan
berbagai pihak atau elemen masyarakat yang bertujuan meningkatkan pengetahuan,
keterampilan, dan kesadaran masyarakat tentang nilai-nilai lingkungan dan isu permasalahan
lingkungan.

Pada akhirnya, ini diharapkan dapat menggerakkan keselamatan lingkungan untuk


kepentingan generasi sekarang dan yang akan datang.

A. Kerja Sama

Sasaran pendidikan lingkungan hidup adalah terlaksananya pendidikan lingkungan hidup


sehingga dapat tercipta kepedulian dan komitmen masyarakat dalam turut melindungi,
melestarikan, dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup, serta tercakupnya seluruh
kelompok masyarakat, baik di pedesaan dan perkotaan, tua dan muda, serta laki-laki dan
perempuan di seluruh wilayah Indonesia.

Jadi, tujuan pendidikan lingkungan hidup bagi seluruh rakyat Indonesia dapat terwujud.

Lingkungan yang bersih dan sehat tentunya menjadi dambaan institusi pendidikan, kapan pun
dan di mana pun. Lingkungan sekolah yang bersih dan sehat juga mencerminkan keberadaan
warga yang ada, mulai siswa, guru, staf, karyawan, unsur pemimpin sekolah, sampai orang
tua siswa.

19
Bagi sekolah, hal ini dibuktikan melalui kerja sama yang terprogram dengan baik antara
pihak sekolah, orang tua, serta instansi terkait. Pembelajarannya dilakukan secara active
learning dan joyfull learning di luar kelas.

Dengan kegiatan di luar kelas, siswa diharapkan memiliki kualitas keimanan yang meningkat,
akhlak mulia, dan kesadaran lingkungan yang terwujud melalui perilaku ramah lingkungan
untuk meningkatkan kualitas hidup.

Nilai-nilai ini diharapkan terbentuk melalui pembelajaran pendidikan lingkungan hidup yang
terintegrasi ke semua mata pelajaraan. Pendidikan ini merupakan sistem pembelajaran yang
menjadikan alam dan lingkungan sekitarnya sebagai media dan tema.
B. Mulai dari Sekolah

Kini, sekolah berwawasan lingkungan (SBL) dijadikan salah satu program guna mendukung
terciptanya lingkungan sekolah yang bersih, nyaman, dan asri. SBL adalah model sekolah
yang menjadikan lingkungan sebagai basis dalam menciptakan dan mengembangkan
lingkungan yang berkualitas dengan melibatkan partisipasi warga sekolah.
Dengan menjadikan lingkungan sekolah sebagai basis pembelajaran, guru dapat menanamkan
sikap cinta terhadap lingkungan. Ini yang akan menumbuhkembangkan budaya mengelola,
memelihara, dan melestarikan lingkungan hidup.
Di lingkungan sekolah, gurulah yang berperan dalam menanamkan dan membentuk karakter
peserta didik terhadap lingkungan sekolah.
Guru dapat berperan sebagai pemprakarsa, perencana, pengelola, dan pelaksana SBL. Dalam
hal ini, tugas sebagai pemprakarsa, perencana, dan pelaksana SBL diamanatkan kepada guru
mata pelajaran Geografi dan Biologi.
Guru sebagai pemprakarsa SBL berperan menyampaikan ide dan gagasan kepada pemimpin
sekolah, memperhatikan dan mempelajari kondisi lingkungan sekolah, menentukan
peruntukan lahan sekolah, serta pengumpulan data dan informasi yang diperlukan untuk
menyusun rencana dalam pelaksanaan.
Untuk mewujudkan sekolah yang berwawasan lingkungan, diharapkan tenaga pendidik dan
tenaga kependidikan berperan aktif mewujudkan SBL.
Selain itu, warga sekolah, seperti sispala, OSIS, pramuka, siswa, dan tenaga administrasi
harus berperan aktif untuk mewujudkan terciptanya lingkungan sekolah yang berkualitas,
yaitu sekolah yang sejuk, nyaman, indah, bersih, dan sehat.
Kenyataannya, masih banyak dijumpai lingkungan sekolah yang gersang, tidak tertata dengan
baik sehingga menyebabkan pemandangan tidak indah. Lingkungannya tidak sehat, sampah
berserakan, tidak tersedianya air bersih yang cukup, dan toilet di lingkungan sekolah pun
belum memadai.

20
Kondisi ini akan berpengaruh terhadap situasi sekolah sehingga menjadi tidak kondusif
dalam melakukan berbagai aktivitas di sekolah.
Karakteristik SBL adalah bangunan sekolah tertata rapi, peruntukan pemanfaatan lahan jelas,
pohon pelindung hijau, taman sekolah indah, tidak dijumpai air tergenang, tidak ada sampah
yang berserakan, ada kantin sehat, sertasuasana sekolah bersih dan sejuk. Kondisi sekolah
yang demikian akan mampu menciptakan budaya bersih, sehat, dan cinta lingkungan kepada
peserta didik.

Tujuan pembinaan jiwa konservasi :

1. Pembentukan jiwa konservasi sebagai dasar karakter kader konservasi


2. Tercapainya keselarasan hubungan antara manusia dengan lingkungan. Hidup sebagai
tujuan membangun manusianindonesia seutuhnya.
3. Terkendalinya pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana.
4. Terwujudnya manusia indonesian dengan pembina lingkungan hidup.
5. Terlaksananya pembangunan berwawasan lingkungan untuk kepentingan generasi
sekarang dan mendatang, dan
6. Terlinduginya negara terhadap dampak kegiatan di luar wilayah negara yang meyebabkan
kerusakan dan pencemaran lingkungan.

21
Sasaran kegiatan kader konservasi :

1. Tercapainya keselarasan, keserasian, keseimbangan, antara manusia dan lingkungan


hidup,
2. Terwujudnya manusia indonesia sebagai insan lingkungan hidup yang memiliki sikap dan
tindak melindungi dan membina lingkungan hidup,
3. Terjaminnya kepentingan generasi masa kini dan generasi masa depan,
4. Tercapainya kelestarian fungsi lingkungan hidup,
5. Terkendalinya pemanfaatan sumber daya alam secara bijak sana, dan
6. Terlingdunginya NKRI terhadap dampak usaha dan/atau kegiatan di luar wilayah negara
yang memyebabkan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan

Beberapa masalah dalam menangani konservasi sumber daya alam:

1. Pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi sekitar 1,3% pertahun


2. Jumlah penduduk dengan penyebaran yang tidak merata. Pulau Jawa merupakan
pulau dengan luas 6,8% dari luas daratan namun dihuni oleh 60% penduduk Indonesia
3. Jumlah orang yang bekerja pada sector pertanian 39,96 juta orang dengan luas lahan
pertanian 13 juta ha. Berarti rata-rata lahan petani antara 0,3 hingga 0,4 ha. Terjadi
alih fungsi lahan terutama di pulau Jawa, mencapai 50 ribu hektare per tahun.
4. Sumber daya alam adalah modal dasar pembangunan yang harus dimanfaatkan baik
sebagai obyek maupun subyek pembangunan. Oleh karena itu untuk melestarikan
sumber daya alam khususnya sumberdaya alam hayati, pemerintah menetapkan
kawasan konservasi sebagai perwakilan 80 ekosistem di Indonesia.

22
Solusi dalam menanggulangi permasalahan diatas yaitu :

1. Pemerataan pembangunan
2. Trasmigrasi, dengan memperbatas angka urbanisasi
3. Memaksimalkan sumber daya alam yang terdapat pada setiap daerah agar angka
urbanisasi berkurang

23
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan di atas, maka penulis bisa menyimpulkan bahwa makalah konservasi dengan
bahasan Konservasi dan Kader Konservasi bisa diterapkan serta dimanfaatkan dalam
kehidupan sehari-hari karena sangat mengandung aspek pelestarian dan pelindungan. Tujuan
serta manfaat konservasi yang dijabarkan dalam makalah ini juga berfungsi untuk
meningkatkan kesadaran masing-masing individu. Oleh karena itu konservasi diharapkan bisa
membuat perbedaan dengan metode pelestarian eksitu ataupun insitu dalam penerapannya di
keseharian.
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa tulisan masih jauh dari kata sempurna, untuk itu, kedepannya
penulis akan lebih fokus dan lebih jelas lagi dalam menjelaskan mengenai makalah dengan
menggunakan sumber-sumber yang lebih banyak dan pastinya dapat dipertanggung
jawabkan.

24
DAFTAR PUSTAKA

 Dr. Puji Hardati M.Si , Prof. Dr. Dewi Liesnoor Setyowati, M.Si .2016. Buku Ajar
Pendidikan Konservasi. Semarang : Penerbit Unnes Press
 Otto Soemarwoto .1994 .Ekologi,Lingkungan Hidup ,dan Pembangunan .Jakarta :
Djambatan.
 A. Tresna Sastrawijaya . 2009. Pencemaran Lingkungan . Jakarta : PT Rineka Cipta
 Rahmat Ruhyana . 1996 . Pertasikencana dan Pelestarian Lingkungan Hidup .
Yogyakarta : Mitra Gama Widya
 Dwi Siswoyo . 2008 . Ilmu Pendidikan . Yogyakarta : UNY Press Yogyakarta

25

Anda mungkin juga menyukai