Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

ILMU KOSERVASI DAN SATWA LIAR

“contoh-contoh kawasan konservasi hewan liar di Indonesia”

Disusun Oleh:

Nama : Arif Gumilar

Nim : 1402101010091

Kelas : 3 ruang 3

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

BANDA ACEH

2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas ridho
dan rahmat-Nya sehingga sampai hari ini kita semua masih tetap berada dalam keadaan sehat
wal’afiat. Lebih dari itu, rasa syukur juga kami panjatkan karena dalam keadaan terbatas kami
dapat menyelesaikan makalah ini.

Kepada semua pihak yang ikut berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini diucapkan
terima kasih. Dalam pembuatan makalah ini masih terdapat kekurangan dan kelemahan, dalam
segi penulisan maupun materi yang dibahas, namun kiranya dapat dimaklumi dan mendapat
kritik dan saran yang dapat membangun untuk selanjutnya. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

Banda aceh, 2017

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata pengantar …………………………………………………………………………………...

Daftar isi……………………………………………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ………………………………….…………………….…..……….

B. Pengertian Kawasan Konservasi …………………………………………………….

BAB II PEMBAHASAN

1. Pula Moyo ………………………….………………………….…..…………………

2. Taman Nasional Baluran ………………………….………………………….………

3. Suaka Margasatwa Rawa Singkil ………………………….…………………………

4. Buton Utara ………………………….…………………….…..………………….…

5. Lambusango ………………………….…………………….…..……………………

6. Gunung Leuser ………………………….…………………….…..………..………

7. Meru Betiri ………………………….…………………..….…..…………………….

8. Pulau Semana ………………………….…………………….…..…………………

9. Gunung Watumahae ………………………….………………….…..………………

10. Ujung Kulon ………………………….……………………….…..……………………


11. Pulau Komodo ………………………….…………………….…..…………………..

12. Way Kambas ………………………….……………………….…..…………………...

13. Suaka Margasatwa Muara Angke …………………………………………………….

BAB III PENUTUP ……………………………………………………………………………....

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………………


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kawasan konservasi dapat memberikan banyak kontribusi bagi pengembangan wilayah,


dengan menarik wisatawan ke wilayah pedesaan. Pengembangan pariwisata di dalam dan di
sekitar kawasan konservasi juga merupakan salah satu cara terbaik untuk mendatangkan
keuntungan ekonomi bagi kawasan terpencil, dengan cara menyediakan kesempatan kerja
setempat, merangsang pasar setempat, memperbaiki prasarana angkutan dan komunikasi
(MacKinnon et al., 1986 ).

B. Pengertian Kawasan Konservasi

Menurut Undang – undang nomor 41 tahun 1999 kawasan konservasi adalah kawasan
hutan dengan ciri khas tertentu yang memiliki fungsi pokok sebagai kawasan tempat pelestarian
keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya. Kawasan konservasi ini terdiri dari:

· Kawasan Hutan Suaka Alam adalah hutan dengan ciri khas tertentu yang mempunyai
fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya, yang
juga berfungsi sebagai wilayah sistem penyangga kehidupan. HSA dibedakan lagi atas
Cagar Alam dan Suaka Margasatwa.

· Kawasan Hutan Pelestarian Alam adalah hutan dengan ciri khas tertentu yang
mempunyai fungsi pokok perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan
keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara lestari sumberdaya
alam hayati dan ekosistemnya. KHPA dibedakan atas Taman Nasional, Taman Hutan
Raya dan Taman Wisata Alam.

· Taman Buru adalah kawasan hutan konservasi yang diperuntukkan bagi kepentingan
wisata buru.
BAB II

PEMBAHASAN

Kawasan Konservasi Hewan Liar Di Indonesia :

1. Pulau Moyo

Taman Buru Pulau Moyo mempunyai potensi keanekaragaman hayati cukup tinggi baik
flora maupun fauna. Tipe vegetasinya merupakan vegetasi hutan pantai dataran rendah yang
terdiri dari vegetasi pohon – pohonan, perdu / semak belukar dan padang savana yang luas.
Selain satwa yang telah ditetapkan sebagai satwa buru seperti Rusa timor ( Cervus timorensis ),
Sapi liar ( Bos javanicus ) dan Babi hutan (Sus sp), berbagai jenis burung yang tergolong langka
dan dilindungi Undang – undang juga terdapat disini seperti Kakatua kecil jambul kuning
(Cacatua sulphurea), Burung Gosong (Megapodius reinwartditii), Koakiau (Philemon
buceroides), Beo Sumbawa (Gracula religiosa venerate) serta berbagai jenis burung lainnya
seperti Punglor (Zoothera sp), Ayam Hutan (Gallus sp), Elang bondol ( Haliastur Indus ) dan
sebagainya.

2. Taman Nasional Baluran

Taman Nasional ini memiliki sekitar 444 jenis tumbuhan dan di antaranya merupakan
tumbuhan asli yang khas dan mampu beradaptasi dalam kondisi yang sangat kering, dan juga
terdapat 26 jenis mamalia, yang dikenal orang salah satunya hewan banteng.

3. Suaka Margasatwa Rawa Singkil

Dikawasan rawa singkil terdapat beberapa satwa endemikseperti orang utan dan harimau
sumatra, hasil PHVA (population and habitat viability assessment) 2003 menunjukanbahwa
populasi orangutan sumatera yang terdapat dalamkawasan SM Rawa Singkil termasuk yang
tertinggi diIndonesia dengan jumlah populasi mencapai 1.500 ekor.

Berdasarkan Keppres No. 33 tahun 1998, Rawa Singkil jugamerupakan bagian dari
Kawasan Ekosistem Leuser. RawaSingkil memiliki fungsi yang penting karena merupakan
bagiandari DAS Alas yang menunjang kehidupan komunitas lokaldalam hal ketersediaan air,
irigasi, pertanian dan sumber protein

4. Buton Utara

Buton Utara di Sulawesi Tenggara sebagai suaka margasatwa jenis kuskus, kera
Sulawesi, burung maleo, dan berbagai jenis burung, khususnya jenis kakaktua.

5. Lambusango

Di dalam hutan konservasi ini, Anda dapat menemui banyak wisatawan asing, yang
menjadikan Lambusango sebagai destinasi wisata petualangan. Hutan ini begitu gelap dan padat
pepohonan. Hutan dengan luas 27 hektare ini, nyaris tidak tembus sinar matahari karena begitu
lebatnya.

Daya tarik utama hutan ini adalah hewan-hewannya. Di Lambusango Anda bisa melihat
hewan lucu tarsius dan juga anoa. di Sulawesi Tenggara, sebagai suaka margasatwa jenis babi
rusa, anoa, dan rusa.

6. Gunung Leuser

Gunung Leuser terletak di Aceh bagian selatan Gunung Leuser. Jenis hewan yang
dilindungi di tempat ini antara lain gajah, harimau loreng, harimau tutul, mawas, beruang madu,
badak Sumatra bercula dua, buaya, dan burung rangkok. Di cagar alam Gunung Leuser tercatat
105 jenis hewan menyusui, 75 jenis hewan melata dan 20 jenis hewan amfibi, serta berbagai
jenis burung.

7. Meru Betiri

Meru Betiri di Jawa Timur yang masih merupakan hutan asli sejak zaman dahulu di
Jawa. Di tempat ini dilindungi harimau loreng Jawa yang diperkirakan hanya tinggal beberapa
ekor, termasuk 29 jenis hewan menyusui, sekitar 180 jenis burung, di pantainya terdapat tempat
penyu bertelur.
8. Pulau Semana

Pulau Semana dan Pulau Sangolaki di Kalimantan Timur sebagai suaka margasatwa,
khususnya tempat bertelurnya penyu laut hijau. Di kedua pulau kecil ini sebelum dinyatakan
sebagai suaka margasatwa dapat diambil sekitar 2 juta telur penyu setiap tahun.

9. Gunung Watumahae

Gunung Watumahae terletak di Sulawesi Tenggara, sebagai suaka margasatwa jenis


hewan anoa, burung maleo, rusa, dan berbagai jenis burung, khususnya jenis kakaktua.

10. Ujung Kulon

Terletak di Jawa Barat, tempat ini khusus melindungi Badak Jawa bercula satu. Jenis
badak ini tinggal satu-satunya di dunia. Pada tahun 1990 diperkirakan tinggal 60 ekor. Hewan
lain yang hidup di sini adalah harimau tutul, harimau loreng, banteng, anjing hutan, kera,
pelanduk, buaya, sekitar 200 jenis burung, dan ular piton.

11. Pulau Komodo

Terletak di sebelah barat Pulau Flores Nusa Tenggara Timur. Pulau ini sangat terkenal di
dunia karena didiami biawak dan komodo. Hewan ini dinilai sebagai sisa-sisa hewan reptil di
zaman purba, k. Way Kambas di Lampung, tempat ini terkenal sebagai perlindungan gajah. Di
sini juga dipakai sebagai pusat penjinakkan dan pelatihan gajah agar dapat dimanfaatkan untuk
pertunjukkan dan patroli keamanan. Fauna lain yang dilindungi di tempat ini adalah tapir,
beruang madu, siamang, kijang, kerbau liar, buaya, dan biawak, serta berbagai jenis burung.

12. Way Kambas

Way Kambas terletak di Lampung, tempat ini terkenal sebagai perlindungan gajah. Di
sini juga dipakai sebagai pusat penjinakkan dan pelatihan gajah agar dapat dimanfaatkan untuk
pertunjukkan dan patroli keamanan. Fauna lain yang dilindungi di tempat ini adalah tapir,
beruang madu, siamang, kijang, kerbau liar, buaya, dan biawak, serta berbagai jenis burung.
13. Suaka Marga Satwa Muara Angke

Di utara kota jakarta terdapat Suaka Margasatwa yang terletak di Muara Angke. Suaka
Margasatwa Muara Angke adalah sebuah kawasan konservasi di wilayah hutan bakau
(mangrove) di pesisir utara Jakarta. SMMA merupakan tempat tinggal aneka jenis burung dan
berbagai satwa lain yang telah sulit ditemukan di wilayah Jakarta lainnya. Jakarta Green Monster
mencatat seluruhnya ada 91 jenis burung, yakni 28 jenis burung air dan 63 jenis burung hutan,
yang hidup di wilayah ini. Sekitar 17 jenis di antaranya adalah jenis burung yang dilindungi . Di
samping jenis-jenis burung, di SMMA juga masih dijumpai kelompok-kelompok liar monyet kra
atau juga biasa disebut monyet ekor panjang (Macaca fascicularis). Selain itu SMMA juga
menjadi tempat hidup berbagai spesies reptilia seperti biawak air
BAB III

PENUTUP

Jadi dari pembahasan diatas disimpulkan bahwa beberapa kawasan konservasi hewan liar di
Indonesia antara lain :

1. Pula Moyo

2. Taman Nasional Baluran

3. Suaka Margasatwa Rawa Singkil

4. Buton Utara

5. Lambusango

6. Gunung Leuser

7. Meru Betiri

8. Pulau Semana

9. Gunung Watumahae

10. Ujung Kulon

11. Pulau Komodo

12. Way Kambas

13. Suaka Margasatwa Muara Angke


DAFTAR PUSTAKA

http://www.pulaumoyo.com/konservasi.html

http://girisatrio.wordpress.com/2017/06/07/hamparan-padang-rumput-dan-konservasi-hewan-
terios-7-wonders-etape-4-rute-tengger-baluran/

http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_suaka_margasatwa_di_Indonesia

http://travel.okezone.com/read/2017/06/07/408/855768/lambusango-hutan-gelap-favorit-turis-
asing-di-buton

http://ancizhtarek.blogspot.com/2017/06/07makalah-konservasi-keaneka-ragaman.html

Anda mungkin juga menyukai