Anda di halaman 1dari 9

Bab 2

Persebaran flora dan fuana di Indonesia dan di dunia

A. KONSERVASI FLORA FAUNA


Pengertian Konservasi Sumberdaya Alam Hayati (Flora dan Fauna)
“Konservasi” berasal dari kata “Conservation” yang terdiri atas kata con (together) dan
servare (keep/save) yang memiliki pengertian “upaya memelihara apa yang kita punya
(keep/save what you have), namun secara bijaksana (wise use)”. Konsep ini pertama kali
dikemukakan oleh Theodore Roosevelt (1902) yang merupakan orang Amerika pertama
yang mengemukakan tentang konsep konservasi. Konservasi juga dapat dipandang dari
segi ekonomi dan ekologi dimana konservasi dari segi ekonomi berarti mencoba
mengalokasikan sumberdaya alam untuk sekarang, sedangkan dari segi ekologi,
konservasi merupakan alokasi sumberdaya alam untuk sekarang dan masa yang akan
datang.
Apabila merujuk pada pengertiannya, konservasi didefinisikan dalam beberapa batasan,
sebagai berikut :
1. Konservasi adalah menggunakan sumberdaya alam untuk memenuhi keperluan
manusia dalam jumlah yang besar dalam waktu yang lama (American Dictionary).
2. Konservasi adalah alokasi sumberdaya alam antar waktu (generasi) yang optimal
secara sosial (Randall, 1982).
3. Konservasi adalah manajemen penggunaan biosfer oleh manusia sehingga dapat
memberikan atau memenuhi keuntungan yang besar dan dapat diperbaharui untuk
generasi-generasi yang akan datang (WCS, 1980).

Secara keseluruhan, Konservasi Sumberdaya Alam Hayati (Flora dan Fauna) adalah
pengelolaan sumberdaya alam hayati (flora dan fauna) yang pemanfaatannya dilakukan
secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap
memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dan keanekaragamannya (UU No.5 Tahun
1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya).
Kenapa diperlukan adanya konservasi???? Jawabannya adalah karena kelestarian flora
dan fauna kerap diganggu oleh berbagai kerusakan baik kerusakan yang disebabkan oleh
faktor manusia manupun faktor alam misalnya seperti pada gambar berikut :
B. Bentuk Konservasi Flora dan Fauna
Bentuk konservasi jenis tumbuhan dan satwa dapat dilakukan melalui kegiatan
pengelolaan di dalam habitatnya (in situ). Dalam mendukung kegiatan pengelolaan in
situ dilakukan kegiatan pengelolaan di luar habitatnya (ek situ) untuk menambah dan
memulihkan populasi. Berikut ini penjelasan secara rincinya:
1. Pengertian Konservasi In Situ dan Ek Situ
a. Konservasi In Situ
Konservasi In Situ merupakan konservasi sumber daya genetik dalam populasi
alami flora atau fauna misalnya sumber daya genetik hutan dalam populasi alami
spesies pohon. Hal ini merupakan proses dalam melindungi spesies tanaman atau
hewan yang terancam punah di habitat aslinya. Cara konservasi In Situ ialah
dengan mendirikan cagar alam, taman nasional dan suaka marga satwa. Contoh
daerah konservasi In Situ:
1) Taman nasional ujung kulon, tempat populasi badak jawa.
2) Taman nasional tanjung putting, pusat rehabilitasi orang utan dan terdapat
tiga vegetasi dominan yaitu pandan-pandanan, palem-paleman dan berbagi
jenis epifit.

b. Konservasi Ek Situ
Konservasi Ek Situ merupakan konservasi yang melindungi spesies hewan dan
tumbuhan langka dengan mengambil dari habitat aslinya yang tidak aman atau
terancam dengan ditempatkan ke perlindungan manusia (di luar habitat aslinya).
Cara konservasi Ek Situ ialah dilakukan dengan mendirikan taman safari, kebun
binatang, kebun raya, dan kebun koleksi. Contoh daerah konservasi Ek Situ:
1) Taman safari puncak
2) Kebun raya bogor

2. Perbedaan Konservasi Insitu Dan Konservasi Eksitu


Konservasi Insitu ialah pelestarian di habitat aslinya sedangkan Konservasi Eksitu
ialah pelestarian di luar habitatnya. Konservasi Insitu melalui konservasi cagar alam,
cagar biosfer dan suaka margasatwa sedangkan Konservasi Eksitu melalui konservasi
kebun koleksi, kebun raya, taman safari, plasma nutfah dan kebun binatang.
C. Penggolongan Kawasan Konservasi Flora dan Fauna
Konservasi flora dan fauna menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.28
Tahun 2011, dibagi menjadi dua bagian pengelolaan yaitu Kawasan Suaka Alam (KSA)
dan Kawasan Pelestarian Alam. Berikut ini penjelasannya:

1. Kawasan Suaka Alam (KSA)


Kawasan Suaka Alam selanjutnya disingkat KSA adalah kawasan dengan ciri
khas tertentu, baik di daratan maupun di perairan yang mempunyai fungsi pokok
sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta
ekosistemnya yang juga berfungsi sebagai wilayah sistem penyangga kehidupan.
Kawasan Suaka Alam (KSA) terdiri dari Cagar Alam dan Suaka Margasatwa.

a. Cagar Alam
Adalah kawasan suaka alam yang keadaan alamnya memiliki kekhasan/keunikan
jenis tumbuhan dan/atau keanekaragaman tumbuhan beserta gejala alam dan
ekosistemnya yang memerlukan upaya perlindungan dan pelestarian agar
keberadaan dan perkembangannya dapat berlangsung secara alami. Kriteria sutau
kawasan ditetapkan sebagai cagar alam yaitu sebagai berikut:
1) Memiliki keragaman, baik tumbuhan maupun satwa
2) Memiliki kondisi alam, baik biota maupun fisiknya yang masih asli atau belum
tersentuh manusia

Cagar alam yang terkenal di Indonesia antara lain sebagai berikut.


1) Cagar alam Pulau Dua di Jawa Barat. Di samping untuk melestarikan hutan,
pulau ini juga digunakan untuk melindungi berjenis-jenis burung laut. Oleh
karena itu, tempat ini terkenal dengan sebuutan kerajaan burung.
2) Cagar alam Cibodas di kaki Gunung Gede Jawa barat, merupakan cadangan
hutan di daerah basah.
3) Cagar alam Ujungkulon di Jawa Barat, untuk melindungi berjenis-jenis
binatang yang terkenal, antara lain badak, rusa, buaya, banteng, babi hutan,
dan burung merak.
4) Cagar alam Pananjung-Pangandaran di Jawa Barat, tempat ini selain untuk
melestraikan hutan, juga merupakan tempat untuk melindungi rusa, banteng,
dan babi hutan.
5) Cagar alam Lalijiwo di Jawa Timur. Di tempat ini terdapat hutan alam flora
alpine dan berjenis-jenis cemara.
6) Cagar alam Rafflesia di Bengkulu, khusus untuk melindungi bunga raflesia
yang merupakan bunga terbesar di dunia.
7) Cagar alam Sibolangit di Sumatera Utara. Ditempat ini terdapat flora asli khas
dataran rendah Sumatera, antara lain pohon lebah dan bunga bangkai raksasa.

b. Suaka Margasatwa
Suaka margasatwa adalah kawasan suaka alam yang karena keadaan alamnya
mempunyai kekhasan/keunikan jenis satwa liar dan/atau keanekaragaman satwa
liar yang untuk kelangsungan hidupnya memerlukan upaya perlindungan dan
pembinaan terhadap populasi dan habitatnya. Kriteria daerah dijadikan kawasan
suaka margasatwa antara lain sebagai berikut:
1) Merupakan tempat hidup dan perkembangbiakan dari jenis satwa
2) Merupakan habitat dari suatu jenis satwa langka atau satwa yang
dikhawatirkan punah
3) Memiliki tingkat keanekaragaman dan populasi yang tinggi
4) Merupakan tempat hidup satwa migrant tertentu
5) Memiliki kawasan yang luas sebagai habitat jenis satwa yang bersangkutan

Suaka margasatwa yang terkenal sebagai berikut.


1) Suaka margasatwa Gunung Leuser di aceh, merupakan suaka mmargasatwa
terbesar di Indonesia. Hewan-hewan yang mendapat perlindungan di tempat
ini antara lain gajah, badak sumatera, orang utan, tapir, harmau, kambing
hutan, rusa, dan burung.
2) Suaka marga satwa Sumatera Selatan di Sumatera Selatan, adalah tempat
untuk melindungi tapir, badak, kerbau liar, harimau Sumatera, gajah, dan rusa.
3) Suaka margasatwa Baluran di Jawa Timur, adalah tempat untuk melindungi
badak, banteng, kerbau air, kijang, anjing hutan, dan burung merak.
4) Suaka margasatwa Pulau Komodo di Nusa Tenggara Timur, terutama untuk
melindungi biawak komodo. Satwa-satwa lain yang dilindungi di tempat ini
adalah burung kakaktua, ayam hutan, kerbau liar, babi hutan, dan rusa.
5) Suaka margasatwa Pulau Mojo di Sulawesi, untuk melindungi burung
kakaktua, ayam hutan, sapi liar, babi hutan, dan rusa.
6) Suaka margasatwa Kutai di Kalimantan Timur, untuk melindungi babi hutan,
banteng, orang utan, dan kanau.

2. Kawasan Pelestarian Alam


Kawasan Pelestarian Alam selanjutnya disingkat KPA adalah kawasan dengan
ciri khas tertentu, baik di daratan maupun di perairan yang mempunyai fungsi pokok
perlindung sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis
tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara lestari Sumber Daya Alam Hayati dan
ekositemnya.
a. Taman Nasional
Taman nasional adalah kawasan pelestarian alam yang memiliki ekosistem asli,
dikelola dengan zonasi, serta dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, pendidikan,
menunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi. Taman Nasional yang cukup
terkenal diantaranya sebagai berikut:
1) Taman Nasional Kerinci, tanam nasional terbesar di Indonesia dengan luas
kawasan sekitar 15.000 km. Tempat perlindungan berbagai hewan dan
tumbuhan khas yang ada di sumatera.
2) Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango (Jawa Barat), taman yang kaya
flora dan fauna , bunga edelweiss jawab yang tumbuh subur terdapat leopard,
gibbon dan monyet jawa.
3) Taman Nasional Komodo merupakan vegetasi sabana dengan terdapat
tumbuhan lonter dan sebagian jenis anggrek serta tempat hidup hewan
komodo.
4) Taman Nasional Gunung Lauser, taman yang penting di kawasan Asia
Tenggara dengan luas area 9.500 km, merupakan tempat perlindungan 1000
spesies tumbuhan dan 4000 spesies hewan dalam klasifikasi hewan-hewan
western malesia.

Adapun kriterianya yaitu sebagai berikut:


1) Memiliki kawasan yang cukup luas sehingga dapat menjamin kelangsungan
ekosistem didalamnya
2) Memiliki suatu yang khas dan bersifat unik
3) Dapat dikembangkan untuk tujuan lain dalam kehidupan sehari-hari.

Adapun manfaat yang dapat dirasakan dari adanya taman nasional adalah sebgai
berikut:
1) Merupakan kawasan yang memiliki nilai ekonomis
2) Dapat menjaga keseimbangan kehidupan, baik biotic maupun abiotik di
daratan maupun perairan.
3) Memiliki nuansa keindahan sebagai objek pariwisata alam
4) Merupakan objek dalam pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan, dan
penelitian
5) Keragaman sumber daya alam kawasan konservasi, baik darat maupun di
perairan.

b. Taman Hutan Raya


Taman Hutan Raya adalah kawasan pelestarian alam untuk koleksi tumbuhan
dan/atau satwa yang alami atau bukan alami, jenis asli dan/atau bukan asli, yang
tidak invasif dan dimanfaatkan untuk kepentingan lain seperti penelitian, ilmu
pengetahuan, pendidikan, dan lain sebagainya. Kriteria wilayah yang ditetapkan
sebagi kawasan hutan raya adalah sebagai berikut:
1) Merupakan kawasan dengan ciri khas, baik asli maupun buatan.
2) Memiliki keindahan dan panorama alam yang menarik
3) Memiliki luas yang cukup sehingga memungkinkan untuk mengoleksi
tumbuhan atau satwa

c. Taman Wisata Alam


Taman Wisata Alam dalah kawasan pelestarian alam yang ditetapkan untuk
melindungi alam, tetapi dimanfaatklan untuk tujuan wisata. Kriteria suatu
wilayah ditetapkan sebagai kawasan taman wisata alam antara lain sebagai
berikut:
1) Memiliki daya tarik flora dan fauna atau ekosistem serta formasi geologi yang
menarik
2) Memiliki luas untuk menjamin kelestarian populasi dan daya tarik untuk
pariwisata dan rekreasi alam
3) Kondisi lingkngan di sekitarnya mendukung upaya pengembangan pariwisata
alam

Untuk menentukan prioritas konservasi spesies flora dan fauna, maka patokan
yang digunakan adalah:
 Kekhasan (distinctiveness) – jenis-jenis langka dan secara alami hanya
terdapat di suatu daerah atau wilayah geografis tertentu saja (endemik).
 Keterancaman (endangered) – jenis-jenis terancam punah, karena tingkat
kerusakan habitatnya, atau perburuan dan pemanenan berlebihan.
 Kegunaan (Utility) – jenis-jenis yang mempunyai nilai potensial untuk
dimanfaatkan.

D. Usaha Konservasi Flora dan Fauna di Indonesia


Konservasi diperlukan dalam rangka untuk melindungi sekaligus melestarikan flora
dan fauna, sehingga usaha yang dilakukan demikian mampu mempertahankan
kelangsungan hidup baik flora maupaun fauna yang terdapat di dalam suatu wilayah.
Potensi dari berbagai keanekaragaman flora dan fauna di atas jelas sangatlah penting
apalagi aset tersebut belum tentu dimiliki oleh negara kebanyakan. Oleh sebab itu, sudah
selayaknya pemerintah dan masyarakat Indonesia harus berperan serta berusaha ikut
serta dalam melestarikan flora dan fauna seperti mendirikan perlindungan alam selain itu
membentuk komunitas peduli konservasi.

Bentuk usaha dan peran konservasi di Indonesia sudah banyak dilakukan yaitu:
1. Membangun kawasan untuk konservasi flora dan fauna.
Pembangunan kawasan konservasi flora dan fauna di Indonesia dibagi menjadi
Kawasan Suaka Alam (KSA) dan Kawasan Pelestarian Alam (KSP). Berdasarkan
jenis- jenis perlindungan yang diungkapkan di atas di Indonesia sudah banyak sekali
bentuk perlindungan alam yang sengaja sudah didirikan, dijaga serta dikembangkan
dalam lokasi tertentu oleh pemerintah Indonesia.
2. Lembaga Biologi
Guna keperluan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan, Indonesia
memiliki lembaga-lembaga biologi seperti berikut:
a. Kebun Raya Bogor dengan cabang-cabangnya di Cibodas (Jawa Barat),
Purwodadi (Jateng), Lawang (Jatim), Eka Karya (Bali), dan Sibolangit (Sumatera
Utara). Kebun Raya Bogor memiliki semua jenis tanaman tropis yaitu sebanyak
±16.000 pohon, meliputi ±6.000 spesies.
b. Lembaga Penelitian Botani Bogor.
c. Lembaga Penelitian Laut di Jakarta.
3. Pelestarian Hutan
Pelestarian hutan di Indonesia segaja dilakukan untuk melindungi apa saja
potensi yang terdapat didalamnya sehingga hutan dapat terjaga dan mampu menjadi
aset baik untuk masa kini maupun masa mendatang. Usaha-usaha dalam pelestarian
hutan di Indonesia antara lain sebagai berikut:
a) Dibentuk polisi khusus (polsus) kehutanan untuk menjaga kelestarian hutan agar
hutan tidak dicuri kayunya. Oleh karena itu, polsus di Kalimantan Tengah sudah
mulai dipersenjatai.
b) Penerangan-penerangan lewat media cetak dan media elektronika tentang
pentingnya hutan.
c) Upaya merumahkan orang-orang perambah hutan agar tidak lagi merusak hutan.
Pembangunan masyarakat sekitar hutan untuk meningkatkan taraf hidup dan
kesejahteraannya dengan cara dibantu mendirikan koperasi peternakan,
pendidikan, dan sekolah (bina sosial).
d) Peningkatan sistem tebang pilih dengan sistem Tebang Pilih Tanam Indonesia
(TPTI). Sistem ini berarti para pengusaha kehutanan yang memegang HPH (Hak
Pengusaha Hutan) tidak hanya memilih batang kayu yang besar-besar saja
(minimal berdiameter 30 cm), tetapi berkewajiban membuat persemaian dan
pembibitan untuk mereboisasi hutan yang sudah ditebangi. Selain itu penebangan
tidak boleh dihabiskan, meskipun pohon-pohonnya sudah lebih besar dari
ketentuan 30cm.

4. Mengembangkan Komunitas Peduli Konservasi


Mengembangkan komunitas atau penggiat peduli konservasi sangat berperan
penting dalam menjaga kestabilan lingkungan sekitar beserta makhluk hidup yang
ada. Komunitas peduli konservasi baik flora maupun fauna sudah banyak sekali,
misalnya : Pro Fauna, WALHI (Wahana Lingkungan Hidup), Perhimpunan Kebun
Binatang Se-Indonesia (PKSBS) berdiri 5 November 1969 dan berbagai komunitas
lainnya yang ada di Indonesia.
5. Membuat Undang-Undang dan Peraturan
a) Undang Undang No. 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumberdaya Alam
Hayati Dan Ekosistemnya.
b) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
c) Keputusan Presiden Nomor 4 Tahun 1993 tentang Satwa Dan Bunga Nasional
d) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 28 Tahun 2011 Tentang
Pengelolaan KSA dan KPA.
e) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 108 Tahun 2015 Tentang
Perubahan PP No. 28 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan KSA dan KPA.

E. Usaha Konservasi Flora dan Fauna di Dunia


Usaha konservasi tidak hanya dilakukan pada ruang lingkup regional tetapi secara
internasional sengaja dilakukan agar flora dan fauna yang ada bisa dipertahankan
hidupnya. Menurut Suhartini (2009: 202-203) dalam rencana aksi untuk melestarikan
keanekaragaman hayati, ada tiga prinsip yang telah dicanangkan dunia yaitu dengan
pendekatan: Save, Study, dan Use. Pegertiannya adalah sebagai berikut:
1. Save atau perlindungan dapat dijabarkan sebagai usaha pengelolaan, legislasi,
perjanjian internasional, dan sebagainya.
2. Use atau pemanfaatan, sering direncanakan untuk program-program manfaat bagi
masyarakat, berbagai komoditi perdagangan, pariwisata dan jasa. Penelitian dalam
keanekaragaman hayati sangat penting, karena penggunaan maupun pelestariannya
tidak dapat dilakukan tanpa penelitian ilmiah.
3. Study atau penelitian dapat meliputi penelitian dasar seperti penelitian keragaman
spesies, habitat, komunitas, ekosistem dan juga perilaku serta ekologi dari spesies,
maka dari itu penelitian terus dikembangkan agar pemanfaatan sumberdaya hayati
dapat lestari dan berlanjut sesuai dengan cita-cita manusia agar dapat hidup
berdampingan dan selaras dengan alam.
Secara nyata usaha konservasi flora dan fauna yang dilakukan di dunia antara lain:
a. Perjanjian atau Kesepakatan Internasional
1. KTT Bumi
Adanya cagar biosfer yang pada dasarnya sebuah cara untuk melestarikan
ekosistem daratan, kelautan maupun kombinasi dari keduanya yang secara
internasional diakui berada di dalam bagian dari Program Man and Biosphere
Badan Pendidikan dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-bangsa (United Nations
Educational, Scientific and Cultural Organization, UNESCO. Bukti keseriusan
dari implementasi cagar biosfer dibuktikan dengan adanya KTT Bumi atau yang
juga dikenal dengan nama Konferensi PBB tentang Lingkungan dan
Pembangunan (UNCED).
2. CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna
and Flora) CITES lebih dikenal dengan sebutan konvensi perdagangan
internasional tumbuhan dan satwa liar spesies terancam adalah perjanjian
internasional antarnegara yang bertujuan melindungi tumbuhan dan satwa liar
terhadap perdagangan internasional spesimen tumbuhan dan satwa liar yang
mengakibatkan kelestarian spesies tersebut terancam.
3. CIFOR (Centre for International Forestry Research)
Dalam rangka studi hutan, Sulawesi dan Kalimantan ditetapkan sebagai Pusat
Penelitian Kehutanan Internasional (Centre for International Forestry Research =
CIFOR).
b. Organisasi Berskala Dunia
Organisasi berskala dunia juga memegang peranan yang dominan dalam berbagai
bentuk usaha konservasi yang sudah dilakukan oleh masyarakat dunia, antara lain:
1. Fauna & Flora International (FFI)
FFI adalah organisasi konservasi tertua dunia, didirikan pada tahun 1903.
Organisasi ini berpusat di negara Inggris terdiri perkumpulan 40 organisasi yang
berperan dalam konservasi negara-negara diseluruh dunia. Tugas utama FFI di
Indonesia adalah melakukan pengelolaan serta pengawasan wilayah dilindungi
serta konservasi keanekaragaman hayati.
2. Organisasi Nasional International Union for Conservation of Nature (IUCN)
Organisasi ini sangatlah pentinguntuk diketahui. Dalam perkembangannya
oerganisasi ini yang nantinya dikenal dengan sebutan IUCN Red List/ Red Data
List (Daftar Merah IUCN). Organisasi internasional tersebut berpusat di Inggris.
Organisasi tersebut sangat berperan dalam melindungi flora dan fauna.
3. Greenpeace
Greenpeace adalah suatu lembaga swadaya masyarakat, organisasi lingkungan
global, yang memiliki cabang di lebih dari 40 negara dengan kantor pusat di
Amsterdam, Belanda. Greenpeace dikenal menggunakan aksi langsung tanpa
kekerasan, konfrontasi damai dalam melakukan kampanye untuk menghentikan
aksi perusakan lingkungan.
4. Bird Life Internasional
BirdLife International didirikan pada tahun 1922 oleh ahli ornithologi Amerika,
T. Gilbert Pearson dan Jean Theodore Delacoure dengan nama International
Council for Bird preservation Bird Life International (dulu bernama International
Council for Bird Preservation) adalah organisasi konservasi international yang
bergiat dengan keterlibatan masyarakat untuk melindungi semua jenis burung di
dunia dan habitatnya.

5. Botanic Gardens Conservation International (BGCI)


Botanic Gardens Conservation International (BGCI) Didirikan pada tahun 1987
yang merupakan badan konservasi tumbuhan yang berbasis di Kew, London,
Inggris yang beranggotakan negara, yang membentuk gabungan membentuk
jaringan konservasi tumbuhan terbesar di dunia.

Beberapa contoh bentuk konservasi yang dilakukan dinegara-negara di Dunia :


Setelah memahami tentang bentuk-bentuk konservasi tugas kalian
adalah membuat makalah tentang bentuk-bentuk konservasi yang ada
di lingkungan sekitar tempat tinggal kalian

Anda mungkin juga menyukai