Anda di halaman 1dari 10

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pengertian Konservasi
Menurut kamus Oxford, kata konservasi berasal dari to conserve, yang berarti: (i) to
use as little of something as possible so that it last long (menggunakan sesuatu sedikit
mungkin sehingga ia dapat bertahan lama), (ii) to protect something and prevent it from
being changed or destroyed (melindungi sesuatu dan mencegahnya dari perubahan dan
kerusakan). Dalam pengertian yang pertama, Konservasi berarti Penghematan. Pengertian
ini dipakai dalam istilah konservasi air (water conservation). Tumbuh-tumbuhan di
daerah melakukan adaptasi morfologis dan fisiologis untuk mengkonservasi air, alias
menghemat air. Pengertian kedua memiliki arti yang serupa dengan perlindungan.
Menurut The Harper Collins dictionary of environmental science, conservation: the
management, protection and preservation of natural resources and environment. Dalam
pengertian ini, Konservasi mencakup arti yang luas, mencakup pengelolaan, perlindungan
dan pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan.

Konservasi adalah pelestarian atau perlindungan. Secara harfiah, konservasi berasal


dari bahasa Inggris, (Inggris) Conservation yang artinya pelestarian atau perlindungan..
sedangkan menurut ilmu lingkungan, Konservasi adalah (a) Upaya efisiensi dari
penggunaan energi, produksi, transmisi, atau distribusi yang berakibat pada pengurangan
konsumsi energi di lain pihak menyediakan jasa yang sama tingkatannya. (b) Upaya
perlindungan dan pengelolaan yang hati-hati terhadap lingkungan dan sumber daya alam;
(c) (fisik) Pengelolaan terhadap kuantitas tertentu yang stabil sepanjang reaksi kimia atau
transformasi fisik; (d) Upaya suaka dan perlindungan jangka panjang terhadap
lingkungan; (e) Suatu keyakinan bahwa habitat alami dari suatu wilayah dapat dikelola,
sementara keaneka-ragaman genetik dari spesies dapat berlangsung dengan
mempertahankan lingkungan alaminya.

Konservasi diartikan sebagai upaya pengelolaan sumber daya alam secara bijaksana
dengan berpedoman pada asas pelestarian. Sumber daya alam adalah unsur-unsur hayati
yang terdiri dari sumber daya alam nabati (tumbuhan) dan sumber daya alam hewani
(satwa) dengan unsur non hayati di sekitarnya yang secara keseluruhan membentuk
ekosistem. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Konservasi Sumber Daya Alam
adalah pengelolaan sumber daya alam (hayati) dengan pemanfaatannya secara bijaksana
dan menjamin kesinambungan persediaan dengan tetap memelihara dan meningkatkan
kualitas nilai dan keragamannya. Pengertian Konservasi Sumber Daya Alam menurut
Pasal 1 Angka 2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1990 Tentang
Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, Konservasi Sumber Daya
Alam Hayati adalah pengelolaan sumber daya alam hayati yang pemanfaatannya
dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediannya dengan tetap
memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya.

B. Hutan Konservasi
Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan yang berisi sumber
daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya.
Arief (1994) menyatakan bahwa hutan adalah masyarakat tetumbuhan dan binatang yang
hidup dalam lapisan dan di permukaan tanah dan terletak pada suatu kawasan, serta
membentuk suatu kesatuan ekosistem yang berada dalam keseimbangan dinamis. Hutan
berperan terhadap keseimbangan dan kestabilan lingkungan. Agustina (2010)
menyebutkan bahwa parameter kestabilan dalam suatu komunitas hutan adalah
keanekaragaman flora dan fauna yang tinggi. Keanekaragaman flora dan fauna yang
tinggi dalam suatu komunitas hutan dapat menjaga ruang lingkup ekosistem alam,
walaupun ada gangguan lingkungan yang mempengaruhi komponen-komponennya.

Menurut Pasal 6 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan,
pemerintah menetapkan hutan berdasarkan fungsi pokok sebagai berikut: a) hutan
konservasi, b) hutan lindung, dan c) hutan produksi. Selanjutnya dalam Pasal 7
menyatakan, hutan konservasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 Ayat (2) terdiri dari:
a) kawasan hutan suaka alam, b) kawasan hutan pelestarian alam, dan c) taman buru.
Kawasan konservasi yang ada di Indonesia terdiri dari kawasan konservasi darat dan
kawasan konservasi laut dengan total luas kawasan sampai dengan tahun 2014 yakni
sekitar 22.108.486.83 hektare (Kemenhut, 2014)..

Kawasan hutan suaka alam adalah hutan yang dengan ciri khas tertentu, yang
mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan
satwa serta ekosistemnya, yang juga berfungsi sebagai wilayah penyangga kehidupan.
Termasuk dalam ketegori kawasan ini ialah Cagar Alam dan Suaka Margasatwa. Kedua
kategori kawasan tersebut dilindungi secara ketat, sehingga tidak boleh ada sedikitpun
campur tangan manusia dalam proses-proses alami yang terjadi di dalam kawasan
tersebut. Kawasan ini hanya diperuntukkan bagi keperluan ilmu pengetahuan serta
pendidikan (Yusuf dan Makarao, 2011).

Kawasan suaka alam memiliki ciri-ciri dan fungsi seperti yang tercantum dalam
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati
dan Ekosistemya, yakni sebagai berikut: a) Memiliki ciri khas tertentu b) Di darat dan di
perairan c) Mempunyai fungsi perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan
keanekaragaman tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara lestari sumber daya alam
hayati dan ekosistemnya.

C. Kawasan Konservasi
Hermawan et al. (2014) menyatakan bahwa esensi dari sebuah kawasan konservasi
adalah berbasis wilayah tertentu; bertujuan untuk keanekaragaman hayati; membutuhkan
suatu pengelolaan; ada otoritas pengelola untuk menjamin penyelenggaraan upaya
konservasi. Mac Kinnon et al. (1993) menyebutkan kawasan konservasi disebut juga
kawasan yang dilindungi karena memiliki ciri-ciri yang dapat menjadi daya tarik untuk
kegiatan pariwisata berbasis alam dan ekowisata antara lain:

a) Keunikan ekosistemnya;
b) Adanya sumberdaya fauna yang telah terancam kepunahan;
c) Keanekaragaman jenis baik flora maupun faunanya;
d) Panorama atau ciri geofisik yang memiliki nilai estetik;
e) Fungsi hidro-orologi kawasan untuk pengaturan air, erosi dan kesuburan tanah

Di Indonesia istilah kawasan yang dilindungi dikenal dengan kawasan konservasi atau
kawasan hutan konservasi. Menurut UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, hutan
konservasi adalah kawasan hutan dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai fungsi
pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya.
Kategorisasi kawasan konservasi menurut UU No. 5 Tahun 1990 sebagai berikut:

1. Kawasan Suaka Alam (KSA) adalah kawasan dengan ciri khas tertentu, baik di
daratan maupun perairan yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan
pengawetan keanekaragaman tumbuhan, satwa dan ekosistemnya juga berfungsi
sebagai wilayah sistem penyangga kehidupan.
a) Cagar Alam (CA), adalah kawasan suaka alam yang karena keadaan
alamnya mempunyai kekhasan tumbuhan, satwa dan ekosistemnya atau
ekosistem tertentu yang perlu dilindungi dan perkembangannya
berlangsung secara alami. Setiap orang dilarang melakukan kegiatan yang
dapat mengakibatkan perubahan terhadap keutuhan kawasan cagar alam.
Cagar alam hanya dapat dimanfaatkan secara langsung untuk kepentingan
penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan budidaya.
b) Suaka Margasatwa (SM), adalah kawasan suaka alam yang mempunyai
ciri khas berupa keanekaragaman dan atau keunikan jenis satwa yang
untuk kelangsungan hidupnya dapat dilakukan pembinaan terhadap
habitatnya. Kegiatan yang dapat dilakukan di dalam suaka margasatwa
adalah kegiatan bagi kepentingan penelitian dan pengembangan ilmu
pengetahuan, pendidikan, wisata dalam jumlah yang terbatas (menikmati
keindahan alam dengan syarat tertentu) serta kegiatan lainnya yang
menunjang budidaya.
2. Kawasan Pelestarian Alam (KPA) adalah kawasan dengan ciri khas tertentu, baik
di darat ataupun di perairan yang mempunyai fungsi perlindungan sistem
penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa,
serta pemanfaatan secara lestari terhadap sumber daya alam hayati dan
ekosistemnya. Kawasan pelestarian alam terdiri atas:
a) Taman Nasional (TN) kawasan pelestarian alam yang mempunyai
ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk
tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya,
pariwisata dan rekreasi.
b) Taman Hutan Raya (Tahura), kawasan pelestarian alam untuk tujuan
koleksi tumbuhan dan atau satwa yang alami atau buatan, jenis asli dan
atau bukan asli yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu
pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, budaya, pariwisata dan
rekreasi.
c) Taman Wisata Alam (TWA), kawasan pelestarian alam yang terutama
dimanfaatkan untuk pariwisata dan rekreasi alam.
d) Suaka Margasatwa
Suaka margasatwa menurut UU RI No. 5 tahun 1990 adalah sebuah kawasan suaka
alam yang memiliki ciri khas berupa keunikan dan atau keanekaragaman jenis satwa yang
untuk kelangsungan hidupnya dapat dilakukan pembinaan terhadap habitatnya. Sementara
menurut KBBI, suaka margasatwa adalah cagar alam yang secara khusus digunakan
untuk melindungi binatang liar di dalamnya. Kawasan suaka margasatwa merupakan aset
negara yang dilindungi. Maka dari pada itu, ada peraturan khusus yang dibentuk untuk
mengikat, menetapkan, dan menentukan tentang berbagai hal yang berkaitan dengan
kawasan ini. Adapun peraturan yang saat ini berlaku adalah peraturan pemerintah
republik Indonesia No. 68 Tahun 1998 tentang kawasan suaka margasatwa dan kawasan
pelestarian alam.
e) Tujuan Pembentukan Suaka Margasatwa
Sama halnya dengan cagar alam, kawasan suaka margasatwa dibentuk dengan tujuan
tertentu. Adapun tujuan pembentukan kawasan konservasi ini adalah sebagai berikut:
1. Melindungi satwa dari ancaman perburuan
2. Melestarikan satwa agar bisa bertahan hidup sesuai habitat asli
3. Mengembangbiakkan satwa tertentu agar tidak punah
4. Sebagai tempat konservasi hewan
5. Sebagai sarana penelitian
6. Sebagai sarana ilmu pengetahuan dan pendidikan
7. Menunjang budidaya dan rekreasi
8. Merupakan aset negara dari sektor pariwisata

f) Pengelolahan Suaka Margasatwa


Pengelolahan kawasan konsevasi ini di Indonesia diatur dalam peraturan pemerintah
republik Indonesia No. 28 Tahun 2011 tentang pengelolahan kawasan suaka margasatwa
dan kawasan pelestarian alam. Pihak pengelola diserahkan pada masing-masing kawasan.
Biasanya ada tiga pihak pengelola yakni pemerintah, masyarakat sekitar, dan organisasi
non pemerintah yang berkaitan.
Pengelolahan ini meliputi perlindungan, perencanaan, pemanfaatan, pengawetan,
pemeliharaan, pengedalian, dan pengawasan. Tujuannya adalah untuk mencegah ancaman
bahaya dari perburuan liar dan kepunahan satwa liar. Berbagai kegiatan dilakukan dan
dievaluasi setiap kurun waktu tertentu. Contohnya perluasan lahan, pemanfaatan potensi
sekitar, penetapan tanda kawasan, pemasangan papan informasi tentang satwa, restorasi,
dan rehabilitasi.
BAB III

METODE PENELITIAN

1.1 Jenis penelitian


Penggunaan suatu metode penelitian dalam memecahkan masalah penelitian sangatlah
penting, karena metode tersebut digunakan untuk menjelaskan kebenaran dari
pemecahan masalah yang diteliti. Arikunto (2006:151) mengemukakan bahwa, “metode
penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data
penelitiannya, variasi, metode, angket, wawancara, pengamatan atau observasi,
dokumentasi”. Sehubungan dengan masalah penelitian ini, maka kami menggunakan
metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, dimana penelitian deskriptif adalah
penelitian yang mencoba menggambarkan dan menerangkan sesuatu masalah yang akan
dikaji.

1.2 Waktu dan tempat penelitian


Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Pertengahan bulan November. Sedangkan
tempat atau lokasi penelitian berlokasi di .................................................................

1.3 Populasi dan Sampel


1. Populasi
Menurut Arikunto (2006:130) mengatakan bahwa, “populasi adalah keseluruhan
yang dapat dijadikan sebagai obyek penelitian atau sebagai tempat untuk memperoleh
data yang diperlukan dalam penelitian”.
Obyek penelitian sebagai sasaran untuk mendapatkan dan mengumpulkan data
yang disebut populasi.Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi. Populasi
dalam penelitian ini adalah Populasi Manusia yang menyebabkan pencemaran udara yg
dihasilkan dari pabrik atau kendaraan.

2. Sampel

Menurut (Gulo :2002:93) jika populasi tersebar dalam wilayah yang masing-
masing mempunyai ciri yang sama maka salah satu atau beberapa wilayah dapat diambil
sebagai sampel. Dengan demikian sampel sebagai bagian dari populasi akan
menggambarkan karakteristik dan dianggap dapat mewakili atau mencerminkan ciri dari
obyek penelitian.Pengambilan sampel dalam penilitian ini didasarkan pada metode
purposive random sampling. Purposive random sampling adalah pengambilan sampel
dengan memperhatikan kriteria-kriteria yang dibuat oleh penulis berdasarkan kriteria
tertentu (Sugiyono, 2008).

1.4 Jenis dan Sumber Data


Jenis data yang diperoleh dapat digolongkan dalam dua jenis :

1. Data primer, yaitu data yang diperoleh dari hasil penelitian ini, melalui observasi

lapangan di lapangan yang berhubungan langsung dengan konservasi hutan suaka

margasatwa di daerah ................................................................

2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui bahan-bahan tertulis dan sumber

data, kegiatan serta informasi lain yang erat kaitannya dengan objek penelitian, seperti

kantor Desa, Badan Pusat Statistik berupa data fisik dasar lokasi penelitian serta

Penelitian sebelumnya terkait konservasi hutan suaka margasatwa, dan literatur-literatur

yang relevan dengan penelitian.

1.5 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang dapat digunakan pada penelitian ini yaitu
observasi lapangan, wawancara, studi literatur dan studi dokumentasi. Penerapan teknik
– teknik tadi tergantung pada kebutuhan data yang harus dikumpulkan.

1. Observasi Lapangan
Istilah observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat, mencari
fenomena yang muncul dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena.
Observasi dapat dilakukan dengan penyaksian terhadap peristiwa-peristiwa itu bisa
dengan melihat, mendengarkan, merasakan, yang kemudian dicatat seobyektif mungkin.

2. Wawancara
Wawancara bebas dilakukan pada waktu peninjauan lapangan (survey), dimana
peneliti menginventarisi masukan yang didapatkan di lapangan. Pertanyaan yang
diajukan dalam wawancara mengacu pada variabel yang digunakan dalam penelitian ini
dengan menggunakan kuisioner.
3. Studi literatur
Studi Literatur tersebut menyangkut pendapat para ahli dalam berbagai hal yang
relevan dengan apa yang sedang kita kaji, konsep-konsep teoritis, dokumen-dokumen
penelitain yang terkait, dan operasional tentang ketentuan penelitian dan lain sebagainya,
dapat diperoleh melalui studi literatu

4.Studi Dokumentasi

Dokumentasi dalam pengumpulan data dimaksudkan sebagai cara


mengumpulkan data dengan mempelajari dan mencatat bagian-bagian yang dianggap
penting yang terdapat baik di lokasi penelitian maupun di instansi yang ada hubungannya
dengan lokasi penelitian.

1.6 Variabel Penelitian


Variabel dapat diartikan ciri dari individu, objek, gejala, peristiwa yang dapat
diukur secara kuantitatif ataupun kualitatif. Variabel dipakai dalam proses identifikasi,
ditentukan berdasarkan kajian teori yang dipakai. Semakin sederhana suatu rancangan
penelitian semakin sedikit variabel penelitian yang digunakan.
SUMBER :
Wiryono, 2013, Pengantar Ilmu Lingkungan, Pertelon Media: Bengkulu, cet. 1, hal. 152.

Reif, J.A. Levy, Y. 1993. Password: Kamus Bahasa Inggris Untuk Pelajar. PT. Kesaint Blanc

Indah Corp. Bekasi. 1993

KEHATI, Materi Kursus Inventarisasi flora dan fauna Taman Nasional Meru Betiri, Malang,

2000, hal. 8

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ketiga, Balai

Pustaka, Jakarta, 2005 cet. 3, hal. 589.

Pasal 1 Angka 2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1990 Tentang

Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1990 Nomor 49 (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

3419).

Mindautama.com/artikel/suaka-margasatwa-pengertian-tujuan-karakteristik-dan-contoh

............(2020). Tinjauan Tentang Konservasi Dalam Lingkungan Hidup. Indonesia:

Universitas Kristen Satya Wacana

...........(2020). Pengertian Dan Klasifikasi Kawasan Konservasi.

............(2020). Kawasan Konservasi.

Anda mungkin juga menyukai