NIM : 3201422027
No. Presensi : 29
Prodi : Pendidikan Geografi
Mata Kuliah : Pendidikan Konservasi (umum)
kawasan suaka alam ini ditetapkan untuk melindungi satwa tertentu dan
habitatnya. Kawasan ini memiliki ciri khas berupa keanekaragaman dan populasi
satwa yang tinggi, keunikan jenis satwa yang kelangsungan hidupnya dapat
dilakukan pembinaan terhadap habitatnya. Atau jadi habitat satwa yang terancam
punah. Kawasan suaka margasatwa juga merupakan tempat berkembang biaknya
jenis satwa atau tempat tinggal dari salah satu jenis satwa migran. Ada banyak
sekali kawasan suaka marga satwa yang bisa kita temukan di Indonesia yaitu
Suaka margasatwa Gunung Leuser di aceh, merupakan suaka mmargasatwa
terbesar di Indonesia. Hewan-hewan yang mendapat perlindungan di tempat ini
antara lain gajah, badak sumatera, orang utan, tapir, harmau, kambing hutan, rusa,
burung. Suaka margasatwa Baluran di Jawa Timur, adalah tempat untuk
melindungi banteng, macan tutul, kancil, kucing bakau dan anjing hutan. Suaka
margasatwa Pulau Komodo di Nusa Tenggara Timur, terutama untuk melindungi
biawak komodo. Satwa-satwa lain yang dilindungi di tempat ini adalah burung
kakaktua, ayam hutan, kerbau liar, babi hutan, dan rusa.
c) Cagar Biosfer
2. Kawasan Pelestarian Alam (KPA) dalam PP Nomor 108 tahun 2015, kawasan
pelestarian alam didefinisikan sebagai kawasan dengan ciri khas tertentu, baik di darat
ataupun di perairan yang mempunyai fungsi pokok perlindungan sistem penyangga
kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta
pemanfaatan secara lestari terhadap sumber daya alami hayati dan ekosistemnya.
KPA di Indonesia ada beberapa ragam bentuknya, yakni taman nasional, taman hutan
raya, taman wisata alam, dan kebun raya. Berikut ini penjelasan dan contohnya.
a) Taman Nasional (TN),
Kawasan pelestarian alam yang memiliki ekosistem asli, dikelola dengan
sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan,
pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi. Taman nasional
memiliki kriteria ciri khas yang unik, yaitu memiliki kawasan yang luas serta
dapat dikembangkan untuk tujuan lain dalam kehidupan sehari- hari. Sedangkan
manfaat yang dapat dirasakan dari adanya taman nasional dapat menjaga
keseimbangan kehidupan, baik biotik maupun abiotik di daratan maupun perairan.
Contoh Taman Nasional di Indonesia: Taman Nasional Lorentz Papua,
Taman Nasional Gunung Leuseur, Taman Nasionan Gede Pangrango, dan Taman
Nasional Bromo Taman Nasional Komodo.
Selain itu, diatur pula dalam Peraturan Menteri KP No. 31 Tahun 2020,
bahwasanya kawasan konservasi perairan dibagi menjadi tiga kategori yaitu Taman,
Suaka, dan Kawasan Konservasi Maritim. Berikut masing-masing perbedaannya :
a) Kategori Taman
Penetapan kawasan konservasi perairan dengan kategori taman dilakukan
tujuan untuk perlindungan, pelestarian, dan pemanfaatan keanekaragaman hayati
dan/atau sumber daya ikan. Fungsinya untuk mempertahankan dan
meningkatkan kualitas keanekaragaman hayati. Penetapan Kategori Taman dilakukan
dengan kriteria sebagai berikut:
1. memiliki luas perairan yang mendukung keberlangsungan proses ekologis secara
alami dan dapat dikelola secara berkelanjutan;
2. berpotensi sebagai warisan dunia alami;
3. memiliki keanekaragaman hayati perairan, keunikan fenomena alam dan/atau
kearifan Lokal yang alami, dan berdaya tarik tinggi, serta berpeluang besar
untuk menunjang pengembangan pariwisata alam perairan yang berkelanjutan;
4. mempunyai luas Wilayah Pesisir dan/atau Pulau Kecil yang cukup untuk menjamin
kelestarian potensi sumber daya pesisir dan pulau-pulau kecil;
5. kondisi lingkungan di sekitarnya mendukung upaya pengembangan pariwisata alam
perairan, perikanan berkelanjutan, penangkapan ikan tradisional, dan pembudidayaan
ikan yang ramah lingkungan;
6. mempunyai keterwakilan Ekosistem di Wilayah Pesisir yang masih asli dan/atau
alami.
b) Kategori Suaka
Penetapan kawasan konservasi perairan dengan kategori suaka dilakukan
tujuan untuk perlindungan, pelestarian, dan pemanfaatan keanekaragaman hayati
dan/atau sumber daya ikan. Fungsinya untuk mempertahankan dan
meningkatkan kualitas sumber daya ikan. Penetapan Kategori Suaka dilakukan
dengan kriteria sebagai berikut:
memiliki satu jenis ikan yang khas, unik, langka, endemik, dan/atau yang
terancam punah di habitatnya yang memerlukan upaya perlindungan dan pelestarian
agar dapat terjamin keberlangsungan perkembangannya secara alami;
memiliki luas habitat dari spesies target yang mendukung keberlangsungan
siklus hidup spesies target;
tempat hidup dan berkembang biak satu jenis ikan tertentu yang perlu
dilindungi dan dilestarikan;
memiliki satu tipe Ekosistem sebagai habitat jenis ikan tertentu yang relatif
masih alami;
kondisi lingkungan di sekitarnya mendukung upaya pengembangan perikanan
berkelanjutan.