Anda di halaman 1dari 4

1.

Kawasan suaka alam


merupakan kawasan yang memiliki ciri khas tertentu baik yang berada di
daratan ataupun di perairan. Selain itu, kawasan suaka alam juga
memiliki fungsi pokok sebagai kawasan untuk pengawetan
keanekaragaman tumbuhan dan satwa.
Sebagai informasi, Kawasan Suaka Alam dibagi menjadi tiga, termasuk
cagar biosfer, cagar alam dan suaka margasatwa.

A. Cagar Biosfer
Cagar Biosfer adalah suatu kawasan yang terdiri dari ekosistem asli,
ekosistem unik, dan atau ekosistem yang telah mengalami degradasi yang
keseluruhan unsur alamnya dilindungi dan dilestarikan bagi kepentingan
penelitian dan pendidikan.

Menurut UU No. 5 Tahun 1990, cagar biosfer merupakan suatu kawasan


dibagi menjadi beberapa zonasi. Cagar biosfer menjadi sebuah kawasan
konservasi yang keberadaannya diakui secara internasional sebagai suatu
kawasan yang melestarikan keseimbangan hubungan antara manusia dan
lingkungan.

Secara umum, cagar biosfer memiliki tiga zona, yakni zona inti sebagai
kawasan konservasi, zona penyangga sebagai kawasan pelindung zona
inti, serta zona transisi transisi yang diperuntukkan bagi kawasan
pembangunan berkelanjutan.

B. Cagar Alam
Cagar alam adalah suatu kawasan yang karena keadaan alamnya
mempunyai kekhasan tumbuhan, satwa, dan ekosistemnya atau ekosistem
tertentu yang perlu dilindungi dan perkembangannya berlangsung secara
alami. Contoh kawasan yang dijadikan cagar alam di Indonesia adalah
Cagar Alam Pananjung Pangandaran di Jawa Barat, Cagar Alam
Nusakambangan Barat dan Cagar Alam Nusakambangan Timur di Jawa
Tengah.

Di Indonesia, cagar alam adalah bagian dari dari kawasan konservasi


(Kawasan Suaka Alam), maka kegiatan wisata atau kegiatan lain yang
bersifat komersial, tidak boleh dilakukan di dalam area cagar alam.
Sebagaimana kawasan konservasi lainnya, untuk memasuki cagar alam
diperlukan SIMAKSI (Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi).
SIMAKSI bisa diperoleh di kantor Balai Konservasi Sumber Daya Alam
(BKSDA) setempat. Dengan dibangunnya cagar alam maka sumber daya
alam berupa flora dan fauna dapat dilindungi dengan baik oleh negara.

C. Suaka Margasatwa
Suaka margasatwa (Suaka: perlindungan; Marga: turunan; satwa: hewan)
adalah kawasan hutan suaka alam yang mempunyai ciri khas berupa
keanekaragaman dan atau memiliki keunikan jenis satwa yang
membutuhkan perlindungan/ pembinaan bagi kelangsungan hidupnya
terhadap habitatnya. Daerah suaka margasatwa biasanya ditetapkan
sebagai suatu tempat hidup margasatwa yang mempunyai nilai khas bagi
ilmu pengetahuan dan kebudayaan serta merupakan kekayaan dan
kebanggaan nasional.

2. Kawasan Pelestarian Alam


Kawasan pelestarian alam merupakan suatu kawasan hutan yang
memiliki fungsi pokok memberi perlindungan terhadap sistem penyangga
kehidupan. Kawasan pelestarian alam ini juga berfungsi untuk
pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa.
Sealin itu, kawasan pelestarian alam ini memanfaatkan sumber daya
hayati dan ekosistemnya secara lestari. Kawasan pelestarian alam dibagi
menjadi empat bagian, yakni taman nasional, taman Hutan raya, taman
Wisata alam, serta Kebun raya dan kebun binatang.

A. Taman Nasional
Taman nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai
ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk
tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya,
pariwisata, dan rekreasi. Taman nasional merupakan salah satu jenis
kawasan konservasi karena dilindungi, biasanya oleh pemerintah pusat,
dari perkembangan manusia dan polusi.

Taman nasional merupakan kawasan yang dilindungi (protected area)


oleh World Conservation Union Kategori II. Saat ini terdapat 50 Taman
Nasional di Indonesia, yang pengelolaannya di bawah Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia. Enam di
antaranya ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia (World Heritage
Sites), dan dua dalam Situs Ramsar.

Taman-taman nasional yang telah ditetapkan sebagai Situs Warisan


Dunia UNESCO, di antaranya adalah, Taman Nasional Komodo di Nusa
Tenggara Timur, Taman Nasional Lorentz di Papua dan Taman Nasional
Ujung Kulon di Banten. Taman Nasional Gunung Leuser di Sumatera
Utara dan Aceh, Taman Nasional Kerinci Seblat di Jambi dan Taman
Nasional Bukit Barisan Selatan di Lampung, Bengkulu, dan Sumatera
Selatan, juga di termasuk dalam Situs Warisan Dunia UNESCO, yang
tergabung sebagai Warisan Hutan Hujan Tropis Sumatra. Sedangkan
Taman nasional terbesar adalah Taman Nasional Greenland Timur Laut,
yang didirikan sejak tahun 1974.

B. Taman Hutan Raya


taman hutan raya (tahura) merupakan kawasan pelestarian alam untuk flora
dan fauna baik asli atau tidak asli. Pelestarian ini dilakukan untuk
dimanfaatkan bagi ilmu pengetahuan, penelitian, pendidikan, budaya,
pariwisata, dan rekreasi.
Kawasan taman hutan raya dikelola oleh pemerintah pusat dalam
lindungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia.

Contoh taman hutan raya di Indonesia, seperti Taman Hutan Raya Cut
Nyak Dien di Aceh dan Taman Hutan Palasari di Jawa Barat.
Pemanfaatan sumber daya hutan sebaiknya melibatkan dan
memberdayakan seluruh unsur masyarakat dengan seluruh potensi yang
dimilikinya.

Adapun kriteria yang ditetapkan sebagai penunjukkan kawasan Taman


hutan raya, adalah sebagai berikut:
•Merupakan kawasan yang memiliki suatu ciri khas tersendiri, baik asli
maupun buatan. Yang mana bisa terdapat pada kawasan yang
ekosistemnya masih utuh ataupun kawasan yang ekosistemnya sudah
berubah.
•Memiliki keindahan alam dan atau mempunyai gejala alam, misalnyanya
ada terdapat sumber air panas bumi.
•Mempunyai luas yang memungkinkan untuk pembangunan koleksi
tumbuhan dan atau satwa baik jenis asli dan ataupun bukan asli.

C. Taman Wisata Alam


Taman wisata alam adalah suatu wilayah konservasi alam yang dijadikan
lokasi pariwisata atau sarana rekreasi. Taman wisata alam biasanya
berlokasi di wilayah konservasi sehingga pengelolaannya tidak boleh
bertentangan dengan prinsip konservasi dan perlindungan alam.

Mengutip buku Mengenal Lebih Dekat: Wisata Alam Indonesia, karya


Aliefien Sutopo (2011:5), hampir setiap jengkal tanah di negeri kita ini
memiliki potensi alam yang memukau. Potensi inilah yang perlu dijaga
melalui konversi pada taman wisata alam.
Arti konservasi alam adalah kegiatan menjaga dan melestarikan alam
sebagai tempat tinggal manusia. Selain taman wisata alam, kawasan
pelestarian alam lainnya adalah taman nasional dan taman hutan raya.
Ketiganya adalah wilayah konservasi yang harus dilindungi.
Taman wisata alam tak hanya digunakan sebagai sarana rekreasi, tetapi
juga untuk melestarikan flora dan fauna. Oleh sebab itu, prinsip
konservasi dan perlindungan alam tetap harus diterapkan tidak hanya ada
di daratan, tetapi bisa juga di lautan.

Taman wisata alam juga memiliki beberapa manfaat seperti:


•Sarana Wisata
•Sarana Edukasi
•Sarana Penelitian

Contoh Taman Wisata Alam (TWA) Terpopuler :


•TWA Tangkuban Perahu, Jawa Barat
•TWA Grojogan Sewu, Jawa Tengah
•TWA Angke Kapuk, Jakarta

D. Kebun Raya Dan Kebun Binatang


Kebun raya adalah tempat pelestarian bagi tumbuhan yang dilakukan di
luar habitat aslinya. Terdapat beragam jenis flora dan tumbuhan langka
yang dilakukan pemeliharaan dan penangkaran di kawasan kebun raya.
Hal ini bertujuan sebagai upaya perlindungan dan pelestarian tumbuhan
serta dapat digunakan sebagai sarana pendidikan, penelitian, rekreasi dan
pariwisata.
Contoh Kebun Raya di Indonesia :
•Kebun Raya Bogor
•Kebun Raya Bali
•Kebun Raya Baturaden

Kebun binatang adalah tempat pelestarian bagi berbagai jenis hewan dan
sebagai tempat konservasi secara ex situ atau di luar habitat aslinya.
Beragam spesies hewan dari berbagai daerah dapat dilakukan
perlindungan dan perkembangbiakan di kebun binatang. Sama halnya
dengan kebun raya, kebun binatang juga dapat digunakan sebagai sarana
pendidikan, penelitian, rekreasi dan pariwisata. Namun, tujuan utama
kebun binatang yaitu sebagai tempat konservasi hewan yang habitatnya
mengalami kerusakan dan terancam punah.
Contoh Kebun Binatang di Indonesia :
•Kebun Binatang Ragunan
•Kebun Binatang Gembira Loka
•Taman Safari Indonesia

Anda mungkin juga menyukai