Merupakan kawasan yang memiliki suatu ciri khas tersendiri, baik asli maupun buatan. Yang
mana bisa terdapat pada kawasan yang ekosistemnya masih utuh ataupun kawasan yang
ekosistemnya sudah berubah.
Memiliki keindahan alam dan atau mempunyai gejala alam, misalnyanya ada
terdapat sumber air panas bumi.
Mempunyai luas yang memungkinkan untuk pembangunan koleksi tumbuhan dan atau
satwa baik jenis asli dan ataupun bukan asli.
Kawasan Taman hutan raya dikelola oleh pemerintah, dalam hal ini di Indonesia dikelola
oleh Kementerian Kehutanan R.I. dan dikelola dengan upaya pengawetan keanekaragaman
hayati dan satwa beserta ekosistemnya. Suatu kawasan taman hutan raya dikelola berdasarkan
satu rencana pengelolaan yang disusun berdasarkan kajian aspek-aspek ekologi, teknis, ekonomis
dan sosial budaya.
Dalam kesempatan rapat tersebut, telah dilakukan presentasi materi substansi rancangan Blok Pengelolaan
TAHURA Geluguran, oleh Tim TAHURA Geluguran. Beberapa hal pokok yang disampaikan sebagai berikut:
1. Kawasan TAHURA Geluguran secara geografis terletak pada posisi 103 o02’2,07’’ BT dan
04o14’58,55’’ LS dengan puncak tertinggi mencapai ± 390 meter dari permukaan laut.
2. Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK.643/Menhut-II/2011 tanggal 10 Nopember
2011 tentang Perubahan Peruntukan Kawasan seluas ± 2.192 hektar, perubahan Antar Fungsi
Kawasan Hutan seluas ± 31.013 hektar, dan Penunjukan Bukan Kawasan Hutan menjadi
KawasanHutan seluas ± 101 hektar.
3. Telah dilaksanakan tata batas Kawasan TAHURA Geluguran pada tahun 2012, sesuai dengan Berita
Acara Pelaksanaan Tata Batas tanggal 12 November Batas fungsi yang dipasang adalah berupa tanda
batas yang merupakan batas fungsi antara TAHURA Geluguran dengan Kawasan HPT.Bukit Rabang
Reg.78.Tanda batas yang dipasang adalah berupa pal batas dan tugu batas, sepanjang 5.900 meter.
4. Berdasarkan analisa data dan informasi hasil inventarisasi dan dengan mempertimbangkan berbagai
aspek kondisi potensi kawasan dan permasalahan kawasan serta mempertimbangkan efektifitas
pengelolaan kawasan dalam rangka menjamin kawasan TAHURA maka rancangan Blok Pengelolaan
TAHURA Geluguran terbagi menjadi blok perlindungan seluas 149,27 Ha, blok pemanfaatan seluas
77,67 Ha dan blok lainnya seluas 359,61 Ha.
Taman Hutan Raya Di Indonesia – Pengertian, Kriteria, Tujuan &
Manfaat – Untuk pembahasan kali ini kami akan mengulas mengenai Taman
Hutan Raya yang dimana dalam hal ini meliputi pengertian, kriteria, tujuan
dan manfaat, nah agar lebih dapat memahami dan dimengerti simak ulasan
selengkapnya dibawah ini.
Taman Hutan Raya adalah sebuah kawasan pelestarian hutan alam untuk
tujuan koleksi tumbuhan dan atau hewan yang alami maupun bukan alami,
baik jenis asli maupun tidak asli, yang dimanfaatkan untuk kepentingan.
Kepentingan umum yang dilakukan ditaman hutan raya ini antara lain ialah
penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan dan bidang pendidikan, serta
perlindungan bagi flora dan fauna. Selain itu taman hutan raya ini juga
digunakan sebagai fasilitas yang menunjang budidaya, budaya, pariwisata
dan juga rekreasi.
Taman hutan raya adalah bagian dari hutan konservasi di Indonesia yang
diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990. Taman hutan raya
mempunyai beberapa kriteria agar bisa ditetapkan sebagai taman hutan raya.
3. Berukuran Luas
Kawasan yang dipilih sebagai taman hutan raya juga mempunyai luas yang
cukup untuk dapat menampung berbagai macam tumbuhan dan juga satwa
baik jenis asli kawasan tersebut maupun bukan asli kawasan tersebut.
Selain itu keberadaan taman hutan raya juga diharapkan dapat memenuhi
fungsi koservasi, koleksi, edukasi dan secara tidak langsung dapat
meningkatkan sosial ekonomi masyarakat yang ada di sekitarnya. Lebih
lengkapnya beberapa tujuan pemerintah mengadakan taman hutan raya
antara lain sebagai berikut:
Terjaminnya Kelestarian Kawasan Hutan Beserta
Ekosistemnya
Tujuan diadakannya pengelolaan taman hutan raya yang pertama dan yang
utama ialah terjaminnya kelestarian hutan beserta ekosistem hutan yang ada
didalamnya. Tujuan ini seolah menjadi tujuan yang utama. Taman hutan raya
sebagai salah satu bagian dari hutan konservasi memang diperuntukkan
untuk menjaga kelestarian hutan dan juga ekosistem yang ada didalamnya,
seperti tanaman dan juga binatang-binatang yang ada didalamnya agar tidak
menjadi objek perburuan liar.
1. Kepariwisataan (Ekowisata)
Dapat melengkapi objek pariwisata alam / minat khusus di Propinsi Bengkulu pada umumnya.
Sebagai penyedia materi dasar genetik (plasma nutfah) dan koleksi berbagai jenis tanaman hutan.
Media informasi bagi generasi muda akan manfaat sumber daya alam bagi kepentingan umat
manusia, sebagai media pendidikan dan latihan dalam upaya pelestarian hutan khususnya dan ilmu
pengetahuan umumnya.
Berdasarkan fungsi keberadaan TAHURA tersebut maka kondisi TAHURA Rajolelo saat ini masih
belum cukup untuk melaksanakan aktivitas sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Minimnya
anggaran adalah salah satu penyebab kurang berfungsinya TAHURA sebagai kawasan konservasi.
Kegiatan rutin yang masih berlangsung saat inihanya berupa pemeliharaan pada setiap zona tanpa
upaya untuk memperbaiki kerusakan pada sarana yang ada.
Pengelolaan Taman Hutan Raya (TAHURA) Rajolelo dibagi dalam zona-zona sebagai berikut:
Zona Penerima
Zona ini merupakan wilayah pertama yang akan dimasuki dan dinikmati oleh pengunjung, dengan
luas 45 Ha. Pada lokasi ini tersedia sarana penunjang berupa lapangan rumput, pintu gerbang,
portal, pos jaga, jembatan, plaza, bangku taman, tempat peristirahatan serta sarana dan prasarana
jalan aspal yang dikanan kirinya ditumbuhi pepohonan.
Pada zona ini juga dibangun Sentra Produksi Bibit seluas ± 4 Ha, untuk mendukung kegiatan
rehabilitasi hutan dan lahan di Provinsi Bengkulu.
Zona Ekoton/Peralihan
Zona ini merupakan areal yang dapat memberikan gambaran peralihan antar zona letaknya
ditengah-tengah dengan luas 13 Ha. Pada lokasi tersebut tersedia sarana-prasarana penunjang
seperti jalan aspal, cafetaria, taman bunga, green house, lapangan bermain, bangunan panggung,
lapangan upacara dan podium. Zona ini berfungsi sebagai tempat wisata alam yang menyajikan
informasi singkat (miniatur) atau gambaran dan pintu gerbang/pembatas menuju zona-zona lainnya.
Pada lokasi ini terdapat sarana prasarana penunjang seperti jalan aspal, menara pengamat, guess
house, aula pertemuan, tempat peristirahatan, taman dan koleksi berbagai jenis tanaman yang telah
dilengkapi papan nama. Fungsi zona ini sebagai lokasi wisata alam dan sebagai sarana pelatihan,
pendidikan dan penelitian ilmiah.
Sarana-prasarana penunjang yang telah dibangun seperti jalan aspal, bangunan panggung dan
budidaya beberapa jenis tanaman MPTS, perkebunan dan pertanian. Fungsi zona ini sebagai
sarana penelitian dan pengembangan bidang Kehutanan, Pertanian, Perkebunan dan bahkan
perikanan, sarana pelatihan pendidikan dan penelitian ilmiah.
Gunung:-
Danau: -
Sungai: -
Flora;
Identifikasi sementara adalah: Jenis tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai kayu bakar
ada 21 jenis. Leban ( Vitex pinnata) adalah jenis yang paling banyak dipakai sebagai kayu
bakar oleh masyarakat. Sedangkan jenis yang potensial sebagai tumbuhan obat ada 14
jenis. Namun hanya 3 jenis yang masih dimanfaatkan sebagai tumbuhan obat, yakni
Kemutun ( Cratoxylon formasum), Belalang ( Dysoxylum arborescens) dan Kapung
(Oroxylum indicum). Sementara itu jenistumbuhan yang dimanfaatkan sebagai kayu
kerajinan ada 6 jenis, yakni Leban (Vitex pinnata ), Ubo (Glochidion arborescens),
bamboo (Giganthochloa apus), rotan getah ( Daemonorops trichrous), bengkuang
(Pandanus atrocarpus), dan rotan kesur ( Calamus ornatus). Beberapa jenis tumbuhan
juga dimanfaatkan untuk bahan bangunan diantaranya kayu gadis ( Cinnamomum
porrectum), kayu pule (Alstonia scholaris ), dan kayu sungkai (Peronema canescens).
Fauna;
Identifikasi sementara adalah:...?
Berikut rincian fauna yang diidentifikasi di wilayah konservasi ini:
Endemik: -
Amfibi ===> click here
Burung:
-Burung Biasa ===> click here
-Burung Penyanyi ===> click here
Ikan ===> click here
Insect ===> click here
Mamalia ===> click here
Reptil ===> click here
Terumbu Karang ===> click here
Agar fungsi utama hutan sebagai penjaga keseimbangan alam terjaga, maka eksistensinya harus
tetap dipertahankan melalui pengaturan fungsi hutan. Untuk itu, penetapan hutan dilakukan
berdasarkan fungsi-fungsi hutan yang meliputi hutan konservasi, hutan lindung, dan hutan produksi.
Hutan sebagai sumber penghasil berupa kayu dan bukan kayu dapat dilakukan pada hutan
produksi. Sedangkan hutan konservasi dan hutan lindung berfungsi sebagai kawasan lindung yang
memiliki fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber alam,
sumber daya buatan dan nilai sejarah serta budaya bangsa guna kepentingan pembangunan
berkelanjutan. Hutan konservasi terbagi lagi menjadi hutan suaka alam, hutan pelestarian alam, dan
taman buru. Salah satu jenis hutan pelestarian alam diantaranya adalah taman hutan raya (Tahura).
Sebagai hutan pelestarian alam, Tahura memiliki fungsi untuk tujuan koleksi tumbuhan dan atau
satwa yang alami atau buatan, yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan,
pendidikan, menunjang budidaya, budaya, pariwisata dan rekreasi.
Tahura dikenal sejak tahun 1985, ketika diresmikan Tahura Ir. H. Djuanda seluas 590 ha yang
berlokasi di Bandung – Jawa Barat. Kemudian, pada tahun 1986 diresmikan pula Tahura yang
kedua di Sumatera Barat seluas 240 yang diberi nama Tahura Dr. Muhammad Hatta. Tahura Bukit
Barisan yang terletak di Kabupaten Tanah Karo – Sumatera Utara dengan luas 51.600 ha
merupakan Tahura yang ketiga diresmikan. Kemudian di Banjar Baru – Kalimantan Selatan
diresmikan Tahura yang keempat, dengan nama Tahura Sulta Adam seluas 112.000 ha. Menyusul
berturut-turut Tahura R. Soeryo di Jawa Timur seluas 25.000 dan Tahura Wan Abdul Rahman di
Lampung seluas 22.224 ha, kemudian Tahura di Nusa Tenggara Timur, Riau, Sulawesi Tengah,
Bali dan Bengkulu.
Fungsi dan peran Tahura antara lain: (1) Sebagai sumber plasma nutfah flora dan fauna baik yang
asli dari suatu kawasan tertentu maupun hasil-hasil budidaya/rekayasa genetik; (2) Sebagai fungsi
lindung terhadap suatu ekosistem alam yang pada akhirnya dapat mempunya dampak positif
terhadap hidrologi dan iklim mikro terhadap daerah-daerah sekitarnya; (3) Sebagai wahana dan
daerah penelitian ilmu pengetahuan dan pendidikan alam; (4) Sebagai tempat penyuluhan bagi
generasi muda untuk dapat mencintai alam dan lingkungan alami; dan (5) sebagai tempat rekreasi
dan wisata alam.
Berdasarkan fungsi dan peran tersebut, dalam pengelolaannya Tahura dibagi dalam zona (1) zona
lindung; (2) zona pembinaan flora dan fauna; (3) zona pemanfaatan terbatas; (4) zona pemanfaatan
intensif.
Jenis-jenis kekayaan flora yang ada di Provinsi Bengkulu diantaranya adalah bunga bangkai, bunga
raflesia, kantong semar, palm sumatera, anggrek bulan, berbagai jenis anggrek lainnya, meranti dan
berbagai kekayaan nabati lainnya. Khusus bunga raflesia, merupakan bunga kebanggaan masyarakat
Bengkulu dan I-13 menjadi icon Provinsi Bengkulu. Secara umum penyebaran bunga raflesia ini terdapat
hampir di seluruh wilayah Bengkulu
Gajah Sumatera Kera Ekor Panjang. Lutung Siamang Simpai Beruang Madu Rusa. Kijang Harimau
Sumatera Tapir, Kucing Hutan. Kancil. Rangkong, Kuau, Owa-owa, Burung Hantu, Elang Hitam, Elang
Bondol, Enggang, Burung, Punai, Ular Kobra , Trenggiling, Bunga RafflesiaBunga Bangkai Vanda Pencil
http://ksdae.menlhk.go.id/info/8042/semangat-tahura-geluguran-dalam-penataan-blok-
pengelolaan.html Mugiharto - PEH Direktorat Pemolaan dan Informasi Konservasi Alam (PIKA)
(Sumber : Data dan Informasi Kehutanan Dinas Kehutanan Provinsi Bengkulu 2010)
https://bklforestplanning.wordpress.com/2012/02/29/tahura-rajolelo-bengkulu/
Wikipedia tahura
https://kangnur.org/2012/02/03/taman-hutan-raya/ nurudin
https://www.google.com/search?
q=bunga+kantong+semar&tbm=isch&ved=2ahUKEwj987On5c3uAhUNAXIKHWZwCUoQ2-
cCegQIABAA&oq=bunga+kant&gs_lcp=CgNpbWcQARgBMgUIABCxAzIFCAAQsQMyAggAMgIIADICCAAy
AggAMgIIADICCAAyAggAMgIIADoECCMQJ1C1rgFYk7QBYOzEAWgAcAB4AIABiAOIAYcNkgEFMi0yLjOYA
QCgAQGqAQtnd3Mtd2l6LWltZ8ABAQ&sclient=img&ei=HaEaYL3xII2CyAPm4KXQBA&bih=625&biw=13
66&safe=strict