Oleh :
Tubagus Unu Nitibaskara
___________________________________________________________
Workshop Penyusunan Konsep Management Plan Taman Hutan
Raya
Bogor, 9 Mei 2007
78
I.
PENDAHULUAN
79
Nama Kawasan
Provinsi
Pocut Meurah Intan (Cut Nyak Nanggroe Aceh
Dhien)
Darussalam
2.
Bukit Barisan Selatan
Sumatera Utara
3.
Dr. Mohammad Hatta
Sumatera Barat
4.
Minas (Sultan Syarif Kasim)
Riau
5.
Sultan Mahmud Thoha Saifudin Jambi
6.
Raja Lelo (Pungguk Menakat)
Bengkulu
7.
Wan Abdul Rachman
Lampung
8.
Ir. H. Juanda
Jawa Barat
9.
Pancoran Mas Depok
Jawa Barat
10. Gunung Palasari
Jawa Barat
11. Ngargoyoso
Jawa Tengah
12. Gunung Bunder
DI Yogyakarta
13. R. Suryo
Jawa Timur
14. Ngurah Rai
Bali
15. Nuraksa
NTB
16. Prof. Ir. Herman Johannes
NTT
17. Sultan Adam
Kalimantan Selatan
18. Bukit Soeharto
Kalimantan Timur
19. Paboya-Paneki (Palu)
Sulawesi Tengah
20. Bontobahari
Sulawesi Selatan
21. Murhum
Sulawesi T.tenggara
Total luas Taman Hutan Raya (THR)
Sumber : Direktorat Konservasi Kawasan, 2007
Luas (Ha)
6.300,00
51.600,00
12.100
6.172,00
15.830,00
1.122,00
22.245,50
590,00
6,00
35,81
231,30
4.567,93
27.868,30
1.373,50
3.155,00
1.900,00
112.000,00
61.850,00
7.128,00
3.475,00
7.877,00
347.427,34
2. Permasalahan
a. Sampai saat ini Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000
belum ada penggantinya, sebagai konsekuensi dengan
diterbitkannya Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah. Disamping itu SK Menteri Kehutanan No.
107/Kpts-II/2003 tentang Penyelenggaraan Tugas Pembantu
80
Fungsi :
81
82
tumbuhan
83
Kantor pengelolaan;
Pondok kerja dan pondok jaga;
Jalan patroli;
Menara pengawas kebakaran;
Menara pengintai satwa;
Kandang satwa;
Laboratorium;
Persemaian dan pembibitan;
Peralatan navigasi;
Peralatan komunikasi;
peta kerja dan peta-peta dasar
Peralatan transportasi.
Akomodasi;
Transportasi;
Pertunjukan kebudayaan;
Sistem sanitasi;
Fasilitas rekreasi alam.
dan
84
85
h.2.2.
86
Prinsip
2
Pengertian Tahura dan Kawasan
Pelestarian Alam
Pedoman Penyusunan Rencana
Pengelolaan
Pola Pengelolaan Tahura
Sumber
3
UU. No. 5/1990
SK Dirjen PHPA No. 43/Kpts/DJ-VI/1994
SK Dirjen PHPA No. 129/Kpts/DJ-VI/1996
87
4.
6.
7.
5.
8.
IV.
Karakteristik lahan
Tipe hutan
Kondisi Daerah Aliran Sungai
Kondisi Sosial, Budaya, Ekonomi masyarakat
Kelembagaan masyarakat setempat termasuk masyarakat hutan
adat
f. Batas administrasi pemerintahan
g. Hamparan yang secara geografis merupakan satu kesatuan
h. Batas alam atau buatan yang bersifat hermanen
i. Penguasaan lahan.
Dalam hal kaitannya dengan Taman Hutan Raya merupakan kesatuan
Pengelolaan Hutan Konservasi yang fungsi pokoknya dapat terdiri dari
satu atau kombinasi dari
Hutan Cagar Alam, Hutan Suaka
Margasatwa, Hutan Taman Nasional, Hutan Taman Wisata Alam,
Hutan Taman Hutan Raya dan Hutan Taman Buru.
88
89
90
KEPALA BALAI
SUB BAGIAN
TATA USAHA
KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL
SEKSI
PEMANFAATAN
SEKSI
PERLINDUNGAN
INSTALASI
91
92
93
Organisasi
Balai Tahura R. Soerjo sebagai institusi eselon III.a dipimpin
oleh Kepala Balai, berkedudukan Kantor di Malang. Balai
Tahura membawahi 4 Seksi Wilayah Tahura, yaitu :
1). Seksi Wilayah Tahura Jombang, berkedudukan di
Wonosalam.
2). Seksi Wilayah Tahura Mojokerto, berkedudukan di Pacet.
3). Seksi Wilayah Tahura Pasuruan, berkedudukan di Tretes/
Pandaan.
4). Seksi Wilayah Tahura Malang, berkedudukan di Malang.
Seksi Wilayah Tahura merupakan institusi eselon IV.a yang
dipimpin oleh Kepala Seksi Wilayah Tahura. Selain
membawahi 4 Kepala Seksi Wilayah, dalam struktur
organisasinya Kepala Balai Tahura juga membawahi satu
Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan satu Kepala Seksi
Konservasi. Untuk mengetahui struktur organisasi Balai
Tahura dapat dilihat pada gambar 2.
Gambar 2. Bagan Struktur Organisasi Balai Taman Hutan Raya R.
Soerjo
KEPALA DINAS KEHUTANAN
PROV. JAWA TIMUR
KEPALA BALAI
TAHURA R. SOERJO
KASUBAG T.U
KASI KONSERVASI
KASI WIL.
JOMBANG
KASI WIL.
MOJOKERTO
KASI WIL.
PASURUAN
KASI WIL.
MALANG
94
SEKSI
WILAYAH
23
Jombang
Mojokerjo
Pasuruan
Malang
KABUPATEN/
KOTA
3
Jombang
Mojokerto
Pasuruan
Malang+Batu
LUAS
KAWASAN
4
2.864,70
11.411,80
4.663,60
8.928,20
27.868,30
PROSEN
(%)
5
10,28
40,95
16,73
32,04
100
95
kajian ekologis, teknis, ekonomi, sosial budaya dan memuat sekurangkurangnya tujuan pengelolaan serta garis-garis besar kegiatan yang
menunjang upaya perlindungan, pengawetan dan pemanfaatan kawasan.
A.
b. Internal
Sumber daya ekologi;
Ekonomi dan sosial budaya;
Karakteristik kawasan, baik dalam bentuk flag-species
atau ekosistem;
96
Menteri Kehutanan ;
97
Menteri Kehutanan ;
Eselon I Lingkup Departemen Kehutanan ;
Eselon II Lingkup Direktorat Jenderal PHKA;
Gubernur/Bupati/Walikota terkait;
Ketua BAPPEDA Provinsi/Kabupaten/Kota setempat;
Kepala Balai KSDA/TN
3. Tahura
a. Dalam rangka penilaian dokumen Rencana Pengelolaan
Jangka Panjang, Kepala UPTD/Dinas yang membidangi
Kehutanan membentuk Tim Penilai yang melibatkan unsurunsur
Dinas yang membidangi Kehutanan, BAPPEDA
Provinsi/Kabupaten/Kota, dan BKSDA setempat.
b. Rencana Pengelolaan Jangka Panjang yang telah dibahas di
daerah selanjutnya dipresentasikan pada Tim Penilai
c. Apabila dari hasil pembahasan terdapat hal-hal yang perlu
diperbaiki, Tim Penilai akan mengembalikan Rencana
Pengelolaan tersebut kepada Tim yang dibentuk Kepala
UPTD/Dinas yang mebidangi Kehutanan (bila belum dibentuk
UPTD), untuk diperbaiki. Hasil perbaikan disampaikan kembali
kepada Tim Penilai.
d. Tim Penilai menyampaikan Rencana Pengelolaan hasil
perbaikan tersebut kepada Gubernur/Bupati/Walikota untuk
mendapat pengesahan.
98
C.
Menteri Kehutanan ;
Eselon I Lingkup Departemen Kehutanan ;
Eselon II Lingkup Direktorat Jenderal PHKA;
Gubernur/Bupati/Walikota terkait;
Ketua BAPPEDA Provinsi/Kabupaten/Kota setempat;
Kepala Balai/Balai Besar KSDA
Kepala UPTD TAHURA.
Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang, tujuan, ruang lingkup, dan batasan
pengertian dari disusunnya rencana pengelolaan, kawasan
suaka alam, kawasan pelestarian alam dan taman buru
II.
Deskripsi Kawasan
Bab ini berisi informasi megnenai :
A. Risalah kawasan, meliputi sejarah kawasan, progres
pengukuhan, dan karakteristik penunjukkan kawasan (flag
species atau ekosistem)
B. Kondisi umum, meliputi kondisi fisik, dan bioekologi :
-
99
masyarakat
di
Kebijaksanaan
A. Pengelolaan Kawasan Suaka Alam, Kawasan Pelestarian
Alam dan taman Buru;
B. Pembangunan Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota
IV.
V.
VI.
Rencana Kegiatan
Dari hasil analisis disusun rencana kegiatan jangka panjang
yang dapat dijabarkan dalam Rencana Pengelolaan Jangka
Menengah dan Jangka Pendek, yang meliputi program-program
antara lain :
VII. Penutup
Lampiran-lampiran
-
VI. PENUTUP
Taman Hutan Raya sebagai salah satu bentuk dari Kawasan Pelestarian
Alam, perlu ditumbuh kembangkan baik dari segi perencanaan maupun
kelembagaan.
Dalam pelaksanaannya program konservasi hayati dapat dikerjasamakan
dengan berbagai pihak yang hasilnya dapat dirasakan oleh masyarakat
sekitar sehingga nantinya dapat meningkat kesejahteraannya.
Permasalahan pendanaan yang selama ini menjadi kendala perlu
dicarikan solusinya melalui terobosan-terobosan yang kreatif tanpa
melanggar peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pengkajian
ulang terhadap beberapa ketentuan yang tidak implementatif perlu
dilakukan.
101