PEKERJAAN
PENYUSUNAN REVISI DETAIL ENGINEERING DESIGN (DED)
RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) TAMAN KEANEKARAGAMAN
HAYATI KAYU PUTIH
I. Pendahuluan
Luas Kawasan Lindung di Jawa Barat menurut Perda Jawa Barat Nomor 22 Tahun
2010 adalah seluas 1.654.697,24 Ha, yang terdiri dari kawasan lindung di dalam
kawasan hutan seluas 415.764,34 Ha (11,22%), dan diluar kawasan hutan atau
kawasan non hutan seluas 1.238.932,90 Ha (33,44%). Dengan demikian sebagian
besar kawasan lindung Jawa Barat berada diluar kawasan hutan.
Tingkat keanekaragaman hayati (biodiversity) di Indramayu sangat tinggi. Berbagai
jenis flora dan fauna tidak hanya terdapat di daratan, tapi juga di wilayah perairan.
Tapi belum semuanya dimanfaatkan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
Bahkan sebagian diantaranya terancam kepunahan akibat kerusakan lingkungan.
Tentu, jika tidak segera diatasi Indonesia bakal kehilangan kekayaan alam yang amat
berharga, terutama spesies yang bersifat endemik daerah tertentu.
Di Indramayu, pemanfaatan kekayaan alam hayati memang masih terbatas dan
umumnya secara tradisional sebagai kearifan lokal seperti untuk bahan pangan
(sumber karbohidrat, protein, vitamin), sandang, papan, obat-obatan dan
sebagainya. Tapi kedepan kekayaan alam hayati juga dapat dimanfaatkan dalam
bentuk yang lebih luas misalnya sebagai sumber energi terbarukan, bahkan dapat
memberikan jasa lingkungan seperti pengatur tata air, pengendali iklim mikro, habitat
hidupan liar, jasa ekowisata, serta fungsi sosial budaya bagi masyarakat
setempat/lokal.
Untuk menjaga kelestarian aneka ragam hayati sekaligus mendorong pemanfaatan
kekayaan alam hayati secara kreatif, Kementerian Lingkungan Hidup menjalankan
program pembangunan Taman Keaneka ragaman Hayati (Taman Kehati). Melalui
Permen LH Nomor 03 Tahun 2012 tentang Taman Keanekaragaman Hayati, Dinas
Lingkungan Hidup Kabupaten Indramayu melaksanakan kegiatan pembangunan
Taman Keanekaragaman Hayati (Taman Kehati) sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan tersebut.
Kriteria koleksinya mesti bersifat “Lokal-Endemik-Langka.” Prioritas koleksi
tanaman adalah yang penyerbukan dan pemencaran bijinya dibantu oleh satwa.
Serta struktur dan komposisi vegetasinya dapat mendukung kelestarian satwa dan
penyerbuk dan pemencar biji.
Adanya hubungan timbal balik antara flora dan fauna dipandang penting sebab :
a. Dalam satu eksosistem relasi timbal balik antar spesies baik flora, fauna/satwa dan
jasad renik serta habitatnya menjadi faktor kunci bagi keberlangsungan seluruh
system kehidupan yang ada di dalamnya.
b. Jika salah satu spesies yang menyusun hubungan ini terputus (hilang, punah) oleh
suatu sebab seperti bencana alam (kebakaran hutan misalnya), perubahan fungsi
lahan, perubahan iklim dan sebagainya, maka kelangsungan hidup spesies
tersebut akan terganggu.
c. Gangguan terhadap satu spesies saja dapat menimbulkan dampak berantai
terhadap spesies lain yang pada akhirnya seluruh jenis yang ada akan terganggi
kelangsungan hidupnya.
Isi koleksi Taman Kehati selain tanaman yang memenuhi criteria sebagai spesies
utama (lokal, langka, endemik dan penyerbukannya oleh satwa), juga spesies
pendukung yakni tumbuhan pendukung koleksi utama (peneduh, penahan angin,
tempat rambatan, tempat satwa pendukung mendapatkan pakan dan hunian dan
sebagainya). Selain itu juga perlu kehadiran satwa (hewan) pendukung yang
berfungsi mendukung proses penyerbukan, pemencaran biji dan penyeimbang
lingkungan (hama/penyakit).
Pembangunan Taman Keanekaragaman Hayati juga berfungsi sebagai tambahan
tutupan vegetasi Ruang Terbuka Hijau dan sebagai upaya mengelola lingkungan
hidup yang lestari.
II.2. Tujuan
Kegiatan Penyusunan Revisi Detail Engineering Design (DED) Ruang
Terbuka Hijau (RTH) Taman Keanekaragaman Hayati Kayu Putih ini
bertujuan mendapatkan hasil perencanaan yang dapat diaplikasikan dengan baik di
lapangan sehingga pekerjaan Pengembangan Taman Keanekaragaman Hayati Kayu
Putih dapat diselesaikan tepat waktu dan sesuai dengan spesifikasi teknis yang
direncanakan serta tercapainya hasil sesuai yang diharapkan. Serta merupakan
kewajiban pemerintah kabupaten untuk menyediakan kawasan konservasi,
pencandangan keanekaragaman hayati, retensi air hujan sekaligus kawasan edukasi
dan wisata alam juga menambah luasan ruang terbuka hijau (RTH).
2. Terbangunnya lahan sebagai resapan air berupa kolam retensi penampung air
hujan
IV. Pendekatan
Penyusunan Revisi Detail Engineering Design (DED) Ruang Terbuka Hijau
(RTH) Taman Keanekaragaman Hayati Kayu Putih merupakan paket
perencanaan pengembangan sarana perlindungan dan konservasi, retensi air hujan,
dan sebagai kawasan ekowisata dan edukasi lingkungan hidup di kabupaten
Indramayu.
6. Memiliki tenaga ahli berkualitas sama dan atau diatas kualifikasi yang
dipersyaratkan yang dibuktikan dengan sertifikat keahlian atau
sejenisnya;
10. Memiliki tenaga ahli dengan pengalamann kerja minimal 5 tahun dalam
bidang pekerjaan yang akan dilakukan. Jumlah tenaga ahli yang dimiliki
konsultan pelaksana harus mencukupi untuk melaksanakan pekerjaan
dimaksud;
B. Tenaga Ahli
a. AHLI KEPALA (TEAM LEADER) :
Team Leader harus mempunyai latar belakang pendidikan Teknik
Arsitektur , Sarjana, mempunyai pengalaman minimal 6 tahun dan
memiliki kompetensi pengembangan wilayah merangkap ketua tim yang
bertanggungjawab terhadap seluruh substansi pekerjaan dan
mengkoordinasikan pelaksanaan serta pendelegasian pekerjaan.
b. Ahli Sipil, harus mempunyai kualifikasi pendidikan sekurang-kurangnya S-
1 Pengalaman 4 Tahun.
c. Ahli Lingkungan harus mempunyai kualifikasi pendidikan sekurang-
kurangnya S-1 Pengalaman 4 Tahun bidang ilmu teknik lingkungan.
d. Ahli Cost Estimator, harus mempunyai kualifikasi pendidikan sekurang-
kurangnya S-1 Pengalaman 4 Tahun.
C. Tenaga Pendukung
(1) Tenaga keuangan/Adminisrasi :
Harus mempunyai latar belakang pendidikan minimal SMA dan dengan
mempunyai pengalaman minimal 3 tahun sebagai Tenaga administrasi
kantor dan keuangan.
(2) Operator computer
Harus mempunyai latar belakang pendidikan minimal SMA dan dengan
mempunyai pengalaman minimal 3 tahun sebagai Operator komputer.
(3) CAD/CAM computer
Harus mempunyai latar belakang pendidikan minimal SMA dan dengan
mempunyai pengalaman minimal 3 tahun sebagai CAD komputer.
(4) Surveyor
Harus mempunyai latar belakang pendidikan minimal SMA dan dengan
mempunyai pengalaman minimal 3 tahun sebagai surveyor.
Demikian KAK ini disusun sebagai acuan bagi pelaksana kegiatan dengan harapan
dapat dilaksanakan sehingga memberikan manfaat yang sebesar-besarnya untuk
perbaikan lingkungan hidup di Kabupaten Indramayu.