BAB 2
Gambaran umum
2.1 UMUM
Ratatotok 425
Ratatotok Utara 600
Ratatotok Tenggara 1.120
Basaan Dua 1.376
JUMLAH 13.456
Sumber : Kecamatan Ratatotok dalam angka 2019
Gambar 2.1
Peta Admnistrasi Kabupaten Minahasa Tenggara
Gambar 2.2
Peta Adimistrasi Kecamatan Ratatotok
Wilayah tertinggi di puncak gunung dan juga sebagian kecil dataran rendah terutama
di bagian Selatan, posisi ketinggian dari daerah pantai hingga mencapai 1300 meter
dpl. Terdapat gugusan pegunungan yaitu pegunungan Manimporok dan juga gunung
berapi yang masih aktif, yaitu Gunung Api Soputan dengan ketinggian mencapai
1.784 m dpl (5853 feet). Gunung Soputan ini terletak di antara perbatasan
Kabupaten Minahasa Tenggara dan Kabupaten Minahasa Selatan, serta Kabupaten
Minahasa.
Tabel 2.2
Ketinggian Diatas Permukaan Laut Menurut Desa
KETINGGIAN DIATAS PER
DESA
UKAAN LAUT (m)
Ratatotok Timur 30
Ratatotok Dua 7
Ratatotok Satu 11
Ratatotok Selatan 6
Soyowan 173
Moreah 247
Moreah Satu 247
Basaan 7
Basaan Satu 22
Ratatotok Muara 19
Ratatotok Tengah 5
Ratatotok 2
Ratatotok Utara 41
Ratatotok Tenggara 2
Basaan Dua 22
Sumber : Kecamatan Ratatotok dalam angka 2019
2.2.3 Geologi
a. Formasi Batuan
Dari peta geologi dan Potensi Bahan Galian Sulawesi Utara (Dep.Pertambangan dan
Energi, Tahun 1995) a berdasarkan formasi batuan wilayah Minahasa Tenggara
terdiri dari:
b. Jenis Batuan
Berdasarkan faktor lithologi wilayah Minahasa Tenggara terdiri dari jenis batuan
Alluvium, Basalt, Tefra, Andesit
c. Jenis Tanah
Jenis tanah yang ada di Minahasa Tenggara secara umum dapat diklasifikasikan
menjadi 13 jenis yaitu :
Berdasarkan hasil studi data sekunder, jumlah hujan pada musim hujan sangat besar,
dengan tipe hujan yang termasuk dalam kategori sangat basah, di mana curah hujan
rata – rata 3,187 mm/tahun dengan kecepatan angin rata – rata bulanan 2,26 knot,
serta radiasi matahari bulanan rata – rata 20 MJ/m/hari. Meskipun ada musim
kemarau sub soil, wilayah ini tidak mengalami kekeringan karena memiliki bulan
basah musim hujan hingga mencapai 9 bulan berturut-turut, terutama terjadi pada
bulan Oktober s/d Juni. Sementara bulan kering musim kemarau berkisar 3 bulan
berturut-turut yang terjadi pada bulan Juli s/d September.
Data iklim Kabupaten Minahasa Tenggara, Propinsi Sulawesi Utara diambil dari
Stasiun Klimatologi Bandara Samratulangi Manado Propinsi Sulawesi Utara tahun
1998 – 2002. Data yang ada menunjukkan bahwa Kabupaten Minahasa Tenggara
tidak mempunyai bulan kering (curah hujan rata-rata bulanan < 100 mm) dari stasiun
pengamatan tersebut. Oleh karena itu iklim Kabupaten Minahasa Tenggara menurut
Koppen diklasifikasikan Af dimana total curah hujan tahunan > 2,500 mm/tahun dan
curah hujan bulan terkering > 60 mm, dan menurut Schmidt Pergusson Kabupaten
Minahasa Tenggara termasuk tipe A dengan nilai Q (quotien) 0 %, sedangkan
menurut zona agroklimat Oldeman Kabupaten Minahasa Tenggara termasuk
dalam zona A1 yaitu dengan jumlah bulan basah berturut-turut lebih dari sembilan
bulan dan jumlah bulan kering kurang dari dua bulan dalam setahun.
Tabel 2.3
Curah Hujan dan Hari Rata – rata Bulanan Kabupaten Minahasa Tenggara
No Bulan Curah Hujan Jumlah Hari Hujan
1 Januari 604.66 25.8
2 Februari 305.02 17.4
3 Maret 407.24 20.2
4 April 328.46 21.4
5 Mei 254.50 19.4
6 Juni 326.26 21.6
7 Juli 141.64 14.2
8 Agustus 107.32 10.2
9 September 194.36 14
10 Oktober 355.14 18.6
11 November 488.04 24
12 Desember 326.96 22.4
Jumlah 3,839.60 229.6
Rata - rata 319.97 19.13
Bulan Basah 9.00
Bulan Kering 0.00
Sumber: stasiun klimatologi Samratulangi, Provinsi Sulawesi Utara pada tahun 1998-2002
Mata Air
Sumber daya air dapat meliputi : Jaringan sumber daya air lintas negara, lintas
provinsi, dan lintas kabupaten/kota yang berada pada wilayah kabupaten. Wilayah
sungai kabupaten, termasuk waduk, situ, dan embung pada wilayah kabupaten.
Jaringan irigasi yang berfungsi mendukung produktivitas usaha tani terdiri atas
bangunan, bangunan pelengkapnya, dan saluran yang merupakan satu kesatuan
yang diperlukan untuk penyediaan, pembagian, pemberian, penggunaan, dan
pembuangan air irigasi. Jaringan irigasi terdiri atas jaringan irigasi primer, sekunder,
dan tersier, serta jaringan irigasi air tanah. Jaringan air baku untuk air bersih.
Jaringan air bersih ke kelompok pengguna, dan sistem pengendalian banjir di wilayah
kabupaten.
Hidrologi
2.2.6. Geologi
Sebagian besar semenanjung Sulawesi Utara terbentuk oleh aktivitas gunung berapi.
Hal ini disebabkan lokasinya yang berdekatan dengan patahan tektonik (palung laut).
Dari aktivitas tektonik, benua bergerak ke dan dari satu sama lain, sehingga telah
dipengaruhi dan mempengaruhi wilayah.
Daerah perbukitan banyak terbentuk oleh batuan vulkanik tersier dan umumnya
terdiri dari breccia, lava dan tuff. Hasil dari kegiatan vulkanik muda ditemukan dalam
bentuk material lepas seperti lapilli dan abu atau bahan gabungan akibat aliran lava.
Kawasan pantai banyak dibangun oleh gabungan material yang berasal dari batuan
tua atau wilayah didekatnya. Daerah Semenanjung Manado atau Sulawesi utara
terdiri dari elemen morphotectonic yang menunjukkan bahwa tanjung Manado
adalah daerah yang aktif secara tektonik. Ini terlihat dari berbagai banyaknya
longsoran batuan khususnya pada patahan yang curam. Proses perubahan alam
masih berlangsung sampai sekarang,hal Ini ditandai oleh perubahan secara vertikal
maupun horizontal dari batuan sedimen yang relatif berusia muda.
Dari Peta Geologi dan Potensi Bahan Galian Sulawesi Utara (Departement
Pertambangan dan Energi, Tahun 1995) berdasarkan formasi batuan wilayah
Minahasa Tenggara terdiri dari :
Pada akhir tahun 2018, tercatat jumlah penduduk Kecamatan Ratatotok sebanyak
14.143 jiwa. Jumlah ini mencakup penduduk bertempat tinggal tetap maupun
penduduk bertempat tingggal tidak tetap. Desa Ratatotok Satu merupakan Desa
dengan penduduk terbanyak dengan jumlah penduduk mencapai 1.400 jiwa. Rasio
jenis kelamin penduduk Kabupaten Minahasa Tenggara menunjukkan angka diatas
100. Ini berarti bahwa jumlah penduduk laki – laki di Kecamatan Ratatotok lebih
banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuan.
Tabel 2.4
Jumlah Penduduk di kecamatan Ratatotok Berdasarkan jenis kelamin tahun 2019
PENDUDUK
KELURAHAN
L P L+P
Ratatotok Timur 501 463 964
Ratatotok Dua 439 403 842
Ratatotok Satu 739 661 1.400
Ratatotok Selatan 586 541 1.127
Soyowan 539 496 1.035
Moreah 413 353 766
Moreah Satu 412 371 783
Basaan 575 571 1.146
Basaan Satu 640 598 1.238
Ratatotok Muara 327 327 654
Ratatotok Tengah 345 357 702
Ratatotok 449 420 869
Banyaknya Sarana & Prasarana di kecamatan Ratatotok tahun 2019 sebagai berikut :
Tabel 2.5
Sarana Tempat Ibadah di Kecamatan Ratatotok tahun 2019
MESJID/
KELURAHAN GEREJA PURA WIHARA
MUSHOLAH
Ratatotok Timur 3 3 0 0
Ratatotok Dua 1 1 0 0
Ratatotok Satu 0 1 0 0
Ratatotok Selatan 0 4 0 0
Soyowan 1 7 0 0
Moreah 0 1 0 0
Moreah Satu 0 3 0 0
Basaan 1 1 0 0
Basaan Satu 1 2 0 0
Ratatotok Muara 1 0 0 0
Ratatotok Tengah 1 0 0 0
Ratatotok 2 1 0 0
Ratatotok Utara 0 4 0 0
Ratatotok Tenggara 1 3 0 0
Basaan Dua 0 2 0 0
JUMLAH 12 33 0 0
Sumber : Ratatotok dalam angka 2019
Tabel 2.6
Banyaknya Sarana Pendidikan di kecamatan Ratatotok tahun 2019
SEKOLAH
KELURAHAN PAUD /
SD SMP SMA/SMK
TK
Ratatotok Timur 0 1 1 0
Ratatotok Dua 0 1 1 2
Ratatotok Satu 2 1 0 0
Ratatotok Selatan 0 0 0 0
Soyowan 2 1 0 0
Moreah 2 0 0 0
Moreah Satu 4 1 0 0
Basaan 1 1 0 0
Basaan Satu 2 1 1 0
Ratatotok Muara 1 0 0 0
Ratatotok Tengah 0 0 0 0
Ratatotok 2 1 0 0
Ratatotok Utara 2 0 0 0
Ratatotok Tenggara 2 1 1 2
Basaan Dua 0 0 0 0
JUMLAH 20 9 4 4
Sumber : Ratatotok dalam angka 2019
Tabel 2.7
Banyaknya Sarana Kesehatan di kecamatan Ratatotok Tahun 2019
RS PUSKESMAS PRAKTEK
KELURAHAN PUSKESMAS POSYANDU
SWASTA PEMBANTU DOKTER
Ratatotok Timur 0 0 0 1 0
Ratatotok Dua 0 0 1 1 0
Ratatotok Satu 0 0 0 1 0
Ratatotok Selatan 0 0 0 1 0
Soyowan 0 1 1 1 0
Moreah 0 0 1 1 0
Moreah Satu 0 0 1 1 0
Basaan 0 1 0 1 0
Basaan Satu 0 0 0 1 0
Ratatotok Muara 0 0 0 1 0
Ratatotok Tengah 0 0 1 1 0
Ratatotok 1 0 0 1 0
Ratatotok Utara 0 1 1 1 1
Ratatotok Tenggara 0 0 0 1 0
Basaan Dua 0 0 0 1 0
JUMLAH 1 3 6 15 1
POLIKLINIK
RS
KELURAHAN /BALAI POSKESDES POLINDES APOTEK
BERSALIN
PENGOBATAN
Ratatotok Timur 1 0 1 1 0
Ratatotok Dua 0 0 0 0 0
Ratatotok Satu 0 0 1 0 0
Ratatotok Selatan 0 0 0 0 1
Soyowan 0 0 0 0 0
Moreah 0 0 1 1
Moreah Satu 0 0 0 0 0
Basaan 1 1 1 0 0
Basaan Satu 0 0 1 0 0
Ratatotok Muara 0 1 1 0 0
Ratatotok Tengah 0 0 0 0 1
Ratatotok 0 0 0 0 1
Ratatotok Utara 0 0 1 0 0
Ratatotok Tenggara 0 0 0 0 0
Basaan Dua 0 0 0 0 0
JUMLAH 2 2 7 2 3
Sumber : Ratatotok dalam angka 2019
Tabel 2.8
Banyaknya Sarana Perekonomian di kecamatan Ratatotok Tahun 2019
PASAR
PASAR TOKO RUMAH
(BANGUNAN
KELURAHAN (BANGUNAN /WARUNG / MAKAN /
SEMI
PERMANEN) KIOS RESTORAN
PERMANEN)
Ratatotok Timur 0 0 12 13
Ratatotok Dua 0 0 11 5
Ratatotok Satu 0 0 31 4
Ratatotok Selatan 0 0 24 7
Soyowan 0 0 18 6
Moreah 0 0 11 5
Moreah Satu 0 0 11 0
Basaan 0 0 1 2
Basaan Satu 0 0 10 0
Ratatotok Muara 0 0 12 8
Ratatotok Tengah 0 0 15 5
Ratatotok 0 0 7 8
Ratatotok Utara 0 0 11 3
Ratatotok Tenggara 1 1 15 18
Basaan Dua 0 0 20 9
JUMLAH 1 1 177 93
Sumber : Ratatotok dalam angka 2019
Gambar 2.3
Peta Tata Guna Lahan Kabupaten Minahasa Tenggara
b) Alur Pelayaran.
Alur pelayaran, terdiri atas :
Tenggara.
(25) Jaringan air minum di Kecamatan Silian Raya (Sungai Mamaya, masuk
Winorangian)
(26) Jaringan air minum di Desa Tombatu I Kecamatan Tombatu
(27) Jaringan air minum di Desa Ranoketang Atas, Desa Toundanouw
Kecamatan Touluaan
(28) Dan sistem jaringan air minum yang ada di Pesisir Pantai
c) Sistem Jaringan Drainase, terdiri atas:
(1) rencana pembangunan jaringan drainase pada sepanjang sisi kiri dan
kanan jaringan jalan, terutama pada kawasan perkotaan;
(2) rencana pengembangan jaringan sungai sebagai bagian dari
pengembangan sistem drainase yang difungsikan sebagai jaringan
drainase primer;
(3) rencana pengembangan kawasan cekungan sebagai kawasan resapan
air; dan
(4) rencana pembangunan dan pengembangan sumur – sumur resapan
dan lubang – lubang biopori serta teknis lainnya untuk mempercepat
proses resapan air.
d) Jalur Evakuasi bencana, terdiri atas:
(1) rencana pembangunan jalur evakuasi dan ruang evakuasi pada
kawasan pesisir pantai yang berlokasi di wilayah Kecamatan
Ratatotok, Belang, dan Pusomaen;
(2) perlindungan dan pengendalian pembangunan pada kawasan yang
rawan terhadap bahaya bencana Gunung Soputan, baik perlindungan
terhadap lontaran material letusan gunung maupun terhadap bahaya
aliran lahar gunung berapi; dan
(3) perlindungan dan pengendalian pembangunan pada kawasan yang
rawan banjir dan tanah longsor.
(4) Pemasangan Instalasi peringatan dini bencana
(2) Sistem pengolahan limbah pada IPAL dan IPLT dilakukan dengan
sistem off site.