Anda di halaman 1dari 240

DOKUMEN

UPAYA PENGELOLAAN DAN


PEMANTAUAN LINGKUNGAN
(UKL-UPL)

KOPERASI
GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT
(GAPURA)

RENCANA KEGIATAN
PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS UNTUK
KEPENTINGAN SENDIRI (TUKS) DAN FASILITAS
PENUNJANGNYA
DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PASER, 2021
KEPUTUSAN DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN PASER
NOMOR : 02092101164010001

TENTANG

PERSETUJUAN PERNYATAAN KESANGGUPAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP


USAHA PELABUHAN TERSUS DI KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN
TIMUR OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)

Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, ditetapkan:
1) Pasal 3 ayat (3): Persetujuan Lingkungan menjadi prasyarat penerbitan Perizinan
Berusaha;
2) Pasal Pasal 60 ayat (1): Pemeriksaan Formulir UKL-UPL Standar Spesifik untuk
usaha dengan tingkat risiko menengah rendah dilakukan secara otomatis melalui
sistem OSS;
b. bahwa rencana Usaha Pelabuhan Tersus di Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur
oleh Koperasi GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA) yang wajib memiliki
UKL-UPL;
Memperhatikan : Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan Lingkungan Hidup Usaha Pelabuhan Tersus Oleh
Koperasi GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN PASER TENTANG


PERSETUJUAN PERNYATAAN KESANGGUPAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN
HIDUP USAHA PELABUHAN TERSUS DI KABUPATEN PASER PROVINSI
KALIMANTAN TIMUR OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT
(GAPURA)
KESATU : Nama Usaha: Pelabuhan Tersus, dengan lokasi Usaha: Desa Rangan, Kel. Rangan, Kec.
Kuaro, Kab. Paser, Provinsi Kalimantan Timur
KEDUA : Penanggung Jawab Usaha dan Kegiatan ini adalah
1. Nama Pelaku Usaha : Koperasi GABUNGAN PENGUSAHA
RAKYAT (GAPURA)
2. Nomor Induk Berusaha (NIB) : 9120208812172
3. Nama Usaha dan/atau Kegiatan : Pelabuhan Tersus
4. Jenis Usaha dan/atau Kegiatan : 52222 - Aktivitas Pelayanan Kepelabuhanan
Sungai dan Danau
5. Nama Penanggung Jawab : AMIR MAHMUD D
6. Jabatan : DIREKTUR
7. Alamat : Desa Busui, Kel. Busui, Kec. Batu Sopang, Kab.
Paser, Provinsi Kalimantan Timur
8. Lokasi Kegiatan : Desa Rangan, Kel. Rangan, Kec. Kuaro, Kab.
Paser, Provinsi Kalimantan Timur
9. No. Telepon : 81251834626
10. Email : gabungan.pengusaha.rakyat@gmail.com
KETIGA : Ruang lingkup rencana Usaha ini adalah: Pembangunan Pelabuhan Tersus terminal untuk
kepentingan sendiri
KEEMPAT : Pelaku usaha wajib melakukan pengelolaan dan pemantauan lingkungan sebagaimana

1. Dokumen ini diterbitkan sistem OSS berdasarkan data dari Pelaku Usaha, tersimpan dalam sistem OSS, yang menjadi tanggung jawab Pelaku Usaha.
2. Dalam hal terjadi kekeliruan isi dokumen ini akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.
3. Data lengkap Perizinan Berusaha dapat diperoleh melalui sistem OSS menggunakan hak akses.
tercantum dalam Lampiran I keputusan ini.
KELIMA : Pelaku Usaha wajib memenuhi Persetujuan Teknis, antara lain:
1. pemenuhan baku mutu air limbah sebagaimana tercantum dalam Lampiran II;
2. pemenuhan baku mutu emisi sebagaimana tercantum dalam Lampiran III;
3. pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun sebagaimana tercantum dalam
Lampiran IV;
4. analisis mengenai dampak lalu lintas sebagaimana tercantum dalam Lampiran V.
KEENAM : Dalam melaksanakan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Amar KETIGA, Pelaku
Usaha wajib:
1. melakukan pengambilan data rona lingkungan yang relevan dengan potensi dampak
yang ditimbulkan, sesaat sebelum melakukan kegiatan tahap konstruksi;
2. melaksanakan tata cara penyimpanan sementara limbah B3 sebagaimana Lampiran VI
Keputusan Menteri ini;
3. mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup;
4. melakukan koordinasi dengan instansi pusat maupun daerah, berkaitan dengan
pelaksanaan kegiatan ini;
5. mengupayakan aplikasi Reduce, Reuse dan Recycle (3R) terhadap limbah-limbah yang
dihasilkan;
6. melakukan pengelolaan limbah non B3 sesuai peraturan perundang-undangan yang
berlaku sebagaimana dimaksud Lampiran I keputusan ini;
7. melaksanakan ketentuan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan Standard Operating
Procedure (SOP);
8. melakukan perbaikan secara terus-menerus terhadap kehandalan teknologi yang
digunakan dalam rangka meminimalisasi dampak yang diakibatkan dari rencana
kegiatan ini;
9. mendokumentasikan seluruh kegiatan pengelolaan lingkungan yang dilakukan terkait
dengan kegiatan tersebut;
10. menyiapkan dana penjaminan untuk pemulihan fungsi Lingkungan Hidup sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
11. menyusun laporan pelaksanaan kewajiban sebagaimana dimaksud pada angka 1 (satu)
sampai dengan angka 10 (sepuluh), paling sedikit 1 (satu) kali setiap 6 (enam) bulan
selama Usaha berlangsung dan menyampaikan kepada Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Republik Indonesia, Gubernur, Bupati/Wali kota sesuai dengan
kewenangannya.
KETUJUH : Apabila dalam pelaksanaan usaha dan/atau kegiatan timbul dampak lingkungan hidup di
luar dari dampak yang dikelola, pelaku usaha wajib melaporkan kepada Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, Gubernur, Bupati/Wali kota sesuai
dengan kewenangannya paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja sejak diketahuinya timbulan
dampak lingkungan hidup di luar dampak yang wajib dikelola sebagaimana dimaksud
dalam Lampiran I keputusan ini.
KEDELAPAN : Dalam pelaksanaan Keputusan ini, Menteri/Gubernur/Bupati/Wali kota melakukan
pengawasan terhadap pelaksanaan usaha yang dilaksanakan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun.
KESEMBILAN : Pelaku Usaha wajib mengajukan permohonan perubahan Persetujuan Lingkungan apabila
terjadi perubahan atas rencana usaha dan/atau kegiatannya dan/atau oleh sebab lain sesuai
dengan kriteria perubahan yang tercantum dalam Pasal 89 Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
KESEPULUH : Persetujuan Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan Lingkungan Hidup ini merupakan
prasyarat penerbitan Perizinan Berusaha.
KESEBELAS : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan berakhir bersamaan dengan
berakhirnya Perizinan Berusaha.

Ditetapkan di :Paser
pada tanggal :02 September 2021
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten
Paser

1. Dokumen ini diterbitkan sistem OSS berdasarkan data dari Pelaku Usaha, tersimpan dalam sistem OSS, yang menjadi tanggung jawab Pelaku Usaha.
2. Dalam hal terjadi kekeliruan isi dokumen ini akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.
3. Data lengkap Perizinan Berusaha dapat diperoleh melalui sistem OSS menggunakan hak akses.
Tembusan Yth :
Bupati Paser

1. Dokumen ini diterbitkan sistem OSS berdasarkan data dari Pelaku Usaha, tersimpan dalam sistem OSS, yang menjadi tanggung jawab Pelaku Usaha.
2. Dalam hal terjadi kekeliruan isi dokumen ini akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.
3. Data lengkap Perizinan Berusaha dapat diperoleh melalui sistem OSS menggunakan hak akses.

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)


PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
PERSETUJUAN KESESUAIAN KEGIATAN PEMANFAATAN RUANG
UNTUK KEGIATAN BERUSAHA
NOMOR : 30082110216401002

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja, Pemerintah Republik Indonesia
menerbitkan Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang kepada:
1.Nama Pelaku Usaha : Koperasi GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
2.NPWP : 02.404.930.6-726.000
3.Alamat Kantor : Desa Busui, Kel. Busui, Kec. Batu Sopang, Kab. Paser, Provinsi Kalimantan
Timur
No. Telepon : 0543 2489 4___
Email : gabungan.pengusaha.rakyat@gmail.com
4.Status Penanaman Modal : PMDN
5.Kode Klasifikasi Baku Lapangan : 52222
Usaha Indonesia (KBLI)
6.Judul KBLI : Aktivitas Pelayanan Kepelabuhanan Sungai dan Danau
7.Skala Usaha : Usaha Besar
8.Lokasi Usaha
a. Alamat : Desa Rangan
b. Kawasan :-
c. Desa/Kelurahan : Rangan
d. Kecamatan : Kuaro
e. Kabupaten/Kota : Kabupaten Paser
f. Provinsi : Kalimantan Timur
g. Koordinat Geografis yang dimohon : Lihat lampiran
9.Luas tanah yang dimohon : 40.000 M²

Dinyatakan disetujui.
Dengan ketentuan:
1. Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang diterbitkan secara otomatis berdasarkan Pasal 181
Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko.
2. Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang ini sebagai dokumen yang menyatakan kesesuaian antara
rencana kegiatan Pemanfaatan Ruang dengan RTR selain RDTR, dan sebagai dasar pemrosesan Perizinan
Berusaha sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
3. Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang ini berlaku selama 3 (tiga) tahun terhitung sejak
penerbitan dan dapat diperpanjang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
4. Pemegang Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang hanya dapat melakukan permohonan Perizinan
Berusaha sesuai dengan lokasi yang disetujui.
5. Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang merupakan dasar untuk mengurus perizinan selanjutnya
pada instansi yang berwenang.
6. Pemegang Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang wajib mematuhi ketentuan peraturan
perundang-undangan.

1. Dokumen ini diterbitkan sistem OSS berdasarkan data dari Pelaku Usaha, tersimpan dalam sistem OSS, yang menjadi tanggung jawab Pelaku Usaha.
2. Dalam hal terjadi kekeliruan isi dokumen ini akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.
3. Data lengkap Perizinan Berusaha dapat diperoleh melalui sistem OSS menggunakan hak akses.
Diterbitkan tanggal: 20 April 2021
a.n. Bupati Paser
Kepala DPMPTSP
Kabupaten Paser,

Ditandatangani secara elektronik

Dicetak tanggal: 01 September 2021

1. Dokumen ini diterbitkan sistem OSS berdasarkan data dari Pelaku Usaha, tersimpan dalam sistem OSS, yang menjadi tanggung jawab Pelaku Usaha.
2. Dalam hal terjadi kekeliruan isi dokumen ini akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.
3. Data lengkap Perizinan Berusaha dapat diperoleh melalui sistem OSS menggunakan hak akses.
LAMPIRAN
PERSETUJUAN KESESUAIAN KEGIATAN PEMANFAATAN RUANG
UNTUK KEGIATAN BERUSAHA
NOMOR : 30082110216401002

Tabel Koordinat yang dimohonkan


No. Lintang Bujur
1 400683.8794358984 9799695.948983675
2 400700.88278810895 9799676.919114614
3 400737.96643613663 9799664.961714515
4 400796.0490026704 9799676.965988938
5 400837.1243081831 9799715.983895287
6 400833.99612737505 9799793.977733279
7 400917.10228870384 9799813.97803382
8 400939.9958719959 9799755.032161998
9 400916.9698527828 9799455.015061667
10 400857.0477015191 9799414.145457333
11 400850.3727666499 9799499.340069452
12 400693.01326469047 9799588.07291779
13 400638.93062490644 9799668.388194486
14 400683.8794358984 9799695.948983675

1. Dokumen ini diterbitkan sistem OSS berdasarkan data dari Pelaku Usaha, tersimpan dalam sistem OSS, yang menjadi tanggung jawab Pelaku Usaha.
2. Dalam hal terjadi kekeliruan isi dokumen ini akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.
3. Data lengkap Perizinan Berusaha dapat diperoleh melalui sistem OSS menggunakan hak akses.

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)


KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR

Penyusunan dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya


Pengelolaan Lingkungan (UPL) ini merupakan salah satu upaya dari pihak
Koperasi GAPURA secara tertib administrasi untuk memenuhi kelengkapan
perizinan pengoperasiannya dan dapat menjadi alat pendukung sebagai
persyaratan pengelolaan lingkungan serta tuntutan kebijakan pembangunan yang
berwawasan lingkungan. Berdasarkan kebijakan pemerintah Republik Indonesia
mengenai pengelolaan Iingkungan hidup berwawasan lingkungan dan
berkelanjutan yang mengacu kepada Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Peraturan
Pemerintah (PP) Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, maka Koperasi GAPURA wajib
menyampaikan/ menyusun dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya
Pemantauan Lingkungan (Dokumen UKL-UPL). Berdasarkan hal tersebut, maka
Koperasi Gapura dengan kesadaran penuh membuat dan menyusun suatu kajian
atau studi mengenai upaya pengelolaan lingkungan dan upaya pemantauan
linkungan dari kegiatan pembangunan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri
(TUKS) dan Fasilitas Penunjangnya. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada
semua pihak yang telah membantu hingga tersusunnya dokumen Iingkungan ini,
sehingga dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Paser, Agustus 2021


Koperasi GAPURA

H. Syamsul
Ketua Koperasi
DAFTAR ISI,
TABEL, GAMBAR
I-ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................................................. iii
DAFTAR TABEL .................................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................... vii

I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .............................................................................................. I-1
1.2. Tujuan Rencana Kegiatan ......................................................................... I-3
1.3. Manfaat rRencana Kegiatan...................................................................... I-3
1.4. Identitas Pemrakarsa ................................................................................. I-4
1.5. Identitas Penyusun ...................................................................................... I-4

II RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN


2.1. Nama Rencana Usaha dan/atau Kegiatan .......................................... II-1
2.2. Lokasi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan.. ....................................... II-1
2.3. Skala/Besaran Rencana Kegiatan .......................................................... II-5
2.4. Garis Besar Komponen Rencana Kegiatan.......................................... II-10
2.4.1. Kesesuaian Rencana Kegiatan dengan Tata Ruang .......... II-10
2.4.2. Persetujuan Prinsip dan Teknis Atas Rencana Kegiatan II-11
2.4.3. Komponen Rencana Kegiatan yang dapat Menimbulkan
Dampak .............................................................................................. II-15
2.5. Jadwal Rencana Pelaksanaan Kegiatan ............................................... II-65

III DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN RENCANA


PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN
3.1. Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan Rencana Kegiatan ........ III-1
3.2. Rona Lingkungan Hidup Awal Lingkungan yang Berpotensi
Terkena Dampak........................................................................................... III-12
3.2.1. Komponen Lingkungan Transportasi ..................................... III-12

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
DAFTAR ISI iii

3.2.2. Komponen Lingkungan Fisik Kimia ........................................ III-15


3.2.3. Komponen Lingkungan Biologi ................................................. III-22
3.2.4. Komponen Lingkungan Sosial, Ekonomi, dan Budaya ..... III-30
3.3. Bentuk Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
Hidup ................................................................................................................. III-36

IV JUMLAH DAN JENIS IZIN PPLH

V SURAT PERNYATAAN PELAKSANA

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
I-iv

DAFTAR TABEL

BAB II RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN


Tabel 2.1. Titik koordinat lokasi rencana kegiatan Pembangunan
Terminal Khusus untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) oleh
Koperasi Gabungan Pengusaha Rakyat (GAPURA) ......................... II-1
Tabel 2.2. Titik koordinat DLKR Daratan rencana pembangunan TUKS
oleh Koperasi GAPURA ............................................................................... II-5
Tabel 2.3. Titik koordinat DLKP Perairan rencana pembangunan TUKS
oleh Koperasi GAPURA ............................................................................... II-5
Tabel 2.4. Peruntukan lahan rencana kegiatan pembangunan TUKS oleh
Koperasi GAPURA pada lahan darat ..................................................... II-6
Tabel 2.5. Peruntukan lahan dan/atau besaran rencana kegiatan
pembangunan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS)
oleh Koperasi (GAPURA) pada area perairan.................................... II-9
Tabel 2.6. Perizinan yang dimiliki terkait dengan rencana kegiatan
pembangunan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS)
oleh Koperasi Gabungan Pengusaha Rakyat (GAPURA) ............... II-15
Tabel 2.7. Rencana tenaga kerja pekerjaan konstruksi rencana kegiatan
Pembangunan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) .... II-17
Tabel 2.8. Perkiraan kebutuhan air bersih tahap konstruksi .......................... II-19
Tabel 2.9. Perkiraan jumlah sampah yang dihasilkan pada tahap
konstruksi ........................................................................................................ II-20
Tabel 2.10. Rencana jenis dan jumlah peralatan konstruksi yang akan
dimobilisasi pada masing-masing rencana kegiatan
pembangunan ................................................................................................ II-21
Tabel 2.11. Rencana mobilisasi material kegiatan pembangunan TUKS dan
fasilitas penunjangnya oleh Koperasi GAPURA .................................... II-22
Tabel 2.12. Kebutuhan bangunan........................................................................................ II-24
Tabel 2.13. Analisa perhitungan lebar alur pelayaran .......................................... II-43
Tabel 2.14. Aspek pelayaran............................................................................................ II-45
Tabel 2.15. Analisa perhitungan luas area labuh jangkar .................................... II-47
Tabel 2.16. Analisa perhitungan luas area sandar kapal ...................................... II-48

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
DAFTAR TABEL v

Tabel 2.17. Analisa perhitungan luas area dan kedalaman kolam putar ....... II-49
Tabel 2.18. Rencana penerimaan tenaga kerja tahap operasi............................ II-58
Tabel 2.19. Prakiraan kebutuhan air kegiatan operasi Terminal Untuk
Kepentingan Sendiri (TUKS) dan fasilitas penunjangnya ............ II-62
Tabel 2.20. Rincian jadwal rencana kegiatan Pembangunan Terminal
Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) dan fasilitas penunjangnya
oleh Koperasi GAPURA ............................................................................... II-66

BAB III DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN UPAYA


PENGELOLAAN SERTA UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
HIDUP
Tabel 3.1. Dampak lingkungan yang ditimbulkan rencana usaha
dan/atau kegiatan pembangunan TUKS dan fasilitas
penunjang oleh Koperasi GAPURA ........................................................ III-3
Tabel 3.2. Panjang jalan dengan tingkat kewenangan pemerintahan
kabupaten menurut kecamatan dan kondisi jalan di
Kabupaten Paser (km) tahun 2019 ....................................................... III-13
Tabel 3.3. Panjang jalan menurut tingkat kewenangan pemerintahan di
Kabupaten Paser (km) tahun 2015 - 2019 ......................................... III-14
Tabel 3.4. Panjang jalan dengan tingkat kewenangan pemerintahan
kabupaten menurut kecamatan di Kabupaten Paser (km)
tahun 2019 ...................................................................................................... III-14
Tabel 3.5. Lintasan penyebrangan di Provinsi Kalimantan Timur ................ III-15
Tabel 3.6. Banyaknya curah hujan (mm) di Kecamatan Kuaro Kabupaten
Paser berdasarkan bulan ........................................................................... III-16
Tabel 3.7. Banyaknya hari hujan di Kecamatan Kuaro, Kabupaten Paser
Berdasarkan Bulan....................................................................................... III-16
Tabel 3.8. Data angin di wilayah studi ...................................................................... III-17
Tabel 3.9. Batas Indeks Standar Pencemaran Udara Dalam Satuan SI......... III-18
Tabel 3.10. Hasil perhitungan konversi udara ambien ke ISPU ........................ III-18
Tabel 3.11. Data hasil pengukuran kebisingan ........................................................ III-19
Tabel 3.12. Intensitas kebisingan dari sumber alat-alat berat........................... III-19
Tabel 3.13. Intensitas kebisingan dari kendaraan bermotor.............................. III-19
Tabel 3.14. Hasil pengujian kualitas air sungai wilayah studi ........................... III-21
Tabel 3.15. Perhitungan Pollution Index (PI) ........................................................... III-22
Tabel 3.16. Jenis vegetasi hutan alam di wilayah studi......................................... III-23
Tabel 3.17. Jenis semak belukar di lokasi studi ....................................................... III-24

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
DAFTAR TABEL vi

Tabel 3.18. Jenis tumbuhan/ vegetasi tanaman budidaya yang ditanam di


ladang/kebun di sekitar areal Koperasi Gabungan Pengusaha
Rakyat (GAPURA) ......................................................................................... III-25
Tabel 3.19. Jenis dan kelimpahan relatif mammalia di wilayah studi ............. III-25
Tabel 3.20. Jenis dan kelimpahan relatif reptilia di wilayah studi ................... III-27
Tabel 3.21. Jenis dan kelimpahan relatif aves di wilayah studi ......................... III-27
Tabel 3.22. Jenis serangga di wilayah studi ............................................................... III-28
Tabel 3.23. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Kecamatan
Kuaro Tahun 2014 sampai Tahun 2018 .............................................. III-31
Tabel 3.24. Jumlah penduduk, luas wilayah, dan kepadatan penduduk di
Kecamatan Kuaro Tahun 2014 – 2018................................................. III-31
Tabel 3.25. Komposisi penduduk berdasarkan kelompok umur ...................... III-32
Tabel 3.26. Penduduk produktif, non produktif, dan prosentase beban
tanggungan di Kabupaten Paser ............................................................. III-32
Tabel 3.27. Banyaknya sekolah menurut kelurahan di Kecamatan Kuaro
Tahun 2019 ..................................................................................................... III-33
Tabel 3.28. PDRB Kabupaten Paser Atas Dasar Harga Berlaku Menurut
Lapangan Usaha 2011-2020 (Juta Rupiah) ........................................ III-35
Tabel 3.29. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Serta Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup oleh Koperasi Gabungan
Pengusaha Rakyat (GAPURA) .................................................................. III-37

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
I-vii

DAFTAR GAMBAR

BAB II RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN


Gambar 2.1. Kondisi eksisting lokasi rencana kegiatan Pembangunan
Terminal Khusus untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) oleh
Koperasi GAPURA .................................................................................... II-2
Gambar 2.2. Peta lokasi rencana Pembangunan Terminal Khusus
untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) oleh Koperasi
GAPURA ........................................................................................................ II-3
Gambar 2.3. Peta orientasi batas-batas wilayah rencana kegiatan
Pembangunan Terminal Khusus untuk Kepentingan
Sendiri (TUKS) oleh Koperasi Gabungan Pengusaha
Rakyat (GAPURA) .................................................................................... II-4
Gambar 2.4. Peta layout lokasi Daerah Lingkungan Kerja (DLKr)
rencana kegiatan pembangunan TUKS oleh Koperasi
GAPURA ........................................................................................................ II-7
Gambar 2.5. Peta layout lokasi Daerah Lingkungan Kepentingan
(DLKP) rencana kegiatan pembangunan TUKS oleh
Koperasi GAPURA .................................................................................... II-8
Gambar 2.6. Peta overlay lokasi rencana kegiatan Pembangunan TUKS
dan fasilitas penunjangnya oleh Koperasi GAPURA dengan
Peraturan Daerah (PERDA) Provinsi Kalimantan Timur
No. 1 Tahun 2016 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2016 – 2036 ...................... II-12
Gambar 2.7. Peta kesesuaian lokasi rencana kegiatan Pembangunan
TUKS oleh Koperasi GAPURA dengan Peraturan Daerah
Kabupaten Paser Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Paser Tahun 2015-2035 ... II-13
Gambar 2.8. Peta overlay lokasi rencana kegiatan Pembangunan TUKS
dan fasilitas penunjangnya oleh Koperasi GAPURA dengan
Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Dan
Kehutanan Republik Indonesia Nomor : SK.
4945/MENLHK-PKTL/IPSDH/PLA/.1/8/ 2020 tentang
Penetapan Peta Indikatif Penghentian Pemberian Izin

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
DAFTAR GAMBAR viii

Baru Hutan Alam Primer Dan Lahan Gambut Tahun 2O2O


Periode II. ..................................................................................................... II-14
Gambar 2.9. Neraca rencana penggunaan air domestik pada tahap
konstruksi .................................................................................................... II-19
Gambar 2.10. Ilustrasi pembangunan pos jaga TUKS oleh Koperasi
GAPURA ........................................................................................................ II-25
Gambar 2.11. Pembangunan toren air TUKS Koperasi GAPURA .................... II-26
Gambar 2.12. Pembangunan WC TUKS Koperasi GAPURA ............................... II-27
Gambar 2.13. Layout rencana kegiatan pembangunan fasilitas TUKS
pada area perairan .................................................................................. II-30
Gambar 2.14. Layout jetty Koperasi GAPURA ......................................................... II-32
Gambar 2.15. Plan jetty dan stell pile plan view Koperasi GAPURA ............. II-33
Gambar 2.16. View jetty Koperasi GAPURA ............................................................. II-34
Gambar 2.17. Layout and view brasthing dolphin ................................................ II-35
Gambar 2.18. View mooring dolphin ........................................................................... II-36
Gambar 2.19. Detail pile head.......................................................................................... II-37
Gambar 2.20. Layout type catwalk ................................................................................ II-38
Gambar 2.21. Detail section catwalk ............................................................................ II-39
Gambar 2.22. Lebar alur pelayaran .............................................................................. II-41
Gambar 2.23. Kedalaman Alur Pelayaran .................................................................. II-44
Gambar 2.24. Dimensi kapal Koperasi GAPURA ..................................................... II-60
Gambar 2.25. Neraca perkiraan penggunaan air bersih kegiatan
Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) ........................... II-62
Gambar 2.26. Desain Tempat Penampungan Sementara (TPS) limbah
B3 dan pola penyimpanan kemasan drum diatas palet ........ II-65

BAB III DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN UPAYA


PENGELOLAAN SERTA UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
HIDUP
Gambar 3.1. Panjang jalan dengan tingkat kewenangan pemerintah
kabupaten menurut kondisi jalan di Kabupaten Paser ......... III-13
Gambar 3.2. Sungai Apar Kecil pada saat musim kemarau ............................ III-20
Gambar 3.3. Sumur galian masyarakat .................................................................... III-20
Gambar 3.4. Vegetasi Semak Belukar Areal Pertambangan Koperasi
Gabungan Pengusaha Rakyat (GAPURA) ...................................... III-25
Gambar 3.5. Piramida Penduduk di Kabupaten Paser Tahun 2019 ........... III-32

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
DAFTAR GAMBAR ix

Gambar 3.6. Peta pengelolaan dan pemantauan komponen lingkungan


transportasi ................................................................................................ III-63
Gambar 3.7. Peta pengelolaan dan pemantauan komponen lingkungan
fisik-kimia .................................................................................................... III-64
Gambar 3.8. Peta pengelolaan dan pemantauan komponen lingkungan
biologi ............................................................................................................ III-65
Gambar 3.9. Peta pengelolaan dan pemantauan komponen lingkungan
Sosekbud ...................................................................................................... III-66

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
BAB I
PENDAHULUAN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sumber daya alam atau biasa disingkat SDA adalah sesuatu yang dapat
dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan dan kebutuhan hidup manusia agar
hidup lebih sejahtera yang ada di sekitar alam lingkungan hidup kita. Sumber daya
alam bisa terdapat di mana saja seperti di dalam tanah, air, permukaan tanah,
udara, dan lain sebagainya. Salah satu sumber daya yang berpotensi di Indonesia
adalah batubara. Batubara merupakan salah satu tambang yang berpotensi untuk
dimanfaatkan lebih lanjut oleh pemerintah selain minyak dan gas bumi. Batubara
pada saat ini lebih banyak digunakan sebagai bahan bakar pembangkit listrik
walaupun sebenarnya batubara bermanfaat juga bagi sektor rumah tangga,
industri, dan transportasi. Untuk sektor rumah tangga manfaat batubara sebagai
bahan bakar dibentuk briket batubara. Dalam dunia industri dan transportasi
batubara diubah dalam bentuk cair atau berupa batubara yang bermanfaat sebagai
pengganti bahan bakar minyak. Penyebaran batubara di Indonesia cukup meluas
baik di Indonesia bagian barat maupun Indonesia bagian timur. Kebanyakan
terdapat di cekungan-cekungan batubara pada beberapa tempat di Pulau Sumatera
dan Pulau Kalimantan. Batubara selama ini merupakan salah satu komoditi bahan
galian yang telah banyak memberikan kontribusi dalam penerimaan devisa negara
maupun peranannya dalam menggerakkan roda perekonomian nasional. Salah
satu daerah penghasil batubara yang cukup penting adalah provinsi Kalimantan
Timur.

Posisi strategis tersebut harus dimanfaatkan secara maksimal sebagai


modal dasar pembangunan nasional berdasarkan Undang-undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 dan Pancasila untuk mewujudkan Indonesia yang
aman, sejahtera, adil dan makmur. Untuk mewujudkan pembangunan nasional
tersebut perlu dibangun sistem transportasi nasional yang efektif dan efisien. Hal
ini untuk menunjang dan sekaligus menggerakkan dinamika pembangunan,
meningkatkan mobilitas manusia, barang, dan, jasa. Selain itu bertujuan untuk
membantu terciptanya pola distribusi nasional yang mantap dan dinamis,
mendukung pengembangan wilayah dan perkembangan bermasyarakat serta
meningkatkan hubungan internasional.

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
PENDAHULUAN I-2

Potensi pertambangan yang ada di Indonesia terutama di Provinsi


Kalimantan Timur menjadi potensi yang harus dapat dioptimalkan. Pengelolaan
dan pemanfaatannya harus dilakukan semaksimal mungkin agar memberikan
keuntungan bagi negara dan juga dapat dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia.
Industri pertambangan khususnya tambang batubara di negara Indonesia sangat
pesat pertumbuhannya seiring dengan permintaan pasar dunia akan kebutuhan
batubara. Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai
sumber kekayaan alam batubara yang cukup besar, sehingga untuk dapat
memanfaatkan dan mengelola perlu sarana infrastruktur yang memadai. Guna
menunjang kegiatan dan terselenggaranya kelancaran operasional kegiatan usaha
pertambangan batubara di Provinsi Kalimantan Timur perlu adanya pelabuhan/
terminal khusus pengangkut batubatu bara.

Guna menunjang kegiatan dan terselenggaranya kelancaran operasional


kegiatan usaha pertambangan batubara di Kabupaten Paser pada khususnya dan
di Provinsi Kalimantan Timur pada umumnya, Koperasi Gabungan Pengusaha
Rakyat (GAPURA) sebagai salah satu perusahaan yang mempunyai IUP Batubara
(Surat Keputusan (SK) Bupati Kabupaten Paser mengenai Izin Usaha
Pertambangan (IUP) Operasi Produksi Batubara pada tanggal 30 Mei 2014) di
Desa Karang Tunggal, Pedas, Bejarau dan Pelantaran Kecamatan Batu Sopang,
Kabupaten Paser Provinsi Kalimantan Timur berencana akan melakukan
pembangunan Terminal Khusus sebagai salah satu fasilitas pendukung utama
dalam operasional produksi. Terminal Khusus tersebut merupakan fasilitas yang
sangat penting sebagai sarana dan prasarana produksi dan pengiriman hasil
Pertambangan Batubara dari lokasi rencana tersus menuju ke lokasi alih muat/
STS di Teluk Adang Kabupaten . Rencana pembangunan Terminal Khusus oleh
Koperasi Gabungan Pengusaha Rakyat (GAPURA) berada di Desa Rangan,
Kecamatan Kuaro, Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur.

Berdasarkan dampak-dampak lingkungan yang akan ditimbulkan oleh


rencana kegiatan Pembangunan Terminal Khusus, maka Koperasi Gabungan
Pengusaha Rakyat (GAPURA) (selaku pemrakarsa) akan melakukan suatu sistem
pengelolaan lingkungan baik dalam keterkaitan kegiatan, keterkaitan dampak yang
ditimbulkan, keterkaitan pengelolaan lingkungan dan keterkaitan manajemen
opeasional pengelolaan lingkungan dengan membuat dokumen lingkungan. Sejalan
dengan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5059) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor
11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2020 Nomor 245, Tambahan l.embaran Negara Republik Indonesia Nomor 6573);
serta Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
PENDAHULUAN I-3

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup , maka setiap usaha dan/atau


kegiatan yang berdampak penting terhadap lingkungan hidup wajib memiliki
AMDAL. Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Nomor : P.38/MENLHK/SETJEN/KUM.1/7/2019 tentang Rencana Usaha dan/atau
Kegiatan yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, maka
rencana kegiatan Pembangunan Terminal khusus oleh Koperasi Gabungan
Pengusaha Rakyat (GAPURA) Wajib membuat Dokumen Upaya Pengelolaan dan
Pemantauan Lingkungan (Dokumen UKL - UPL).

Pedoman teknis penyusunan Dokumen Upaya Pengelolaan dan Pemantauan


Lingkungan (Dokumen UKL - UPL) Pembangunan Terminal Khusus oleh Koperasi
Gabungan Pengusaha Rakyat (GAPURA) mengacu pada Peraturan Pemerintah
Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (Lampiran III).

Mengacu pada Peraturan Pemerintah No. 5 Tahun 2021 tentang


Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Resiko serta surat arahan
kewenenangan dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor S737/
PDLUK/ EKSKDL/ PLA.4/ 7/ 2021 yang menyatakan kewenangan penilaian dilihat
dari rute pengangkutan, maka terkait rencana kegiatan Pembangunan Terminal
Khusus oleh Koperasi Gabungan Pengusaha Rakyat (GAPURA) dimana jalur
pengangkutannya dari lokasi tarsus menuju STS teluk Adang, dimana lokasi
tersebut masih berada dalam satu kabupaten (pengumpan local) maka dokumen
ini akan dinilai oleh Komisi Penilai Amdal (KPA) Kabupaten Paser.

1.2. Tujuan Rencana Kegiatan

Tujuan rencana kegiatan pembangunan Terminal Untuk Kepentingan


Sendiri (TUKS) oleh Koperasi Gabungan Pengusaha Rakyat (GAPURA) adalah :

1. Menunjang kegiatan dan terselenggaranya kelancaran operasional kegiatan


usaha pertambangan (batubara);

2. Terjalinnya suatu jaringan infrastruktur pelabuhan secara terpadu, selaras dan


harmonis agar bersaing dan tidak saling mengganggu yang bersifat dinamis;

3. Terwujudnya penyelenggaraan pelabuhan yang handal dan berkemampuan


tinggi, dalam rangka menunjang pembangunan nasional dan daerah.

1.3. Kegunaan Rencana Kegiatan

Kegunaan rencana kegiatan pembangunan Terminal Untuk Kepentingan


Sendiri (TUKS) oleh Koperasi Gabungan Pengusaha Rakyat (GAPURA) adalah :

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
PENDAHULUAN I-4

1. Meningkatkan kegiatan ekonomi didaerah belakang (interland) dan untuk


menunjang kelancaran perdagangan antar pulau atau negara (eksport dan
inport) serta perkembangan daerah;

2. Mendukung kelancaran produksi suatu perusahaan atau pabrik guna


menunjang kebutuhan pertambangan nasional maupun kebutuhan ekspor;

3. Mengembangkan wilayah desa, kecamatan, dan kabupaten terkait, melalui


pemerataan pembangunan serta merangsang berfungsinya berbagai
penggerak pembangunan;

4. Membuka peluang usaha dan menciptakan lapangan kerja untuk


meningkatkan pendapatan masyarakat di Kabupaten Paser pada umumnya
dan Desa Rangan pada khususnya;

5. Meningkatkan devisa negara dari sektor non-migas dan pendapatan asli


daerah (PAD) Provinsi Kalimantan Timur;

1.4. Identitas Pemrakarsa

Pemrakarsa rencana kegiatan pembangunan Terminal Untuk Kepentingan


Sendiri (TUKS) adalah sebagai berikut :

- Nama Perusahaan : Koperasi Gabungan Pengusaha Rakyat


(GAPURA)

- Alamat Kantor : Desa Busui, Kel. Busui, Kec. Batu Sopang,


Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur.

- Alamat Kegiatan : Desa Rangan, Kecamatan Kuaro, Kabupaten


Paser, Provinsi Kalimantan Timur

- Status Penanaman Modal : Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)

- Jenis Kegiatan : Terminal Khusus untuk Kepentingan Sendiri

- Penanggung Jawab : H. Syamsul

- Jabatan : Ketua Koperasi

1.5. Identitas Penyusun

Penyusunan dokumen Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan


(UKL-UPL) ini dilakukan dengan melibatkan tenaga ahli sesuai dengan bidang
kajian yang diperlukan.

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
PENDAHULUAN I-5

- Korbid. Lingkungan : Fajlur Adi Rahman, S.Pi., M.M.


(Surat Keterangan Lulus Kompetensi
089/SKET/LSP-LH/XI/2020)

- Korbid. Sipil dan Bangunan : Anggi Setya Gunawan ST


(Tehnik Sipil)

- Korbid. Sosial Ekonomi Budaya : Irfan Hanifa, SPi M.Si


(S2 Manajemen Sumberdaya Pantai)

Sertifikasi Kompetensi Anggota Penyusun No.


74990 2133 6 0000750 2020

- Korbid. Biologi : Aunurrahman, M.Si


(S2 Manajemen Sumberdaya Pantai)
Sertifikasi Kompetensi Ketua Tim No. 74909
2133 6 0000750 2020
- Korbid. Hidrooceanografi : Abdal Septrianto S.Kel
(S1 Ilmu Kelautan)
- Ahli Pemetaan dan SIG : Ardi Carova Tarigan S.Kel.
(S1 Ilmu Kelautan)

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
BAB II
RENCANA USAHA
DAN/ATAU KEGIATAN
BAB II
RENCANA USAHA DAN/ATAU
KEGIATAN

2.1 Nama Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

Rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Koperasi Gabungan
Pengusaha Rakyat (GAPURA) adalah Pembangunan Terminal Khusus untuk
Kepentingan Sendiri (TUKS).

2.2 Lokasi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

Lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan Pembangunan Terminal Khusus untuk


Kepentingan Sendiri (TUKS) oleh Koperasi Gabungan Pengusaha Rakyat (GAPURA)
secara administratif berada di Desa Rangan, Kecamatan Kuaro, Kabupaten Paser,
Provinsi Kalimantan Timur. Secara garis besar rencana kegiatan Pembangunan
Terminal Khusus untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) oleh Koperasi Gabungan
Pengusaha Rakyat (GAPURA) terdiri atas 3 (tiga) lokasi pembangunan yaitu
dermaga jetty/ dermaga apung, wilatah fasilitas daratan dan wilayah fasilitas
perairan. Titik koordinat lokasi rencana kegiatan Pembangunan Terminal Khusus
untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) oleh Koperasi Gabungan Pengusaha Rakyat
(GAPURA) selengkapnya disajikan pada Tabel berikut ini.

Tabel 2.1. Titik koordinat lokasi rencana kegiatan Pembangunan Terminal


Khusus untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) oleh Koperasi Gabungan
Pengusaha Rakyat (GAPURA)
Titik Koordinat Titik Koordinat
No Bujur Timur No Bujur Timur
Lintang Selatan (LS) Lintang Selatan (LS)
(BT) (BT)
A. Dermaga Jetty/ Demaga Apung C. Wilayah Fasilitas Perairan
1. 116°06'30,7" 01°48'52,0" 1. 116°06'25,8" 01°48'46,7"
B. Wilayah Fasilitas Daratan 2. 116°06'25,3" 01°48'48,8"
1. 116°06'34,0" 01°48'38,0" 3. 116°06'28,1" 01°48'49,9"
2. 116°06'24,0" 01°48'44,0" 4. 116°06'28,8" 01°48'51,9"
3. 116°06'25,8" 01°48'46,7" 5. 116°06'28,7" 01°48'53,0"
4. 116°06'30,3" 01°48'49,2" 6. 116°06'30,7" 01°48'53,1"
5. 116°06'30,7" 01°48'52,5" 7. 116°06'30,3" 01°48'49,1"
6. 116°06'33,0" 01°48'51,0"
Sumber : Koperasi Gabungan Pengusaha Rakyat (GAPURA)

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN II-2

Kondisi eksisting lokasi rencana kegiatan Pembangunan Terminal Khusus untuk


Kepentingan Sendiri (TUKS) oleh Koperasi Gabungan Pengusaha Rakyat (GAPURA)
disajikan pada Gambar berikut ini.

Gambar 2.1. Kondisi eksisting lokasi rencana kegiatan Pembangunan Terminal


Khusus untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) oleh Koperasi GAPURA
Batas-batas wilayah rencana usaha dan/atau kegiatan Pembangunan Terminal
Khusus untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) adalah sebagai berikut :

 Sebelah Timur : Lahan bervegetasi

 Sebelah Selatan : Sungai Apar Kecil

 Sebelah Barat : Lahan bervegetasi

 Sebelah Utara : Jalan lingkungan

Sedangkan Peta lokasi rencana kegiatan dan peta orientasi batas-batas wilayah
rencana kegiatan Pembangunan Terminal Khusus untuk Kepentingan Sendiri
(TUKS) oleh Koperasi Gabungan Pengusaha Rakyat (GAPURA) disajikan pada
Gambar 2.2 dan Gambar 2.3.

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Gambar : 2.2.
116°6'0"E 116°6'30"E 116°7'0"E

Peta Lokasi Rencana Pembangunan


Terminal Khusus untuk Kepentingan Sendiri (TUKS)
oleh Koperasi GAPURA

UKL-UPL
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS
oleh Koperasi Gabungan Pengusaha Rakyat (GAPURA)
Di Desa Rangan Kecamatan Kuaro
Kabupaten Paser Provinsi Kalimantan Timur

0 120
¬ 240 480

Meters

Legenda
1°48'30"S

1°48'30"S
Lokasi Rencaa Pembangunan TUKS
Koperasi GAPURA

ADMINISTRASI LOKASI :
- Desa : Rangan
- Kecamatan : Kuaro
- Kabupaten : Paser
- Provinsi : Kalimantan Timur

JETTY INTEREX/
TMJ Tempayang

Sumber :
- Basemap 2021
- Koperasi Gapura
- Kajian Tim UKL-UPL Inset Peta
1°49'0"S

1°49'0"S
115.97 116.17 116.37

Pelabuhan
Jangkar
Kecamatan
Kuaro

Lokasi Peta

115.97 116.17 116.37

116°6'0"E 116°6'30"E 116°7'0"E


Gambar : 2.3.
116°6'20"E 116°6'40"E

Peta Orientasi Batas-batas wilayah rencana kegiatan


Terminal Khusus untuk Kepentingan Sendiri (TUKS)
oleh Koperasi GAPURA

UKL-UPL
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS

AN
oleh Koperasi Gabungan Pengusaha Rakyat (GAPURA)

G
UN
Di Desa Rangan Kecamatan Kuaro

K
Kabupaten Paser Provinsi Kalimantan Timur

NG
LI
N
LA
¬

JA
1°48'40"S

1°48'40"S
0 55 110 220

Meters

LAHAN VEGETASI Legenda


LOKASI RENCANA TUKS KOPERASI GAPURA

BATAS-BATAS LOKASI TUKS


Sebelah Timur : Lahan bervegetasi
Sebelah Selatan: Sungai Apar Kecil
Sebelah Barat : Lahan bervegetasi
JETTY INTEREX/ Sebelah Utara : Jalan Lingkungan
TMJ Tempayang

LAHAN
LAHAN VEGETASI VEGETASI

Sumber :
- Basemap 2021
- Koperasi Gapura
- Kajian Tim UKL-UPL Inset Peta
115.97 116.17 116.37

Kecamatan
1°49'0"S

1°49'0"S
Kuaro

SU
NG
AI
AP
AR
KE
CI Lokasi Peta
L

115.97 116.17 116.37

116°6'20"E 116°6'40"E
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN II-5

2.3 Skala/ Besaran Rencana Kegiatan

Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Koperasi Gabungan


Pengusaha Rakyat (GAPURA) adalah Pembangunan Terminal Khusus untuk
Kepentingan Sendiri (TUKS) diharapkan dapat mendukung kegiatan operasional
eksisting (pertambangan). Secara garis besar rencana kegiatan yang akan dilakukan
oleh Koperasi Gapura adalah pembangunan fasilitas darat dan pembangunan
fasilitas perairan. Rencana kegiatan pembangunan TUKS dan fasilitas penunjang
akan dibangun pada Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) dan Daerah Lingkungan
Kepentingan (DLKp).

Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) adalah wilayah perairan dan daratan pada
pelabuhan atau terminal khusus yang digunakan secara langsung untuk kegiatan
pelabuhan. Sedangkan, Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKp) adalah perairan di
sekeliling daerah lingkungan kerja perairan pelabuhan yang dipergunakan untuk
menjamin keselamatan pelayaran. DLKr meliputi wilayah daratan dan perairan,
sementara DLKp hanya meliputi wilayah perairan. Titik koordinat lokasi Daerah
Lingkungan Kerja (DLKr) rencana kegiatan pembangunan TUKS oleh Koperasi
GAPURA selengkapnya disajikan pada Tabel berikut ini.

Tabel 2.2. Titik koordinat DLKR Daratan rencana pembangunan TUKS oleh
Koperasi GAPURA
Titik Koordinat
No
Lintang Selatan (LS) Bujur Timur (BT)
1. 01°48'52,33" 116°6'31,03"
2. 01°48'51,00" 116°6'32,97"
3. 01°48'41,23" 116°6'33,72"
4. 01°48'39,31" 116°6'32.98"
5. 01°48'39.96" 116°6'30.29"
6. 01°48'42.50" 116°6'30.39"
7. 01°48'43.77" 116°6'29.06"
8. 01°48'44.16" 116°6'27.18"
9. 01°48'43.77" 116°6'25.98"
10. 01°48'43.15" 116°6'25.43"

Sedangkan lokasi Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKP) Perairan rencana


kegiatan pembangunan TUKS dan fasilitas penunjangnya oleh Koperasi Gapura
disajikan pada Tabel berikut ini.

Tabel 2.3. Titik koordinat DLKP Perairan rencana pembangunan TUKS oleh
Koperasi GAPURA
Titik Koordinat Titik Koordinat
No Lintang Selatan Bujur Timur No Lintang Selatan Bujur Timur
(LS) (BT) (LS) (BT)
A. Sandar Kapal C. Kolam Jangkar
1. 1°48'49.47" 116° 6'29.64" 1. 1°48'55.79" 116° 6'30.02"

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN II-6

Titik Koordinat Titik Koordinat


No Lintang Selatan Bujur Timur No Lintang Selatan Bujur Timur
(LS) (BT) (LS) (BT)
2. 1°48'50.31" 116° 6'29.15" 2. 1°48'56.86" 116° 6'30.73"
3. 1°48'49.04" 116° 6'26.92" 3. 1°48'57.61" 116° 6'29.63"
4. 1°48'48.20" 116° 6'27.41" 4. 116° 6'29.63" 116° 6'28.92"
B. Kolam Putar D. Alur Pelayaran
1. 1°48'52.53" 116° 6'29.64" 1. 1°48'54.97" 116° 6'31.22"
2. 1°48'54.68" 116° 6'26.40" 2. 1°48'55.46" 116° 6'31.54"
3. 1°48'56.86" 116° 6'27.85" 3. 1°48'56.57" 116° 6'32.06"
4. 1°48'54.68" 116° 6'31.09" 4. 1°48'57.90" 116° 6'32.97"
5. 1°48'58.36" 116° 6'32.29"
6. 1°48'57.02" 116° 6'31.41"
7. 1°48'56.08" 116° 6'30.61"
8. 1°48'55.62" 116° 6'30.28"

Peta layout lokasi Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) dan Daerah Lingkungan
Kepentingan (DLKP) rencana kegiatan pembangunan TUKS dan fasiltas
penunjangnya oleh Koperasi GAPURA selengkapnya disajikan pada Gambar 2.4 dan
Gambar 2.5.

 Pembangunan Fasilitas Darat

Rencana pembangunan fasilitas (darat) TUKS akan dibangun diatas lahan


Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) Daratan. Rencana pembangunan fasilitas
darat TUKS oleh Koperasi GAPURA meliputi pembangunan stock yard, stock pile
batu bara, settling pond, porta camp, timbangan, pos security dan WC. Total luas
rencana pembangunan fasilitas darat TUKS oleh Koperasi GAPURA adalah ± x
m2. Rencana pembangunan fasilitas (darat) TUKS oleh Koperasi GAPURA
berupa stock yard seluas ± x m2, stock pile batu bara seluas ± x m2, settling pond
seluas ± x m2, portacamp (perkantoran) seluas ± x m2, timbangan seluas ± x m2,
pos security seluas ± x m2 dan WC seluas ± x m2. Besaran rencana kegiatan
pembangunan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri dan fasilitas penunjang
pada DLKr darat oleh Koperasi Gabungan Pengusaha Rakyat (GAPURA)
disajikan pada Tabel berikut ini.

Tabel 2.4. Peruntukan lahan rencana kegiatan pembangunan TUKS oleh


Koperasi GAPURA pada lahan darat
No Peruntukan Luas (m2) Jumlah
1. Stock pile batu bara 35.000 1 unit
2. Portacamp 100
3. Timbangan 2 unit
4. Pos security 12 2 unit
5. Selting pound 10.000 1 unit

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Gambar : 2.4.
116°6'25"E 116°6'30"E 116°6'35"E

Peta Layout Lokasi Daerah Lingkungan Kerja (DLKr)


TUKS Koperasi GAPURA
4
!
( UKL-UPL
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS
5 oleh Koperasi Gabungan Pengusaha Rakyat (GAPURA)
1°48'40"S

1°48'40"S
!
( Di Desa Rangan Kecamatan Kuaro
Kabupaten Paser Provinsi Kalimantan Timur

STOCKPILE
BATUBARA
3
!
(
0 20
¬ 40 80

Meters
6
!
(
10 Legenda
!
( Daerah Lingkungan Kerja (DLKr Daratan)
9 7 Luas : 5,45 Ha
!
( !
( KOORDINAT DLKR DARATAN
8
!
( Kode Bujur Timur (BT) Lintang Selatan (LS)
1 116 6 31.03 1 48 52.33
2 116 6 32.97 1 48 51
3 116 6 33.72 1 48 41.23
1°48'45"S

1°48'45"S
4 116 6 32.98 1 48 39.31
STOCKPILE 5 116 6 30.29 1 48 39.96
BATUBARA 6 116 6 30.39 1 48 42.5
7 116 6 29.06 1 48 43.77
8 116 6 27.18 1 48 44.16
STOCKPILE
BATUBARA 9 116 6 25.98 1 48 43.77
10 116 6 25.43 1 48 43.15

Sumber :
- Basemap 2021
- Koperasi Gapura
- Kajian Tim UKL-UPL Inset Peta
116.064 116.114 116.164 116.214

Kecamatan
Kuaro
1°48'50"S

1°48'50"S
2
!
(
Lokasi Peta

1
!
(
116.064 116.114 116.164 116.214

116°6'25"E 116°6'30"E 116°6'35"E


Gambar : 2.5.
116°6'25"E 116°6'30"E 116°6'35"E

Peta Layout Lokasi Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKp)


DLKR DARATAN TUKS Koperasi GAPURA
STOCKPILE
4 BATUBARA UKL-UPL
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS
!
(
oleh Koperasi Gabungan Pengusaha Rakyat (GAPURA)
Di Desa Rangan Kecamatan Kuaro
3 STOCKPILE Kabupaten Paser Provinsi Kalimantan Timur
!
( BATUBARA

0,25 HA

¬
1 JETTY
!
(

2 0 20 40 80
!
(
Meters
1°48'50"S

1°48'50"S
Legenda

Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKp Perairan)

KOORDINAT DLKR PERAIRAN


Kode Bujur Timur (BT) Lintang Selatan (LS)
1 116 6 25.3 1 48 48.52
2 116 6 30.58 1 48 49.66
3 116 6 27.54 1 48 47.94
4 116 6 26.01 1 48 47.09
5 116 6 28.67 1 48 53.05
6 116 6 30.9 1 48 59.69
7 116 6 33.42 1 48 58
8 116 6 31.03 1 48 54.42

8 Sumber :
!
( - Basemap 2021
- Koperasi Gapura
1°48'55"S

1°48'55"S
- Kajian Tim UKL-UPL Inset Peta
116.064 116.114 116.164 116.214

ALUR
5 Kecamatan
!
( Kuaro
JANGKAR

1,17 HA 7
!
( Lokasi Peta

116.064 116.114 116.164 116.214

6
!
(
1°49'0"S

1°49'0"S
116°6'25"E 116°6'30"E 116°6'35"E
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN II-9

 Pembangunan Fasilitas Perairan

Rencana pembangunan fasilitas perairan TUKS oleh Koperasi GAPURA akan


dibangun diatas area DLKr perairan. Rencana pembangunan fasilitas perairan
TUKS oleh Koperasi GAPURA meliputi pembangunan kolam pelabuhan, area
sandar kapal, kanal pelabuhan, akses masuk dan akses keluar kapal, kolam
putar, area sandar, area labuh kapal, area darurat. Peruntukan lahan dan/atau
besaran rencana kegiatan pembangunan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri
(TUKS) oleh Koperasi Gabungan Pengusaha Rakyat (GAPURA) pada area
perairan disajikan pada Tabel berikut ini.

Tabel 2.5. Peruntukan lahan dan/atau besaran rencana kegiatan


pembangunan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) oleh
Koperasi (GAPURA) pada area perairan
Spesifikasi/
No Peruntukan Parameter Rumus Pendekatan Keterangan
Kebutuhan Area
1. Alur  Ukuran panjang - Lebar Alur Pelayaran : 162 m Lokasi terminal
Pelayaran kapal (LoA) = 80 m  Dua jalur dan alur khusus Koperasi
 Lebar Kapal (B) = 22 melengkung dan kondisi Gabungan Pengusaha
alur kapal jarang Rakyat (GAPURA)
berpapasan berada di tepi perairan
(W) = 6 B + 30 M Sungai Apar Kecil
 Dua jalur dan alur 228 m dengan lebar sungai ±
melengkung dan kondisi 300 m. Dengan lebar
alur kapal sering alur pelayaran sebesar
berpapasan 137,15 m, maka alur
(W) = 9 B + 30 M pelayaran ini
 Dua jalur dan alur relatif 184 m termasuk dalam
panjang dan kondisi alur kategori aman
kapal sering berpapasan
(W) = 7 B + 30 M
 Dua jalur dan alur relatif 118 m
panjang dan kondisi alur
kapal jarang berpapasan
(W) = 4 B + 30 M
 Satu jalur dan kondisi 110 m
alur kapal tidak
berpapasan.
(W) = 5 B
 Lebar alur - Luas Areal Alur Pelayaran
pelayaran (W) (A)
 Panjang alur Luas Alur Pelayaran (A)= 48.600 m2
pelayaran WxL
(L) = 300 m  Lebar 162 m
 Lebar 228 m 68.400 m2
 Lebar 184 m 55.200 m2
 Lebar 118 m 35.400 m2
 Lebar 110 m 33.000 m2
 Draft kapal (D); - Kedalaman Alur Kedalaman air alur
 Gerak vertikal kapal Pelayaran (H) penyaluran menurut
karena gelombang H=d+G+R+P+S+K data survey
dan squast (G); bathimetry adalah
 Ruang kebebasan sudah cukup dalam
bersih minimum sekitar -3,2 m
adalah 0,5 m untuk ditambah adanya
dasar laut/perairan pasang surut
terbesar sekitar 1 m.

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN II-10

Spesifikasi/
No Peruntukan Parameter Rumus Pendekatan Keterangan
Kebutuhan Area
berpasir, 0,1 untuk
dasar karang (R);
 Ketelitian
pengukuran (P);
 Pengendapan
sedimen antara dua
pengerukan
 Toleransi
pengerukan (K)
2. Area Labuh  Jari-jari areal untuk R = L + 6D + 30 Meter R = 253,6 m, maka
Jangkar labuh per kapal (R) Luas = 5,05 Ha
(Anchorage  Panjang kapal (L) R = L + 4,5D + 30 Meter R= 245,2 m, maka
Area) = 80 m Luas = 4,72 Ha
 Kedalaman R = L + 25 Meter R = 210 m, maka
perairan (D) Luas = 3,46 Ha
= - 3,2 m R = L + 50 Meter R = 260 m
Luas = 5,31 Ha
3. Sandar Kapal  Luas perairan untuk A = 1,8L x 1,5L 1,73 Ha x 2 = 3,46 A= 1,73 Ha, dengan
kapal sandar kapal Ha jumlah kapal yang
per 1 kapal (A) sandar sebanyak 2
 Panjang kapal (L) = (dua) kapal, maka
80 m Total Luas = 3,46 Ha
4. Kolam putar  Diameter kolam - Diameter Kolam Putar  D = 160 m, maka Dioperasikkan 2 unit
(Turning putar (D) D = 2 x LoA luas 2,01 Ha. area kolam putar,
Basin)  Length overall/ LoA  2,01 Ha x 2 (unit sehingga luas perairan
(panjang total kapal) = 4,02 Ha untuk area kolam
kapal) = 80 m putar adalah sebesar
4,02 ha
 Kedalaman kolam - Kedalaman Kolam Putar -3,08 m Kedalaman di depan
putar (D) D = 1,1 x T dermaga adalah -3,2
 Sarat kapal (T) = - m, maka masih dalam
2,8 m kategori aman.
5. Jetty  Tipe jetty :
Dolphins
 Konstruksi : Tiang
pancang Baja
 Mooring dolphine
: 2 buah
 Breasting
dolphine : 2 buah
 Kapasitas Kapal :
5000 DWT
6. Area 50% dari area labuh jangkar, 1,73 Ha
Cadangan namun dilapangan area
cadangan diasumsikan sama
dengan luas area labuh
jangkar

2.4 Garis Besar Komponen Rencana Kegiatan

2.4.1 Kesesuaian Rencana Kegiatan dengan Tata Ruang

Kesesuaian rencana kegiatan dengan tata ruang oleh Koperasi Gabungan


Pengusaha Rakyat (GAPURA) Kabupaten Paser berupa rencana kegiatan
Pembangunan Terminal Khusus. Koperasi Gabungan Pengusaha Rakyat (GAPURA)
selaku pemrakarsa akan melakukan suatu sistem pengelolaan lingkungan baik

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN II-11

dalam keterkaitan kegiatan, keterkaitan dampak yang ditimbulkan, keterkaitan


pengelolaan lingkungan dan keterkaitan manajemen opeasional pengelolaan
lingkungan dengan membuat dokumen lingkungan mengacu kepada Peraturan
Daerah (PERDA) Provinsi Kalimantan Timur No. 1 Tahun 2016 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2016 – 2036 dan Peraturan
Daerah Kabupaten Paser Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Paser Tahun 2015-2035.

Berdasarkan Peraturan Daerah (PERDA) Provinsi Kalimantan Timur No. 1


Tahun 2016 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Timur
Tahun 2016 – 2036 menunjukkan bahwa lokasi rencana kegiatan pembangunan
TUKS dan fasilitas penunjangnya (pada lahan darat) oleh Koperasi GAPURA berada
pada “Kawasan Pertambangan”. Sedangkan berdasarkan Peraturan Daerah
Kabupaten Paser Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Paser Tahun 2015-2035 menunjukkan bahwa lokasi rencana kegiatan
pembangunan TUKS dan fasilitas penunjangnya oleh Koperasi GAPURA (pada lahan
darat) berada pada daerah dengan peruntukan “Kawasan Pertambangan”

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan


Republik Indonesia Nomor : SK. 4945/MENLHK-PKTL/IPSDH/PLA/.1/8/ 2020
tentang Penetapan Peta Indikatif Penghentian Pemberian Izin Baru Hutan Alam
Primer Dan Lahan Gambut Tahun 2O2O Periode II, pada area lokasi rencana
kegiatan juga tidak masuk dalam kategori hutan Alam Primer dan Lahan Gambut.
Peta kesesuaian lokasi rencana kegiatan dengan Peraturan Daerah (PERDA)
Provinsi Kalimantan Timur No. 1 Tahun 2016, Peraturan Daerah Kabupaten Paser
Nomor 9 Tahun 2015 dan Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Republik Indonesia Nomor : SK. 4945/MENLHK-
PKTL/IPSDH/PLA/.1/8/ 2020 disajikan pada Gambar 2.6, Gambar 2.7 dan
Gambar 2.8.

2.4.2 Persetujuan Prinsip dan Teknis Atas Rencana Kegiatan

Secara prinsip, rencana kegiatan pembangunan Terminal Untuk Kepentingan


Sendiri (TUKS) oleh Koperasi Gabungan Pengusaha Rakyat (GAPURA) Kabupaten
Paser telah memiliki beberapa perizinan yang menyatakan bahwa kegiatan dapat
dilakukan. Perizinan-perijinan yang telah dimiliki guna menunjang rencana
kegiatan pembangunan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) oleh Koperasi
Gabungan Pengusaha Rakyat (GAPURA) disajikan pada Tabel 2.6.

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
115°40'0"E 115°50'0"E 116°0'0"E 116°10'0"E 116°20'0"E 116°30'0"E Gambar :2.
6.

Petaoverl
ay lokas ir encanakegiatanPembangunan
TUKSKoperas iGAPURAd engan
PERDAPr ovins iKal imantanTimur No.1Tahun2016
tentang
RencanaTataRuangWi l
ayahPr ovi
ns iKal
imantanTi
mur
Tahun2016– 2036

UKL-UPL
1°30'0"S

1°30'0"S
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS
oleh Koperasi Gabungan Pengusaha Rakyat (GAPURA)
Di Desa Rangan Kecamatan Kuaro
Kabupaten Paser Provinsi Kalimantan Timur

0 4,
200
¬ 8,
400 16,
800

Meters

Legend a
1°40'0"S

1°40'0"S
Lokas iTUKSKoperas iGAPURA
1°50'0"S

1°50'0"S
I
ns et Peta
1
14.854 1
15.754 1
16.654
2°0'0"S

2°0'0"S
1
14.854 1
15.754 1
16.654
2°10'0"S

2°10'0"S
Sumber :
-PetaRencanaTataRuangWi
layahProvi
ns iKal
imantanTi
mur
Tahun2016– 2036
-Koperas iGapura
-Kaji
anTi m UKL-UPL
115°40'0"E 115°50'0"E 116°0'0"E 116°10'0"E 116°20'0"E 116°30'0"E
116°5'0"E 116°10'0"E 116°15'0"E 116°20'0"E 116°25'0"E
Gambar : 2.7.

Peta overlay lokasi rencana kegiatan Pembangunan TUKS


Koperasi GAPURA dengan
Perda Kabupaten Paser Nomor 9 Tahun 2015
Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Paser
Tahun 2015-2035
1°40'0"S

1°40'0"S
UKL-UPL
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS
oleh Koperasi Gabungan Pengusaha Rakyat (GAPURA)
Di Desa Rangan Kecamatan Kuaro
Kabupaten Paser Provinsi Kalimantan Timur

0 2,5
¬ 5 10

Kilometers
1°45'0"S

1°45'0"S
Legenda
Lokasi Rencaa Pembangunan TUKS
Koperasi GAPURA
1°50'0"S

1°50'0"S
Lokasi TUKS
Koperasi GAPURA

Sumber :
- Peta Rencana Pola Ruang - RTRW Kabupaten Paser
- Koperasi Gapura
- Kajian Tim UKL-UPL

Inset Peta
114,119 115,019 115,919 116,819 117,719
1°55'0"S

1°55'0"S
KABUPATEN PASER
2°0'0"S

2°0'0"S
114,119 115,019 115,919 116,819 117,719

116°5'0"E 116°10'0"E 116°15'0"E 116°20'0"E 116°25'0"E


116°5'0"E 116°10'0"E 116°15'0"E 116°20'0"E
Gambar : 2.8.
Peta overlay lokasi rencana kegiatan Pembangunan TUKS
Koperasi GAPURA dengan
Surat KepMENLHK RI
Nomor : SK. 4945/MENLHK-PKTL/IPSDH/PLA/.1/8/ 2020
tentang
Penetapan Peta Indikatif Penghentian Pemberian Izin Baru

UKL-UPL
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS
oleh Koperasi Gabungan Pengusaha Rakyat (GAPURA)
Di Desa Rangan Kecamatan Kuaro
1°40'0"S

1°40'0"S
Kabupaten Paser Provinsi Kalimantan Timur

0 2
¬ 4 8

Kilometers

Legenda
Lokasi Rencaa Pembangunan TUKS
Koperasi GAPURA
1°45'0"S

1°45'0"S
Sumber :
- Peta Indikatif Penghentian Pemberian Izin Baru
Hutan Alam Primer dan Lahan Gambut Lembar 1814
- Koperasi Gapura
- Kajian Tim UKL-UPL
Inset Peta
114,119 115,019 115,919 116,819 117,719

Lokasi TUKS
1°50'0"S

1°50'0"S
KABUPATEN PASER

114,119 115,019 115,919 116,819 117,719


1°55'0"S

1°55'0"S
116°5'0"E 116°10'0"E 116°15'0"E 116°20'0"E
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN II-15

Tabel 2.6. Perizinan yang dimiliki terkait dengan rencana kegiatan pembangunan
Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) oleh Koperasi Gabungan
Pengusaha Rakyat (GAPURA)
No. Dan Tanggal
No. Jenis Perijinan Pemberi Ijin
Diterbitkan
1. Akta Pernyataan Hibah Nomor : 84 Kantor Notaris – PPAT Sa’id
Tanggal : 26 April 2021 Akhmed, SH, M.Kn
2. Nomor Induk Berusaha (NIB) Nomor : 9120208812172 Pemerintah Republik
Tanggal : 27 Agustus 2019 Indonesia
3. Izin Lingkungan NIB No : 9120208812172 Pemerintah Republik
Tanggal : 14 Februari 2008 Indonesia
4. Permohonan Peninjauan Lokasi dan Nomor : No.04/IV/Gpr/th. Koperasi GAPURA
Penerbitan Berita Acara Izin 2021
Penyesuaian dan Balik Nama Tanggal : 22 April 2021
Perizinan Operasional Tersus PT.
Mitra Energi Agung menjadi Tersus
Koperasi Gapura
5. Pernyataan Kerjasama dan Surat Nomor : 037/waark/IV/2021 Kantor Notaris – PPAT Sa’id
Pernyataan Tanggal : 20 April 2021 Akhmed, SH, M.Kn
6. Persetujuan Ijin Usaha Nomor : 545/02/Operasi
Pertambangan Operasi Produksi Produksi/Ek/IV/
Perpanjangan Pertama Kepada 2013
Koperasi Gapura Tanggal : 15 April 2013
7. Dll
Sumber : Koperasi GAPURA, 2021

Perizinan lainnya yang dimiliki terkait dengan rencana kegiatan pembangunan


Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) oleh Koperasi Gabungan Pengusaha
Rakyat (GAPURA) disajikan di (Lampiran Perizinan).

2.4.3 Komponen Rencana Kegiatan yang Dapat Menimbulkan Dampak


Lingkungan

Rencana kegiatan Pembangunan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri


(TUKS) secara garis besar terbagi menjadi 3 (tiga) tahapan kegiatan yaitu tahap pra
konstruksi, konstruksi dan operasi. Uraian terkait tahapan kegiatan rencana
kegiatan Pembangunan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) oleh Koperasi
GAPURA selengkapnya disajikan pada sub bab berikut ini.

1. Tahap Pra Konstruksi

Rencana kegiatan pembangunan yang akan dilakukan pada tahap pra


konstruksi adalah sebagai berikut :

a. Pengurusan Perijinan dan Administrasi

Administrasi dan perijinan lain terkait dengan kegiatan Pembangunan


Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) oleh Koperasi GAPURA akan
dilakukan secara bertahap sesuai dengan rencana tahapan kegiatan.

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN II-16

Administrasi dan Perijinan yang sudah dimiliki hingga saat studi ini
dilaksanakan disajikan pada lampiran dokumen (Lampiran Perizinan).

b. Survey Awal dan Perencanaan Tapak

Kegiatan survei yang telah dilakukan meliputi survei awal/ pendahuluan.


Kegiatan survei pendahuluan berupa observasi (pengamatan awal) di
lokasi tapak proyek dan sekitarnya. Kegiatan survei awal ini meliputi survei
fisik lingkungan yang meliputi survey kondisi topografi dan kondisi lahan.
Pada kegiatan ini dilakukan pengukuran topografi untuk menggambarkan
data situasi lapangan di areal Terminal Khusus Koperasi Gabungan
Pengusaha Rakyat (GAPURA). Pengukuran topografi ini akan menghasilkan
peta kondisi topografi. Peta kondisi topografi ini akan digunakan sebagai
dasar untuk mendesain pengembangan rencana pembangunan Terminal
Khusus Koperasi Gabungan Pengusaha Rakyat (GAPURA). Kondisi lahan di
rencana lokasi pengembangan diperlukan dalam proses analisis
pengembangan rencana bangunan yang akan digunakan, khususnya
analisis posisi dan layout. Data kondisi lahan akan diperoleh dari survey di
lapangan.

Lokasi proyek Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) adalah berupa


lahan kosong. Sedangkan kegiatan perencanaan tapak rencana kegiatan
Pembangunan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) berupa site
plan saat ini juga sudah dilakukan. Beberapa gambar yang sudah dimiliki
adalah gambar kerja dan gambar asbuilt drawing.

2. Tahap Konstruksi

Rencana kegiatan tahap konstruksi secara garis besar terbagi menjadi beberapa
kegiatan yaitu :

a. Mobilisasi Tenaga Kerja Konstruksi

Guna kelancaran kegiatan pembangunan (konstruksi) bangunan dan


infrastruktur rencana kegiatan, maka diperlukan tenaga kerja (konstruksi).
Rekruitmen tenaga kerja konstruksi dilakukan saat akan dimulainya
pekerjaan konstruksi. Tenaga kerja yang dibutuhkan pada tahap konstruksi
pembangunan terdiri dari (1) tenaga kerja terampil, yaitu project manager,
site manager, ahli K3, tenaga administrasi, teknisi instalasi jaringan listrik
dan lain-lain dan (2) tenaga kerja buruh. Kebutuhan tenaga kerja ini akan
diprioritaskan bagi tenaga kerja lokal sesuai dengan keahlian dan
kualifikasi yang dibutuhkan. Sistem kerja untuk tenaga kerja konstruksi
diatur sesuai dengan peraturan perundangan-undangan yang berlaku
(antara lain: Kepres No. 4 Tahun 1980 tentang Wajib Lapor Lowongan
Kerja) dan perencanaan kerja proyek, sehingga keselamatan tenaga kerja

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN II-17

akan terjamin dan efisiensi pelaksanaan pekerjaan akan tercapai.


Perekrutan tenaga kerja konstruksi akan dilakukan sesuai tahapan
pembangunan dan kebutuhan. Pemanfaatan tenaga kerja lokal akan
menjadi prioritas utama. Perkiraan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan
untuk pelaksanaan konstruksi rencana kegiatan Pembangunan Terminal
Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) direncanakan sebanyak ± 100 orang.
Diperkirakan tenaga kerja ini akan menetap di lokasi proyek. Banyaknya
tenaga kerja konstruksi disajikan pada Tabel berikut ini.

Tabel 2.7. Rencana tenaga kerja pekerjaan konstruksi rencana kegiatan


Pembangunan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS)
No Job/Posisi Jumlah Kualifikasi
1. Project Manager 2 Mininal Sarjana Strata 1 (S1) Jurusan Teknik
Arsitektur, memiliki memiliki Surat Keterangan
Keahlian Ahli Arsitektur
2. Site Manager 2 Mininal Sarjana Strata 1 (S1), Jurusan Teknik Sipil/
Arsitektur, memiliki Surat Keterangan Keahlian Ahli
Teknik Bangunan Gedung
3. Ahli K3 2 Mininal Sarjana Strata 1 (S1) Jurusan Teknik Sipil/
(Konstruksi) Arsitektur, memiliki Surat Keterangan Keahlian Ahli
Teknik Bangunan Gedung
4. Pelaksana 3 Minimal SLTA/ Sederajat, memiliki Surat Keterangan
Bangunan Terampil (SKT) Pelaksana Bangunan Gedung/
Gedung/ Pekerjaan Gedung
Pekerjaan
Gedung
5. Teknisi Instalasi 5 Minimal SLTA/Sederajat, memiliki Surat Keterangan
Jaringan Listrik Terampil (SKT) Teknisi Instalasi Jaringan Tegangan
Rendah
6. Quantity 3 Minimal SLTA/ Sederajat, memiliki Surat Keterangan
Surveyor Terampil (SKT) Quantity Surveyor
7. Pelaksana 4 Minimal SLTA/ Sederajat, memiliki Surat Keterangan
Plumbing/ Terampil (SKT) Pelaksana Plumbing/ Pekerjaan
Pekerjaan Plumbing
Plumbing
8. Mandor Besi/ 2 Minimal SLTA/Sederajat, memiliki Surat Keterangan
Pembesian/ Terampil (SKT) Mandor Besi/ Pembesian/
Penulangan Penulangan Beton
Beton
9. Mandor Tukang 2 Minimal SLTA/Sederajat, memiliki Surat Keterangan
Batu/ Bata/ Terampil (SKT) Mandor Tukang Batu/ Bata/ Beton
Beton
10. Juru Ukur 5 Minimal STM Bangunan, memiliki Surat Keterangan
Terampil (SKT) Juru Ukur Kuantitas Bangunan
Gedung
11. Juru Gambar 7 Minimal SMA/STM, memiliki Surat Keterangan
Terampil (SKT) Juru Gambar
12. Logistik 5 Minimal pendidikan SMA/SMK/Sederajat
13. Tenaga 3 Minimal pendidikan SMA/SMK/Sederajat
Administrasi
14. Tukang (Kayu, 20 Non Spesifikasi
Batu, Cat, Kaca,
dll)

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN II-18

No Job/Posisi Jumlah Kualifikasi


15. Buruh Bangunan 25 Non Spesifikasi
16. Supir Truk 5 SIM B
17. Keamanan 5 SLTP/SMU/ Bersertifikat Pelatihan
Sub Total 100

Penerimaan tenaga kerja pada tahap konstruksi akan dibutuhkan tenaga


kerja berkeahlian khusus (skill) dan tenaga kerja yang tidak berkeahlian
khusus (unskill). Kriteria tenaga ahli adalah personal yang berpengalaman
dibidangnya dengan minimal pendidikan S1, tenaga terampil adalah
personal yang berpengalaman dibidangnya minimal pendidikan adalah
SLTA/ sederajat, dan kriteria tenaga kasar adalah personal yang mampu
untuk bekerja sesuai dengan pekerjaan yang dimaksud minimal pendidikan
SMP/ SD /sederajat.

b. Pembangunan dan Pengoperasian Basecamp

Bangunan-bangunan fasilitas yang akan dibangun penunjang kegiatan


konstruksi meliputi perkantoran, gudang, bengkel, motor pool, jalan-jalan
hantar, lokasi power supply, bangunan sementara untuk para karyawan
dan pegawai (mess, dapur umum dan bedeng-bedeng kerja), dll. Luas lahan
direksi keet yang akan dibangun pada tahap kontruksi adalah sekitar ± 200
m2, kantor lapangan seluas ± 60 m2, base camp pekerja dan gudang seluas
± 200 m2. Direksi keet akan digunakan sebagai kantor direksi dan konsultan
pengawas guna menunjang kelancaran pekerjaan. Kantor lapangan
dipergunakan oleh kontraktor pelaksana guna untuk menunjang
kelancaran monitoring lapangan selama kegiatan konstruksi berlangsung.
Gudang diperlukan untuk penempatan bahan (material) dan alat-alat kerja
yang digunakan untuk masa konstruksi agar terlindung dari pengaruh
hujan, cuaca dan keamanan. Barak pekerja/ basecamp di lokasi kegiatan
disediakan untuk pekerja konstruksi, Selain itu juga dibangun sarana dan
prasarana pendukung konstruksi yang meliputi listrik kerja, sumur
dangkal, sarana MCK, pos keamanan, dll.

Pengadaan air bersih

Air bersih digunakan untuk keperluan domestik pekerja serta kegiatan


konstruksi itu sendiri (adukan beton, penyiraman jalan dan pembibitan
RTH). Jumlah kebutuhan air dihitung berdasarkan asumsi kebutuhan
tenaga kerja konstruksi. Kebutuhan air bersih pada tahap konstruksi
untuk pekerja maupun untuk kegiatan konstruksi berasal dari air tanah
(sumur) sekitar lokasi kegiatan. Penentuan jumlah kebutuhan air
dihitung berdasarkan jumlah populasi yang terdapat pada kegiatan
konstruksi (basecamp). Kebutuhan air bersih akan disuplai dari

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN II-19

pemanfaatan air tanah dan PDAM Kabupaten Paser. Pada tahap


konstruksi kebutuhan tenaga kerja konstruksi diperkirakan sekitar ±
100 orang, dengan waktu kerja dari jam 08.00 s.d 16.00 WIB. Perkiraan
kebutuhan air bersih pada kegitan konstruksi dapat dilihat pada Tabel
berikut ini.

Tabel 2.8. Perkiraan kebutuhan air bersih tahap konstruksi


Pemakaian
Pengguna Total Pemakaian
No Keterangan (liter/orang/
(orang/unit) (m³/hari)
hari)
1. Tenaga Kerja Konstruksi 100 150 15
2. Kebutuhan proyek 5
3. Penyiraman badan jalan 3
dan tanaman
Total 23
Sumber : SNI 03-7065-2005 tentang tata cara perencanaan sistem plambing

Berdasarkan Tabel diatas menunjukkan bahwa total kebutuhan air


domestik pekerja konstruksi dan kebutuhan air untuk konstruksi
diperkirakan sekitar ± 23,0 m3/hari selama masa konstruksi
berlangsung. Pengadaan air bersih kegiatan basecamp berasal dari
pengelolaan air bersih eksisting.

Pengelolaan air limbah domestik (cair dan padat)

Mobilisasi tenaga kerja konstruksi dengan jumlah ± 100 orang


diperkirakan menghasilkan air limbah (domestik) sebanyak ± 12
m3/hari (80% dari jumlah kebutuhan air bersih domestik, yaitu 15
m3/hari) dilakukan dengan menggunakan MCK portable dan/atau
toilet eksisting dengan kapasitas masing-masing 2 m3. Pada kegiatan ini
akan menerapkan program 3R (recycle, reduce & reuse) terhadap sisa
material pembangunan dan penyedotan secara berkala septic tank yang
bekerjasama dengan pihak ketiga yang memiliki ijin. Neraca air pada
tahap konstruksi selengkapnya disajikan pada Gambar berikut ini.
Kebutuhan Domestik
Septic Tank Pihak Ke 3 Berijin
Pekerja
AIR BERSIH
15 m³/ Hari
(SUMBER AIR)

18,5 m³/ Hari


Penyiraman Jalan

3,0 m³/ Hari

Kebutuhan Kontruksi Sedimen Trap Badan Air Penerima

5,0 m³/ Hari

Hilang Menjadi Bangunan

4,9 m³/ hari

Gambar 2.9. Neraca rencana penggunaan air domestik pada tahap


konstruksi

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN II-20

Fasititas pengelolaan limbah (padat) domestik yang diperkirakan


menghasilkan limbah (padat) sebanyak ± 1,47 m3/hari dilakukan
dengan mengumpulkan di Tempat Penampungan Sementara (TPS)
dengan jumlah TPS yang akan dibangun ± 2 unit yang berlokasi
disekitar lokasi rencana kegiatan. Kapasitas TPS yang akan dibangun di
tapak proyek adalah sekitar 4 m3 dengan dimensi 2 m x 2 m x 1 m.
Perkiraan perhitungan jumlah sampah yang dihasilkan pada tahap
konstruksi disajikan pada Tabel berikut ini.

Tabel 2.9. Perkiraan jumlah sampah yang dihasilkan pada tahap


konstruksi
Uraian
Komponen Jumlah
Orang Ltr/Orang/Hari
Tenaga kerja konstruksi 100 3*) 300 ltr/hari
Konstruksi 2.340**) 1.170 ltr/hari
Total Sampah yang Dihasilkan (ltr/hari) 1.470 ltr/hari
Total Sampah yang Dihasilkan (m3/hari) 1,47 m3/hari
Keterangan :
*) SNI 19-3964-1995
**) Asumsi US EPA

Pengadaan listrik

Listrik utama yang diperlukan untuk mendukung kontruksi akan


disuplai dengan generator set (genset) dengan kapasitas sekitar ± 250
KVA. Generator set (genset) diperkirakan akan menghasilkan limbah
B3 (cair) berupa oli (bekas). Berdasarkan hal tersebut, maka perlu
adanya pengelolaan terhadap limbah (cair) B3. Penggunaan energi
listrik pada pekerjaan konstruksi akan digunakan untuk penerangan
basecamp, pengoperasian peralatan kantor, pengoperasian pompa-
pompa, penerangan jalan dan. lokasi proyek

Penanganan limbah B3

Terkait dengan limbah B3 yang dihasilkan dari kegiatan konstruksi,


maka akan dibangun TPS B3 dimana pembangunan, penanganan dan
penyimpanan LB3 akan mengacu kepada Peraturan Pemerintah Nomor
101 Tahun 2014 tentang pengelolaan limbah bahan berbahaya dan
beracun dan KEP- 01 /BAPEDAL/09/1995 tentang tata cara dan
persyaratan teknis penyimpanan dan pengumpulan limbah bahan
berbahaya dan beracun, Peraturan Pemerintah RI No. 101 Tahun 2014
tentang pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun, Kepka
Bapedal No. 2 Tahun 1995 tentang dokumen limbah bahan berbahaya
dan beracun dan Permen LH RI No. 14 Tahun 2013 tentang simbol dan
label bahan limbah berbahaya dan beracun.

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN II-21

c. Mobilisasi Peralatan dan Material

Mobilisasi peralatan dan material ke dan dari lokasi kegiatan akan melalui
jalan darat. Peralatan diangkut dengan menggunkan truck yang sesuai ke
lokasi tapak proyek. Material dan peralatan yang akan digunakan untuk
pekerjaan prasarana rencana kegiatan pembangunan disyaratkan untuk
tidak mencemari lingkungan. Mobilisasi dan demobisilsasi peralatan
konstruksi terdiri atas theodolite, genset, compresor, mesin las, stamper,
pompa air, dump truck, scaffolding, concrete mixer dan fibrator. Jenis dan
jumlah peralatan konstruksi yang akan digunakan untuk rencana kegiatan
Pembangunan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) disajikan pada
Tabel berikut ini.

Tabel 2.10. Rencana jenis dan jumlah peralatan konstruksi yang akan
dimobilisasi pada masing-masing rencana kegiatan
pembangunan
No Jenis Peralatan Kapasitas Unit
1. Buldozer 100 m3/jam 4
2. Excavator 60 m3/-iam 3
3. Mesin pancang - 1
4. Kompresor 10 atm 4
5. Forklift 5 ton 4
6. Truck Mixer 12 ton 5
7. Pompa Air 15 HP 4
8. Molen 2 m3 3
9. Dump truck 8 m3 10
10. Genset - 1
11. Compresor - 1
12. Mesin Las - 1
13. Stamper - 1
14. Pompa Air - 1
15. Scaffolding 2 inch 500 set
16. Vibrator - 2 unit
17. Meteran Gulung - Ls
18. Cangkul - Ls
19. Linggis - Ls
Sumber : Koperasi GAPURA

Bahan bangunan utama yang diperlukan untuk konstruksi pembangunan yaitu


besi beton, besi kerangka, kayu, batu split, pasir, kaca, cat, semen, adukan
beton, batu bata, asesori, genteng/atap, sirtu, keramik, dan lain-lain.
Bahan-bahan bangunan tersebut akan disimpan pada lahan yang telah
disiapkan dan ditata agar tidak banyak terjadi kehilangan dan dekat lahan
dimana bangunan akan dibauat. Pasir, batu dan batu bata dapat disimpan pada
lahan terbuka sedangkan semen disimpan pada tempat tertutup, serta besi
beton, kayu disimpan pada lahan yang hanya beratap. Aliran air hujan di lokasi
penyimpanan bahan-bahan tersebut diatur sehingga tidak menghanyutkan
bahan bangunan terutama pasir. Bahan-bahan bangunan tersebut didatangkan

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN II-22

secara bertahap sesuai dengan target pada setiap tahapan pembangunan yang
telah diprogramkan. Pengangkutan bahan material kontruksi tersebut
dilakukan oleh masing-masing perusahaan rekanan dengan alat angkut berupa
dump truck dan jenis kendaraan lain sesuai dengan kebutuhan pengangkutan
bahan tersebut. Rencana mobilisasi material kegiatan pembangunan TUKS dan
fasilitas penunjangnya oleh Koperasi GAPURA disajikan pada Tabel berikut ini.

Tabel 2.11. Rencana mobilisasi material kegiatan pembangunan TUKS dan


fasilitas penunjangnya oleh Koperasi GAPURA
No. Nama Bahan Satuan No Nama Bahan Satuan
1. Baja (ASTM A252 Grade B) 18. Batu bata merah/ batako bh
2. Kayu begesting m³ 19. Kayu sengon kaso 5/7 m³
3. Paku usuk kg 20. Multiplek 9 mm lbr
4. Kayu m³ 21. Bambu apus 4 m' ljr
5. Batu kali m³ 22. Kayu perancah/sengon m³
6. Portland Cement (PC) 40 Kg kg 23. Kawat las listrik kg
7. Pasir pasang m³ 24. Meni kayu kg
8. Pasir beton m³ 25. Cat besi kg
9. Batu pecah 2/3 cm (split), m³ 26. Minyak cat/Tinner B ltr
cruser
10. Air ltr 27. Pipa Medium 3" ; 4 mm kg
11. Pasir urug m³ 28. Blackpipe SCH 40 Dia 5" 6,6 mm kg
thickness
12. Besi beton kg 29. Blackpipe SCH 40 Dia 8" 6,4 mm kg
thickness
13. Kawat bendrat kg 30. Blackpipe SCH 40 Dia 10" 9,3 mm kg
thickness
14. Minyak begesting ltr 31. Pipa Medium Dia 12" 6,4 mm kg
15. Pekerjaan harian dan ls 32. Plat baja tebal 20 mm kg
pembersihan
16. Beton (Semen Portland Tipe 2400 t/m3 33. Dll.
1 sesuai dengan ASTM
C150)
17. Tulangan (ASTM A615M 620 MPa,
Grade 60, JIS G3122, SD390, 400 MPa
setara dengan U40 SNI)

d. Penyiapan Lahan dan Penataan Lahan (Darat)

Sebelum dilakukan kegiatan konstruksi, lokasi rencana kegiatan


pembangunan TUKS terutama pada lahan darat (DLKr) harus dilakukan
pembersihan lahan. Pembersihan lahan merupakan pekerjaan yang terdiri
atas pembersihan lahan dari semua pohon, halangan - halangan, semak-
semak, sampah, dan bahan lainnya yang tidak dikehendaki atau menggangu
keberadaannya. Kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan pada waktu
pembersihan lahan yaitu penebangan bermacam-macam jenis tanaman
yang ada pada lokasi rencana tapak proyek sampai lahan benar-benar
bersih dan siap untuk pekerjaan selanjutnya yaitu penggalian, pengurugan,
perataan tanah, penataan saluran dan lain-lain. Lokasi juga harus diratakan
dengan menambah tanah dan dilakukan pematangan lahan dengan

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN II-23

memadatkan lahan menggunakan alat berat untuk mendapatkan lahan


yang stabil. Setelah dilakukan penyiapan lahan, kegiatan selanjutnya adalah
penataan lahan.

Penatan lahan rencana kegiatan pembangunan yang akan dilakukan yaitu


berupa land leveling sendiri meliputi pekerjaan penggalian tanah yang
mempunyai elevasi tinggi (daerah bergelombang) serta pengurugan lahan
yang rendah sesuai dengan lahan yang direncanakan. Semua pekerjaan
penataan lahan dari beberapa bagian dilaksanakan menurut ukuran
ketinggian yang ditunjukkan dalam gambar, atau menurut ukuran dan
ketinggian lain, yang diperintahkan oleh Direksi. Ukuran yang berdasarkan
atau berhubungan dengan ketinggian tanah, atau jarak terusan ditunjukkan
kepada Direksi lebih dahulu, sebelum memulai pekerjaan tanah pada setiap
tempat.

e. Pekerjaan Struktur Bangunan TUKS (Fasilitas Darat dan Fasilitas


Laut)

Secara garis besar rencana kegiatan pembangunan bangunan Terminal


Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) akan dilaksanakan pada lahan darat dan
area perairan. Berdasarkan rencana fungsi kegiatan pelabuhan, dapat
diturunkan zona-zona atau kawasan yang merupakan satu kesatuan
kegiatan. Struktur dan pola pemanfaatan ruang di Terminal Khusus
Koperasi Gabungan Pengusaha Rakyat (GAPURA)i dibagi atas :

 Daratan : Dermaga, lapangan penumpukan, lapangan parkir, Kantor,


Pos jaga, Rumah Generator Set, areal fasilitas penunjang
(prasarana).

 Perairan : Kolam pelabuhan, Area sandar kapal, kanal pelabuhan,


akses masuk dan akses keluar kapal, olam putar, area
sandar, area labuh kapal, area darurat.

Rencana pembangunan TUKS dan fasilitas penunjangnya pada fasilitas


darat dan laut selengkapnya disajikan pada sub bab berikut :

o Pembangunan pada Fasilitas Darat

Pembangunan bangunan utama Terminal Untuk Kepentingan Sendiri


(TUKS) oleh Koperasi GAPURA yang akan dibangun berupa bangunan
stock pile batu bara seluas ± 35.000 m2, settling pond sebanyak 2 unit
seluas ± 10.000 m2, portacamp (perkantoran) seluas ±100 m2,
timbangan 2 unit, pos security 2 unit seluas ± 12 m2 dan sarana
pendukung lainnya. Secara garis besar rencana pembangunan TUKS

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN II-24

dan fasilitas penunjangnya oleh Koperasi GAPURA terbagi menjadi


beberapa zona, yaitu :

 Zona perkantoran

Zona perkantoran di kawasan terminal khusus ini digunakan untuk


kegiatan karyawan yang berkepentingan seperti pengawasan,
rapat, Kepentingan bisnis serta kegiatan lainnya yang
bersangkutan dengan perkantoran pada umumnya.

 Zona generator set dan tangki BBM

Zona ini diperuntukan untuk menimpan Generator set serta


penempatan tangki BBM unttuk keperluan penerangan serta
pengisian BBM kapal serta kendaraan lain yang memerlukan,
diperkirakan kebutuhan area ini paling tidak minimal 40 m2, dapat
dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 2.12. Kebutuhan bangunan


Ruang Luas
Generator Set dan Pompa air 30 m²
Tangki Air 10 m²

Sesuai dengan Permen LH No. 03 tahun 2007 mempertegas bahwa


bukan hanya pelabuhan umum yang wajib memiliki reception
facilities, tetapi pelabuhan khusus juga menjadi target dalam
aturan tersebut. Apabila dimungkinkan, setiap pelabuhan tidak
hanya dapat menampung limbah B3 saja, tetapi dapat pula
memiliki fasilitas pengelolaan limbah B3. Terminal untuk
kepentingan sendiri (TUKS) akan dilengkapi dengan wadah
penyimpanan sementara limbah dari kapal yang berlabuh dan dari
kegiatan TUKS. Limbah ini selanjutnya akan diserahkan ke
reception facility atau pihak ketiga yang memiliki ijin
pengangkutan atau pengelolaan limbah (B3 dan non B3) untuk
dikelola lebih lanjut.

 Zona Pos Jaga

Zona ini diperuntukan untuk mengontrol keamanan dari pihak luar


serta sebagai pintu masuk ke lokasi Terminal Khusus. Ilustrasi
pembangunan pos jaga TUKS oleh Koperasi Gapura selengkapnya
disajikan pada Gambar berikut ini.

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN II-25

Gambar 2.10. Ilustrasi pembangunan pos jaga TUKS oleh


Koperasi GAPURA

 Zona Prasarana Lainnya

Zona ini dapat di gunakan untuk prasarana lainnya seperti, lahan


arkis, lanscaping, drainase, jalan, lapangan penumpukan, WC,

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN II-26

sistem plumbing (instalasi air bersih), pengelolaan air kotor, sistem


pemadam kebakaran, instalasi air hujan, dll.

Instalasi air bersih meliputi penyedian air bersih itu sendiri dan
distribusi. Sistem ini menyangkut sumber air bersih, sistem
penampungan air (bak air / tangki), pompa transfer dan distribusi.
Ilustrasi pembangunan sistem penampungan (toren air) sebagai
fasilitas pendukung TUKS oleh Koperasi GAPURA selengkapnya
disajikan pada Gambar berikut ini.

Gambar 2.11. Pembangunan toren air TUKS Koperasi GAPURA

Rencana pengadaan sumber air bersih kegiatan Terminal Untuk


Kepentingan Sendiri (TUKS) berasal unit pengolahan air bersih
eksisting yang berasal dari air tanah dan PDAM. Sumber air
langsung dialirkan ke penampungan air bersih kemudian air akan
dipompa menuju dan didistribusikan ke berbagai ruang yang
membutuhkan air. Setelah air digunakan maka akan disalurkan ke
instalasi air kotor. Sistem instalasi untuk mengalirkan air buangan
yang berasal dari peralatan saniter (berupa closet dan urinoir).
Sistem instalasi ini kemudian diteruskan ke septictank, hingga

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN II-27

akhirnya menuju saluran umum. Ilustrasi peralatan saniter oleh


Koperasi GAPURA berupa WC disajikan pada Gambar berikut ini.

Gambar 2.12. Pembangunan WC TUKS Koperasi GAPURA

Jaringan pembuangan air di dalam kantor akan dilengkapi dengan


pipa udara (vent) dan semua pipa baik pipa air bersih maupun air
kotor akan masuk ke shaft yang disediakan, perletakan pipa-pipa
akan disesuaikan dengan kondisi shaft sehingga memudahkan
pemasangan dan perbaikan bila ada perubahan.

Pekerjaan instalasi air hujan merupakan pekerjaan instalasi untuk


mengalirkan air hujan yang berasal dari atap maupun jalur terbuka
yang mengalirkan air. Air hujan yang dibawa dalam sistem
plambing akan disalurkan ke dalam lokasi pembuangan untuk air

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN II-28

hujan. Sistem plambing air hujan yang digabung dengan air


buangan pada lantai terbawah akan dilengkapi dengan perangkap
untuk mencegah keluarnya gas dan bau tidak enak dari system
tersebut. Perangkap yang terpasang berukuran minimal sama
dengan pipa mendatar yang terpasang bersama dan dilengkapi
dengan pembersih di tiap ujungnya yang terletak di dalam gedung
(kantor). Pada ujung dimana air masuk, dilengkapi dengan
penahan kotoran yang diharapkan system plambing air hujan tidak
terganggu. Gutter (talang atap) dan leader (talang tegak) air hujan
digunakan untuk menangkap air hujan yang jatuh ke atas atap atau
bidang tangkap lainnya di atas tanah. Dari leader kemudian
dihubungkan ke titik-titik pengeluaran, yaitu ke permukaan tanah
atau system drainase bawah tanah (underground drain). Tidak
diperkenankan menghubungkannya dengan system saluran
saniter. Talang tegak dapat ditempatkan di dalam ruangan
(conductor) maupun di luar bangunan (leader). Sedangkan
pekerjaan sanitair meliputi pengadaan barang untuk sanitair,
pengukuran, pemasangan dan perapihan. Dalam pekerjaan sanitair
yang perlu diperhatikan adalah separingan dan gambar pola
keramik dan derajat kemiringan aliran air buangan.

Guna keperluan perlindungan lokal bagi bangunan-bangunan


kantor dan bangunan fasilitas lainnya, sesuai dengan peraturan
Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia maka masing-
masing bangunan akan dibangun sistem proteksi kebakaran sesuai
dengan jenis bangunannya. Sistem pemadaman kebakaran luar
ruang menggunakan sistem hydrant. Sistem ini akan
memanfaatkan air dari pengadaan air eksisting. Sedangkan sistem
pemadam kebakaran di dalam ruangan akan menggunakan sistem
sprinkler otomatis. Selain itu, pada masing-masing ruangan yang
rawan kebakaran akan disediakan racun api.

Secara garis besar pekerjaan struktur bangunan TUKS dan fasilitas


penunjang oleh Koperasi GAPURA yang akan dilakukan meliputi :

 Pekerjaan Pondasi, Bangunan Bawah dan Atas

Pondasi adalah alas sebuah rumah atau bangunan. Kekuatan


bangunan salah satunya ditentukan oleh kekuatan pondasi. Dengan
pondasi, kestabilan suatu bangunan terhadap beban dan gaya-gaya
(baik luar maupun dalam, baik vertikal, horizontal maupun momen
puntir) dapat ditahan. Pekerjaan pondasi pada pembangunan
fasilitas penunjang TUKS oleh direncanakan akan menggunakan

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN II-29

pondasi tapak. Pondasi tapak (pad foundations) dipakai untuk


mendukung titik beban tunggal pada sebuah bangunan.

Struktur pondasi akan disesuaikan dengan desain serta beban yang


akan ditanggung. Setelah pemasangan pekerjaan pondasi selesai
diteruskan dengan pekerjaan fisik bangunan bawah dan pekerjaan
fisik bangunan atas. Pekerjaan pembangunan pondasi, bangunan
bawah dan bangunan atas memerlukan banyak adukan beton. Untuk
pengadaan adukan beton akan diperoleh dari concrete mixer.
Pemasangan tiang pancang, pembangunan pondasi, pekerjaan
konstruksi fisik bangunan bawah dan atas akan diborongkan kepada
kontraktor yang ditunjuk oleh Koperasi GAPURA.

 Pekerjaan Struktur

Pekerjaan pembangunan struktur ini meliputi pemasangan balok,


kolom beton bertulang, plat lantai beton dan atap palt beton water
profing with screet. Kegiatan lain yang akan dilakukan adalah
pengecoran. Pekerjaan pengecoran ini akan berlangsung simultan.
Setelah pembangunan struktur bangunan, selanjutnya dilakukan
pekerjaan arsitektur. Pekerjaan arsitektur meliputi pekerjaan
adukan dan campuran, pekerjaan pasangan batu kali, pekerjaan
pasangan batu-batu, pekerjaan pasangan ubin keramik dan ubin,
pekerjaan beton non struktural, pekerjaan plesteran, pekerjaan
kayu, pekerjaan kusen, rangka pintu dan jendel aluminium,
pekerjaan daun pintu, pekerjaan kusen dan pintu besi, pekerjaan
perlengkapan pintu dan jendela, pekerjaan kaca dan cermin,
pekerjaan langit-langit, pekerjaan logam arsitektur, pekerjaan
saniter, perlindungan, pengecatan, pekerjaan dinding partisi,
pekerjaan atap metal, talang vertikal, raised floor, cladding, dan
pekerjaan pembersihan, pembongkaran dan pengamanan setelah
pembangunan.

o Pembangunan Fasilitas Laut

Rencana kegiatan pembangunan fasilitas TUKS pada area perairan


meliputi pembangunan dermaga, kolam terminal, alur pelayaran dan
pengadaan sarana bantu navigasi. Mengingat alur pelayaran Sungai
Apar Kecil yang cukup aktif, serta kondisi kedalaman yang memadai,
posisi dermaga terminal khusus akan ditempatkan sedekat mungkin
dengan daratan. Secara umum layout rencana kegiatan pembangunan
fasilitas TUKS pada area perairan selengkapnya disajikan pada Gambar
berikut ini.

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Gambar : 2.13.
116°6'25"E 116°6'30"E 116°6'35"E

Peta Layout rencana kegiatan pembangunan fasilitas TUKS


DLKR DARATAN pada area perairan

UKL-UPL
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS
oleh Koperasi Gabungan Pengusaha Rakyat (GAPURA)
Di Desa Rangan Kecamatan Kuaro
Kabupaten Paser Provinsi Kalimantan Timur

¬
JETTY

L
PA 0 20 40 80
KA
R
NDA Meters
SA
1°48'50"S

1°48'50"S
Legenda
FASILITAS PERAIRAN TUKS :

Sandar Kapal

Kolam Putar

Kolam Jangkar

Alur

Sumber :
KOLAM PUTAR - Basemap 2021
- Koperasi Gapura
1°48'55"S

1°48'55"S
- Kajian Tim UKL-UPL Inset Peta
116.064 116.114 116.164 116.214

ALUR
Kecamatan
KOLAM Kuaro
JANGKAR

Lokasi Peta

116.064 116.114 116.164 116.214


1°49'0"S

1°49'0"S
116°6'25"E 116°6'30"E 116°6'35"E
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN II-31

Dermaga adalah suatu fasilitas pada pelabuhan yang berfungsi sebagai


tempat bertambatnya kapal. Pada dermaga, berlangsung kegiatan
bongkar muat barang dan orang dari dan ke atas kapal. Dermaga yang
akan dibangun menggunakan sistem berthing dolphine dan mooring
dolphine. Pada dermaga tersus, tidak akan dibuat lantai dermaga.
Namun demikian disediakan jalur untuk truck dan atau alat berat naik-
turun ke-dari tongkang. Dermaga dolphins merupakan tempat atau
sarana untuk melakukan bongkar muat kapal atau sandarnya
kapal yang berupa dolphin diatas tiang pancang. Dolphin adalah
konstruksi yang digunakan untuk menambat kapal yang biasanya
digunakan besama-sama dengan dermaga (pier) dan wharf untuk
memperpendek panjang bangunan tersebut. Alat penambat ini
direncanakan untuk dapat menahan gaya horizontal yang ditimbulkan
oleh benturan kapal, tiupan angin, dorongan arus yang mengenai badan
kapal pada waktu ditambatkan. Rencana pembangunan jetty (jetty
plane) oleh Koperasi GAPURA selengkapnya disajikan pada Gambar
2.14 - Gambar 2.17 .

Rencana pembangunan dermaga oleh Koperasi Gapura didesain


dengan 1 (satu) service jetty, 2 (dua) breasting dolphin, dan 4 (empat)
mooring dolphin. Breasting dolphin (berthing dolphin) diletakkan
berhadapan langsung atau menempel dengan badan kapal pada saat
kapal bersandar. Konstruksi dermaga yang akan dibangun merupakan
konstruksi dermaga jetty dengan konstruksi dolphin sebagai struktur
utama dermaga yang terdiri dari struktur breasting dan mooring
dolphin serta struktur catwalk. Breasting dolphin adalah bagian
struktur dermaga minyak untuk menyerap energi kinetic kapal yang
bersandar, memegangi kapal, mengikat surface line kapal. Mooring
dolphin diletakkan dibelakang berthing line atau garis sandar kapal
dengan jarak 34,5 - 49,5 m supaya mooring line tidak terlalu kendor.
Penempatan platform didesain untuk memfasilitasi mooring untuk
kapal 5000 DWT. Setiap platform akan disambungkan dengan catwalk
dan dihubungkan ke darat dengan menggunakan trestle. Mooring
dolphin adalah bagian struktur dermaga minyak untuk menahan gaya
tarikan kapal / mengikat kapal, sedangkan struktur catwalk adalah
salah satu fasilitas dari dermaga jetty dolphin yang berfungsi sebagai
penghubung antara dermaga (unloading platform) dengan breasting
dolphin, penghubung antara mooring dengan breasting dolphin, serta
penghubung antar mooring dolphin. Rencana pembangunan breasting
dolphin, mooring dolphin, catwalk pada dermaga oleh Koperasi GAPURA
disajikan pada Gambar 2.17 - Gambar 2.21.

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Gambar : 2.14.
UKL-UPL
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS
oleh Koperasi Gabungan Pengusaha Rakyat (GAPURA) LAYOUT JETTY
Di Desa Rangan Kecamatan Kuaro Koperasi GAPURA
Kabupaten Paser Provinsi Kalimantan Timur
Gambar : 2.15.
UKL-UPL
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS
oleh Koperasi Gabungan Pengusaha Rakyat (GAPURA) PLAN JETTY & STELL PILE PLAN VIEW
Di Desa Rangan Kecamatan Kuaro Koperasi GAPURA
Kabupaten Paser Provinsi Kalimantan Timur
Gambar : 2.16.
UKL-UPL
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS
oleh Koperasi Gabungan Pengusaha Rakyat (GAPURA) VIEW JETTY
Di Desa Rangan Kecamatan Kuaro Koperasi GAPURA
Kabupaten Paser Provinsi Kalimantan Timur
Gambar : 2.17.
UKL-UPL
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS
oleh Koperasi Gabungan Pengusaha Rakyat (GAPURA) LAYOUT AND VIEW BRASTHING DOLPHIN
Di Desa Rangan Kecamatan Kuaro Koperasi GAPURA
Kabupaten Paser Provinsi Kalimantan Timur
Gambar : 2.18.
UKL-UPL
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS
oleh Koperasi Gabungan Pengusaha Rakyat (GAPURA) VIEW MOORING DOLPHIN
Di Desa Rangan Kecamatan Kuaro Koperasi GAPURA
Kabupaten Paser Provinsi Kalimantan Timur
Gambar : 2.19.
UKL-UPL
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS
oleh Koperasi Gabungan Pengusaha Rakyat (GAPURA) DETAIL PILE HEAD
Di Desa Rangan Kecamatan Kuaro Koperasi GAPURA
Kabupaten Paser Provinsi Kalimantan Timur
Gambar : 2.20.
UKL-UPL
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS
oleh Koperasi Gabungan Pengusaha Rakyat (GAPURA) LAYOUT TYPE CATWALK
Di Desa Rangan Kecamatan Kuaro Koperasi GAPURA
Kabupaten Paser Provinsi Kalimantan Timur
Gambar : 2.21.
UKL-UPL
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS
oleh Koperasi Gabungan Pengusaha Rakyat (GAPURA) DETAIL SECTION CATWALK
Di Desa Rangan Kecamatan Kuaro Koperasi GAPURA
Kabupaten Paser Provinsi Kalimantan Timur
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN II-40

Sedangkan trestle merupakan jalan/ akses dari dermaga menuju darat


yang berupa jembatan dan digunakan untuk menghubungkan daratan
dengan dermaga. Trestle berupa jembatan penghubung antara daratan
dan dermaga bermaterial beton yang dibangun di atas tiang pancang.
Trestle merupakan bagian dari konstruksi jetty yang merupakan suatu
fasilitas dalam pelabuhan yang terdiri atas jembatan penghubung
berupa trestle sampai ke kepala jetty ataupun dermaga. Komponen
struktur pembangunan trestle terbagi atas struktur atas yang terdiri
dari balok, pelat dan pile cap, serta struktur bawah yang terdiri dari
tiang pancang.

Pembangunan fasilitas TUKS pada DLKr perairan lainnya meliputi


pembangunan Kolam pelabuhan, Area sandar kapal, kanal pelabuhan,
akses masuk dan akses keluar kapal, olam putar, area sandar, area
labuh kapal, area darurat.

a) Alur Pelayaran

Alur pelayaran adalah bagian dari perairan yang alami maupun


buatan yang dari segi kedalaman, lebar dan hambatan pelayaran
lainnya dianggap aman untuk dilayari. Alur pelayaran ini ditandai
dengan alat bantu pelayaran yang berupa pelampung dan lampu
lampu. Alur pelayaran harus memiliki kedalaman yang cukup
supaya kapal-kapal dapat keluar masuk dengan aman pada saat air
surut terendah (LLWL).

Alur pelayaran adalah bagian perairan pelabuhan yang berfungsi


sebagai jalan masuk atau jalan keluar bagi kapal-kapal yang
berlabuh. Alur pelayaran digunakan untuk mengarahkan kapal
yang akan masuk ke dermaga. Alur pelayaran masuk ke pelabuhan
biasanya sempit dan dangkal. Alur-alur tersebut merupakan
tempat terjadinya arus, terutama yang disebabkan pasang surut.

Dasar pertimbangan alur pelayaran sebagai berikut :

1. Navigasi yang mudah dan aman untuk memberikan


kemudahan bagi kapal-kapal yang melakukan gerak manuver.

2. Karakteristik kapal yang akan dilayani (panjang,lebar,sarat).

3. Mode operasional alur pelayaran: satu arah atau dua arah.

4. Batimetri alur pelayaran (kondisi dasar sungai/laut, jaringan


pipa, kabel bawah laut, dan lain lain).

5. Konsisi hidro-oseanografi: arus, gelombang, pasang surut.

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN II-41

6. Kondisi meteorologi, terutama kecepatan dan arah angin.

7. Tingkat pelayanan yang disyaratkan: kapal dapat melayari alur


pelayaran setiap saat atau hanya pada saat laut pasang

8. Kondisi geoteknik dasar alur pelayaran.

Suatu alur masuk ke pelabuhan yang lebar dan dalam akan


memberilam keuntungan-keuntungan di antaranya adalah:

1. Jumlah kapal yang dapat bergerak tanpa tergantung pada


pasang surut akan lebih besar

2. Berkurangnya batasan gerak dari kapal-kapal yang mempunya


draft besar

3. Dapat menerima kapal yang berukuran besar masuk ke


pelabuhan

4. Mengurangi waktu tunggu kapal yang hanya dapat masuk ke


pelabuhan pada waktu air pasang

5. Mengurangi waktu transit barang-barang.

Gambar 2.22. Lebar alur pelayaran


A. Dasar perhitungan Lebar Alur Pelayaran I :

Dasar perhitungan Lebar Alur Pelayaran untuk dua jalur dan


alur melengkung dan kondisi alur kapal jarang berpapasan

Lebar Alur Pelayaran (W)= 6 B + 30 M

Dimana :

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN II-42

B = Lebar kapal (meter)

Analisa :

Ukuran panjang kapal yang melintasi alur pelayaran (LoA)


adalah 80 m dan lebar kapal (B) adalah 22 m, maka lebar alur
pelayaran yang akan dibangun adalah 162 m.

B. Dasar Perhitungan Lebar Alur Pelayaran II :

Dasar perhitungan Lebar Alur Pelayaran untuk dua jalur dan


alur melengkung dan kondisi alur kapal sering berpapasan

Lebar Alur Pelayaran (W)= 9 B + 30 M

Dimana :

B= lebar kapal (meter)

Analisa :

Ukuran panjang kapal yang melintasi alur pelayaran (LoA)


adalah 80m dan lebar kapal (B) adalah 22m, maka lebar alur
pelayaran yang akan dibangun adalah 228 m.

C. Dasar Perhitungan Lebar Alur Pelayaran III :

Dasar perhitungan Lebar Alur Pelayaran untuk dua jalur dan


alur relatif panjang dan kondisi alur kapal sering berpapasan

Lebar Alur Pelayaran (W)= 7 B + 30 M

Dimana :

B= lebar kapal (meter)

Analisa :

Ukuran panjang kapal yang melintasi alur pelayaran (LoA)


adalah 80 m dan lebar kapal (B) adalah 22 m, maka lebar alur
pelayaran yang akan dibangun adalah 184 m.

D. Dasar Perhitungan Lebar Alur Pelayaran IV :

Dasar perhitungan Lebar Alur Pelayaran untuk dua jalur dan


alur relatif panjang dan kondisi alur kapal jarang berpapasan

Lebar Alur Pelayaran (W)= 4 B + 30 M

Dimana :

B= lebar kapal (meter)

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN II-43

Analisa :

Ukuran panjang kapal yang melintasi alur pelayaran (LoA)


adalah 80m dan lebar kapal (B) adalah 22m, maka lebar alur
pelayaran yang akan dibangun adalah 118 m.

E. Dasar Perhitungan Lebar Alur Pelayaran V :

Dasar perhitungan Lebar Alur Pelayaran untuk satu jalur dan


kondisi alur kapal tidak berpapasan

Lebar Alur Pelayaran (W)= 5 B

Dimana :

B= lebar kapal ( meter )

Analisa :

Ukuran panjang kapal yang melintasi alur pelayaran (LoA)


adalah 80m dan lebar kapal (B) adalah 22m, maka lebar alur
pelayaran yang akan dibangun adalah 110 m.

F. Sedangkan untuk menghitung luas areal alur pelayaran


digunakan:

Rumus pendekatan : Luas Alur Pelayaran (A)= W x L

Dimana :

W = lebar alur pelayaran

L = panjang alur pelayaran (300 m)

Tabel 2.13. Analisa perhitungan lebar alur pelayaran


Dasar Lebar Alur Luas Alur Pelayaran
Perhitungan Pelayaran (m) (m2)
A 162 48.600
B 228 68.400
C 184 55.200
D 118 35.400
E 110 33.000

Kesimpulan :

Lokasi terminal khusus Koperasi Gabungan Pengusaha Rakyat


(GAPURA) berada di tepi perairan Sungai Apar Kecil dengan
lebar sungai ± 300 m. Dengan lebar alur pelayaran sebesar
137,15 m, maka alur pelayaran ini termasuk dalam kategori
aman.

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN II-44

Kedalaman alur pelayaran operasional ideal adalah kedalaman


air di alur masuk harus cukup besar untuk memungkinkan
pelayaran pada muka air terendah dengan kapal bermuatan
penuh. Kedalaman air diukur terhadap muka air referensi.
Muka air referensi ditentukan berdasarkan nilai rata-rata
muka air surut terendah pada saat spring tide dalam periode
panjangyang disebut LLWS (lower low water spring tide).

Gambar 2.23. Kedalaman Alur Pelayaran

Dasar Perhitungan Kedalaman Alur Pelayaran :

H=d+G+R+P+S+K

Dimana

D = Draft kapal

G = gerak vertikal kapal karena gelombang dan squast

R = Ruang kebebasan bersih minimum adalah 0,5 m untuk


dasar laut/perairan berpasir, 0,1 untuk dasar karang

P = Ketelitian pengukuran

S = Pengendapan sedimen antara dua pengerukan

K = Toleransi pengerukan

Analisa :

Kedalaman air alur penyaluran menurut data survey


Bathimetry adalah sudah cukup dalam sekitar -3,2 m ditambah
adanya pasang surut terbesar sekitar 1 m.

Kesimpulan :

Ukuran kapal tongkang yang akan melintasi alur pelayaran


adalah mempunyai sarat kapal 2,8 m, sedangkan kedalaman

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN II-45

alur pelayaran adalah diatas -3 m, sehingga kapal dapat


melintas alur pelayaran dengan aman pada berbagai kondisi.

Berdasarkan Pertimbangan Teknis Penetapan Lokasi Terminal


Khusus Nomor : NV.008/1/1/DNG.BJM-2018 Bahwa Kondisi di
Lokasi dengan kondisi Hidrografi pada kedalaman Perairan
±3.0 s/d 8.0 Lws dengan lebar sungai ±350m s/d 370 , dengan
pengaruh pasagng surut ± 0.24 s/d 7.0 m (Pada saat Musim
Hujan), Kecepatan arus 2 s/d 6 knot ±0.47 nm dari terminal
khusus talen orbit prima, dengan Panjang alur pelayaran
menuju muara Sungai Apar Kecil laut jawa ±245.91 nm.

Berdasarkan berita acara dan evaluasi Rencana Pembangunan


Terminal Khusus (Tersus) BatubaraKoperasi Gabungan
Pengusaha Rakyat (GAPURA) Desa Paring luhung Kecamatan
Montallat, Kabupaten Paser, Provinsi kalimantan tengah,
dengan Nomor Berita acara : Nomor: UM.
00./02/199/VI/UPP.RI/-2019, Rencana Kolam Tersus
Koperasi Gabungan Pengusaha Rakyat (GAPURA)
Menggunakan Sungai Apar Kecil, yang memiliki alur dengan
kondisi yang dapat dilayari kapal dari lokasi terminal khusus
hingga muara memenuhi dari segi keselamatan pelayaran pada
perairan pedalaman yaitu :

Tabel 2.14. Aspek pelayaran


Rata-rata
No. Aspek Pelayaran Minimal (m) Maksimal (m)
(m)
1. Kedalaman (m) 3 Meter 10 Meter 5 Meter
2. Lebar (m) 60 Meter 600 Meter 250 Meter
3. Keepatan Arus (Knot) 2.2 Knot 10 Knot 4 knot
4. Ruang Bebas (m) 0 (Pasang) 15 Meter (Surut) 10 Meter
5. Hambatan Saat Surut Saat Pasasng -
Sumber : FS Kpoerasi GAPURA

b) Area Labuh Jangkar (Anchorage Area)

Area labuh jangkar (anchorage area) atau area tempat berlabuh


adalah tempat dimana kapal diam dan menunggu waktu merapat
ke dermaga.

Dasar Perhitungan I :

Dasar perhitungan areal labuh jangkar (anchorage area) adalah:

Rumus Pendekatan : R = L + 6D + 30 Meter

Dimana ;

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN II-46

R = Jari-jari areal untuk labuh per kapal

L = Panjang kapal

D = Kedalaman perairan

Analisa :

Ukuran panjang kapal yang berlabuh (LOA) adalah 80m dan


kedalaman perairan -3,2 m maka diameter area labuh adalah
sebesar 253,6 m. dengan demikian diperoleh luas areal labuh
sebesar 5,05 ha.

Dasar Perhitungan II :

Dasar perhitungan areal labuh jangkar (anchorage area) adalah:

Rumus Pendekatan : R = L + 4,5D + 30 Meter

Dimana ;

R : Jari-jari areal untuk labuh per kapal

L : Panjang kapal

D : Kedalaman perairan

Analisa :

Ukuran panjang kapal yang berlabuh (LOA) adalah 80m dan


kedalaman perairan -3,2 m maka diameter area labuh adalah
sebesar 245,2 m. Dengan demikian diperoleh luas areal labuh
sebesar 4,72 ha.

Dasar Perhitungan III :

Dasar perhitungan areal labuh jangkar (anchorage area) adalah:

Rumus Pendekatan : R = L + 25 Meter

Dimana ;

R : Jari-jari areal untuk labuh per kapal

L : Panjang kapal

D : Kedalaman perairan

Analisa :

Ukuran panjang kapal yang berlabuh (LOA) adalah 80m dan


kedalaman perairan -3,2 m maka diameter area labuh adalah

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN II-47

sebesar 210 m. dengan demikian diperoleh luas areal labuh sebesar


3,46 ha.

Dasar Perhitungan IV :

Dasar perhitungan areal labuh jangkar (anchorage area) adalah:

Rumus Pendekatan : R = L + 50 Meter

Dimana ;

R : Jari-jari areal untuk labuh per kapal

L : Panjang kapal

D : Kedalaman perairan

Analisa :

Ukuran panjang kapal yang berlabuh (LOA) adalah 80m dan


kedalaman perairan -3,2 m maka diameter area labuh adalah
sebesar 260 m. Dengan demikian diperoleh luas areal labuh
sebesar 5,31 ha.

Tabel 2.15. Analisa perhitungan luas area labuh jangkar


Dasar Perhitungan Diameter (m) Luas Area Labuh (ha)
I 253,6 5,05
II 245,2 4,72
III 210 3,46
IV 260 5,31

Kesimpulan :

Perhitungan luas perairan sebagai area labuh jangkar (anchorage


area) yang dibutuhkan adalah luasan terkecil yaitu pada
perhitungan III sebesar 3,46 Ha.

c) Area Sandar Kapal

Area sandar kapal adalah lokasi perairan tempat kapal bersandar,


mengisi perbekalan, atau melakukan aktivitas bongkar muat.

Dasar Perhitungan Area Sandar Kapal:

Rumus Pendekatan : A = 1,8L x 1,5L

Dimana:

A : Luas perairan untuk kapal sandar kapal per 1 kapal

L : Panjang kapal

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN II-48

Analisa :

Ukuran panjang kapal yang sandar (LoA) adalah 80m, maka luas
perairan sebagai tempat sandar kapal adalah sebesar 1,73 ha.

Tabel 2.16. Analisa perhitungan luas area sandar kapal


Area Sandar Total Luas Area
Dasar Perhitungan
Luas (ha) Jumlah (unit) Sandar (ha)
Luas Area Sandar Kapal 1,8L x
1,73 2 3,46
1,5L

Kesimpulan:

Luas area perairan untuk sandar kapal adalah sebesar 1,73 ha.
Dengan jumlah kapal yang sandar sebanyak 2 (dua) kapal maka
luas perairan untuk keperluan area sandar kapal adalah sebesar
3,46 ha.

d) Kolam Putar (Turning Basin)

Kolam putar adalah kolam pelabuhan yang digunakan untuk kapal


bermanuver. Kawasan kolam putar tempat kapal melakukan gerak
putar untuk berganti haluan harus direncanakan sedemikian rupa
sehingga memberikan ruang cukup luas dan kenyamanan.

Dasar pertimbangan kriteria kolam putar sekurang-kurangnya


adalah sebagai berikut:

1. Perairan harus cukup tenang

2. Lebar kedalaman perairan kolam disesuaikan dengan fungsi


dan kebutuhan

3. Kemudahan gerak (maneuver) kapal

4. Cukup lebar supaya kapal dapat melakukan maneuver dengan


bebas, sebaiknya merupakan lintasan memutar yang tidak
terputus

5. Cukup dalam supaya kapal terbesar masih dapat masuk pada


saat air surut terendah

A. Dasar perhitungan diameter kolam putar

Diameter kolam putar (turning basin) yang ideal adalah: D = 2


x LOA

Dimana:

D = Diameter kolam putar

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN II-49

LOA = Length overall (panjang total kapal)

Analisa:

Kebutuhan diameter kolam putar untuk kapal bermanuver


sangat bervariasi bergantung pada jenis kapal bahkan setiap
unit kapal dalam satu jenis. Dengan panjang kapal maksimum
sebesar 80 m, sehingga diperoleh diameter kolam putar
(turning basin) sebesar 160 m dan luas area kolam putar
adalah sebesar 2,01 ha. Dioperasikkan 2 (dua) unit area kolam
putar, sehingga luas perairan untuk area kolam putar adalah
sebesar 4,02 ha.

B. Dasar Perhitungan Kedalaman kolam Putar:

Kedalaman kolam putar dapat dihitung dengan rumus : D = 1,1


xT

Dimana:

D = Kedalaman kolam putar

T = Sarat kapal

Analisa:

Dengan memperhitungkan gerak osilasi kapal karena


pengaruh alam yaitu gelombang, angin dan arus pasang surut,
kedalaman kolam putar adalah 1,1 kali draft kapal pada
muatan penuh. Bedasarkan ukuran kapal tongkang dengan
ukuran sarat kapal adalah -2,8 m maka kedalaman kolam putar
adalah -3,08 m.

Tabel 2.17. Analisa perhitungan luas area dan kedalaman kolam


putar
Dasar Luas Area Jumlah Total Luas Area
Perhitungan Kolam Putar (unit) Kolam Putar
Diameter
160 - -
2 x LOA
Luas (ha)
2,01 2 4,02
π x R2
Kedalaman
-3,08 - -
1,1 x T

Kesimpulan :

Berdasarkan tabel analisa perhitungan diatas diketahui bahwa


luas area kolam putar untuk kapal tongkang 4.000 DWT adalah

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN II-50

sebesar 2,01 ha, dioperasikan sebanyak 2 (dua) unit, sehingga


luas perairan untuk area kolam adalah sebesar 4,02 ha.
Sedangkan kedalaman kolam putar adalah sebesar -3,08 m.
dari survey bathimetri diketahui kedalaman di depan dermaga
adalah -3,2 m, kondisi ini termasuk dalam kategori aman untuk
seluruh kapal yang dilayani dan melakukan aktivitas di
terminal khusus.

e) Area Cadangan

Area cadangan merupakan bagian dari area perairan yang


berfungsi untuk keperluan cadangan. Area cadangan dihitung
sebesar 50% dari area labuh jangkar, namun dilapangan area
cadangan diasumsikan sama dengan luas area labuh jangkar.
Sehingga luas area cadangan untuk kapal tongkang 5.000 DWT
sebesar 1,73 ha. Area cadangan ini dapat digunakan juga untuk
keperluan keadaan darurat, misalnya: kecelakaan kapal, kebakaran
kapal, ataupun kapal kandas. Namun, berdasarkan pertimbangan
teknis di lapangan dan dalam rangka efisiensi pemanfatan area
perairan maka area cadangan tidak dibangun/dioperasikan.

f) Sarana Bantu Navigasi Pelayaran

Sarana Bantu Navigasi Pelayaran merupakan sarana yang


dibangun atau terbentuk secara alami yang berada di luar kapal
yang berfungsi membantu navigator dalam menentukan posisi
dan/atau rintangan pelayaran untuk kepentingan keselamatan
berlayar

Dalam perjalanan masuk ke terminal melalui alur pelayaranyang


ditandai dengan alat bantu pelayaran yang berupa pelampung dan
lampu-lampu, kapal mengurangi kecepatannya sampai kemudian
berhenti di dermaga. Alat pemandu pelayaran diperlukan untuk
keselamatan, efisiensi dan kenyamanan pelayaran kapal. Alat ini
dipasang di terminal dan di sepanjang alur pelayaranyang
dianggap perlu sehingga pelayaran kapal tidak menyimpang dari
jalurnya.

Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 81Tahun 2000 tentang


Kenavigasian, penyelenggara sarana bantu navigasi pelayaran
secara umum dilakukan oleh Pemerintah, penyelenggaraan
tersebut meliputi; pengadaan, pengoperasian dan pemeliharaan
sarana bantu navigasi pelayaran.

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN II-51

Pengadaan, pengoperasian dan pemeliharaan sarana bantu


navigasi pelayaran oleh pengelola terminal khusus harus
memenuhi :

1. Sarana bantu navigasi pelayaran harus memenuhi persyaratan


teknis.

2. Memiliki alat perlengkapan sarana bantu navigasi pelayaran.

3. Wajib memelihara keandalan sarana bantu navigasi pelayaran.

Pemanduan merupakan kegiatan pandu pelayaran dalam


membantu Nakhoda Kapal, agar navigasi dapat dilaksanakan
dengan selamat tertib dan lancar dengan memberikan informasi
tentang keadaan perairan setempat yang penting demi
keselamatan kapal dan lingkungan. Kelengkapan sarana
pemanduan untuk memandu aktifitas pelayaran dilengkapi pula
dengan pelayanan telekomunikasi pelayaran, hal ini dilakukan
melalui jaringan telekomunikasi pelayaran yang meliputi stasiun
radio pantai yang dapat berkomunikasi antara kapal dan pusat
komando pengendalian pemanduan di terminal. Selain sebagai
pemandu pelayaran, alat ini juga berfungsi sebagai peringatan pada
kapal akan adanya bahaya, seperti karang, tempat-tempat dangkal
agar kapal dapat berlayar dengan aman hingga masuk ke terminal.
Alat pemandu pelayaran ini bisa berupa konstruksi tetap atau
konstruksi terapung yang dilengkapi dengan menara api, bel, bunyi
peringatan lain dan radar. Alat pemandu pelayaran tersebut telah
distandarisasi. Berdasarkan pertimbangan teknis kenavigasian,
lokasi atau bangunan tertentu di darat maupun di perairan dapat
dibebaskan dan/atau dimanfaatkan untuk kepentingan
pembangunan sarana bantu navigasi pelayaran dan
telekomunikasi pelayaran.

Penyelenggaraan sarana bantu navigasi pelayaran dan


telekomunikasi pelayaran dilakukan oleh pemerintah dan atau
pengelola terminal khusus dengan persyaratan yang ditetapkan.
Penyelenggaraan sarana bantu navigasi pelayaran dan
telekomunikasi pelayaran tersebut meliputi kegiatan pengadaan,
pengoperasian dan pemeliharaan

Dalam penyelenggaraan sarana Bantu navigasi pelayaran dan


telekomunikasi pelayaran, pemerintah membentuk satuan
pelayanan sarana bantu navigasi pelayaran dan telekomunikasi
pelayaran yang berfungsi untuk melaksanakan pengoperasian,

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN II-52

pemeliharaan, dan pengawasan sarana bantu navigasi pelayaran


dan telekomunikasi pelayaran, juga untuk melakukan pengawasan
penyelenggaraan sarana bantu navigasi pelayaran yang
dilaksanakan oleh pengelola terminal khusus.

Pengoperasian dan pemeliharaan sarana bantu navigasi pelayaran


dilakukan oleh petugas satuan pelayanan sarana bantu navigasi
pelayaran dan telekomunikasi pelayaran yang memenuhi
persyaratan kesehatan, pendidikan, dan kecakapan untuk
menjamin keamanan dan keselamatan sarana bantu navigasi
pelayaran ditetapkan zona-zona keamanan dan keselamatan di
sekitar instalasi dan bangunan tersebut. Zona tersebut
diperuntukkan hanya bagi petugas kenavigasian dan sebagai batas
pengaman bagi konstruksi dan gangguan fungsi sarana

A. Alat Pemandu Pelayaran Konstruksi Tetap

Alat pemandu pelayaran dengan konstruksi tetap dibedakan


menjadi 3 macam, yaitu :

1. Rambu Pelayaran pada pier, wharf, dolphin dan


sebagainya

Untuk mengetahui batas-batas dari pier, wharf, dolphin


penambat dan bangunan-bangunan lainnya, maka rambu
ditempatkan pada ujung-ujung bangunan fasilitas
tersebut. Untuk dolphin atau bangunan kecil ditempatkan
satu buah rambu. Biasanya rambu yang mengeluarkan
cahaya (lampu) tersebut berwarna putih yang dipasang
pada bangunan. Cahaya tersebut biasanya menggunakan
sumber cahaya listrik.

2. Rambu Suar pada pemecah gelombang, pantai dan


sebagainya

Rambu ini ditempatkan di ujung pemecah gelombang pada


mulut terminal dan di tempat-tempat yang berbahaya bagi
kapal. Bangunan ini dibuat dari konstruksi rangka baja
berbentuk menara dengan sumber cahaya berada di
puncak bangunan. Sumber cahaya bisa berupa tenaga
listrik dari pantai, baterai atau gas acetyline. Bila
diperlukan di puncak menara dipasang radar reflektor.

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN II-53

3. Mercu Suar

Adalah konstruksi menara yang tinggi dengan lampu suar


ditempatkan di puncaknya. Bangunan ini biasanya
didirikan di suatu titik di pantai guna memandu kapal yang
akan menuju terminal atau juga bisa ditempatkan di
karang, gosong atau di tempat yang berbahaya untuk
pelayaran. Mercu suar bisa dibuat dari pasangan batu dan
konstruksi baja dan harus cukup kuat untuk bisa menahan
serangan gelombang. Menara harus cukup tinggi sehingga
lampu suar bias dilihat oleh kapal yang sedang mendekat,
minimal dari jarak 32 km, dengan memperhatikan bentuk
bumi yang bulat.

Tinggi mercu suar agar dapat dilihat dari kapal yang


berada pada suatu jarak tertentu dari mercu suar dapat
dihiitung dengan rumus:

D = 3,86 [√H+ √H1]

Dimana:

D = jarak horisontal antara kapal dan mercu suar

H = tinggi mercu suar

H1 = tinggi mata yang memandang di atas permukaan laut

Cahaya lampu suar bisa putih atau berwarna dan berkelap


kelip dan sumber tenaganya bisa berasal dari arus listrik,
baterai atau gas acetyline. Berkelap kelipnya cahaya
dihasilkan oleh motor listrik yang memutar lampu. Ada
juga mercu suar yang dilengkapi dengan sinyal yang
memberikan bermacam-macam suara yang digunakan bila
cuaca berkabut. Kadang-kadang mercu suar juga
dilengkapi dengan stasiun radio yang dapat mengirimkan
sinyal ke segala arah untuk menuntun kapal.

B. Alat Pemandu Pelayaran Konstruksi Terapung

Alat pemandu tipe ini berupa pelampung (buoy) yang


diletakkan di suatu tempat tertentu. Pelampung ini diberi alat
pemberi tanda peringatan yang bisa berupa lampu, radar
reflector, bel atau bunyi peringatan lainnya, yang tergantung
pada penggunaannya. Sumber cahaya berasal dari baterai
listrik atau gas acetyline. Gas ini dimasukkan dalam ruangan

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN II-54

gas yang ada dalam pelampung dan cukup untuk menyalakan


lampu siang dan malam sampai beberapa bulan. Pada tipe ini
alat pemandu pelayaran dapat berupa kapal rambu suar atau
pelampung dengan bentuk yang telah distandarisasi.

1. Kapal Rambu Suar

Di suatu yang sulit untuk dibangun mercu suar, maka kapal


kecil dengan bobot 500 ton dapat digunakan untuk
menggantikannya. Kapal ini bisa diawaki atau tidak yang
dilengkapi dengan lampu otomatis dan sinyal kabut.
Peralatan cahaya terdiri dari empat pasang cermin
pemantul yang ditempatkan di sekeliling lampu dan dapat
berputar pada kecepatan tertentu untuk memancarkan
jumlah tertentu kilatan cahaya. Lambung kapal rambu suar
biasanya dicat merah dan nama stasiun dicat putih pada
kedua sisinya. Kapal ini bertambat pada satu jangkar.

2. Pelampung

Pelampung juga digunakan sebagai alat bantu pelayaran


yang diangker pada suatu tempat yang dianggap tepat.
Pelampung ini bisa diberi lampu atau tidak atau bisa diberi
radar pemantul, bel atau bunyi peringatan yang
disesuaikan dengan penggunaannya. Lampu mercu suar
diletakkan di bagian atas pelampung dan diberi lampu
berwarna yang disesuaikan dengan penggunaannya.
Sumber cahaya berasal dari baterai listrik atau gas
acetyline. Pelampung dicat menurut lokasi dan
kegunaannya. Cahaya pada pelampung adalah cahaya
lampu. Pelampung dengan peringatan suara juga
bercahaya, yang dilengkapi dengan bel, peluit atau
terompet. Pemberian warna dan penomoran pelampung
adalah seragam di seluruh kawasan yang disesuaikan
dengan posisinya, yaitu di sebelah kanan atau kiri kapal
yang akan masuk dari arah laut mengikuti alur. Jenis
pelampung rambu suara yang ada antara lain:

a. Pelampung Spar Buoy

Pelampung ini tidak bercahaya, berbentuk tiang


panjang dan tipis terbuat dari kayu atau logam,
panjangnya berkisar antara 6 m dan 15 m, dicat serta
tampak di permukaan dan diikat dengan rantai yang

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN II-55

dihubungkan dengan beban yang diletakkan di dasar


laut. Biasanya digunakan pada kanal dengan arus
cepat atau pasang surut besar dan juga sebagai tanda
bersifat sementara.

b. Pelampung Can Buoy

Pelampung ini tidak bercahaya, bagian atas rata dan


diletakkan di sebelah kiri terminal atau di sebelah kiri
alur bilamana kapal masuk dari arah laut. Can buoy
dibuat dari logam, dical hitam dan diberi nomor ganjil.

c. Pelampung Nun Buoy

Pelampung ini tidak bercahaya, bagian yang di atas air


berbentuk kerucut dan diletakkan di sebelah kanan
terminal atau di sebelah kanan alur bilamana kapal
masuk dari arah laut. Can buoy dibuat dari logam, dicat
merah dan diberi nomor genap

d. Pelampung Spherical Buoy

Spherical Buoy berbentuk seperti bola dan biasanya


diletakkan di tempat khusus di kanal pada tempat
yang dangkal. Pelampung jenis ini kadang-kadang
diberi lampu dan kadang-kadang tidak. Dibuat dari
logam dan dicat menurut posisinya dan digunakan
pada kanal.

e. Pelampung Lighted Buoy

Pelampung ini bercahaya dan mempunyai kerangka


(menara baja) yang tinggi atau konstruksi menara
diletakkan pada konstruksi dasar yang terapung yang
dilengkapi dengan pelampung yang stabil dan mampu
menahan angin. Dasar yang terapung tersebut juga
direncanakan untuk menampung cadangan bahan
bakar yaitu baterai atau gas acetyline. Cahaya lampu
diletakkan pada bagian atas konstruksi. Pelampung ini
digunakan pada kedua sisi alur atau pada tempat
khusus sesuai dengan kebutuhan pelayaran.
Pelampung ini dicat menurut posisinya sepanjang
kanal atau tempat lainnya.

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN II-56

f. Pelampung Sound Waming Buoy

Pelampung jenis ini kadang-kadang diberi cahaya


ataupun tidak, mempunyai kerangka logam yang
tinggi dan diletakkan pada konstruksi dasar yang
terapung yang dilengkapi dengan pelampung yang
stabil dan mampu menahan angin. Pelampung ini
serupa dengan pelampung yang bercahaya.
Konstruksi dasar juga direncanakan untuk
menampung cadangan bahan bakar bila pelampung
dilengkapi dengan cahaya. Cahaya lampu diletakkan
pada puncak konstruksi, sedangkan sumber suara
diletakkan di bawahnya. Tanda suara yang bisa berupa
gong, peluit, bel atau yang dioperasikan secara
otomatis. Pelampung ini digunakan pada tempat
khusus atau tersembunyi untuk memberi peringatan
pada kapal yang kena kabut pada siang atau malam
hari. Pelampung dicat dan diberi nomor menurut
lokasinya. Bila perlu bisa dilengkapi dengan radar
reflektor.

C. Stasiun Radio Operasi PantaiI Alat Komunikasi

Pelayanan telekomunikasi pelayaran dilakukan melalui


jaringan telekomunikasi pelayaran yang meliputi stasiun radio
pantai dan/atau stasiun bumi pantai yang dapat tersambung
dengan jaringan telekomunikasi umum di darat.
Penyelenggaraan telekomunikasi pelayaran dilakukan oleh
pemerintah dan atau pengelola terminal khusus dengan
persyaratan yang ditetapkan. Penyelenggaraan
telekomunikasi pelayaran tersebut meliputi kegiatan
pengadaan, pengoperasian dan pemeliharaan.

D. Vessel Traffic Services (VTS)

VTS adalah layanan yang diterapkan atau dilaksanakan oleh


competent authority (pihak berwenang) yang dirancang untuk
meningkatkan keselamatan dan efisiensi lalu lintas kapal dan
juga untuk melindungi lingkungan. Layanan ini harus
mempunyai kemampuan untuk berinteraksi dengan lalu lintas
dan memberi tanggapan terhadap keadaan lalu lintas yang
terjadi wilayah VTS (IALA, 2002).

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN II-57

Tujuan utama VTS adalah untuk meningkatkan keselamatan


pelayaran dan efisiensi navigasi, keselamatan jiwa dan
perlindungan lingkungan perairan, lokasi kerja serta
infrastruktur dari efek buruk lalu lintas pelayaran.

Sistem VTS dapat menyediakan kemampuan pengawasan


selama 24 jam. Sistem ini dapat meningkatkan keselamatan
pelayaran bagi kapal-kapal yang melewati selat maupun kapal-
kapal yang keluar masuk pelabuhan, karena perangkat VTS
dilengkapi dengan beberapa kombinasi sensor yang berbeda
(AIS, Radar dan COV) dapat memberikan. informasi yang dapat
dipercaya oleh operator berkaitan dengan aktivitas pelayaran
Indonesia.

Berdasarkan rekomendasi teknis dari distrik navigasi Kelas II


Banjarmasin dengan Nomor : NV.008/2//14/DNG-BJM-19
tentang Rekomendasi Teknis Sarana Bantu Navigasi Pelayaran
di Lokasi terminal Khusus Milik Koperasi Gabungan Pengusaha
Rakyat (GAPURA) di desa Pahang Lahung Kecamatan
Montallat, Kabupaten Paser Provinsi Kalimantan Tengah,
bahwa “rekomendasi Teknis Perencanaan Pembangunan
Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) Berupa Rambu Suar
Pelabuhan di Lokasi Terminal Khusus Koperasi Gabungan
Pengusaha Rakyat (GAPURA) di Desa Paring Lahung,
Kecamatan Montallat, Kabupaten Paser Provinsi Kalimantan
tengah, Koordinat, Jenis dan Spesifikasi Sarana Bantu Navigasi
Pelayaran (SBNP), Dengan Data sebagai Berikut:

Jens : Rambu Suar Pelabuhan

Konstruksi Ramsu : Single Pipe

Ketinggian Ramsu : 10 meter

Warna Konstruksi : Outih

Irama Lampu : FL W 4 sec (FT 0.5 : Ecl 3.5)

Jarak Tampak : 10 NM

Sumber Tenaga ; Tenaga Surya

Peerlengkapan Lain : Radar Reflector

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN II-58

3. Tahap Operasi

Rencana kegiatan tahap operasi secara garis besar terbagi menjadi beberapa
kegiatan yaitu :

a. Penerimaan Tenaga Kerja Operasi

Dalam hal penggunaan tenaga kerja, Koperasi GAPURA akan


mengutamakan tenaga kerja yang berasal dari daerah sekitar terutama di
Desa Rangan, Kecamatan Kuaro. Hal ini dimaksudkan untuk mendukung
program pemerintah dalam rangka pemerataan ekonomi dan peningkatan
kesempatan kerja, serta peningkatan keahian/ pengetahuan masyarakat di
bidang perhubungan dan pertambangan. Kebutuhan dan penempatan
posisi tenaga kerja (lokal) akan disesuaikan dengan keahlian dan/atau
tingkat pendidikan. Jumlah tenaga kerja operasional diperkirakan sekitar ±
65 orang. Rencana penerimaan tenaga kerja operasi rencana kegiatan
pembangunan TUKS dan fasilitas disajikan pada Tabel berikut ini.

Tabel 2.18. Rencana penerimaan tenaga kerja tahap operasi


No Job/Posisi Pendidikan Jumlah
1. Site Manager Sarjana/D3 1
2. Asisten Site Manager Sarjana/D3 1
3. Penyelia (Supervisor) Sarjana/D3 2
4. Pelaksana D3 5
5. Tenaga Logistik D3 6
6. Tenaga Administrasi dan Keuangan D3 5
7. Operator Alat Berat Bersertifikat 5
8. Operator pengerukan Bersertifikat 3
9. Operator pengangkutan Sarjana/D3 7
10. Operator Lingkungan Bersertifikat 3
11. Operator Perbengkelan Sarjana/D3 7
12. Supir Truk SIM B 15
13. Keamanan SLTP/SMU/ Bersertifikat 5
Pelatihan
Sub Total 65

Berdasarkan hal tersebut, maka kegiatan penerimaan tenaga kerja ini akan
menimbulkan dampak besar dan penting bagi anggota masyarakat sekitar
lokasi proyek karena akan membuka peluang kesempatan kerja dan usaha
meningkatkan penghasilan kegiatan penerimaan tenaga kerja ini akan
menyebabkan banyaknya penduduk pendatang dari daerah lain (terutama
tenaga kerja yang telah memiliki keterampilan tertentu atau yang telah
berpengalaman), sehingga kedatangan para pekerja dari luar daerah akan
terjadi pertukaran keterampilan, juga menjadi peluang peningkatan usaha
bagi masyarakat lokal dalam penyediaan kebutuhan hidup sehari-sehari
seperti makanan, minuman dan penyewaan tempat tinggal sehingga akan
meningkatkan pendapatan.

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN II-59

b. Kegiatan Operasional TUKS dan Fasilitas Penunjang

Daerah hinterland TUKS Koperasi GAPURA meliputi wilayah yang sebagian


besar Kabupaten Paser, wilayah Provinsi Kalimantan Timur dan sekitarnya.
Daerah ini merupakan daerah kegiatan tambang selain itu, daerah ini
merupakan daerah pendukung segala kegiatan tambang. Kegiatan yang
dilayani Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) oleh Koperasi
GAPURA adalah untuk menunjang kegiatan pokok yang bergerak di bidang
pengangkutan batubara. Operasional TUKS hanya dioperasikan terbatas
pada kegiatan lalu lintas kapal atau bongkar muat barang yang berupa
bahan baku, hasil produksi dan peralatan penunjang produksi kegiatan di
bidang pertambangan (batubara) dan Koperasi GAPURA dilarang
digunakan untuk kepentingan umum.

Saat ini Koperasi GAPURA sudah memiliki stockpile batubara dan/atau


kegiatan pertambangan batubara. Sehingga batubara selanjutnya diangkut
ke pelabuhan baik oleh truk atau konveyor. Pada pengangkutan dengan
truk, batubara akan disimpan sementara dalam gudang di pelabuhan darat
selama beberapa hari sampai kedatangan kapal, atau langsung diangkut ke
kapal melalui pengumpan sistem conveyor of-quay dan loader kapal. Dalam
rangka untuk mempersingkat waktu tinggal kapal di dermaga, kapasitas
dari gudang dirancang untuk dapat mengakomodasi penuh kapal-kapal
muat dirancang 5.000 DWT dengan ukuran panjang kapal yang melintasi
alur pelayaran (LoA) adalah 80 m dan lebar kapal (B) adalah 22 m. Ilustrasi
dimensi kapal pengangkut oleh Koperasi GAPURA disajikan pada Gambar
2.24. Setelah barang yang ditimbun di stockpile memenuhi persyaratan
pengapalan, seperti quantitas barang sudah memenuhi target. Maka pihak
shipper akan mendatangkan kapal dan menerbitkan Shipping Instruction
berserta menunjuk Perusahaan Bongkar Muat (PBM) yang akan
menghendle barangnya untuk dimuat di atas kapal.

c. Pengoperasian sarana dan prasarana TUKS

Operasional sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan TUKS


meliputi :

 Operasional ruang kantor

Operasional kegiatan operasional kantor dan kegiatan domestik


(kantin) yaitu kegiatan para pekerja yang menempati kantor dan
kegiatan domestik (kantin) yang ada di lingkungan kantor dan kegiatan
ini.

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Gambar : 2.24.
UKL-UPL
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS
oleh Koperasi Gabungan Pengusaha Rakyat (GAPURA) DIMENSI KAPAL
Di Desa Rangan Kecamatan Kuaro Koperasi GAPURA
Kabupaten Paser Provinsi Kalimantan Timur
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN II-61

 Sistem sirkulasi jaringan jalan lingkungan

Jalan akses dari dan ke Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS)


Koperasi GAPURA hanya terdapat jalan lokal saja. Jaringan jalan
lingkungan yang berada di lokasi kegiatan akan terhubung langsung
dengan jalan utama. Sehingga diharapkan mobilisasi hasil produksi
berjalan dengan lancar.

 Operasional fasilitas keamanan

Fasilitas keamanan yang dibangun meliputi pos satpam baik yang


ditempatkan di pintu masuk maupun di sekitar bangunan penunjang
TUKS yang akan dibangun.

 Operasional sistem/ jaringan drainase

Jaringan saluran drainase dilakukan bertujuan untuk menyalurkan air


hujan baik dari internal kegiatan masing-masing areal pembangunan
maupun dari kegiatan sekitarnya serta mengantisipasi peningkatan
kuantitas run off (air larian) dan beban banjir maksimum (floodstorm
discharge) yang berpotensi terjadi didaerah sekitar tapak proyek yang
memiliki topografi lebih rendah.

Drainase yang akan dibangun dibuat terpisah antara saluran air kotor
maupun saluran air hujan. Sistem saluran air buangan yang dipisahkan
antara saluran air hujan dan saluran air kotor domestik merupakan
salah satu tahap awal dalam memudahkan pengolahan air. Saluran
drainase yang akan dibangun merupakan saluran drainase sekunder
dan tertier ataupun keterkaitan dengan drainase yang mengelilingi
tapak proyek dengan konstruksi saluran terbuka dan tertutup sesuai
dengan fungsi dan kondisi desain tapak bangunan dan estetika.
Kelengkapan sistem drainase di dalam kawasan perencanaan terdiri
dari saluran drainase terbuka (untuk air hujan) dan saluran drainase
tertutup (untuk air limbah domestik), box culvert, bar screen, control
box penampung grit dan lumpur, gorong-gorong dan lainnya.

 Operasional instalasi jaringan air bersih

Untuk memenuhi kebutuhan air untuk kegiatan maka Instalasi jaringan


air bersih akan diperoleh dari air bawah tanah. Pada kegiatan ini air
akan ditampung pada bak penampungan (toren) selanjutnya
digunakan dan dialirkan menuju ke unit-unit kegiatan. Air yang sudah
digunakan kemudian akan dialirkan ke bak pengendapan untuk
kemudian dilakukan pengecekan. Setelah memunihi baku mutu
kemudian dialirkan menuju perairan terbuka atau ke dalam tanah.

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN II-62

Selain untuk keperluan domestik dan operasional kebutuhan air juga


diperuntukan untuk fire hydrant sebesar 40 m3.

Pengoperasian jaringan air bersih dan pengelolaan air limbah

Sistem penyediaan air bersih di area TUKS dan fasilitas


penunjangnya akan disuplai dari sumber air bersih di lokasi
kegiatan (eksisting) melalui jaringan induk dan jaringan distribusi.
Air bersih yang dibutuhkan dalam operasional pada TUKS dan
fasilitas penunjangnya diperoyeksikan dari kebutuhan air bagi
tenaga kerja (petugas/ pegawai) dan pencucian peralatan.
Perkiraan kebutuhan air tahap operasional Terminal Untuk
Kepentingan Sendiri (TUKS) dan penunjangnya dapat dilihat pada
Tabel berikut ini.

Tabel 2.19. Prakiraan kebutuhan air kegiatan operasi Terminal


Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) dan fasilitas
penunjangnya
Proyeksi Kebutuhan Air Bersih
Uraian
liter/orang/ hari liter/hari m3/hari
- Petugas/ Pegawai 65 150 9,75
- Pencucian alat 1,5
- Hydrant 40 m3
Total 51,25
Sumber : SNI-03-7065-2005 tentang tata cara perencanaan system plumbing

Berdasarkan Tabel diatas menunjukkan bahwa perkiraan


kebutuhan air rata-rata tahap operasi TUKS dan fasilitas
penunjangnya adalah sekitar ± 11,25 m3/hari dan 40 m3 untuk
sistem kebakaran. Neraca perkiraan kebutuhan air rencana
kegiatan operasional Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS)
disajikan pada Gambar berikut ini.
80% Septic Tank
(6,8 m3/hari)
Petugas dan/atau Pegawai Badan Akhir
(9,75 m3/hari) Penerima
Tempat
Sumber Air Penampung Air 20%
(Toren) Terpakai
(2,9 m3/hari)

Pencucian Alat
(1,5 m3/hari) Grease Trap

Hydrant Sistem Proteksi


(40 m3) Kebakaran

Gambar 2.25. Neraca perkiraan penggunaan air bersih kegiatan


Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS)

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN II-63

Pengelolaan limbah domestik rencana kegiatan operasional


Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) akan menggunakan
septic tank. Secara garis besar, septic tank yang akan dioperasikan
(Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS)) terdiri atas 4 bagian
yaitu ruang masuk, ruang pengendapan, pembusukan lumpur dan
ruang keluar dengan prinsip kerja septic tank yaitu menampung
dan mengendapkan limbah dan membiarkannya terurai oleh
bakteri, cairan hasil dari dari tangki yang selanjutnya akan
diendapkan ke tanah melalui resapan berkala. Secara berkala septic
tank ini akan penuh dan harus dilakukan penyedotan. Perkiraan
limbah air limbah yang dialirkan ke septic tank oleh kegiatan
operasional Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) adalah
sekitar ± 6,8 m3/hari.

Pengelolaan limbah padat

Limbah (padat) domestik akan dikelola dengan pengadaan tempat-


tempat sampah di aer-areaa Terminal Untuk Kepentingan Sendiri
(TUKS) dan membangun Tempat Penampungan Sementara (TPS)
di sekitar lokasi TUKS. Perkiraan jumlah sampah domestik (padat)
yang dihasilkan oleh kegiatan operasional Terminal Untuk
Kepentingan Sendiri (TUKS) adalah sekitar 195 liter/hari dengan
Proyeksi volume timbulan limbah padat adalah ± 2 – 3 L/org/hari.
Karakteristik sampah yang dihasilkan oleh Terminal Untuk
Kepentingan Sendiri (TUKS) secara umum terbagi atas sampah
organik, anorganik, dan limbah B3 dimana sampah anorganik
terbagi lagi menjadi sampah ekonomis dan sampah non ekonomis.
Sampah ekonomis adalah sampah yang masih dimanfaatkan
sehingga bisa menjadi nilai ekonomis, antara lain kertas dan
kardus. Sistem pengelolaan limbah padat dilakukan dengan cara
prinsip 3R (Reuse, Reduce, Recycle) salah satunya dengan cara
memisahkan jenis limbah padat organik dan limbah padat jenis
anorganik.

Pengelolaan limbah B3 (cair dan padat)

Sarana dan prasarana berupa kapal akan membutuhkan bahan


bakar (BBM). Selain BBM, pengoperasian genset membutuhkan
pelumas. Penggunaan kapal akan menghasilkan oli bekas. Selain itu
fasilitas penunjang berupa penerangan juga berpotensi
menghasilkan bolam lampu (mengandung merkuri/ LB3). Oli
bekas dan bolam bekas tersebut akan dilakukan pengelolaan
dengan ditampung di tempat penampungan limbah B3. limbah

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN II-64

(padat dan cair) yang bersifat Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
yang dihasilkan dari kegiatan penunjang pangkalan LPP (terutama
kegiatan perbengkelan) juga akan dipisahkan berdasarkan jenis
limbah. Pembangunan, penanganan dan penyimpanan Limbah B3
(LB3) mengacu kepada Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun
2014 tentang pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun
dan KEP- 01 /BAPEDAL/09/1995 tentang tata cara dan
persyaratan teknis penyimpanan dan pengumpulan limbah bahan
berbahaya dan beracun, Peraturan Pemerintah RI No. 101 Tahun
2014 tentang pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun,
Kepka Bapedal No. 2 Tahun 1995 tentang dokumen limbah bahan
berbahaya dan beracun dan Permen LH RI No. 14 Tahun 2013
tentang simbol dan label bahan limbah berbahaya dan beracun.
Ilustrasi tempat pentimpanan sementara limbah B3 selengkapnya
disajikan pada Gambar berikut ini.

[Tempat Penyimpanan Sementara Limbah B3]

PERING AT AN PERING ATAN PERINGAT AN PERINGAT AN


iDlra nga : iD lra nga : D ila nar g : D ila nar g :
pa ba ila mak mas uk ha urt s ,m d jfk wd ha ljs h; ta urs ha urt sh ta urs ha urt s pa ba ila ak m
mas uk ha urt s ,m d jfk wd ha ljs h; ta urs ha urt sh ta urs ha urt s a pa bil ak ma maus k tha urs m,m dk jwfk dh la jhs h;a urt shat urs ha urt s tha urs a pa bil ak ma maus k tha urs m,m dk jwfk dh la jhs h;a urt sh ta urs ha urt s tha urs
pa ba ila mak u maus kh ta urs mas ;uk ha urt sh rta us ha urt sh rta us pa ba ila ak um maus khat urs mas ;uk ha urt sh rta us ha urt sh rta us a pa bil ak ma umas uk ha urt s am us h;k rta us ha urt sh rta us ha urt s a pa bil ak ma umas uk ha urt s am us h;k rta us ha urt sh rta us ha urt s
pa ba ila mak u maus kh ta urs m,m am us hak urt s tha urs h tar us ha urt s pa ba ila ak um maus khat urs m,m am us hak urt s tha urs h tar us ha urt s a pa bil ak ma umas uk ha urt s ,m mas uk tha urs h urta s tha urs h rta us a pa bil ak ma umas uk ha urt s ,m mas uk tha urs h urta s tha ur sh rta us
pa ba ila mak u maus kh ra us pa ba ila ak um maus khar us a pa bil ak ma umas uk ha ur s a pa bil ak ma umas uk ha ur s

PERING AT AN PERING AT AN PER IN G ATA N PER IN G ATA N


iD lra nga : iDlra nga : D ilra na g: D ilra na g:
pa ba ila mak mas uk ha urt s ,m d jfk wd ha ljs h; ta urs ha urt shat urs ha urt s pa ba ila ak mmas uk ha urt s ,m d jfk wd ha ljs h; ta urs ha urt sh ta urs ha urt s a bpa ila ak m am us kh rta us ,m dm fk jwk dh laj h;s ha urt sh rta us ha urt sh rta us a bpa ila ak m am us kh rta us ,mdm fk jwk dh laj h;s ha urt shart us ha urt sh rta us
pa ba ila mak u maus kh ta urs mas ;uk ha urt sh rta us ha urt sh rta us pa ba ila ak um maus kh ta urs mas ;uk ha urt sh rta us ha urt sh rta us a bpa ila ak um mas uk ha urt smas uk h;a urt sh ta urs ha urt s tha urs a bpa ila ak um mas uk ha urt smas uk h;a urt sh ta urs ha urt s tha urs

pa ba ila mak u maus kh ta urs m,m amus hak urt s tha urs h tar us tha ur s pa ba ila ak um maus kh ta urs m,m am us hak urt s tha urs h tar us ha urt s a bpa ila ak um mas uk ha urt sm,m maus hk rta us ha urt sh tar us ha urt s a bpa ila ak um mas uk ha urt sm,m maus hk rta us ha urt shatr us ha urt s
pa ba ila mak u maus kh ra us pa ba ila ak um maus kh ra us a bpa ila ak um mas uk ha urs a bpa ila ak um mas uk ha urs

DA NGE R DA NGE R DAN GER DAN GER

DA NGE R DA NGE R D ANG ER D ANG ER

60 cm

[Pola Penyimpanan Kemasan Drum di Atas Palet Dengan Jarak Minimum Antar
Blok]

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN II-65

ilD n
a
r g
PE RIN GATA N
: iD
l n
a
r g:
PE RIN GA TAN iD n
a
lr g
P ERI NGA TAN
: D ia
P ERI NG ATAN
lr ng
: iD
l n
a
r g:
PE RIN GA TAN iD n
a
lr g
PE RI NGA TAN
:
p a b
ila m
a
k a
mus
k
h u
tra s md,m
k fjw
kd h
la jh s
; u tra s h
aus
tr h tra u
s
h u
s
tra pa b
a
il m
a
k a
mus
k u
h
rta sm ,dm
k jfw
k dh
la jh s
; u rta s h
a u
rs
t hrta us
hurs
ta pa b
ail m
a
k a
mus
khrta u
s
m ,dm jfw
kd h
a ljh
s
; h rta u s
h u
rs
ta hta u
rsh u
rta s p
a bail a
k mus
k
a h
rta u
s
m,d m jfw
k d h
a ljh
s h r;ta u s
h u
rta s
hta u
rs uh
rta s paba
il m
a
k a
mus
k u
h
rta sm ,dm
k jfw
k d h
la jh s
; u rta s h
a u
rs
t h rta us
h u
rs
ta pa b
ail m
a
k a
mus
k u
h
rta sm ,dm
k jfw
k dh
a ljhs
; u h
rta s h
aurs
t hrta u
sh u
rta s
p a b
ila m
a
k u
mau
s
k h tra u
s
musa ;hk
au s
tr h tra u s
h u tra
sh ta u s
r pa b
a
il m
a
k u
mus
k
a h ta u
rs
mus
a h;k
a urs
t h rta u s
h u rta s h
a u
rs
t pa b
ail m
a
k u
mus
ak h
a u
rs
t sa
muh
;k urs
ta hta u rs
h u rta sh
au rs
t p
a bail a
k u
mus
a k h
a u
rs
t sa
muh
;k urta sh
a u rs
t u h
rta sh
a urs
t paba
il m
a
k u
mus
k
a h ta u
rs
mus
a h;k
a u rs
t h rta u s
h u rta s h
ta u
rs pa b
ail m
a
k u
mau
s
k h ta u
rs
mus
ah ;k
a urs
t hrta u s
h u rta s h
a u
rs
t
p a b
ila m
a
k u
mau
s
k h tra u
s
mm , u
sah tk
a u s
rh u tra s h
a tus
r h tra us pa b
a
il m
a
k u
mus
k
a h ta u
rs
m ,m u
sa h k
a urs
t u h
rta s ha turs hrta u
s pa b
ail m
a
k u
mus
ak h
a u
rs
t ,m samuhk
a urs
t hrta u s
h tuar s h
ta urs p
a bail a
k u
mus
a k h
a u
rs
t ,m samuhk
a urs
t hrta u s
h tuar s ha urs
t paba
il m
a
k u
mus
k
a h ta u
rs
m ,m u
sa htka urs u h
rta s ha turs h rta u
s pa b
ail m
a
k u
mau
s
k h ta u
rs
m ,musa h k
a u
rs
t u h
rta s ha turs hta u
rs
p a b
ila m
a
k u
mau
s
k h ra us pa b
a
il m
a
k u
mus
k
a h ra us pa b
ail m
a
k u
mus
ak h
a urs p
a bail a
k u
mus
a k h
a urs paba
il m
a
k u
mus
k
a h ra us pa b
ail m
a
k u
mau
s
k h ra us

ilD n
a
r g
PE RIN GATA N
: iD
l n
a
r g:
PE RIN GA TAN iD n
a
lr g
P ERI NGA TAN
: D ia
P ERI NG ATAN
lr ng
: iD
l n
a
r g:
PE RIN GA TAN iD n
a
lr g
PE RI NGA TAN
:
p a b
ila m
a
k a
mus
k
h u
tra s md,m
k fjw
kd h
la jh s
; u tra s h
aus
tr h tra u
s
h u
s
tra pa b
a
il m
a
k a
mus
k u
h
rta sm ,dm
k jfw
k dh
la jh s
; u rta s h
a u
rs
t hrta us
hurs
ta pa b
ail m
a
k a
mus
khrta u
s
m ,dm jfw
kd h
a ljh
s
; h rta u s
h u
rs
ta hta u
rsh u
rta s p
a bail a
k mus
k
a h
rta u
s
m,d m jfw
k d h
a ljh
s h r;ta u s
h u
rta s
hta u
rs uh
rta s paba
il m
a
k a
mus
k u
h
rta sm ,dm
k jfw
k d h
la jh s
; u rta s h
a u
rs
t h rta us
h u
rs
ta pa b
ail m
a
k a
mus
k u
h
rta sm ,dm
k jfw
k dh
a ljhs
; u h
rta s h
aurs
t hrta u
sh u
rta s
p a b
ila m
a
k u
mau
s
k h tra u
s
musa ;hk
au s
tr h tra u s
h u tra
sh ta u s
r pa b
a
il m
a
k u
mus
k
a h ta u
rs
mus
a h;k
a urs
t h rta u s
h u rta s h
a u
rs
t pa b
ail m
a
k u
mus
ak h
a u
rs
t sa
muh
;k urs
ta hta u rs
h u rta sh
au rs
t p
a bail a
k u
mus
a k h
a u
rs
t sa
muh
;k urta sh
a u rs
t u h
rta sh
a urs
t paba
il m
a
k u
mus
k
a h ta u
rs
mus
a h;k
a u rs
t h rta u s
h u rta s h
ta u
rs pa b
ail m
a
k u
mau
s
k h ta u
rs
mus
ah ;k
a urs
t hrta u s
h u rta s h
a u
rs
t
p a b
ila m
a
k u
mau
s
k h tra u
s
mm , u
sah tk
a u s
rh u tra s h
a tus
r h tra us pa b
a
il m
a
k u
mus
k
a h ta u
rs
m ,m u
sa h k
a urs
t u h
rta s ha turs hrta u
s pa b
ail m
a
k u
mus
ak h
a u
rs
t ,m samuhk
a urs
t hrta u s
h tuar s h
ta urs p
a bail a
k u
mus
a k h
a u
rs
t ,m samuhk
a urs
t hrta u s
h tuar s ha urs
t paba
il m
a
k u
mus
k
a h ta u
rs
m ,m u
sa htka urs u h
rta s ha turs h rta u
s pa b
ail m
a
k u
mau
s
k h ta u
rs
m ,musa h k
a u
rs
t u h
rta s ha turs hta u
rs
p a b
ila m
a
k u
mau
s
k h ra us pa b
a
il m
a
k u
mus
k
a h ra us pa b
ail m
a
k u
mus
ak h
a urs p
a bail a
k u
mus
a k h
a urs paba
il m
a
k u
mus
k
a h ra us pa b
ail m
a
k u
mau
s
k h ra us

DN
A GE R DAG
NE R D A NG
E R DA N G
E R DN
AGE R D AG
NE R

DN
A GE R DAG
NE R D A NG
E R DA N G
E R DN
AGE R D AG
NE R

ilD n
a
r g
PE RIN GATA N
: iD
l n
a
r g:
PE RIN GA TAN iD n
a
lr g
P ERI NGA TAN
: D ia
P ERI NG ATAN
lr ng
: iD
l n
a
r g:
PE RIN GA TAN iD n
a
lr g
PE RI NGA TAN
:
p a b
ila m
a
k a
mus
k
h u
tra s md,m
k fjw
kd h
la jh s
; u tra s h
aus
tr h tra u
s
h u
s
tra pa b
a
il m
a
k a
mus
k u
h
rta sm ,dm
k jfw
k dh
la jh s
; u rta s h
a u
rs
t hrta us
hurs
ta pa b
ail m
a
k a
mus
khrta u
s
m ,dm jfw
kd h
a ljh
s
; h rta u s
h u
rs
ta hta u
rsh u
rta s p
a bail a
k mus
k
a h
rta u
s
m,d m jfw
k d h
a ljh
s h r;ta u s
h u
rta s
hta u
rs uh
rta s paba
il m
a
k a
mus
k u
h
rta sm ,dm
k jfw
k d h
la jh s
; u rta s h
a u
rs
t h rta us
h u
rs
ta pa b
ail m
a
k a
mus
k u
h
rta sm ,dm
k jfw
k dh
a ljhs
; u h
rta s h
aurs
t hrta u
sh u
rta s
p a b
ila m
a
k u
mau
s
k h tra u
s
musa ;hk
au s
tr h tra u s
h u tra
sh ta u s
r pa b
a
il m
a
k u
mus
k
a h ta u
rs
mus
a h;k
a urs
t h rta u s
h u rta s h
a u
rs
t pa b
ail m
a
k u
mus
ak h
a u
rs
t sa
muh
;k urs
ta hta u rs
h u rta sh
au rs
t p
a bail a
k u
mus
a k h
a u
rs
t sa
muh
;k urta sh
a u rs
t u h
rta sh
a urs
t paba
il m
a
k u
mus
k
a h ta u
rs
mus
a h;k
a u rs
t h rta u s
h u rta s h
ta u
rs pa b
ail m
a
k u
mau
s
k h ta u
rs
mus
ah ;k
a urs
t hrta u s
h u rta s h
a u
rs
t
p a b
ila m
a
k u
mau
s
k h tra u
s
mm , u
sah tk
a u s
rh u tra s h
a tus
r h tra us pa b
a
il m
a
k u
mus
k
a h ta u
rs
m ,m u
sa h k
a urs
t u h
rta s ha turs hrta u
s pa b
ail m
a
k u
mus
ak h
a u
rs
t ,m samuhk
a urs
t hrta u s
h tuar s h
ta urs p
a bail a
k u
mus
a k h
a u
rs
t ,m samuhk
a urs
t hrta u s
h tuar s ha urs
t paba
il m
a
k u
mus
k
a h ta u
rs
m ,m u
sa htka urs u h
rta s ha turs h rta u
s pa b
ail m
a
k u
mau
s
k h ta u
rs
m ,musa h k
a u
rs
t u h
rta s ha turs hta u
rs
p a b
ila m
a
k u
mau
s
k h ra us pa b
a
il m
a
k u
mus
k
a h ra us pa b
ail m
a
k u
mus
ak h
a urs p
a bail a
k u
mus
a k h
a urs paba
il m
a
k u
mus
k
a h ra us pa b
ail m
a
k u
mau
s
k h ra us

ilD n
a
r g
PE RIN GATA N
: iD
l n
a
r g:
PE RIN GA TAN iD n
a
lr g
P ERI NGA TAN
: D ia
P ERI NG ATAN
lr ng
: iD
l n
a
r g:
PE RIN GA TAN iD n
a
lr g
PE RI NGA TAN
:
p a b
ila m
a
k a
mus
k
h u
tra s md,m
k fjw
kd h
la jh s
; u tra s h
aus
tr h tra u
s
h u
s
tra pa b
a
il m
a
k a
mus
k u
h
rta sm ,dm
k jfw
k dh
la jh s
; u rta s h
a u
rs
t hrta us
hurs
ta pa b
ail m
a
k a
mus
khrta u
s
m ,dm jfw
kd h
a ljh
s
; h rta u s
h u
rs
ta hta u
rsh u
rta s p
a bail a
k mus
k
a h
rta u
s
m,d m jfw
k d h
a ljh
s h r;ta u s
h u
rta s
hta u
rs uh
rta s paba
il m
a
k a
mus
k u
h
rta sm ,dm
k jfw
k d h
la jh s
; u rta s h
a u
rs
t h rta us
h u
rs
ta pa b
ail m
a
k a
mus
k u
h
rta sm ,dm
k jfw
k dh
a ljhs
; u h
rta s h
aurs
t hrta u
sh u
rta s
p a b
ila m
a
k u
mau
s
k h tra u
s
musa ;hk
au s
tr h tra u s
h u tra
sh ta u s
r pa b
a
il m
a
k u
mus
k
a h ta u
rs
mus
a h;k
a urs
t h rta u s
h u rta s h
a u
rs
t pa b
ail m
a
k u
mus
ak h
a u
rs
t sa
muh
;k urs
ta hta u rs
h u rta sh
au rs
t p
a bail a
k u
mus
a k h
a u
rs
t sa
muh
;k urta sh
a u rs
t u h
rta sh
a urs
t paba
il m
a
k u
mus
k
a h ta u
rs
mus
a h;k
a u rs
t h rta u s
h u rta s h
ta u
rs pa b
ail m
a
k u
mau
s
k h ta u
rs
mus
ah ;k
a urs
t hrta u s
h u rta s h
a u
rs
t
p a b
ila m
a
k u
mau
s
k h tra u
s
mm , u
sah tk
a u s
rh u tra s h
a tus
r h tra us pa b
a
il m
a
k u
mus
k
a h ta u
rs
m ,m u
sa h k
a urs
t u h
rta s ha turs hrta u
s pa b
ail m
a
k u
mus
ak h
a u
rs
t ,m samuhk
a urs
t hrta u s
h tuar s h
ta urs p
a bail a
k u
mus
a k h
a u
rs
t ,m samuhk
a urs
t hrta u s
h tuar s ha urs
t paba
il m
a
k u
mus
k
a h ta u
rs
m ,m u
sa htka urs u h
rta s ha turs h rta u
s pa b
ail m
a
k u
mau
s
k h ta u
rs
m ,musa h k
a u
rs
t u h
rta s ha turs hta u
rs
p a b
ila m
a
k u
mau
s
k h ra us pa b
a
il m
a
k u
mus
k
a h ra us pa b
ail m
a
k u
mus
ak h
a urs p
a bail a
k u
mus
a k h
a urs paba
il m
a
k u
mus
k
a h ra us pa b
ail m
a
k u
mau
s
k h ra us

DN
A GE R DAG
NE R D A NG
E R DA N G
E R DN
AGE R D AG
NE R

DN
A GE R DAG
NE R D A NG
E R DA N G
E R DN
AGE R D AG
NE R

PE RIN GATA N PE RIN GA TAN P ERI NGA TAN P ERI NG ATAN PE RIN GA TAN PE RI NGA TAN
ilD
p
a n
a
rbil g
:m
a
k a
mus
k
h utra s
md,m
k fjw
kd h
la ;h js u tra s h
aus
tr htra u
s
h u
s
tra iD
lp
a n
a
rb
il g
:m
a
k a
mus
k uh
rta sm ,d
m
k jfw
k dh
la h ;js u rta s h
a urs
t h rta u
s
hurs
ta iD
p
a n
a
lrb
i g
:m
a
k a
mus
khrta u s
m ,d
m jfw
kd h
a ;ljh
s h rta u s
h u
rs
ta hta urs
h u
rta s D
p
a ia
lrb n
g
:a
k mus
k
a h
rta u s
m,d
m jfw
k d h
a ljh
s h r;ta u s
h u
rta sh
ta urs u
h
rta s iD
lp
ana
rb
il g
:m
a
k a
mus
k uh
rta sm ,d
m
k jfw
k d h
la h ;js u rta s h
a urs
t h rta u
s
h u
rs
ta iD
p
a n
a
lrb
i g
:m
a
k a
mus
k uh
rta sm ,d
m
k jfw
k dh
a ;ljh
s u h
rta s h
au rs
t hrta us
h u
rta s
p a bila ma
k u
mau
s
k h
tra us
mus
a ;h
k
au s
tr h tra u s
h u tra
shta us
r pa ba
il mak u
mus
k
a h
ta u rs
mus
a h;k
a urs
t h rta u s
h u rta sha u
rs
t pa b
ail m
ak u
mus
akha urs
t samuh
;k urs
ta hta u rs
h u rta s
h aurs
t p
a bail ak u
mus
a k
ha urs
t sa
muh
;k urta sh
a u rs
t u h
rta s
h a u
rs
t pab a
il mak u
mus
k
a h
ta u rs
mus
a h;k
a u rs
t h rta u s
h u rta shta u
rs pa b
ail m
ak u
mau
s
k h
ta u rs
mus
ah ;k
a urs
t hrta u s
h u rta sha u
rs
t
p a bila ma
k u
mau
s
k h
tra us
mm, us
ah tk
a u s
rh u tra s h
a tus
r htra us pa ba
il mak u
mus
k
a h
ta u rs
m ,m u
sa h k
a urs
t u h
rta s ha tu
rs h rta us pa b
ail m
ak u
mus
akha urs
t ,m s a
mu hk
a urs
t h rta u s
h tua
r s h
ta u
rs p
a bail ak u
mus
a k
ha urs
t ,m sa
mu hk
a urs
t hrta u s
h tua
r s ha u
rs
t pab a
il mak u
mus
k
a h
ta u rs
m ,m u
sa htka urs u h
rta s ha tu
rs h rta us pa b
ail m
ak u
mau
s
k h
ta u rs
m ,musa h k
a u
rs
t u h
rta s ha tu
rs h ta urs
p a bila ma
k u
mau
s
k h
ra u s pa ba
il mak u
mus
k
a h
ra u s pa b
ail m
ak u
mus
akha u rs p
a bail ak u
mus
a k
ha u rs pab a
il mak u
mus
k
a h
ra u s pa b
ail m
ak u
mau
s
k h
ra u s

ilD
p
a n
a
rb
PE RIN GATA N
il g
:m
a
k a
mus
k
h utra s
md,m
k fjw
kd h
la ;h js u tra s h
aus
tr htra u
s
h u
s
tra iD
lp
a n
a
rb
PE RIN GA TAN
il g
:m
a
k a
mus
k uh
rta sm ,d
m
k jfw
k dh
la h ;js u rta s h
a urs
t h rta u
s
hurs
ta iD
p
a n
a
lrb
P ERI NGA TAN
i g
:m
a
k a
mus
khrta u s
m ,d
m jfw
kd h
a ;ljh
s h rta u s
h u
rs
ta hta urs
h u
rta s D
p
a ia
P ERI NG ATAN
lrb n
g
:a
k mus
k
a h
rta u s
m,d
m jfw
k d h
a ljh
s h r;ta u s
h u
rta sh
ta urs u
h
rta s iD
lp
ana
rb
PE RIN GA TAN
il g
:m
a
k a
mus
k uh
rta sm ,d
m
k jfw
k d h
la h ;js u rta s h
a urs
t h rta u
s
h u
rs
ta iD
p
a n
a
lrb
PE RI NGA TAN
i g
:m
a
k a
mus
k uh
rta sm ,d
m
k jfw
k dh
a ;ljh
s u h
rta s h
au rs
t hrta us
h u
rta s
p a bila ma
k u
mau
s
k h
tra us
mus
a ;h
k
au s
tr h tra u s
h u tra
shta us
r pa ba
il mak u
mus
k
a h
ta u rs
mus
a h;k
a urs
t h rta u s
h u rta sha u
rs
t pa b
ail m
ak u
mus
akha urs
t samuh
;k urs
ta hta u rs
h u rta s
h aurs
t p
a bail ak u
mus
a k
ha urs
t sa
muh
;k urta sh
a u rs
t u h
rta s
h a u
rs
t pab a
il mak u
mus
k
a h
ta u rs
mus
a h;k
a u rs
t h rta u s
h u rta shta u
rs pa b
ail m
ak u
mau
s
k h
ta u rs
mus
ah ;k
a urs
t hrta u s
h u rta sha u
rs
t
p a bila ma
k u
mau
s
k h
tra us
mm, us
ah tk
a u s
rh u tra s h
a tus
r htra us pa ba
il mak u
mus
k
a h
ta u rs
m ,m u
sa h k
a urs
t u h
rta s ha tu
rs h rta us pa b
ail m
ak u
mus
akha urs
t ,m s a
mu hk
a urs
t h rta u s
h tua
r s h
ta u
rs p
a bail ak u
mus
a k
ha urs
t ,m sa
mu hk
a urs
t hrta u s
h tua
r s ha u
rs
t pab a
il mak u
mus
k
a h
ta u rs
m ,m u
sa htka urs u h
rta s ha tu
rs h rta us pa b
ail m
ak u
mau
s
k h
ta u rs
m ,musa h k
a u
rs
t u h
rta s ha tu
rs h ta urs
p a bila ma
k u
mau
s
k h
ra u s pa ba
il mak u
mus
k
a h
ra u s pa b
ail m
ak u
mus
akha u rs p
a bail ak u
mus
a k
ha u rs pab a
il mak u
mus
k
a h
ra u s pa b
ail m
ak u
mau
s
k h
ra u s

DN
A GE R DAG
NE R D A NG
E R DA N G
E R DN
AGE R D AG
NE R

DN
A GE R DAG
NE R D A NG
E R DA N G
E R DN
AGE R D AG
NE R

[Penyimpanan Kemasan Oli/BBM Dengan Menggunakan Rak]

Gambar 2.26. Desain Tempat Penampungan Sementara (TPS)


limbah B3 dan pola penyimpanan kemasan drum
diatas palet

Sistem tanggap darurat terhadap proteksi kebakaran

Pengoperasian sistem pemadam kebakaran di Terminal Untuk


Kepentingan Sendiri (TUKS) akan dilakukan oleh petugas
pengelola. Persiapan dan tanggap darurat (Emergency response and
Preparedness/ ERP) yaitu dengan menyediakan struktur
pengendalian dan petunjuk tindakan tanggap darurat guna
mencegah atau meminimalkan cidera, kerusakan properti
perusahaan dan pencemaran lingkungan juga akan dilakukan,
pelaatihan keamanan untuk karyawan yang bertujuan agar
karyawan mampu berpartisipasi aktif dalam proses pencegahan
dan penanganan situasi darurat.

d. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana

Pada tahap operasi Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) dan


fasilitas penunjagnya oleh Koperasi GAPURA akan terjadi kerusakan dari
bagian-bagian bangunan dan/atau peralatan karena dimakan usia dan atau
karena sebab-sebab lainnya. Untuk itu akan selalu dilakukan perawatan
dan perbaikan antara lain pengecatan, pemeliharaan, saluran drainase air
hujan, dan sistem utilitas lainnya yang ada.

2.5 Jadwal Pelaksanaan Rencana Kegiatan

Rencana kegiatan Pembangunan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri


(TUKS) dan fasilitas penunjangnya oleh Koperasi GAPURA dilaksanakan secara
bertahap. Rencana kegiatan direncanakan dimulai tahun 2021 dan mulai beroperasi
pada tahun 2022. Rincian jadwal rencana kegiatan Pembangunan Terminal Untuk

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN II-66

Kepentingan Sendiri (TUKS) dan fasilitas penunjangnya oleh Koperasi GAPURA


disajikan pada Tabel berikut ini.

Tabel 2.20. Rincian jadwal rencana kegiatan Pembangunan Terminal Untuk


Kepentingan Sendiri (TUKS) dan fasilitas penunjangnya oleh Koperasi
GAPURA
Tahun
No Rencana Kegiatan 2021 2022 2022
I II III IV I II III IV I II III IV
A. Tahap Pra Kontruksi
1. Pengurusan perijinan dan administrasi
2. Survey awal dan perencanaan tapak
B. Tahap Konstruksi
1. Penerimaan tenaga kerja konstruksi
2. Pembangunan dan pengoperasian
basecamp
3. Mobilisasi peralatan dan material
4. Penyiapan dan penataan lahan
5. Pekerjaan struktur bangunan TUKS
dan fasilitas penunjang
C. Tahap Operasi
1. Penerimaan tenaga kerja operasi
2. Kegiatan operasional TUKS dan
fasilitas penunjang
3. Operasional sarana dan prasarana
TUKS
4. Pemeliharaan sarana dan prasarana
Keterangan:
I : Bulan Januari-Maret
II : Bulai April-Juni
III : Bulan Juli-September
IV : Bulan Oktober-Desember

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
BAB III
DAMPAK
LINGKUNGAN YANG
DITIMBULKAN DAN
UPAYA PENGELOLAAN
SERTA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN HIDUP
BAB III
DAMPAK LINGKUNGAN YANG
DITIMBULKAN DAN RENCANA
PENGELOLAAN DAN
PEMANTAUAN LINGKUNGAN

3.1 Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan Rencana Kegiatan

Koperasi Gabungan Pengusaha Rakyat (GAPURA) Kabupaten Paser


berencana akan melakukan pembangunan Terminal Khusus sebagai salah satu
fasilitas pendukung utama dalam operasional produksi. Terminal Khusus tersebut
merupakan fasilitas yang sangat penting sebagai sarana dan prasarana produksi dan
pengiriman hasil Pertambangan Batubara. Rencana pembangunan Terminal Khusus
oleh Koperasi Gabungan Pengusaha Rakyat (GAPURA) berada di Desa Rangan,
Kecamatan Kuaro, Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur. dampak-dampak
lingkungan yang akan ditimbulkan oleh rencana kegiatan Pembangunan Terminal
Khusus, maka Koperasi Gabungan Pengusaha Rakyat (GAPURA) (selaku
pemrakarsa) akan melakukan suatu sistem pengelolaan lingkungan baik dalam
keterkaitan kegiatan, keterkaitan dampak yang ditimbulkan, keterkaitan
pengelolaan lingkungan dan keterkaitan manajemen opeasional pengelolaan
lingkungan dengan membuat dokumen lingkungan.

Rencana kegiatan pembangunan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri


(TUKS) dan Fasilitas Penunjangnya yang berlokasi di Desa Rangan, Kecamatan
Kuaro, Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur secara potensial akan
memberikan dampak terhadap lingkungan (transportasi, fisik-kimia, biologi,
sosekbud dan kesehatan masyarakat) baik dampak positif maupun negatif.
Perubahan mendasar pada komponen lingkungan hidup yang diakibatkan dari
dampak-dampak tersebut tergantung pada intensitas kegiatan dan respon
komponen lingkungan untuk berubah sebagai akibat dari kegiatan tersebut. Secara
umum dampak-dampak yang diperkirakan akan terjadi oleh adanya kegiatan
pembangunan TUKS dan fasilitas penunjangya oleh Koperasi GAPURA dapat
dikelompokkan menjadi beberapa dampak yang berdasarkan tahapan kegiatan
yaitu:
III-2
DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN
RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN
LINGKUNGAN

1. Dampak yang timbul pada tahap pra konstruksi

2. Dampak yang timbul pada tahap konstruksi

3. Dampak yang timbul pada tahap operasi

Rencana kegiatan pembangunan TUKS yang diperkirakan menjadi sumber dampak


adalah sebagai berikut :

1. Tahap pra konstruksi

- Pengurusan perijinan dan administrasi

- Survey awal dan perencanaan tapak

2. Tahap konstruksi

- Penerimaan tenaga kerja konstruksi

- Pembangunan dan pengoperasian basecamp

- Mobilisasi peralatan dan material

- Penyiapan dan penataan lahan

- Pekerjaan struktur bangunan TUKS dan fasilitas penunjang

3. Tahap operasi

- Penerimaan tenaga kerja operasi

- Kegiatan operasional TUKS dan fasilitas penunjang

- Operasional sarana dan prasarana TUKS

- Pemeliharaan sarana dan prasarana

Sedangkan jenis dampak yang ditimbulkan dari rencana kegiatan berdasarkan


komponen lingkungan hidup adalah sebagai berikut :

1. Komponen Lingkungan Ruang, Lahan dan Transportasi

- Gangguan transportasi darat

- Gangguan lalu lintas pelayaran

2. Komponen Lingkungan Fisik Kimia

- Penurunan kualitas udara

- Peningkatan kebisingan

- Peningkatan limpasan air larian (run off)

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
III-3
DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN
RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN
LINGKUNGAN

- Peningkatan laju erosi

- Penurunan kualitas air sungai

- Peningkatan limbah padat dan cair (limbah domestik)

- Timbulan limbah B3

3. Komponen Lingkungan Biologi

- Gangguan vegetasi darat dan fauna

- Terganggunya biota perairan

4. Komponen Lingkungan Sosial, Ekonomi dan Budaya

- Peningkatan kesempatan kerja dan usaha

- Peningkatan pendapatan masyarakat

- Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD)

- Timbulnya Sikap dan persepsi masyarakat

Uraian terhadap dampak lingkungan yang akan dikelola dan dipantau di dalam
dokumen UKL-UPL disajikan pada Tabel berikut ini.

Tabel 3.1. Dampak lingkungan yang ditimbulkan rencana usaha dan/atau


kegiatan pembangunan TUKS dan fasilitas penunjang oleh Koperasi
GAPURA
Sumber Komponen yang
Jenis Dampak Besaran Dampak Keterangan
Dampak Terkena Dampak
Tahap Pra Konstruksi
Pengurusan Peningkatan Nilai pajak/ retribusi yang didapatkan Komponen Tidak dikelola
perijinan dan pendapatan daerah dari proses pengurusan perijinan Lingkungan dan dipantau di
administrasi asli daerah dalam jumlah kecil, selain itu sebagian Sosekbud dalam dokumen
perijinan telah dimiliki oleh pemrakarsa.
Survey awal dan Perubahan Kegiatan perencanaan tapak yang akan Komponen Tidak dikelola
perencanaan sikap dan dilakukan meliputi kegiatan survey Lingkungan dan dipantau di
tapak persepsi kontur dasar, bathimetri, kedalaman Sosekbud dalam dokumen
masyarakat perairan, dll. Mengingat lokasi rencana
kegiatan cukup jauh dari pemukiman
setempat dan tidak mengganggu
masyarakat setempat, maka sikap dan
persapsi masyarakat tidak dikaji di dalam
dokumen.
Tahap Konstruksi
Penerimaan Peningkatan Kegiatan perekrutan tenaga kerja pada Komponen Dikelola dan
tenaga kerja kesempatan tahap (konstruksi) merupakan upaya Lingkungan dipantau di
konstruksi kerja dan pelibatan masyarakat sekitar wilayah Sosekbud dalam dokumen
usaha proyek yang didasari atas kebutuhan yang
disesuaikan dengan ketrampilan,
keahlian, tingkat pendidikan masyarakat.
Kegiatan perekrutan tenaga kerja lokal ini

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
III-4
DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN
RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN
LINGKUNGAN

Sumber Komponen yang


Jenis Dampak Besaran Dampak Keterangan
Dampak Terkena Dampak
akan berdampak positif terhadap
masyarakat setempat. Secara kuantitas
tenaga kerja yang dibutuhkan pada tahap
konstruksi adalah sekitar ± 100 orang
dengan rincian tenaga kerja disesuaikan
jumlah dan kebutuhan pekerjaan sesuai
dengan keahliannya masing-masing.
Dengan asumsi bahwa 80 % tenaga kerja
berasal dari tenaga kerja lokal yang belum
bekerja dan/atau sesuai dengan keahlian,
maka aktifitas penerimaan tenaga kerja
konstruksi akan mengurangi tingkat
pengangguran atau memberikan
kesempatan kerja (KK) bagi penduduk
lokal. Secara regional berdasarkan
Kabupaten Paser dalam Angka (2020)
menunjukkan bahwa terdapat sekitar
6.266 jiwa jiwa penduduk pengangguran
di Kabupaten Bintan.
= (80⁄6.266) × 100%
KK = 1,27 %
Nilai kesempatan kerja ini relatif kecil jika
dilihat dari skala regional, akan tetapi jika
konsistensi memprioritaskan tenaga kerja
lokal untuk bekerja maka dampak ini akan
cukup memberikan manfaat bagi
pengentasan tenaga kerja lokal. Kondisi
perekonomian lokal dengan adanya
kegiatan pembangunan ini yang
melibatkan tenaga kerja, baik lokal
maupun pendatang diperkirakan akan
berdampak pada peningkatan adanya
peluang atau kesempatan berusaha
kegiatan lain.
Peningkatan Kegiatan penyerapan tenaga kerja lokal Komponen Dikelola dan
pendapatan dan adanya peluang berusaha akan Lingkungan dipantau di
masyarakat meningkatkan pendapatan masyarakat Sosekbud dalam dokumen
sekitar. Peningkatan tersebut relatif besar
karena jumlah orang yang dapat bekerja
cukup significan (100 orang). Secara
teknis Pemerintah telah mengatur tentang
pengupahan melalui Keputusan Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
Kep-231/Men/2003 tentang Tata Cara
Penangguhan Pelaksanaan Upah
Minimum, maka dampak peningkatan
pendapatan masyarakat merupakan
dampak penting yang perlu dikelola dan
dipantau.
Sikap dan Dampak ini merupakan derivative dari Dikelola dan
persepsi dampak-dampak sebelumnya pada dipantau di
masyarakat komponen kegiatan ini. Sebagian besar dalam dokumen
dampak yang timbul merupakan dampak
yang bersifat positif. Mengingat pada
dampak utama (penerimaan tenaga kerja)
yang menjadi penyebab dampak
dikategorikan sebgai dampak penting

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
III-5
DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN
RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN
LINGKUNGAN

Sumber Komponen yang


Jenis Dampak Besaran Dampak Keterangan
Dampak Terkena Dampak
maka dampak perubahan persepsi
masyarakat dikategorikan sebagai
dampak penting dan akan dikelola dan
dipantau.
Pembangunan Peningkatan Timbulan sampah padat berasal dari Komponen Tidak dikelola
dan limbah padat kegiatan domestik pekerja maupun dari Lingkungan Fisik dan dipantau di
Pengoperasian dan cair kegiatan kontruksi. Limbah padat yang Kimia dalam dokumen
basecamp (domestik) dihasilkan dari kegiatan ini diperkirakan
sebesar 1,47 m3/hari. Dampak timbulan
limbah domestik ini merupakan mitigated
impact, dimana pada rencana kegiatan
sudah direncanakan penanganannya.
Pada komponen kegiatan ini tidak ada
peraturan yang dilanggar dan tidak ada
kekhawatiran dari masyarakat.
Sedangkan perkiraan jumlah air limbah
yang dihasilkan diperkirakan sebesar ±
12,0 m3/hari.
Penyebab dominan dari dampak ini
adalah berasal dari aktivitas domestik
pekerja. Dampak ini merupakan mitigated
impact, dimana pada rencana kegiatan
sudah mengantisipasi dengan
membangun MCK yang dilengkapi dengan
septic tank. Berdasarkan kriteria tersebut
maka dampak timbulan limbah padat/
cair tidak akan dikelola dan dipantau.
Timbulan Penggunaan genset akan secara rutin Dikelola dan
limbah B3 dilakukan dan berlangsung selama tahap dipantau di
konstruksi. Penggunaan genset akan dalam dokumen
menyebabkan timbulan limbah B3 berupa
oli bekas dan/atau lubrikan. Pengelolaan
dampak ini secara teknis sudah diatur
dalam Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 101 Tahun 2014
Tentang pengelolaan limbah bahan
berbahaya dan beracun serta KEP- 01
/BAPEDAL/09/1995 tentang Tata Cara
dan Persyaratan Teknis Penyimpanan dan
Pengumpulan Limbah Bahan Berbahaya
dan Beracun. Karena itu dampak
pembangunan dan pengoperasian sarana
prasarana kerja sementara terhadap
peningkatan timbulan limbah B3 akan
dipantau dan dikelola.
Mobilisasi Gangguan Kegiatan kontruksi pembangunan TUKS Komponen Dikelola dan
peralatan dan transportasi dan fasilitas penunjangnya melibatkan Lingkungan Ruang, dipantau di
material darat banyak peralatan serta material. Lahan dan dalam dokumen
Mobilisasi peralatan dan material akan Transportasi
memunculkan gangguan terhadap lalu
lintas. Peningkatan arus lalu lintas yang
dapat menyebabkan kemacetan lalu lintas
di sekitar lokasi kegiatan. Berdasarkan hal
tersebut maka dampak gangguan lalu
lintas akan dikaji dan dipantau didalam
dokumen.

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
III-6
DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN
RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN
LINGKUNGAN

Sumber Komponen yang


Jenis Dampak Besaran Dampak Keterangan
Dampak Terkena Dampak
Penurunan Kegiatan mobilisasi alat dan material akan Komponen Dikelola dan
kualitas udara menghasilkan emisi gas buang kendaraan Lingkungan Fisik dipantau di
dan peningkatan partikulat (debu) di Kimia dalam dokumen
udara. Dampak ini akan dirasakan oleh
masyarakat sekitar lokasi rencana
kegiatan, baik masyarakat yang dilewati
oleh aktifitas pengangkutan maupun
pengguna jalan lain.
Mobilisasi bahan dan material alat berat
diperkirakan dapat meningkatkan
dispersi gas buang emisi.
Budirahardjo (2000) menyatakan bahwa
untuk mengetahui dispersi gas buang di
udara ambien dipakai Formula Box Model,
dengan peruntukan sumber bergerak (non
point, moving, line source). Mobilisasi yang
digunakan adalah bulldozer, excavator,
dump truck, molen, dll yang diasumsikan
bekerja selama 8 jam/hari. Pembakaran
bahan bakar peralatan yang bergerak
(mobile combustion sources) akan
menghasilkan limbah gas dengan
parameter yaitu : SO2, NOx, CO dan debu.
Faktor emisi untuk parameter-parameter
sisa pembakaran mobile combustion
sources tersebut berdasarkan WHO offset
publication No. 62 : Rapid Assessment of
Sources of Air, Water and Land Pollution,
WHO Geneva, 1982. yaitu : SO2 = 0,0009
ton/ton, NOx = 0,113 lb/gal, CO = 100
lb/ton dan HC = 180 lb/ton. Dalam
melakukan perhitungan Q (kecepatan
emisi parameter, g/dtk) diperlukan data,
yaitu kecepatan angin berdasarkan rona
awal 5,054 knot (2,6 m/detik),
diasumsikan W (lebar daerah pengaruh =
10 m hingga 500 m), D (Tinggi daerah
pengaruh = 10 m). Perhitungan besaran
dampak setelah adanya kegiatan
mobilisasi kendaraan berat terhadap
parameter kualitas udara ambien
berbagai jarak disajikan pada Tabel
berikut ini.
Tabel 1. Dispersi gas buang mobilisasi
kendaraan bahan dan material
berbagai jarak
Dengan Kegiatan
Parameter
Hasil
Jarak (m)
(ug/Nm3)
50 25,6
100 12,8
150 8,53
TSP (Debu)
200 6,4
250 5,12
300 4,27
50 423,46
100 211,73
NOx
150 141,15
200 105,86

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
III-7
DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN
RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN
LINGKUNGAN

Sumber Komponen yang


Jenis Dampak Besaran Dampak Keterangan
Dampak Terkena Dampak
250 84,69
300 70,58
50 820,54
100 785,19
150 773,41
SO2
200 756,15
250 754,89
300 754,05

Berdasarkan Tabel diatas menunjukkan


bahwa terjadi penungkatan kualitas udara
dan berpotensi terhadap penurunan
kualitas di udara diperkirakan terjadi
dengan frekuensi relatif tinggi, sehingga
penurunan kualitas udara akan dikaji dan
dipantau didalam dokumen.
Peningkatan Pengangkutan peralatan dan bahan/ Komponen Dikelola dan
kebisingan material ke tapak proyek diperkirakan Lingkungan Fisik dipantau di
akan meningkatkan kebisingan. Kimia dalam dokumen
Berdasarkan analogi kegiatan sejenis
kendaraan pengangkut yang digunakan
menimbulkan kebisingan 88-90 dBA pada
sumber dampak. Dampak kebisingan
tidak hanya dirasakan di tapak proyek
saja, tetapi pemukiman sekitar lokasi
kegiatan dan sepanjang jalur mobilisasi
peralatan dan material diperkirakan akan
meningkatkan tingkat kebisingan
disepanjang jalur yang dilalui, maka
peningkatan kebisingan
Timbulnya Persepsi masyarakat sekitar lokasi Komponen Dikelola dan
sikap dan kegiatan akan muncul pada saat kegiatan Lingkungan dipantau di
persepsi mobilisasi peralatan dan bahan. Hal ini Sosekbud dalam dokumen
masyarakat dikarenakan dengan adanya kegiatan ini
akan turut menganggu kenyamanan
masyarakat disekitar lokasi kegiatan.
Berdasarkan hal tersebut terdapat
kekhawatiran masyarakat sekitar tapak
proyek terhadap kegiatan ini. Sehingga
dampak persepsi masyarakat akan
dikelola dan dipantau.
Penyiapan dan Penurunan Penurunan kualitas udara berasal dari Komponen Tidak dikelola
penataan lahan kualitas udara akumulasi emisi gas buang yang Lingkungan Fisik dan dipantau di
dihasilkan alat berat yang digunakan. Kimia dalam dokumen
Asap kendaraan akan menimbulkan
dampak berupa pencemaran udara karena
potensial meningkatkan kadar parameter
udara berupa gas Sulfur Dioksida (SO2),
Carbon Monoksida (CO), Nitrogen
Dioksido (NO2), Ozon (O3), Hidro Carbon
(HC), dan Lead (Pb) serta debu/ Dust
(TSP) diperkirakan tidak significant
mengingat jumlah alat berat yang
digunakan relatif sedikit dengan
pengoperasian yang bertahap serta
disekitar lokasi tidak terdapat pemukiman
masyarakat, maka penurunan kualitas
udara tidak dikelola dan dipantau.

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
III-8
DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN
RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN
LINGKUNGAN

Sumber Komponen yang


Jenis Dampak Besaran Dampak Keterangan
Dampak Terkena Dampak
Peningkatan Pembangunan area pengusahaan akan Komponen Dikelola dan
air larian meningkatkan koefisien air larian yang Lingkungan Fisik dipantau di
disebabkan adanya perubahan dari lahan Kimia dalam dokumen
yang tertutup oleh vegetasi menjadi lahan
terbuka. Meningkatnya koefisien air larian
berakibat meningkatnya fluktuasi debit
air maksimum di musim penghujan dan
debit. Mengingat lahan yang akan dibuka
untuk kegiatan fasilitas pelabuhan cukup
luas yaitu sekitar ± 3.444 m2, maka
dampak ini akan dipantau dan dikelola di
dalam dokumen.
Peningkatan Kegiatan pelaksanaan penataan lahan Komponen Tidak dikelola
erosi berpotensi terhadap perubahan Lingkungan Fisik dan dipantau di
kemantapan lereng (erosi tanah), akan Kimia dalam dokumen
tetapi mengingat kontur di tapak proyek
yang relative landau, maka diperkirakan
dampak peningkatan erosi tidak
signifikan, sehingga dampak tidak tidak
dikelola dan dipantau di dalam dokumen.
Gangguan Kegiatan persiapan dan penataan lahan Komponen Dikelola dan
vegetasi darat akan menghilangkan vegetasi yang ada Lingkungan Fisik dipantau di
dan fauna dilokasi rencana kegiatan. Mengingat Biologi dalam dokumen
kegiatan ini berpotensi menghilangkan
vegetasi maka dampak ini akan dikelola
dan dipantau di dokumen.
Pekerjaan Gangguan lalu Pekerjaan struktur bangunan TUKS dan Komponen Dikelola dan
struktur lintas alur fasilitas penunjang berpotensi Lingkungan Ruang, dipantau di
bangunan TUKS pelayaran meningkatkan gangguan aktifitas alur Lahan dan dalam dokumen
dan fasilitas pelayaran di lokasi sekitar pembangunan Transportasi
penunjang mengingat sungai/ lokasi di sekitar lokasi
kegiatan merupakan salah satu jalur
pelayaran yang relative padat.
Berdasarkan hal tersebut, maka dampak
ini akan dikelola dan dipantau di
dokumen.
Penurunan Penurunan kualitas air disebabkan oleh Komponen Dikelola dan
kualitas air pembangunan dermaga dan Lingkungan Fisik dipantau di
sungai pembangunan/ pekerjaan fasilitas TUKS Kimia dalam dokumen
yang berada di perairan seperti
pengerukan kolam pelabuhan. Pekerjaan
struktur bangunan di perairan
diperkirakan akan meningkatkan TSS dan
menyebar di perairan sekitar lokasi
kegiatan. Berdasarkan hal tersebut, maka
dampak ini akan dikelola dan dipantau di
dokumen.
Terganggunya Merupakan dampak deveriatif dari Komponen Dikelola dan
biota perairan penurunan kualitas air sungai. Lingkungan Biologi dipantau di
Pembangunan struktur bangunan dan dalam dokumen
instalasi bangunan yang berada di area
sungai diperkirakan berpotensi terhadap
penurunan kualitas air sungai, sehingga
penurunan kualitas air sungai dapat
mempengaruhi ekosistem dan/atau biota
perairan yang berada di perairan sekitar
lokasi rencana kegiatan. Berdasarkan hal

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
III-9
DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN
RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN
LINGKUNGAN

Sumber Komponen yang


Jenis Dampak Besaran Dampak Keterangan
Dampak Terkena Dampak
tersebut, maka dampak ini akan dikelola
dan dipantau di dokumen.
Tahap Operasi
Mobilisasi Peningkatan Terbukanya kesempatan kerja bagi Komponen Dikelola dan
tenaga kerja kesempatan penduduk di lokasi kegiatan dan di Lingkungan dipantau di
operasi kerja dan wilayah sekitarnya. Keadaan ini akan Sosekbud dalam dokumen
usaha memberikan kontribusi cukup besar pada
upaya penanggulangan masalah
pengangguran yang ada di daerah ini.
Penyerapan tenaga kerja akan membuka
lapangan usaha baru, mengingat tenaga
kerja yang ada membutuhkan sarana dan
prasarana pemenuhan kebutuhan.
Aktifitas ini akan membawa multiplier
effect terhadap perekonomian masyarakat
sekitar. Mengingat dengan penerimaan
tenaga kerja yaitu berjumlah ± 50 orang
dan diperkirakan kegiatan ini akan
membuka peluang usaha dibidang lain
yang cukup luas secara significant,
sehingga dampak ini akan dikelola dan
dipantau di dalam dokumen.
Peningkatan Kegiatan penyerapan tenaga kerja lokal Komponen Dikelola dan
pendapatan dan adanya peluang berusaha akan Lingkungan dipantau di
masyarakat meningkatkan pendapatan masyarakat Sosekbud dalam dokumen
sekitar. Jumlah tenaga kerja yang akan
direkrut cukup significan (50 orang) dan
akan bisa bertambah sesuai dengan
perkembangan kegiatan pertambangan di
wilayah studi. Secara teknis Pemerintah
telah mengatur tentang pengupahan
melalui Keputusan Menteri Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Nomor Kep-
231/Men/2003 tentang Tata Cara
Penangguhan Pelaksanaan Upah
Minimum, maka dampak peningkatan
pendapatan masyarakat merupakan
dampak yang perlu dikelola dan dipantau.
Timbulnya Dampak ini merupakan derivatifdari Komponen Dikelola dan
sikap dan dampak-dampak sebelumnya pada Lingkungan dipantau di
persepsi komponen kegiatan ini. Sebagian besar Sosekbud dalam dokumen
masyarakat dampak yang timbul merupakan dampak
yang bersifat positif, yaitu komitmen
pemrakarsa terhadap masyarakat lokal,
serta memberikan multiplier effect berupa
terbukanya peningkatan pendapatan
masyarakat. Mengingat pada dampak
utama yang menjadi dampak yang dikelola
dan dipantau, maka dampak perubahan
persepsi masyarakat juga akan dikelola
dan dipantau di dalam dokumen.
Operasional Gangguan lalu Operasional TUKS berpotensi Komponen Dikelola dan
TUKS dan lintas alur meningkatkan gangguan aktifitas alur Lingkungan Ruang, dipantau di
fasilitas pelayaran pelayaran di lokasi sekitar pembangunan Lahan dan dalam dokumen
penunjang mengingat sungai/ lokasi di sekitar lokasi Transportasi
kegiatan merupakan salah satu jalur
pelayaran yang relative padat.

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
III-10
DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN
RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN
LINGKUNGAN

Sumber Komponen yang


Jenis Dampak Besaran Dampak Keterangan
Dampak Terkena Dampak
Berdasarkan hal tersebut, maka dampak
ini akan dikelola dan dipantau di
dokumen.
Gangguan lalu Kegiatan operasi TUKS dan fasilitas Komponen Dikelola dan
lintas darat penunjangnya melibatkan banyak Lingkungan Ruang, dipantau di
peralatan untuk mengangkutan batu bara Lahan dan dalam dokumen
dari pertambangan dari dan menuju Transportasi
dermaga. Mobilisasi peralatan berupa
alat-alat berat dan material berupa hasil
tambang akan memunculkan gangguan
terhadap lalu lintas. Peningkatan arus lalu
lintas yang dapat menyebabkan
kemacetan lalu lintas di sekitar lokasi
kegiatan. Berdasarkan hal tersebut maka
dampak gangguan lalu lintas akan dikaji
dan dipantau didalam dokumen.
Penurunan Penyimpanan stock pile batu bara di lokasi Komponen Dikelola dan
kualitas udara rencana kegiatan berpotensi terhadap Lingkungan Fisik dipantau di
peningkatan debu batu bara di sekitar Kimia dalam dokumen
lokasi kegiatan. Berdasarkan hal tersebut
maka dampak penurunan kualitas udara
akan dikaji dan dipantau didalam
dokumen.
Peningkatan Timbulan sampah padat berasal dari Komponen Tidak dikelola
limbah padat kegiatan domestik pekerja maupun dari Lingkungan Fisik dan dipantau di
dan cair kegiatan kontruksi. Limbah padat yang Kimia dalam dokumen
dihasilkan dari kegiatan ini diperkirakan
sebesar 195 liter/hari. Dampak timbulan
limbah domestik ini merupakan mitigated
impact, dimana pada rencana kegiatan
sudah direncanakan penanganannya.
Sedangkan perkiraan jumlah air limbah
yang dihasilkan diperkirakan sebesar ±
6,8 m3/hari. Pada komponen kegiatan ini
tidak ada peraturan yang dilanggar dan
tidak ada kekhawatiran dari masyarakat.
Penyebab dominan dari dampak ini
adalah berasal dari aktivitas domestik
pekerja. Dampak ini merupakan mitigated
impact, dimana pada rencana kegiatan
sudah mengantisipasi dengan
membangun MCK yang dilengkapi dengan
septic tank. Berdasarkan kriteria tersebut
maka dampak timbulan limbah padat/
dair tidak akan dikelola dan dipantau.
Penurunan Aktifitas bongkar muat hasil tambang Komponen Dikelola dan
kualitas air berupa batu bara di lingkungan sekitar Lingkungan Fisik dipantau di
sungai perairan sungai berpotensi adanya Kimia dalam dokumen
ceceran hasil tambang (batu bara). Potensi
adanya ceceran hasil tambang
diperkirakan cukup besar mengingat hasil
tambang batu bara akan diangkut
menggunakan tongkang dengan kapasitas
5000 DWT. Berdasarkan kriteria tersebut
maka dampak penurunan kualitas air
sungai akan dikelola dan dipantau di
dalam dokumen.

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
III-11
DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN
RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN
LINGKUNGAN

Sumber Komponen yang


Jenis Dampak Besaran Dampak Keterangan
Dampak Terkena Dampak
Terganggunya Merupakan dampak deveriatif dari Komponen Dikelola dan
biota perairan penurunan kualitas air sungai. Aktifitas Lingkungan Biologi dipantau di
dan operasionalisasi kegiatan utama dalam dokumen
maupun fasilitas penunjang yang berada
di area sungai diperkirakan berpotensi
terhadap penurunan kualitas air sungai,
sehingga penurunan kualitas air sungai
dapat mempengaruhi ekosistem dan/atau
biota perairan yang berada di perairan
sekitar lokasi rencana kegiatan.
Berdasarkan kriteria tersebut maka
dampak terganggunya biota perairan akan
dikelola dan dipantau di dalam dokumen.
Peningkatan Kegiatan operasional TUKS dan failitas Komponen Dikelola dan
Pendapatan penunjangnya diperkirakan akan Lingkungan dipantau di
Asli Daerah meningkatkan pendapatan di sektor Sosekbud dalam dokumen
(PAD) perhubungan dan pertambangan. Provinsi
Kalimantan Timur, terutama Kabupaten
Paser dengan perkembangan di bidang
pertambangan batu bara yang cukup luas
dapat meningkatkan kontribusi
pendapatan dari sektor pertambangan.
Peningkatan pendapatan di sektor
perhubungan dan pertambangan
diharapkan dapat meningkatkan
pendapatan daerah Kabupaten Paser pada
khususnya dan Kalimantan Timur pada
umumnya. Berdasarkan hal tersebut,
sehingga dampak akan dikelola dan
dipantau di dalam dokumen.
Operasional dan Timbulan Pemeliharaan sarana dan prasarana TUKS Komponen Dikelola dan
pemeliharaaan Limbah B3 dan fasilitas penunjangnya diperkirakan Lingkungan Fisik dipantau di
sarana dan menyebabkan timbulan limbah B3 berupa Kimia dalam dokumen
prasarana TUKS oli bekas, lampu bekas (mengandung
mercury), aki bekas, dll. Mengingat limbah
B3 merupakan limbah yang berbahaya
untuk lingkungan, maka dampak ini perlu
mendapat perhatian. Secara perundang-
undangan, pengelolaan dampak ini secara
teknis sudah diatur dalam Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor
101 Tahun 2014 Tentang pengelolaan
limbah bahan berbahaya dan beracun
serta KEP- 01 /BAPEDAL/09/1995
tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknis
Penyimpanan dan Pengumpulan Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun. Karena itu
dampak peningkatan timbulan limbah B3
merupakan dampak yang perlu dipantau
dan dikelola.

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
III-12
DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN
RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN
LINGKUNGAN

3.2 Rona Lingkungan Hidup Awal Lingkungan yang Berpotensi Terkena Dampak

Data-data terkait kondisi rona lingkungan atau kondisi eksisting lingkungan


di wilayah studi rencana kegiatan Pembangunan TUKS dan Fasilitas Penunjang oleh
Koperasi GAPURA disajikan pada sub bab berikut ini.

3.2.1 Komponen Lingkungan Transportasi

3.2.1.1 Transportasi Darat

Jaringan jalan di Kalimantan Timur merupakan faktor penting yang


memengaruhi perkembangan wilayah yang menunjang berbagai potensi lainnya.
Jaringan jalan Provinsi Kalimantan Timur saat ini mencapai 8.189,78 km, baik yang
dibangun oleh pemerintah pusat, provinsi, maupun kabupaten/kota. Sementara itu,
rasio panjang jalan terhadap luas wilayah adalah sebesar 52,53 km per 1000 km2
atau indeks sebesar 0,052 untuk seluruh provinsi masih pada posisi tergolong
cukup. Jaringan jalan lintas Kalimantan di wilayah Kalimantan Timur dapat
dikelompokkan menjadi 3 poros, yaitu :

(1) Poros Utara


Poros utara menghubungkan kawasan Samarinda-Sangata-Muara Wahau-
Berau-Bulungan, jaringan jalan ini tengah diupayakan untuk mencapai
Malinau dan Nunukan;
(2) Poros Tengah
Poros tengah menghubungkan kawasan SamarindaTenggarong-Kota Bangun-
Melak-Barong Tongkok-Kalimantan Tengah; dan
(3) Poros Selatan
Poros selatan menghubungkan kawasan Kalimantan Selatan-Batu Aji/ Kerang
Dayu-Tanah Grogot – Kuaro – Penajam Balikpapan – Samarinda – Bontang -
SangataMuara Wahau - Tanjung Redep - Tanjung Selor. Sementara itu, simpul
transportasi jalan masih meliputi 2 terminal penumpang tipe A, 6 terminal B
dan 11 terminal tipe C.
Keberadaan jaringan jalan di Kalimantan Timur sangat berpengaruh terhadap
penggunaan moda transportasi lainnya. Jalan dan jembatan merupakan prasarana
yang sangat penting bagi penunjang sarana angkutan darat. Sesuai dengan
fungsinya, kondisi jalan sangat mempengaruhi kelancaran hubungan dari satu
wilayah ke wilayah lain. Pada tahun 2019, panjang jalan di Kabupaten Paser adalah
1.244,35 Km, dengan 224,71 Km jalan dengan tingkat kewenangan Negara, 14,45
Km jalan dengan tingkat kewenangan Provinsi, dan 1.005,19 Km jalan dengan
tingkat kewenangan kabupaten. Panjang jalan dengan tingkat kewenangan
pemerintah kabupaten menurut kondisi jalan di Kabupaten Paser selengkapnya
disajikan pada Gambar berikut ini.

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
III-13
DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN
RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN
LINGKUNGAN

Gambar 3.1. Panjang jalan dengan tingkat kewenangan pemerintah kabupaten


menurut kondisi jalan di Kabupaten Paser

Berdasarkan Gambar diatas menunjukkan bahwa jika ditinjau menurut kondisi


jalan, 38,82% kondisi jalan di Kabupaten Paser masih dikategorikan rusak berat,
dan hanya 20,61% saja jalan yang dikategorikan dalam kondisi baik. Kondisi jalan
yang kurang baik/rusak dapat mengakibatkan suatu wilayah menjadi terisolir dan
perkembangannya menjadi tertinggal dari daerah lain. Panjang jalan dengan tingkat
kewenangan pemerintahan kabupaten menurut kecamatan dan kondisi jalan di
Kabupaten Paser (km) tahun 2019 selengkapnya disajikan pada Tabel berikut ini.

Tabel 3.2. Panjang jalan dengan tingkat kewenangan pemerintahan kabupaten


menurut kecamatan dan kondisi jalan di Kabupaten Paser (km) tahun
2019
Kondisi Jalan
Kecamatan
Baik Sedang Rusak Rusak Berat
Batu Sopang 17,64 0,00 15,20 39,94
Muara Samu 2,73 0,00 6,22 16,09
Batu Engau 4,09 3,00 32,23 63,76
Tanjung Harapan 0,00 0,00 22,79 11,60
Pasir Belengkong 30,65 6,52 55,25 34,57
Tanah Grogot 59,83 7,62 59,45 52,86
Kuaro 13,63 4,37 25,65 26,66
Long Ikis 37,41 3,07 28,51 20,35
Muara Komam 12,99 0,00 58,70 40,30
Long Kali 28,23 4,26 74,87 84,16
Paser 207,20 28,84 378,87 390,29
Sumber : BPS Kabupaten Paser dalam Angka, 2020

Jaringan jalan Provinsi Kalimantan Timur khususnya jaringan jalan nasional


dan propinsi telah dapat menjangkau ibukota kabupaten/ kota serta hampir seluruh

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
III-14
DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN
RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN
LINGKUNGAN

kecamatan. Hal ini ditandai dengan semakin meningkatnya pertumbuhan


kendaraan bermotor. Sarana angkutan umum Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP) di
Kalimantan Timur masih terbatas pada jaringan jalan yang kondisinya relatif baik,
hal ini berkaitan dengan perkembangan keselarasan, kelancaran dan kontinuitas
perjalanannya serta juga memperhitungkan biaya operasionalnya. Panjang Jalan
menurut tingkat kewenangan pemerintahan di Kabupaten Paser (km) tahun 2015 -
2019 disajikan pada Tabel berikut ini.

Tabel 3.3. Panjang jalan menurut tingkat kewenangan pemerintahan di


Kabupaten Paser (km) tahun 2015 - 2019
Pemerintah yang Berwenang Mengelola
Tahun Negara
Provinsi Kabupaten Jumlah
2015 224,71 276,33 1 005,19 1 506,23
2016 224,71 242,43 1 005,19 1 472,33
2017 224,71 242,43 1 005,19 1 472,33
2018 224,71 319,00 1 005,19 1 548,90
20191 224,71 14,45 1 005,19 1 244,35
Sumber : BPS Kabupaten Paser dalam Angka, 2020
Keterangan : 1 Ada perubahan status kewenangan jalan provinsi

Sedangkan panjang jalan dengan tingkat kewenangan pemerintahan kabupaten


menurut kecamatan di Kabupaten Paser (km) tahun 2019 disajikan pada Tabel
berikut ini.

Tabel 3.4. Panjang jalan dengan tingkat kewenangan pemerintahan kabupaten


menurut kecamatan di Kabupaten Paser (km) tahun 2019
Kecamatan Panjang Jalan Kabupaten (km)
Batu Sopang 72,78
Muara Samu 25,05
Batu Engau 103,08
Tanjung Harapan 34,39
Pasir Belengkong 126,99
Tanah Grogot 179,75
Kuaro 70,30
Long Ikis 89,34
Muara Komam 111,98
Long Kali 191,52
Kabupaten Paser 1.005,19
Sumber : BPS Kabupaten Paser dalam Angka, 2020

3.2.1.2 Transportasi Sungai

Ratusan sungai yang tersebar di Provinsi Kalimantan Timur juga menjadi


daya tarik tersendiri karena sungai-sungai inilah salah satu penghubung utama
antarwilayah di Provinsi Kalimantan Timur. Transportasi sungai ini merupakan

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
III-15
DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN
RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN
LINGKUNGAN

salah satu pintu aksesibilitas ke berbagai wilayah terpencil dari dulu; di samping
penerbangan-penerbangan perintis di sebagaian wilayah Kalimantan Timur yang
sekarang sudah makin banyak dibuka. Hal inilah yang memberikan sumbangsih
cukup signifikan dalam pembangunan di daerah terpencil dan terpelosok sebagai
bagian dari pemerataan kesejahteraan sosial.

Memperhatikan kondisi fisik wilayah Kalimantan Timur, rnaka prasarana


angkutan sungai, memegang peranan penting sebagai prasarana perhubungan antar
wilayah, terutama wilayah pedalaman yang belum terjangkau oleh angkutan jalan
raya dan angkutan udara. Hampir seluruh sungai besar di Propinsi Kalirnantan
Timur di manfaatkan sebagai prasarana transportasi, antara lain sungai
Mahakam,sungai Kadilo, sungai Telake, sungai Segah, sungai Kelay, sungai Kayan,
sungai Sesayap dan sungai Sembakung. Sa.at ini, prasarana angkutan sungai di
lengkapi oleh 56 (lima puluh enam) buah dermaga Transportasi penyeberangan
berfungsi sebagai jembatan berjalan yang dapat menghubungkan antar
Kota/Kabupaten, antar Provinsi, bahkan antar negara. Pelabuhan penyeberangan di
Propinsi Kalimantan Timur berjumlah 7 buah dengan hirarki peran dan fungsi.
Sementara itu, di provinsi Kalimantan Timur terdapat 4 lintas penyeberangan (2
lintas berklasifikasi komersil) dan terdapat 2 lintas yang tidak beroperasi. Lintasan
penyebrangan di Provinsi Kalimantan Timur selengkapnya disajikan pada Tabel
berikut ini.

Tabel 3.5. Lintasan penyebrangan di Provinsi Kalimantan Timur


Jarak/
Lintasan Klasifikasi Dari Ke Fungsi
Waktu
Beroperasi
Taipa-Kariangau Perintis Kota Palu Kota Balikpapan 210/ Lintas Provinsi
Tarakan-Toli toli Perintis Kota Tarakan Kab. Toli toli Lintas Provinsi
Panajam-Kariangau Komersil Kota Balikpapan Kota Balikpapan 6/ Dalam Kab./ Kota
Komersil Kab.Mamuju 184/ Lintas Provinsi
Tidak Beroperasi
Tanjung selor-Tarakan Kab. Bulungan Kota Tarakan 36/ Lintas Kab./ Kota
Tarakan-Sembakung Kota Tarakan Kab. Bulungan 72/ Lintas Kab./ Kota
Rancangan Pengembangan
Tarakan-Ancam Kota Tarakan Kota Tarakan Dalam Kab./ Kota
Tarakan-Nunukan Kota Tarakan Kab. Nunukan Lintas Kab./ Kota
Tarakan-P.Bunyu Kota Tarakan Kab. Nunukan Lintas Kab./ Kota
Nunukan-Sebatik Kab. Nunukan Kab. Nunukan Dalam Kab./ Kota
Nunukan-Tawau Kab. Nunukan Kab. Nunukan Dalam Kab./ Kota
Sumber: dtt LLASDP, 2009

3.2.2 Komponen Lingkungan Fisik Kimia

3.2.2.1 Iklim

Kabupaten Paser merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Kalimantan


Timur yang terletak paling Selatan, tepatnya pada posisi 0⁰ 48’ 29.44’’ - 2⁰ 37’ 24.21’’

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
III-16
DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN
RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN
LINGKUNGAN

Lintang Selatan dan 115⁰ 37’ 0.77’’ - 118⁰ 1’ 19.82’’ Bujur Timur. Ibukota kabupaten
ini terletak di Tana Paser. Keadaan iklim di Kabupaten Paser banyak dipengaruhi
oleh lintang dan topografi wilayahnya. Dalam setahun, rata-rata jumlah hari hujan
Kabupaten Paser adalah 124 hari, dengan Kecamatan Long Ikis sebagai kecamatan
dengan hari hujan terbanyak selama tahun 2019, yaitu 148 hari hujan. Sedangkan
rata-rata curah hujan Kabupaten Paser selama tahun 2019 adalah 173,96 milimeter,
lebih tinggi dari tahun sebelumnya, yaitu 157,44 milimeter.

Rata rata curah hujan bulanan menunjukkan jumlah curah hujan yang terjadi
sepanjang tahun 2012-2020 berkisar antara 41,3 mm – 357,3 mm. Curah hujan rata
rata tertinggi di Kecamatan Kuaro Kabupaten Paser terjadi pada bulan Januari yaitu
357,3 mm, sedangkan curah hujan terendah terjadi pada bulan Agustus, yaitu 41,3
mm. Curah hujan di Kabupaten Paser pada tahun 2012-2020 berdasarkan bulan,
selengkapnya disajikan pada Tabel berikut ini.

Tabel 3.6. Banyaknya curah hujan (mm) di Kecamatan Kuaro Kabupaten Paser
berdasarkan bulan
Bulan
Tahun
Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des Rerata
2012 274 361 166 360 247 288 158 76 69 136 134 155 202,00
2013 385 241 306 192 175 120 0 0 270 95 198 0 165,17
2014 131 229 375 252 100 116 145 0 76 8 84 160 139,67
2015 0 363 157 383 102 119 75 0 0 8 116 788 175,92
2016 300 355 0 336 293 0 115 145 271 221 425 0 273,44
2017 577 219 285 231 126 103 0 49 66 178 0 248 173,50
2018 904 274 316 529 120 80 72 81 107 43 93 234 237,75
2019 426 176 169 239 60 36 0 0 0 8 21 210 112,08
2020 219 157 143 214 60 47 206 21 9 120 200 144 128,32
Rerata 357,3 263,9 213,0 304,0 142,6 101,0 85,7 41,3 96,4 90,8 141,2 215,4 171,10
Sumber: Kabupaten Paser Dalam Angka

Sedangkan hari hujan di Kabupaten Paser pada tahun 2012-2020 berdasarkan


bulan, selengkapnya disajikan pada Tabel berikut ini.

Tabel 3.7. Banyaknya hari hujan di Kecamatan Kuaro, Kabupaten Paser


Berdasarkan Bulan
Bulan
Tahun
Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des Jumlah
2012 12 11 8 15 0 13 6 9 8 13 12 12 119
2013 15 13 13 10 11 8 0 0 17 11 15 0 113
2014 11 12 20 9 7 8 8 0 1 2 7 12 97
2015 0 15 8 18 7 7 2 0 0 4 12 21 94
2016 13 16 0 14 11 0 5 5 10 8 16 0 98
2017 14 8 15 14 16 14 0 10 4 8 0 16 119
2018 31 14 20 30 14 13 8 5 6 5 9 17 172
2019 20 17 20 19 14 14 0 1 0 3 6 16 130
2020 15 13 18 20 17 16 21 21 15 17 22 20 215
Sumber: Kabupaten Paser Dalam Angka

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
III-17
DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN
RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN
LINGKUNGAN

Data angin pada lokasi kajian diperoleh dari analisis data angin di lepas pantai dari
OGIMET-NOAA. Berdasarkan analisis data angin 10 tahun terakhir selama tahun
2011-2020 tampak bahwa kecepatan angin dominan di sekitar lokasi kajian adalah
1,5 – 3,0 m/s (45%), sebagian besar angin dengan kecepatan dominan tersebut
datang dari arah Utara (12%), Timur laut (9%) dan Tenggara (10%). Arah angin
yang mendominasi di lokasi tersebut dari arah Utara (27%) Timur Laut (23%)
Tenggara (20%).

Tabel 3.8. Data angin di wilayah studi


Persentase Kecepatan Angin
Arah Jumlah
< 1.5 m/s 1.5 - 3.0 m/s 3.0 - 4.5 m/s 4.5 - 6.0 m/s 6.0 - 7.5 m/s > 7.5 m/s
Utara
Timur Laut
Timur
Tenggara
Selatan
Barat Daya
Barat
Barat Laut
Jumlah 100.00

3.2.2.2 Kualitas Udara dan Kebisingan

Di sekitar lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan Koperasi Gabungan


Pengusaha Rakyat (GAPURA) belum ada kegiatan proyek atau aktivitas lainya yang
dapat mempengaruhi konsentrasi debu dan gas yang berarti, misalnya industri dan
emisi gas buangan akibat kepadatan lalu lintas. Kondisi lebih buruk justru terjadi
pada musim kemarau di mana kadang-kadang bisa terjadi kebakaran hutan dan
lahan yang sangat berpengaruh terhadap kualitas udara ambien. Guna mengetahui
kualitas udara ambien secara keseluruhan, maka hasil pengujian dikonversi ke
dalam Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) dengan menggunakan persamaan
yang tercantum di dalam keputusan Kepala Bapedal Kep-107/KABAPEDAL/11/
1997 tentang Pedoman Teknis Perhitungan dan Pelaporan Serta Informasi ISPU.
Untuk penentuan batas ISPU disajikan pada Tabel 3.9 kemudian dari seluruh
parameter yang dikonversi, dipilih ISPU tertinggi sebagai dasar penentuan kualitas
udara di lokasi studi. Untuk penilaian skala kualitas lingkungan digunakan nilai
Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) sesuai dengan Kepmen LH Nomor
45/MENLH/10/1997 tentang Indeks Standar Pencemaran Udara, dengan
menggunakan persamaan :

( − )+

Dimana :

I : ISPU Terhitung

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
III-18
DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN
RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN
LINGKUNGAN

Ia : ISPU batas atas

Ib : ISPU batas bawah

Xa : Ambien batas Atas

Xb : Ambien batas bawah

Xx : Kadar ambien nyata hasil pengukuran

Tabel 3.9. Batas Indeks Standar Pencemaran Udara Dalam Satuan SI


Indeks Standar 24 Jam PM10 24 Jam SO2 8 Jam CO 1 jam O3 1 jam NO2
Pencemaran Udara µg/Nm3 µg/Nm3 µg/Nm3 µg/Nm3 µg/Nm3
50 50 80 5 120 (2)
100 150 365 10 235 (2)
200 350 800 17 400 1.130
300 420 1.600 34 800 2.260
400 500 2.100 46 1.000 3.000
500 600 2.620 57,5 1.200 3.750
Sumber : Pedoman Teknis Perhitungan dan Pelaporan serta Informasi ISPU, Kep.107/KABAPEDAL/11/1997

Hasil Perhitungan Konversi Udara Ambien ke ISPU disajikan pada Tabel berikut ini.

Tabel 3.10. Hasil perhitungan konversi udara ambien ke ISPU


No. Parameter Ia Ib Xa Xb Xx Ia-Ib Xa-Xb Xx-Xb ISPU

1. PM10 (debu) 0 50 0 50 32,15 -50 -50 -17,85 32,15


2. SO2 0 50 0 80 1,34 -50 -80 -78,66 1
3. CO 0 50 0 5 1,06 -50 -5 -3,94 10,6
4. O3 0 50 0 120 50,35 -50 -120 -69,65 20,98
5. NO2 0 50 0 0 6,25 -50 0 6,25 Tidak ditampilkan
Sumber : Dokumen FS Koperasi Gabungan Pengusaha Rakyat (GAPURA)
Catatan : Untuk Parameter NO2, sesuai Keputusan Kepala Bapedal Nomor Kep-107/KABAPEDAL/11/1997,
untuk hasil pengukuran di bawah konsentrasi 1.130µg/Nm3 ISPU tidak ditampilkan

Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel di atas, maka diperoleh 4 (empat) angka
ISPU. Dari angka-angka tersebut kemudian dipilih ISPU yang tertinggi sebagai
dasar penentuan kualitas udara ambien di lokasi tersebut yaitu 32,15 untuk
parameter PM10. Selanjutnya berdasarkan angka tersebut dapat disimpulan bahwa
kondisi udara ambien di lokasi studi termasuk kategori Baik (Skala 4). Mengingat
sifat kualitas udara ambien yang terpapar luas, maka lokasi proyek secara
keseluruhan termasuk dalam kondisi Baik (Skala 4).

Pengukuran kebisingan yang dilakukan di sekitar wilayah studi, masing-masing di


permukiman penduduk di sekitar rencana usaha, lokasi rencana basecamp Koperasi
Gabungan Pengusaha Rakyat (GAPURA), dan akses jalan tambang. Tingkat
kebisingan biasanya terjadi karena adanya kendaraan bermotor dan alat-alat berat
di sekitar lokasi rencana kegiatan. Hasil pengukuran tingkat kebisingan disesuaikan
dengan baku mutu tingkat kebisingan yang dipersyaratkan yaitu berdasarkan

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
III-19
DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN
RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN
LINGKUNGAN

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor KEP-48/MENLH/11/1996


tanggal 25 Nopember 1996.

Tabel 3.11. Data hasil pengukuran kebisingan


Tingkat Baku Mutu
No. Lokasi Kebisingan Lsm (Kep.48/MENLH/1996) Keterangan
(dBA) (dBA)
1. Pemukiman Penduduk (K-1) 47,65 55 Pemukiman
2. Lokasi Rencana Kegiatan (K-2) 46,50 55 Pemukiman
3. Lokasi akse jalan tambang (K-3) 46,05 70 Industri
Sumber : Dokumen FS Koperasi Gabungan Pengusaha Rakyat (GAPURA)

Berdasarkan periode kejadian, kebisingan di ketiga lokasi tersebut bersifat terputus


dan sesaat. Berdasarkan skala kualitas lingkungan yang telah disajikan maka dapat
disimpulkan bahwa tingkat kebisingan di wilayah studi kategorikan Baik (Skala 4).
Untuk tingkat kebisingan dari kendaraan bermotor dan alat-alat berat yang
diperoleh dari studi pustaka disajikan pada Tabel berikut ini.

Tabel 3.12. Intensitas kebisingan dari sumber alat-alat berat


Intensitas Kebisingan Pada Jarak 15 M
No. Sumber Suara
dari Sumber (dBA)
1. Tracktor 89
2. Backhoe 83
3. Generator 76
4. Float Loader/Dozer/Excavator 80
5. Cashing Plant 89
Sumber : Webber, M, et, al., 1984 Enveromental Guideliner for Overland Transfortation

Tabel 3.13. Intensitas kebisingan dari kendaraan bermotor


Kecepatan Kendaraan (km/jam)
No. Jenis Kendaraan
50 60 70 80 90 100 >100
1. Truck Besar (dBA) 82 83 84 85 86 87 88
2. Truck Sedang (dBA) 73 77 78 78 83 84 85
3. Kendaraan MPV 63 65 67 70 72 74 75
Sumber : Webber, M, et, al., 1984 Enveromental Guideliner for Overland Transfortation

3.2.2.3 Kualitas Air Permukaan

Sebagian besar masyarakat yang berada di sekitar lokasi rencana kegiatan


pertambangan batu bara Koperasi Gabungan Pengusaha Rakyat (GAPURA), untuk
masyarakat wilayah studi memanfaatkan sumber air dari air sumur dan Sungai Apar
Kecil serta anak sungai yang ada di wilayah tersebut untuk memenuhi kebutuhan
air domestik setiap harinya, sebagian sudah tercemar akibat adanya pertambangan
tradisonal ilegal yang dilakukan sebagian masyarakat sekitar. Pada saat musim
kemarau sungai akan menjadi dangkal. Kondisi Sungai Apar Kecil pada saat musim
kemarau disajikan pada Gambar berikut ini.

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
III-20
DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN
RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN
LINGKUNGAN

Gambar 3.2. Sungai Apar Kecil pada saat musim kemarau

Dari sejumlah parameter kualitas air untuk peruntukan air sungai di Kalimantan
Tengah Kelas 2 (air yang diperuntukkan dapat digunakan air baku air minum, dan
atau untuk peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan
kegunaan tersebut) berdasarkan surat keputusan tersebut, maka terdapat beberapa
parameter yang menjadi pembatas sehingga sumber air tersebut tidak layak untuk
dijadikan sebagai baku air minum seperti TSS, pH, DO, Amoniak, Nitrit, BOD, COD
dan sulfat serta besi.

Gambar 3.3. Sumur galian masyarakat

Karakteristik sungai yang mengalir di wilayah studi tidak terlalu berbeda dengan
sebagian sungai yang ada di Provinsi Kalimantan Tengah. Kondisi topografis yang
berada pada gradien rendah, dimana sungai berada pada kemiringan antara 3-5o.
Hasil pengujian kualitas air sungai disajikan pada Tabel berikut ini.

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
III-21
DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN
RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN
LINGKUNGAN

Tabel 3.14. Hasil pengujian kualitas air sungai wilayah studi


Kode Sampel
No. Parameter Satuan Baku Mutu Kelas II
A-1 A-2
1. Suhu oC 28,7 28,7 Deviasi 3
2. TDS mg/l 0,06 0,04 1000
3. TSS mg/l 0,02 0,15 50
4. pH - 6,13 5,96 6-9
5. BOD5 mg/l 6,16 2,23 3
6. COD mg/l 56,71 62,07 25
7. DO mg/l 4,84 3,76 4
8. Nitrat (NO3-N) mg/l 0,73 0,75 10
9. Nitrit (NO2) mg/l 0,10 0,07 0,06
10. Amoniak (NH3) mg/l ttd ttd (-)
11. Minyak/lemak mg/l 0,16 0,11 1000
12. Besi (Fe) mg/l 0,43 0,42 (-)
13. Kadmium (Cd) mg/l 0,05 0,04 0,01
14. Timbal (Pb) mg/l 0,14 0,11 0,03
15. Seng (Zn) mg/l ttd ttd 0,05
16. Tembaga (Cu) mg/l ttd ttd 0,02
17. Mangan (Mn) mg/l 0,01 0,01 (-)
18. Sulfida (H2S) mg/l ttd ttd (-)
Sumber : Dokumen FS Koperasi Gabungan Pengusaha Rakyat (GAPURA)
Keterangan : Ttd = Tidak Terdeteksi, (-) = Tidak Dipersyaratkan Dalam Kelas Dimaksud

Berdasarkan Tabel di atas menunjukkan bahwa kondisi rona lingkungan awal,


digunakan hasil pengujian kualitas air sungai ke dalam skala kualitas lingkungan,
maka hasil pengujian kualitas air sungai dikonversi dalam bentuk pollutition index
(PI). Tujuan perhitungan PI adalah untuk menggambarkan secara komprehensif
kualitas air sungai yang ada dilokasi studi. Untuk mengkonversi prosedur
perhitungan berpedoman pada Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor 115 Tahun 2003 Tentang pedoman penentuan status mutu air. Dari seluruh
parameter yang diuji, maka dalam penentuan pollution index (PI) ini hanya diambil
parameter-parameter yang terdeteksi keberadaanya dan besaranya tidak
dipersyaratkan dalam baku mutu tidak akan dilakukan perhitungan. Hal ini
disebabkan persamaan-persamaan matematis yang dipergunakan untuk
menghitung pollution index (PI) mempersyaratkan hal tersebut.

Evaluasi terhadap Nilai PI adalah :

0 ≤ PI ≤ 1,0 : Memenuhi Baku Mutu Kondisi Baik (Skala 5)

1,0 ≤ PI ≤ 5,0 : Cemar ringan (Skala 4)

5,0 ≤ PI ≤ 10 : Cemar sedang (Skala 3)

10 ≤ PI ≤ 15 : Cemar berat (Skala 2)

> 15 : Cemar sangat berat (Skala 1)

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
III-22
DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN
RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN
LINGKUNGAN

Tabel 3.15. Perhitungan Pollution Index (PI)


Hasil Pengukuran
No. Parameter Baku Mutu L-II G-I/L-II G-II/L-II
G-I A-1 G-II A-2
1. TDS 0,06 0,04 1000 0,00006 0,00004
2. TSS 0,02 0,15 50 0,0004 0,003
3. pH 6,13 5,96 6-9 0,91 1,06
4. Timbal (Pb) 0,14 0,17 0,03 4,35 4,77
5. Cadmium (Cd) 0,05 0,04 0,01 4,49 4,01
6. Nitrat (NO3) 0,73 0,75 10 0,07 0,08
7. Nitrit (NO2) 0,1 0,07 0,06 2,11 1,33
8. DO 4,84 3,76 4 0,18 0,27
9. BOD5 6,16 2,23 3 2,56 0,74
10. COD 56,71 62,07 25 2,78 2,48
11. Minyak/lemak 0,16 0,11 1000 0,00 0,00
Jumlah 17,46 14,74
Rata-rata 1,59 1,34
Max 4,49 4,77
(G-I/L-II)2 2,53 1,80
R
PI 3,37 3,50
Cemar ringan Cemar ringan

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut di atas, dapat dikemukakan bahwa


kaulitas air sungai di lokasi pengujian sampel dikategorikan tercemar ringan atau
Skala 4.

3.2.3 Komponen Lingkungan Biologi

3.2.3.1 Biota Darat (Flora dan Fauna)

1) Flora

o Vegetasi Hutan Alam

Hutan di daerah studi (daerah rencana kegiatan penambangan batu bara


oleh Koperasi Gabungan Pengusaha Rakyat (GAPURA) dapat dikategorikan
sebagai Hutan Tropikal (Van Steenis, 1957). Namun demikian secara umum
di areal Koperasi Gabungan Pengusaha Rakyat (GAPURA) khususnya dan
wilayah Kecamatan Montallat umumnya, keadaan hutan sangat berkurang
dibandingkan dengan satu dekade yang lalu. Artinya di wilayah studi pada
saat ini areal hutan yang tersisa adalah hutan sekunder, itupun hanya
terdapat dalam luasan yang relatif kecil. Vegetasi hutan yang dapat
ditemukan di wilayah studi nampaknya berada di lahan yang mempunyai
kelerengan > 25 %. Sementara itu hutan primer sudah tidak lagi ditemukan.

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
III-23
DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN
RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN
LINGKUNGAN

Rendahnya kuantitas vegetasi hutan di aeal Koperasi Gabungan Pengusaha


Rakyat (GAPURA) disebabkan karena sebagian besar kawasan hutannya
merupakan kawasan bekas areal HPH dan tambang ilegal.

Areal Koperasi Gabungan Pengusaha Rakyat (GAPURA) cukup dalam


menghasilkan produksi hasil hutan ikutan atau nir kayu, yang mempunyai
arti penting bagi masyarakat sekitar hutan sebagai sumber mata
pencaharian pokok maupun dalam rangka menambah pendapatan selain
menambang emas. Hasil hutan nir kayu yang dimanfaatkan antara lain
berupa rotan, gaharu, getah, buah-buahan hutan dan tumbuhan obat-
obatan.

Bagi masyarakat yang berada di sekiar KP. Koperasi Gabungan Pengusaha


Rakyat (GAPURA), hutan banyak menyediakan berbagai jenis tanaman
obat-obatan dan sebagainya. Akan tetapi melihat kondisi sekarang, bahwa
vegetasi hutan alam yag ada di sekitar atau di dalam lokasi pertambangan
Batu Bara sangat minim atau menyisakan tegakan-tegakan yang
berdiameter kecil sehingga yang tersisa hanyalah semak belukar.
Rendahnya kuantitas vegetasi hutan di areal Koperasi Gabungan
Pengusaha Rakyat (GAPURA) disebaban karena sebagian besar kawasan
hutannya merupakan kawasan bekas areal HPH. Jenis vegetasi hutan yang
ditemukan pada areal studi sajikan pada Tabel berikut ini.

Tabel 3.16. Jenis vegetasi hutan alam di wilayah studi


No. Jenis Nama Botanis
1. Pelepek/Benuas Shorea pauciflora
2. Keruing Dipterocarpus sp
3. Lanan Bukit Shorea leprosula
4. Meranti Shorea sp
5. Mahang Macaranga triloba
6. Rasak Bukit Vatica ressak
Sumber : Dokumen FS Koperasi Gabungan Pengusaha Rakyat (GAPURA)

Areal Koperasi Gabungan Pengusaha Rakyat (GAPURA) cukup potensial


dalam menghasilkan produksi hasil hutan ikutan atau nir kayu, yang
mempunyai arti penting bagi masyarakat sekitar hutan sebagai sumber
mata pencaharian pokok maupun sambilan dalam rangka menambah
pendapatan selain menambang emas, hasil hutan nir kayu yang
dimanfaatkan antara lain berupa rotan, gaharu, getah, buah-buahan hutan
dan tumbuhan obat-obatan.

Bagi masyarakat yang berada di sekitar areal KP Koperasi Gabungan


Pengusaha Rakyat (GAPURA) hutan banyak menyediakan berbagai jenis
tanaman obat-obatan dan sebagainya. Akan tetapi melihat kondisi

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
III-24
DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN
RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN
LINGKUNGAN

sekarang bahwa vegetasi hutan alam yang ada disekitar atau di dalam lokasi
pertambangan Bara sangat minim atau menyisakan tegakan-tegakan yang
berdiameter kecil sehingga yang tersisa hanyalah semak belukar.
Rendahnya kuantitas vegetasi hutan di areal Koperasi Gabungan Pengusaha
Rakyat (GAPURA) disebabkan karena sebagian besar kawasan hutannya
merupakan kawasan bekas areal HPH. Berdasarkan peta tutupan lahan dan
observasi di lapangan, bahwa di dalam areal KP sebagian besar hutannya
berupa semak belukar. Berdasarkan pemantauan terhadap kualitas
struktur tegakan hutan alam, maka kualitas lingkungan dikategorikan
Sedang (Skala 3).

o Vegetasi Semak Belukar

Vegetasi ini terdapat disepanjang jalan menuju ke lokasi penambangan.


Semak belukar ini juga tersebar secara sporadis di dalam lokasi
penambangan batu bara PT Yastra Energi. Luas semak belukar yang ada di
sekitar peta tutupan lahan dan observasi di lapangan sekitar 571,4 Ha dan
tanah terbuka tanpa ada vegetasi semak belukar sekitar 3,8 Ha.

Vegetasi belukar ini ditandai dengan tumbuhnya berbagai jenis tumbuhan


pioner, antara lain alang-alang, paku-pakuaan, dan senduduk. Selanjutnya
tumbuh juga jenis spesies yang merupakan hasil pertembuhan kembali
dari spesies hutan yang terganggu antara lain jambu-jambuan (Eugenia sp)
dan Cratxtylon sp.

Tabel 3.17. Jenis semak belukar di lokasi studi


No. Nama Lokal Nama Ilmiah
1. Alang-alang Imperata cylindrica
2. Teki Cyperus sp
3. Paku-pakuan Polypodiaceae
4. Rumput ikat Sceria sp
5. Akar-akaran Spathosiobus sp
6. Senduduk Acrositicium specolsum
7. Paku ketupat Geichenia linearis
8. Krinyuh Eupatorium palescens
Sumber : Dokumen FS Koperasi Gabungan Pengusaha Rakyat (GAPURA)

Kondisi vegetasi semak belukar wilayah studi rencana kegiatan


pembangunan Koperasi Gabungan Pengusaha Rakyat (GAPURA) disajikan
pada Gambar berikut ini.

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
III-25
DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN
RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN
LINGKUNGAN

Gambar 3.4. Vegetasi Semak Belukar Areal Pertambangan Koperasi


Gabungan Pengusaha Rakyat (GAPURA)

o Vegetasi Budidaya

Pada saat ini perladangan banyak ditemukan di jalan masuk ke lokasi


penambangan. Umumnya untuk membersihkan tempat yang akan dijadikan
ladang, mereka membakar vegetasi yang sudah ada yang berupa belukar.
Kegiatan perladangan ini hanya dapat dipertahankan antara 2-3 tahun.
Setelah produksi menurun, mereka mencari lokasi baru. Tumbuhan yang
ditanam pada perladangan ini umumnya selain perdu adalah palawija
terutama jagung, ketela pohon dan ubi jalar. Pada beberapa tempat mereka
menanam pula nenas (Ananas Comasus). Pisang (Musa paradiciaca), labu
(lagenaria leucantha) dan pepaya (carica papaya).

Bekas ladang yang ditinggal pada daerah kering, kemudian sering


ditumbuhi oleh alang- alang. Sementara di daerah rendah, dimana banyak
air tergenang sering ditumbuhi oleh jenis teki-tekian (Cypers sp, Sciprus sp
dan Scleria bancana). Kebun buah-buahan juga terdapat di ladang dan juga
di pekarangan rumah penduduk. Jenis tanaman yang umum ditanami oleh
masyarakat setempat antara lain berupa cempedak (Artocarpus integer
mer), nangka (Artocapus integra), rambutan (Nephelium lappaceum) dan
durian (durio zibhentinus)

Tabel 3.18. Jenis tumbuhan/ vegetasi tanaman budidaya yang ditanam di


ladang/kebun di sekitar areal Koperasi Gabungan Pengusaha
Rakyat (GAPURA)
No. Nama Daerah Nama Ilmiah
1. Durian Durio zibhetinus
2. Langsat Aglaia eusideroxylon k.et.v

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
III-26
DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN
RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN
LINGKUNGAN

No. Nama Daerah Nama Ilmiah


3. Rambutan Nephelium lappaceum
4. Kelapa Cocos nicifera
5. Nangka Artocapus integra
6. Padi Oryza sativa
7. Cabe -
8. Kelapa Sawit Elaris guenlensis
9. Kuini Mangifera odorata
10. Cempedak Artocarpus interger merr
11. Rambai Baccaurea motleyana
12. Singkong Manihot esculenta
13. Pisang Musa paradisiaca
14. Padi Oryza sativa
15. Kencur Kaemferia galanya
16. Kunyit Curcuma domestica
17. Terong Asam Solanum quitoesense
18. Nenas Ananas comosus
19. Ketimun Cucumis sativa
20. Ubi Jalar Ipomea batatas
Sumber : Dokumen FS Koperasi Gabungan Pengusaha Rakyat (GAPURA)

2) Fauna

o Mammalia

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa penduduk sekitar


diketahui bahwa tercatat 8 (delapan) jenis Mammalia di wilayah studi, 4
(empat) jenis diantaranya merupakan satwa liar yang dilindungi. Hasil
pengamatan tim studi AMDAL terhadap jenis mammalia disajikan pada
Tabel

Tabel 3.19. Jenis dan kelimpahan relatif mammalia di wilayah studi


No. Nama Daerah Nama Ilmiah Status Sumber Kelimpahan
1 Kelelawar Tedorida mericana P 2
2 Monyet/Bakei Macaca fascicularis P/I 2
Tidak dilindungi
3 Tupai Pohon Callosciros sp P/I 2
4 Tikus Rattus-rattus P 3
5 Kalong Pteropus Vampyrus I 1
6 Musang/Luwat Paradoxurus hermaprodit I 2
Dilindungi
7 Rusa/Bajang Carvus Unicolor I 1
8 Berang-Berang Latna sumatana I 1
Sumber : Dokumen FS Koperasi Gabungan Pengusaha Rakyat (GAPURA)
Keterangan :
P = Perjumpaan langsung
J = Jejak
S = Sisa makanan
I = Informasi

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
III-27
DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN
RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN
LINGKUNGAN

1 = kelimpahan sangat rendah, hampir tidak pernah dijumpai (sangat jarang) dijumpai
2 = kelimpahan rendah, jarang namun masih dijumpai
3 = kelimpahan sedang, sering dijumpai
4 = kelimpahan tinggi, sering sekali dijumpai

o Reptilia dan Amphibia

Berdasarkan hasil pengamatan di lokasi dan wawancara dengan beberapa


penduduk sekitar diketahui bahwa tercatat 6 (enam) jenis reptilia yang
terdapat di wilayah studi semuanya merupakan satwa liar yang tidak
dilindungi. Hasil pengamatan tim studi AMDAL terhadap jenis reptilia
disajikan pada Tabel 2.5.

Tabel 3.20. Jenis dan kelimpahan relatif reptilia di wilayah studi


No. Nama Daerah Nama Ilmiah Status Sumber Kelimpahan
1 Kodok Bufo sp P 3
2 Ular Tanah Angkistrodon madostama P/I 2
3 Ular Hijau Chendrophyton leischardii Tidak P/I 2
dilindungi
4 Kadal Mabouya sp P 3
5 Kotak Rana sp P 3
6 Tokek Gekko-geko I 2
Sumber : Dokumen FS Koperasi Gabungan Pengusaha Rakyat (GAPURA)
Keterangan :
P = Perjumpaan langsung
J = Jejak
S = Sisa makanan
I = Informasi
1 = kelimpahan sangat rendah, hampir tidak pernah dijumpai (sangat jarang) dijumpai
2 = kelimpahan rendah, jarang namun masih dijumpai
3 = kelimpahan sedang, sering dijumpai
4 = kelimpahan tinggi, sering sekali dijumpai

o Aves (Burung)

Berdasarkan hasil pengamatan di lokasi dan wawancara dengan beberapa


penduduk sekitar diketahui bahwa dicatat ada 12 (dua belas) jenis aves
(burung) yang dijumpai pada plot pengamatan. Dari jenis-jenis burung
yang ditemukan terdapat 4 (empat) jenis yang dilindungi undang-undang.
Hasil pengamatan tim studi terhadap jenis aves disajikan pada Tabel
dibawah ini

Tabel 3.21. Jenis dan kelimpahan relatif aves di wilayah studi


No. Nama Daerah Nama Ilmiah Status Sumber Kelimpahan
1 Punai Trenon Vernans TD I 2
2 Tekukur Megalaima Rafflesii TD I 1
3 Baburak Amaurornis Phoenicurus TD I 1
4 Pelatuk Dendrocopos moluccensis TD I/P 2
5 Kutilang Pycnonotus aurigaster TD I 2

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
III-28
DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN
RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN
LINGKUNGAN

No. Nama Daerah Nama Ilmiah Status Sumber Kelimpahan


6 Ayam Hutan Lophura ignita D I 2
7 Elang Tikus Elanus Caeruleus D I 1
8 Elang Ignatus malayaensis D I 2
9 Elang Hantu Ninox Scululata D I 2
10 Murai Cospychus sp. TD I 1
11 Pipit Lonchura leucogasta TD I/P 3
12 Tinjau Belukar Orthotomus atrogularis TD I 2
Sumber : Dokumen FS Koperasi Gabungan Pengusaha Rakyat (GAPURA)
Keterangan :
P = Perjumpaan langsung
J = Jejak
S = Sisa makanan
I = Informasi
1 = kelimpahan sangat rendah, hampir tidak pernah dijumpai (sangat jarang) dijumpai
2 = kelimpahan rendah, jarang namun masih dijumpai
3 = kelimpahan sedang, sering dijumpai
4 = kelimpahan tinggi, sering sekali dijumpai

o Serangga (Insecta)

Berdasarkan informasi dari masyarakat dan hasil pengamatan di lokasi,


jenis serangga yang ada di wilayah studisajikan pada Tabel di bawah ini

Tabel 3.22. Jenis serangga di wilayah studi


No. Nama Daerah Nama Ilmiah Status Sumber Kelimpahan
1 Jangkrik Gryllus domesticus P 2
2 Capung Macromia magnifica P 2
3 Kupu-kuu Papilo memmon P 4
4 Lalat-Buah Drosophila melanogaster I/P 2
TD
5 Laba-laba rumah Phalcus Phalongides P 2
6 Semut hitam Formica Rufa P 4
7 Semut api Selonopsis sp P 3
Sumber : Dokumen FS Koperasi Gabungan Pengusaha Rakyat (GAPURA)
Keterangan :
P = Perjumpaan langsung
J = Jejak
S = Sisa makanan
I = Informasi
1 = kelimpahan sangat rendah, hampir tidak pernah dijumpai (sangat jarang) dijumpai
2 = kelimpahan rendah, jarang namun masih dijumpai
3 = kelimpahan sedang, sering dijumpai
4 = kelimpahan tinggi, sering sekali dijumpai

Kajian terhadap satwa liar di wilayah studi terutama parameter kelimpahan


dilakukan secara kualitatif, yakni dengan menggunakan pendekatan skala
kelimpahan. Jenis-jenis satwa liar yang ditemukan di wilayah studi pada
umumnya tergolong satwa yang tidak dilindungi, sesuai dengan Peraturan
Perlindungan Binatang Liar 1931, SK Menteri Perntanian No.

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
III-29
DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN
RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN
LINGKUNGAN

66/Kpts/Um/2/1973, dan SK Menteri Pertanian No.


247/Kpts/Um/4/1979.

3) Biota Perairan (Plankton/Benthos)

Plankton, benthos dan nekton (Ikan) adalah tiga organisme perairan yang
sering digunakan sebagai indikator kondisi baik atau buruknya suatu badan air,
baik sungai, danau, rawa dan bahkan laut. Begitu halnya dengan kegiatan studi
bahwa komponen biota perairan merupakan salah satu komponen penting yang
harus dianalisis mengingat semua kegiatan pembangunan yang ada di darat dan
air secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi kualitas air
melalui siklus hidrologi.

Diantara ketiga organisme akuatik tersebut, plankton dan benthos merupakan


indikator yang baik ada dibandingkan dengan ikan. Hal ini berkaitan dengan
kemampuan bergerak organisme tersebut. Organisme yang mempunyai daya
gerak yang lebih lambat akan dengan mudah terkena dampak dari limbah atau
perubahan ke lingkungan yang buruk. Sehingga akan terekam dengan baik
terkait pada perubahan kelimpahan dan diversitasnya dari waktu ke waktu.
Selanjutnya untuk perairan mengalir, seperti sungai benthos adalah yang
terbaik.

o Plankton

Plankton merupakan mikroorganisme air yang hidup melayang mengikuti


arus dan gerakan air. Plankton dapat difenisikan sebagai kelompok
organisme periaran yang berukuran yang berukuran mikrokopik,
mempunyai daya renang yang sangat lemah. Plankton terdiri dari dua
golongan yaitu phytoplankton (plankton nabati) dan zooplankton
(plankton hewani). Di dalam ekosistem perairan phytoplankton merupakan
tumbuhan yang menentukan produktivitas perairan. Di samping itu
phytoplankton dapat juga dipakai sebagai indikator adanya perubahan
kondisi lingkungan perairan, misalnya masuknya bahan-bahan pencemaran
ke dalam perairan yang dapat menimbulkan dampak. Demikian juga halnya
dengan zooplankton dapat digunakan sebagai indikator kesuburan
perairan dan adanya perubahan kondisi lingkungan.

o Benthos

Bethos adalah organisme, baik nabati (fitobenthos) maupun hewani


(zoobenthos), yang tinggal di dalam dan/atau di atas sedimen di dasar suatu
perairan. Dalam berbagai literatur studi tentang benthos lebih banyak pada
kelompok hewani dibandingkan dengan nabati, sehingga pembahasan
tentang benthos dalam studi ini lebih ke makrozoobenthos. Berdasarkan

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
III-30
DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN
RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN
LINGKUNGAN

ukurannya organisme betnhos digolongkan atas: (1) makrobenthik (0.425-


15 mm); (2) meiobenthik (0.05 – 1 mm); dan microbenthik (<50 mm).

Keberadaan organisme benthos di perairan sungai alami dipengaruhi


utama oleh faktor fisika (jenis substrat dasar, kecepatan arus, ke dalaman
dan morfologi sungai), serta selanjutnya oleh faktor kimia seperti kualitas
air, dan biologi seperti adanya persaingan, pemasangan oleh predator dan
kanibalisme. Perubahan kualitas lingkungn perairan menyebabkan
perubahan diversitas makrozoobenthos. Contohnya pencemaran berat
limbah organik menyediakan kelompok cacing tubificidae dan larva
chironomus.

Secara kuantitatif untuk mengetahui jenis keseragaman suatu organisme


dalam suatu komunitas adalah dengan menggunakan indeks
keanekaragaman. Indeks keanekaragaman mengacu kepada dua prinsipf
ekologi yaitu batas toleransi dan kompetisi (ruang dan makanan).
Organisme dalam suatu wilayah ekologi mempunyai batas toleransi yag
berbeda terhadap perubahan ke arah lingkunga yang buruk, ada yang kuat
dan ada juga yang lemah. Organisme tersebut kadang-kadang mempunyai
relung atau niche yang sama sehingga cenderung melakukan kompetisi.

o Nekton (Ikan)

Nekton dalam pengertian luas mencakup semua organisme perairan yang


mampu mempertahankan gerak melawan pergerakan atau arus air tanpa
bergantung pada habitat. Kebanyakan nekton merupakan hewan-hewan
besar dan terutama hewan-hewan bertulang belakang (Vertebrata). Dalam
hal ini ikan adalah organisme perairan dari nekton yang mendominasi. Ikan
merupakan komponen yang tersebar pada komunitas perairan. Bagi
manusia, ikan mempunyai nilai ekonomis dan sebagai sumber protein
hewani. Keberadaan ikan di suatu perairan sangat dipengaruhi oleh kualitas
air, jenis plankton, makrophyta dan organisme perairan lainnya. Perubahan
komposisi jenis ikan menunjukan adanya perubahan pH, suhu, bahan
terlarut, kejernihan, kelarutan oksigen (DO), komposisi substrat dan adanya
polutan.

3.2.4 Komponen Lingkungan Sosial, Ekonomi, dan Budaya

3.2.4.1 Kependudukan

Potensi sumber daya manusia di wilayah studi (Kecamatan Kuaro Kabupaten


Paser) dinilai berdasarkan beberapa aspek, antara lain jumlah penduduk,

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
III-31
DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN
RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN
LINGKUNGAN

pertumbuhan penduduk, kepadatan penduduk, usia produktif, tingkat pendidikan


dan kondisi angkatan kerja.

Penduduk Kecamatan Kuaro berdasarkan hasil Registrasi Penduduk tahun


2018 mencapai 29.438 jiwa, tahun 2017 mencapai 28.842 jiwa, tahun 2016
mencapai 28.217 jiwa, tahun 2015 mencapai 28.217 jiwa. Menurut keadaan tahun
2015-2018 tersebar di tiga belas kelurahan yaitu lolo, kuaro, ponding baru, rangan,
modang, pasir mayang, sandeley, kerta bumi, padang jaya, harapan baru, kendarom,
klempang sari, dan keluang paser jaya. Penyebaran penduduk tidak merata,
sehingga kepadatan per kilometer di wilayah Kecamatan Kuaro menjadi bervariasi.
Sex Ratio Kecamatan Kuaro tahun 2018 yaitu sebesar 116, artinya dari setiap 100
perempuan terdapat 116 laki-laki dengan kata lain mayoritas penduduk di
Kecamatan Kuaro adalah laki-laki. Jumlah penduduk Kecamatan Kuaro disajikan
pada Tabel berikut ini.

Tabel 3.23. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Kecamatan Kuaro


Tahun 2014 sampai Tahun 2018
Kepadatan
Tahun Jumlah Penduduk Luas (km2)
(jiwa/ km2)
2018 29.438 747,30 39,39
2017 28.842 747,30 38,59
2016 28.217 747,30 37,76
2015 28.217 747,30 37,76
Sumber: Kecamatan Kuaro Dalam Angka 2020

Tabel 3.24. Jumlah penduduk, luas wilayah, dan kepadatan penduduk di


Kecamatan Kuaro Tahun 2014 - 2018
Jenis Kelamin Sex Ratio
No
Laki-Laki Perempuan
2018 15.834 13.604 116,39
2017 15.513 13.329 116,39
2016 15.187 13.030 116,55
2015 14.502 12.446 111,52
Sumber: Kecamatan Kuaro Dalam Angka 2020

Guna melihat sampai sejauh mana komposisi masing-masing usia penduduk,


dilakukan analisis terhadap kondisi usia penduduk dengan Ratio Angka Beban
Tanggungan (Dependency Ratio) yang diperoleh melalui perbandingan antara
penduduk usia tidak produktif yaitu (penduduk usia 0-14 tahun dan di atas 65
tahun) dengan penduduk usia produktif yaitu penduduk usia diatas usia 15 – 64
tahun. Komposisi Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur dan Penduduk Produktif,
Non Produktif dan Prosentase Beban Tanggungan di Kecamatan Kuaro tidak
dipublikasikan BPS pada Kecamatan Kuaro Dalam Angka maka yang akan disajikan
pada Tabel berikut ini yaitu Komposisi Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur
dan Penduduk Produktif, Non Produktif dan Prosentase Beban Tanggungan di
Kabupaten Paser.

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
III-32
DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN
RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN
LINGKUNGAN

Tabel 3.25. Komposisi penduduk berdasarkan kelompok umur


Rentang Umur Laki-laki Perempuan Jumlah

0–4 15.363 14.649 30.012


5–9 14.676 13.641 28.317
10 – 14 13.935 13.291 27.226
15 – 19 13.498 12.376 25.874
20 – 24 13.886 12.290 26.176
25 – 29 14.163 12.302 26.465
30 – 34 13.917 12.044 25.961
35 – 39 12.749 10.821 23.570
40 – 44 11.084 9.793 20.877
45 – 49 9.544 7.786 17.330
50 – 54 6.931 5.722 12.653
55 – 59 4.845 3.609 8.454
60 – 64 3.068 2.475 5.543
65 + 3.874 3.562 7.436
Sumber: Kecamatan Kuaro Dalam Angka 2020

Tabel 3.26. Penduduk produktif, non produktif, dan prosentase beban


tanggungan di Kabupaten Paser
Jumlah Penduduk
Kriteria Umur Persentase
Laki-laki Perempuan Total
0- 14 )*a 44.974 41.581 85.555 29,93
15-64 )*b 103.685 89.218 192.903 67,47
>65 )*a 3.874 3.562 7.436 2,60
Total 151.533 134.361 285.894 100,00
Depedency Ratio (%) 48,21
Keterangan : a) Tidak/ belum Produktif; b) Produktif
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser Dalam Angka 2020

65 +
60 – 64
55 – 59
50 – 54
45 – 49
40 – 44
35 – 39
30 – 34
25 – 29
20 – 24
15 – 19
10 – 14
5–9
0–4
-20.000 -15.000 -10.000 -5.000 0 5.000 10.000 15.000 20.000

Laki-Laki Perempuan

Gambar 3.5. Piramida Penduduk di Kabupaten Paser Tahun 2019

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
III-33
DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN
RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN
LINGKUNGAN

Menurut Kabupaten Paser dalam angka tahun 2020 usia produktif lebih
banyak dibandingkan dengan usia tidak produktif, Penduduk angkatan kerja yang
merupakan potensi menghadapi masalah diantaranya kualitas tingkat pendidikan
yang relatif rendah. Hal ini membuat pilihan mereka terhadap lapangan kerja
menjadi terbatas. Faktor inilah yang sering membuat tidak bertemunya antara
permintaan tenaga kerja dengan penawarannya. Dari hasil perhitungan
berdasarkan data tersebut diperoleh penduduk usia produktif sebesar 67,47%,
sedangkan untuk usia belum produktif 29,93% dan usia tidak produktif 2,60%.
Rasio beban ketergantungan adalah 48,21%, ini berarti bahwa tiap 100 orang yang
produktif menanggung 48 orang yang tidak produktif. Rasio ketergantungan total
disumbangkan oleh rasio ketergantungan penduduk muda sebesar 29,93%
sedangkan untuk penduduk dengan usia diatas 65 tahun menyumbangkan rasio
ketergantungan sebesar 2,60%. Dari indikator ini terlihat bahwa pada tahun 2019
penduduk usia kerja di Kabupaten Paser masih dibebani ketergantungan penduduk
muda yang proporsinya lebih besar dibandingkan tanggung jawab terhadap
penduduk tua.

3.2.4.2 Sosial

Fasilitas Pendidikan di Kecamatan Kuaro ditingkat Pendidikan Dasar cukup


memadai, akan tetapi secara kualitas perlu ditingkatkan sehingga akan dapat
memacu prestasi dalam mengembangkan wawasan anak didik. Jumlah sekolah
dapat dilihat pada Tabel di bawah ini. Apabila dilihat secara umum di Kecamatan
Kuaro terjadi peningkatan kualitas pendidikan baik saran dan prasarana maupun
sumberdaya manusia. Hal ini dapat kita ketahui dari pendidikan guru yang
meningkat dalam upaya untuk menciptakan pendidik yang semakin professional.

Tabel 3.27. Banyaknya sekolah menurut kelurahan di Kecamatan Kuaro Tahun


2019
Sarana Pendidikan
No Kelurahan
SD SMP SMA/SMK
1 Lolo 1 1 0
2 Kuaro 6 2 2
3 Pondok Baru 1 0 0
4 Rangan 2 0 0
5 Modang 2 0 0
6 Pasir Mayang 3 1 0
7 Sandeley 2 1 0
8 Kerta Bumi 2 1 0
9 Padang Jaya 2 0 1
10 Harapan Baru 1 1 0
11 Kendarom 2 1 0
12 Klempang Sari 1 0 0
13 Keluang Paser Jaya 3 0 0
Jumlah 28 8 3
Sumber: Kecamatan Kuaro Dalam Angka 2020

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
III-34
DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN
RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN
LINGKUNGAN

Tingkat kemajuan suatu daerah, salah satu indikatornya dapat dilihat dari
tingkat ketersediaan manusia yang berkualitas yang didukung oleh berbagai
fasilitas pendukung seperti ketersediaan sekolah, guru, peraga pendidikan,
perpustakaan, tenaga pengajar, dan lain sebagainya. Kabupaten Paser secara umum
dan Kecamatan Kuaro khususnya dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan
penduduk, telah membangun fasilitas sekolah seperti: Sekolah Dasar (SD) sebanyak
28 buah yang tersebar di setiap desa/kelurahan, Sekolah Menengah Pertama (SMP)
sebanyak 8 unit, Sekolah Menengah Atas (SMA/SMK) sebanyak 3 unit.

3.2.4.3 Perekonomian

Guna mengetahui kinerja suatu wilayah dapat dinilai dari tingkat


produktivitas wilayah tersebut. Salah satu indikator dari produktivitas suatu
wilayah adalah nilai PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) wilayah tersebut.
PDRB didefinisikan sebagai jumlah barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu
wilayah dalam kurun waktu satu tahun yang ditransaksikan melalui mekanisme
pasar. PDRB merupakan cerminan perekonomian suatu wilayah. PDRB yang
digunakan pada kajian ini adalah PDRB dasar harga konstan untuk melihat
pertumbuhan ekonomi.

PDRB atas dasar harga konstan Kabupaten Paser tahun 2020 terhitung
sebesar 43.337.235,4 juta rupiah, tahun 2019 terhitung sebesar 48.017.349,1 juta
rupiah, tahun 2018 terhitung sebesar 48.054.117,7 juta rupiah. Pertumbuhan
ekonomi sektoral 2020 juga mengalami penurunan dari tahun sebelumnya.
Selengkapnya data terhadap PDRB Kabupaten Paser Atas Dasar Harga Berlaku
menurut Kategori (Juta Rupiah) disajikan dalam Tabel berikut ini.

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
III-35
DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN
RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN
LINGKUNGAN

Tabel 3.28. PDRB Kabupaten Paser Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha 2011-2020 (Juta Rupiah)
Tahun
No Kategori Lapangan Usaha
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
1 Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 3.072.185,9 3.326.194,4 3.433.173,4 4.124.821,1 4.329.655,2 4.703.652,8 4.962.536,2 4.899.322,6 5.007.500,6 5.407.886,8
2 Pertambangan dan Penggalian 26.708.009,9 27.352.804,2 28.685.151,3 29.748.466,8 28.165.732,8 26.468.848,6 32.123.232,5 35.754.025,7 34.991.502,4 29.456.653,1
3 Industri Pengolahan 1.206.674,2 1.349.222,8 1.402.993,1 1.567.921,3 1.639.265,6 1.797.029,8 2.160.645,2 2.155.339,7 2.249.151,3 2.532.231,5
4 Pengadaan Listrik dan Gas 3.854,2 4.267,0 4.256,2 4.619,5 6.775,3 8.743,8 9.878,2 10.110,5 10.389,2 11.212,7
5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah. 5.846,8 5.525,1 6.252,6 6.566,5 6.965,2 7.633,3 8.416,0 8.860,7 9.591,1 9.819,3
Limbah dan Daur Ulang
6 Konstruksi 665.456,1 726.464,7 810.095,9 881.383,9 918.595,2 878.195,7 965.158,8 1.144.149,5 1.338.360,6 1.334.577,1
7 Perdagangan Besar dan Eceran, 878.698,8 981.528,6 1.059.969,6 1.170.706,6 1.284.804,3 1.397.716,1 1.554.110,1 1.710.342,8 1.852.635,9 1.911.994,5
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
8 Transportasi dan Pergudangan 116.629,3 131.221,9 143.749,2 162.364,0 177.031,1 178.439,7 192.536,4 211.105,7 223.415,3 227.966,0
9 Penyediaan Akomodasi dan Makan 68.301,9 75.867,4 85.520,6 93.354,1 100.319,2 110.629,4 121.174,9 133.574,1 144.177,3 142.411,1
Minum
10 Informasi dan Komunikasi 167.481,3 181.165,3 195.503,8 216.562,3 233.710,6 249.472,7 274.084,1 291.811,9 314.617,2 343.485,2
11 Jasa Keuangan dan Asuransi 95.388,6 115.308,3 128.869,8 136.917,5 149.182,1 152.346,3 160.071,1 175.145,9 185.188,4 188.988,9
12 Real Estate 85.157,6 93.704,9 102.204,3 114.393,7 123.018,2 125.361,1 131.593,1 139.646,8 143.078,6 145.382,8
13 Jasa Perusahaan 14.357,3 17.073,1 19.209,5 21.870,2 22.090,2 22.437,1 23.731,9 24.927,9 25.493,6 24.574,7
14 Administrasi Pemerintahan, 282.519,1 307.504,7 339.915,2 420.031,0 469.927,8 473.962,7 472.152,0 509.636,6 544.808,1 515.872,6
Pertahanan dan Jaminan Sosial
15 Jasa Pendidikan 239.378,0 276.081,0 331.963,9 387.854,5 438.107,0 466.657,3 517.295,7 579.919,7 644.309,9 700.533,1
16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 89.504,7 98.527,9 112.243,1 129.326,4 142.334,2 163.608,1 180.774,1 200.791,2 219.718,0 272.098,7
17 Jasa Lainnya 45.344,1 50.960,4 55.195,4 62.726,8 67.033,4 84.960,2 96.864,6 105.406,5 113.411,5 111.547,3
18 PDRB KAB PASER 33.744.787,8 35.093.421,6 36.916.267,0 39.249.886,2 38.274.547,1 37.289.694,5 43.954.254,8 48.054.117,7 48.017.349,1 43.337.235,4
Sumber : Kabupaten Paser Dalam Angka 2020

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
III-36
DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN
RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN
LINGKUNGAN

3.3 Bentuk Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup

Perangkat pengelolaan lingkungan tersebut diperlukan, baik dalam lingkup


skala kegiatan maupun lingkup regional (daerah di sekitar lokasi tapak kegiatan
yang merupakan wilayah sebaran dampak kegiatan baik secara langsung maupun
tidak langsung). Sistem pengelolaan lingkungan di sini ialah kesatuan tindakan
terpadu dari berbagai komponen yang ditujukan untuk menangani dampak penting
yang timbul. Tindakan tersebut berupa upaya terpadu dalam pemanfaatan,
penataan, pemeliharaan, pengawasan, pengendalian dan pengembangan
lingkungan hidup. Perwujudan dari usaha terpadu tersebut adalah menentukan
tindakan atau teknologi yang tepat dan efektif, yang pemilihannya dapat dilakukan
dengan mengenali metode atau teknologi yang tersedia serta mempertimbangkan
kelemahan dan kebaikan atas penerapan metode/teknologi tersebut. Untuk itu
berbagai perangkat yang akan dipakai untuk mengelola lingkungan hidup, antara
lain:

 Perangkat preventif (pencegahan), didasarkan atas upaya untuk mencegah


semaksimal mungkin timbulnya dampak yang tidak diinginkan, dengan
mengenali secara dini kemungkinan dampak yang akan timbul, sehingga
perencanaan pencegahannya dan atau penanggulangannya dapat segera
disiapkan sedini mungkin.

 Perangkat represif (penanggulangan), didasarkan atas penanggulangan


dampak yang telah atau diperkirakan akan terjadi karena keterbatasan
teknologi dan kemampuan manusia, dengan melakukan pemantauan terhadap
komponen lingkungan yang diperkirakan terkena dampak. Apabila dari hasil
pemantauan tersebut, terdeteksi adanya perubahan komponen lingkungan,
maka dicoba untuk menelusuri penyebab atau sumber dampaknya, dikaji
pengaruhnya, serta diupayakan menurunkan beban pencemaran atau
menanggulangi akibat yang ditimbulkannya.

 Perangkat insentif (penghargaan), didasarkan atas upaya mempertemukan


kepentingan pemrakarsa dengan pihak lain yang terkait. Dalam hal ini
pemrakarsa akan selalu memperhatikan pihak lain yang menerima dampak,
baik dengan cara memberikan gantirugi ataupun kompensasi yang memadai.
Perangkat insentif ini dapat juga berupa kepatuhan dalam pembayaran pajak,
iuran pemakaian air, proses perijinan dan sebagainya.

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan


Hidup (UPL) Rencana Kegiatan Pembangunan TUKS dan fasilitas penunjangnya oleh
Koperasi GAPURA disampaikan secara singkat, akan dijelaskan dalam bentuk
matriks pada Tabel di bawah ini.

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
III-37
DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN
RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN
LINGKUNGAN

Tabel 3.29. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Serta Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup oleh Koperasi Gabungan Pengusaha Rakyat (GAPURA)
Upaya Pengelolaan Lingkungan Upaya Pemantauan Lingkungan
Lokasi Periode Lokasi Periode Institusi Pengelola dan
Sumber
No Jenis Dampak Besaran Dampak Bentuk Upaya Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Pemantauan Pemantauan Pemantauan
Dampak
Lingkungan Hidup Lingkungan Lingkungan Hidup Lingkungan Lingkungan Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup
A. Tahap Konstruksi
1. Penerimaan Peningkatan Penduduk di Pendekatan Sosial : Metode Pengumpulan Data : Pelaksana :
Tenaga Kerja kesempatan kerja Kabupaten Paser  Memprioritaskan penduduk lokal Tapak proyek Selama tahap Data kesempatan kerja dan berusaha masyarakat Lokasi Selama tahap Koperasi GAPURA
Konstruksi dan usaha yang masih belum untuk diterima sebagai tenaga Pembangunan konstruksi terdiri atas data primer dan data sekunder. Data pemantauan konstruksi dengan
memiliki kerja pada kegiatan konstruksi TUKS dan fasilitas dengan sekunder diperoleh dari intansi terkait berada di Desa periode Instansi Pengawas :
pekerjaan/ sesuai dengan keterampilan yang penunjangnya periode sedangkan data primer dilakukan melalui Rangan, pengelolaan
pengangguran Pemkab Paser c.q Dinas
dimiliki. (Masyarakat Desa pengelolaan wawancara dengan kuesioner. Kecamatan selama
dengan jumlah selama Kuaro, penerimaan Lingkungan Hidup dan
 Tidak memberikan perlakuan Rangan, Penarikan sampel yang dipergunakan dalam
sekitar 6.266 jiwa penerimaan Kabupaten tenaga kerja Dinas Dinas Penanaman
berbeda antara tenaga kerja lokal Kecamatan Kuaro,
(pengangguran pengumpulan data adalah sistem Purposif Modal PTSP & Tenaga
dan tenaga kerja dari luar lokasi. tenaga kerja Paser dengan periode
terbuk). Sehingga Kabupaten Paser) Random Sampling. Penarikan sampel sama Kerja Kabupaten Paser.
 Secara berkala memberikan dengan pelaporan 6 bulan
dengan mobilisasi periode dengan analisis peningkatan pendapatan. sekali
arahan kepada para pekerja agar
tenaga kerja dapat tetap membangun kebersamaan pelaporan 6 Responden penelitian ini adalah kepala keluarga. Instansi Penerima :
mengurangi antara pekerja lokal dan pekerja bulan sekali Pemkab Paser c.q Dinas
pengangguran yang berasal dari luar lokasi. Analisis Data : Lingkungan Hidup dan
masyarakat di
 Menempatkan tenaga kerja sesuai Ratio Beban Tanggungan (Dependency Ratio) Dinas Dinas Penanaman
sekitar lokasi
dengan keterampilan dan + Modal PTSP & Tenaga
kegiatan
kemampuan yang dimiliki. = Kerja Kabupaten Paser.
 Mengikuti aturan ketenagakerjaan Dimana :
tentang hak-hak karyawan dan
DR = Ratio beban tanggungan (%)
pekerja, baik pekerja tetap
P0-14 = Jumlah penduduk usia 0 – 14 tahun
maupun tenaga kontrak dan
mengikutsertakan seluruh pekerja P60+ = Jumlah penduduk usia 60 tahun keatas
dalam asuransi kecelakaan tenaga P15-59 = Jumlah penduduk usia 15 – 59 tahun
kerja;
 Mempertimbangkan pemberian Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK)
asuransi kecelakaan kepada $ "#
! "# = & %
tenaga kerja yang dipekerjakan $ %#
pada kegiatan beresiko tinggi. Dimana
Pendekatan Institusional : Dinas Penanaman
AK = Angkatan kerja (PUK yang mencari
 Melakukan koordinasi dengan Modal Perizinan
pekerjaan)
Dinas Penanaman Modal Terpadu Stu Pintu
dan Tenaga Kerja PUK = Penduduk usia kerja (penduduk
Perizinan Terpadu Satu Pintu dan berumur 15 tahun ke atas)
Tenaga Kerja Kabupaten Paser Kabupaten Paser
 Mengacu pada UU Nomor 13
Tahun 2003 tentang Tingkat pengangguran (TP)
Ketenagakerjaan dan Peraturan '(
lainnya yang berkaitan dengan )*+, ℎ ./01 2 / 345 637 /0 83/9 4: 345
=
ketenagakerjaan )*+, ℎ ./01 2 / 345

Hasil analisis dianalisis secara deskriptif.


Peningkatan Peningkatan Pendekatan Sosial : Metode Pengumpulan Data :
pendapatan pendapatan  Memprioritaskan penduduk lokal Lokasi Selama tahap Observasi dan wawancara langsung di lapangan Lokasi Selama tahap Pelaksana :
masyarakat masyarakat akibat untuk diterima sebagai tenaga pengelolaan konstruksi dengan mengumpulkan data dari perusahaan, pemantauan konstruksi dengan Koperasi GAPURA
adanya kerja sesuai dengan persyaratan dampak berada di dengan karyawan dan instansi terkait (Dinas Penanaman berada di Desa periode
pembangunan yang dibutuhkan perusahaan. masyarakat periode Modal Perizinan Terpadu Satu Pintu dan Tenaga Rangan, pemantauan dan
kegiatan Instansi Pengawas :
 Mengalokasikan ruang bagi sekitar lokasi pengelolaan Kerja) serta masyarakat yang terkena dampak Kecamatan pelaporan 6 bulan
masyarakat untuk membuka kegiatan yaitu dan Kuaro, sekali Pemkab Paser c.q. Dinas
secara tidak langsung (masyarakat yang memiliki Penanaman Modal
usaha di lokasi kegiatan Desa Rangan,

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
III-38
DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN
RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN
LINGKUNGAN

Upaya Pengelolaan Lingkungan Upaya Pemantauan Lingkungan


Lokasi Periode Lokasi Periode Institusi Pengelola dan
Sumber
No Jenis Dampak Besaran Dampak Bentuk Upaya Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Pemantauan Pemantauan Pemantauan
Dampak
Lingkungan Hidup Lingkungan Lingkungan Hidup Lingkungan Lingkungan Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup
 Pendekatan Institusional : Kecamatan Kuaro, pelaporan 6 usaha di sekitar lokasi kegiatan) terkait Kabupaten Perizinan Terpadu Satu
 Memberikan upah yang layak Kabupaten Paser bulan sekali pendapatan yang diperoleh dengan adanya Paser Pintu dan Tenaga Kerja,
minimal sesuai UMP Kabupaten kegiatan. DLH Kabupaten Paser dan
Paser Camat dan Kepala Desa
 Mengikuti aturan ketenagakerjaan Analisis Data : setempat (Desa Rangan,
tentang hak-hak karyawan dan Kecamatan Kuaro,
Data-data hasil observasi dan/atau wawancanra
pekerja, baik pekerja tetap Kabupaten Paser).
dianalisis secara deskriftif dan tabulai silang,
maupun tenaga kontrak dan
kemudian disajikan dalam bentuk data tabel,
mengikutsertakan seluruh pekerja
grafik maupun uraian Instansi Penerima :
dalam asuransi kecelakaan tenaga
kerja Pemkab Paser c.q. Dinas
 Melaksanakan program Penanaman Modal
pemberdayaan masyarakat, Perizinan Terpadu Satu
berkoordinasi dengan Pemda dan Pintu dan Tenaga Kerja,
bermusyawarah dengan DLH Kabupaten Paser dan
masyarakat setempat. Camat dan Kepala Desa
 Melakukan koordinasi dengan setempat (Desa Rangan,
Kecamatan Kuaro,
Dinas Tenaga Kerja setempat
Kabupaten Paser).
 Mengacu pada UU Nomor 13
Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan dan Peraturan
lainnya yang berkaitan dengan
ketenagakerjaan
Sikap dan Tinggi dan Pendekatan Sosial : Metode Pengumpulan Data : Pelaksana :
persepsi rendahnya  Karena munculnya persepsi Lokasi Selama tahap Pengumpulan data pemantauan dampak persepsi Lokasi Pemantauan Koperasi GAPURA
masyarakat persepsi negatif masyarakat khususnya persepsi pengelolaan konstruksi masyarakat terhadap kegiatan dilakukan melalui pemantauan lingkungan
masyarakat yang negatif merupakan dampak dampak berada di dengan wawancara terbuka terhadap kelompok- berada di Desa dilakukan selama Instansi Pengawas :
timbul akibat kumulatif terhadap dampak- masyarakat periode kelompok masyarakat di desa-desa wilayah studi Rangan, tahap konstruksi
kegiatan Pemkab Paser c.q. DLH
dampak sebelumnya, maka upaya sekitar lokasi pengelolaan dan atau dengan bantuan kuesioner yang telah Kecamatan dengan periode
pengelolaan yang akan dilakukan kegiatan yaitu dan Kuaro, pemantauan dan Kabupaten Paser dan
dipersiapkan terlebih dahulu. Camat dan Kepala Desa
yaitu terhadap sumber dampak Desa Rangan, pelaporan 6 Kabupaten pelaporan 6 bulan
yang telah diuraikan sebelumnya. Kecamatan Kuaro, bulan sekali Paser sekali setempat (Desa Rangan,
Disamping juga upaya-upaya Kabupaten Paser Analisis Data : Kecamatan Kuaro,
sebagai berikut : Penarikan sampel yang dipergunakan dalam Kabupaten Paser).
- Membentuk Tim Humas yang pengumpulan data adalah sistem Purposif
menjadi fasilitator antara Random Sampling. Penarikan sampel didasarkan Instansi Penerima :
pihak perusahaan dengan atas penilaian tujuan tertentu. Sedangkan Pemkab Paser c.q. DLH
masyarakat. Tim humas ini penentuan ukuran sampel menggunakan Rumus Kabupaten Paser dan
dibentuk beranggotan Slovin Formula sebagai berikut: Camat dan Kepala Desa
komponen dari perusahaan itu N setempat (Desa Rangan,
sendiri, perw akilan n Kecamatan Kuaro,
masyarakat serta instansi 1  Ne2
Kabupaten Paser).
terkait;
- Menyampaikan informasi dan Dengan :
komunikasi rencana kegiatan n = Ukuran sampel
dan dampaknya kepada N = Ukuran populasi
masyarakat di wilayah studi; e = Margin of Error/Batas kesalahan
- Melakukan program sampling
pemberdayaan masyarakat
Pelaksanaann survey dilakukan dengan memilih
bagi masyarakat setempat
responden secara acak dengan melakukan
dalam skema community
pendekatan wilayah / areal (studi). Responden
penelitian ini adalah kelompok masyarakat yang

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
III-39
DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN
RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN
LINGKUNGAN

Upaya Pengelolaan Lingkungan Upaya Pemantauan Lingkungan


Lokasi Periode Lokasi Periode Institusi Pengelola dan
Sumber
No Jenis Dampak Besaran Dampak Bentuk Upaya Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Pemantauan Pemantauan Pemantauan
Dampak
Lingkungan Hidup Lingkungan Lingkungan Hidup Lingkungan Lingkungan Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup
development bekerjasama diperkirakan terkena dampak langsung,
dengan pemerintah setempat; kelompok masyarakat yang diprakirakan terkena
- Melakukan perekrutan tenaga dampak tak langsung dan tokoh masyarakat
kerja dengan memprioritas setempat.
tenaga kerja lokal yang ada di Data hasil observasi dan wawancana dilakukan
wilayah studi; editing, koding dan membuat tabulasi (tabulasi
- Menyediakan fasilitas frekuensi) dan jika diperlukan guna melihat
pelayanan pengaduan untuk hubungan variabel yang satu dengan variabel
menerima masukan dan lainnya dibuat tabulasi silang. Data akan
keluhan dari masyarakat dianalisis secara kuantitatif, terutama untuk
sekitar terkait dengan persepsi masyarakat terhadap dampak yang
dampak-dampak yang ditimbulkan, selanjutnya disajikan dalam bentuk
ditimbulkan oleh kegiatan; grafik maupun tabel.
Pendekatan Institusional :
 Melakukan pelepasan tenaga kerja
sesuai dengan peraturan
ketenagakerjaan sesuai dengan
Undang-undang Nomor 13 Tahun
2003 tentang Ketenagakerjaan
serta Undang-Undang Nomor 24
tahun 2011 tentang Tentang
Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial.
 Selalu berkoordinasi dengan
instansi terkait yaitu Lurah, Camat
(Kecamatan Kapuas), dan tokoh-
tokoh masyarakat sekitar.
2. Pembangunan Timbulan limbah Peningkatan Pendekatan Teknologi Metode Pengumpulan Data : Pelaksana :
dan B3 limbah B3 (cair)  Membangun, memelihara dan Tempat Pengelolaan Pengumpulan data dilakukan dengan Tempat Pengelolaan Koperasi GAPURA
Pengoperasian meningkat dari melengkapi fasilitas Gudang TPS Penyimpanan lingkungan pengamatan langsung ke wilayah studi pada Penyimpanan lingkungan
basecamp kondisi awal akibat limbah B3 Sementara barak dilakukan lokasi tapak proyek dan jalan yang dilalui Sementara dilakukan selama Instansi Pengawas :
oli bekas dari  Mencegah agar oli (bekas) tidak kerja (basecamp) selama tahap kegiatan operasional secara berkala. Setiap barak kerja tahap konstruksi
operasional Pemkab Paser c.q Dinas
tercecer. kegiatan konstruksi kunjungan lapang tsb dilakukan pencatatan (basecamp) dengan periode
basecamp konstruksi dengan kegiatan pemantauan 1 Lingkungan Hidup
 Memilah limbah B3 sesuai dengan parameter: (1) jumlah titik ceceran, luasan
periode konstruksi bulan sekali dan Kabupaten Paser.
jenisnya (sebaran) jenis material dan sumbernya serta
 Menunjuk pihak ketiga untuk pengelolaan 1 pelaporan 6 bulan
saat (waktu) terjadinya ceceran, dan (2) mencatat
melakukan pengelolaan limbah B3 bulan sekali sekali Instansi Penerima :
dan seluruh persepsi dan harapan masyarakat dan
(pengangkutan dan/atau Pemkab Paser c.q Dinas
pelaporan 6 karyawan (protes, keberatan, ketidakpuasan,
pemanfaatan dan/atau pengolahan Lingkungan Hidup
bulan sekali kepuasan, dan konflik) akibatceceranlimbah Kabupaten Paser.
dan/atau penimbunan dan/atau
dumping (pembuangan) LB3 yang padat dan cair dari kegiatan konstruksi; baik
telah memiliki ijin. secara langsung maupun tidak langsung.
 Mengelola limbah B3 sesuai
arahan pengelolaan mengacu pada Analisis Data :
: Data hasil lapangan dibandingkan dengan
- Peraturan Pemerintah peraturan-peraturan yang berlaku (Peraturan
Republik Indonesia Nomor Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101
101 Tahun 2014 dan KEP- 01 Tahun 2014 dan KEP- 01 /BAPEDAL/09/1995),
/BAPEDAL/09/1995) selanjutnya dianalisis secara deskriptif dan
(penduan teknis yang telah kuantitatif
diterbitkan oleh pemerintah)
Pendekatan Institusional :

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
III-40
DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN
RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN
LINGKUNGAN

Upaya Pengelolaan Lingkungan Upaya Pemantauan Lingkungan


Lokasi Periode Lokasi Periode Institusi Pengelola dan
Sumber
No Jenis Dampak Besaran Dampak Bentuk Upaya Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Pemantauan Pemantauan Pemantauan
Dampak
Lingkungan Hidup Lingkungan Lingkungan Hidup Lingkungan Lingkungan Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup
 Berkoordinasi dengan dengan
instansi (Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Paser) terkait terhadap
pengelolaan limbah B3
3. Mobilisasi Gangguan Terjadi Pendekatan Teknologi : Di tapak proyek Selama tahap Metode Pengumpulan Data : Di tapak proyek Selama tahap Pelaksana :
peralatan dan transportasi peningkatan arus  Memasang rambu-rambu lalu dan jalan konstruksi Pengumpulan data kegiatan transportasi darat dan jalan konstruksi Koperasi GAPURA
material darat lalu lintas disekitar lintas dan K3 pada lokasi-lokasi penghubung yang dikerjakan yang diperkirakan akan terkena dampak akibat penghubung dikerjakan dan
lokasi TUKS berupa strategis di tapak proyek untuk berbatasan dan lanjut ke konstruksi kegiatandilakukan secara sekunder yang berbatasan lanjut ke tahap Instansi Pengawas :
alat berat, seperti kegiatan mobilisasi peralatan, dengan tapak tahap operasi maupun primer. dengan tapak operasi dengan Dinas Lingkungan Hidup
truck, mobil, dll. material dan karyawan. proyek dengan Pengumpulan data sekunder dilakukan untuk proyek pelaporan (DLH) serta Dinas
 Membuat pos jaga dan petugas lalu pelaporan mengetahui tingkat kelancaran lalu lintas dari pemantauan Perhubungan Kabupaten
lintas yang siaga 24 jam pada pengelolaan sumber-sumber yang layak dipercaya. Data lingkungan setiap Paser
persimpangan-persimpangan lingkungan tersebut dapat diperoleh dari Dishubkominfo, enam bulan sekal
strategis yang berbatasan dengan setiap enam polisi lalu lintas, liputan media masa, dan para Instansi Penerima :
tapak proyek dan di dalam tapak bulan sekali penyelenggara jasa transport (tukang ojeg dan Dinas Lingkungan Hidup
proyek, yang berguna mengatur sopir taksi) yang biasa menunggu penumpang di (DLH) serta Dinas
lalu lintas seperti : mengutamakan sekitar tapak proyek. Perhubungan Kabupaten
lalu lintas reguler, membuat Pengumpulan data primer dilakukan dengan Paser
rambu-rambu sebelum survei transportasi langsung di lapangan (tally
peersimpangan bahwa ada survey) pada ruas jalan di sekitar kawasan. Pada
kegiatan proyek, pengendara harus saat melakukan survei, sekaligus dicatat kondisi
hati-hati dan mengurangi tingkat kelancaran lalu lintas, ada tidaknya
kecepatannya, memandu truk- keluhan, protes, keresahan pengguna jalan,
truk/ kendaraan proyek. kemajuan pembuatan jalur lambat, dan ketaatan
 Mengatur areal parkir, tempat para pengguna jalan terhadap larangan parkir di
pemberhentian sementara, dan jalur lambat/badan jalan.
tempat memutar, khususnya pada
tapak proyek dan jalan yang Analisis Data :
menghubungkannya Berdasarkan rekaman data primer dan sekunder
 Prioritas pengaturan pada ruas secara berkala dapat dianalisis, apakah dari
jalan tersebut adalah pada saat waktu ke waktu kondisi arus lalu lintas lancar,
kondisi jam puncak (peak hour), terjadi kondisi tersendat, terjadi antrian, atau
khususnya pagi hari (07.00 - terjadi kemacetan. Kondisi tersebut dianalisi
08.00) dan sore hari (14.00 - dengan persamaan
18.00). Memberikan sanksi yang C = Co×FCW × FCSP × FCSF × FFVCS
tegas terhadap pelanggar Dimana :
ketentuan lalu lintas pada ruas C = Kapasitas (smp/jam)
jalan tersebut. Co = Kapasitas dasar (smp/jam)
 Memasang papan informasi FCW = Faktor penyesuaian lebar jalan
peringatan hati-hati ada kegiatan FCSP = Faktor penyesuaian pemisahan arah
proyek untuk memberikan (hanya untuk jalan tak terbagi)
informasi kepada pengguna jalan, FCSF = Faktor penyesuaian hambatan
berupa RPPJ “Hati-hati banyak samping dan bahu jalan/kereb
kendaraan keluar masuk dan penghalang
melengkapi rambu-rambu di areal FCCS = Faktor penyesuaian kecepatan untuk
kegiatan’ ukuran kota
 Pengangkutan alat berat harus Serta dengan persamaan :
sesuai dengan SK Dirjen Hubdat Tingkat pelayanan jalan (Los)
No. SK. 726/AJ.307/DRJD/2004 Los = V/C
tentang Pedoman Teknis
Hasil Los akan dibandingkan dengan kriteria
Penyelenggaraan Angkutan Alat
MKJI tentang volume capacity ratio.
Berat di Jalan;
 Melakukan pengarahan kepada
sopir alat berat (suplier /

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
III-41
DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN
RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN
LINGKUNGAN

Upaya Pengelolaan Lingkungan Upaya Pemantauan Lingkungan


Lokasi Periode Lokasi Periode Institusi Pengelola dan
Sumber
No Jenis Dampak Besaran Dampak Bentuk Upaya Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Pemantauan Pemantauan Pemantauan
Dampak
Lingkungan Hidup Lingkungan Lingkungan Hidup Lingkungan Lingkungan Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup
kontraktor / sub- kontraktor)
terutama truk agar senantiasa
mematuhi rambu-rambu lalu lintas
yang dipasang di jalan umum
(seperti batasan tonase
kendaraan);
 Melaksanakan perbaikan jalan
apabila terdapat kerusakan jalan
yang diakibatkan pada saat proses
kegiatan;
 Membatasi beban muatan
angkutan truk dan lainnya sesuai
dengan kapasitas jalan yang
dilaluinya;
Pendekatan Sosial :
 Menginformasikan rencana
kegiatan mobilisasi kepada
masyarakat sekitar (lurah/ camat)
Pendekatan Institusi :
 Koordinasi dengan Dinas
Perhubungan Kabupaten Paser
dan Kepolisian setempat.
Penurunan Kandungan debu Pendekatan Teknologi : ‘ Metode pegumpulan Data : ‘ Pelaksana :
kualitas udara dan gas-gas di  Mewajibkan perusahaan, Tapak proyek Selama tahap Melakukan pengukuran kualitas udara di lapang Tapak proyek Selama tahap Koperasi GAPURA
udara akan kontraktor dan/atau sub- Pembangunan konstruksi dengan peralatanyang sesuai untuk pengkuran Pembangunan konstruksi dengan
meningkat dari kontraktor pelaksana serta tamu TUKS dan fasilitas dengan parameter-parameter kualitas udara. TUKS dan periode Instansi Pengawas :
kondisi awal. untuk melaksanakan K3 di tapak penunjangnya dan periode Pengukuran kualitas udara dilakukan selama 1 fasilitas pemantauan dan
Kondisi awal Pemkab Paser c.q Dinas
proyek sesuai Undang-undang wilayah pengelolaan hari penuh. Pada saat pengambilan sampel penunjangnya pelaporan 6 bulan
kualitas udara di Keselamatan Kerja No. 1 Tahun sekitarnya yang dan dan wilayah sekali Lingkungan Hidup
parameter yang langsung dicatat adalah arah dan Kabupaten Paser, Dinas
sekitar lokasi 1970, beserta dengan peraturan juga berpotensi pelaporan 6 sekitarnya
kegiatan kecepatan angin, temperatur udara dan tanggal, Perhubungan Kabupaten
pelaksanaan dan peraturan terkena dampak bulan sekali (pemukiman)
waktu, cuaca dan lokasi sampling. Paser serta Dinas
perubahannya, seperti penurunan yang juga
menggunakan APD yang sesuai; kualitas udara berpotensi Kesehatan Kabupaten
 Penanaman pohon pelindung pada Analisis data : terkena dampak Paser.
tapak proyek, dengan jenis-jenis Hasil pengukuran dan analisa kualitas udara penurunan
tanaman pohon yang mempunyai dibandingkan dengan Standar Kualitas Udara kualitas udara Instansi Penerima :
fungsi estetika dan dapat sesuai Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Pemkab Paser c.q Dinas
mengabsorpsi, merefleksi dan Nomor 22 Tahun 2021. Lingkungan Hidup
menetrasi polutan gas dan debu; Kabupaten Paser, Dinas
 Melakukan penyiraman jalan Perhubungan Kabupaten
kawasan secara rutin untuk Paser serta Dinas
mengurangi potensi debu yg Kesehatan Kabupaten
mungkin akibat mobilisasi Paser.
peralatan dan material;
 Pemasangan dinding pelindung
untuk mem batasi area tapak
proyek dengan sekitar;
 Merawat mesin peralatan berat
yang digunakan secara berkala,
melengkapi saringan gas buang
dan melakukan kontrol/pengujian
emisi peralatan berat yang
digunakan proyek secara berkala;

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
III-42
DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN
RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN
LINGKUNGAN

Upaya Pengelolaan Lingkungan Upaya Pemantauan Lingkungan


Lokasi Periode Lokasi Periode Institusi Pengelola dan
Sumber
No Jenis Dampak Besaran Dampak Bentuk Upaya Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Pemantauan Pemantauan Pemantauan
Dampak
Lingkungan Hidup Lingkungan Lingkungan Hidup Lingkungan Lingkungan Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup
 Melengkapi kendaraan material
dengan terpal tertutup dan
membatasi muatan truck sesuai
dengan kapasitasnya
 Menghindari ceceran material
tanah pada jalan-jalan terutama
sekitar lokasi proyek dengan cara
menyediakan area pencucian
kendaraan sebelum kendaraan
keluar dari proyek.
Pendekkatan Sosial :
 Melakukan sosialisasi rencana
kegiatan penataan lahan dan
fasilitas penunjangnya terutama
yang diduga akan menimbulkan
pencemaran kepada kegiatan lain
yang berdampingan dan/atau
masyarakat sekitarnya yang
terdekat.
Pendekkatan Institusional :
 Koordinasi dengan Dinas
Lingkungan Hidup Kabupaten
Paser
Peningkatan Tingkat kebisngan Pendekatan Teknologi : ‘ Metode Pengumpulan Data : ‘ Pelaksana :
kebisingan akan meningkat  Mewajibkan perusahaan, Tapak proyek Selama tahap Pengumpulan data dilakukan secara langsung Tapak proyek Selama tahap Koperasi GAPURA
dari kondisi awal. kontraktor dan/atau sub- Pembangunan konstruksi (primer) dengan melakukan pengukuran Pembangunan konstruksi dengan
kontraktor pelaksana serta tamu TUKS dan fasilitas dengan kebisingan di lapangan dengan menggunakan alat TUKS dan periode Instansi Pengawas :
untuk melaksanakan K3 di tapak penunjangnya dan periode sound level meter. fasilitas pemantauan dan
Pemkab Paser c.q Dinas
proyek sesuai Undang-undang wilayah pengelolaan penunjangnya pelaporan 6 bulan
Keselamatan Kerja No. 1 Tahun sekitarnya yang dan dan wilayah sekali Lingkungan Hidup
1970, beserta dengan peraturan juga berpotensi pelaporan 6 sekitarnya yang Kabupaten Paser, Dinas
pelaksanaan dan peraturan terkena dampak bulan sekali Analisis Data : juga berpotensi Perhubungan Kabupaten
perubahannya, seperti peningkatan Hasil pengukuran kebisingan dibandingkan terkena dampak Paser serta Dinas
menggunakan APD yang sesuai; kebisingan dengan baku mutu kebisingan yang berlaku yaitu peningkatan Kesehatan Kabupaten
 Penanaman tanaman penghijauan : kebisingan Paser.
pada tapak proyek (landscaping) SK Menaker No. KEP-51/ MEN/1999 untuk NAB
 Menutup area proyek dengan kebisingan di tempat kerja dan Kepmen LH RI Instansi Penerima :
pagar pembatas Nomor Kep-48/MENLH/11/ 1996 untuk Pemkab Paser c.q Dinas
 Melakukan pemeriksaan dan kebisingan serta Peraturan Menteri Lingkungan Lingkungan Hidup
perawatan sehingga dapat Hidup dan Kehutanan RI Nomor Kabupaten Paser, Dinas
dipastikan peralatan berat yang P.56/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2019 Perhubungan Kabupaten
digunakan dalam keadaan layak tentang baku mutu kebisingan kendaraan Paser serta Dinas
jalan dan layak lingkungan bermotor tipe baru dan kendaraan bermotor Kesehatan Kabupaten
 Merawat mesin peralatan berat yang sedang diproduksi kategori m, kategori n, Paser.
agar suara knalpot tetap standar dan kategori l.
(memenuhi BML).
 Membangun ruang genset yang
kedap suara.
Pendekatan Sosial :
 Melakukan sosialisasi rencana
kegiatan, terutama yang diduga
akan akan menimbulkan
kebisingan kepada pengelola unit

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
III-43
DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN
RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN
LINGKUNGAN

Upaya Pengelolaan Lingkungan Upaya Pemantauan Lingkungan


Lokasi Periode Lokasi Periode Institusi Pengelola dan
Sumber
No Jenis Dampak Besaran Dampak Bentuk Upaya Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Pemantauan Pemantauan Pemantauan
Dampak
Lingkungan Hidup Lingkungan Lingkungan Hidup Lingkungan Lingkungan Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup
kegiatan lain yang berdampingan
dan/atau masyarakat sekitarnya
yang terdekat.
Timbulnya sikap Tinggi dan Pendekatan Sosial : Metode Pengumpulan Data : Pelaksana :
dan persepsi rendahnya  Karena munculnya persepsi Lokasi Selama tahap Pengumpulan data pemantauan dampak persepsi Lokasi Pemantauan Koperasi GAPURA
masyarakat persepsi negatif masyarakat khususnya persepsi pengelolaan konstruksi masyarakat terhadap kegiatan dilakukan melalui pemantauan lingkungan
masyarakat yang negatif merupakan dampak dampak berada di dengan wawancara terbuka terhadap kelompok- berada di Desa dilakukan selama Instansi Pengawas :
timbul akibat kumulatif terhadap dampak- masyarakat periode kelompok masyarakat di desa-desa wilayah studi Rangan, tahap konstruksi
kegiatan Pemkab Paser c.q. DLH
dampak sebelumnya, maka upaya sekitar lokasi pengelolaan dan atau dengan bantuan kuesioner yang telah Kecamatan dengan periode
pengelolaan yang akan dilakukan kegiatan yaitu dan Kuaro, pemantauan dan Kabupaten Paser dan
dipersiapkan terlebih dahulu. Camat dan Kepala Desa
yaitu terhadap sumber dampak Desa Rangan, pelaporan 6 Kabupaten pelaporan 6 bulan
yang telah diuraikan sebelumnya. Kecamatan Kuaro, bulan sekali Paser sekali setempat (Desa Rangan,
Disamping juga upaya-upaya Kabupaten Paser Analisis Data : Kecamatan Kuaro,
sebagai berikut : Penarikan sampel yang dipergunakan dalam Kabupaten Paser).
- Membentuk Tim Humas yang pengumpulan data adalah sistem Purposif
menjadi fasilitator antara Random Sampling. Penarikan sampel didasarkan Instansi Penerima :
pihak perusahaan dengan atas penilaian tujuan tertentu. Sedangkan Pemkab Paser c.q. DLH
masyarakat. Tim humas ini penentuan ukuran sampel menggunakan Rumus Kabupaten Paser dan
dibentuk beranggotan Slovin Formula sebagai berikut: Camat dan Kepala Desa
komponen dari perusahaan itu N setempat (Desa Rangan,
sendiri, perw akilan n Kecamatan Kuaro,
masyarakat serta instansi 1  Ne2
Kabupaten Paser).
terkait;
- Menyampaikan informasi dan Dengan :
komunikasi rencana kegiatan n = Ukuran sampel
dan dampaknya kepada N = Ukuran populasi
masyarakat di wilayah studi; e = Margin of Error/Batas kesalahan
- Melakukan program sampling
pemberdayaan masyarakat
Pelaksanaann survey dilakukan dengan memilih
bagi masyarakat setempat
responden secara acak dengan melakukan
dalam skema community
development bekerjasama pendekatan wilayah / areal (studi). Responden
dengan pemerintah setempat; penelitian ini adalah kelompok masyarakat yang
- Melakukan perekrutan tenaga diperkirakan terkena dampak langsung,
kerja dengan memprioritas kelompok masyarakat yang diprakirakan terkena
tenaga kerja lokal yang ada di dampak tak langsung dan tokoh masyarakat
wilayah studi; setempat.
- Menyediakan fasilitas Data hasil observasi dan wawancana dilakukan
pelayanan pengaduan untuk editing, koding dan membuat tabulasi (tabulasi
menerima masukan dan frekuensi) dan jika diperlukan guna melihat
keluhan dari masyarakat hubungan variabel yang satu dengan variabel
sekitar terkait dengan lainnya dibuat tabulasi silang. Data akan
dampak-dampak yang dianalisis secara kuantitatif, terutama untuk
ditimbulkan oleh kegiatan; persepsi masyarakat terhadap dampak yang
Pendekatan Institusional : ditimbulkan, selanjutnya disajikan dalam bentuk
 Melakukan pelepasan tenaga kerja grafik maupun tabel.
sesuai dengan peraturan
ketenagakerjaan sesuai dengan
Undang-undang Nomor 13 Tahun
2003 tentang Ketenagakerjaan
serta Undang-Undang Nomor 24
tahun 2011 tentang Tentang

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
III-44
DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN
RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN
LINGKUNGAN

Upaya Pengelolaan Lingkungan Upaya Pemantauan Lingkungan


Lokasi Periode Lokasi Periode Institusi Pengelola dan
Sumber
No Jenis Dampak Besaran Dampak Bentuk Upaya Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Pemantauan Pemantauan Pemantauan
Dampak
Lingkungan Hidup Lingkungan Lingkungan Hidup Lingkungan Lingkungan Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup
Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial.
 Selalu berkoordinasi dengan
instansi terkait yaitu Lurah, Camat
(Kecamatan Kapuas), dan tokoh-
tokoh masyarakat sekitar.
4. Penyiapan dan Peningkatan air Peningkatan air Pendekatan Teknologi : Metode Pengumpulan Data : Pelaksana :
penataan lahan larian larian akibat  Membuat saluran drainase dengan Lokasi Pengelolaan Pengumpulan data limpasan aliran permukaan Lokasi Pemantauan Koperasi GAPURA
perubahan fungsi melakukan pengerukan sedimen pengelolaan lingkungan dilakukan melalui pengumpulan data primer dan pemantauan lingkungan
lahan yang pada saluran drainase yang dampak gangguan dilakukan sekunder. dampak dilakukan secara Instansi Pengawas :
sebelumnya dibangun secara berkala agar terhadap secara terus gangguan terus menerus
1. Pengumpulan data primer dilakukan dengan Pemkab Paser c.q Dinas
merupakan lahan melancarkan aliran limpasan peningkatan air menerus terhadap selama tahap
cara pengukuran debit air saluran secara Pekerjaan Umum dan
yang sebagian permukaan; larian (run off) selama tahap peningkatan air konstruksi
berkala terutama pada saat hujan deras. Dinas Lingkungan Hidup
besar ditumbuhi  Pembangunan area hijau disekitar adalah pada area konstruksi larian (run off) berlangsung
Memonitor sedimentasi yang terjadi pada Kabupaten Paser
padang rumput area drainase untuk mengurangi tapak proyek dan berlangsung adalah pada terutama pada
saluran- saluran di sekitar kawasan dan di kaw
berubah menjadi limpasan air yang masuk menuju saluran drainase terutama area tapak saat musim hujan
asan itu sendiri.
lahan kosong saluran drainase yang telah dibuat; pembangunan pada saat proyek dan dengan pelaporan Instansi Penerima :
(lahan yang ditata) 2. Pengumpulan data sekunder meliputi data
 Membangun saluran air yang TUKS dan fasilitas musim hujan yang diperlukan untuk menghitung besarnya saluran 6 bulan sekali Pemkab Paser c.q Dinas
untuk kegiatan mampu menampung air larian dari penunjang. dengan drainase TUKS
aliran air larian yaitu intensitas hujan dan luas Pekerjaan Umum dan
pembangunan tapak proyek menuju drainase pelaporan 6 dan fasilitas
daerah tangkapan air hujan. Data intensitas Dinas Lingkungan Hidup
kawasan di sekitar tapak proyek; bulan sekali hujan dikumpulkan dari data sekunder hasil penunjang
Kabupaten Paser
 Membangun sumur resapan, pengukuran curah hujan selama kurang lebih
lubang resapan biopori dan kolam 10 tahun di stasiun iklim terdekat dan data luas
retensi. Hal ini dilakukan untuk daerah tangkapan air hujan diperoleh dari hasil
mengurangi limpasan air yang pengukuran peta-peta thematik berupa peta
masuk ke wilayah drainase. photo udara dan/atau peta citra satelit.
Perhitungan kebutuhan dan
efektifitas dari pembangunan Analisis Data :
sumur resapan dan lubang resapan
biopori . Jumlah Lubang resapan Guna memprakirakan aliran air permukaan
dan biopori dihitung berdasarkan dipergunakan pendekatan persamaan empirik
Peraturan Menteri Lingkungan (Chow, 1964), yaitu :
Hidup No 12 Tahun 2009 tentang Q = 0,278. C.I.A
pemanfaatan air hujan, dimana Dimana :
setiap penutupan bangunan kedap Q = debit air larian (m3/detik)
air seluas 7 m2 memerlukan 1 unit C = koefisien air larian
LRB serta kolam resapan seluas
I = Intensitas hujan (m/jam) dan
1% dari luas lahan keseluruhan.
 Membuat tanggul pelindung dan A = luas daerah tangkapan air hujan (km2)
parit cegat sementara (trap) di
sekeliling areal penimbunan
(tapak kegiatan). Parit tersebut
diharapkan mampu menahan
limpasan air permukaan dan akan
mengisi ruang kosong
 Pembuatan sistem drainase
(saluran pembuang, penahan
sedimen tanah pada saluran/rip-
rap);
Pendekatan Institusional :
 Melakukan bekerjasama dan
koordinasi secara intensif dengan
dinas-dinas terkait (Dinas

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
III-45
DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN
RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN
LINGKUNGAN

Upaya Pengelolaan Lingkungan Upaya Pemantauan Lingkungan


Lokasi Periode Lokasi Periode Institusi Pengelola dan
Sumber
No Jenis Dampak Besaran Dampak Bentuk Upaya Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Pemantauan Pemantauan Pemantauan
Dampak
Lingkungan Hidup Lingkungan Lingkungan Hidup Lingkungan Lingkungan Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup
Pekerjaan Umum dan Dinas
Lingkungan Hidup Kabupaten
Paser).
Gangguan Perubahan lahan Pendekatan Sosial : Metode Pengumpulan Data : Pelaksana :
vegetasi darat yang sebagian  Melakukan penghijauan di sekitar Keseluruhan area Selama tahap Pengumpulan data fauna dilakukan secara Keseluruhan Selama tahap Koperasi GAPURA
dan fauna besar merupakan lokasi kegiatan (DLKr Darat) tapak proyek dan konstruksi langsung di lapangan dengan menginventarisasi area tapak konstruksi dengan
vegetasi alami sesuai dengan peraturan yang sekitar lokasi jenis di setiap perjumpaan. proyek frekuensi Instansi Pengawas :
diperkirakan akan berlaku; kegiatan pemantauan setiap
merubah jenis Pemkab Paser c.q Dinas
 Dilakukan monitoring dan 6 bulan sekali dan
vegetasi yang Analisis Data : Lingkungan Hidup
perlindungan terhadap flora dan pelaporan
sebelumnya fauna yang berada di sekitar Parameter yang diamati adalah sebagai berikut: pemantauan Kabupaten Paser
merupakan kegiatan; - Jenis endemik atau yang dilindungi oleh UU; lingkungan setiap
vegetasi alami  Melindungi flora dan fauna yang - Jenis yang memiliki nilai ekonomis; enam bulan sekali Instansi Penerima :
menjadi vegetasi dilindungi oleh pemerintah; - Jenis indikator. Pemkab Paser c.q Dinas
buatan. Dilakukan identifikasi apakah terdapat jenis-
 Tidak melakukan perburuan satwa Lingkungan Hidup
liar dan/atau menganjurkan jenis satwa yang tergolong dalam kriteria Kabupaten Paser
kepada pelaksana pekerjaan untuk tersebut di atas. Data sekunder diperoleh melalui
tidak melakukan perburuan satwa studi literatur sebagai data penunjang dan juga
liar pada areal yang dibuka; melalui wawancara dengan penduduk setempat.
 Pelaporan kepada pihak yang
berwajib apabila melakukan
perburuan liar di sekitar lokasi
kegiatan;
 Pelaporan hasil pengelolaan
lingkungan hidup secara berkala
kepada pihak-pihak yang
berkepentingan.
 Tidak mengganggu hewan yang
berada di sekitar lokasi kegiatan.
Pendekatan Insitusional :
 Pengawasan terhadap hasil unjuk
kerja pengelolaan lingkungan
hidup oleh instansi yang
berwenang;
 Melakukan kordinasi secara
intensif dengan dinas-dinas terkait,
seperti Dinas Lingkungan Hidup
(DLH) Kabupaten Paser serta
Dinas Lingkungan Hidup dan
Kehutanan (DLHK) Provinsi
Kalimantan Timur.
5. Pekerjaan Gangguan lalu Terjadi Pendekatan Teknologi : Daerah Selama tahap Metode Pengumpulan Data : Daerah Selama tahap Pelaksana :
struktur lintas alur peningkatan arus  Melakukan pemasangan rambu- Lingkungan Kerja konstruksi  Pengumpulan data kegiatan transportasi Lingkungan konstruksi Koperasi GAPURA
bangunan TUKS pelayaran lalu lintas di sekitar rambu/ sarana bantu sebagai (DLKr) Perairan sungai yang diperkirakan akan terkena Kerja (DLKr)
dan fasilitas sungai penanda adanya aktifitas kegiatan sekitar lokasi dampak kegiatan dapat ditempuh melalui Perairan sekitar
Instansi Pengawas :
penunjang pembangunan TUKS dan fasilitas kegiatan pengumpulan data primer dan data lokasi kegiatan
penunjang. sekunder. Pemprov Kalimantan
Pendekatan Sosial :  Pengumpulan data sekunder dapat ditempuh Timur c.q. Dinas
untuk mengetahui trend peningkatan/ Pehubungan dan Dinas
 Menampung segala keluhan dan
protes yang disampaikan oleh para penurunan lalu lintas pelayaran serta Lingkungan Hidup dan
pelaku jasa transportasi secara kelancaran kegiatan transportasi sungai dan Kehutanan Provinsi
terbuka dan diupayakan langkah- banyaknya kecelakaan transportasi sungai Kalimantan Timur dan
langkah penanganan-nya melalui yang disebabkan secara langsung maupun Pemkab Paser c.q Dinas

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
III-46
DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN
RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN
LINGKUNGAN

Upaya Pengelolaan Lingkungan Upaya Pemantauan Lingkungan


Lokasi Periode Lokasi Periode Institusi Pengelola dan
Sumber
No Jenis Dampak Besaran Dampak Bentuk Upaya Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Pemantauan Pemantauan Pemantauan
Dampak
Lingkungan Hidup Lingkungan Lingkungan Hidup Lingkungan Lingkungan Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup
musyawarah dengan melibatkan tidak langsung oleh kegiatan. Data tersebut Perhubungan dan Dinas
mereka yang merasa dirugikan/ dapat diperoleh dari Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup
terganggu. Direktorat Jenderal Perhubungan Provinsi Kabupaten Paser
 Melakukan patroli di sekitar area Kalimantan Timur.
lokasi pembangunan dengan  Pengumpulan data primer dapat ditempuh Instansi Penerima :
melibatkan instansi-instansi dengan cara melakukan wawancara terhadap
Pemprov Kalimantan
terkait pengawasan terhadap pelaku jasa transportasi yang sering melintas
perlindungan lingkungan dengan materi pertanyaan utama yang Timur c.q. Dinas
maritime; ditanyakan yaitu ada tidaknya gangguan Pehubungan dan Dinas
 Menyediakan kotak saran, kegiatan terhadap kegiatan transportasi. Lingkungan Hidup dan
masukan dan pengaduan Untuk mengetahui muncul tidaknya keluhan, Kehutanan Provinsi
masyarakat; protes, konflik atau keresahan dapat Kalimantan Timur dan
 Melaksanakan sosialisasi secara diketahui melalui monitoring langsung atau Pemkab Paser c.q Dinas
langsung maupun melalu media melalui laporan media masa. Perhubungan dan Dinas
massa terkait dengan rencana Lingkungan Hidup
kegiatan. Analisis Data : Kabupaten Paser
Pendekatan Institusi : Analisis data dilakukan melalui tabulasi dan
 Melakukan kordinasi secara deskriftif kualitatif
intensif dengan dinas-dinas
terkait;
 Melaporkan operasional dermaga
dan rencana penggunaan jalur
pengoperasian kapal dan tongkang
pengangkutan peralatan dan
material kepada Dinas
Perhubungan Provinsi Kalimantan
Timur.
Penurunan Terjadi Pendekatan Teknologi : Daerah Selama tahap Metode Pengumpulan Data : Daerah Selama tahap Pelaksana :
kualitas air peningkatan TSS  Melakukan pekerjaan struktur Lingkungan Kerja konstruksi Data kualitas air dikumpulkan dari data data Lingkungan konstruksi Koperasi GAPURA
sungai akibat bangunan secara berkala (DLKr) Perairan primer. Pengumpulan data primer dilakukan Kerja (DLKr)
pembangunan  Memasang perangkap sedimen sekitar lokasi melalui pengambilan sampel di lapangan untuk Perairan sekitar
Instansi Pengawas :
TUKS dan sarana pada lokasi pembangunan DLKr kegiatan kemudian dianalisis di laboratorium. lokasi kegiatan
dan prasarana Pemprov Kalimantan
darat yang berbatasan dengan
pada DLKr darat sungai. Timur c.q. Dinas
dan perairan Analisis Data : Pehubungan dan Dinas
 Mewajibkan kontraktor pelaksana
kegiatan pengerukan memiliki Analisis kualitas dilakukan dengan analisis Lingkungan Hidup dan
pedoman pelaksanaan pengerukan laboratorium kemudian dibandingkan dengan Kehutanan Provinsi
yang ramah lingkungan dan sesuai baku mutu. Kualitas air mengacu kepada Kalimantan Timur dan
ketentuan yang berlaku Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 Pemkab Paser c.q Dinas
 Membuang material buangan tidak Perhubungan dan Dinas
pada satu titik namun menyebar di Lingkungan Hidup
area dumping Kabupaten Paser
 Menggunakan peralatan untuk
pengerukan dan pembuangan yang Instansi Penerima :
laik operasi
Pemprov Kalimantan
 Mengutamakan penggunaan alat
Timur c.q. Dinas
keruk yang ramah lingkungan
Pehubungan dan Dinas
dengan mempertimbangkan aspek
teknis berupa TSHD untuk pasir, Lingkungan Hidup dan
CSD untuk material keras, dan Kehutanan Provinsi
Grab Dredge Kalimantan Timur dan
Pemkab Paser c.q Dinas
Perhubungan dan Dinas

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
III-47
DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN
RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN
LINGKUNGAN

Upaya Pengelolaan Lingkungan Upaya Pemantauan Lingkungan


Lokasi Periode Lokasi Periode Institusi Pengelola dan
Sumber
No Jenis Dampak Besaran Dampak Bentuk Upaya Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Pemantauan Pemantauan Pemantauan
Dampak
Lingkungan Hidup Lingkungan Lingkungan Hidup Lingkungan Lingkungan Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup
 Melakukan pengukuran kedalaman Lingkungan Hidup
dumping area (dumping) sebelum Kabupaten Paser
kegiatan pengerukan
Pendekatan Sosial :
 Melakukan sosialisasi rencana
kegiatan pembangunan TUKS dan
fasilitas penunjang terutama yang
diduga akan akan menimbulkan
penurunan kualitas air sungai
kepada pengelola unit kegiatan
lain yang berdampingan dan/atau
masyarakat sekitar.
Pendekatan Institusi :
 Pengawasan terhadap hasil unjuk
kerja pengelolaan lingkungan
hidup oleh instansi yang
berwenang
 Melakukan kordinasi secara
intensif dengan dinas-dinas terkait,
baik dengan Dinas Perikanan dan
Kelautan Kabupaten Paser c.q
Dinas Perikanan dan Kelautan
Provinsi Kalimantan Timur
maupun Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Paser c.q. Dinas
Lingkungan Hidup Provinsi
Kalimantan Timur
Terganggunya Diperkirakan akan Pendekatan Teknologi : Daerah Selama tahap Metode Pengumpulan Data : Daerah Selama tahap Pelaksana :
biota perairan mengalami  Melakukan pengelolaan terhadap Lingkungan Kerja konstruksi Pengamatan dan pengambilan sampel biota Lingkungan konstruksi Koperasi GAPURA
penurunan nilai, sumber dampak yaitu pengelolaan (DLKr) Perairan perairan seperti plankton dan benthos serta Kerja (DLKr)
kelimpahan serta terhadap peningkatan sedimentasi sekitar lokasi nekton dilakukan bersamaan dengan sampel Perairan sekitar
Instansi Pengawas :
keragaman biota oleh erosi tanah yang masuk ke kegiatan kualitas air. lokasi kegiatan
perairan (plankton, badan air;  Pengambilan sampel plankton Pemprov Kalimantan
benthos, dan  Melaksanakan perbaikan- Mengambil contoh air dari setiap stasiun Timur c.q. Dinas
nekton/ ikan) perbaikan terhadap manajemen pengamatan dengan disaring pada jaring Lingkungan Hidup dan
kegiatan jika dampak-dampak plankton standard yang diusahakan agar Kehutanan Provinsi
yang tidak diharapkan muncul dan sedikit mungkin jumlah plankton yang Kalimantan Timur dan
menimbulkan masalah terhadap tertinggal menempel pada jaring plankton. Pemkab Paser c.q Dinas
lingkungan hidup; Contoh plankton dan sejumlah air contoh akan Lingkungan Hidup
 Melakukan monitoring kondisi tertampung pada botol kolektor kemudian Kabupaten Paser
habitat biota perairan di perairan dipindahkan ke dalam botol contoh plankton
pantai tapak proyek; yang diketahui dengan pasti volumenya.
Instansi Penerima :
 Menghindari pembuangan limbah Contoh plankton tersebut kemudian diberi
bahan pengawet plankton dengan mengguna- Pemprov Kalimantan
B3 (oli dan minyak pelumas) dari
kan pipet, sehingga diperhitungkan kadar Timur c.q. Dinas
aktivitas pembangunan ke badan
larutan pengawet (formalin atau MAF) di Lingkungan Hidup dan
air air dengan cara
mengumpulkannya pada drum- dalam botol contoh plankton menjadi 4 %. Kehutanan Provinsi
drum bekas dan membawanya ke Contoh yang telah tersaring, disimpan dan Kalimantan Timur dan
pengumpul oli bekas untuk didaur untuk selanjutnya diidentifikasi di Pemkab Paser c.q Dinas
ulang; laboratorium. Lingkungan Hidup
 Memasang jaring/ screen/sedimen  Pengambilan sampel benthos Kabupaten Paser
shield di sepanjang areal kegiatan Contoh benthos diambil dengan
untuk menangkap benda-benda mempergunakan Petersen Grab pada lokasi

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
III-48
DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN
RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN
LINGKUNGAN

Upaya Pengelolaan Lingkungan Upaya Pemantauan Lingkungan


Lokasi Periode Lokasi Periode Institusi Pengelola dan
Sumber
No Jenis Dampak Besaran Dampak Bentuk Upaya Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Pemantauan Pemantauan Pemantauan
Dampak
Lingkungan Hidup Lingkungan Lingkungan Hidup Lingkungan Lingkungan Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup
terapung yang kemungkinan yang telah ditentukan secara hipotetik di
tercecer pada saat kegiatan lapangan. Sample yang diperoleh kemudian
dilakukan; secara insitu diayak dengan ayakan kurang
Pendekatan Institusi : lebih berukuran 1 mm.
 Pengawasan terhadap hasil unjuk Materi yang tidak tersaring merupakan biota
kerja pengelolaan lingkungan dimaksud dengan materi inorganik. Pengawet
hidup oleh instansi yang dipergunakan MAF 4%, sedangkan pewarna
berwenang mempergunakan rose bengale untuk
 Melakukan kordinasi secara membedakan antara materi organik (hewan)
intensif dengan dinas-dinas terkait, dan mineral. Contoh yang telah tersaring,
baik dengan Dinas Perikanan dan disimpan dan untuk selanjutnya diidentifikasi
Kelautan Kabupaten Paser c.q di laboratorium. Analisis perhitungan
Dinas Perikanan dan Kelautan mempergunakan cara yang sama dengan
Provinsi Kalimantan Timur plankton.
maupun Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Paser c.q. Dinas Analisis Data :
Lingkungan Hidup Provinsi Semua sampel plankton dan benthos plankton
Kalimantan Timur yang diperoleh diidentifikasi di bawah
mikroskop monokuler dan diolah lebih lanjut
untuk mendapatkan data-data mengenai
kelimpahan, keanekaragaman dan dominasinya.
 Indeks Keanekaragaman
Keragaman plankton dan benthos dihitung
dengan Simpsons Diversity Index menurut
Krebs (dalam Moore dan Chapman, 1986)
yaitu :
; < = − = >: log >:
(Shannon Diversity Index)
dimana:
H’ = indeks keanekaragaman
pi = ni/N
ni = jumlah individu ke-i
N = jumlah total individu
Keragaman adalah banyaknya spesies yang
ada dalam suatu ekosistem. Keragaman
spesies yang tinggi menunjukkan
keseimbangan ekosistem yang baik.
Sebaliknya keragaman yang rendah
menunjukkan tekanan ekosistem, sehingga
hanya jenis jenis tertentu saja yang dapat
bertahan.
Berdasarkan (Lee et al. 1978, Odum (1975),
dalam Hartami 2008), bila nilai indesk
keanekaan jenis Simpsons adalah :
H’ < 0,6  tercemar (mengalami gangguan
berat)
0,6 –  tercemar (mengalami gangguan
0,8 sedang)
> 0,8  tercemar (mengalami gangguan
ringan s.d tidak tercemar)

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
III-49
DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN
RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN
LINGKUNGAN

Upaya Pengelolaan Lingkungan Upaya Pemantauan Lingkungan


Lokasi Periode Lokasi Periode Institusi Pengelola dan
Sumber
No Jenis Dampak Besaran Dampak Bentuk Upaya Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Pemantauan Pemantauan Pemantauan
Dampak
Lingkungan Hidup Lingkungan Lingkungan Hidup Lingkungan Lingkungan Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup
Sedangkan berdasarkan (Lee et al. 1978, Odum
(1975), dalam Hartami 2008), bila indeks
keanekaan jenis Shannon dan Wiever adalah :
H’ < 1,0  tercemar (mengalami gangguan
berat)
1,0 –  tercemar (mengalami gangguan
1,5 sedang)
1,6 –  tercemar (mengalami gangguan
2,0 ringan)
> 2,0  tidak tercemar (tidak
terganggu)
 Indeks Keseragaman Jenis
Keseragaman jenis benthos dan plankton
dihitung menggunakan persamaan Margalef
dalam Krebs (1985 ) :
;
B=
;CDEF
Dimana :
E = Indeks Keseragaman Jenis (kisaran 0-
1)
H = Indeks Keragaman Jenis Shanon-
Wiener yang diperoleh
Hmaks = Indek Keseragaman Jenis maksimum
= log2 S
S = Jumlah Jenis
Dalam suatu komunitas, kemerataan individu
tiap spesies dapat diketahui dengan
menghitung indeks keseragaman. Indeks
keseragaman ini merupakan suatu angka yang
tidak bersatuan, yang besarnya antara 0 – 1,
semakin kecil nilai indeks keseragaman,
semakin kecil pula keseragaman suatu
populasi, berarti penyebaran jumlah individu
tiap spesies tidak sama dan kecenderungan
bahwa suatu spesies mendominasi populasi
tersebut. Sebaliknya semakin besar nilai
indeks keseragaman, maka populasi
menunjukan keseragaman, yang berarti bahwa
jumlah individu tiap spesies boleh dikatakan
sama atau merata.
 Indeks Dominansi
Indeks Dominansi (D) dihitung dengan metoda
Odum (1993) dengan rumus :
I

G = =(/: ⁄/)H
JKL
Dimana :
D = Indeks dominansi
ni = Jumlah individu jenis ke-1
N = Jumlah individu seluruh jenis
Dominansi merupakan gambaran jenis biota
yang paling banyak dijumpai. Jenis yang paling
banyak ini dapat menentukan atau paling

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
III-50
DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN
RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN
LINGKUNGAN

Upaya Pengelolaan Lingkungan Upaya Pemantauan Lingkungan


Lokasi Periode Lokasi Periode Institusi Pengelola dan
Sumber
No Jenis Dampak Besaran Dampak Bentuk Upaya Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Pemantauan Pemantauan Pemantauan
Dampak
Lingkungan Hidup Lingkungan Lingkungan Hidup Lingkungan Lingkungan Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup
mengendalikan jenis yang lain Odum (1971).
Makin tinggi indeks dominansi berarti pada
ekosistem perairan tersebut terdapat spesies
yang dominan.
B. Tahap Operasi
1. Mobilisasi Peningkatan Penduduk di Pendekatan Sosial : Metode Pengumpulan Data : Pelaksana :
tenaga kerja kesempatan kerja Kabupaten Paser  Sebanyak- banyaknya menyerap Tapak proyek Selama tahap Data kesempatan kerja dan berusaha masyarakat Lokasi Selama tahap Koperasi GAPURA
operasi dan usaha yang masih belum tenaga kerja lokal terutama tenaga operasional TUKS operasi terdiri atas data primer dan data sekunder. Data pemantauan operasi dengan
memiliki kerja yang berasal dari Desa dan dan fasilitas dengan sekunder diperoleh dari intansi terkait berada di Desa periode Instansi Pengawas :
pekerjaan/ Kecamatan wilayah studi sebelum penunjang periode sedangkan data primer dilakukan melalui Rangan, pengelolaan
pengangguran Pemkab Paser c.q Dinas
menerima tenaga kerja dari luar (Masyarakat Desa pengelolaan wawancara dengan kuesioner. Kecamatan selama
dengan jumlah daerah sesuai dengan lowongan selama Kuaro, penerimaan Lingkungan Hidup dan
Rangan, Penarikan sampel yang dipergunakan dalam Dinas Dinas Penanaman
sekitar 6.266 jiwa kerja yang ada dan bidang penerimaan Kabupaten tenaga kerja
(pengangguran Kecamatan Kuaro, pengumpulan data adalah sistem Purposif Modal PTSP & Tenaga
keahlian/ spesifikasi pekerjaan tenaga kerja Paser dengan periode
terbuk). Sehingga Kabupaten Paser) Random Sampling. Penarikan sampel sama Kerja Kabupaten Paser.
yang dibutuhkan serta mampu dengan pelaporan 6 bulan
dengan mobilisasi diisi oleh tenaga kerja lokal. Hal- periode dengan analisis peningkatan pendapatan. sekali
tenaga kerja dapat hal yang perlu dilakukan dalam pelaporan 6 Responden penelitian ini adalah kepala keluarga. Instansi Penerima :
mengurangi rekruitment tenaga kerja yaitu : bulan sekali Pemkab Paser c.q Dinas
pengangguran - Menentukan persyaratan dan Analisis Data : Lingkungan Hidup dan
masyarakat di kualifikasi tenaga kerja yang Ratio Beban Tanggungan (Dependency Ratio) Dinas Dinas Penanaman
sekitar lokasi diperlukan secara akurat dan + Modal PTSP & Tenaga
kegiatan mencoba untuk memilah jenis = Kerja Kabupaten Paser.
pekerjaan yang dapat diisi
oleh calon tenaga kerja local; Dimana :
- Mengadakan perekrutan DR = Ratio beban tanggungan (%)
tenaga kerja secara terbuka, P0-14 = Jumlah penduduk usia 0 – 14
transparan, fair dan serentak tahun
sesuai dengan prosedur dan P60+ = Jumlah penduduk usia 60 tahun
schedule yang telah keatas
ditetapkan. P15-59 = Jumlah penduduk usia 15 – 59
 Mengalokasikan ruang bagi tahun
masyarakat untuk membuka usaha
di lokasi kegiatan dengan
menampung/ melibatkan UMKM Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK)
$ "#
yang ada di wilayah Kecamatan ! "# = & %
Teluk Sebong khususnya dan $ %#
Kabupaten Paser pada Umumnya Dimana
untuk dapat memasarkan AK = Angkatan kerja (PUK yang mencari
produknya di lokasi kegiatan ; pekerjaan)
Pendekatan Institusional : PUK = Penduduk usia kerja (penduduk
 Menginformasikan kebutuhan berumur 15 tahun ke atas)
tenaga kerja kepada masyarakat
setempat secara terbuka dan/atau
Tingkat pengangguran (TP)
melalui aparat pemerintahan
setempat (Camat, Kepala Desa '(
)*+, ℎ ./01 2 / 345 637 /0 83/9 4: 345
dan/atau instansi terkait yaitu =
Dinas Tenaga Kerja setempat); )*+, ℎ ./01 2 / 345
 Mengikuti aturan ketenagakerjaan
tentang hak-hak karyawan dan Hasil analisis dianalisis secara deskriptif.
pekerja, baik pekerja tetap
maupun tenaga kontrak dan
mengikutsertakan seluruh pekerja

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
III-51
DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN
RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN
LINGKUNGAN

Upaya Pengelolaan Lingkungan Upaya Pemantauan Lingkungan


Lokasi Periode Lokasi Periode Institusi Pengelola dan
Sumber
No Jenis Dampak Besaran Dampak Bentuk Upaya Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Pemantauan Pemantauan Pemantauan
Dampak
Lingkungan Hidup Lingkungan Lingkungan Hidup Lingkungan Lingkungan Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup
dalam asuransi kecelakaan tenaga
kerja;
Mensyaratkan pemrakarsa untuk
melaporkan lowongan kerja yang ada
kepada instansi terkait yaitu Dinas
Tenaga setempat sesuai dengan
Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Nomor 4 tahun 1985
tentang Wajib Lapor Lowongan
Pekerjaan;
Peningkatan Peningkatan Pendekatan Sosial : Metode Pengumpulan Data : Pelaksana :
pendapatan pendapatan  Memprioritaskan penduduk lokal Lokasi Selama tahap Observasi dan wawancara langsung di lapangan Lokasi Selama tahap Koperasi GAPURA
masyarakat masyarakat akibat untuk diterima sebagai tenaga pengelolaan operasi dengan mengumpulkan data dari perusahaan, pemantauan operasi dengan
adanya operasional kerja sesuai dengan persyaratan dampak berada di dengan karyawan dan instansi terkait (Dinas Penanaman berada di Desa periode Instansi Pengawas :
kegiatan yang dibutuhkan perusahaan. masyarakat periode Modal Perizinan Terpadu Satu Pintu dan Tenaga Rangan, pemantauan
Pemkab Paser c.q. Dinas
 Mengalokasikan ruang bagi sekitar lokasi pengelolaan Kerja) serta masyarakat yang terkena dampak Kecamatan setahun sekali dan
kegiatan yaitu setahun Kuaro, pelaporan 6 bulan Penanaman Modal
masyarakat untuk membuka secara tidak langsung (masyarakat yang memiliki
Desa Rangan, sekali dan Kabupaten sekali Perizinan Terpadu Satu
usaha di lokasi kegiatan usaha di sekitar lokasi kegiatan) terkait
Kecamatan Kuaro, pelaporan 6 Paser Pintu dan Tenaga Kerja,
 Mengadakan perekrutan tenaga pendapatan yang diperoleh dengan adanya
kerja secara terbuka, transparan, Kabupaten Paser bulan sekali DLH Kabupaten Paser dan
kegiatan. Camat dan Kepala Desa
fair dan serentak sesuai dengan
prosedur dan schedule yang telah setempat (Desa Rangan,
ditetapkan. Analisis Data : Kecamatan Kuaro,
Pendekatan Institusional : Data-data hasil observasi dan/atau wawancanra Kabupaten Paser).
 Memberi upah minimal sebesar dianalisis secara deskriftif dan tabulai silang,
UMR Kabupaten Paser kemudian disajikan dalam bentuk data tabel, Instansi Penerima :
 Mensyaratkan pemrakarsa untuk grafik maupun uraian
Pemkab Paser c.q. Dinas
melaporkan lowongan kerja yang Penanaman Modal
ada kepada instansi terkait yaitu Perizinan Terpadu Satu
Dinas Tenaga setempat sesuai Pintu dan Tenaga Kerja,
dengan Keputusan Menteri DLH Kabupaten Paser dan
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Camat dan Kepala Desa
Nomor 4 tahun 1985 tentang setempat (Desa Rangan,
Wajib Lapor Lowongan Pekerjaan Kecamatan Kuaro,
 Mengikuti aturan ketenagakerjaan Kabupaten Paser).
tentang hak-hak karyawan dan
pekerja, baik pekerja tetap
maupun tenaga kontrak dan
mengikutsertakan seluruh pekerja
dalam asuransi kecelakaan tenaga
kerja
 Melaksanakan program
pemberdayaan masyarakat,
berkoordinasi dengan Pemda dan
bermusyawarah dengan
masyarakat setempat.
 Menginformasikan kebutuhan
tenaga kerja kepada masyarakat
setempat secara terbuka dan/atau
melalui aparat pemerintahan
setempat (Camat, Kepala Desa
dan/atau instansi terkait yaitu
Dinas Tenaga Kerja setempat).

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
III-52
DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN
RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN
LINGKUNGAN

Upaya Pengelolaan Lingkungan Upaya Pemantauan Lingkungan


Lokasi Periode Lokasi Periode Institusi Pengelola dan
Sumber
No Jenis Dampak Besaran Dampak Bentuk Upaya Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Pemantauan Pemantauan Pemantauan
Dampak
Lingkungan Hidup Lingkungan Lingkungan Hidup Lingkungan Lingkungan Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup
Timbulnya sikap Tinggi dan Pendekatan Sosial : Metode Pengumpulan Data : Pelaksana :
dan persepsi rendahnya  Karena munculnya persepsi Lokasi Selama tahap Pengumpulan data pemantauan dampak persepsi Lokasi Pemantauan Koperasi GAPURA
masyarakat persepsi negatif masyarakat khususnya persepsi pengelolaan operasi masyarakat terhadap kegiatan dilakukan melalui pemantauan lingkungan
masyarakat yang negatif merupakan dampak dampak berada di dengan wawancara terbuka terhadap kelompok- berada di Desa dilakukan selama Instansi Pengawas :
timbul akibat kumulatif terhadap dampak- masyarakat periode kelompok masyarakat di desa-desa wilayah studi Rangan, tahap operasi
kegiatan Pemkab Paser c.q. DLH
dampak sebelumnya, maka upaya sekitar lokasi pengelolaan dan atau dengan bantuan kuesioner yang telah Kecamatan dengan periode
pengelolaan yang akan dilakukan kegiatan yaitu dan Kuaro, pemantauan dan Kabupaten Paser dan
dipersiapkan terlebih dahulu. Camat dan Kepala Desa
yaitu terhadap sumber dampak Desa Rangan, pelaporan 6 Kabupaten pelaporan 6 bulan
yang telah diuraikan sebelumnya. Kecamatan Kuaro, bulan sekali Paser sekali setempat (Desa Rangan,
Disamping juga upaya-upaya Kabupaten Paser Analisis Data : Kecamatan Kuaro,
sebagai berikut : Penarikan sampel yang dipergunakan dalam Kabupaten Paser).
- Membentuk Tim Humas yang pengumpulan data adalah sistem Purposif
menjadi fasilitator antara Random Sampling. Penarikan sampel didasarkan Instansi Penerima :
pihak perusahaan dengan atas penilaian tujuan tertentu. Sedangkan Pemkab Paser c.q. DLH
masyarakat. Tim humas ini penentuan ukuran sampel menggunakan Rumus Kabupaten Paser dan
dibentuk beranggotan Slovin Formula sebagai berikut: Camat dan Kepala Desa
komponen dari perusahaan itu N setempat (Desa Rangan,
sendiri, perw akilan n Kecamatan Kuaro,
masyarakat serta instansi 1  Ne2
Kabupaten Paser).
terkait;
- Menyampaikan informasi dan Dengan :
komunikasi rencana kegiatan n = Ukuran sampel
dan dampaknya kepada N = Ukuran populasi
masyarakat di wilayah studi; e = Margin of Error/Batas kesalahan
- Melakukan program sampling
pemberdayaan masyarakat
Pelaksanaann survey dilakukan dengan memilih
bagi masyarakat setempat
responden secara acak dengan melakukan
dalam skema community
development bekerjasama pendekatan wilayah / areal (studi). Responden
dengan pemerintah setempat; penelitian ini adalah kelompok masyarakat yang
- Melakukan perekrutan tenaga diperkirakan terkena dampak langsung,
kerja dengan memprioritas kelompok masyarakat yang diprakirakan terkena
tenaga kerja lokal yang ada di dampak tak langsung dan tokoh masyarakat
wilayah studi; setempat.
- Menyediakan fasilitas Data hasil observasi dan wawancana dilakukan
pelayanan pengaduan untuk editing, koding dan membuat tabulasi (tabulasi
menerima masukan dan frekuensi) dan jika diperlukan guna melihat
keluhan dari masyarakat hubungan variabel yang satu dengan variabel
sekitar terkait dengan lainnya dibuat tabulasi silang. Data akan
dampak-dampak yang dianalisis secara kuantitatif, terutama untuk
ditimbulkan oleh kegiatan; persepsi masyarakat terhadap dampak yang
Pendekatan Institusional : ditimbulkan, selanjutnya disajikan dalam bentuk
 Melakukan pelepasan tenaga kerja grafik maupun tabel.
sesuai dengan peraturan
ketenagakerjaan sesuai dengan
Undang-undang Nomor 13 Tahun
2003 tentang Ketenagakerjaan
serta Undang-Undang Nomor 24
tahun 2011 tentang Tentang
Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial.
 Selalu berkoordinasi dengan
instansi terkait yaitu Lurah, Camat

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
III-53
DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN
RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN
LINGKUNGAN

Upaya Pengelolaan Lingkungan Upaya Pemantauan Lingkungan


Lokasi Periode Lokasi Periode Institusi Pengelola dan
Sumber
No Jenis Dampak Besaran Dampak Bentuk Upaya Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Pemantauan Pemantauan Pemantauan
Dampak
Lingkungan Hidup Lingkungan Lingkungan Hidup Lingkungan Lingkungan Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup
(Kecamatan Kapuas), dan tokoh-
tokoh masyarakat sekitar.
2. Operasional Gangguan lalu Terjadi Pendekatan Teknologi : Daerah Selama tahap Metode Pengumpulan Data : Daerah Selama tahap Pelaksana :
TUKS dan lintas alur peningkatan arus  Melakukan pemasangan rambu- Lingkungan Kerja operasi  Pengumpulan data kegiatan transportasi Lingkungan operasi Koperasi GAPURA
fasilitas pelayaran lalu lintas di sekitar rambu/ sarana bantu sebagai (DLKr) Perairan sungai yang diperkirakan akan terkena Kerja (DLKr)
penunjang sungai penanda adanya aktifitas kegiatan sekitar lokasi dampak kegiatan dapat ditempuh melalui Perairan sekitar
Instansi Pengawas :
pembangunan TUKS dan fasilitas kegiatan pengumpulan data primer dan data lokasi kegiatan
penunjang. sekunder. Pemprov Kalimantan
 Mengikuti segala prosedur dan  Pengumpulan data sekunder dapat ditempuh Timur c.q. Dinas
SOP terkait pelayaran di sungai. untuk mengetahui trend peningkatan/ Pehubungan dan Dinas
Pendekatan Sosial : penurunan lalu lintas pelayaran serta Lingkungan Hidup dan
 Menampung segala keluhan dan kelancaran kegiatan transportasi sungai dan Kehutanan Provinsi
protes yang disampaikan oleh para banyaknya kecelakaan transportasi sungai Kalimantan Timur dan
pelaku jasa transportasi secara yang disebabkan secara langsung maupun Pemkab Paser c.q Dinas
terbuka dan diupayakan langkah- tidak langsung oleh kegiatan. Data tersebut Perhubungan dan Dinas
langkah penanganan-nya melalui dapat diperoleh dari Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup
musyawarah dengan melibatkan Direktorat Jenderal Perhubungan Provinsi Kabupaten Paser
mereka yang merasa dirugikan/ Kalimantan Timur.
terganggu.  Pengumpulan data primer dapat ditempuh
Instansi Penerima :
 Melakukan patroli di sekitar area dengan cara melakukan wawancara terhadap
pelaku jasa transportasi yang sering melintas Pemprov Kalimantan
lokasi pembangunan dengan
dengan materi pertanyaan utama yang Timur c.q. Dinas
melibatkan instansi-instansi
terkait pengawasan terhadap ditanyakan yaitu ada tidaknya gangguan Pehubungan dan Dinas
perlindungan lingkungan kegiatan terhadap kegiatan transportasi. Lingkungan Hidup dan
maritime; Untuk mengetahui muncul tidaknya keluhan, Kehutanan Provinsi
 Menyediakan kotak saran, protes, konflik atau keresahan dapat Kalimantan Timur dan
masukan dan pengaduan diketahui melalui monitoring langsung atau Pemkab Paser c.q Dinas
masyarakat; melalui laporan media masa. Perhubungan dan Dinas
 Melaksanakan sosialisasi secara Lingkungan Hidup
langsung maupun melalu media Analisis Data : Kabupaten Paser
massa terkait dengan rencana Analisis data dilakukan melalui tabulasi dan
kegiatan. deskriftif kualitatif
Pendekatan Institusi :
 Melakukan kordinasi secara
intensif dengan dinas-dinas
terkait;
 Melaporkan operasional dermaga
dan rencana penggunaan jalur
pengoperasian kapal dan tongkang
pengangkutan peralatan dan
material kepada Dinas
Perhubungan Provinsi Kalimantan
Timur.
Gangguan lalu Terjadi Pendekatan Teknologi : Di tapak proyek Selama tahap Metode Pengumpulan Data : Di tapak proyek Selama tahap Pelaksana :
lintas darat peningkatan arus  Memasang rambu-rambu lalu dan jalan operasi Pengumpulan data kegiatan transportasi darat dan jalan operasi dengan Koperasi GAPURA
lalu lintas di jalan lintas dan K3 pada lokasi-lokasi penghubung yang dengan yang diperkirakan akan terkena dampak akibat penghubung pelaporan
sekitar lokasi TUKS strategis di tapak proyek untuk berbatasan pelaporan konstruksi kegiatandilakukan secara sekunder yang berbatasan pengelolaan Instansi Pengawas :
berupa alat berat, kegiatan mobilisasi peralatan, dengan tapak pengelolaan maupun primer. dengan tapak lingkungan setiap Dinas Lingkungan Hidup
seperti truck, material dan karyawan. proyek lingkungan Pengumpulan data sekunder dilakukan untuk proyek enam bulan sekali (DLH) serta Dinas
mobil, dll.  Membuat pos jaga dan petugas lalu setiap enam mengetahui tingkat kelancaran lalu lintas dari Perhubungan Kabupaten
lintas yang siaga 24 jam pada bulan sekali sumber-sumber yang layak dipercaya. Data Paser
persimpangan-persimpangan tersebut dapat diperoleh dari Dishubkominfo,
strategis yang berbatasan dengan polisi lalu lintas, liputan media masa, dan para Instansi Penerima :

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
III-54
DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN
RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN
LINGKUNGAN

Upaya Pengelolaan Lingkungan Upaya Pemantauan Lingkungan


Lokasi Periode Lokasi Periode Institusi Pengelola dan
Sumber
No Jenis Dampak Besaran Dampak Bentuk Upaya Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Pemantauan Pemantauan Pemantauan
Dampak
Lingkungan Hidup Lingkungan Lingkungan Hidup Lingkungan Lingkungan Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup
tapak proyek dan di dalam tapak penyelenggara jasa transport (tukang ojeg dan Dinas Lingkungan Hidup
proyek, yang berguna mengatur sopir taksi) yang biasa menunggu penumpang di (DLH) serta Dinas
lalu lintas seperti : mengutamakan sekitar tapak proyek. Perhubungan Kabupaten
lalu lintas reguler, membuat Pengumpulan data primer dilakukan dengan Paser
rambu-rambu sebelum survei transportasi langsung di lapangan (tally
peersimpangan bahwa ada survey) pada ruas jalan di sekitar kawasan. Pada
kegiatan proyek, pengendara harus saat melakukan survei, sekaligus dicatat kondisi
hati-hati dan mengurangi tingkat kelancaran lalu lintas, ada tidaknya
kecepatannya, memandu truk- keluhan, protes, keresahan pengguna jalan,
truk/ kendaraan proyek. kemajuan pembuatan jalur lambat, dan ketaatan
 Mengatur areal parkir, tempat para pengguna jalan terhadap larangan parkir di
pemberhentian sementara, dan jalur lambat/badan jalan.
tempat memutar, khususnya pada
tapak proyek dan jalan yang Analisis Data :
menghubungkannya Berdasarkan rekaman data primer dan sekunder
 Prioritas pengaturan pada ruas secara berkala dapat dianalisis, apakah dari
jalan tersebut adalah pada saat waktu ke waktu kondisi arus lalu lintas lancar,
kondisi jam puncak (peak hour), terjadi kondisi tersendat, terjadi antrian, atau
khususnya pagi hari (07.00 - terjadi kemacetan. Kondisi tersebut dianalisi
08.00) dan sore hari (14.00 - dengan persamaan
18.00). Memberikan sanksi yang C = Co×FCW × FCSP × FCSF × FFVCS
tegas terhadap pelanggar Dimana :
ketentuan lalu lintas pada ruas C = Kapasitas (smp/jam)
jalan tersebut. Co = Kapasitas dasar (smp/jam)
 Memasang papan informasi FCW = Faktor penyesuaian lebar jalan
peringatan hati-hati ada kegiatan FCSP = Faktor penyesuaian pemisahan arah
proyek untuk memberikan (hanya untuk jalan tak terbagi)
informasi kepada pengguna jalan, FCSF = Faktor penyesuaian hambatan
berupa RPPJ “Hati-hati banyak samping dan bahu jalan/kereb
kendaraan keluar masuk dan penghalang
melengkapi rambu-rambu di areal FCCS = Faktor penyesuaian kecepatan untuk
kegiatan’ ukuran kota
 Pengangkutan alat berat harus Serta dengan persamaan :
sesuai dengan SK Dirjen Hubdat Tingkat pelayanan jalan (Los)
No. SK. 726/AJ.307/DRJD/2004 Los = V/C
tentang Pedoman Teknis
Hasil Los akan dibandingkan dengan kriteria
Penyelenggaraan Angkutan Alat
MKJI tentang volume capacity ratio.
Berat di Jalan;
 Melakukan pengarahan kepada
sopir alat berat terutama truk agar
senantiasa mematuhi rambu-
rambu lalu lintas yang dipasang di
jalan umum (seperti batasan
tonase kendaraan);
 Melaksanakan perbaikan jalan
apabila terdapat kerusakan jalan
yang diakibatkan pada saat proses
kegiatan;
 Membatasi beban muatan
angkutan truk dan lainnya sesuai
dengan kapasitas jalan yang
dilaluinya;
Pendekatan Sosial :

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
III-55
DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN
RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN
LINGKUNGAN

Upaya Pengelolaan Lingkungan Upaya Pemantauan Lingkungan


Lokasi Periode Lokasi Periode Institusi Pengelola dan
Sumber
No Jenis Dampak Besaran Dampak Bentuk Upaya Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Pemantauan Pemantauan Pemantauan
Dampak
Lingkungan Hidup Lingkungan Lingkungan Hidup Lingkungan Lingkungan Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup
 Menginformasikan rencana
kegiatan mobilisasi kepada
masyarakat sekitar (lurah/ camat)
Pendekatan Institusi :
 Koordinasi dengan Dinas
Perhubungan Kabupaten Paser
dan Kepolisian setempat.
Penurunan Terjadi potensi Pendekatan Teknologi : ‘ Metode pegumpulan Data : ‘ Pelaksana :
kualitas udara peningkatan  Melakukan penyiraman khususnya Tapak proyek Selama tahap Melakukan pengukuran kualitas udara di lapang Tapak proyek Selama tahap Koperasi GAPURA
penurunan kualitas pada saat proses penimbunan Pembangunan operasi dengan peralatanyang sesuai untuk pengkuran Pembangunan operasi dengan
udra batubara di crusher stockpile. TUKS dan fasilitas dengan parameter-parameter kualitas udara. TUKS dan periode Instansi Pengawas :
 Melakukan penghijauan sekitar penunjangnya dan periode Pengukuran kualitas udara dilakukan selama 1 fasilitas pengelolaan dan
Pemkab Paser c.q Dinas
lokasi kegiatan wilayah pengelolaan hari penuh. Pada saat pengambilan sampel penunjangnya pelaporan 6 bulan
sekitarnya yang dan dan wilayah sekali Lingkungan Hidup
 Proyek ini akan menggunakan parameter yang langsung dicatat adalah arah dan
juga berpotensi pelaporan 6 sekitarnya Kabupaten Paser, Dinas
gabungan metode supresi debu kecepatan angin, temperatur udara dan tanggal,
dan metode pengumpulan debu. terkena dampak bulan sekali (pemukiman) Perhubungan Kabupaten
waktu, cuaca dan lokasi sampling. Paser serta Dinas
Salah satu cara adalah dengan penurunan yang juga
menggunakan penyemprotan air kualitas udara berpotensi Kesehatan Kabupaten
untuk menangkap atau supresi Analisis data : terkena dampak Paser.
terhadap debu batubara, dan pada Hasil pengukuran dan analisa kualitas udara penurunan
saat yang bersamaan dilakukan dibandingkan dengan Standar Kualitas Udara kualitas udara Instansi Penerima :
peningkatan kelembaban untuk sesuai Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Pemkab Paser c.q Dinas
mengurangi debu-debu yang Nomor 22 Tahun 2021. Lingkungan Hidup
terbang. Setelah itu dilanjutkan Kabupaten Paser, Dinas
dengan filter pengumpul debu Perhubungan Kabupaten
untuk menangkap debu yang Paser serta Dinas
terbang kemudian didaur ulang Kesehatan Kabupaten
dan digunakan kembali. Paser.
 Mengatasi serangkaian debu-
debu yang terbang akan
digunakan langkah-langkah
sebagai berikut :
1. Sistem ban konveyor (Conveyor
Belt)
Sistem ban konveyor
menggunakan sistem tertutup,
diantaranya pemasangan segel
penutup anti api. Pada bagian
yang tidak dapat ditutup akan
dipasangkan papan untuk
mengurangi material
diterbangkan oleh angin. Pada
terminal pemindah muatan
akan dibangun ruangan
tertutup. Pada konveyor bagian
atas akan dipasang penutup dan
corongan bijih, dengan jarak
ketinggian sekecil mungkin,
sementara pada konveyor
bagian bawah dipasang saluran
bijih, yang juga dipasangkan
peranti penghisap debuan dan
ventilasi.

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
III-56
DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN
RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN
LINGKUNGAN

Upaya Pengelolaan Lingkungan Upaya Pemantauan Lingkungan


Lokasi Periode Lokasi Periode Institusi Pengelola dan
Sumber
No Jenis Dampak Besaran Dampak Bentuk Upaya Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Pemantauan Pemantauan Pemantauan
Dampak
Lingkungan Hidup Lingkungan Lingkungan Hidup Lingkungan Lingkungan Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup
2. Titik Kegiatan Reclaimer
Pada timba stacker dan
reclaimer akan dipasangkan
nosel sprinkler, pada kedua sisi
timba dan bagian kepala yang
mengarah ke empat sisi
dipasang mulut pipa penyiram.
Pada saat operational sprinkler
berfungsi seperti tirai air yang
mencegah penumpukan debuan
dan debuan yang beterbangan
pada saat stacker dan reclaimer
bekerja.
3. Areal Penimbunan
Pada kedua sisi, menyusuri
poros utama areal penimbunan,
dipasangkan sprinkler yang
disesuaikan kondisi angin,
cuaca, dan kadar air di
permukaan timbunan batubara.
Pada kegiatan stacker dan
reclaimer juga akan
dipasangkan sprinkler secara
berkelompok menyusuri jalur
kegiatan, untuk mencegah
debuan beterbangan. Jarak
antar sprinkler dirancang
untuk dapat mencakup seluruh
areal penimbunan kargo curah.
Kadar air di permukaan
timbunan batubara harus
dikendalikan.
4. Permukaan Dermaga, Ruang
Konveyor
Untuk mencegah terbangan
debu sekunder, pada lokasi
permukaan dermaga, ruang
konveyor, jembatan trestle, dan
lainnya, dilakukan pembersihan
secara regular atau berkala.
5. Debu Jalan
 Untuk mencegah debuan
bijih besi di jalan sekitar
area kerja diterbangkan
angin, maka dipersiapkan 1
unit kendaraan penyiraman
(Water Truck).
 Penyiraman air dilakukan
secara diatur berdasarkan
kondisi cuaca agar
mengurangi debu sekunder
yang ditimbulkan oleh
kendaraan.

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
III-57
DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN
RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN
LINGKUNGAN

Upaya Pengelolaan Lingkungan Upaya Pemantauan Lingkungan


Lokasi Periode Lokasi Periode Institusi Pengelola dan
Sumber
No Jenis Dampak Besaran Dampak Bentuk Upaya Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Pemantauan Pemantauan Pemantauan
Dampak
Lingkungan Hidup Lingkungan Lingkungan Hidup Lingkungan Lingkungan Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup
Pendekatan Sosial :
 Melakukan sosialisasi rencana
kegiatan operasional TUKS dan
fasilitas penunjang terutama yang
diduga akan akan menimbulkan
penurunan kualitas air sungai
kepada pengelola unit kegiatan
lain yang berdampingan dan/atau
masyarakat sekitar.
Pendekatan Institusi :
 Pengawasan terhadap hasil unjuk
kerja pengelolaan lingkungan
hidup oleh instansi yang
berwenang
 Melakukan kordinasi secara
intensif dengan dinas-dinas terkait,
baik dengan Dinas Perikanan dan
Kelautan Kabupaten Paser c.q
Dinas Perikanan dan Kelautan
Provinsi Kalimantan Timur
maupun Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Paser c.q. Dinas
Lingkungan Hidup Provinsi
Kalimantan Timur
Penurunan Terjadi potensi Pendekatan Teknologi : Perairan sekitar Selama tahap Metode Pengumpulan Data : Perairan sekitar Selama tahap Pelaksana :
kualitas air peningkatan  Melakukan pembersihan secara lokasi kegiatan operasi Data kualitas air dikumpulkan dari data data lokasi kegiatan operasi Koperasi GAPURA
sungai ceceran batu bara rutin terkait ceceran hasil tambang terutama di primer. Pengumpulan data primer dilakukan terutama di
(hasil tambang) ke yang berada di sekitar dermaga Daerah melalui pengambilan sampel di lapangan untuk Daerah
Instansi Pengawas :
perairan yang akan dan/atau perairan. Lingkungan Kerja kemudian dianalisis di laboratorium. Lingkungan
diangkut kapal (DLKr) Kerja (DLKr) Pemprov Kalimantan
 Memasang perangkap sedimen
Timur c.q. Dinas
pada lokasi pembangunan DLKr
Analisis Data : Pehubungan dan Dinas
darat yang berbatasan dengan
sungai. Analisis kualitas dilakukan dengan analisis Lingkungan Hidup dan
 Membuat parit dan tanggul di laboratorium kemudian dibandingkan dengan Kehutanan Provinsi
sekeliling lokasi stockpile dan baku mutu. Kualitas air mengacu kepada Kalimantan Timur dan
terminal untuk kepentingan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 Pemkab Paser c.q Dinas
sendiri Perhubungan dan Dinas
 Membuat kolam pengendapan Lingkungan Hidup
(settling pond) di sekitar lokasi Kabupaten Paser
lokasi stockpile dan terminal untuk
kepentingan sendiri dengan Instansi Penerima :
dimensi yang memperhatikan luas
Pemprov Kalimantan
bukaan lahan dan curah hujan
maksimum. Timur c.q. Dinas
 Melakukan penyiraman khususnya Pehubungan dan Dinas
pada saat proses penimbunan Lingkungan Hidup dan
batubara di crusher stockpile. Kehutanan Provinsi
 Melakukan pengolahan/ treatment Kalimantan Timur dan
terhadap limbah cair tersebut di Pemkab Paser c.q Dinas
kolam pengendapan (settling Perhubungan dan Dinas
pond) yaitu dengan penambahan Lingkungan Hidup
tawas guna mempercepat Kabupaten Paser
pengendapan sedimen dan

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
III-58
DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN
RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN
LINGKUNGAN

Upaya Pengelolaan Lingkungan Upaya Pemantauan Lingkungan


Lokasi Periode Lokasi Periode Institusi Pengelola dan
Sumber
No Jenis Dampak Besaran Dampak Bentuk Upaya Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Pemantauan Pemantauan Pemantauan
Dampak
Lingkungan Hidup Lingkungan Lingkungan Hidup Lingkungan Lingkungan Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup
penambahan kapur (Hydrated
Lime) untuk menjaga pH air agar
tetap normal, sehingga memenuhi
baku mutu limbah cair sebelum
dialirkan ke alur/saluran air atau
sungai/anak sungai disekitarnya.
 Melakukan pengerukan
sludge/lumpur dari kolam
pengendapan (settling pond)
secara berkala/periodik agar
kolam pengendapan (settling
pond) tersebut dapat berfungsi
secara optimal.
 Dilarang ketat untuk membuang
air limbah operasional kapal, yang
mengandung minyak, pada area
perairan pelabuhan.
 Pengolahan pencemaran air akibat
limbah produksi pelabuhan dan
limbah domestik pada fasilitas
penunjang kehidupan akan
menggunakan fasilitas pengolahan
yang ditanamkan di bawah tanah.
Pendekatan Sosial :
 Melakukan sosialisasi rencana
kegiatan operasional TUKS dan
fasilitas penunjang terutama yang
diduga akan akan menimbulkan
penurunan kualitas air sungai
kepada pengelola unit kegiatan
lain yang berdampingan dan/atau
masyarakat sekitar.
Pendekatan Institusi :
 Pengawasan terhadap hasil unjuk
kerja pengelolaan lingkungan
hidup oleh instansi yang
berwenang
 Melakukan kordinasi secara
intensif dengan dinas-dinas terkait,
baik dengan Dinas Perikanan dan
Kelautan Kabupaten Paser c.q
Dinas Perikanan dan Kelautan
Provinsi Kalimantan Timur
maupun Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Paser c.q. Dinas
Lingkungan Hidup Provinsi
Kalimantan Timur
Terganggunya Diperkirakan akan Pendekatan Teknologi : Perairan sekitar Selama tahap Metode Pengumpulan Data : Perairan sekitar Selama tahap Pelaksana :
biota perairan mengalami  Melakukan pengelolaan terhadap lokasi kegiatan operasi Pengamatan dan pengambilan sampel biota lokasi kegiatan operasi Koperasi GAPURA
penurunan nilai, sumber dampak yaitu pengelolaan terutama di perairan seperti plankton dan benthos serta terutama di
kelimpahan serta terhadap operasional dermaga Daerah nekton dilakukan bersamaan dengan sampel Daerah
Instansi Pengawas :
keragaman biota terkait pengangkutan batu bara. Lingkungan Kerja kualitas air. Lingkungan
perairan (plankton, (DLKr)  Pengambilan sampel plankton Kerja (DLKr) Pemprov Kalimantan
Timur c.q. Dinas

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
III-59
DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN
RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN
LINGKUNGAN

Upaya Pengelolaan Lingkungan Upaya Pemantauan Lingkungan


Lokasi Periode Lokasi Periode Institusi Pengelola dan
Sumber
No Jenis Dampak Besaran Dampak Bentuk Upaya Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Pemantauan Pemantauan Pemantauan
Dampak
Lingkungan Hidup Lingkungan Lingkungan Hidup Lingkungan Lingkungan Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup
benthos, dan  Melaksanakan perbaikan- Mengambil contoh air dari setiap stasiun Lingkungan Hidup dan
nekton/ ikan) perbaikan terhadap manajemen pengamatan dengan disaring pada jaring Kehutanan Provinsi
kegiatan jika dampak-dampak plankton standard yang diusahakan agar Kalimantan Timur dan
yang tidak diharapkan muncul dan sedikit mungkin jumlah plankton yang Pemkab Paser c.q Dinas
menimbulkan masalah terhadap tertinggal menempel pada jaring plankton. Lingkungan Hidup
lingkungan hidup; Contoh plankton dan sejumlah air contoh akan Kabupaten Paser
 Melakukan monitoring kondisi tertampung pada botol kolektor kemudian
habitat biota perairan di perairan dipindahkan ke dalam botol contoh plankton
pantai tapak proyek; yang diketahui dengan pasti volumenya. Instansi Penerima :
 Menghindari pembuangan limbah Contoh plankton tersebut kemudian diberi Pemprov Kalimantan
B3 (oli dan minyak pelumas) dari bahan pengawet plankton dengan mengguna- Timur c.q. Dinas
aktivitas pembangunan ke badan kan pipet, sehingga diperhitungkan kadar Lingkungan Hidup dan
air air dengan cara larutan pengawet (formalin atau MAF) di Kehutanan Provinsi
mengumpulkannya pada drum- dalam botol contoh plankton menjadi 4 %. Kalimantan Timur dan
drum bekas dan membawanya ke Contoh yang telah tersaring, disimpan dan Pemkab Paser c.q Dinas
pengumpul oli bekas untuk didaur untuk selanjutnya diidentifikasi di Lingkungan Hidup
ulang; laboratorium.
Kabupaten Paser
 Memasang jaring/ screen/sedimen  Pengambilan sampel benthos
shield di sepanjang areal kegiatan Contoh benthos diambil dengan
untuk menangkap benda-benda mempergunakan Petersen Grab pada lokasi
terapung yang kemungkinan yang telah ditentukan secara hipotetik di
tercecer pada saat kegiatan lapangan. Sample yang diperoleh kemudian
dilakukan; secara insitu diayak dengan ayakan kurang
Pendekatan Institusi : lebih berukuran 1 mm.
 Pengawasan terhadap hasil unjuk Materi yang tidak tersaring merupakan biota
kerja pengelolaan lingkungan dimaksud dengan materi inorganik. Pengawet
hidup oleh instansi yang dipergunakan MAF 4%, sedangkan pewarna
berwenang mempergunakan rose bengale untuk
 Melakukan kordinasi secara membedakan antara materi organik (hewan)
intensif dengan dinas-dinas terkait, dan mineral. Contoh yang telah tersaring,
baik dengan Dinas Perikanan dan disimpan dan untuk selanjutnya diidentifikasi
Kelautan Kabupaten Paser c.q di laboratorium. Analisis perhitungan
Dinas Perikanan dan Kelautan mempergunakan cara yang sama dengan
Provinsi Kalimantan Timur plankton.
maupun Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Paser c.q. Dinas Analisis Data :
Lingkungan Hidup Provinsi Semua sampel plankton dan benthos plankton
Kalimantan Timur yang diperoleh diidentifikasi di bawah
mikroskop monokuler dan diolah lebih lanjut
untuk mendapatkan data-data mengenai
kelimpahan, keanekaragaman dan dominasinya.
 Indeks Keanekaragaman
Keragaman plankton dan benthos dihitung
dengan Simpsons Diversity Index menurut
Krebs (dalam Moore dan Chapman, 1986)
yaitu :
; < = − = >: log >:
(Shannon Diversity Index)
dimana:
H’ = indeks keanekaragaman
pi = ni/N
ni = jumlah individu ke-i
N = jumlah total individu

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
III-60
DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN
RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN
LINGKUNGAN

Upaya Pengelolaan Lingkungan Upaya Pemantauan Lingkungan


Lokasi Periode Lokasi Periode Institusi Pengelola dan
Sumber
No Jenis Dampak Besaran Dampak Bentuk Upaya Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Pemantauan Pemantauan Pemantauan
Dampak
Lingkungan Hidup Lingkungan Lingkungan Hidup Lingkungan Lingkungan Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup
Keragaman adalah banyaknya spesies yang
ada dalam suatu ekosistem. Keragaman
spesies yang tinggi menunjukkan
keseimbangan ekosistem yang baik.
Sebaliknya keragaman yang rendah
menunjukkan tekanan ekosistem, sehingga
hanya jenis jenis tertentu saja yang dapat
bertahan.
Berdasarkan (Lee et al. 1978, Odum (1975),
dalam Hartami 2008), bila nilai indesk
keanekaan jenis Simpsons adalah :
H’ < 0,6  tercemar (mengalami gangguan
berat)
0,6 –  tercemar (mengalami gangguan
0,8 sedang)
> 0,8  tercemar (mengalami gangguan
ringan s.d tidak tercemar)
Sedangkan berdasarkan (Lee et al. 1978, Odum
(1975), dalam Hartami 2008), bila indeks
keanekaan jenis Shannon dan Wiever adalah :
H’ < 1,0  tercemar (mengalami gangguan
berat)
1,0 –  tercemar (mengalami gangguan
1,5 sedang)
1,6 –  tercemar (mengalami gangguan
2,0 ringan)
> 2,0  tidak tercemar (tidak
terganggu)
 Indeks Keseragaman Jenis
Keseragaman jenis benthos dan plankton
dihitung menggunakan persamaan Margalef
dalam Krebs (1985 ) :
;
B=
;CDEF
Dimana :
E = Indeks Keseragaman Jenis (kisaran 0-
1)
H = Indeks Keragaman Jenis Shanon-
Wiener yang diperoleh
Hmaks = Indek Keseragaman Jenis maksimum
= log2 S
S = Jumlah Jenis
Dalam suatu komunitas, kemerataan individu
tiap spesies dapat diketahui dengan
menghitung indeks keseragaman. Indeks
keseragaman ini merupakan suatu angka yang
tidak bersatuan, yang besarnya antara 0 – 1,
semakin kecil nilai indeks keseragaman,
semakin kecil pula keseragaman suatu
populasi, berarti penyebaran jumlah individu
tiap spesies tidak sama dan kecenderungan
bahwa suatu spesies mendominasi populasi
tersebut. Sebaliknya semakin besar nilai

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
III-61
DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN
RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN
LINGKUNGAN

Upaya Pengelolaan Lingkungan Upaya Pemantauan Lingkungan


Lokasi Periode Lokasi Periode Institusi Pengelola dan
Sumber
No Jenis Dampak Besaran Dampak Bentuk Upaya Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Pemantauan Pemantauan Pemantauan
Dampak
Lingkungan Hidup Lingkungan Lingkungan Hidup Lingkungan Lingkungan Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup
indeks keseragaman, maka populasi
menunjukan keseragaman, yang berarti bahwa
jumlah individu tiap spesies boleh dikatakan
sama atau merata.
 Indeks Dominansi
Indeks Dominansi (D) dihitung dengan metoda
Odum (1993) dengan rumus :
I

G = =(/: ⁄/)H
JKL
Dimana :
D = Indeks dominansi
ni = Jumlah individu jenis ke-1
N = Jumlah individu seluruh jenis
Dominansi merupakan gambaran jenis biota
yang paling banyak dijumpai. Jenis yang paling
banyak ini dapat menentukan atau paling
mengendalikan jenis yang lain Odum (1971).
Makin tinggi indeks dominansi berarti pada
ekosistem perairan tersebut terdapat spesies
yang dominan.
Peningkatan Peningkatan Pendekatan Institusional : Metode Pengumpulan Data : Pelaksana :
Pendapatan Asli pendapatan daerah Membayar retribusi dan pajak tepat Lokasi Pengelolaan Pengumpulan data dilakukan secara sekunder Lokasi Pengelolaan Koperasi GAPURA
Daerah (PAD) dibidang waktu. Upaya pengelolaan dampak pengelolaan lingkungan dari instansi terkait dan/atau sumber literatur pemantauan lingkungan
perhubungan dan meningkatnya laju perkembangan dampak berada di dilakukan lain terkait perkembangan perekonomian daerah dampak berada dilakukan pada Instansi Pengawas:
pertambangan wilayah sebenarnya merupakan Kabupaten Paser pada tahap serta multiplier effect dari beroperasinya di Kabupaten tahap operasi
Pemkab Paser c.q Dinas
kewenangan pihak Pemerintah operasi kegiatan. Paser dengan periode
Kabupaten Paser dan terkait dengan dengan pengelolaan dalam Lingkungan Hidup dan
kebijakan beberapa sektor terkait, periode 1 tahun Dinas Penanaman Modal,
sehingga kegiatan ini berupaya pengelolaan Analisis Data : Pelayanan Terpadu Satu
mendukung kebijakan yang dilakukan dalam 1 Pengumpulan data-data secara sekunder Pintu dan Tenaga Kerja
Pemerintah Kabupaten Paser dalam tahun dianalisis secara deskriftif dan tabulai silang, Kabupaten Paser
hal ini. Pada intinya pihak Pemkot kemudian disajikan dalam bentuk data tabel,
memanfaatkan multiplier effect dari grafik maupun uraian Instansi Penerima:
beroperasinya kegiatan untuk Pemkab Paser c.q Dinas
kepentingan pembangunan daerah. Lingkungan Hidup
Tindakan yang dapat dilakukan Kabupaten Paser.
diantaranya mengembangkan
kebijaksanaan teknis (dinas dan
instansi di daerah) yang mampu
mengakomodasikan kepentingan
berkembangnya kegiatan ekonomi
wilayah. Hal-hal yang harus
diakomodasi tersebut meliputi:
semakin banyaknya kegiatan ekonomi
(formal dan informal) yang
berkembang, meningkatnya jumlah
dan jenis barang yang
diperdagangkan, meningkatnya
kegiatan reklame luar ruang,
berkembangnya sektor jasa dan lain-
lain

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
III-62
DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN
RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN
LINGKUNGAN

Upaya Pengelolaan Lingkungan Upaya Pemantauan Lingkungan


Lokasi Periode Lokasi Periode Institusi Pengelola dan
Sumber
No Jenis Dampak Besaran Dampak Bentuk Upaya Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Pemantauan Pemantauan Pemantauan
Dampak
Lingkungan Hidup Lingkungan Lingkungan Hidup Lingkungan Lingkungan Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup Hidup
3. Operasional dan Timbulan Limbah Peningkatan Pendekatan Teknologi Metode Pengumpulan Data : Pelaksana :
pemeliharaaan B3 limbah B3 (cair)  Membangun, memelihara dan Tempat Pengelolaan Pengumpulan data dilakukan dengan Tempat Pengelolaan Koperasi GAPURA
sarana dan meningkat dari melengkapi fasilitas Gudang Penyimpanan lingkungan pengamatan (observasi) langsung ke lokasi tapak Penyimpanan lingkungan
prasarana TUKS kondisi awal akibat khusus TPS limbah B3 Sementara (TPS) dilakukan penyimpanan TPS LB3. Sementara dilakukan selama Instansi Pengawas:
oli bekas dari  Mencegah agar oli (bekas) tidak Limbah B3 selama tahap (TPS) Limbah tahap operasi
operasional Dinas Lingkungan Hidup
tercecer. operasi B3 dengan periode
kegiatan sarana Analisis Data : Kabupaten Paser
 Memilah limbah B3 sesuai dengan dengan pemantauan 1
dan prasarana periode Data hasil lapangan dibandingkan dengan bulan sekali dan
jenisnya
pengelolaan 6 peraturan-peraturan yang berlaku (Peraturan pelaporan 6 bulan Instansi Penerima:
 Menunjuk pihak ketiga untuk Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101
melakukan pengelolaan limbah B3 bulan sekali sekali Pemkot c.q Dinas
dan Tahun 2014 dan KEP- 01 /BAPEDAL/09/1995), Lingkungan Hidup
(pengangkutan dan/atau selanjutnya dianalisis secara deskriptif dan
pemanfaatan dan/atau pengolahan pelaporan 6 Kabupaten Paser
bulan sekali kuantitatif
dan/atau penimbunan dan/atau
dumping (pembuangan) LB3 yang
telah memiliki ijin.
 Mengelola limbah B3 sesuai
arahan pengelolaan mengacu pada
:
- Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor
101 Tahun 2014 dan KEP- 01
/BAPEDAL/09/1995)
(penduan teknis yang telah
diterbitkan oleh pemerintah)
Pendekatan Institusional :
 Berkoordinasi dengan dengan
instansi (Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Paser) terkait terhadap
pengelolaan limbah B3

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Gambar : 3.6.
116°6'0"E 116°6'30"E 116°7'0"E

Peta Pengelolaan dan Pemantauan


Komponen Lingkungan Transportasi

UKL-UPL
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS
oleh Koperasi Gabungan Pengusaha Rakyat (GAPURA)
Di Desa Rangan Kecamatan Kuaro
Kabupaten Paser Provinsi Kalimantan Timur

0 120
¬ 240 480

Meters

Legenda
1°48'30"S

1°48'30"S
Lokasi Rencaa Pembangunan TUKS
Koperasi GAPURA

Gangguan Transportasi Darat :


Jalan Lingkungan Sekitar Lokasi Kegiatan

Gangguan Transportasi Perairan :


Perairan (Sungai) Sekiar Lokasi Kegiatan

JETTY INTEREX/
TMJ Tempayang

Sumber :
- Basemap 2021
- Koperasi Gapura
- Kajian Tim UKL-UPL Inset Peta
1°49'0"S

1°49'0"S
115.97 116.17 116.37

Pelabuhan
Jangkar
Kecamatan
Kuaro

Lokasi Peta

115.97 116.17 116.37

116°6'0"E 116°6'30"E 116°7'0"E


Gambar : 3.7.
116°6'0"E 116°6'30"E 116°7'0"E

Peta Pengelolaan dan Pemantauan


Komponen Lingkungan Fisik-Kimia

UKL-UPL
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS
oleh Koperasi Gabungan Pengusaha Rakyat (GAPURA)
Di Desa Rangan Kecamatan Kuaro
Kabupaten Paser Provinsi Kalimantan Timur

0 120
¬ 240 480

Meters

Legenda
1°48'30"S

1°48'30"S
Lokasi Rencaa Pembangunan TUKS
Koperasi GAPURA

Penurunan Kualitas Udara dan Peningkatan Kebisingan


Pemukiman sekitar lokasi kegiatan yang dilalu
alat-alat berat

Peningkatan limpasan air larian (run off) dan Peningkatan


laju erosi
Pembangunan fasilitas penunjang dermaga pada area
DLKr Darat
Penurunan kualitas air sungai
Sungai sekitar lokasi kegiatan

JETTY INTEREX/ Peningkatan limbah padat dan cair (limbah domestik)


TMJ Tempayang
TPS Limbah Padat dan Septic Tank

Timbulan limbah B3
TPS Limbah B3

Inset Peta
1°49'0"S

1°49'0"S
115.97 116.17 116.37

Pelabuhan
Jangkar
Kecamatan
Kuaro

Lokasi Peta

115.97 116.17 116.37

116°6'0"E 116°6'30"E 116°7'0"E


Gambar : 3.8.
116°6'0"E 116°6'30"E 116°7'0"E

Peta Pengelolaan dan Pemantauan


Komponen Lingkungan Biologi

UKL-UPL
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS
oleh Koperasi Gabungan Pengusaha Rakyat (GAPURA)
Di Desa Rangan Kecamatan Kuaro
Kabupaten Paser Provinsi Kalimantan Timur

¬
1°48'30"S

1°48'30"S
0 100 200 400

Meters

Legenda
Lokasi Rencaa Pembangunan TUKS
Koperasi GAPURA

Gangguan Vegetasi Darat dan Fauna


Tapak Proyek Pembangunan Fasilitas Dermaga
(DLKr Darat)

Gangguan Biota Peraian


Perairan (Sungai) Sekiar Lokasi Kegiatan

JETTY INTEREX/
TMJ Tempayang

Inset Peta
1°49'0"S

1°49'0"S
115.97 116.17 116.37

Kecamatan
Kuaro

Lokasi Peta

115.97 116.17 116.37

116°6'0"E 116°6'30"E 116°7'0"E


Gambar : 3.9.
116°6'0"E 116°6'30"E 116°7'0"E

Peta Pengelolaan dan Pemantauan


Komponen Lingkungan Sosekbud

UKL-UPL
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS
oleh Koperasi Gabungan Pengusaha Rakyat (GAPURA)
Di Desa Rangan Kecamatan Kuaro
Kabupaten Paser Provinsi Kalimantan Timur

¬
1°48'30"S

1°48'30"S
0 100 200 400

Meters

Legenda
Lokasi Rencaa Pembangunan TUKS
Koperasi GAPURA

Peningkatan Kesempatan Kerja Dan Usaha;


Peningkatan Pendapatan Masyarakat;
Timbulnya Sikap Dan Persepsi Masyarakat
Masyarakat Desa Rangan, Kecamatan Kuaro, Kab. Paser

Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) :


Kecamatan Kuaro, Kab. Paser, Prov. Kalimantan Timur

JETTY INTEREX/
TMJ Tempayang

Inset Peta
1°49'0"S

1°49'0"S
115.97 116.17 116.37

Kecamatan
Kuaro

Lokasi Peta

115.97 116.17 116.37

116°6'0"E 116°6'30"E 116°7'0"E


BAB IV
JUMLAH DAN JENIS
IZIN PPLH
I-1

BAB IV
JUMLAH DAN JENIS IZIN PPLH

Pengelolaan kawasan Terminal Untuk Kawasan Sendiri (TUKS) dan Fasilitas


Penunjang oleh Koperasi GAPURA akan menghasilkan air limbah. Dalam rangka
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup tersebut, maka setiap rencana
kegiatan atau usaha wajib memliki izin lingkungan termasuk dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup mewajibkan setiap rencana kegiatan/ usaha
memiliki izin perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup (PPLH).
Berdasarkan kegiatan yang akan dilakukan maka izin PPLH yang dibutuhkan
dan/atau diintegrasikan dalam ijin lingkungan adalah adalah :

1. Ijin pembuangan air limbah;

2. Ijin penyimpanan sementara limbah B3; dan

3. Ijin pembuatan TPS limbah B3.

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
BAB V
SURAT PERYATAAN
PELAKSANA
DAFTAR
PUSTAKA
I-1

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad Sitanala, (2010). Konservasi Tanah dan Air. Edisi Kedua, IPB Press. Bogor

Asdak, Chay. 2007. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yokyakarta:
Gajah Mada University Press

Badan Pusat Statistik, “Kabupaten Paser Dalam Angka 2020”.

Badan Pusat Statistik, “Kecamatan Kapuas Dalam Angka 2020”.

Soewarno, 2000. Hidrologi Operasional. Citra Aditya bakti, Bandung.

Suparmoko, (1997), Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan, BPFE,


Yogyakarta.

WHO offset publication, 1982: Rapid Assessment of Sources of Air, Water and Land
Pollution, WHO Geneva. number.62

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN TERMINAL KHUSUS OLEH KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (GAPURA)
DI DESA RANGAN, KECAMATAN KUARO, KABUPATEN PASER, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
LAMPIRAN
LABORATORIUM
LAMPIRAN
PERIJINAN
SURAT PERJANJIAN / KONTRAK KERJASAMA
ANTARA
PT. PELABUHAN CIPTA NUSANTARA INDONESIA
DENGAN
KOERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT
TENTANG
KEGIATAN PEMANDUAN KAPAL/TONGKANG DARI TERSUS
KOPERASI GAPURA MENUJU LOKASI SHIP TO SHIP (STS) TELUK
ADANG

NOMOR: 1516/31/030/08/21
NOMOR: 04/VIII/GPR/TH.2021.

Pada hari ini Senin tanggal 01 Bulan Agustus Tahun dua ribu dua puluh satu (01-08-
2021) telah dibuat dan ditandatangani kerjasama antara : ------------------------------------
----------------------------------------------------
I. PT PELABUHAN CIPTA NUSANTARA INDONESIA, dalam hal ini diwakili oleh
HR. OKKE PERMADHI, bertindak dalam jabatannya selaku Direktur Utama, dan
oleh karenanya sah mewakili Direksi dari dan oleh karena itu untuk dan atas nama
PT PELABUHAN CIPTA NUSANTARA INDONESIA, berkedudukan di Kota
Depok, Provinsi Jawa Barat, yang Anggaran Dasarnya dimuat didalam Akta
Pendirian Nomor 39 tanggal 14 Juni 2021, yang dibuat dihadapan Zaenuddin, SH,
dan telah mendapatkan pengesahan dari Kementerian Hukum dan HAM RI Nomor
AHU-0038886.AH.01.01.TAHUN 2021 tanggal 16 Juni 2021,.
-Untuk selanjutnya disebut “PIHAK PERTAMA”.

II. KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (Koperasi Gapura), dalam hal


ini diwakili oleh H. Syamsul AS, bertindak dalam jabatannya selaku Ketua
Koperasi dan oleh karenanya sah mewakili Direksi dari dan oleh karena itu untuk
dan atas nama KOPERASI GABUNGAN PENGUSAHA RAKYAT (Koperasi
Gapura), berkedudukan di Desa Busui, Kel. Busui, Kec. Batu Sopang, Kab. Paser,
Prov. Kalimantan Timur yang Anggaran Dasarnya dimuat didalam Akta Pendirian
Nomor 11 tanggal 12 januari 2017, yang dibuat dihadapan Said Akhmed SH,MKn
-Untuk selanjutnya disebut “PIHAK KEDUA”.

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA secara bersama-sama selanjutnya disebut


“PARA PIHAK” dan secara sendiri-sendiri disebut sebagai “PIHAK”. Dengan ini
menerangkan terlebih dahulu hal-hal sebagai berikut:
a. Bahwa PIHAK PERTAMA adalah Badan Hukum berbentuk perseroan terbatas
yang bergerak dalam bidang Kepelabuhanan dan telah memperoleh penetapan
Badan Usaha Pelabuhan dari Kementerian Perhubungan Direktorat Jenderal
Perhubungan Laut berdasarkan Surat Penetapan Pemenuhan Komitmen Badan
Usaha Pelabuhan PT PELABUHAN CIPTA NUSANTARA INDONESIA nomor
A.654/AL/301/DJPL tanggal 05 Juli 2021.
b. Bahwa PIHAK KEDUA adalah Badan Hukum berbentuk perseroan terbatas yang
bergerak dalam bidang Pertambangan Batubara.
c. Bahwa PIHAK KEDUA sepakat untuk menggunakan jasa pemanduan dari PIHAK
PERTAMA dalam kegiatan pemanduan kapal/tongkang dari Tersus Koperasi
Gapura menuju lokasi Alih Muat di Teluk Adang.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, PARA PIHAK telah sepakat untuk mengadakan
Perjanjian dengan ketentuan-ketentuan dan persyaratan sebagaimana diatur sebagai
berikut:
Pasal 1
DASAR HUKUM
1. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2002 tentang Perkapalan;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2010 tentang Perlindungan Lingkungan
Maritim;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010 tentang Angkutan di Perairan;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhan;
7. Keputusan Presiden Nomor 65 Tahun 1980 tentang Mengesahkan “International
Convention For The Safety Of Life at Sea 1974”. Sebagai Hasil Konferensi
Internasional tentang Keselamatan Jiwa di Laut;
8. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 25 Tahun 2011 tentang Sarana Bantu
Navigasi Pelayaran;
9. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 26 Tahun 2011 tentang
Telekomunikasi Pelayaran;
10. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 57 Tahun 2015 tentang Pemanduaan
dan Penundaan Kapal;
11. Keputusan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor: KP 845 Tahun 2011
tentang Penetapan Perairan Wajib Pandu Pada Perairan teluk Adang Tanah
Grogot, Provinsi Kalimantan Timur.

Pasal 2
RUANG LINGKUP PEKERJAAN
1. Ruang lingkup pekerjaan yang dilaksanakan PIHAK PERTAMA meliputi:
Pemanduan seluruh kapal/tongkang dari Tersus Koperasi Gapura Di Desa
Rangan, Kecamatan Kuaro, Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur menuju
ke Lokasi Alih Muat /STS di Teluk Adang, Kabupaten Paser;
2. Penyediaan Kapal Tunda, Kapal Pandu, dan Kapal Kepil.

Pasal 3
BATAS-BATAS PENGGUNAAN PERAIRAN
1. Batas Pemanduan ini yakni pemanduan dari Tersus Koperasi Gapura menuju
Lokasi Alih Muat/STS di Teluk Adang, yang mencakup Sungai Adang, Pelabuhan
Umum Tanjung Redeb, berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Republik
Indonesia Nomor KP 845 Tahun 2011 tentang Penetapan Perairan Wajib Pandu
Pada Perairan teluk Adang Tanah Grogot, Provinsi Kalimantan Timur.
2. Apabila terjadi perubahan pengelolaan perairan/alur sebagaimana dimaksud,
maka luas pengelolaan area perairan yang baru akan dituangkan dalam adendum
yang ditandatangani PARA PIHAK dan merupakan bagian yang terpisahkan dari
Perjanjian ini.

Pasal 4
HAK DAN KEWAJIBAN
1. Hak dan Kewajiban PIHAK PERTAMA:
a. Melakukan kegiatan pemanduan kapal/tongkang dengan berpedoman pada
ketentuan perundang-undangan yang berlaku;
b. Menyediakan Kapal Tunda, Kapal Pandu, dan Kapal Kepil;
c. Menerima pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan harga
yang telah disepakati dalam Perjanjian yang dibuat secara terpisah dari Surat
Perjanjian ini.
2. Hak dan Kewajiban PIHAK KEDUA:
a. Membayar pekerjaan sesuai dengan harga yang telah disepakati dalam
Perjanjian yang dibuat secara terpisah dari Surat Perjanjian ini;
b. Mendapatkan jasa pemanduan dari PIHAK PERTAMA.

Pasal 5
JANGKA WAKTU
Jangka waktu perjanjian ini adalah 5 (lima) tahun terhitung sejak Perjanjian ini
ditandatangai, serta dapat diperpanjang atas kesepakatan PARA PIHAK dengan
berpedoman pada ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 6
IMBALAN JASA
Total imbalan jasa tersebut PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA telah sepakat untuk
dibuat secara terpisah dari Surat Perjanjian ini.

Pasal 7
KERAHASIAAN INFORMASI
PARA PIHAK sepakat untuk menjaga kerahasiaan atas semua informasi,
dokumentasi, data atau pengetahuan yang dimilikinya, serta tidak menggunakan,
mengungkapkan, atau memberitahukan informasi kepada pihak lain tanpa persetujuan
tertulis dari terlebih dahulu dari PARA PIHAK dan dengan memperhatikan ketentuan
hukum dan peraturan perundangan-undangan yang berlaku.

Pasal 8
KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)
1. Keadaan memaksa yang dimaksud dalam Perjanjian ini adalah situasi diluar
kekuasaan atau kemampuan kedua belah pihak yang berakibat terganggu dan
atau terhentinya pelaksanaan Perjanjian ini, seperti terjadinya gempa bumi,
bencana alam, kebakaran, huru-hara, kerusuhan, pemberontakan, terorisme,
tindakan criminal, pemogokan, penutupan kegiatan secara ilegal atau penetapan
kebijakan Pemerintah atau peraturan perundang-undangan atau putusan/perintah
lembaga peradilan.
2. Dalam hal terjadi keadaan memaksa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), maka
pihak yang mengalami keadaan memaksa wajib memberitahukan secara lisan
yang kemudian disusul dengan pemberitahuan secara tertulis paling lambat 14
(empat belas) hari dari sejak terjadinya keadaan memaksa kepada pihak lainnya.
3. Segala permasalahan yang timbul sebagai akibat dari keadaan memaksa yang
terjadi akan diselesaikan secara musyawarah untuk mufakat oleh PARA PIHAK.

Pasal 9
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
1. Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian ini terjadi perbedaan penafsiran atau
perselisihan yang timbul antara PARA PIHAK, maka sebagai langkah awal upaya
penyelesaian PARA PIHAK akan menyelesaikan secara musyawarah untuk
mufakat.
2. Dalam hal perselisihan yang terjadi tidak dapat diselesaikan dengan cara
musyawarah, maka perselisihan tersebut akan diselesaikan melalui jalur hukum
dengan menunjuk Pengadilan Negeri setempat (Pengadilan Negeri Tanjung
Redeb, Kabupaten Berau).

Pasal 10
PEMBERITAHUAN
1. Semua surat menyurat atau pemberitahuan-pemberitahuan yang harus dikirim oleh
salah satu pihak kepada pihak lainnya dalam Perjanjian ini, dapat dilakukan melalui
faksimil, e-mail, pos tercatat, atau melalui ekspedisi/kurir internal PARA PIHAK ke
alamat sebagai berikut:
a. PIHAK PERTAMA:
Nama : PT PELABUHAN CIPTA NUSANTARA INDONESIA
Alamat : JL. RAYA KSU KP. PARUNG SERAB N0. 82, Kel. Tirtajaya,
Kec. Sukmajaya, Kota Depok, Prov. Jawa Barat
Telepon : 081381844660
E-mail : pt.pelabuhannusantaraindonesia@gmail.com
U.p. : Direktur Utama
b. PIHAK KEDUA:
Nama : Koperasi Gapura
Alamat : Desa Busui, Kel. Busui, Kec. Batu Sopang, Kab. Paser, Prov.
Kalimantan Timur
Telepon : 0543-24894
E-mail : gabungan.pengusaha.rakyat@gmail.com
U.p. : Ketua Koperasi
2. Apabila terjadi perubahan alamat korespondensi salah satu pihak, maka perubahan
tersebut harus segera disampaikan secara tertulis kepada pihak lainnya

Pasal 11
ADENDUM
Hal-hal mengenai perubahan ketentuan atau yang belum dan/atau tidak cukup diatur
atau ditentukan dalam Perjanjian ini akan diatur atau ditentukan kemudian atas
persetujuan PARA PIHAK dalam bentuk Adendum untuk kemudian Adendum
dimaksud menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan Perjanjian ini.

Pasal 12
PENUTUP
Demikian Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani pada hari dan tanggal tersebut pada
awal Perjanjian ini, dalam rangkap 2 (dua) asli bermeterai cukup, yang masing-masing
untuk PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA mempunyai kekuatan hukum yang sama
serta mengikat PARA PIHAK.

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA


PT PELABUHAN CIPTA KOPERASI GABUNGAN
NUSANTARA INDONESIA PENGUSAHA RAKYAT

HR OKKE PERMADHI
Direktur Utama Ketua Koperasi
LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. POSISI YANG DIUSULKAN : Asisten Ahli Sosial dan Budaya


2. NAMA PERUSAHAAN : PT. Sarana Perencana Jaya
3. NAMA PERSONIL : Fajlur Adi Rahman, S.Pi, MM
4. TEMPAT/TANGGAL LAHIR : Jakarta, 15 Februari 1986
5. PENDIDIKAN FORMAL : S1 Manajemen Sumber Daya Perairan, Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan IPB, 2009
S2 Magister Manajemen, Universitas Muhamadiah Prf.
DR.HAMKA Tahun 2014
6. PENDIDIKAN NON FORMAL : Sertfikalt Kompetensi KTPA sebagai Team Leader 2017
7. PENGUASAAN BAHASA INGGRIS
DAN BAHASA INDONESIA : Baik
8. PENGALAMAN KERJA :

8.0. Tahun 2018


A. Nama Proyek : Penyusunan Dokumen Linkungan Hidup Ruas
Ruas Jalan Nasional Baru di Provinsi Jambi
B. Lokasi Proyek : Prov. Jambi
C. Pengguna Jasa : Kemetrian PUPR Balai Pelasanaan Jalan
Nasional IV
D. Nama Perusahaan : PT. Dianzani Utama Konsultan
E. Uraian Tugas : Melakukan kegiatan pengumpulan dan pengolahan data
lingkungan, penyusunan alternatif sistem, kriteria
perencanaan, dan perencanaan sistem dilengkapi dengan
gambar perencanaan
Mengidentifikasi, mengevaluasi atau monitoring malalah
perencanaan wilayah akibat adanya rencana kegiatan
Melaksanakan Survei dan Pengumpulan Data Primer dan
Sekunder, Menganalisa aspek planologi, dan Bertanggung
jawab Terhadap Team Leader
F. Waktu Pelaksanaan : 31Agustus 2018- 28 Desember 2018 (9 bulan)
G. Posisi Penugasan : Ahli Lingkungan
H. Status Kepegawaian pada
Perusahaan : Tenaga Ahli Tetap
I. Surat Referensi dari Pengguna Jasa : Terlampir

8.1. Tahun 2017


A. Nama Proyek : Penyusunan Dokumen Lingkungan di Provinsi
Sumatera Utara dan Provinsi Riau
B. Lokasi Proyek : Prov. Sumatera Utara dan Provinsi Riau
C. Pengguna Jasa : PPK Perencanaan Balai Besar Pelaksanaan
Jalan Nasional II
D. Nama Perusahaan : PT. Dianzani Utama Konsultan
E. Uraian Tugas : Melakukan kegiatan pengumpulan dan pengolahan data
lingkungan, penyusunan alternatif sistem, kriteria
perencanaan, dan perencanaan sistem dilengkapi dengan
gambar perencanaan
Mengidentifikasi, mengevaluasi atau monitoring malalah
perencanaan wilayah akibat adanya rencana kegiatan
Melaksanakan Survei dan Pengumpulan Data Primer dan
Sekunder, Menganalisa aspek planologi, dan Bertanggung
jawab Terhadap Team Leader

CV. FAJLUR ADI RAHMAN, S.Pi Hal - 1


F. Waktu Pelaksanaan : 21 April 2017 – 15 Desember 2017 (8 bulan)

G. Posisi Penugasan : Ahli Lingkungan


H. Status Kepegawaian pada
Perusahaan : Tenaga Ahli Tetap
I. Surat Referensi dari Pengguna Jasa : Terlampir

8.2. Tahun 2016


A. Nama Proyek : Paket 07 : Study Kelayakan, AMDAL, DED Lingkar Kota
Kendari
B. Lokasi Proyek : Prov. Sulawesi Tenggara
C. Pengguna Jasa : PPK Perencanaan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional
VI Makassar
D. Nama Perusahaan : PT. Dianzani Utama Konsultan
E. Uraian Tugas : Melakukan kegiatan pengumpulan dan pengolahan data
lingkungan, penyusunan alternatif sistem, kriteria
perencanaan, dan perencanaan sistem dilengkapi dengan
gambar perencanaan
Mengidentifikasi, mengevaluasi atau monitoring malalah
perencanaan wilayah akibat adanya rencana kegiatan
Melaksanakan Survei dan Pengumpulan Data Primer dan
Sekunder, Menganalisa aspek planologi, dan Bertanggung
jawab Terhadap Team Leader
F. Waktu Pelaksanaan : 15 Februari 2016 – 14 Oktober2016 (8 bulan)
G. Posisi Penugasan : Ahli Penataan Lingkungan
H. Status Kepegawaian pada
Perusahaan : Tenaga Ahli Tetap
I. Surat Referensi dari Pengguna Jasa : Terlampir

8.4. Tahun 2015


A. Nama Proyek : Penyusunan AMDAL Jembatan Penghubung P. Kalimantan
& P. laut
B. Lokasi Proyek : Prov. Kalimantan Selatan
C. Pengguna Jasa : Dinas Pekerjaan Umum Pemerintah Provinsi Kalimantan
Selatan Bidang Bina Marga
D. Nama Perusahaan : PT. Dianzani Utama Konsultan
E. Uraian Tugas : Melakukan survei lapangan dan pengumpulan data
Sekunder (Oceanografi)
: Melaksanakan Studi Tentang Proses-proses Fisis & dinamis
air laut & aspek-aspek yang berkaitan dengan samudera dan
lautan
: Membuat laporan mengenai performa kerja dan
menyiapkan laporan-laporan lain yang diminta sewaktu-
waktu.
: Menganalisa dan mengidentifikasi dampak lingkungan
yang ada
: Membuat mitigasi dampak lingkungan termasuk arahan
pengelolaan dan pemantauan lingkungan
: Bertanggung jawab kepada Ketua Tim dan bekerjasama
dengan anggota tenaga lainnya
F. Waktu Pelaksanaan : 12 Juni 2015 – 8 Desember 2015 (6 bulan)
G. Posisi Penugasan : Ahli Oceanografi
H. Status Kepegawaian pada
Perusahaan : Tenaga Ahli Tetap
I. Surat Referensi dari Pengguna Jasa : Terlampir

8.5. Tahun 2014


A. Nama Proyek : Paket 04 Fasibility Study dan Penyiapan Dokumen
Lingkungan Sei HAnyu-Tumbang Lahung
B. Lokasi Proyek : Prov. Kalimantan Selatan
C. Pengguna Jasa : Balai Besar Pelasanaan Jalan Nasional VII Banjarma
D. Nama Perusahaan : PT. Dianzani Utama Konsultan
CV. FAJLUR ADI RAHMAN, S.Pi Hal - 2
E. Uraian Tugas : Melakukan kegiatan pengumpulan dan pengolahan data
lingkungan, penyusunan alternatif sistem, kriteria
perencanaan, dan perencanaan sistem dilengkapi dengan
gambar perencanaan
Mengidentifikasi, mengevaluasi atau monitoring malalah
perencanaan wilayah akibat adanya rencana kegiatan
Melaksanakan Survei dan Pengumpulan Data Primer dan
Sekunder, Menganalisa aspek planologi, dan Bertanggung
jawab Terhadap Team Leader
F. Waktu Pelaksanaan : 05 Mei 2014 – 30 November 2014 (6 bulan)
G. Posisi Penugasan : Ahli lingkungan
H. Status Kepegawaian pada
Perusahaan : Tenaga Ahli Tetap
I. Surat Referensi dari Pengguna Jasa : Terlampir

8.6. Tahun 2013


A. Nama Proyek : Penyusunan Feasibility Study dan Dokumen Lingkungan
Ruas Jalan Kelua- Bats Kota Tanjung
B. Lokasi Proyek : Provinsi Kalimantan Selatan
C. Pengguna Jasa : Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VII Banjarmasin
D. Nama Perusahaan : PT. Dianzani Utama Konsultan
E. Uraian Tugas : Melakukan kegiatan pengumpulan dan pengolahan data
lingkungan, penyusunan alternatif sistem, kriteria
perencanaan, dan perencanaan sistem dilengkapi dengan
gambar perencanaan
Mengidentifikasi, mengevaluasi atau monitoring malalah
perencanaan wilayah akibat adanya rencana kegiatan
Melaksanakan Survei dan Pengumpulan Data Primer dan
Sekunder, Menganalisa aspek planologi, dan Bertanggung
jawab Terhadap Team Leader
F. Waktu Pelaksanaan : 11 Maret 2013 – 07 Agustus 2013 (5 bulan)
G. Posisi Penugasan : Ahli Lingkungan
H. Status Kepegawaian pada
Perusahaan : Tenaga Ahli Tetap
I. Surat Referensi dari Pengguna Jasa : Terlampir

8.7. Tahun 2012


A. Nama Proyek : AMDAL Pelabuhan Laut Tana Kuning
B. Lokasi Proyek : Kab. Bulungan Provinsi Kalimantan Timur
C. Pengguna Jasa : Dinas Perhubungan Pemerintah Kabupaten Bulungan
D. Nama Perusahaan : PT. Dianzani Utama Konsultan
E. Uraian Tugas : Melakukan survei lapangan dan pengumpulan data
Sekunder (Oceanografi)
: Melaksanakan Studi Tentang Proses-proses Fisis & dinamis
air laut & aspek-aspek yang berkaitan dengan samudera dan
lautan
: Membuat laporan mengenai performa kerja dan
menyiapkan laporan-laporan lain yang diminta sewaktu-
waktu.
: Menganalisa dan mengidentifikasi dampak lingkungan
yang ada
: Membuat mitigasi dampak lingkungan termasuk arahan
pengelolaan dan pemantauan lingkungan
: Bertanggung jawab kepada Ketua Tim dan bekerjasama
dengan anggota tenaga lainnya
F. Waktu Pelaksanaan : 2 Maret 2012 – 30 November 2012 (9 bulan)
G. Posisi Penugasan : Ahli Oceanografi
H. Status Kepegawaian pada
Perusahaan : Tenaga Ahli Tetap
I. Surat Referensi dari Pengguna Jasa : terlampir
CV. FAJLUR ADI RAHMAN, S.Pi Hal - 3
8.8. Tahun 2011
A. Nama Proyek : Penyusunan AMDAL Rencana Pembangunan Jalan Tol
Nusa Dua – Ngurah Rai - Benoa
B. Lokasi Proyek : Provinsi Bali
C. Pengguna Jasa : PT. Jasa Marga (Persero)
D. Nama Perusahaan : PT. Dianzani Utama Konsultan
E. Uraian Tugas : Melakukan survei lapangan dan pengumpulan data
Sekunder (Oceanografi)
: Melaksanakan Studi Tentang Proses-proses Fisis & dinamis
air laut & aspek-aspek yang berkaitan dengan samudera dan
lautan
: Membuat laporan mengenai performa kerja dan
menyiapkan laporan-laporan lain yang diminta sewaktu-
waktu.
: Menganalisa dan mengidentifikasi dampak lingkungan
yang ada
: Membuat mitigasi dampak lingkungan termasuk arahan
pengelolaan dan pemantauan lingkungan
: Bertanggung jawab kepada Ketua Tim dan bekerjasama
dengan anggota tenaga lainnya
F. Waktu Pelaksanaan : 4 Januari 2011 – 4 Oktober 2011 (10 bulan)
G. Posisi Penugasan : Ahli Oceanografi
H. Status Kepegawaian pada
Perusahaan : Tenaga Ahli Tetap
I. Surat Referensi dari Pengguna Jasa : terlampir

8.9. Tahun 2010


A. Nama Proyek : Penyusunan AMDAL Peningkatan Jalan Raya Kluster III,
Kabupaten Aceh Jaya
B. Lokasi Proyek : Kabupaten Aceh Jaya Provinsi NAD
C. Pengguna Jasa : Dinas Bina Marga dan Cipta Karya Aceh
D. Nama Perusahaan : PT. Sarana Budi Prakarsaripta
E. Uraian Tugas : Melakukan survei lapangan dan pengumpulan data
Sekunder (Oceanografi)
: Melaksanakan Studi Tentang Proses-proses Fisis & dinamis
air laut & aspek-aspek yang berkaitan dengan samudera dan
lautan
: Membuat laporan mengenai performa kerja dan
menyiapkan laporan-laporan lain yang diminta sewaktu-
waktu.
: Menganalisa dan mengidentifikasi dampak lingkungan
yang ada
: Membuat mitigasi dampak lingkungan termasuk arahan
pengelolaan dan pemantauan lingkungan
: Bertanggung jawab kepada Ketua Tim dan bekerjasama
dengan anggota tenaga lainnya
F. Waktu Pelaksanaan : 5 April 2010 – 22 Desember 2010 (9 bulan)
G. Posisi Penugasan : Ahli Oceanografi
H. Status Kepegawaian pada
Perusahaan : Tenaga Ahli Tidak Tetap
I. Surat Referensi dari Pengguna Jasa : terlampir

8.10. Tahun 2009


A. Nama Proyek : Studi AMDAL Jalan Akses Pelabuhan Penyebrangan
Hunimua, Kabupaten Seram, Provinsi Maluku
B. Lokasi Proyek : Kab. Seram
C. Pengguna Jasa : Departemen Perhubungan, Direktorat Jendral Perhubungan
Darat
D. Nama Perusahaan : PT. Adi Teknik Karya Bakti
E. Uraian Tugas : Melakukan survei lapangan dan pengumpulan data
CV. FAJLUR ADI RAHMAN, S.Pi Hal - 4
CURRICULUM VITAE
DATA PRIBADI
Nama : Anggi Setia Gunawan
Tempat, Tanggal Lahir : Tasikmalaya, 15 Oktober 1984
Alamat : Jl. Bantar Argasari Tasikmalaya
Alamat Email : giebogalakon@gmail.com
Telepon : 081 246 650 222
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Status : Sudah menikah
Tinggi / Berat badan : 168 cm / 70 kg
Kesehatan : Baik Sekali
Kewarganegaraan : Indonesia

DATA PENDIDIKAN
SD : SD Negeri Darmajaya Tasikmalaya, 1991 – 1997
SLTP : SLTP Negeri 12 Tasikmalaya, 1997 – 1999
SMK : SMK Galunggung Tasikmalaya, 2000 – 2002
Perguruan Tinggi : Universitas Teknologi Nasional, 2002 -2006
Fakultas / Jurusan : Teknik Sipil

PENGALAMAN ORGANISASI
2007 – 2009 : Wakil Ketua Karang Taruna

2008 – 2009 : Anggota Penggerak Kepemudaan di Bidang Kewirausahaan


2008 – 2009 : Tim Survey PNPM Kota Tasikmalaya

PENGALAMAN KERJA
2006 – 2007 : Kredit Analis Bank Mega

2007 – 2009 : PNPM

2009 – 2010 : FIF FINANCE

2010 : Konsultan Perencanaan Pelabuhan

2010 : Supervisi Pelabuhan Laut Lewoleba NTT, Supervisi Bandar Udara Wunopito NTT, Team Tender
Kupang

2011 : Supervisi Pelabuhan Laut Pasean Madura

2012 : Supervisi dan Perencanaan Pelabuhan Penyebrangan Sumpit Ciremai

2013 : Supervisi dan Perencanaan Pelabuhan Laut Segintung Kalimantan Tengah

2014 : Supervisi Pelabuhan Perikanan Nusantara Pengambengan Bali

2015 : 1. Penyusunan Studi Kelayakan Pelabuhan Sonit Sulawesi Tengah.

CURRICULUM VITAE
CURRICULUM VITAE
2. Penyusunan Studi Kelayakan Pelabuhan Bungin Sulawesi Tengah.

3. Penyusunan Studi Kelayakan Pelabuhan Lantibung Sulawesi Tengah.

4. Penyusunan Studi Kelayakan Pelabuhan Mansalean Sulawesi Tengah.

5. Penyusunan Studi Kelayakan Pelabuhan Timpaus Sulawesi Tengah.

6. Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan Maurole Maluku.

7. Penyusunan Rencana Induk Pelabuahan Banemo Maluku.

8. Penyusunan Studi Kelayakan. Survey Investigasi Desaign, Detail Engineering Desaign, dan

Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan Lasusua Sulawesi Tenggara.

2016 : 1. Penyusunan Studi Kelayakan. Survey Investigasi Desaign, Detail Engineering Desaign, dan

Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan Tanggetada Sulawesi Tenggara.

2. Pekerjaan Studi Detail Engineering Desain (DED) Pelabuhan Laut di Tual Provinsi Maluku.

3. Supervisi Revitalisasi Situ Cipule. Supervisi Konstruksi Bidang Sumber Daya Air Pemerintah
Provinsi Jawa Barat .

2017 : 1. Peerencanaan Masterplan (RIP) Pelabuhan TERSUS PT. Sinar Usaha Sejati, Desa Tewang
Karangan, Kecamatan Pulau Manan, Kabupaten Katingan, Propinsi Kalimantan Tengah.

2. Perencanaa Sentra Kuliner Program KKP Pusat

2018 : 1. Perencanaan dan Survey Pelabuhan Batubara Kecamatan Selolong Provinsi Bengkulu

2019 : 1. Supervisi Air Baku BBWS Citanduy dengan 6 titik Lokasi :2 Kabupaten Tasikmalaya, 2 Kabupaten
Ciamis, 2 Kabupaten Pangandaran.

2020 : 1. Supervisi Konstruksi (Pengawasan) Rehabilitasi Jaringan Irigasi Ciujung Kabupaten Serang.
SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air (PJPA) Cidanau-Ciujung-Cidurian.

2021 : Tenaga Ahli (Ahli Irigasi) Paket Pekerjaan DED Rehabilitasi Jaringan Irigasi Ciujung Kabupaten
Serang. SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air (PJPA) Cidanau-Ciujung-Cidurian.

Demikian Curriculum Vitae yang dapat Saya sampaikan. Untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Hormat Saya, 10 Agustus 2021

Anggi Setia Gunawan

CURRICULUM VITAE
SERTIFIKAT KEAHLIAN
Berdasarkan Undang - Undang No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi dengan ini Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi menetapkan
bahwa :

Nama : ANGGI SETIA GUNAWAN

Dinyatakan memiliki kompetensi dan kemampuan untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia, sebagai :

Klasifikasi dan Kualifikasi Tenaga Ahli


AHLI SUMBER DAYA AIR - MADYA

Nomor Registrasi
1.2.211.2.142.31.1932470

Sertifikat ini berlaku untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak diterbitkan.

Ditetapkan di : Tanjung Pinang


Pada tanggal : 25 Juli 2019

Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi


Provinsi Kepulauan Riau
Badan Pelaksana

Manajer Eksekutif

Dicky Mardiansyah
Keterangan:
1. QRCode dan Data yang tertera dalam SKA ini dapat diverifikasi melalui Aplikasi LPJK Certificate Scanner
2. Sertifikat ini tidak memerlukan tanda tangan basah karena telah ditandatangani secara elektronik (Digital Signature)
PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa dalam berpraktek sebagai:

AHLI SUMBER DAYA AIR - MADYA

Saya berjanji:

1. Akan patuh melaksanakan Kode Etik Asosiasi Profesi di mana saya menjadi anggotanya.
2. Akan mematuhi segala ketentuan hukum yang sah dan berlaku di tempat dilaksanakannya karya saya.

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

Saya:

a. mengakui dan menerima sepenuhnya wewenang Asosiasi Profesi di mana saya menjadi anggotanya
untuk menilai pengaduan dan atau keluhan apapun dari masyarakat yang menyangkut janji
tersebut di atas.
b. menerima sanksi apapun apabila saya melanggar janji tersebut.

Saya yang berjanji:

ANGGI SETIA GUNAWAN


Anggota Asosiasi Profesi ASTEKINDO

No:

Syahril Efendi
KETUA UMUM
CURRICULUM VITAE

Nama Lengkap : Irfan Hanifa, S.Pi, M.Si


Tempat, Tanggal Lahir : Boyolali, 24 Desember 1990
Alamat : Dk. Garung RT. 002/ RW. 001, Kelurahan Sukoharjo, Kecamatan
Sukoharjo, Kota Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah
Email : irfanhanifa90@gmail.com
Pendidikan : S-1 Jurusan Perikanan, Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya
Perikanan, Fakultas Perikanan dan Imu Kelautan Universitas
Diponegoro
S-2 Magister Pemanfataan Sumberdaya Perikanan, Program Studi
Teknologi Perikanan Laut, Fakultas Perikanan dan Imu Kelautan
Institut Pertanian Bogor

A. PENGALAMAN KERJA
Tahun 2008-2011 : Survior Lembaga Survai Indonesia (LSI)

B. PENGALAMAN PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN

2014 : Penyusunan Dokumen ANDAL, RKL-RPL Pertambangan Pasir Laut di


Kabupaten Serang oleh PT Krakatau Banten Sejahtera. Kota Serang,
Provinsi Banten.
Penyusunan Dokumen Laporan Pelaksanaan Pengelolaan dan
Pemantauan Kawasan Industri PT BIIE Kabupaten Bintan (Semester I
dan II). Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau.
Penyusunan Dokumen ANDAL, RKL-RPL Pertambangan Pasir Laut di
Kota Batam Oleh PT Kepri Tambang Sejati. Kota Batam, Provinsi
Kepulauan Riau.
2015 : Penyusunan Dokumen ANDAL, RKL-RPL Kegiatan Pembangunan
Aston Batam Hotel dan Apartemen Oleh PT Prima Mitra Batam. Kota
Batam, Provinsi Kepulauan Riau.
Adendum Analisis Dampak Lingkungan ANDAL, RKL-RPL Kegiatan
Kegiatan Pembangunan Kawasan Bisnis Grand Bintan Center Oleh PT
Bintan Bestari. Kota Tanjung Pinang, Provinsi Kepulauan Riau.
Penyusunan Dokumen Laporan Pelaksanaan Pengelolaan dan
Pemantauan Kawasan Industri PT BIIE Kabupaten Bintan (Semester I
dan II). Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau.
Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH) Kegiatan Shooping
Center Bintan Market Place Oleh PT. BRC. Kabupaten Bintan, Provinsi
Kepulauan Riau.
Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH) Kegiatan Pantai
Indah Villa Oleh PT. BRC. Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau.
Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH) Kegiatan Lagoi Bai
Villas Oleh PT. Lagoi Bintan Pasifik. Kabupaten Bintan, Provinsi
Kepulauan Riau.
Penyusunan Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup (DELH) Kegiatan
Pariwisata Bintan Lagoon Resort, Oleh PT. Bintan Lagoon Resort.
Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau.
Penyusunan Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup (DELH) Kegiatan
Pariwisata Bintan Lagoon Resort, Oleh PT. Bintan Lagoon Resort.
Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau.
Penyusunan Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup (DELH) Kegiatan
Pariwisata Bintan Lagoon Resort, Oleh PT. Bintan Lagoon Resort.
Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau.
Penyusunan Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup (DELH) Kegiatan
Pariwisata Nirwana Gardens Oleh PT. Alam Indah Bintan, Kabupaten
Bintan, Provinsi Kepulauan Riau.
Penyusunan Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup (DELH) Kegiatan
Pariwisata Bukit Lagoi Villa Oleh PT. Alila Villas Hotel, Kabupaten
Bintan, Provinsi Kepulauan Riau.
Penyusunan Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup (DELH) Kegiatan
Pariwisata Banyan Tree oleh PT Bintan Hotels, Kabupaten Bintan,
Provinsi Kepulauan Riau.
2016 : Adendum Analisis Dampak Lingkungan ANDAL, RKL-RPL Kegiatan
Kegiatan Pengembangan Kawasan Industri oleh PT. Bintan Alumina
Indonesia, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau.
Penyusunan Dokumen ANDAL, RKL-RPL Kegiatan Pengembangan
pelabuhan kabil, pembangunan Terminal Tanjung Sauh oleh PT BP
Batam. Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau.
2017 : Penyusunan Dokumen ANDAL, RKL-RPL Rencana Kegiatan Reklamasi
dan Pembangunan Pengembangan Terminal Tangki Timbun, TUKS
serta Sarana Penunjang PT Bumimerak Terminalindo di Kelurahan
Gerem, Kecamatan Grogol, Kota Cilegon, Provinsi Banten.
Penyusunan Dokumen ANDAL, RKL-RPL Rencana Kegiatan Reklamasi,
Pengembangan TUKS, Industri Kimia Dan Penyewaan Tangki PT Dover
Chemical di Kelurahan Gerem, Kecamatan Grogol, Kota Cilegon,
Provinsi Banten.
Penyusunan Dokumen Upaya Pengelolaan dan Pemantauan
Lingkungan Hidup (UKL-UPL) Rencana Kegiatan Pembangunan Four
Points Bintan By Sheraton oleh PT. Alam Bintan Lestari. Kabupaten
Bintan, Provinsi Kepulauan Riau.
Penyusunan Dokumen Upaya Pengelolaan dan Pemantauan
Lingkungan Hidup (UKL-UPL) Rencana Kegiatan Penampungan,
Penjernihan dan Penyaluran Air Minum oleh PT. Bintan Peninsula
Makmur, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau.
2018 : Penyusunan Dokumen ANDAL, RKL-RPL Rencana Kegiatan Penataan
Lahan, Pembangunan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun (LB3) serta Sarana Penunjangnya oleh PT Batam Slop &
Sludge Treatment Centre di Wilayah Pulau Nipah Jembatan II
Barelang Kelurahan Setokok, Kecamatan Bulang, Kota Batam,
Provinsi Kepulauan Riau.
Rencana Kegiatan Pengelolaan Pariwisata Alam pada Hutan
Produksi Pulau Ranoh oleh PT Megah Puri Lestari di Pulau Ranoh,
kelurahan Pulau Abang, Kecamatan Galang, Kota Batam, Provinsi
Kepulauan Riau.
Penyusunan Dokumen Adendum ANDAL, RKL-RPL Pembangunan
Kawasan Perdagangan & Jasa “Grand Batam” oleh PT Rezeki Putra
Riau di Kelurahan Batu Selicin, Kecamatan Lubuk Baja, Kota Batam,
Provinsi Kepulauan Riau.
Penyusunan Dokumen Upaya Pengelolaan dan Pemantauan
Lingkungan Hidup (UKL-UPL) Rencana Kegiatan Penataan Lahan dan
Pengembangan di Kawasan Pariwisata Kepri Bay oleh PT. Bintan
Lagoon Resort, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau.
2019 : Penyusunan Dokumen Upaya Pengelolaan dan Pemantauan
Lingkungan Hidup (UKL-UPL) Rencana Kegiatan Pembangunan
Taman Safari Lagoi dan Kebun Raya oleh PT. Safari Lagoi Bintan di
Desa Sebong Lagoi, Kecamatan Teluk Sebong, Kabupaten Bintan,
Provinsi Kepulauan Riau.
Penyusunan Dokumen Upaya Pengelolaan dan Pemantauan
Lingkungan Hidup (UKL-UPL) Rencana Kegiatan Agrowisata Eco
Village Senggiling oleh PT Buana Megawisatama di Desa Sebong
Lagoi, Kecamatan Teluk Sebong, Kabupaten Bintan, Provinsi
Kepulauan Riau.
Penyusunan Dokumen Upaya Pengelolaan dan Pemantauan
Lingkungan Hidup (UKL-UPL) Rencana Kegiatan Pengelolaan
Pariwisata Alam Pada Hutan Produksi Pulau Pelabang oleh PT.
Mandala Raya Satria Resources di Kelurahan Munjan, Kecamatan
Siantan Timur, Kab. Kepulauan Anambas, Provinsi Kepulauan Riau.
Penyusunan Dokumen Upaya Pengelolaan dan Pemantauan
Lingkungan Hidup (UKL-UPL) Rencana Kegiatan Pengelolaan
Pariwisata Alam Pada Hutan Produksi Tanjung Melinik dan Hutan
Produksi Terbatas Pulau Galang Baru Iii, Pulau Galang Baru oleh PT.
Viovio Sebiru Awani di Kelurahan Sijantung, Kecamatan Galang, Kota
Batam, Provinsi Kepulauan Riau.
Penyusunan Dokumen Upaya Pengelolaan dan Pemantauan
Lingkungan Hidup (UKL-UPL) Rencana Kegiatan Pengelolaan
Pariwisata Alam Pada Hutan Produksi Pulau Awe oleh PT. Batama
Budidaya Indonesia di Kelurahan Setokok, Kecamatan Bulang, Kota
Batam Provinsi Kepulauan Riau.
Penyusunan Dokumen Upaya Pengelolaan dan Pemantauan
Lingkungan Hidup (UKL-UPL) Rencana Kegiatan Pengelolaan
Pariwisata Alam Pada Hutan Produksi Pulau Pengalap oleh PT Pulau
Bintang Emas di Kelurahan Pulau Abang, Kecamatan Galang, Kota
Batam, Provinsi Kepulauan Riau.
Penyusunan Dokumen Upaya Pengelolaan dan Pemantauan
Lingkungan Hidup (UKL-UPL) Rencana Kegiatan Pengelolaan
Pariwisata Alam Pada Ruang Usaha Blok Pemanfaatan Hutan
Lindung Tiban Oleh PT Binangun Jaya Sukses di Kecamatan
Sekupang, Batu Aji dan Sungai Beduk, Kota Batam, Provinsi
Kepulauan Riau.
Penyusunan Dokumen Upaya Pengelolaan dan Pemantauan
Lingkungan Hidup (UKL-UPL) Rencana Kegiatan Pengelolaan
Pariwisata Alam Pada Blok Pemanfaatan Taman Wisata Alam (Twa)
Muka Kuning oleh PT. Papanjaya Sejahtera Raya di Kelurahan Muka
Kuning Kecamatan Sei Beduk dan Kelurahan Tiban Lama Kecamatan
Sekupang, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau.
2020 : Penyusunan Dokumen ANDAL, RKL-RPL Rencana Kegiatan
Pembangunan Kawasan Pariwisata oleh PT Megah Puri Lestari di
Pulau Ranoh, kelurahan Pulau Abang, Kecamatan Galang, Kota
Batam, Provinsi Kepulauan Riau.
Penyusunan Dokumen ANDAL, RKL-RPL Rencana Kegiatan
Pembangunan Pariwisata (Agrowisata) serta Sarana dan Prasarana
Penunjangnya oleh PT. Pulau Abang Besar di Kelurahan Pulau Abang,
Kecamatan Galang, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau

Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan benar adanya dan semoga dapat
digunakan semestinya.

Jakarta, Januari 2021


A

Irfan Hanifa, S.Pi, M.Si


CURRICULUM VITAE

Nama Lengkap : Aunurrahman


Tempat, Tanggal Lahir : Pontianak, 24 Maret 1986
Alamat : Perum Pulau Mas, Blok A no 15, Magelang, Jawa Tengah
HP : 081392098622/ 081393877324
Email : aunurrahmancbp@gmail.com
Pendidikan :
 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Program Studi Sarjana Budidaya Perairan
Universitas Diponegoro Semarang.
 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Program Studi Magister Manajemen
Sumberdaya Pantai Program Studi Pascasarja Universitas Diponegoro
Semarang
 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Program Doktor Studi Manajemen
Sumberdaya Pantai Universitas Diponegoro Semarang (present).

A. PENDIDIKAN/KURSUS/MAGANG/PELATIHAN :
Pendidikan/Kursus yang berkaitan dengan ilmu-lingkungan yang pernah diikuti, meliputi
2007 : Pelatihan “Manajemen Budidaya Berkelanjutan dan Ramah Lingkungan
(Sustainable Aquaculture)”, diselenggarakan oleh CV. Prima Kharisma,
Semarang.
2008 : Peserta Kuliah Umum “Sosialisasi World Ocean Conference dan Sosialisasi
Hasil Riset Tentang Potensi Sumberdaya Ikan di Laut Jawa”,
diselenggarakan oleh Pusat Riset Perikanan Tangkap Departemen Kelautan dan
Perikanan.
: Peserta Kuliah Umum “Ketahanan Pangan di Pesisir dan Pulau-Pulau
Kecil”, diselenggarakan oleh Panitia Dies Natalis Ke-40 Jurusan Perikanan,
Universitas Diponegoro, Semarang.
: Peserta Kuliah Umum “Pemuda, Perikanan dan Kelautan” diselenggarakan
oleh Panitia Dies Natalis Ke-40 Jurusan Perikanan, Universitas Diponegoro,
Semarang.
: Peserta Seminar “Pengembangan Perikanan Tangkap Jawa Tengah
Berbasis Pelabuhan Perikanan” diselenggarakan oleh Program Doktor
Manajemen Sumberdaya Pantai Program Pascasarjana Universitas Diponegoro
Semarang.
2009 : Peserta Seminar “Bantuan dan Bimbingan Teknis Legal Drafting”
diselenggarakan oleh Program Doktor Manajemen Sumberdaya Pantai Program
Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang.
2013 : Training Certificate QHSE Integrated Management System ISO 9001:2008, ISO
14001:2004, ISO 18001:2007

CURRICULUM VITAE 1
CURRICULUM VITAE 2

B. PENGALAMAN BEKERJA DI BIDANG KONSULTAN :’

2021
- Penyusunan ANDAL, RKL DAN RPL Rencana Kegiatan Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata
Terpadu Pulau Pengalap Kelurahan Pulau Abang, Kecamatan Galang, Kota Batam Provinsi Kepulauan Riau
oleh PT Pulau Bintang Emas
- Penyusunan ANDAL, RKL DAN RPL Rencana Kegiatan Pembangunan Kawasan Pariwisata Terpadu Di Pulau
Ranoh Kelurahan Pulau Abang, Kecamatan Galang Kota Batam Provinsi Kepulauan Riau Oleh PT Megah Puri
Lestari
- Penyusunan ANDAL, RKL DAN RPL Rencana Kegiatan Pembangunan Kawasan Pariwisata Terpadu Di Pulau
Abang Kelurahan Pulau Abang, Kecamatan Galang Kota Batam Provinsi Kepulauan Riau Oleh PT Pulau
Abang Besar

2020
- Penyusunan ANDAL, RKL DAN RPL Rencana Kegiatan Penataan Lahan Dan Pembangunan Kawasan
Pariwisata Terpadu Opus Bay, Kelurahan Tanjung Riau, Kecamatan Sekupang, Kota Batam Provinsi
Kepulauan Riau
- Penyusunan UKL-UPL Rencana Kegiatan Penyedia Sarana Wisata Alam Kawasan Hutan Produksi Konversi
Pulau Tandur Kelurahan Kasu, Kecamatan Belakang Padang, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau
- Penyusunan UKL-UPL Rencana Kegiatan Penyedia Sarana Wisata Alam Hutan Lindung Sei Ladi, Kelurahan
Baloi Indah, Kecamatan Lubuk Baja, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau
- Penyusunan UKL-UPL Rencana Kegiatan Penyedia Sarana Wisata Alam Kawasan Hutan Produksi Tanjung
Melinik Dan Tanjung Penyambung Kelurahan Sijantung Kecamatan Galang, Kota Batam, Provinsi Kepulauan
Riau
- Penyusunan ANDAL, RKL DAN RPL Pembangunan Jalur Kereta Api Khusus Angkutan Batu Bara Sepanjang
150 KM di Kabupaten Lahat, Muara Enim dan Ogan Ilir oleh PT Servo Marga Sejahtera
- Penyusunan ANDAL, RKL DAN RPL Rencana Kegiatan Pembangunan Kawasan Pariwisata Terpadu Opus Bay
Di Kelurahan Tanjung Riau, Kecamatan Sekupang, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau

2019
- Penyusunan ANDAL, RKL DAN RPL Rencana Kegiatan Rencana Kegiatan Pengelolaan Jasa Lingkungan
Wisata Alam Hutan Lindung dan Hutan Produksi PT Mustika Combol Indah di Wilayah Kecamatan Moro,
Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau
- Penyusunan ANDAL, RKL DAN RPL Rencana Kegiatan Rencana Kegiatan Pengelolaan Jasa Lingkungan
Wisata Alam Hutan Lindung PT Kepri Funtasy Resort di Wilayah Kecamatan Moro, Kabupaten Karimun,
Provinsi Kepulauan Riau
- Penyusunan ANDAL, RKL DAN RPL Rencana Kegiatan Rencana Kegiatan Pengelolaan Jasa Lingkungan
Wisata Alam Hutan Lindung dan Hutan Produksi PT Global Multindo Sejati di Wilayah Kelurahan Galang
Baru, Kecamatan Galang, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau
- Penyusunan ANDAL, RKL DAN RPL Rencana Kegiatan Rencana Kegiatan Pengelolaan Jasa Lingkungan
Wisata Alam Hutan Lindung PT Agro Wisata Galang Indah di Wilayah Kelurahan Galang Baru, Kecamatan
Galang, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau
- Penyusunan ANDAL, RKL DAN RPL Rencana Kegiatan Pembangunan Terminal Khusus Untuk Kepentingan
Pariwisata oleh PT Aneka Sarana Sentosa di Wilayah Di Kelurahan Tanjung Buntung, Kecamatan Bengkong,
Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau

2018
- Penyusunan ADENDUM ANDAL, RKL DAN RPL Rencana Reklamasi Dan Pembangunan Pabrik Baja PT Batam
Steel Indonesia Di Kelurahan Tanjung Uncang Kecamatan Batu Aji Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau
- Penyusunan ADENDUM ANDAL, RKL Dan RPL Rencana Pembangunan Kawasan Terpadu Hunian, Jasa Dan
Pariwisata oleh PT Batamas Puri Permai Di Kelurahan Tanjung Buntung, Kecamatan Tanjung Buntung Kota
Batam, Provinsi Kepulauan Riau
- Penyusunan ADENDUM ANDAL, RKL Dan RPL Rencana Kegiatan Penataan Lahan Dan Pengembangan
Kawasan Pariwisata Bintan Beach International Resort Wilayah Lagoy oleh PT Bintan Resort Cakrawala ,
Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau
CURRICULUM VITAE 3

- Penyusunan Adendum ANDAL, RKL dan RPL Penyiapan Lahan dan Pembangunan Kawasan Industri Terpadu
oleh PT Grace Rich Marine Di Kelurahan Meral Kota dan Sungai Raya, Kecamatan Meral Kabupaten Karimun,
Provinsi Kepulauan Riau
- Penyusunan Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup Kegiatan Pengerukan Alur Pelayaran dan Reklamasi
Penyiapan Lahan oleh PT Grace Rich Marine di Kecamatan Meral, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan
Riau
-
2017
- Penyusunan Dokumen ANDAL, RKL dan RPL Rencana Reklamasi Dan Pembangunan Pabrik Baja Di
Kelurahan Tanjung Uncang Kecamatan Batu Aji Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau
- Penyusunan Dokumen ANDAL, RKL dan RPL Rencana reklamasi dan pembangunan kawasan terpadu kota
mandiri dan pelabuhan penumpang Di kecamatan tebing dan kecamatan karimun Kabupaten karimun,
provinsi kepulauan riau

2016
- Penyusunan Dokumen ANDAL, RKL dan RPL Rencana Kegiatan kawasan terpadu Pemukiman dan Jasa
“Business Park Tanjung Uma” Di Kelurahan Tanjung Uma, Kecamatan Lubuk Baja, Kota Batam.
- Penyusunan Dokumen ANDAL, RKL dan RPL Rencana Penataan Lahan Dan Pembangunan Perumahan Graha
View Batam Center Kelurahan Belian, Kecamatan Batam Kota
- Penyusunan Dokumen ANDAL, RKL dan RPL Rencana Pengembangan Pelabuhan Kabil, Pembangunan
Terminal Tanjung Sauh Wilayah Perairan Kabil, Kota Batam oleh Bp Batam
- Penyusunan Dokumen ANDAL, RKL dan RPL Rencana Kegiatan Penataan Lahan Dan Pembangunan
Kawasan Industri Terpadu Pulau Assam, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau
- Penyusunan Studi Larap (Land Acqusiton Resettlement Action Plan) Pembangunan Kawasan Industi
Tanjung Sauh oleh BP Batam

2015
- Penyusunan Dokumen ANDAL, RKL dan RPL Adendum ANDAL-RKl/RPL Kegiatan Pembangunan Kawasan
Bisnis Grand Bintan Center di Kelurahan Air Raja, Kecamatan Tanjungpinang Timur, Kota Tanjungpinang,
Provinsi Kepri.
- Penyusunan Dokumen ANDAL, RKL dan RPL Rencana Kegiatan Pendalaman Alur Pelayaran Batam, Bintan,
Tanjungpinang dan Karimun, oleh PT Usaha Griya Sejahtera
- Penyusunan Dokumen ANDAL, RKL dan RPL Rencana Kegiatan Pembangunan Kawasan Terpadu
Permukiman dan Jasa “Orchad Park Batam”, 2015
- Penyusunan Dokumen ANDAL, RKL dan RPL Rencana Kegiatan Pembangunan Kawasan Terpadu
Permukiman dan Jasa “Orchad Park Batam”, 2015
- Penyusunan Dokumen ANDAL, RKL dan RPL Rencana Kegiatan Pembangunan Ibis Styles Hotel Batam oleh
PT. TRIKARYA ERA SUKSES di wilayah JL. Yos Sudarso Kelurahan Bengkong Laut Kecamatan Bengkong
Kota Batam, 2015
- Penyusunan Dokumen ANDAL, RKL dan RPL Kegiatan Pembangunan Kawasan Terpadu Pemukiman, Jasa
dan Kegiatan Komersial ”Bukit Permata” PT ekadi trisakti mas, kelurahan tj. Uma, kecamatan lubuk baja,
batam

2014
- Adendum ANDAL-RKl/RPL Kegiatan Pengolahan Hasil Olahan PT Batam Slop & Sludge Treatment Menjadi
Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Fasilitas Penunjangnya di Sekupang, Kota Batam, Provinsi Kepri.
- Penyusunan Dokumen ANDAL, RKL dan RPL Rencana Kegiatan Pasir Laut di Perairan Utara Kabupaten
Serang, PT Krakatau Banten Sejahtera
- Penyusunan Dokumen ANDAL, RKL dan RPL Rencana Kegiatan Pasir Laut di Perairan Utara Kabupaten
Serang, PT Krakatau Banten Sejahtera
- Penyusunan Dokumen ANDAL, RKL dan RPL Rencana Kegiatan Perkebunan Karet Desa Mentuda Kecamatan
Lingga dan Desa Sungai Besar serta Desa Duara Kecamatan Lingga Utara, Kabupaten Lingga, Kabupaten
Lingga. PT Lingga Agro Mandiri
- Penyusunan Dokumen ANDAL, RKL dan RPL Rencana Kegiatan Perkebunan Karet dan Pabrik Pengolahan
Desa Temiang, Desa Pulau Bukit, Desa Pasir Panjang dan Desa Pulau Batang), Kabupaten Lingga. PT Lingga
Alam Khatulistiwa
CURRICULUM VITAE 4

2013
- Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL-RKl/RPL) Rencana Pembangunan dan Pengoperasian PLTU Banten
Kapasitas 1x660 MW dan Fasilitas Penunjangnya oleh PT Lestari Banten Energi.
- Penyusunan Dokumen ANDAL, RKL dan RPL Rencana Pembangunan Bandara Khusus PT Adidaya Tangguh,
Pulau Taliabu, Maluku Utara
- Penyusunan Dokumen ANDAL, RKL dan RPL Rencana Kegiatan Pertambangan Bijih Bauksit PT Global
Samudera Atlantik, Lingga, Kepulauan Riau
- Penyusunan Dokumen ANDAL, RKL dan RPL Rencana Kegiatan Pertambangan Timah Laut PT Permata
Mustika Rajawali, Lingga, Kepulauan Riau
- Penyusunan Dokumen ANDAL, RKL dan RPL Rencana Kegiatan Pertambangan Timah Laut PT Citra Anak
Negeri Gurindam, Lingga, Kepulauan Riau
- Penyusunan Dokumen ANDAL, RKL dan RPL Rencana Kegiatan Pertambangan Bijih Bauksit PT Citra Anak
Negeri Gurindam, Lingga, Kepulauan Riau

2012
- Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL-RKl/RPL) Kegiatan Pembangunan Kawasan Bisnis Grand Bintan Center
di Kelurahan Air Raja, Kecamatan Tanjungpinang Timur, Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepri.
- Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL-RKl/RPL) Kegiatan Pertambangan Bijih Bauksit PT Karya Putra Lingga
IUP Eksplorasi Nomor : 424/KPTS/XII/2011 di Kabupaten Lingga, Provinsi Kepri.
- Penyusunan Dokumen ANDAL, RKL dan RPL Rencana Pembangunan PT. Krakatau POSCO
- Penyusunan Dokumen ANDAL, RKL dan RPL Rencana Pengembangan PT. Krakatau Steel
- Penyusunan Dokumen ANDAL, RKL dan RPL Pembangunan Kawasan Bisnis Grand Bintan Center
- Penyusunan Dokumen ANDAL, RKL dan RPL Rencana Pengembangan PT KHI Pipe Industries di Kota Cilegon
Provinsi Banten
- Penyusunan Dokumen UKL-UPL Rencana Kegiatan Pertambangan Bijih Besi PT Pasir Dabo Permata, Lingga,
Kepulauan Riau

2011
- Kajian Potensi dan Alokasi Dana Hasil Cukai Tembakau Provinsi Jawa Tengah
- Kajian Peningkatan Operasional Pelabuhan Perikanan Pantai Karangantu (PPP Karangantu)
- Studi Wilayah Kerja dan Wilayah Operasional Pelabuhan Perikanan Pelabuhan Samudera Nizam Zahman
Jakarta
- Kajian “Penentuan Wilayah Kerja dan Pengoperasian Pelabuhan Perikanan Pantai Karangantu”
- Penyusunan Draft ”Rencana Zonasi Pesisir Kabupaten Parigi Moutong”
- Kajian “Evaluasi Dampak Sosek Keberadaan Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong”
- Studi Dampak Pembangunan dan Pengembangan Pelabuhan Perikanan Pantai Pengambengan (PPP
Pengambengan)
- Kajian Sertifikasi Areal Pelabuhan dan Penentuan Wilayah Kerja Dan Pengoperasian Pelabuhan Perikanan
Pantai Pengambengan (PPP Pengambengan).
- Penyususanan Draf “Rencana Zonasi Pesisir dan Laut Kabupaten Indramayu”
- Kajian Inventarisasi Potensi Wilayah Karang Jeruk Sebagai Wilayah Konservasi Perikanan, Di Kabupaten
Tegal Jawa Tengah

Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan benar adanya dan semoga dapat digunakan semestinya.

Jakarta, Juli 2021

Aunurrahman, S.Pi.M.Si
CURRICULUM VITAE

Nama Lengkap : Abdal Seprianto S.Kel

Tempat, Tanggal Lahir : Paninjauan (Tanah Datar), 11 September 1994

Alamat : Jl. Bekasi Timur VI no. 22, Cipinang Besar Utara, Jatinegara, Jakarta Timur

HP : 0822 1604 3593

Email : abdalseprianto@gmail.com

Pendidikan : S-1 Program Studi Oseanografi, Fakultas Perikanan dan Imu Kelautan
Universitas Diponegoro (2012-2016)

A. PENDIDIKAN/KURSUS/MAGANG/PELATIHAN :
Pendidikan/Kursus yang berkaitan dengan ilmu-lingkungan yang pernah diikuti, meliputi
2014 : Panitia Kuliah Umum “3th Sonar Class, Seismic Survey”, diselenggarakan
oleh Kelompok Studi SONAR (Surveyor of Ocean Area) UNDIP, Semarang.
: Panitia Kuliah Umum “4th Sonar Class, Introduction to Offshore Drilling
Operation”, diselenggarakan oleh Kelompok Studi SONAR (Surveyor of Ocean
Area) UNDIP, Semarang.
2015 : Pelatihan Nasional “Comprehensive Training Satellite Digital Image
Processing for the Study of Mangroves Vegetation” diselenggarakan oleh
MAPIN (Masyarakat Penginderaan Jauh Indonesia) dan REGISTER (Remote
Sensing and Geographic Information System Technology Research) UNDIP,
Semarang.
: Pelatihan Nasional “Training On Satellite Digital Images Processing for
Study of Thermal And Total Suspended Solid (TSS)” diselenggarakan oleh
MAPIN (Masyarakat Penginderaan Jauh Indonesia) dan REGISTER (Remote
Sensing and Geographic Information System Technology Research) UNDIP,
Semarang.

B. PENGALAMAN KERJA
2015
- Surveyor & data analyst hidro-oseanografi pada kegiatan rencangan rencana zonasi wilayah pesisir
dan pulau-pulau kecil di Provinsi Sulawesi Utara, PT. Indotama Mahesa Karya, Kementerian Kelautan
dan Perikanan.
- Surveyor & data analyst hidro-oseanografi pada kegiatan penentuan kelas alur pelayaran di Sungai
Seruyan, PT. Iname Utama, Kementerian Perhubungan.

2016
- Tenaga ahli penginderaan jauh dan SIG pada kegiatan survey perairan laut dangkal dalam program
COREMPA CTI – LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) di Perairan Selat Sunda Lampung.
- Tenaga Ahli Penginderaan Jauh dan SIG pada kegiatan monitoring lingkungan pada wilayah
operasional PT Total E&P Indonesie (Sekarang PT Pertamina Hulu Mahakam) di Delta Mahakam
bekerjasama dengan PT. Waindo SpecTerra Indonesia
- Tenaga Ahli Hidro-oseanografi penyusunan dokumen ANDAL RKL RPL pada kegiatan rencana
Reklamasi PT. Dover Chemical di Perairan Cilegon Banten

2017
- Tenaga Ahli Hidro-oseanografi penyusunan dokumen ANDAL RKL RPL pada kegiatan rencana
Reklamasi PT. Bumimerak Terminalindo di Perairan Cilegon Banten
- Tenaga Ahli Hidro-oseanografi penyusunan dokumen ANDAL RKL RPL pada kegiatan rencana
Reklamasi PT. Dover Chemical di Perairan Cilegon Banten
- Penyusunan Dokumen ANDAL, RKL dan RPL Rencana Reklamasi Dan Pembangunan Pabrik Baja Di
Kelurahan Tanjung Uncang Kecamatan Batu Aji Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau
- Penyusunan Dokumen ANDAL, RKL dan RPL Rencana reklamasi dan pembangunan kawasan terpadu
kota mandiri dan pelabuhan penumpang Di kecamatan tebing dan kecamatan karimun Kabupaten
karimun, provinsi kepulauan riau

2018
- Tenaga Ahli Hidro-oseanografi penyusunan dokumen kajian kelayakan pada kegiatan rencana
Reklamasi di Perairan Batam Center, Batam, Kepulauan Riau
- Penyusunan ADENDUM ANDAL, RKL DAN RPL Rencana Reklamasi Dan Pembangunan Pabrik Baja PT
Batam Steel Indonesia Di Kelurahan Tanjung Uncang Kecamatan Batu Aji Kota Batam, Provinsi
Kepulauan Riau
- Penyusunan ADENDUM ANDAL, RKL Dan RPL Rencana Pembangunan Kawasan Terpadu Hunian, Jasa
Dan Pariwisata oleh PT Batamas Puri Permai Di Kelurahan Tanjung Buntung, Kecamatan Tanjung
Buntung Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau
- Penyusunan ADENDUM ANDAL, RKL Dan RPL Rencana Kegiatan Penataan Lahan Dan Pengembangan
Kawasan Pariwisata Bintan Beach International Resort Wilayah Lagoy oleh PT Bintan Resort Cakrawala
, Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau
- Penyusunan Adendum ANDAL, RKL dan RPL Penyiapan Lahan dan Pembangunan Kawasan Industri
Terpadu oleh PT Grace Rich Marine Di Kelurahan Meral Kota dan Sungai Raya, Kecamatan Meral
Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau
- Penyusunan Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup Kegiatan Pengerukan Alur Pelayaran dan
Reklamasi Penyiapan Lahan oleh PT Grace Rich Marine di Kecamatan Meral, Kabupaten Karimun,
Provinsi Kepulauan Riau

2019
- Tenaga Ahli Hidro-oseanografi penyusunan dokumen ANDAL RKL RPL pada kegiatan rencana
Reklamasi dan Penataan Kawasan pada Kawasan Industri BIIE, Batam, Kepulauan Riau
- Penyusunan ANDAL, RKL DAN RPL Rencana Kegiatan Rencana Kegiatan Pengelolaan Jasa Lingkungan
Wisata Alam Hutan Lindung dan Hutan Produksi PT Mustika Combol Indah di Wilayah Kecamatan
Moro, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau
- Penyusunan ANDAL, RKL DAN RPL Rencana Kegiatan Rencana Kegiatan Pengelolaan Jasa Lingkungan
Wisata Alam Hutan Lindung PT Kepri Funtasy Resort di Wilayah Kecamatan Moro, Kabupaten
Karimun, Provinsi Kepulauan Riau
- Penyusunan ANDAL, RKL DAN RPL Rencana Kegiatan Rencana Kegiatan Pengelolaan Jasa Lingkungan
Wisata Alam Hutan Lindung dan Hutan Produksi PT Global Multindo Sejati di Wilayah Kelurahan
Galang Baru, Kecamatan Galang, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau
- Penyusunan ANDAL, RKL DAN RPL Rencana Kegiatan Rencana Kegiatan Pengelolaan Jasa Lingkungan
Wisata Alam Hutan Lindung PT Agro Wisata Galang Indah di Wilayah Kelurahan Galang Baru,
Kecamatan Galang, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau
- Penyusunan ANDAL, RKL DAN RPL Rencana Kegiatan Pembangunan Terminal Khusus Untuk
Kepentingan Pariwisata oleh PT Aneka Sarana Sentosa di Wilayah Di Kelurahan Tanjung Buntung,
Kecamatan Bengkong, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau
2020
- Tenaga Ahli Hidro-oseanografi penyusunan dokumen ANDAL RKL RPL pada kegiatan Penataan Lahan
dan Pembangunan Industri Pengolahan dan Pemurnian (Smelter – Refinery) Bijih Bauksit oleh PT.
Bintan Alumina Indonesia, Bintan, Kepulauan Riau
- Tenaga Ahli Hidro-oseanografi pada kegiatan penentuan kelas alur pelayaran di Sungai Arut,
Kalimantan Tengah, Kementerian Perhubungan
- Tenaga Ahli Hidro-oseanografi penyusunan dokumen ANDAL RKL RPL pada kegiatan Rencana
Pendalaman Alur Pelayaran Batam Bintan Karimun dan Tanjung Pinang oleh PT. Usaha Griya
Sejahtera, Kepulauan Riau
- Penyusunan ANDAL, RKL DAN RPL Rencana Kegiatan Penataan Lahan Dan Pembangunan Kawasan
Pariwisata Terpadu Opus Bay, Kelurahan Tanjung Riau, Kecamatan Sekupang, Kota Batam Provinsi
Kepulauan Riau
- Penyusunan UKL-UPL Rencana Kegiatan Penyedia Sarana Wisata Alam Kawasan Hutan Produksi
Konversi Pulau Tandur Kelurahan Kasu, Kecamatan Belakang Padang, Kota Batam, Provinsi Kepulauan
Riau
- Penyusunan UKL-UPL Rencana Kegiatan Penyedia Sarana Wisata Alam Hutan Lindung Sei Ladi,
Kelurahan Baloi Indah, Kecamatan Lubuk Baja, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau
- Penyusunan UKL-UPL Rencana Kegiatan Penyedia Sarana Wisata Alam Kawasan Hutan Produksi
Tanjung Melinik Dan Tanjung Penyambung Kelurahan Sijantung Kecamatan Galang, Kota Batam,
Provinsi Kepulauan Riau
- Penyusunan ANDAL, RKL DAN RPL Pembangunan Jalur Kereta Api Khusus Angkutan Batu Bara
Sepanjang 150 KM di Kabupaten Lahat, Muara Enim dan Ogan Ilir oleh PT Servo Marga Sejahtera

Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan benar adanya dan semoga dapat digunakan semestinya.

Jakarta, 01 April 2021


A

Abdal Seprianto
CURRICULUM VITAE

Nama : ARDY CAROVA TARIGAN, S.Kel.


Tempat/Tanggal Lahir : Sleman, 02 Februari 1992
Alamat : Jl. H Usman No. 27
Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur
Hp : 085 743 152 554
Pendidikan : Sarjana Kelautan, Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas
Diponegoro Semarang, 2015

A. PENDIDIKAN/KURSUS/MAGANG/PELATIHAN :
2015 : Peserta Pelatihan “Pemetaan Ekoregion Menggunakan Metode
Partisipatif”, diselenggarakan oleh ENT UNICONSUFISH – The Nature
Conservancy, Kupang.
2014 : Peserta Workshop “Pelatihan Pengolahan Digital Citra Satelit
Multispektral Menggunakan Perangkat Lunak Er Mapper Ver. 7.x (Basic
1)”, diselenggarakan oleh MAPIN dan Remote Sensing and Geographic
Technology Research (REGISTER), Semarang.
2014 : Magang Kerja “Prediksi Daerah Tangkapan Ikan Menggunakan Data Aqua
Modis dan Metode Penginderaan Jauh”, bertempat di Badan Informasi
Geospasial, Cibinong.
2013 : Peserta Seminar “Coastal Management Based Geospatial Assessment”,
diselenggarakan oleh Laboratorium Geospasial, Yogyakarta.
: Peserta Workshop “Comprehensive Training on Satellite Digital Image
Processing (Basic 1)” diselenggarakan oleh MAPIN dan Remote Sensing and
Geographic Technology Research (REGISTER), Semarang.
2012 : Peserta Seminar “Variabilitas Kondisi Perairan Indonesia dalam Prospektif
Observasi Pemodelan dan Pengideraan Jauh” diselenggarakan oleh Dr. Rer.
Nat. Agus Setiawan, M.Si, Universitas Diponegoro.

B. PENGALAMAN BEKERJA DI BIDANG PEMETAAN :

2016 : Pemetaan Kawasan Rawan Bencana Tsunami Di Indonesia. Pusat Vulkanologi dan
Mitigasi Bencana Geologi – Kementian ESDM . Sebagai Tenaga Ahli Pemetaan.
2015 : Pemetaan Partisipatif di Ekoregion Lesser Sunda Indonesia. ENT UNICONSUFISH
– The Nature Conservancy Kupang. Sebagai Tenaga Ahli Pemetaan.

C. PENGALAMAN BEKERJA DI BIDANG LINGKUNGAN :

2017 :

CURRICULUM VITAE 1
CURRICULUM VITAE 2

Jakarta, Maret 2021

Ardy Carova Tarigan


Asisten Bidang Pemetaan dan GIS

Anda mungkin juga menyukai