KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
LAMPIRAN................................................................................................
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Identitas Penanggung Jawab Usaha Dan Atau Kegiatan ..................... I-3
Tabel 1.2. Identitas Penyusun Dokumen........................................................... I-3
Tabel 1.3. Aspek Legal Perusahaan Dan Surat Terkait ....................................... I-4
Tabel 2.1. Luas Areal dan Jenis Penggunaannya untuk Pembangunan Pabrik
Pengeolahan Getah Pinus ................................................................ II-3
Tabel 2.2. Skala Usaha .................................................................................... II-4
Tabel 2.3. Indentifikasi Perkiraan Jenis Dampak dan Besaran Dampak pada
Kegiatan Survei dan Pengurusan Izin Tahap Kontruksi ....................... II-6
Tabel 2.4. Indentifikasi Perkiraan Jenis Dampak dan Besaran Dampak pada
Kegiatan Sosialisasi Tahap Pra Kontruksi........................................... II-6
Tabel 2.5. Estimasi Kebutuhan Tenaga Kerja Tahap Operasi .............................. II-10
Tabel 2.6. Identifikasi Perkiraan Jenis Dampak dan Besaran Dampak pada
Kegiatan Penerimaan dan Penampungan Getah Pinus Tahap Operasi . II-12
Tabel 2.7. Identifikasi Perkiraan Jenis Dampak dan Besaran Dampak pada
Kegiatan Proses Pengolahan Getah Pinus Tahap Operasi ................... II-16
Tabel 2.8. Prakiraan Kebutuhan Air, Limbah Cair dan Limbah Padat pada Tahap
Pengolahan Getah ........................................................................... II-18
Tabel 2.9. Identifikasi Perkiraan Jenis Dampak dan Besaran Dampak pada
Kegiatan Aktivitas Penunjang Tahap Operasi ..................................... II-21
Tabel 2.10. Identifikasi Perkiraan Jenis Dampak dan Besaran Dampak pada
Kegiatan Pembongkaran Pabrik Pengelohan Getah Pinus ................... II-22
Tabel 2. 11. Identifikasi Perkiraan Jenis Dampak dan Besaran Dampak pada
Kegiatan Demobilisasi Peralatan Tahap Pasca Operasi ....................... II-23
Tabel 2.12. Identifikasi Perkiraan Jenis Dampak dan Besaran Dampak pada
Kegiatan Pelepasan Tenaga Kerja Tahap Pasca Operasi ..................... II-23
Tabel 3.1. Matriks UKL-UPL ............................................................................. III-1
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I. PENDAHULUAN
Kegiatan Pabrik Pengolahan Getah Pinus PT. Elang Biru Linge di Kampung Kute
Rayang, Kecamatan Linge, Kabupaten Aceh Tengah menggunakan bahan baku yang
berasal dari penjual getah yaitu masyarakat sekitar pabrik, koperasi dan agen
pengumpul di masyarakat serta hasil penyadapan pohon pinus telah diperoleh
dukungan dari Bupati Aceh Tengah atas Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan
Kayu (Eks PT. Anchen Huaqong Nomor: 522.614/BP2T/5770/IUPHHBK/X201 seluas
3.360 Ha) yang berada di Kampung Umang dan Penarun seluas 1.188 Ha, Kampung
Jamat dan Pepayung seluas 991 Ha, Kampung Pertik seluas 1.181.
bangkitan lalu lintas kegiatan ini masih dibawah kategori dengan Bangkitan
Lalu Lintas Rendah.
Tabel 2.3. Indentifikasi Perkiraan Jenis Dampak dan Besaran Dampak pada Kegiatan
Survei dan Pengurusan Izin Tahap Kontruksi
No Jenis Dampak Besaran Dampak
1 Persepsi masyarakat Sedang, munculnya pandangan atau sikap
masyarakat terhadap rencana kegiatan
baik yang bersifat positif maupun negatif
b. Sosialisasi
Sebelum melakukan kegiatan Pabrik Pengolahan Getah Pinus, pemrakarsa akan
melakukan sosialisasi mengenai rencana pembangunan yang akan dilakukan. Sasaran
utama kegiatan sosialisasi ini yaitu masyarakat di sekitar lokasi rencana kegiatan di
Kampung Kute Rayang, Kecamatan Linge, Kabupaten Aceh Tengah, Provinsi Aceh.
Sosialisasi dilakukan dengan melalui pertemuan langsung antara pemrakarsa dengan
masyarakat di sekitar lokasi rencana kegiatan.
Kegiatan sosialisasi pada tahap ini sangat erat kaitannya dengan perubahan
persepsi masyarakat. Oleh karena itu, pada tahap pra konstruksi akan dilakukan
sosialisasi mengenai tahapan rencana kegiatan beserta bentuk pengelolaan
lingkungan yang dilakukan berdasarkan perkiraan yang ditimbulkan. Jenis dampak
beserta besarannya yang diperkirakan terjadi dari kegiatan sosialisasi dapat dilihat
pada Tabel 2.4.
Tabel 2.4. Indentifikasi Perkiraan Jenis Dampak dan Besaran Dampak pada Kegiatan
Sosialisasi Tahap Pra Kontruksi
No Jenis Dampak Besaran Dampak
1 Persepsi masyarakat Sedang, munculnya pandangan atau sikap
masyarakat terhadap rencana kegiatan
baik yang bersifat positif maupun negatif
2. Tahap Kontruksi
Pada tahap kontruksi kegiatan pabrik getah pinus PT. Elang Biru Linge sudah
terbangun antara lain berupa pos jaga, bangunan pabrik, gudang bahan baku, ruang
genset, mess karyawan, Kantor, jalan/saluran dan tangka bahan bakar, sehingga tidak
ada kegiatan konstruksi. Adapun kondisi bangunan dilihat pada Gambar 2.2 dan
Gambar 2.3.
Mess Toilet
Gambar 2.3. Sarana Penunjang lingkungan Pabrik
3. Tahap Operasi
a. Penerimaan Tenaga Kerja
Tahap pertama dalam operasional pabrik adalah penerimaan tenaga kerja.
Jumlah kebutuhan tenaga kerja yang dibutuhkan sebanyak 20 orang. Posisi dan
kualifikasi ditampilkan pada Tabel 2.6.
Tabel 2.5. Estimasi Kebutuhan Tenaga Kerja Tahap Operasi
No. Jabatan Pendidikan Jumlah
1. Manajer Site S1 1
2. Manajer Keuangan D3/S1 1
3. Legal D3/S1 1
Tabel 14. Identifikasi Perkiraan Jenis Dampak dan Besaran Dampak pada Kegiatan
Penerimaan Tenaga Kerja Tahap Operasi
No. Jenis Dampak Besaran Dampak
Sedang, terserapnya tenaga kerja sebanyak 20
Terbukanya kesempatan
1. (dua puluh) orang untuk memenuhi kebutuhan
kerja
tenaga kerja.
Sedang, tidak adanya protes dari masyarakat
2. Persepsi Masyarakat sekitar akibat kegiatan operasi pabrik pengolahan
getah pinus
Tabel 2.6. Identifikasi Perkiraan Jenis Dampak dan Besaran Dampak pada Kegiatan
Penerimaan dan Penampungan Getah Pinus Tahap Operasi
No. Jenis Dampak Besaran Dampak
1 Gangguan Lalu Lintas Adanya bangkitan kendaraan truk/mobil
pengangkut sekitar 5-7 mobil/hari
2 Peningkatan Limbah Padat Adanya timbulan padat dari kotoran yang
menempel pada getah pinus, diperkirakan
sebesar ± 1 Kg/ drum 200 Kg
dimasukan ke dalam kaleng drum dengan berat bersih dari setiap kalengnya
yaitu 225 Kg. Kaleng drum yang digunakan merupakan kaleng drum yang
terbuat dari seng silver galvanis (zinc drum). Pada setiap kaleng drum dituliskan
manifest berupa nomor masak, nomor kaleng, dan mutu gondorukem. Kaleng
drum yang sudah siap untuk dipasarkan diletakan di gudang penyimpanan
gondorukem.
7). Terpentin
Terpentin merupakan hasil destilasi dan pemanasan larutan getah yang
berbentuk cairan saat proses pemasakan berlangsung. Uap terpentin mulai
menguap pada suhu 90-100 ºC karena adanya tekanan vaccum dalam tangki.
Uap terpentin didinginkan di kondensor dengan menggunakan air, sehingga
uap terpentin pun berubah menjadi cairan campuran berupa air dan minyak
terpentin. Cairan masuk ke dalam tangki separator dan terjadi pemisahan air
dengan minyak terpentin. Berat jenis air yang lebih besar dibandingkan
terpentin menyebabkan air akan berapa di lapisan bagian bawah, sedangkan
terpentin berada di bagian atas. Air yang dihasilkan mengalir ke tangki
kondensat, sedangkan minyak terpentin masuk ke dalam tangki terpentin I.
Dari tangki terpentin I, terpentin akan dikirim ke tangki terpentin II. Pada tangki
II ini terdapat dua pipa yaitu pipa atas dan pipa bawah. Terpentin yang
mengalir melalui pipa bawah akan mengalir ke tangki proses untuk digunakan
dalam proses pengenceran getah, sedangkan pipa atas mengalirkan terpentin
ke dehidrator. Pada dehidrator ditambahkan garam industri dengan tujuan
untuk mengikat air yang masih terkandung di dalam terpentin, sehingga
kandungan airnya menjadi hilang. Terpentin yang berada pada tangki ini
kemudian diuji berat jenis dan warnanya (kejernihan).
d. Aktivitas Penunjang
1). Penggunaan Air Bersih
Penggunaan air untuk kebutuhan operasional pabrik dan kebutuhan domestik
karyawan berasal dari aliran alur mata air yang berada di perbukitan bagian
selatan pabrik serta sumur bor airtanah dalam (deep well) kemudian ditampung
pada bak penampungan. Dari bak penampung tersebut selanjutnya akan
dialirkan untuk kebutuhan operasional dan domestik karyawan. Adapun
perkiraan jumlah kebutuhan air untuk kegiatan operasional pabrik pengolahan
getah pinus dapat dilihat pada Tabel 2.8.
parkir yang tersedia seluas 2.000 m. Luasan ini mampu menampung kendaraan
roda 2 sebanyak 125 unit dan roda empat sebanyak 32 unit.
4). Sarana Pemadam Kebakaran
Sarana pemadam kebakaran pada tahapan operasional, PT. Elang Biru Linge
akan dilengkapi dengan sarana pemadam kebakaran seperti alat pemadam api
ringan, yang diletakkan terutama pada bagian dalam pabrik operasional
pengolahan getah pinus yang mudah terbakar selain itu berada di area bebas
banjir. Penyediaan alat pemadam kebakaran sebagai upaya tanggap darurat
jika terjadi kebakaran. Dan mengantisipasi terjadinya bahaya kebakaran. Selain
menyediakan Alat Proteksi Kebakaran juga pada kegiatan prabrik pengelohan
getah pinus dilengkapi tombol darurat untuk menghentikan semua kegiatan
yang sedang berlangsung. Pengadaan peralatan pemadam kebakaran akan
mengacu pada ketentuan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
10/KPTS/2000 tahun 2000 tentang Ketentuan Teknis Pengamanan Terhadap
Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan, Keputusan
Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11/KPTS/2000 tahun 2000 tentang Ketentuan
Teknis Manajemen Penanggulangan Bahaya Kebakaran Gedung, Instruksi
Menteri Tenaga Kerja No. Ins.11/M/BW/1997 tentang Pengawasan Khusus K3
Penanggulangan Kebakaran, serta Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi R.I. No. Per.04/MEN/1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan
dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan.
5). Pengelolaan Limbah
a). Limbah Padat
(1). Limbah Padat Domestik
Kegiatan operasional karyawan diperkirakan akan mengakibatkan
munculnya timbulan sampah yang berasal dari kegiatan domestik para
pekerja. Adapun perkiraan hasil timbulan sampah yang akan terjadi dapat
dilihat pada Tabel 2.8.
Tabel 2.8. Prakiraan Kebutuhan Air, Limbah Cair dan Limbah Padat pada Tahap
Pengolahan Getah
Jumlah
No Uraian Jumlah Standar (m3)
(m3/hari)
1 Kebutuhan Air Terproduksi
- Pengenceran 30 ton 1,5 45
- Filter press 30 ton 2 60
- Pemasakan 30 ton 3 90
Total 195
2 Limbah Cair Produksi
Kegiatan pengolahan 30 Ton getah 44,64% 13,4
Penguapan 94,2 57,6% 54,26
Total 67,66
3 Kebutuhan Air Domestik
Domestik untuk pekerja 20 orang 0,05* 1,25
Parkir, sirkulasi, dan RTH 10.000 m2 0,004* 40
Total 41,25
4 Limbah Cair Domestik
80% dari penggunaan
Domestik pekerja 1,25 m3 1
air
10% dari penggunaan
Parkir, sirkulasi, dan RTH 40 m3 4
air
Total 5
5 Limbah Padat
Domestik pekerja 20 orang 0,003* 0,075
Parkir, sirkulasi, dan RTH 10.000 m2 0,0002* 2
Limbah padat dan endapan dari
30 Ton getah 0,0385% 11,535
proses pengolahan getah
Total 13,61
Sumber : Perhitungan Konsultan, 2022
Keterangan : *KepMen Kimpraswil No. 534/Kpts/M/2001
Limbah cair industrial merupakan limbah cair yang berasal dari proses
utama pengolahan getah pinus. Proses pengolahan limbah cair dilakukan
terutama untuk menetralkan zat organik terlarut (BOD, COD) dan senyawa
kimia lainnya (pH, NH3) agar tidak berbahaya bagi lingkungan dan sesuai
dengan nilai Baku Mutu. Penanganannya adalah dengan melakukan
pengolahan limbah cair dengan menggunakan IPAL (Instalasi Pengolahan
Air Limbah).
Untuk tahap awal, semua aliran limbah dari tangki proses akan dimasukkan
dalam bak penampung limbah sementara guna proses pengendapan pada
bak pemisah sampai air limbah dan larutan getah kotor yang tersisa
menjadi terpisah. Proses selanjutnya air keluar lewat pipa bawah untuk
dialirkan ke bak IPAL, sedangkan larutan getah kotor dialirkan ke tangki
washer untuk diendapkan kembali. Jonjot pada kolam limbah yang masih
mengandung getah diambil secara manual untuk diolah lagi menjadi
gondorukem hitam. IPAL menerima air asam hasil pendinginan dari air
limbah. Perlakuan yang diberikan adalah penambahan air kapur dan
pengadukan dengan agitator dan blower sehingga mencapai pH 10,
kemudian dialirkan ke bak pengendap I. Setelah bak pengendap I penuh,
air difiltrasikan ke bak isi dan dicampur asam fero sampai menunjukan pH
netral (6-7). Air dari bak isi dialirkan ke box filter carbon active dan
dicampurkan dengan kaporit menggunakan dozing pump.
Air yang sudah selesai di olah dari IPAL, sebahagian dialirkan menuju bak
penampung untuk digunakan kembali (reuse) untuk keperluan seperti
penyiraman tanaman dan flushing.
(2). Limbah Cair Domestik (Aktivitas MCK Karyawan)
Pengelolaan limbah cair domestik yang berasal dari toilet yang tersedia (7
unit), dan limbah cair domestik non-toilet lainnya (mencuci, mandi,
memasak), dilakukan dengan menggunakan tangki septik dua
kompartemen yang mengacu pada SNI 2398:2017. Untuk pengolahan
lanjutan dari limbah cair domestik yang berasal dari limpahan (overflow)
dari tangki septik, dilakukan dengan menggunakan sumur/bidang resapan
b. Mobilisasi Peralatan
Dengan selesainya kegiatan dan pembongkaran pabrik pengolahan getah
pinus, segala peralatan yang digunakan kemudian didemobilisasi dengan cara
diangkut ke gudang pemilik alat berat. Pada kegiatan demobilisasi akan menggunakan
jalur seperti kegiatan mobilisasi sehingga diperkirakan akan berdampak terhadap
gangguan lalu-lintas dan persepsi masyarakat di sekitar lokasi rencana kegiatan.
Besaran dampak yang diperkirakan dari kegiatan ini dapat dilihat pada Tabel 2.11.
Tabel 2. 11. Identifikasi Perkiraan Jenis Dampak dan Besaran Dampak pada Kegiatan
Demobilisasi Peralatan Tahap Pasca Operasi
No. Jenis Dampak Besaran Dampak
1 Gangguan lalu lintas Kecil, terjadinya peningkatan jumlah kendaraan
hanya 2 kali saat mobilisasi pelaratan
2 Persepsi masyarakat Sedang, tidak adanya protes dari masyarakat
sekitar akibat kegiatan pasca operasi
BAB III
Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengelolaan
Lingkungan Hidup serta Standar Pengelolaan dan Pemantauan
Lingkungan Hidup
Pada pembahasan pada BAB II 2.3.4 terkait komponen rencana usaha dan/atau
kegiatan, diketahui dampak yang ditimbulkan meliputi:
1. Tahap pra konstruksi: Adanya persepsi masyarakat terhadap rencana
kegiatan baik yang bersifat positif maupun negatif
2. Tahap konstruksi: Tidak ada dampak
3. Tahap operasi: Terbukanya kesempatan kerja, gangguan lalu lintas,
peningkatan timbulan limbah B3, peningkatan limbah padat, penurunan
kualitas udara, peningkatan kebisingan, bahaya kebakaran, penurunan
kualitas air permukaan serta, adanya persepsi masyarakat
4. Tahap paska operasi: Perubahan bentang alam, gangguan lalulintas, persepsi
masyarakat serta, hilangnya mata pencarian.
Dari dampak yang disebut di atas, maka disusunlah upaya pengelolaan lingkungan
hidup serta standar pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup yang tertuang
pada matriks Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan
Lingkungan (UPL). Berikut Tabel 3.1 terkait matriks UKL-UPL Pabrik Pengolahan
Getah Pinus.
Sumber Dampak Jenis Besaran Standar Pengelolaan Lingkungan Hidup Standar Pemantauan Lingkungan Institusi
Dampak Dampak Hidup Pengelola dan
Bentuk Lokasi Periode Bentuk Lokasi Periode Pemantauan
Lingkungan Hidup
III. TAHAP OPERASI
3. Penerimaan Tenaga Terbukanya Terserapnya a. Memberikan Sekitar a,b dan c Metode Sekitar lokasi Setiap 6 Pelaksana:
Kerja Tahap Operasi Kesempatan tenaga kerja kesempatan kerja lokasi dilakukan pengumpulan kegiatan, yaitu bulan PT. Elang Biru Linge
Kerja sebanyak 20 kepada tenaga kerja kegiatan, sebelum data: Kampung Kute selama
orang untuk lokal yaitu perekrutan Observasi dan Rayang kegiatan di Pengawas:
memenuhi b. Memberikan informasi Kampung tenaga kerja. wawancara. tahap - Reje Kampung
kebutuhan perekrutan tenaga Kute Rayang operasi Kute Rayang
d. setiap Metode analisis
tenaga kerja kerja secara terbuka. - Camat Linge
bulan data: Analisis
tahap operasi. c. Melakukan komunikasi, - DLH Kab. Aceh
deskriptif
koordinasi dan Tengah
konsolidasi perihal - Dinas
perekrutan tenaga Ketenagakerjaan
kerja dengan aparat dan Transmigrasi
desa dan Dinas Kab. Aceh Tengah.
Keternagakerjaan Kab.
Aceh Tengah. Penerima
d. Membayar upah Laporan:
tenaga kerja sesuai - DLH Kab. Aceh
dengan Upah Minimum Tengah
Provinsi (UMP) Aceh - Dinas
2022 sebesar Rp Ketenagakerjaan
3.166.460. dan Transmigrasi
Kab. Aceh Tengah
e. Melaporkan kondisi
- DLHK Aceh
aktual
ketenagakerjaan
secara periodik
termasuk keberadaan
Tenaga Kerja Asing.
(bila ada)
4. Penerimaan dan Ganguan Adanya a. Memberikan informasi Lokasi Sekitar Metode Sekitar lokasi Setiap 6 Pelaksana:
Penampungan Getah Lalu Lintas bangkitan kepada penjual getah Kegiatan lokasi pengumpulan kegiatan, bulan PT. Elang Biru Linge
kendaraan agar pengantaran Pos kegiatan, data: yaitu selama
truk/mobil getah dilakukan di luar Penerimaan yaitu - Observasi Kampung kegiatan Pengawas:
pengangkut jam sibuk di Getah Kampung - Wawancara Kute di tahap - Reje Kampung
sekitar 5-7 pemukiman (07.00- 100 meter Kute Rayanag operasi Kute Rayang
Sumber Dampak Jenis Besaran Standar Pengelolaan Lingkungan Hidup Standar Pemantauan Lingkungan Institusi
Dampak Dampak Hidup Pengelola dan
Bentuk Lokasi Periode Bentuk Lokasi Periode Pemantauan
Lingkungan Hidup
mobil/hari. 08.00). dari arah Rayang, - Traffic Count - Camat Linge
b. Pemasangan rambu- timur dan Kec. Linge - DLH Kab. Aceh
rambu lalu lintas di barat Metode analisis Tengah
dekat jalan menuju menuju data : Analisis - Dinas
lokasi pintu gerbang gerbang deskriptif Perhubungan
masuk Pabrik. masuk. Kab. Aceh
c. Menggunakan Jalan yang Tengah
kendaraan digunakan
pengangkutan yang Penerima
layak operasi. Laporan:
d. Menyusun SOP - DLH Kab. Aceh
Penerimaan Getah Tengah
- Dinas
Perhubungan
Kab. Aceh
Tengah
- DLHK Aceh
Peningkatan Adanya a. Menyediakan fasilitas Bak Selama Metode Tempat Setiap Pelaksana:
Limbah Padat timbulan limbah tempat penampungan Penimbangan tahap pengumpulan Penerimaan 6(enam) PT. Elang Biru Linge
padat dari limbah padat dan bak operasi. data: dan bulan Pengawas:
kotoran yang Penampungan Observasi Penampungan sekali - Reje Kampung
b. Melakukan proses
menempel pada getah. getah. selama Kute Rayang
penyaringan getah. Metode analisis
getah pinus, tahap - Camat Linge
data: Analisis
sebesar 1 Kg/ operasi. - DLH Kab. Aceh
deskriptif
drum 200 Kg. Tengah
Penerima
Laporan:
- DLH Kab. Aceh
Tengah
- DLHK Aceh
5. Proses Pengolahan Peningkatan Aktivitas - Menyediakan TPS Lokasi Selama Metode Lokasi Setiap Pelaksana:
Getah Timbulan operasional Limbah B3 kegiatan masa pengumpulan Kegiatan 6(enam) PT. Elang Biru Linge
Limbah B3 genset dan - Menyusun SOP kegiatan data : bulan
a. TPS
mesin mesin Pengelolaan Limbah B3 operasi. Observasi Pengawas:
Limbah B3 sekali
mengakibatkan dan disosialisasikan - Reje Kampung
Metode analisis selama
potensi kepada karyawan Kute Rayang
data Deskriptif tahap
cemaran - Bekerja sama dengan - Camat Linge
Sumber Dampak Jenis Besaran Standar Pengelolaan Lingkungan Hidup Standar Pemantauan Lingkungan Institusi
Dampak Dampak Hidup Pengelola dan
Bentuk Lokasi Periode Bentuk Lokasi Periode Pemantauan
Lingkungan Hidup
limbah B3 (Oli pihak pengangkut operasi. - DLH Kab. Aceh
Bekas, limbah B3 yang Tengah
Saringan Oli memiliki izin.
Bekas, dan Penerima
Kain Majun Laporan:
Bekas). - DLH Kab. Aceh
Tengah
- DLHK Aceh
Peningkatan Adanya a. Menyediakan fasilitas Bak Selama Metode Lokasi Setiap 6 Pelaksana:
Limbah timbulan limbah tempat penampungan Penimbangan tahap pengumpulan Kegiatan (enam) PT. Elang Biru Linge
Padat padat dari limbah padat dan bak operasi. data : bulan Pengawas:
kotoran yang Penampungan Observasi sekali - Reje Kampung
b. Melakukan proses
menempel pada getah. selama Kute Rayang
penyaringan getah. Metode analisis
getah pinus, tahap - Camat Linge
data Deskriptif
sebesar 1 Kg/ operasi. - DLH Kab. Aceh
drum 200 Kg. Tengah
Penerima
Laporan:
- DLH Kab. Aceh
Tengah
- DLHK Aceh
Penurunan Aktivitas - Meminimalkan Lokasi Selama Metode Lokasi Setiap 6 Pelaksana:
Kualitas Air pengolahan penggunaan bahan Kegiatan tahap pengumpulan Kegiatan (enam) PT. Elang Biru Linge
Permukaan getah kimia dalam proses a. Lokasi operasi. data : a. Lokasi bak bulan Pengawas:
menimbulkan pengolahan getah. bak Pengambilan getah sekali - Reje Kampung
limbah cair. - Mengolah dan getah sampel dan selama Kute Rayang
b. IPAL
menggunakan kembali analisis tahap - Camat Linge
b. IPAL
limbah cair dari sisa air laboratorium c. Bak operasi. - DLH Kab. Aceh
produksi. penampung Tengah
Metode analisis
- Membuat dan akhir Penerima
data
mengoperasikan IPAL Laporan:
Membandingkan
sehingga air sisa - DLH Kab. Aceh
dengan baku
produksi sebagain Tengah
mutu air PP No
dapat digunakan - DLHK Aceh
22 Tahun 2021
kembali, serta bila
lampiran VI
terjadi overflow air
buangan sudah
Sumber Dampak Jenis Besaran Standar Pengelolaan Lingkungan Hidup Standar Pemantauan Lingkungan Institusi
Dampak Dampak Hidup Pengelola dan
Bentuk Lokasi Periode Bentuk Lokasi Periode Pemantauan
Lingkungan Hidup
memenuhi Baku Mutu
Lingkungan.
Penurunan Proses - Mendesain Cerobong Lokasi Selama Metode Lokasi Setiap Pelaksana:
Kualitas pengolahan gas buang yang sesuai Kegiatan tahap pengumpulan Kegiatan 6(enam) PT. Elang Biru Linge
Udara getah dengan standar operasi. data: bulan
menimbulkan pengelolaan Pengambilan sekali Pengawas:
emisi gas buang lingkungan yang sampel dan selama - Reje Kampung
diatur. analisis tahap Kute Rayang
- Melakukan laboratorium. operasi. - Camat Linge
pemeliharaan rutin - DLH Kab. Aceh
Metode analisis
seluruh peralatan Tengah
data
pengolahan getah
Membandingkan
pinus secara periodik Penerima
dengan baku
agar kondisi baik. Laporan:
mutu udara
- Menggunakan forklift - DLH Kab. Aceh
mengacu pada
yang laik operasi Tengah
PP No 22 Tahun
- Para pekerja yang - DLHK Aceh
2021 lampiran
berada di area ketel
VII tentang
pengolahan
baku Mutu
menggunakan masker.
Udara Ambien.
- Melakukan penanaman
pohon dilingkungan
pabrik
Peningkatan Kebisingan - Penggunaan genset Lokasi Selama Metode Lokasi Setiap 6 Pelaksana:
Kebisingan dari kegiatan dilengkapi denga Kegiatan masa pengumpulan Kegiatan (enam) PT. Elang Biru Linge
operasional rumah genset (power kegiatan data : bulan
pabrik yang house) untuk operasi. Pengukuran sekali Pengawas:
dapat mengisolasi kebisingan selama - Reje Kampung
mencapai >70 kebisingan yang menggunakan tahap Kute Rayang
dBA timbul, serta Sound Level operasi. - Camat Linge
menggunakan Meter - DLH Kab. Aceh
silencer pada knalpot Tengah
Metode analisis
genset untuk
data Deskriptif
meredamkan suara Penerima
bising Laporan:
Sumber Dampak Jenis Besaran Standar Pengelolaan Lingkungan Hidup Standar Pemantauan Lingkungan Institusi
Dampak Dampak Hidup Pengelola dan
Bentuk Lokasi Periode Bentuk Lokasi Periode Pemantauan
Lingkungan Hidup
- Menyediakan dan - DLH Kab. Aceh
mewajibkan operator Tengah
genset menggunakan - DLHK Aceh
APD (earplug atau
earmuff).
Bahaya Adanya - Menyusun SOP tentang lokasi Setiap hari - Wawancara lokasi Setiap 6 Pelaksana:
Kebakaran kejadian tanggap darurat kegiatan selama tahap dengan kegiatan bulan PT. Elang Biru Linge
kebakaran kebakaran. operasi tenaga kerja sekali
yang dapat - Mengadakan pelatihan berlangsung selama Pengawas:
- Pemeriksaan
mengganggu pemadaman kebakaran tahap - Reje Kampung
kelengkapan
aktivitas secara rutin yang operasi Kute Rayang
peralatan K3
operasional bekerjasama dengan - Camat Linge
dan instansi terkait. - Pemeriksaan - DLH Kab. Aceh
mengancam - Menyediakan sarana fungsi dan Tengah
keselamatan pemadam kebakaran waktu
pekerja. yang sesuai dengan kadaluarsa Penerima
spesifikasi dan jumlah alat Laporan:
yang disarankan oleh pengendali - DLH Kab. Aceh
dinas/instansi terkait. kebakaran Tengah
- Menempatkan Alat - DLHK Aceh
Pemadam Api Ringan
(APAR) pada tempat
yang mudah dilihat,
serta dilengkapi
dengan rambu
penandanya
- Melakukan pengecekan
fasilitas pemadam
kebakaran secara
periodik
- Melakukan pengecekan
instalasi listrik secara
periodik.
- Menyediakan pintu
darurat, tangga
darurat, meeting point
Sumber Dampak Jenis Besaran Standar Pengelolaan Lingkungan Hidup Standar Pemantauan Lingkungan Institusi
Dampak Dampak Hidup Pengelola dan
Bentuk Lokasi Periode Bentuk Lokasi Periode Pemantauan
Lingkungan Hidup
dan informasi jalur
evakuasi.
6. Aktivitas Penunjang Penurunan Aktivitas - Menyediakan MCK yang Lokasi Selama Metode Lokasi Setiap 6 Pelaksana:
kualitas air domestik para bersih. Kegiatan masa pengumpulan Kegiatan (enam) PT. Elang Biru Linge
Permukaan pekerja yang - Menyediakan sarana air kegiatan data: bulan
menimbulkan bersih yang baik dan operasi. Observasi sekali Pengawas:
peningkatan sehat selama - Reje Kampung
Metode analisis
limbah cair. tahap Kute Rayang
data: Analisis
operasi. - Camat Linge
deskriptif
- DLH Kab. Aceh
Tengah
Penerima
Laporan:
- DLH Kab. Aceh
Tengah
- DLHK Aceh
Peningkatan - Meningkatnya a. Menyediakan fasilitas Lokasi Selama Metode Lokasi Setiap 6 Pelaksana:
Limbah padat timbulan tempat penampungan Kegiatan tahap pengumpulan Kegiatan (enam) PT. Elang Biru Linge
limbah pada limbah padat operasi. data : bulan
domestik Observasi sekali Pengawas:
b. Bekerja sama dengan
(sampah) selama - Reje Kampung
Dinas atau Kelompok Metode analisis
sebesar 0,3 tahap Kute Rayang
Masyarakat setempat data Deskriptif
m³/hari operasi. - Camat Linge
dalam pengelolaan
- berasal dari - DLH Kab. Aceh
limbah padat
kegiatan Tengah
operasional -
serta kegiatan Penerima
pencucian dan Laporan:
penyaringan - DLH Kab. Aceh
getah pinus Tengah
- DLHK Aceh
Peningkatan Aktivitas - Menyediakan TPS Lokasi Selama Metode Lokasi Setiap 6 Pelaksana:
Limbah B3 operasional Limbah B3 kegiatan masa pengumpulan kegiatan (enam) PT. Elang Biru Linge
genset dan - Menyusun SOP kegiatan data : bulan
b. TPS a.TPS
mesin mesin Pengelolaan Limbah B3 operasi. Observasi sekali Pengawas:
Limbah B3 Limbah B3
mengakibatkan dan disosialisasikan selama - Reje Kampung
Metode analisis
Sumber Dampak Jenis Besaran Standar Pengelolaan Lingkungan Hidup Standar Pemantauan Lingkungan Institusi
Dampak Dampak Hidup Pengelola dan
Bentuk Lokasi Periode Bentuk Lokasi Periode Pemantauan
Lingkungan Hidup
potensi kepada karyawan data Deskriptif tahap Kute Rayang
cemaran - Bekerja sama dengan operasi. - Camat Linge
limbah B3 (Oli pihak pengangkut - DLH Kab. Aceh
Bekas, limbah B3 yang Tengah
Saringan Oli memiliki izin.
Bekas, dan Penerima
Kain Majun Laporan:
Bekas). - DLH Kab. Aceh
Tengah
- DLHK Aceh
IV. TAHAP PASCA OPERASI
7. Pembongkaran Perubahan Sedang, • Melakukan Di lokasi Selama 1 Observasi Di lokasi Pada Pelaksana:
Pabrik Getah Pinus bentang kembalinya penanaman di kegiatan bulan kegiatan akhir PT. Elang Biru
alam fungsi lokasi kembali setelah masa Linge
kegiatan berakhir operasi.
dengan baik. kegiatan. Pengawas:
- Reje Kampung
Kute Rayang
- Camat Linge
- DLH Kab. Aceh
Tengah
Penerima
Laporan:
- DLH Kab. Aceh
Tengah
- DLHK Aceh
8. Mobilisasi Peralatan Gangguan Kecil, ▪ Memperlambat Jalan dari Pada saat Observasi Jalan yang Pada Pelaksana:
Lalu Lintas terjadinya kecepatan kendaraan lokasi demobilisasi kondisi dilalui akhir PT. Elang Biru
peningkatan pada jalan yang kegiatan alat dan kerusakan dan kendaraan masa Linge
jumlah berdekatan dengan menuju material kemacetan jalan pengangkut operasi.
kendaraan permukiman dan gudang alat. Pengawas:
hanya 1 kali perdagangan dan jasa. alat. - Reje Kampung
saat mobilisasi Kute Rayang
peralatan - Camat Linge
Sumber Dampak Jenis Besaran Standar Pengelolaan Lingkungan Hidup Standar Pemantauan Lingkungan Institusi
Dampak Dampak Hidup Pengelola dan
Bentuk Lokasi Periode Bentuk Lokasi Periode Pemantauan
Lingkungan Hidup
- DisHub Aceh
Tengah
- DLH Kab. Aceh
Tengah
Penerima
Laporan:
- DLH Kab. Aceh
Tengah
- DLHK Aceh
9. Pelepasan Tenaga Hilang mata Sedang, 20 • Melakukan sosialisasi Di Satu bulan Observasi dan Di Kampung Pada Pelaksana:
Kerja pencaharian (dua puluh) kepada pekerja bahwa Kampung sebelum wawancara Kute Rayang. akhir PT. Elang Biru
orang yang operasi pertambangan Kute berakhirnya dengan pekerja. masa Linge
kehilangan telah selesai. Rayang kegiatan. operasi. Pengawas:
pekerjaan. • Memberikan infomasi - Reje Kampung
PHK secara terbuka Kute Rayang
dan jelas sebelum - Camat Linge
pelaksaan PHK - DLH Kab. Aceh
• PHK dilakukan sesuai Tengah
dengan ketentuan - Dinas
perundang-undangan Ketenagakerjaan
yang berlaku. dan Transmigrasi
Kab. Aceh Tengah.
Penerima
Laporan:
- DLH Kab. Aceh
Tengah
- Dinas
Ketenagakerjaan
dan Transmigrasi
Kab. Aceh Tengah
- DLHK Aceh
KOP SURAT
SURAT PERNYATAAN
Demikian surat pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya, untuk dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.
DAFTAR PUSTAKA
Rona Lingkungan Awal adalah gambaran kondisi lingkungan awal sebelum ada
kegiatan dalam batas wilayah kegiatan pabrik pengolahan getah pinus PT. Elang Biru
Linge. Dokumentasi rona lingkungan ini dapat dijadikan acuan untuk mengukur
tingkat perubahan yang terjadi akibat adanya aktifitas kegiatan PT. Elang Biru Linge
sehingga sudut pandang rona lingkungan dapat memberikan gambaran perubahan
(dampak) yang ditimbulkan setelah adanya kegiatan PT. Elang Biru Linge.
pabrik getah pinus PT. Elang Biru Linge dalam kegiatannya diperkirakan akan
memberikan kontribusi terhadap kualitas udara ambien.
Parameter udara ambien yang dianalisis yaitu Nitrogen dioksida (NO2), Sulfur
Dioksida (SO2), Karbon Monoksida (CO), Hidro Karbon (HD), Total Partikulat (TSP),
Vibrasi Lingkungan, dan Kebisingan. Adapun data hasil pengukuran dan monitoring
kualitas udara dan kebisingan terdapat pada Tabel 2.
Hasil pemantauan kualitas air permukaan di sekitar pabrik getah pinus PT.
Elang Biru Linge, seluruh parameter uji memenuhi baku mutu PP No. 22 Tahun 2021
tentang penyelenggaraan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup baku
mutu air sungai dan sejenisnya kelas 2. Air sebagai komponen lingkungan hidup
akan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh komponen lainnya. Air yang kualitasnya
diatas baku mutu mempunyai kondisi yang masih bagus sehingga menjadi modal
dasar dalam kesejahteraan bagi manusia serta makhluk hidup lainnya.
d. Topografi
Topografi pada areal lokasi pabrik getah pinus PT. Elang Biru Linge merupakan
wilayah datar, bergelombang sampai berbukit, mempunyai kemiringan masing-
masing; datar (0-5%), landai (5-10%), serta berbukit (10-30%). Sebagian besar
tanah diwilayah studi merupakan jenis tanah alluvial coklat kelabu, podsolik merah
kekuningan, podsolik kuning serta latosol dan litosol. Kondisi jenis tanah demikian
merupakan potensial yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan bidang
pertanian.
2. Komponen Biologi
a. Flora
Dari pengamatan visual, beberapa jenis flora yang terdapat di sekitar lokasi pabrik
getah pinus PT. Elang Biru Linge dapat dilihat pada Tabel 4. Inventarisasi flora yang
dilakukan pada wilayah studi didominasi oleh jenis paku-pakuan, rumput-rumputan
dan semak.
Dari keseluruhan jenis tanman herb aini utuk wilayah studi didominasi oleh jenis
herba pakis (Ghlichenia sp), kacang-kacangan (Papilionaceae), dan rumput paitan
(Paspalium conjugatum). Jenis tanaman herba yang terdapat diluar wilayah pabrik
getah pinus PT. Elang Biru Linge pada umumnya didominasi oleh jenis herba jenis
rumput paitan, teki dan Lalang.
b. Fauna
Jenis‐jenis fauna yang terdapat di dan sekitar lokasi pabrik pengolahan getah
pinus PT. Elang Biru Linge dikelompokan pada beberapa kelompok/jenis, yaitu jenis
mamalia (hewan menyusui) dan reptilia (binatang melata), seperti yang diuraikan
pada Tabel…
Beberapa kolompok/jenis ikan yang ditemui di perairan sungai kerekap seperti
yang diuraikan pada Tabel…. Pada umumnya jenis ikan yang terdapat di perairan ini
tidak termasuk yang dilindungi.
Kelompok/jenis burung (aves) yang dijumpai di lokasi studi seperti yang
diuraikan pada Tabel dan merupakan hewan-hewan yang juga tidak termasuk
kedalam kelompok hewan yang dilindungi.
a. Kependudukan
Penduduk Kecamatan Linge berdasarkan proyeksi penduduk BPS tahun 2019
sebanyak 10.438 jiwa yang terdiri atas 5.327 jiwa penduduk laki-laki dan 5.111 jiwa
penduduk perempuan. Dibandingkan dengan proyeksi jumlah penduduk tahun 2018,
penduduk Kabupaten Aceh Tengah mengalami pertumbuhan sebesar 2,72%.
Sementara itu besarnya angka rasio jenis kelamin tahun 2019 penduduk laki-laki
terhadap penduduk perempuan sebesar 100.
b. Ketenagakerjaan
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Kabupaten Aceh Tengah tahun 2019
sebesar 65,71 dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 3,21 (Tabel 7).
Tabel 7. Jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Menurut Jenis Kegiatan
Selama Seminggu yang Lalu dan Jenis Kelamin di Kabupaten Aceh
Tengah 2022
Kegiatan Utama Jenis Kelamin Jumlah
Laki-laki Perempuan
d. Pendidikan
Pada tahun 2019 di Kecamtan Linge terdapat. Pendidikan setingkat Sekolah Dasar
berjumlah 23 sekolah dengan 1008 murid dan 161 guru. Pendidikan setingkat SMP
berjumlah 6 sekolah dengan 150 murid dan 59 guru. Pendidikan setingkat SMA
berjumlah 2 sekolah dengan jumlah murid 104 dan 18 guru.