Anda di halaman 1dari 61

Formulir Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup

dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup


(UKL-UPL)

PABRIK PENGOLAHAN GETAH PINUS

KAMPUNG KUTE RAYANG, KECAMATAN LINGE,


KABUPATEN ACEH

PT. ELANG BIRU LINGE


2022
UKL-UPL PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN GETAH PINUS
KAMPUNG KUTE KAYANG, KECAMATAN LINGE, KABUPATEN ACEH TENGAH

KATA PENGANTAR

Formulir Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan


Lingkungan Hidup (UPL) Rencana Kegiatan Pabrik Pengolahan Getah Pinus di
Kampung Kute Rayang, Kecamatan Linge, Kabupaten Aceh Tengah, seluas 0,5 Ha
oleh PT. Elang Biru Linge ini disusun untuk mencegah, menanggulangi, dan
mengendalikan dampak negatif serta mengoptimalkan dampak positif, sehingga
pelakasaan operasional yang ada tidak menimbulkan dampak negatif terhadap
kelestarian lingkungan hidup, serta seluruh aktifitas yang ada tetap sesuai dengan
konsep pembangunan yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.
Formulir ini disusun berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021
tentang Penyelanggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup,
Lampiran III tentang Pedoman Pengisian Formulir UKL-UPL. Dalam formulir ini
diuraikan kegiatan mulai dari tahap prakonstruksi, konstruksi, operasi dan pasca
operasi pabrik pengolahan getah pinus yang akan dilakukan serta dampak yang
mungkin terjadi terhadap komponen lingkungan hidup dan cara-cara pengelolaan
kegiatan tersebut serta pemantauan terhadap keberhasilan upaya pengelolaan
lingkungan hidup.
Semoga dokumen ini bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan. Kami
mengucapkan terimakasih kepada pihak penyusun serta semua pihak yang telah
membantu sehingga dokumen ini dapat terselesaikan dengan baik.

Aceh Tengah, 16 November 2022


PT. Elang Biru Linge

Ir. H. Tagore Abu Bakar


Direktur

PT. ELANG BIRU LINGE Kata Pengantar- i


UKL-UPL PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN GETAH
PINUS KAMPUNG KUTE KAYANG, KECAMATAN LINGE, KABUPATEN ACEH TENGAH, PROVINSI ACEH

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i


DAFTAR ISI .............................................................................................. ii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. v
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Tujuan dan Manfaat .................................................................................. 1
1.2.1 Tujuan ........................................................................................... 1
1.2.2 Manfaat ......................................................................................... 2
1.3 Identitas Penanggung Jawab Usaha dan/atau Kegiatan ............................... 2
1.4 Identitas Tim Penyusun ............................................................................. 3
1.4 Perizinan Yang Dimiliki............................................................................... 3
1.5 Dasar Hukum ............................................................................................ 3
BAB II. RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN .................................... 1
BAB II. RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN ............................................... 1
2.1 Nama Rencana Usaha dan/atau Kegiatan.................................................... 1
2.2 Lokasi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan ................................................... 1
2.2.1 Lokasi Kegiatan .............................................................................. 1
2.2.2 Kesesuaian Tata Ruang ................................................................... 3
2.3.3 Penetapan Peta Indikatif Penghentian Pemberian Perizinan Berusaha
(PIPPIB) ................................................................................................. 3
2.3 Skala/Besaran Usaha ................................................................................. 3
2.3.1 Pemanfaatan Lahan ........................................................................ 3
2.3.2 Deskripsi Usaha dan/atau Kegiatan .................................................. 4
2.3.3 Persetujuan Teknis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan dan
Pemenuhan Baku Mutu Lingkungan Hidup, Pengelolaan Limbah B3,
dan Analisa Dampak Lalu Lintas yang Diterbitkan oleh Instansi yang
Berwenang ..................................................................................... 4

PT. ELANG BIRU LINGE ii


UKL-UPL PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN GETAH
PINUS KAMPUNG KUTE KAYANG, KECAMATAN LINGE, KABUPATEN ACEH TENGAH, PROVINSI ACEH

2.3.4 Komponen Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Dapat


Menimbulkan Dampak Lingkungan ................................................... 5
BAB III. Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya
Pengelolaan Lingkungan Hidup serta Standar Pengelolaan dan
Pemantauan Lingkungan Hidup .............................................................. III-1

SURAT PERNYATAAN ............................................................................... IV-1

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... V-1

LAMPIRAN................................................................................................

PT. ELANG BIRU LINGE iii


UKL-UPL PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN GETAH
PINUS KAMPUNG KUTE KAYANG, KECAMATAN LINGE, KABUPATEN ACEH TENGAH, PROVINSI ACEH

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Identitas Penanggung Jawab Usaha Dan Atau Kegiatan ..................... I-3
Tabel 1.2. Identitas Penyusun Dokumen........................................................... I-3
Tabel 1.3. Aspek Legal Perusahaan Dan Surat Terkait ....................................... I-4
Tabel 2.1. Luas Areal dan Jenis Penggunaannya untuk Pembangunan Pabrik
Pengeolahan Getah Pinus ................................................................ II-3
Tabel 2.2. Skala Usaha .................................................................................... II-4
Tabel 2.3. Indentifikasi Perkiraan Jenis Dampak dan Besaran Dampak pada
Kegiatan Survei dan Pengurusan Izin Tahap Kontruksi ....................... II-6
Tabel 2.4. Indentifikasi Perkiraan Jenis Dampak dan Besaran Dampak pada
Kegiatan Sosialisasi Tahap Pra Kontruksi........................................... II-6
Tabel 2.5. Estimasi Kebutuhan Tenaga Kerja Tahap Operasi .............................. II-10
Tabel 2.6. Identifikasi Perkiraan Jenis Dampak dan Besaran Dampak pada
Kegiatan Penerimaan dan Penampungan Getah Pinus Tahap Operasi . II-12
Tabel 2.7. Identifikasi Perkiraan Jenis Dampak dan Besaran Dampak pada
Kegiatan Proses Pengolahan Getah Pinus Tahap Operasi ................... II-16
Tabel 2.8. Prakiraan Kebutuhan Air, Limbah Cair dan Limbah Padat pada Tahap
Pengolahan Getah ........................................................................... II-18
Tabel 2.9. Identifikasi Perkiraan Jenis Dampak dan Besaran Dampak pada
Kegiatan Aktivitas Penunjang Tahap Operasi ..................................... II-21
Tabel 2.10. Identifikasi Perkiraan Jenis Dampak dan Besaran Dampak pada
Kegiatan Pembongkaran Pabrik Pengelohan Getah Pinus ................... II-22
Tabel 2. 11. Identifikasi Perkiraan Jenis Dampak dan Besaran Dampak pada
Kegiatan Demobilisasi Peralatan Tahap Pasca Operasi ....................... II-23
Tabel 2.12. Identifikasi Perkiraan Jenis Dampak dan Besaran Dampak pada
Kegiatan Pelepasan Tenaga Kerja Tahap Pasca Operasi ..................... II-23
Tabel 3.1. Matriks UKL-UPL ............................................................................. III-1

PT. ELANG BIRU LINGE iv


UKL-UPL PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN GETAH
PINUS KAMPUNG KUTE KAYANG, KECAMATAN LINGE, KABUPATEN ACEH TENGAH, PROVINSI ACEH

PT. ELANG BIRU LINGE v


UKL-UPL PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN GETAH
PINUS KAMPUNG KUTE KAYANG, KECAMATAN LINGE, KABUPATEN ACEH TENGAH, PROVINSI ACEH

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Peta Lokasi Rencana Kegiatan ...................................................... 2


Gambar 2.2. Kondisi Bangunan ........................................................................ 8
Gambar 2.3. Sarana Penunjang lingkungan Pabrik ............................................ 9
Gambar 2.4. Diagram Proses Pengolahan Getah Pinus ...................................... 16
Gambar 2.5. Neraca Air Tahap Pengolahan ....................................................... 19

PT. ELANG BIRU LINGE vi


UKL-UPL PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN GETAH
PINUS KAMPUNG KUTE KAYANG, KECAMATAN LINGE, KABUPATEN ACEH TENGAH, PROVINSI ACEH

DAFTAR LAMPIRAN

PT. ELANG BIRU LINGE vii


UKL-UPL PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN GETAH PINUS
KAMPUNG KUTE RAYANG, KECAMATAN LINGE, KABUPATEN ACEH TENGAH

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap kegiatan atau usaha pada dasarnya dapat menimbulkan dampak
terhadap lingkungan hidup, kegiatan pembangunan yang makin meningkat
mengandung risiko pencemaran dan perusakan ingkungan hidup sehingga struktur
dan fungsi dasar ekosistem yang menjadi penunjang kehidupan dapat rusak. Melihat
kenyataan tersebut perlu dilakukannya analisa sejak awal perencanaannya sampai
pada saat operasional kegiatan atau usaha tersebut, agar langkah pengendalian
dampak negatif dan pengembangan dampak positif dapat disiapkan sedini mungkin
untuk pencegahan kerusakan lingkungan. Perusahaan industry wajib melaksanakan
upaya keseimbangan dan kelestarian sumber daya alam serta pencegahan timbulnya
kerusakan dan pencemaran terhadap lingkungan hidup akibat kegiatan industri yang
dilakukannya.
Pembangunan yang memadukan lingkungan hidup, termasuk sumber daya
alam, menjadi sarana untuk mencapai keberlanjutan pembangunan dan menjadi
jaminan bagi kesejahteraan dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa
depan. Oleh karena itu, pelaksanaan suatu kegiatan harus dikelola dengan prinsip
melestarikan fungsi lingkungan hidup untuk menunjang pembangunan berkelanjutan
yang berwawasan lingkungan hidup bagi peningkatan kesejahteraan dan mutu hidup
generasi masa kini dan generasi masa depan. Salah satu upaya pencegahan
kerusakan lingkungan atau perlindungan lingkungan secara dini sebelum suatu
kegiatan dimulai yaitu dengan menerapkan/meningkatkan efektifitas perencanaan
kegiatan yang akan berdiri, untuk melengkapi upaya pengelolaan dan pemantauan
lingkungan tersebut PT. Elang Biru Linge perlu menyusun Dokumen Upaya
Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL)
1.2 Tujuan dan Manfaat
1.2.1 Tujuan
a. Tujuan dari penyusunan dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya
Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL), yaitu:

PT. ELANG BIRU LINGE I-1


UKL-UPL PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN GETAH PINUS
KAMPUNG KUTE RAYANG, KECAMATAN LINGE, KABUPATEN ACEH TENGAH

1) Sebagai salah satu pemenuhan persyaratan perizinan dalam melaksanakan


kegiatan pembangunan pabrik getah pinus di Kampung Kute Rayang,
Kecamatan Linge, Kabupaten Aceh Tengah,
2) Memberikan rekomendasi kepada perusahaan dalam melakukan upaya
pengelolaan dan pemantauan lingkungan terhadap kegiatan yang akan
dilakukan.
b. Tujuan rencana kegiatan pembangunan pabrik pengolahan getah pinus
1) Sebagai salah satu upaya dalam pemenuhan kebutuhan gondoruken dan
terpentin pada Kabupaten Aceh Tengah.
2) Memanfaatkan salah satu potensi sumber daya alam di wilayah Kabupaten
Aceh Tengah untuk memperoleh keuntungan bagi perusahaan,
3) Membuka peluang kesempatan kerja bagi masyarakat di sekitar lokasi kegiatan.
1.2.2 Manfaat
a. Manfaat dari penyusunan dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya
Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL), yaitu:
1) Mengidentifikasi dampak potensial kegiatan pabrik pengolahan getah pinus
2) Sebagai pedoman pengelolaan lingkungan hidup dan pemantauan lingkungan
hidup sehingga dampak negatif yang akan timbul dapat dikelola dengan baik.
3) Menyusun sistem manajemen lingkungan dari pabrik pengolahan getah pinus
4) Sebagai pedoman bagi pihak yang berkepentingan/pengawas lingkungan hidup
dalam melakukan evaluasi atas pengelolaan lingkungan hidup.
b. Manfaat kegiatan pembangunan pabrik pengolahan getah pinus
1) Ikut berkontribusi dalam melakukan pembayaran Pajak dan Batuan sebagai
salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah di wilayah Kabupaten Aceh Tengah.
2) Terjadinya kegiatan perekonomian terutama peningkatan pendapatan bagi
pekerja dan peluang berusaha bagi masyarakat disekitar lokasi kegiatan

1.3 Identitas Penanggung Jawab Usaha dan/atau Kegiatan


Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 22 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, dan Peraturan
Pemerintah RI Nomor 23 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Kehutanan, maka PT.
Elang Biru Linge menyampaikan Formulir Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan

PT. ELANG BIRU LINGE I-2


UKL-UPL PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN GETAH PINUS
KAMPUNG KUTE RAYANG, KECAMATAN LINGE, KABUPATEN ACEH TENGAH

Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL-UPL) Kegiatan Pembangunan Pabrik


Pengolahan Getah Pinus di Kampung Kute Rayang, Kecamatan Linge, Kabupaten Aceh
Tengah. Adapun identitas penanggung jawab usaha diuraikan pada Tabel 1.1 sebagai
berikut.
Tabel 1.1. Identitas Penanggung Jawab usaha dan atau Kegiatan
No Identitas Penanggung Jawab Usaha dan/atau Kegiatan
1. Nama Perusahaan PT. Elang Biru Linge
2. Penanggung Jawab Ir. H. Tagore Abu Bakar
3. Jabatan Direktur
Kampung Kuteni Reje, Kecamatan Lut Tawar,
4. Alamat Kantor
Kabupaten Aceh Tengah
5. Nomor Telepon 081260868687
6. Jenis Usaha Pembangunan Pabrik Pengolahan Getah Pinus
7. Luas 0,5 Hektar
8. Kapasitas Olah Pabrik 400 ton/bulan (4800 ton/tahun)

1.4 Identitas Tim Penyusun


Identitas tim penyusun dokumen UKL–UPL Pembangunan Pabrik Getah Pinus
Seluas 0,5 Hektar di Kampung Kute Rayang, Kecamatan Linge, Kabupaten Aceh
Tengah, disajikan pada Tabel 1.2 berikut.
Tabel 1.2. Identitas Penyusun Dokumen
No Identitas Penyusun Dokumen
1. Tim penyusun : 1. M.Nasir, S.Hut., M.Si (Ketua Tim)
2. Islahul Umam, S.Hut
3.
2. Perusahaan penyusun : PT. Jasa Lingkungan Indonesia
3. Penanggung jawab : Kasturi, ST., MT
perusahaan
4. Alamat kantor : Jln. Todak No. 08 Gp. Bandar Baru, Kuta Alam,
Banda Aceh.
5. Kode pos : 23126
6. Nomor telepon/faks : 0651-8011494

PT. ELANG BIRU LINGE I-3


UKL-UPL PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN GETAH PINUS
KAMPUNG KUTE RAYANG, KECAMATAN LINGE, KABUPATEN ACEH TENGAH

1.4 Perizinan Yang Dimiliki


Surat perizinan dan dokumen legalitas yang telah dimiliki PT. Elang Biru Linge
ditampilkan pada Tabel 1.3
Tabel 1.3. Aspek legal perusahaan dan surat terkait
Nomor/Tanggal
No. Jenis Izin Instansi Pemberi Izin
Diterbitkan
1. Pendirian Perseroan Terbatas No 12 tanggal 20 Notaris Budihartono,
September 2020 SH. SPN
2. Pemberian Izin Usaha 30 November 2020
Pemanfaatan Hasil Hutan
Bukan Kayu Pada Hutan
Produksi (IUPHHBK)
3. Nota Kesepahaman Antara Tanggal 18 Mei 2021 Bupati Aceh Tengah
Pemerintah Kabupaten Aceh
Tengah dengan PT. Elang Biru
Linge
4. ……………. ……………. …………….
5. ……………. ……………. …………….
6. ……………. ……………. …………….

1.5 Dasar Hukum


Adapun beberapa acuan/dasar hukum penyusunan dokumen UKL-UPL
Kegiaran Pembangunan Pabrik Getah Pinus oleh PT. Elang Biru Linge adalah sebagai
berikut:
1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintah Aceh.
2. Undang Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.
3. Undang Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
4. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh
5. Qanun Aceh Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 tentang
Pengendalian Pencemaran Udara
7. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No 48 Tahun 1996 tentang Baku Tingkat
Kebisingan.
8. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No
P.68/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/ 2016 Tahun 2016 tentang Baku Mutu Air Limbah
Domestik.

PT. ELANG BIRU LINGE I-4


UKL-UPL PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN GETAH PINUS
KAMPUNG KUTE RAYANG, KECAMATAN LINGE, KABUPATEN ACEH TENGAH

9. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan


Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup./
10. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Kehutanan.
11. Peraturan Menteri Perhubungan No 11 tahun 2017 tentang perubahan ke III atas
peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 75 Tahun 2015 tentang
penyelengaraan analisis dampak lalu lintas.
12. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No 4 Tahun 2021 tentang
Daftar Usaha dan atau Kegiatan yang Wajib Memiliki Amdal, UKL-UPL atau SPPLH.
13. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No 5 Tahun 2021 tentang
Tata Cara Penerbitan Persetujuan Teknis dan Surat Kelayakan Operasional Bidang
Pengendalian Pencemaran Lingkungan.
14. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 6 Tahun 2021 tentang
Tata Cara dan Persyaratan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.

PT. ELANG BIRU LINGE I-5


UKL-UPL PABRIK PENGOLAHAN GETAH PINUS
KAMPUNG KUTE RAYANG, KECAMATAN LINGE, KABUPATEN ACEH TENGAH

BAB II. RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

2.1 Nama Rencana Usaha dan/atau Kegiatan


Nama usaha dan/atau kegiatan ini adalah Pembangunan Pabrik Pengolahan
Getah Pinus seluas 0,5 Ha di Kampung Kute Rayang, Kecamatan Linge, Kabupaten
Aceh Tengah, Provinsi Aceh.
2.2 Lokasi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
2.2.1 Lokasi Kegiatan
Kegiatan Pembangunan Pabrik Pengolahan Getah Pinus di Kampung Kute
Rayang, Kecamatan Linge, Kabupaten Aceh Tengah, Provinsi Aceh. Lokasi kegiatan
ini dapat ditempuh sejauh 3 km dari ibukota Kecamatan Linge dan dapat ditempuh
dengan kendaraan roda empat dengan kondisi jalan sangat baik. Adapun gambaran
umum lokasi kegiatan dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Status kepemilikan lahan lokasi kegiatan, merupakan milik PT. Elang Biru Linge
tertuang pada Sertifikat Hak Milik Nomor 12 tanggal 22 September 2022. Adapun
batas-batas lokasi kegiatan adalah sebagai berikut:
• Sebelah Utara : Tanah Milik Ruhuddin
• Sebelah Timur : Jalan Ishaq Blangkejeren
• Sebelah Selatan : Tanah Milik Ruhuddin
• Sebelah Barat : Tanah Milik Ruhuddin

PT. ELANG BIRU LINGE II-1


UKL-UPL PABRIK PENGOLAHAN GETAH PINUS KAMPUNG KUTE RAYANG, KECAMATAN LINGE, KABUPATEN ACEH TENGAH

Gambar 2.1. Peta Lokasi Rencana Kegiatan

PT. ELANG BIRU LINGE II-2


UKL-UPL PABRIK PENGOLAHAN GETAH PINUS
KAMPUNG KUTE RAYANG, KECAMATAN LINGE, KABUPATEN ACEH TENGAH

2.2.2 Kesesuaian Tata Ruang


Lokasi rencana kegiatan telah dilakukan kajian tumpang susun (overlay)
terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah Tahun 2016-2036 dan mendapatkan surat
Keterangan Rencana Kabupaten Aceh Tengah Nomor 600/40/KRK/DPUPR/2022
Tanggal 19 September 2022. Hasil menunjukan bahwa rencana kegiatan berada di
Kawasan Lindung Sempadan Sungai dan Kawasan Permukiman Perdesaan, sehingga
sehingga rencana kegiatan pertambangan komoditas batuan di Kawasan tersebut
dapat dilakukan dengan mengikuti ketentuan umum peraturan zonasi wilayah sungai.
Ketentuan yang dimakud yaitu; 1.pemanfaatan ruang pda kawasan di sekitar wilayah
sungai dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan dan fungsi lindung sungai, 2.
Bangunan yang bisa didirikan disempadan sungai adalah bangunan pemeliharaan
jaringan sungai, 3. Pemanfaatan ruang disekitar wilayah sungai lintas provinsi dan
lintas kabupaten yang selaras dengan pemanfaatan ruang pada wilayah sungai, 4.
Pemanfaatan ruang disekitar sungai dan jaringan irigasi sebagai RTH, 5. Pembatasan
bangunan yang menganggu sistem lindung sempadan sungai dan pelarangan
pemanfaatan ruang yang dapat merusak ekosistem dan fungsi lindung sungai dan
jaringan irigasi.
2.3.3 Penetapan Peta Indikatif Penghentian Pemberian Perizinan Berusaha
(PIPPIB)
Secara prinsip terutama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Indonesia, lokasi rencana kegiatan telah sesuai dan tidak termasuk dalam lokasi
penghentian izin berusaha. Terkait peta PIPPIB dapat dilihat pada Lampiran II.
2.3 Skala/Besaran Usaha
2.3.1 Pemanfaatan Lahan
Jenis rencana usaha dan/atau kegiatan Pabrik Pengeolahan Getah Pinus di
Kampung Kute Rayang, Kecamatan Linge, Kabupaten Aceh Tengah dengan luas lahan
0,5 Ha. Hak tanah lokasi Pabrik Pengolahan Getah Pinus dimiliki oleh PT. Elang Biru
Linge. Pada mulanya (sebelum kegiatan Pembangungan Pabrik Getah Pinus), di lokasi
pertapakan telah terdapat beberapa bangunan yang dimiliki oleh PT. Anchen
Huaqong, antara lain berupa pos jaga, bangunan pabrik, gudang bahan baku, ruang
genset, mess karyawan, Kantor, jalan/saluran dan tangka bahan bakar.

PT. ELANG BIRU LINGE II-3


UKL-UPL PABRIK PENGOLAHAN GETAH PINUS
KAMPUNG KUTE RAYANG, KECAMATAN LINGE, KABUPATEN ACEH TENGAH

Adapun penggunaan lahan kegiatan Pembangunan Pabrik Pengeolahan Getah


Pinus secara rinci disajikan pada Tebel 2.1.
Tabel 2.1. Luas Areal dan Jenis Penggunaannya untuk Pembangunan Pabrik
Pengeolahan Getah Pinus
No Jenis Bangunan Ukuran (m2) %
1 Pos Jaga 12 0,36
2 Kantor 100 2,96
3 Gudang Bahan Baku/ Campuran 50 1,48
4 Areal Tangki Bahan Bakar 80 2,37
5 Bangunan Pabrik/Ruang Produksi 750 22,22
6 Ruang Genset 36 1,07
7 Mess Karyawan 417 12,36
8 Jalan/Saluran 210 6,22
9 Ruang Terbuka Hijau/Taman 720 50,96
Total 3.375 100,00
2.3.2 Deskripsi Usaha dan/atau Kegiatan
Kegiatan utama yang telah berjalan adalah kegiatan pembangunan (Tahap
Konstruksi) pabrik pengolahan getah pinus. Adapun kegiatan pendukung yang telah
berjalan adalah aktivitas pemeliharaan bangunan dan penjagaan keamanan atas aset
berupa bangunan dan instalasi pengolahan getah pinus yang telah terpasang oleh
tenaga kerja (security). Skala besaran usaha yaitu kapasitas pabrik pengolahan getah
pinus ditampilkan pada Tabel 2.2
Tabel 2.2. Skala Usaha
Jenis Industri : Pengolahan Getah Pinus
Ragam produksi : Gondorukem dan Terpentin
Kapasitas Alat : 400 ton/bulan
Rencana Produksi : 4800 ton/tahun
Skala : Menengah

Kegiatan Pabrik Pengolahan Getah Pinus PT. Elang Biru Linge di Kampung Kute
Rayang, Kecamatan Linge, Kabupaten Aceh Tengah menggunakan bahan baku yang
berasal dari penjual getah yaitu masyarakat sekitar pabrik, koperasi dan agen
pengumpul di masyarakat serta hasil penyadapan pohon pinus telah diperoleh
dukungan dari Bupati Aceh Tengah atas Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan
Kayu (Eks PT. Anchen Huaqong Nomor: 522.614/BP2T/5770/IUPHHBK/X201 seluas
3.360 Ha) yang berada di Kampung Umang dan Penarun seluas 1.188 Ha, Kampung

PT. ELANG BIRU LINGE II-4


UKL-UPL PABRIK PENGOLAHAN GETAH PINUS
KAMPUNG KUTE RAYANG, KECAMATAN LINGE, KABUPATEN ACEH TENGAH

Jamat dan Pepayung seluas 991 Ha, Kampung Pertik seluas 1.181.

2.3.3 Persetujuan Teknis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan dan


Pemenuhan Baku Mutu Lingkungan Hidup, Pengelolaan Limbah B3,
dan Analisa Dampak Lalu Lintas yang Diterbitkan oleh Instansi yang
Berwenang

Berdasarkan PP Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan


dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 53 ayat 1 poin b menyatakan bahwa
Penyusunan Formulir UKL-UPL ini tidak memerlukan persetujuan teknis dengan
mempertimbangkan:
a. Pemenuhan Baku Mutu Air limbah (BMAL)
Pada rencana kegiatan pabrik getah pengolahan getah pinus ini tidak
diwajibkan untuk membuat Pertek BMAL di karenakan tidak adanya
pembuangan air limbah ke badan air permukaan ataupun pemanfaatan air
limbah sebagaimana di atur dalam Peraturan menteri LHK No. 5/2021 Pasal 3
(2).
b. Pemenuhan Baku Mutu Emisi
Untuk Pertek Pemenuhan Baku Mutu Emisi Tidak diwajibkan, hal ini
dikarenakan kegiatan/usaha merupakan penghasil emisi rendah. sebagaimana
kriteria yang ditetapkan pada PP 22 Tahun 2021 Ps 190 dan Ps 191 sehingga
hanya mengacu kepada baku mutu yang telah ditetapkan menteri.
c. Limbah B3
Untuk pertek pengelolaan limbah B3 tidak diwajibkan, karena kegiatan ini tidak
menghasilkan limbah B3 secara langsung sebagaimana diatur dalam Permen
LHK No. 6 Tahun 2021 pasal 52 dan 53. PT. Elang Biru Linge bekerja sama
dengan pengumpul limbah B3 yang telah memiliki izin.
d. Analisa Mengenai Dampak Lalu Lintas
Untuk analisa dampak lalu lintas tidak diwajibkan karena kegiatan ini tidak
berpengaruh terhadap gangguan keamanan, keselamatan, ketertiban dan
kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan, dan tidak termasuk kriteria tipe
kegiatan yang wajib andalalin sebagaimana diatur dalam Permenhub No. 17
tahun 2021 pasal 4 tentang Penyelengaraan analisis dampak lalu lintas, dimana

PT. ELANG BIRU LINGE II-5


UKL-UPL PABRIK PENGOLAHAN GETAH PINUS
KAMPUNG KUTE RAYANG, KECAMATAN LINGE, KABUPATEN ACEH TENGAH

bangkitan lalu lintas kegiatan ini masih dibawah kategori dengan Bangkitan
Lalu Lintas Rendah.

2.3.4 Komponen Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Dapat


Menimbulkan Dampak Lingkungan

1. Tahap Pra Kontruksi


Kegiatan pada tahap pra konstruksi meliputi kegiatan survei dan pengurusan
izin, serta melakukan kegiatan sosialiasi kepada pihak pemerintah Kampung Kute
Rayang dan masyarakat disekitar lokasi rencana kegiatan.
a. Survei dan Pengurusan Izin
Kegiatan survei dilakukan pada lokasi rencana kegiatan yaitu berada pada
Kampung Kute Rayang, Kecamatan Linge, Kabupaten Aceh Tengah. Adapun
pengurusan izin yang telah memiliki persetujuan dapat dilihat pada Lampiran V.
Pada kegiatan survei dan pengurusan izin tahap pra konstruksi, diperkirakan
berdampak terhadap persepsi masyarakat seperti keresahan masyarakat akan
kemungkinan terjadi kerusakan lingkungan yang disebabkan dari kegiatan pabrik
pengolahan getah pinus yang direncanakan. Besaran dampak yang akan ditimbulkan
dari kegiatan ini dapat dilihat pada Tabel 2.3.

Tabel 2.3. Indentifikasi Perkiraan Jenis Dampak dan Besaran Dampak pada Kegiatan
Survei dan Pengurusan Izin Tahap Kontruksi
No Jenis Dampak Besaran Dampak
1 Persepsi masyarakat Sedang, munculnya pandangan atau sikap
masyarakat terhadap rencana kegiatan
baik yang bersifat positif maupun negatif

b. Sosialisasi
Sebelum melakukan kegiatan Pabrik Pengolahan Getah Pinus, pemrakarsa akan
melakukan sosialisasi mengenai rencana pembangunan yang akan dilakukan. Sasaran
utama kegiatan sosialisasi ini yaitu masyarakat di sekitar lokasi rencana kegiatan di
Kampung Kute Rayang, Kecamatan Linge, Kabupaten Aceh Tengah, Provinsi Aceh.
Sosialisasi dilakukan dengan melalui pertemuan langsung antara pemrakarsa dengan
masyarakat di sekitar lokasi rencana kegiatan.

PT. ELANG BIRU LINGE II-6


UKL-UPL PABRIK PENGOLAHAN GETAH PINUS
KAMPUNG KUTE RAYANG, KECAMATAN LINGE, KABUPATEN ACEH TENGAH

Kegiatan sosialisasi pada tahap ini sangat erat kaitannya dengan perubahan
persepsi masyarakat. Oleh karena itu, pada tahap pra konstruksi akan dilakukan
sosialisasi mengenai tahapan rencana kegiatan beserta bentuk pengelolaan
lingkungan yang dilakukan berdasarkan perkiraan yang ditimbulkan. Jenis dampak
beserta besarannya yang diperkirakan terjadi dari kegiatan sosialisasi dapat dilihat
pada Tabel 2.4.

Tabel 2.4. Indentifikasi Perkiraan Jenis Dampak dan Besaran Dampak pada Kegiatan
Sosialisasi Tahap Pra Kontruksi
No Jenis Dampak Besaran Dampak
1 Persepsi masyarakat Sedang, munculnya pandangan atau sikap
masyarakat terhadap rencana kegiatan
baik yang bersifat positif maupun negatif

2. Tahap Kontruksi
Pada tahap kontruksi kegiatan pabrik getah pinus PT. Elang Biru Linge sudah
terbangun antara lain berupa pos jaga, bangunan pabrik, gudang bahan baku, ruang
genset, mess karyawan, Kantor, jalan/saluran dan tangka bahan bakar, sehingga tidak
ada kegiatan konstruksi. Adapun kondisi bangunan dilihat pada Gambar 2.2 dan
Gambar 2.3.

Pintu Masuk Pabrik Bangunan Utama

Area Penerimaan Getah dan Penimbangan Bak Penerimaan Getah

PT. ELANG BIRU LINGE II-7


UKL-UPL PABRIK PENGOLAHAN GETAH PINUS
KAMPUNG KUTE RAYANG, KECAMATAN LINGE, KABUPATEN ACEH TENGAH

Ketel Destilasi Ketel

Bak IPAL Area Canning (pengalengan) Produk


Gambar 2.2. Kondisi Bangunan

TPS Limbah B3 TPS Limbah B3

Kolam Water Monitoing Point Boiler

PT. ELANG BIRU LINGE II-8


UKL-UPL PABRIK PENGOLAHAN GETAH PINUS
KAMPUNG KUTE RAYANG, KECAMATAN LINGE, KABUPATEN ACEH TENGAH

Bak IPAL Area Canning (pengalengan) Produk

Drainase lingkar pabrik Parkir Area

Mess Toilet
Gambar 2.3. Sarana Penunjang lingkungan Pabrik

3. Tahap Operasi
a. Penerimaan Tenaga Kerja
Tahap pertama dalam operasional pabrik adalah penerimaan tenaga kerja.
Jumlah kebutuhan tenaga kerja yang dibutuhkan sebanyak 20 orang. Posisi dan
kualifikasi ditampilkan pada Tabel 2.6.
Tabel 2.5. Estimasi Kebutuhan Tenaga Kerja Tahap Operasi
No. Jabatan Pendidikan Jumlah
1. Manajer Site S1 1
2. Manajer Keuangan D3/S1 1
3. Legal D3/S1 1

PT. ELANG BIRU LINGE II-9


UKL-UPL PABRIK PENGOLAHAN GETAH PINUS
KAMPUNG KUTE RAYANG, KECAMATAN LINGE, KABUPATEN ACEH TENGAH

No. Jabatan Pendidikan Jumlah


4. Teknisi Penyulingan SMA/D3 3
5. Ganis D3/S1 1
6. Humas & HSE SMA/D3 1
7. Tenaga administrasi SMA/D3 1
8. Penerimaan dan Pergudangan SMA/D3 2
9. Pemeliharaan Alat SMA/D3 2
10. Rumah Tangga SMA/D3 2
11. Mekanik SMP/SMA 2
12. Elektrik SMP/SMA 2
13. Supir SMP/SMA 1
14. Satpam SMP/SMA 1
Jumlah 20
Sumber : PT. Elang Biru Linge, 2022
Mekanisme dan prosedur pengrekrutan tenaga kerja pada pabrik PT. Elang Biru
Linge dilakukan secara transparan berdasarkan keahliannya masing-masing dengan
skala prioritas (1) penduduk asli Kampung Kute Rayang; (2) penduduk asli Kecamatan
Linge; (3) penduduk asli Kabupaten Aceh Tengah; (4) penduduk asli Provinsi Aceh
(minimal 60% dari total kebutuhan pekerja operasional). Memberikan pembinaan
kepada tenaga kerja setempat maupun dari luar daerah agar perilaku sesuai dengan
adat dan kebiasaan setempat.
Waktu kerja kegiatan pengolahan pabrik getah pinus PT. Elang Biru Linge
mengikuti ketentuan Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2020
Tentang Cipta Kerja Pasal 77 – 79 yang berbunyi bahwa waktu kerja adalah 7 (tujuh)
jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 6 (enam) hari kerja
dalam 1 (satu) minggu dan istirahat mingguan 1 (satu) hari untuk 6 (enam) hari kerja
dalam 1 (satu) minggu. Selama bekerja diberikan waktu istirahat 1,5 jam/hari dimulai
dari jam 12.30 – 14.00 WIB untuk setiap hari kerja dan waktu libur selama 1
hari/perminggu pada hari minggu atau hari - hari besar nasional. Dampak positif dari
kegiatan penerimaan tenaga kerja terbukanya kesempatan kerja dan peningkatan
pendapatan masyarakat.

PT. ELANG BIRU LINGE II-10


UKL-UPL PABRIK PENGOLAHAN GETAH PINUS
KAMPUNG KUTE RAYANG, KECAMATAN LINGE, KABUPATEN ACEH TENGAH

Tabel 14. Identifikasi Perkiraan Jenis Dampak dan Besaran Dampak pada Kegiatan
Penerimaan Tenaga Kerja Tahap Operasi
No. Jenis Dampak Besaran Dampak
Sedang, terserapnya tenaga kerja sebanyak 20
Terbukanya kesempatan
1. (dua puluh) orang untuk memenuhi kebutuhan
kerja
tenaga kerja.
Sedang, tidak adanya protes dari masyarakat
2. Persepsi Masyarakat sekitar akibat kegiatan operasi pabrik pengolahan
getah pinus

b. Penerimaan dan Penampungan Getah


1). Penerimaan getah
Penerimaan getah di pabrik PT. Elang Biru Linge berasal dari penjual getah
yaitu masyarakat sekitar pabrik, koperasi dan agen pengumpul di masyarakat
serta hasil penyadapan pohon pinus telah diperoleh dukungan dari Bupati Aceh
Tengah atas Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu (Eks PT. Anchen
Huaqong Nomor: 522.614/BP2T/5770/IUPHHBK/X201 seluas 3.360 Ha) yang
berada di Kampung Umang dan Penarun seluas 1.188 Ha, Kampung Jamat dan
Pepayung seluas 991 Ha, Kampung Pertik seluas 1.181 Ha. Penjual umumnya
mengangkut getah menggunakan truk dengan kapasitas 8 Ton atau mobil bak
dengan kapasitas 2 Ton. Jenis dan besarnya beban kendaraan yang
beranekaragam menyebabkan pengaruh daya rusak dari masing-masing
kendaraan terhadap lapisan-lapisan pengkerasan jalan raya tidaklah sama.
Masalah truk bermuatan lebih atau overload tidak saja berdampak terhadap
percepatan kerusakan jalan tetapi juga menyebabkan berbagai gangguan yang
berdampak pada lingkungan maupun keselamatan lalu lintas seperti
meningkatnya tingkat polusi udara, meningkatnya kebisingan, meningkatnya
tingkat kemacetan lalulintas, meningkatnya tingkat kecelakaan lalu lintas, dan
lain-lain. Berdasarkan literatur peningkatan daya dukung jalan dari 8 Ton
menjadi 10 Ton pada kondisi masih terdapat muatan lebih dari daya angkut
kendaraan angkutan barang, maka tidak akan merusak jalan atau tidak terjadi
overload (Muhammadun, 2012).
Penerimaan getah dari penjual diawali dengan proses penimbangan.
Penimbangan bertujuan untuk mengetahui berapa banyak getah yang masuk.

PT. ELANG BIRU LINGE II-11


UKL-UPL PABRIK PENGOLAHAN GETAH PINUS
KAMPUNG KUTE RAYANG, KECAMATAN LINGE, KABUPATEN ACEH TENGAH

Dalam proses penerimaan getah juga dilakukan pengujian untuk mengetahui


kualitas getah yang datang/akan diterima. Pengujian kualitas getah yang
diterima dilakukan secara visual dengan mencelupkan Tongkat uji kedalam
drum getah atau karung berisi getah. Pada tahapan ini umumnya getah pinus
yang dikirim masih bercampur dengan kotoran-kotoran seperti serasah, tatal,
air, dan lain-lain.
2). Penampung getah
Getah yang telah ditimbang sebelum dimasak ditempatkan di bak getah. Bak
getah ini berfungsi sebagai tempat sortir getah berdasarkan kualitas mutunya.
Bak getah ini mampu menampung getah sebanyak 5000 Ton getah. Proses
penampungan getah ini diterapkan prinsip FIFO (First In First Out) yang artinya
getah yang masuk pertama dalam bak getah harus diproses lebih awal.
Pada kegaiatan penerimaan dan penampungan getah tahap operasi akan
menimbulkan dampak berupa gangguan lalu lintas dan peningkatan limbah padat dari
kotoran yang menempel pada getah pinus, adapaun besaran dampak yang akan
diperkirakan dari kegiatan ini dapat dilihat pada Tabel 2.6.

Tabel 2.6. Identifikasi Perkiraan Jenis Dampak dan Besaran Dampak pada Kegiatan
Penerimaan dan Penampungan Getah Pinus Tahap Operasi
No. Jenis Dampak Besaran Dampak
1 Gangguan Lalu Lintas Adanya bangkitan kendaraan truk/mobil
pengangkut sekitar 5-7 mobil/hari
2 Peningkatan Limbah Padat Adanya timbulan padat dari kotoran yang
menempel pada getah pinus, diperkirakan
sebesar ± 1 Kg/ drum 200 Kg

c. Proses Pengolahan getah


1). Pengenceran
Pengenceran getah dilakukan dengan cara mencampurkan 10 Ton getah
dengan terpentin sebanyak 1.748 Kg ke dalam tangki melter dan kemudian
dipanaskan dengan suhu 200 ºC dalam waktu 20 menit. Tujuan pengenceran
adalah untuk memisahkan getah dari kotoran agar memudahkan proses
pemindahan dan penyaringan getah. Getah yang telah diencerkan lalu
diendapkan selama 5 menit. Setelah diendapkan, kotoran dan air yang

PT. ELANG BIRU LINGE II-12


UKL-UPL PABRIK PENGOLAHAN GETAH PINUS
KAMPUNG KUTE RAYANG, KECAMATAN LINGE, KABUPATEN ACEH TENGAH

mengendap dibuang melalui pipa pembuangan menuju kolam Instalasi


Pengolahan Air Limbah (IPAL). Getah yang ada kemudian dialirkan ke filter
press untuk difiltrasi menggunakan steam dengan waktu antara 10-20 menit.
Steam bertekanan ini berfungsi sebagai pengaduk agar larutan getah menjadi
homogen, suhu dapat menyebar secara merata, dan untuk menekan larutan
getah agar mudah saat penyaringan. Setelah difiltrasi, kemudian getah
dialirkan ke tangki settler sampai habis.

5). Proses pemasakan


Proses pemasakan adalah tahapan untuk tujuan pemisahan gondorukem dan
terpentin. Pemasakan dilakukan selama ± 3 jam dengan suhu 180 ºC sampai
larutan getah tersebut benar-benar matang menjadi gondorukem. Proses
pemasakan getah menjadi gondorukem dan terpentin pada prinsipnya
menggunakan metode destilasi uap, yaitu pemisahan berdasarkan titik didih.
Metode destilasi uap merupakan proses penyaringan suatu campuran air dan
bahan yang tidak larut sempurna atau larut sebagian dengan menurunkan
tekanan sehingga didapatkan hasil penyulingan jauh dibawah titik didih awal
(Cahyono, 1991). Kemudian pada saat proses destilasi berlangsung, dilakukan
pengontrolan pada kaca pengamat di bagian atas ketel pemasak yang
bertujuan untuk mencegah terbawanya larutan getah ke tangki kondensor.
Getah yang telah matang selanjutnya akan dialirkan menuju instalasi
pengalengan (canning installation).
Pada proses pemasakan yang perlu diperhatikan antara lain adalah pemanasan
harus bertahap, tekanan vakum, tekanan uap dari uap penekan (open steam)
tidak terlalu besar, suhu pemanasan dan suhu peludangan (canning). Untuk itu
didalam menangani tangki pemasakan diperlukan ketelitian dan kecermatan
operator dalam melakukan pemasakan maupun karakter alat.
6). Proses Canning Gondorukem
Proses canning merupakan proses akhir dari proses pengolahan getah pinus.
Cairan gondorukem hasil pemasakan dilakukan pengujian quality control untuk
mengetahui mutu dari gondorukem tersebut. Setelah itu gondorukem

PT. ELANG BIRU LINGE II-13


UKL-UPL PABRIK PENGOLAHAN GETAH PINUS
KAMPUNG KUTE RAYANG, KECAMATAN LINGE, KABUPATEN ACEH TENGAH

dimasukan ke dalam kaleng drum dengan berat bersih dari setiap kalengnya
yaitu 225 Kg. Kaleng drum yang digunakan merupakan kaleng drum yang
terbuat dari seng silver galvanis (zinc drum). Pada setiap kaleng drum dituliskan
manifest berupa nomor masak, nomor kaleng, dan mutu gondorukem. Kaleng
drum yang sudah siap untuk dipasarkan diletakan di gudang penyimpanan
gondorukem.
7). Terpentin
Terpentin merupakan hasil destilasi dan pemanasan larutan getah yang
berbentuk cairan saat proses pemasakan berlangsung. Uap terpentin mulai
menguap pada suhu 90-100 ºC karena adanya tekanan vaccum dalam tangki.
Uap terpentin didinginkan di kondensor dengan menggunakan air, sehingga
uap terpentin pun berubah menjadi cairan campuran berupa air dan minyak
terpentin. Cairan masuk ke dalam tangki separator dan terjadi pemisahan air
dengan minyak terpentin. Berat jenis air yang lebih besar dibandingkan
terpentin menyebabkan air akan berapa di lapisan bagian bawah, sedangkan
terpentin berada di bagian atas. Air yang dihasilkan mengalir ke tangki
kondensat, sedangkan minyak terpentin masuk ke dalam tangki terpentin I.
Dari tangki terpentin I, terpentin akan dikirim ke tangki terpentin II. Pada tangki
II ini terdapat dua pipa yaitu pipa atas dan pipa bawah. Terpentin yang
mengalir melalui pipa bawah akan mengalir ke tangki proses untuk digunakan
dalam proses pengenceran getah, sedangkan pipa atas mengalirkan terpentin
ke dehidrator. Pada dehidrator ditambahkan garam industri dengan tujuan
untuk mengikat air yang masih terkandung di dalam terpentin, sehingga
kandungan airnya menjadi hilang. Terpentin yang berada pada tangki ini
kemudian diuji berat jenis dan warnanya (kejernihan).

Adapun secara umum proses produksi pengolahan getah pinus ditampilkan


pada Gambar 2.4 sebagai berikut:

PT. ELANG BIRU LINGE II-14


UKL-UPL PABRIK PENGOLAHAN GETAH PINUS
KAMPUNG KUTE RAYANG, KECAMATAN LINGE, KABUPATEN ACEH TENGAH

Gambar 2.4. Diagram Proses Pengolahan Getah Pinus

Pada kegiatan proses pengolahan getah pinus, diperkiran akan menimbulkan


dampak pada peningkatan timbulan limbah B3, peningkatan limbah padat, penurunan
kualitas air permukaan, penurunan kualitas udara, peningkatan kebisingan, dan
kejadian kebakaran yang dapat mengganggu aktivitas operasional yang mengancam
keselamatan pekerja. Adapun jenis dan besaran dampak yang ditimbulkan pada
kegiatan proses pengolahan getah pinus dapat dilihat pada Tabel 2.7.
Tabel 2.7. Identifikasi Perkiraan Jenis Dampak dan Besaran Dampak pada Kegiatan
Proses Pengolahan Getah Pinus Tahap Operasi
No Jenis Dampak Besaran Dampak
1 Peningkatan Timbulan Aktivitas operasional genset dan mesin mesin
Limbah B3 mengakibatkan potensi cemaran limbah B3 (Oli
Bekas, Saringan Oli Bekas, dan Kain Majun
Bekas).
2 Peningkatan Limbah Padat Adanya timbulan limbah padat dari kotoran yang
menempel pada getah pinus, sebesar 1 Kg/
drum 200 Kg.
3 Penurunan Kualitas Air Aktivitas pengolahan getah menimbulkan
Permukaan limbah cair.
4 Penurunan Kualitas Udara Proses pengolahan getah menimbulkan emisi
gas buang
Peningkatan Kebisingan Kebisingan dari kegiatan operasional pabrik yang
dapat mencapai >70 dBA
Bahaya Kebakaran Adanya kejadian kebakaran yang dapat
mengganggu aktivitas operasional dan
mengancam keselamatan pekerja.

d. Aktivitas Penunjang
1). Penggunaan Air Bersih
Penggunaan air untuk kebutuhan operasional pabrik dan kebutuhan domestik

PT. ELANG BIRU LINGE II-15


UKL-UPL PABRIK PENGOLAHAN GETAH PINUS
KAMPUNG KUTE RAYANG, KECAMATAN LINGE, KABUPATEN ACEH TENGAH

karyawan berasal dari aliran alur mata air yang berada di perbukitan bagian
selatan pabrik serta sumur bor airtanah dalam (deep well) kemudian ditampung
pada bak penampungan. Dari bak penampung tersebut selanjutnya akan
dialirkan untuk kebutuhan operasional dan domestik karyawan. Adapun
perkiraan jumlah kebutuhan air untuk kegiatan operasional pabrik pengolahan
getah pinus dapat dilihat pada Tabel 2.8.

Gambar 2.5. Neraca Air Tahap Pengolahan

2). Penggunaan Listrik


Listrik yang digunakan untuk aktivitas operasional pabrik bersumber dari
jaringan layanan listrik PLN. Kapasitas terpasang untuk bangunan utama
pabrik, kantor dan rumah karyawan sebesar 75 kWh.
3). Penggunaan Lahan Parkir
Sirkulasi jalan dirancang agar dapat saling mendukung, antara sirkulasi
eksternal (penjual getah pinus) dengan internal bangunan terhadap sarana
transportasinya. Sistem sirkulasi jalan memberikan kemudahan akses untuk
kendaraan pemadam kebakaran. Sirkulasi utama kendaraan berasal dari truk
para penjual getah pinus, serta pembeli gondorukem dan terpentin. Lahan

PT. ELANG BIRU LINGE II-16


UKL-UPL PABRIK PENGOLAHAN GETAH PINUS
KAMPUNG KUTE RAYANG, KECAMATAN LINGE, KABUPATEN ACEH TENGAH

parkir yang tersedia seluas 2.000 m. Luasan ini mampu menampung kendaraan
roda 2 sebanyak 125 unit dan roda empat sebanyak 32 unit.
4). Sarana Pemadam Kebakaran
Sarana pemadam kebakaran pada tahapan operasional, PT. Elang Biru Linge
akan dilengkapi dengan sarana pemadam kebakaran seperti alat pemadam api
ringan, yang diletakkan terutama pada bagian dalam pabrik operasional
pengolahan getah pinus yang mudah terbakar selain itu berada di area bebas
banjir. Penyediaan alat pemadam kebakaran sebagai upaya tanggap darurat
jika terjadi kebakaran. Dan mengantisipasi terjadinya bahaya kebakaran. Selain
menyediakan Alat Proteksi Kebakaran juga pada kegiatan prabrik pengelohan
getah pinus dilengkapi tombol darurat untuk menghentikan semua kegiatan
yang sedang berlangsung. Pengadaan peralatan pemadam kebakaran akan
mengacu pada ketentuan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
10/KPTS/2000 tahun 2000 tentang Ketentuan Teknis Pengamanan Terhadap
Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan, Keputusan
Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11/KPTS/2000 tahun 2000 tentang Ketentuan
Teknis Manajemen Penanggulangan Bahaya Kebakaran Gedung, Instruksi
Menteri Tenaga Kerja No. Ins.11/M/BW/1997 tentang Pengawasan Khusus K3
Penanggulangan Kebakaran, serta Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi R.I. No. Per.04/MEN/1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan
dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan.
5). Pengelolaan Limbah
a). Limbah Padat
(1). Limbah Padat Domestik
Kegiatan operasional karyawan diperkirakan akan mengakibatkan
munculnya timbulan sampah yang berasal dari kegiatan domestik para
pekerja. Adapun perkiraan hasil timbulan sampah yang akan terjadi dapat
dilihat pada Tabel 2.8.

Tabel 2.8. Prakiraan Kebutuhan Air, Limbah Cair dan Limbah Padat pada Tahap
Pengolahan Getah

PT. ELANG BIRU LINGE II-17


UKL-UPL PABRIK PENGOLAHAN GETAH PINUS
KAMPUNG KUTE RAYANG, KECAMATAN LINGE, KABUPATEN ACEH TENGAH

Jumlah
No Uraian Jumlah Standar (m3)
(m3/hari)
1 Kebutuhan Air Terproduksi
- Pengenceran 30 ton 1,5 45
- Filter press 30 ton 2 60
- Pemasakan 30 ton 3 90
Total 195
2 Limbah Cair Produksi
Kegiatan pengolahan 30 Ton getah 44,64% 13,4
Penguapan 94,2 57,6% 54,26
Total 67,66
3 Kebutuhan Air Domestik
Domestik untuk pekerja 20 orang 0,05* 1,25
Parkir, sirkulasi, dan RTH 10.000 m2 0,004* 40
Total 41,25
4 Limbah Cair Domestik
80% dari penggunaan
Domestik pekerja 1,25 m3 1
air
10% dari penggunaan
Parkir, sirkulasi, dan RTH 40 m3 4
air
Total 5
5 Limbah Padat
Domestik pekerja 20 orang 0,003* 0,075
Parkir, sirkulasi, dan RTH 10.000 m2 0,0002* 2
Limbah padat dan endapan dari
30 Ton getah 0,0385% 11,535
proses pengolahan getah
Total 13,61
Sumber : Perhitungan Konsultan, 2022
Keterangan : *KepMen Kimpraswil No. 534/Kpts/M/2001

TPS yang disediakan bervolume 3 m3 dengan dimensi 2,0 m x 1,5 m x 1,0


m, volume tersebut dapat memenuhi prakiraan timbulan sampah. TPS ini
dilengkapi dengan penutup untuk mencegah bau sampah menyebar ke
lingkungan.
(2). Limbah Padat Industrial
Limbah padat industrial adalah limbah padat yang dihasilkan dari
pengolahan pada tangki melter. Pembongkaran limbah pada tangki melter
dilakukan setelah dilakukannya dua kali pengolahan limbah yang dihasilkan
dari kulit kayu, serasah, tatal, daun dan lain-lain. Penanganannya yaitu
dengan dikeringkan dan ditimbun pada bak serasah. Limbah serasah
kemudian akan diolah menjadi kompos, sedangkan bagian-bagian yang
tidak dapat menjadi kompos atau dimanfaatkan, akan dipisahkan dan
dibuang ke dalam TPS limbah padat domestik.
b). Limbah Cair
(1). Limbah Cair Industrial

PT. ELANG BIRU LINGE II-18


UKL-UPL PABRIK PENGOLAHAN GETAH PINUS
KAMPUNG KUTE RAYANG, KECAMATAN LINGE, KABUPATEN ACEH TENGAH

Limbah cair industrial merupakan limbah cair yang berasal dari proses
utama pengolahan getah pinus. Proses pengolahan limbah cair dilakukan
terutama untuk menetralkan zat organik terlarut (BOD, COD) dan senyawa
kimia lainnya (pH, NH3) agar tidak berbahaya bagi lingkungan dan sesuai
dengan nilai Baku Mutu. Penanganannya adalah dengan melakukan
pengolahan limbah cair dengan menggunakan IPAL (Instalasi Pengolahan
Air Limbah).
Untuk tahap awal, semua aliran limbah dari tangki proses akan dimasukkan
dalam bak penampung limbah sementara guna proses pengendapan pada
bak pemisah sampai air limbah dan larutan getah kotor yang tersisa
menjadi terpisah. Proses selanjutnya air keluar lewat pipa bawah untuk
dialirkan ke bak IPAL, sedangkan larutan getah kotor dialirkan ke tangki
washer untuk diendapkan kembali. Jonjot pada kolam limbah yang masih
mengandung getah diambil secara manual untuk diolah lagi menjadi
gondorukem hitam. IPAL menerima air asam hasil pendinginan dari air
limbah. Perlakuan yang diberikan adalah penambahan air kapur dan
pengadukan dengan agitator dan blower sehingga mencapai pH 10,
kemudian dialirkan ke bak pengendap I. Setelah bak pengendap I penuh,
air difiltrasikan ke bak isi dan dicampur asam fero sampai menunjukan pH
netral (6-7). Air dari bak isi dialirkan ke box filter carbon active dan
dicampurkan dengan kaporit menggunakan dozing pump.
Air yang sudah selesai di olah dari IPAL, sebahagian dialirkan menuju bak
penampung untuk digunakan kembali (reuse) untuk keperluan seperti
penyiraman tanaman dan flushing.
(2). Limbah Cair Domestik (Aktivitas MCK Karyawan)
Pengelolaan limbah cair domestik yang berasal dari toilet yang tersedia (7
unit), dan limbah cair domestik non-toilet lainnya (mencuci, mandi,
memasak), dilakukan dengan menggunakan tangki septik dua
kompartemen yang mengacu pada SNI 2398:2017. Untuk pengolahan
lanjutan dari limbah cair domestik yang berasal dari limpahan (overflow)
dari tangki septik, dilakukan dengan menggunakan sumur/bidang resapan

PT. ELANG BIRU LINGE II-19


UKL-UPL PABRIK PENGOLAHAN GETAH PINUS
KAMPUNG KUTE RAYANG, KECAMATAN LINGE, KABUPATEN ACEH TENGAH

yang berfungsi untuk menampung sekaligus menyaring dan meresapkan


air kedalam tanah melalui media ijuk dan kerikil. Sumur/bidang resapan
dipilih sebagai pengolahan lanjutan dari limbah cair domestik.
(3). Limbah Gas (Emisi gas)
Tekanan uap dari ketel pemasakan getah dan boiler berpotensi
menimbulkan emisi gas buang, untuk itu perlu dilakukan pengelolaan dan
pengujian emisi pada saat tahap operasi guna memonitoring dan
memastikan kondisi emisi gas buang masih memenuhi baku mutu
lingkungan. Pengelolaan emisi gas buang yang dihasilkan ketel pemasakan
dan boiler pada saat beroperasi antara lain dengan mendesain tinggi
cerobong setinggi 2,5 kali dari tinggi bangunan yang ada di sekitarnya
sehingga lingkungan sekitar tidak terkena turbulensi dari emisi. Cerobong
juga dilengkapi dengan lubang sampling untuk proses monitoring dengan
persyaratan yang sesuai dengan standar. Untuk penggunaan forklift pada
aktivitas pengangkutan getah yang juga berpotensi menimbulkan emisi,
pengelolaan yang direncanakan meliputi servis rutin dan berkala pada
mesin kendaraan, serta pengaturan penggunaan kendaraan pengangkut
secara efisien.

Pada kegiatan aktivitas penunjang pabrik pengolahan getah pinus, diperkiran


akan menimbulkan dampak pada peningkatan timbulan limbah B3, peningkatan
limbah padat, dan penurunan kualitas air permukaan. Adapun jenis dan besaran
dampak yang ditimbulkan pada kegiatan aktivitas penunjang pabrik pengolahan getah
pinus dapat dilihat pada Tabel 2.9.
Tabel 2.9. Identifikasi Perkiraan Jenis Dampak dan Besaran Dampak pada Kegiatan
Aktivitas Penunjang Tahap Operasi
No Jenis Dampak Besaran Dampak
1 Peningkatan Timbulan Aktivitas operasional genset dan mesin mesin
Limbah B3 mengakibatkan potensi cemaran limbah B3 (Oli
Bekas, Saringan Oli Bekas, dan Kain Majun
Bekas).
2 Peningkatan Limbah Padat - Meningkatnya timbulan limbah pada domestik
(sampah) sebesar 0,3 m³/hari
- Adanya timbulan limbah padat lainnya yang
berasal dari kegiatan operasional serta kegiatan

PT. ELANG BIRU LINGE II-20


UKL-UPL PABRIK PENGOLAHAN GETAH PINUS
KAMPUNG KUTE RAYANG, KECAMATAN LINGE, KABUPATEN ACEH TENGAH

No Jenis Dampak Besaran Dampak


pencucian dan penyaringan getah pinus
3 Penurunan Kualitas Air Aktivitas pengolahan getah menimbulkan limbah
Permukaan cair.

4. Tahap Pasca Operasional


a. Pembongkaran Pabrik Pengolahan Getah Pinus
Pada masa berakhirnya izin rencana kegiatan pabrik pengolahan getah pinus di
Kampung Kute Rayang, Kecamatan Linge, Kabupaten Aceh Tengah oleh PT. Elang
Biru Linge, maka akan dilakukan pembongkaran pabrik pengolahan getah pinus serta
akan dilakukan reklamasi pada lokasi kegiatan tersebut. Reklamasi adalah kegiatan
yang dilakukan sepanjang tahapan kegiatan pabrik pengolahan getah pinus untuk
menata, memulihkan dan memperbaiki kualitas lingkungan dan ekosistem agar dapat
berfungsi kembali sesuai peruntukannya. Dalam hal ini kegiatan reklamasi yang
dilakukan yaitu bila terdapat pada pinggir/ bahu badan air mengalami longsor maka
dibuat tanggul buatan dari batuan. Pembangunan tanggul berfungsi untuk mengatur
muka air sehingga dapat menahan terjadinya banjir dan longsor.
Tabel 2.10. Identifikasi Perkiraan Jenis Dampak dan Besaran Dampak pada Kegiatan
Pembongkaran Pabrik Pengelohan Getah Pinus
No. Jenis Dampak Besaran Dampak
1 Perubahan bentang alam Sedang, kembalinya fungsi lokasi kegiatan
dengan baik.
2 Persepsi masyarakat
Sedang, Tidak adanya protes dari masyarakat
sekitar akibat kegiatan pasca operasi

b. Mobilisasi Peralatan
Dengan selesainya kegiatan dan pembongkaran pabrik pengolahan getah
pinus, segala peralatan yang digunakan kemudian didemobilisasi dengan cara
diangkut ke gudang pemilik alat berat. Pada kegiatan demobilisasi akan menggunakan
jalur seperti kegiatan mobilisasi sehingga diperkirakan akan berdampak terhadap
gangguan lalu-lintas dan persepsi masyarakat di sekitar lokasi rencana kegiatan.
Besaran dampak yang diperkirakan dari kegiatan ini dapat dilihat pada Tabel 2.11.

PT. ELANG BIRU LINGE II-21


UKL-UPL PABRIK PENGOLAHAN GETAH PINUS
KAMPUNG KUTE RAYANG, KECAMATAN LINGE, KABUPATEN ACEH TENGAH

Tabel 2. 11. Identifikasi Perkiraan Jenis Dampak dan Besaran Dampak pada Kegiatan
Demobilisasi Peralatan Tahap Pasca Operasi
No. Jenis Dampak Besaran Dampak
1 Gangguan lalu lintas Kecil, terjadinya peningkatan jumlah kendaraan
hanya 2 kali saat mobilisasi pelaratan
2 Persepsi masyarakat Sedang, tidak adanya protes dari masyarakat
sekitar akibat kegiatan pasca operasi

c. Pelepasan Tenaga Kerja


Pelepasan tenaga kerja akan dilakukan pada masa berakhirnya izin rencana
kegiatan pabrik. Pemrakarsa akan memberikan sosialisasi sebelum masa operasi
berakhir. Pelepasan tenaga kerja pada tahap ini berupa pemutusan hubungan kerja
(PHK) yang akan dilakukan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang
berlaku dengan memperhatikan dan memenuhi hak-hak tenaga kerja serta segala
ketentuan yang tertera pada kontrak kerja yang telah disepakati dan ditandatangani
oleh pemrakarsa dan tenaga kerja yang bersangkutan. Kegiatan ini diperkirakan akan
berdampak terhadap hilangnya mata pencaharian masyarakat dan juga dapat
menimbulkan persepsi masyarakat lokal. Perkiraan besaran dampak yang dapat
ditimbulkan dari kegiatan ini dapat dilihat pada Tabel 2.12.
Tabel 2.12. Identifikasi Perkiraan Jenis Dampak dan Besaran Dampak pada Kegiatan
Pelepasan Tenaga Kerja Tahap Pasca Operasi
No. Jenis Dampak Besaran Dampak
Sedang, 24 (dua puluh empat) orang yang
1 Hilang mata pencaharian
kehilangan pekerjaan.
Sedang, tidak adanya protes dari masyarakat
2 Persepsi masyarakat
sekitar akibat kegiatan pasca operasi

PT. ELANG BIRU LINGE II-22


UKL-UPL PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN
GETAH PINUS KAMPUNG KUTE KAYANG, KECAMATAN LINGE, KABUPATEN ACEH TENGAH

BAB III
Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengelolaan
Lingkungan Hidup serta Standar Pengelolaan dan Pemantauan
Lingkungan Hidup

Pada pembahasan pada BAB II 2.3.4 terkait komponen rencana usaha dan/atau
kegiatan, diketahui dampak yang ditimbulkan meliputi:
1. Tahap pra konstruksi: Adanya persepsi masyarakat terhadap rencana
kegiatan baik yang bersifat positif maupun negatif
2. Tahap konstruksi: Tidak ada dampak
3. Tahap operasi: Terbukanya kesempatan kerja, gangguan lalu lintas,
peningkatan timbulan limbah B3, peningkatan limbah padat, penurunan
kualitas udara, peningkatan kebisingan, bahaya kebakaran, penurunan
kualitas air permukaan serta, adanya persepsi masyarakat
4. Tahap paska operasi: Perubahan bentang alam, gangguan lalulintas, persepsi
masyarakat serta, hilangnya mata pencarian.

Dari dampak yang disebut di atas, maka disusunlah upaya pengelolaan lingkungan
hidup serta standar pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup yang tertuang
pada matriks Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan
Lingkungan (UPL). Berikut Tabel 3.1 terkait matriks UKL-UPL Pabrik Pengolahan
Getah Pinus.

PT. ELANG BIRU LINGE III-1


UKL-UPL PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN GETAH PINUS KAMPUNG KUTE KAYANG, KECAMATAN LINGE,
KABUPATEN ACEH TENGAH

Tabel 3.1. Matriks UKL-UPL


Sumber Dampak Jenis Besaran Standar Pengelolaan Lingkungan Hidup Standar Pemantauan Lingkungan Institusi
Dampak Dampak Hidup Pengelola dan
Bentuk Lokasi Periode Bentuk Lokasi Periode Pemantauan
Lingkungan Hidup
I. Tahap Pra Kontruksi
1. Survie dan Perubahan Sedang, • Melakukan sosialisasi Lokasi Selama Wawancara Lokasi Minimal Pelaksana:
Pengurusan Izin Persepsi munculnya kepada masyarakat kegiatan tahap pra dengan aparat kegiatan dan satu kali PT. Elang Biru Linge
masyarakat. pandangan tentang rencana dan konstruksi pemerintah Kampung pada
atau sikap kegiatan. Kampung Kampung, Kute Rayang tahap Pra Pengawas:
masyarakat • Melakukan Kute kecamatan, Kec. Linge, kontruksi. - Reje Kampung
terhadap komunikasi, koordinasi Rayang tokoh dan Kab. Aceh Kute Rayang
rencana dengan instansi Kec. Linge, warga Tengah - Camat Linge
kegiatan baik terkait, aparat Kab. Aceh masyarakat di - DLH Kab. Aceh
yang bersifat Kampung dan tokoh Tengah sekitar lokasi Tengah
positif maupun masyarakat setempat. rencana
negatif kegiatan Penerima
(Kampung Kute Laporan:
Rayang). - DLH Kab. Aceh
Tengah
- DLHK Aceh
2. Sosialisasi Perubahan Sedang, • Melakukan sosialisasi Lokasi Selama Wawancara Lokasi Minimal Pelaksana:
Persepsi munculnya kepada masyarakat kegiatan tahap pra dengan aparat kegiatan dan satu kali PT. Elang Biru Linge
masyarakat pandangan tentang rencana dan konstruksi pemerintah Kampung pada
atau sikap kegiatan. Gampong Kampung, Kute Rayang tahap Pra Pengawas:
masyarakat • Melakukan Kayee Aceh kecamatan, Kec. Linge, kontruksi. - Reje Kampung
terhadap komunikasi, koordinasi Kec. tokoh dan Kab. Aceh Kute Rayang
rencana dengan instansi Lembah warga Tengah - Camat Linge
kegiatan baik terkait, aparat Sabil, Kab. masyarakat di - DLH Kab. Aceh
yang bersifat gampong dan tokoh Aceh Barat sekitar lokasi Tengah
positif maupun masyarakat setempat. Daya. rencana
negatif kegiatan Penerima
(Kampung Kute Laporan:
Rayang). - DLH Kab. Aceh
Tengah
- DLHK Aceh
II. Tahap Kontruksi

PT. ELANG BIRU LINGE III-2


UKL-UPL PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN GETAH PINUS KAMPUNG KUTE KAYANG, KECAMATAN LINGE,
KABUPATEN ACEH TENGAH

Sumber Dampak Jenis Besaran Standar Pengelolaan Lingkungan Hidup Standar Pemantauan Lingkungan Institusi
Dampak Dampak Hidup Pengelola dan
Bentuk Lokasi Periode Bentuk Lokasi Periode Pemantauan
Lingkungan Hidup
III. TAHAP OPERASI
3. Penerimaan Tenaga Terbukanya Terserapnya a. Memberikan Sekitar a,b dan c Metode Sekitar lokasi Setiap 6 Pelaksana:
Kerja Tahap Operasi Kesempatan tenaga kerja kesempatan kerja lokasi dilakukan pengumpulan kegiatan, yaitu bulan PT. Elang Biru Linge
Kerja sebanyak 20 kepada tenaga kerja kegiatan, sebelum data: Kampung Kute selama
orang untuk lokal yaitu perekrutan Observasi dan Rayang kegiatan di Pengawas:
memenuhi b. Memberikan informasi Kampung tenaga kerja. wawancara. tahap - Reje Kampung
kebutuhan perekrutan tenaga Kute Rayang operasi Kute Rayang
d. setiap Metode analisis
tenaga kerja kerja secara terbuka. - Camat Linge
bulan data: Analisis
tahap operasi. c. Melakukan komunikasi, - DLH Kab. Aceh
deskriptif
koordinasi dan Tengah
konsolidasi perihal - Dinas
perekrutan tenaga Ketenagakerjaan
kerja dengan aparat dan Transmigrasi
desa dan Dinas Kab. Aceh Tengah.
Keternagakerjaan Kab.
Aceh Tengah. Penerima
d. Membayar upah Laporan:
tenaga kerja sesuai - DLH Kab. Aceh
dengan Upah Minimum Tengah
Provinsi (UMP) Aceh - Dinas
2022 sebesar Rp Ketenagakerjaan
3.166.460. dan Transmigrasi
Kab. Aceh Tengah
e. Melaporkan kondisi
- DLHK Aceh
aktual
ketenagakerjaan
secara periodik
termasuk keberadaan
Tenaga Kerja Asing.
(bila ada)
4. Penerimaan dan Ganguan Adanya a. Memberikan informasi Lokasi Sekitar Metode Sekitar lokasi Setiap 6 Pelaksana:
Penampungan Getah Lalu Lintas bangkitan kepada penjual getah Kegiatan lokasi pengumpulan kegiatan, bulan PT. Elang Biru Linge
kendaraan agar pengantaran Pos kegiatan, data: yaitu selama
truk/mobil getah dilakukan di luar Penerimaan yaitu - Observasi Kampung kegiatan Pengawas:
pengangkut jam sibuk di Getah Kampung - Wawancara Kute di tahap - Reje Kampung
sekitar 5-7 pemukiman (07.00- 100 meter Kute Rayanag operasi Kute Rayang

PT. ELANG BIRU LINGE III-3


UKL-UPL PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN GETAH PINUS KAMPUNG KUTE KAYANG, KECAMATAN LINGE,
KABUPATEN ACEH TENGAH

Sumber Dampak Jenis Besaran Standar Pengelolaan Lingkungan Hidup Standar Pemantauan Lingkungan Institusi
Dampak Dampak Hidup Pengelola dan
Bentuk Lokasi Periode Bentuk Lokasi Periode Pemantauan
Lingkungan Hidup
mobil/hari. 08.00). dari arah Rayang, - Traffic Count - Camat Linge
b. Pemasangan rambu- timur dan Kec. Linge - DLH Kab. Aceh
rambu lalu lintas di barat Metode analisis Tengah
dekat jalan menuju menuju data : Analisis - Dinas
lokasi pintu gerbang gerbang deskriptif Perhubungan
masuk Pabrik. masuk. Kab. Aceh
c. Menggunakan Jalan yang Tengah
kendaraan digunakan
pengangkutan yang Penerima
layak operasi. Laporan:
d. Menyusun SOP - DLH Kab. Aceh
Penerimaan Getah Tengah
- Dinas
Perhubungan
Kab. Aceh
Tengah
- DLHK Aceh
Peningkatan Adanya a. Menyediakan fasilitas Bak Selama Metode Tempat Setiap Pelaksana:
Limbah Padat timbulan limbah tempat penampungan Penimbangan tahap pengumpulan Penerimaan 6(enam) PT. Elang Biru Linge
padat dari limbah padat dan bak operasi. data: dan bulan Pengawas:
kotoran yang Penampungan Observasi Penampungan sekali - Reje Kampung
b. Melakukan proses
menempel pada getah. getah. selama Kute Rayang
penyaringan getah. Metode analisis
getah pinus, tahap - Camat Linge
data: Analisis
sebesar 1 Kg/ operasi. - DLH Kab. Aceh
deskriptif
drum 200 Kg. Tengah
Penerima
Laporan:
- DLH Kab. Aceh
Tengah
- DLHK Aceh
5. Proses Pengolahan Peningkatan Aktivitas - Menyediakan TPS Lokasi Selama Metode Lokasi Setiap Pelaksana:
Getah Timbulan operasional Limbah B3 kegiatan masa pengumpulan Kegiatan 6(enam) PT. Elang Biru Linge
Limbah B3 genset dan - Menyusun SOP kegiatan data : bulan
a. TPS
mesin mesin Pengelolaan Limbah B3 operasi. Observasi Pengawas:
Limbah B3 sekali
mengakibatkan dan disosialisasikan - Reje Kampung
Metode analisis selama
potensi kepada karyawan Kute Rayang
data Deskriptif tahap
cemaran - Bekerja sama dengan - Camat Linge

PT. ELANG BIRU LINGE III-4


UKL-UPL PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN GETAH PINUS KAMPUNG KUTE KAYANG, KECAMATAN LINGE,
KABUPATEN ACEH TENGAH

Sumber Dampak Jenis Besaran Standar Pengelolaan Lingkungan Hidup Standar Pemantauan Lingkungan Institusi
Dampak Dampak Hidup Pengelola dan
Bentuk Lokasi Periode Bentuk Lokasi Periode Pemantauan
Lingkungan Hidup
limbah B3 (Oli pihak pengangkut operasi. - DLH Kab. Aceh
Bekas, limbah B3 yang Tengah
Saringan Oli memiliki izin.
Bekas, dan Penerima
Kain Majun Laporan:
Bekas). - DLH Kab. Aceh
Tengah
- DLHK Aceh
Peningkatan Adanya a. Menyediakan fasilitas Bak Selama Metode Lokasi Setiap 6 Pelaksana:
Limbah timbulan limbah tempat penampungan Penimbangan tahap pengumpulan Kegiatan (enam) PT. Elang Biru Linge
Padat padat dari limbah padat dan bak operasi. data : bulan Pengawas:
kotoran yang Penampungan Observasi sekali - Reje Kampung
b. Melakukan proses
menempel pada getah. selama Kute Rayang
penyaringan getah. Metode analisis
getah pinus, tahap - Camat Linge
data Deskriptif
sebesar 1 Kg/ operasi. - DLH Kab. Aceh
drum 200 Kg. Tengah
Penerima
Laporan:
- DLH Kab. Aceh
Tengah
- DLHK Aceh
Penurunan Aktivitas - Meminimalkan Lokasi Selama Metode Lokasi Setiap 6 Pelaksana:
Kualitas Air pengolahan penggunaan bahan Kegiatan tahap pengumpulan Kegiatan (enam) PT. Elang Biru Linge
Permukaan getah kimia dalam proses a. Lokasi operasi. data : a. Lokasi bak bulan Pengawas:
menimbulkan pengolahan getah. bak Pengambilan getah sekali - Reje Kampung
limbah cair. - Mengolah dan getah sampel dan selama Kute Rayang
b. IPAL
menggunakan kembali analisis tahap - Camat Linge
b. IPAL
limbah cair dari sisa air laboratorium c. Bak operasi. - DLH Kab. Aceh
produksi. penampung Tengah
Metode analisis
- Membuat dan akhir Penerima
data
mengoperasikan IPAL Laporan:
Membandingkan
sehingga air sisa - DLH Kab. Aceh
dengan baku
produksi sebagain Tengah
mutu air PP No
dapat digunakan - DLHK Aceh
22 Tahun 2021
kembali, serta bila
lampiran VI
terjadi overflow air
buangan sudah

PT. ELANG BIRU LINGE III-5


UKL-UPL PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN GETAH PINUS KAMPUNG KUTE KAYANG, KECAMATAN LINGE,
KABUPATEN ACEH TENGAH

Sumber Dampak Jenis Besaran Standar Pengelolaan Lingkungan Hidup Standar Pemantauan Lingkungan Institusi
Dampak Dampak Hidup Pengelola dan
Bentuk Lokasi Periode Bentuk Lokasi Periode Pemantauan
Lingkungan Hidup
memenuhi Baku Mutu
Lingkungan.
Penurunan Proses - Mendesain Cerobong Lokasi Selama Metode Lokasi Setiap Pelaksana:
Kualitas pengolahan gas buang yang sesuai Kegiatan tahap pengumpulan Kegiatan 6(enam) PT. Elang Biru Linge
Udara getah dengan standar operasi. data: bulan
menimbulkan pengelolaan Pengambilan sekali Pengawas:
emisi gas buang lingkungan yang sampel dan selama - Reje Kampung
diatur. analisis tahap Kute Rayang
- Melakukan laboratorium. operasi. - Camat Linge
pemeliharaan rutin - DLH Kab. Aceh
Metode analisis
seluruh peralatan Tengah
data
pengolahan getah
Membandingkan
pinus secara periodik Penerima
dengan baku
agar kondisi baik. Laporan:
mutu udara
- Menggunakan forklift - DLH Kab. Aceh
mengacu pada
yang laik operasi Tengah
PP No 22 Tahun
- Para pekerja yang - DLHK Aceh
2021 lampiran
berada di area ketel
VII tentang
pengolahan
baku Mutu
menggunakan masker.
Udara Ambien.
- Melakukan penanaman
pohon dilingkungan
pabrik

Peningkatan Kebisingan - Penggunaan genset Lokasi Selama Metode Lokasi Setiap 6 Pelaksana:
Kebisingan dari kegiatan dilengkapi denga Kegiatan masa pengumpulan Kegiatan (enam) PT. Elang Biru Linge
operasional rumah genset (power kegiatan data : bulan
pabrik yang house) untuk operasi. Pengukuran sekali Pengawas:
dapat mengisolasi kebisingan selama - Reje Kampung
mencapai >70 kebisingan yang menggunakan tahap Kute Rayang
dBA timbul, serta Sound Level operasi. - Camat Linge
menggunakan Meter - DLH Kab. Aceh
silencer pada knalpot Tengah
Metode analisis
genset untuk
data Deskriptif
meredamkan suara Penerima
bising Laporan:

PT. ELANG BIRU LINGE III-6


UKL-UPL PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN GETAH PINUS KAMPUNG KUTE KAYANG, KECAMATAN LINGE,
KABUPATEN ACEH TENGAH

Sumber Dampak Jenis Besaran Standar Pengelolaan Lingkungan Hidup Standar Pemantauan Lingkungan Institusi
Dampak Dampak Hidup Pengelola dan
Bentuk Lokasi Periode Bentuk Lokasi Periode Pemantauan
Lingkungan Hidup
- Menyediakan dan - DLH Kab. Aceh
mewajibkan operator Tengah
genset menggunakan - DLHK Aceh
APD (earplug atau
earmuff).
Bahaya Adanya - Menyusun SOP tentang lokasi Setiap hari - Wawancara lokasi Setiap 6 Pelaksana:
Kebakaran kejadian tanggap darurat kegiatan selama tahap dengan kegiatan bulan PT. Elang Biru Linge
kebakaran kebakaran. operasi tenaga kerja sekali
yang dapat - Mengadakan pelatihan berlangsung selama Pengawas:
- Pemeriksaan
mengganggu pemadaman kebakaran tahap - Reje Kampung
kelengkapan
aktivitas secara rutin yang operasi Kute Rayang
peralatan K3
operasional bekerjasama dengan - Camat Linge
dan instansi terkait. - Pemeriksaan - DLH Kab. Aceh
mengancam - Menyediakan sarana fungsi dan Tengah
keselamatan pemadam kebakaran waktu
pekerja. yang sesuai dengan kadaluarsa Penerima
spesifikasi dan jumlah alat Laporan:
yang disarankan oleh pengendali - DLH Kab. Aceh
dinas/instansi terkait. kebakaran Tengah
- Menempatkan Alat - DLHK Aceh
Pemadam Api Ringan
(APAR) pada tempat
yang mudah dilihat,
serta dilengkapi
dengan rambu
penandanya
- Melakukan pengecekan
fasilitas pemadam
kebakaran secara
periodik
- Melakukan pengecekan
instalasi listrik secara
periodik.
- Menyediakan pintu
darurat, tangga
darurat, meeting point

PT. ELANG BIRU LINGE III-7


UKL-UPL PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN GETAH PINUS KAMPUNG KUTE KAYANG, KECAMATAN LINGE,
KABUPATEN ACEH TENGAH

Sumber Dampak Jenis Besaran Standar Pengelolaan Lingkungan Hidup Standar Pemantauan Lingkungan Institusi
Dampak Dampak Hidup Pengelola dan
Bentuk Lokasi Periode Bentuk Lokasi Periode Pemantauan
Lingkungan Hidup
dan informasi jalur
evakuasi.
6. Aktivitas Penunjang Penurunan Aktivitas - Menyediakan MCK yang Lokasi Selama Metode Lokasi Setiap 6 Pelaksana:
kualitas air domestik para bersih. Kegiatan masa pengumpulan Kegiatan (enam) PT. Elang Biru Linge
Permukaan pekerja yang - Menyediakan sarana air kegiatan data: bulan
menimbulkan bersih yang baik dan operasi. Observasi sekali Pengawas:
peningkatan sehat selama - Reje Kampung
Metode analisis
limbah cair. tahap Kute Rayang
data: Analisis
operasi. - Camat Linge
deskriptif
- DLH Kab. Aceh
Tengah
Penerima
Laporan:
- DLH Kab. Aceh
Tengah
- DLHK Aceh
Peningkatan - Meningkatnya a. Menyediakan fasilitas Lokasi Selama Metode Lokasi Setiap 6 Pelaksana:
Limbah padat timbulan tempat penampungan Kegiatan tahap pengumpulan Kegiatan (enam) PT. Elang Biru Linge
limbah pada limbah padat operasi. data : bulan
domestik Observasi sekali Pengawas:
b. Bekerja sama dengan
(sampah) selama - Reje Kampung
Dinas atau Kelompok Metode analisis
sebesar 0,3 tahap Kute Rayang
Masyarakat setempat data Deskriptif
m³/hari operasi. - Camat Linge
dalam pengelolaan
- berasal dari - DLH Kab. Aceh
limbah padat
kegiatan Tengah
operasional -
serta kegiatan Penerima
pencucian dan Laporan:
penyaringan - DLH Kab. Aceh
getah pinus Tengah
- DLHK Aceh
Peningkatan Aktivitas - Menyediakan TPS Lokasi Selama Metode Lokasi Setiap 6 Pelaksana:
Limbah B3 operasional Limbah B3 kegiatan masa pengumpulan kegiatan (enam) PT. Elang Biru Linge
genset dan - Menyusun SOP kegiatan data : bulan
b. TPS a.TPS
mesin mesin Pengelolaan Limbah B3 operasi. Observasi sekali Pengawas:
Limbah B3 Limbah B3
mengakibatkan dan disosialisasikan selama - Reje Kampung
Metode analisis

PT. ELANG BIRU LINGE III-8


UKL-UPL PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN GETAH PINUS KAMPUNG KUTE KAYANG, KECAMATAN LINGE,
KABUPATEN ACEH TENGAH

Sumber Dampak Jenis Besaran Standar Pengelolaan Lingkungan Hidup Standar Pemantauan Lingkungan Institusi
Dampak Dampak Hidup Pengelola dan
Bentuk Lokasi Periode Bentuk Lokasi Periode Pemantauan
Lingkungan Hidup
potensi kepada karyawan data Deskriptif tahap Kute Rayang
cemaran - Bekerja sama dengan operasi. - Camat Linge
limbah B3 (Oli pihak pengangkut - DLH Kab. Aceh
Bekas, limbah B3 yang Tengah
Saringan Oli memiliki izin.
Bekas, dan Penerima
Kain Majun Laporan:
Bekas). - DLH Kab. Aceh
Tengah
- DLHK Aceh
IV. TAHAP PASCA OPERASI
7. Pembongkaran Perubahan Sedang, • Melakukan Di lokasi Selama 1 Observasi Di lokasi Pada Pelaksana:
Pabrik Getah Pinus bentang kembalinya penanaman di kegiatan bulan kegiatan akhir PT. Elang Biru
alam fungsi lokasi kembali setelah masa Linge
kegiatan berakhir operasi.
dengan baik. kegiatan. Pengawas:
- Reje Kampung
Kute Rayang
- Camat Linge
- DLH Kab. Aceh
Tengah

Penerima
Laporan:
- DLH Kab. Aceh
Tengah
- DLHK Aceh

8. Mobilisasi Peralatan Gangguan Kecil, ▪ Memperlambat Jalan dari Pada saat Observasi Jalan yang Pada Pelaksana:
Lalu Lintas terjadinya kecepatan kendaraan lokasi demobilisasi kondisi dilalui akhir PT. Elang Biru
peningkatan pada jalan yang kegiatan alat dan kerusakan dan kendaraan masa Linge
jumlah berdekatan dengan menuju material kemacetan jalan pengangkut operasi.
kendaraan permukiman dan gudang alat. Pengawas:
hanya 1 kali perdagangan dan jasa. alat. - Reje Kampung
saat mobilisasi Kute Rayang
peralatan - Camat Linge

PT. ELANG BIRU LINGE III-9


UKL-UPL PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN GETAH PINUS KAMPUNG KUTE KAYANG, KECAMATAN LINGE,
KABUPATEN ACEH TENGAH

Sumber Dampak Jenis Besaran Standar Pengelolaan Lingkungan Hidup Standar Pemantauan Lingkungan Institusi
Dampak Dampak Hidup Pengelola dan
Bentuk Lokasi Periode Bentuk Lokasi Periode Pemantauan
Lingkungan Hidup
- DisHub Aceh
Tengah
- DLH Kab. Aceh
Tengah

Penerima
Laporan:
- DLH Kab. Aceh
Tengah
- DLHK Aceh
9. Pelepasan Tenaga Hilang mata Sedang, 20 • Melakukan sosialisasi Di Satu bulan Observasi dan Di Kampung Pada Pelaksana:
Kerja pencaharian (dua puluh) kepada pekerja bahwa Kampung sebelum wawancara Kute Rayang. akhir PT. Elang Biru
orang yang operasi pertambangan Kute berakhirnya dengan pekerja. masa Linge
kehilangan telah selesai. Rayang kegiatan. operasi. Pengawas:
pekerjaan. • Memberikan infomasi - Reje Kampung
PHK secara terbuka Kute Rayang
dan jelas sebelum - Camat Linge
pelaksaan PHK - DLH Kab. Aceh
• PHK dilakukan sesuai Tengah
dengan ketentuan - Dinas
perundang-undangan Ketenagakerjaan
yang berlaku. dan Transmigrasi
Kab. Aceh Tengah.
Penerima
Laporan:
- DLH Kab. Aceh
Tengah
- Dinas
Ketenagakerjaan
dan Transmigrasi
Kab. Aceh Tengah
- DLHK Aceh

PT. ELANG BIRU LINGE III-10


BAB IV SURAT PERNYATAAN

KOP SURAT

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda-tangan dibawah ini:


Nama : Ir. H. Tagore Abu Bakar
Jabatan : Direktur PT. Elang Biru Linge
Alamat : Kampung Kuteni Reje, Kel. Kuteni Reje, Kec. Laut Tawar, Kab.
Aceh Tengah, Provinsi Aceh

Selaku penanggung-jawab atas pengelolaan dan pemantauan lingkungan dari:


Nama Kegiatan : Pabrik Pengolahan Getah Pinus
Alamat Kegiatan : Kampung Kute Rayang, Kecamatan Linge, Kabupaten Aceh
Tengah, Provinsi Aceh
Jenis Kegiatan : Pabrik Pengolahan

Dengan ini menyatakan bahwa:


1. Kami bersedia melakukan Program Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
Hidup terhadap dampak yang ditimbulkan dari kegiatan Pabrik Pengolahan
Getah Pinus sebagaimana yang tertuang dalam Formulir UKL – UPL yang kami
ajukan dan kami juga bersedia untuk diawasi oleh pihak yang berwenang sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
2. Apabila nantinya kami tidak melakukan program pengelolaan dan pemantauan
lingkungan sesuai dengan Formulir UKL – UPL sebagaimana yang dimaksud pada
butir 1 diatas, maka kami bersedia untuk menghentikan kegiatan dan mematuhi
kewajiban sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

Demikian surat pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya, untuk dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.

Aceh Tengah, November 2022


PT. Elang Biru Linge

Ir. H. Tagore Abu Bakar


Direktur

PT. Elang Biru Ling IV-1


UKL-UPL PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN GETAH PINUS
KAMPUNG KUTE RAYANG, KECAMATAN LINGE, KABUPATEN ACEH TENGAH

DAFTAR PUSTAKA

KLHK] Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. 1996. Keputusan Menteri


Lingkungan Hidup No 48 Tahun 1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan.
Jakarta (ID): KLHK
[KLHK] Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. 2016. Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan No P.68/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/ 2016
Tahun 2016 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik. Jakarta (ID : KLHK
Pemerintah Republik Indonesia. 1999. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara. Jakarta
(ID) : Sekretariat Negara
Pemerintah Republik Indonesia. 2001. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 22 Tahun 2021 tentang PPLH. Jakarta (ID) : Sekretariat Negara
Peraturan Menteri Perhubungan No 11 tahun 2017 tentang perubahan ke III atas
peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 75 Tahun 2015 tentang
penyelengaraan analisis dampak lalulintas.
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No 4 Tahun 2021 tentang
Daftar Usaha dan atau Kegiatan yang Wajib Memiliki Amdal, UKL-UPL
atau SPPLH.
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No 5 Tahun 2021 tentang Tata
Cara Penerbitan Persetujuan Teknis dan Surat Kelayakan Operasional
Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan.
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 6 Tahun 2021 tentang Tata
Cara dan Persyaratan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.

PT. ELANG BIRU LINGE V-1


LAMPIRAN I
BUKTI FORMAL RENCANA LOKASI USAHA
BERDASARKAN RENCANA TATA RUANG
LAMPIRAN II
PETA- PETA
LAMPIRAN III
HASIL LABORATORIUM &
RONA LINGKUNGAN HIDUP
LAMPIRAN IV
IDENTITAS PENYUSUN DOKUMEN
LAMPIRAN V
ASPEK LEGALITAS PERUSAHAAN
DAN SURAT TERKAIT
UKL-UPL PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN GETAH PINUS
KAMPUNG KUTE RAYANG, KECAMATAN LINGE, KABUPATEN ACEH TENGAH

Rona Lingkungan Awal

Rona Lingkungan Awal adalah gambaran kondisi lingkungan awal sebelum ada
kegiatan dalam batas wilayah kegiatan pabrik pengolahan getah pinus PT. Elang Biru
Linge. Dokumentasi rona lingkungan ini dapat dijadikan acuan untuk mengukur
tingkat perubahan yang terjadi akibat adanya aktifitas kegiatan PT. Elang Biru Linge
sehingga sudut pandang rona lingkungan dapat memberikan gambaran perubahan
(dampak) yang ditimbulkan setelah adanya kegiatan PT. Elang Biru Linge.

1. Komponen Fisik –Kimia


a. Iklim
Tipe iklim menurut klasifikasi Oldman adalah tipe iklim AF dengan A adalah iklim
hujan tropis dengan temperatur pada bulan terdingin …………. oC dan F adalah hujan
pada bulang terkering …………. mm. Banyaknya curah hujan yang jatuh ke bumi
pada suatu wilayah dinyatakan dengan curah hujan. Besarnya curah hujan
dipengaruhi oleh temperatur, kelembapan udara, penyinaran matahari, morfologi
dan pengaruh angin muson. Wilayah studi memiliki curah hujan pada 5 tahun
terakhir (tahun 2017 s/d 2021) berkisar antara …………. mm/tahun. Sedang hari
hujan rata-rata berkisar …………. mm/bulan. Secara rinci data curah hujan di dan
sekitar lokasi pabrik pengolahan getah pinus PT. Elang Biru Linge tahun 2017 s/d
tahun 2021 dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Data Curah Hujan Tahun 2007-2021


Rata-rata
Curah Hujan Hari Hujan
Tahun Curah Hujan Hari Hujan
(mm/tahun) (mm/bulan)
(mm/tahun) (mm/bulan)
2017
2018
2019
2020
2021
Sumber: Aceh Tengah Dalam Angka, 2021

b. Kualitas Udara dan Kebisingan


Udara merupakan faktor penting dalam kehidupan, namun sejalan meningkatnya
aktivitas pembangunan kualitas udara telah mengalami perubahan. Keberadaan

PT. ELANG BIRU LINGE RONA LINGKUNGAN-1


UKL-UPL PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN GETAH PINUS
KAMPUNG KUTE RAYANG, KECAMATAN LINGE, KABUPATEN ACEH TENGAH

pabrik getah pinus PT. Elang Biru Linge dalam kegiatannya diperkirakan akan
memberikan kontribusi terhadap kualitas udara ambien.
Parameter udara ambien yang dianalisis yaitu Nitrogen dioksida (NO2), Sulfur
Dioksida (SO2), Karbon Monoksida (CO), Hidro Karbon (HD), Total Partikulat (TSP),
Vibrasi Lingkungan, dan Kebisingan. Adapun data hasil pengukuran dan monitoring
kualitas udara dan kebisingan terdapat pada Tabel 2.

Tabel 2. Hasil Analisa Kualitas Udara dan Kebisingan


Hasil
No. Parameter Uji Satuan Baku Mutu Ket.
Analisa
I. Uji Emisi Udara Ambient
1. Nitrogen dioksida (NO2) µg/m3 400
2. Sulfur Dioksida (SO2) µg/m 3 900
3. Karbon Monoksida (CO) µg/m3 30.000
4. Hidro Karbon (HD) µg/m3 160
5. Total Partikulat (TSP) µg/m 3 230
II. Vibrasi Lingkungan dan Kebisingan
1. Vibrasi Lingkungan Hz -
2. Kebisingan dBA 55
Sumber : Analisis Lab ………….

Berdasarkan data hasil pengukuran dan monitoring kualitas udara dan


kebisingan (Tabel 1). Seluruh parameter uji memenuhi baku mutu PP No. 22 Tahun
2021 Tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup,
KepMenLH No. 48/MENLH/11/1996 tentang baku mutu kebisingan kawasan-industri.

c. Kualitas Air Permukaan


Air merupakan salah satu sumber daya alam yang memiliki fungsi sangat
penting bagi kehidupan dan memajukan kesejahteraan umum, sehingga merupakan
modal dasar dan faktor utama pembangunan. Adapun hasil kualitas air permukaan
di sekitar lokasi pabrik getah pinus PT. Elang Biru Linge terdapat pada Tabel 3.
Tabel 3. Analisis Kualitas Air Permukaan di pabrik getah pinus PT. Elang Biru Linge
No Hasil
Parameter Uji Satuan Baku Mutu Ket.
. Analisa
I. Fisika
1. Suhu C
o
+3
2. Zat Padat Terlarut (TDS) mg/l 1.000
3. Zat Padat Tersuspensi (TSS) mg/l 50
II. Kimia
1. pH - 6-9

PT. ELANG BIRU LINGE RONA LINGKUNGAN-2


UKL-UPL PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN GETAH PINUS
KAMPUNG KUTE RAYANG, KECAMATAN LINGE, KABUPATEN ACEH TENGAH

Kebutuhan Oksigen Biologi


2. mg/l 2
(BOD)
3. COD mg/l 25
3. Besi (Fe) mg/l 0,3
4. Mangan (Mn) mg/l 0,1
5. Seng (Zn) mg/l 0,05
6. Tembaga (Cu) mg/l 0,02
7. Cadmium (Cd) mg/l 0,01
8. Cobalt (Co) mg/l 0,2
9. Timbal (Pb) mg/l 0,03
10. Arsen mg/l 0,05
11. Minyak Lemak Garvimetri 1
12. Fecal Colifrom Tabung Ganda 1000
13. Total Colifrom Tabung Ganda 5000
Sumber : Analisis Lab ………….

Hasil pemantauan kualitas air permukaan di sekitar pabrik getah pinus PT.
Elang Biru Linge, seluruh parameter uji memenuhi baku mutu PP No. 22 Tahun 2021
tentang penyelenggaraan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup baku
mutu air sungai dan sejenisnya kelas 2. Air sebagai komponen lingkungan hidup
akan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh komponen lainnya. Air yang kualitasnya
diatas baku mutu mempunyai kondisi yang masih bagus sehingga menjadi modal
dasar dalam kesejahteraan bagi manusia serta makhluk hidup lainnya.

d. Topografi
Topografi pada areal lokasi pabrik getah pinus PT. Elang Biru Linge merupakan
wilayah datar, bergelombang sampai berbukit, mempunyai kemiringan masing-
masing; datar (0-5%), landai (5-10%), serta berbukit (10-30%). Sebagian besar
tanah diwilayah studi merupakan jenis tanah alluvial coklat kelabu, podsolik merah
kekuningan, podsolik kuning serta latosol dan litosol. Kondisi jenis tanah demikian
merupakan potensial yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan bidang
pertanian.

2. Komponen Biologi
a. Flora
Dari pengamatan visual, beberapa jenis flora yang terdapat di sekitar lokasi pabrik
getah pinus PT. Elang Biru Linge dapat dilihat pada Tabel 4. Inventarisasi flora yang
dilakukan pada wilayah studi didominasi oleh jenis paku-pakuan, rumput-rumputan

PT. ELANG BIRU LINGE RONA LINGKUNGAN-3


UKL-UPL PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN GETAH PINUS
KAMPUNG KUTE RAYANG, KECAMATAN LINGE, KABUPATEN ACEH TENGAH

dan semak.
Dari keseluruhan jenis tanman herb aini utuk wilayah studi didominasi oleh jenis
herba pakis (Ghlichenia sp), kacang-kacangan (Papilionaceae), dan rumput paitan
(Paspalium conjugatum). Jenis tanaman herba yang terdapat diluar wilayah pabrik
getah pinus PT. Elang Biru Linge pada umumnya didominasi oleh jenis herba jenis
rumput paitan, teki dan Lalang.

Tabel 4. Jenis Flora di dan Sekitar Lokasi Rencana Kegiatan


No Nama Ilmiah Nama Daerah Keterangan
Paku-pakuan
1 Lycopodiopsida Paku Kawat Tidak dilindungi
2 Equisetineae Paku Ekor Kadal Tidak dilindungi
3 Pteris ensiformis Paku Padang Tidak dilindungi
4 Pityrograma calomelanos Paku Perak Tidak dilindungi
5 Nephrolepis exalta Paku Sepat Tidak dilindungi
6 Nephrolepis bisserata Paku Larat Tidak dilindungi
Rumput-rumputan
1 Paspalum commersonii Genjoran Tidak dilindungi
2 Digitaria sanguinalis Genjoran Tidak dilindungi
3 Dactyloctenium aegyptum Suket katelan Tidak dilindungi
4 Cynodon doctylon Suket grinting Tidak dilindungi
5 Axonophus compressus Rumput pait Tidak dilindungi
6 Leersia hexandra Kalamenta Tidak dilindungi
7 Eleusin indica Rumput belulang Tidak dilindungi
8 Oplismenus burmani Tembelekan Tidak dilindungi
9 Imperata cylindrical Alang-alang Tidak dilindungi
10 Cyperus rotundus Rumput teki Tidak dilindungi
11 Panisetum purpureum Gelaga Tidak dilindungi
Semak
1 Ageratum conyzoides Bandotan Tidak dilindungi
2 Lantana camara Tai kotok Tidak dilindungi
3 Mimosa pudica Sikejut Tidak dilindungi
4 Eupatorium odoratum Krinyuh Tidak dilindungi
5 Urena lobata Pulutan Tidak dilindungi
6 Passiflora foetida Ciplukan Tidak dilindungi
7 Mimosa invisa Boring Tidak dilindungi
8 Melastoma polyanthum Senduduk Tidak dilindungi
9 Cleoma rutidosperma Maman Tidak dilindungi
Sumber: Data Primer, 2022

b. Fauna
Jenis‐jenis fauna yang terdapat di dan sekitar lokasi pabrik pengolahan getah
pinus PT. Elang Biru Linge dikelompokan pada beberapa kelompok/jenis, yaitu jenis
mamalia (hewan menyusui) dan reptilia (binatang melata), seperti yang diuraikan
pada Tabel…
Beberapa kolompok/jenis ikan yang ditemui di perairan sungai kerekap seperti

PT. ELANG BIRU LINGE RONA LINGKUNGAN-4


UKL-UPL PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN GETAH PINUS
KAMPUNG KUTE RAYANG, KECAMATAN LINGE, KABUPATEN ACEH TENGAH

yang diuraikan pada Tabel…. Pada umumnya jenis ikan yang terdapat di perairan ini
tidak termasuk yang dilindungi.
Kelompok/jenis burung (aves) yang dijumpai di lokasi studi seperti yang
diuraikan pada Tabel dan merupakan hewan-hewan yang juga tidak termasuk
kedalam kelompok hewan yang dilindungi.

Tabel 5 Jenis-jenis Fauna Liar di Kawasan Rencana Kegiatan


No. Nama Lokal Nama Ilmiah Kelas Keterangann
1. Biawak Varanus salvator Reptilia Pengamatan
2. Kadal Mabouya multifasciata Reptilia Pengamatan
3. Perkutut Geopelia striata Aves Pengamatan

Sumber : Hasil pengamatan dan informasi masyarakat ,2022

3. Komponen Sosial Ekonomi dan Budaya


Diperkirakan kegiatan Pabrik Pengolahan Getah Pinus PT. Elang Biru Linge
berada di Kampung Kute Rayang, Kecamatan Linge, Kabupaten Aceh Tengah dapat
memenuhi lingkungan sosial ekonomi dan lingkungan sosial budaya masyarakat
sekitarnya. Gambaran Rona Lingkungan Hidup untuk komponen sosial ekonomi dan
budaya masyarakat yang bermukim di sekitar lokasi kegiatan PT. Elang Biru Linge
bersumber dari data sekunder yang diperoleh dari Aceh Tengah Dalam Angka Tahun
2021 (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah) dan data primer dari hasil
wawancara dengan masyarakat yang bermukim di sekitar lokasi kegiatan, secara
ringkas diuraikan sebagai berikut:

a. Kependudukan
Penduduk Kecamatan Linge berdasarkan proyeksi penduduk BPS tahun 2019
sebanyak 10.438 jiwa yang terdiri atas 5.327 jiwa penduduk laki-laki dan 5.111 jiwa
penduduk perempuan. Dibandingkan dengan proyeksi jumlah penduduk tahun 2018,
penduduk Kabupaten Aceh Tengah mengalami pertumbuhan sebesar 2,72%.
Sementara itu besarnya angka rasio jenis kelamin tahun 2019 penduduk laki-laki
terhadap penduduk perempuan sebesar 100.

PT. ELANG BIRU LINGE RONA LINGKUNGAN-5


UKL-UPL PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN GETAH PINUS
KAMPUNG KUTE RAYANG, KECAMATAN LINGE, KABUPATEN ACEH TENGAH

Kepadatan penduduk di Kecamatan Linge tahun 2019 mencapai 5 jiwa/km2.


Kepadatan Penduduk kecamatan cukup beragam dengan kepadatan penduduk
tertinggi terletak di Kecamatan DispotLinge dengan kepadatan sebesar 59 jiwa/km.
Data distribusi kepadatan penduduk di Kabupaten Aceh Tengah selengkapnya
ditunjukkan pada Tabel 6.
Tabel 6. Distribusi dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten
Aceh Tengah Tahun 2022
No Kecamatan Luas Kampung Persentase Penduduk Kepadatan Penduduk per Km2
1 Lumut 111 855 8
2 Delung Sekinel 236 341 1
3 Jamat 150 427 3
4 Linge 250 408 2
5 Owaq 154 1.012 7
6 Penarun 55 210 4
7 Umang 88 201 2
8 Simpang Tiga Uning 92 188 2
9 Pantan Nangka 18 498 28
10 Mungkur 100,23 389 4
11 Gewat 50 44 1
12 Kemerleng 44 352 8
13 Kute Rayang 89 223 3
14 Kute Keramil 25,75 359 14
15 Kute Riyem 20 291 15
16 Kute Baru 20 309 15
17 Kute Robel 69 288 4
18 Gelampang Gading 10 221 22
19 Gemboyah 47,5 1.088 23
20 Dispot Linge 10 587 59
21 Ise-Ise 79 173 2
22 Kute Reje 37 260 7
23 Reje Payung 310 272 1
24 Arul Item 9,8 639 65
25 Antara - 479 -
26 Pantan Reduk - 324 -
Jumlah/Total 2.075 10.438 5
Sumber: BPS Kab. Aceh Tengah, 2022

b. Ketenagakerjaan
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Kabupaten Aceh Tengah tahun 2019
sebesar 65,71 dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 3,21 (Tabel 7).
Tabel 7. Jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Menurut Jenis Kegiatan
Selama Seminggu yang Lalu dan Jenis Kelamin di Kabupaten Aceh
Tengah 2022
Kegiatan Utama Jenis Kelamin Jumlah
Laki-laki Perempuan

PT. ELANG BIRU LINGE RONA LINGKUNGAN-6


UKL-UPL PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN GETAH PINUS
KAMPUNG KUTE RAYANG, KECAMATAN LINGE, KABUPATEN ACEH TENGAH

d. Pendidikan
Pada tahun 2019 di Kecamtan Linge terdapat. Pendidikan setingkat Sekolah Dasar
berjumlah 23 sekolah dengan 1008 murid dan 161 guru. Pendidikan setingkat SMP
berjumlah 6 sekolah dengan 150 murid dan 59 guru. Pendidikan setingkat SMA
berjumlah 2 sekolah dengan jumlah murid 104 dan 18 guru.

4. Komponen kesehatan masyarakat


Setiap usaha dan atau kegiatan pembangunan yang dilaksanakan oleh
pemerintah maupun swasta pada umumnya akan memberikan dampak baik positif
maupun negatif terhadap lingkungan salah satunya adalah aspek Kesehatan
manusia yang berada di sekitar kegiatan, baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Sarana prasarana kesehatan di Kecamatan Linge terdapat satu unit
Puskesmas dan Klinik di Kampung Owaq dan Kute Robel , Posyandu dan Polindes
berjumlah 26 unit yang terdapat di setiap Kampung di Kecamatan Linge, dan
praktek bidan berjumlah 1 unit yang terdapat di Kampung Gemboyah, Data jumlah
tenaga kesehatan dan pendukungnya di Kecamatan Linge dapat dijelaskan pada
Tabel 7 berikut.
Tabel 7. Jumlah Tenaga Kesehatan di Fasilitas Kesehatan Pemerintah di Kecamatan
Silih Nara
Dokter Dokter Dokter Dukun
No Nama Kampung Perawat Bidan
Umum Gigi Spesealis Bersalin
1. Lumut - - - - - -
2. Delung Sekinel - - - - - -
3. Jamat - - - - 1 -
4. Linge - - - - 1 -
5. Owaq 1 - - - 1 -
6. Penarun - - - - - -
7. Umang - - - - 1 -
8. Simpang Tiga Uning - - - - - -
9. Pantan Nangka - - - - 1 -
10. Mungkur - - - - 1 -
11. Gewat - - - - 1 -
12. Kemerleng - - - - 1 -
13. Kute Rayang - - - - 1 -
14. Kute Keramil - - - - 1 -
15. Kute Riyem - - - - 1 -
16. Kute Baru - - - 1 -

PT. ELANG BIRU LINGE RONA LINGKUNGAN-7


UKL-UPL PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN GETAH PINUS
KAMPUNG KUTE RAYANG, KECAMATAN LINGE, KABUPATEN ACEH TENGAH

Dokter Dokter Dokter Dukun


No Nama Kampung Perawat Bidan
Umum Gigi Spesealis Bersalin
17. Kute Robel 1 - - - 1 -
18. Gelampang Gading - - - - -
19. Gemboyah - - - - 1 -
20. Dispot Linge - - - - 1 -
21. Ise-Ise - - - - 1 -
22. Kute Reje - - - - 1 -
23. Reje Payung - - - - -
24. Arul Item - - - - 1 -
25. Antara - - - - -
26. Pantan Reduk - - - - 1 -
Jumlah/Total 2 0 0 0 19 0
Sumber : Puskesmas Kecematan Linge tahun 2019

Data tentang penyakit terbanyak muncul dalam lingkungan kesehatan


masyarakat yang terdapat di Kecamatan Linge dapat dijelaskan Tabel 8.
Tabel 8. Jumlah Kasus 10 penyakit terbanyak di Kecamatan Linge 2018
No. Jenis Penyakit Jumlah Kasus
1. Hipertensi 175
2. Faringitis 141
3. Dispepsia 131
4. Scabies 118
5. Obs Febris 105
6. Commond Cold 90
7. Gastristis 53
8. ISPA 51
9. Ramatoid Atritis 42
10. Bronkitis 42
Sumber : Puskesmas Kecematan Linge tahun 2019

5. Komponen Ruang dan Transportasi


Kondisi sarana jalan yang ada merupakan sarana jalan Kabupaten Aceh
Tengah. Ditinjau dari fungsi jalan lokal yang merupakan jalan umum yang
menghubungkan antar Kampung dengan jenis permukaan jalan Aspal, diperkeras,
dan tanah. Kecepatan kendaraan yang lewat rata-rata rendah dan jumlah jalan
masuk tidak dibatasi. Lebar jalan saat ini menuju lokasi kegiatan sebesar 4 meter
dengan perkerasan berupa bahan batu (base course) dan laterit. Kondisi jalan
dipermukiman dan akses menuju lokasi rencana.

PT. ELANG BIRU LINGE RONA LINGKUNGAN-8


UKL-UPL PEMBANGUNAN PABRIK PENGOLAHAN GETAH PINUS
KAMPUNG KUTE RAYANG, KECAMATAN LINGE, KABUPATEN ACEH TENGAH

Kesibukan transportasi di daerah kondisi jalan di sekitar lokasi rencana


kegiatan kendaraan roda dua (sepeda motor dan sepeda). Sedangkan jenis
kendaraan umum yang biasa beroperasi adalah angkutan umum biasa (minibus).
Untuk kendaraan berat jenis truk, sangat sedikit dijumpai yang melintasi jalur jalan
di sekitar lokasi rencana kegiatan (Kampung Kute Rayang) ini.

Gambar 2. Kondisi Jalan Menuju Lokasi Rencana Kegiatan

PT. ELANG BIRU LINGE RONA LINGKUNGAN-9

Anda mungkin juga menyukai