DISKRIPSI PROYEK
1. Pemilihan Induk
Induk dipilih yang sehat, tidak cacat serta bersih. Penentuan induk yang baik
diharapakan dapat menghasilkan telur yang baik pula dan dapat berproduksi
secara optimal.
2. Pemberian Pakan
3. Penghasilan Telur
Ayam yang telah dipelihara dan diberi pakan secara normal akan
menghasilkan telur. Telur adalah komoditas penjualan utama perusahaan.
Telur diambil secara periodik oleh pekerja untuk diproses ketahap selanjutnya.
4. Penyortiran Telur/ Seleksi
Telur yang telah diambil dan dikumpulkan tadi kemudian disortir atau
diseleksi. Telur dipilih agar telur yang nantinya didistribusikan dalam
masyarakat mutunya tidak berada dibawah mutu pasar.
5. Pembersihan
Pengepakan telur dilakuakn agar telur yang tidak mudah pecah selama proses
pengangkutan dan pendistribusian berlangsung. Peminimalisir telur pecah
selama pendistribusian berarti juga meminimalisir besarnya kerugian yang
ditimbulkan.
A. INFORMASI UMUM
6. Lokasi Pabrik :
Dusun : Beji
Kecamatan : Pajangan
Kabupaten : Bantul
Propinsi : DIY
7. a.Izin Usaha
1. Lahan
No luas Area
Jenis Bangunan Keterangan
. m2 %
1 Lahan Tertutup bangunan
a. Ruang Meeting & office 260 5.02 Tembok & lantai keramik
b. Mushola 60 1.15 Tembok & lantai keramik
c. Pos Satpam 4 0.07 Roster & lantai Cor
d. Bangunan gudang 200 3.86 Tembok & lantai semen
e. Ruang Kesehatan 9 0.17 Tembok & lantai keramik
f. Kandang Ayam 3000 57.95 Tembok & lantai semen
g. Ruang Penyortiran 25 0.48 Tembok & lantai keramik
h. Ruang Penyimpanan
25 0.48 Tembok & lantai keramik
Sementara
i. Ruang Parkir 50 0.96 Konblok
j. KM dan WC 9 0.17 Tembok & ubin
k. Ruang Tamu 18 0.34 Tembok & lantai keramik
l. Ruang Dapur dan Kantin 16 0.30 Tembok & lantai semen
2 Lahan Terbuka
Pagar benteng batako &
Tempat parkir dan halaman 1500 28.97
konblok
3 Lahan Cadangan
Luas Lahan Total Yang Dikuasai 5176 100
a. Peruntukan lahan
1) Kawasan Perdagangan
2) Kawasan Perumahan
3) Kawasan Tambak
b. Struktur Pelayanan
c. Status Lahan
No.403/HGB/BPN/93
No.117/SK/HGB/BPN/2002
No.55.560.241.2004
2. Produksi
Jenis Alat
Kapasitas Produksi Sifat Produk
No Jenis Produksi Satuan Angkut
Izin Riil Mentah Jadi
1. Produksi utama
Menghasilkan 200 200 Pack Truk,
telur ayam container
konsumsi
2. Produksi lainnya
Penjualan ayam 30 10 Ekor Kendaraan
bermotor
3. Penggunaan Energi
Kapasitas
Jenis Energi Pemakaian/ Bulan Sumber
Terpasang
Lain-lain
4. Penggunaan Air
Kapasitas
Jenis Sumber Diolah/ Tidak Diolah Keterangan
Penggunaan
2 sumur gali 100 m 3/ Hari Diolah Digunakan untuk :
dalam
Konsumsi manusia
Konsumsi ayam
Kamar Mandi
Penyiraman tanah
Pembersihan
kandang
Pembuangan limbah
Konsumsi manusia
Reservoir (0,25 M3)
100 M 3/ Hari
Konsumsi
ayam(1 m3)
Meresap ke
3 KM & WC tanah (20 m3)
(30 m3)
Meresap ke
2 sumur gali Siram tanah (5 tanah (5 m3)
dalam m3)
Membersihkan Meresap ke
kandang (60 m3) tanah (20 m3)
Meresap ke
tanah (45 m3)
5. Tenaga Kerja
1 Manager ke atas 1 3 4 4 4
2 Staf 3 2 5 2 3 1 4
3 Buruh/ karyawan
4 Petugas Kebersihan 15 5 20 15 5 10 5 5
5 Petugas keamanan 3 3 3 3
TOTAL 13 10 31 21 11 10 5 9 8
Limbah dan Cemaran
1. Padat
Glondongan Kertas Fabric tes & Non B3 50 Kg/ Hari Dikumpulkan Pencemaran & 2000
Karton inspection dalam gudang penurunan nilai
lalu dijual estetika
Kardus Kertas Fabric tes & Non B3 30 Kg/ hari Dikumpulkan Pencemaran & 2000
inspection dalam gudang penurunan nilai
lalu dijual estetika
Kotoran ayam Kotoran Ternak ayam Non B3 70 Kg/ Hari Ditampung, Pencemaran & 2000
dikeringkan lalu penurunan nilai
dijual estetika
Sampah padat & Kertas bungkus, Aktifitas Non B3 30 Kg/ Hari Dikumpulkan, Pencemaran & 2000
domestic siasa makanan, manusia berupa dibuang ke penurunan nilai
dedaunan perkantoran, tempat sampah estetika
kantin, prose
produksi dll.
Lain-lain
2. Cair
Jenis Limbah Bentuk Sumber Sifat Limbah Kapasitas/ Cara penanganan Dampak yg Sejak kapan
pengelolaan
fisik Limbah satuan waktu ditimbulkan
dilakukan
Limbah RT cair Kantin & Non B3 1 m3/ Hari Disaring kemudian Pencemaran & 2000
dapur dimasukkan saluran penurunan nilai
peresapan estetika
Air buangan cair Toilet & Non B3 3 m3/ Hari Dimasukkan dalam Pencemaran & 2000
toilet & westafel westafel septic tank, berdiding penurunan nilai
semen estetika
Air dari hasi cair Kandang Non B3 50 m3/ Hari Disaring kemudian Pencemaran & 2000
pembersihan dimasukkan saluran penurunan nilai
kandang peresapan estetika
Air Buangan cair Ruang Non B3 25 m3/ Hari Disaring kemudian Pencemaran & 2000
dari produksi & dimasukkan saluran penurunan nilai
pembersihan kerja peresapan estetika
lantai
3. Gas
Karbon Gas Tranportasi dan Berbahaya CO CO 2 Mg/nm3 CO 30mg/ nm Penghijauan, Sesak nafas, 2000
Monoksida dapur bagi PP No.11 servis alat ISPA, kulit sensitif
kesehatan Than 1999 tranpotasi
secara periodik
Karbon Gas Tranportasi dan Berbahaya CO2 0,0008mg/nm3 NO 0,004mg/ Penghijauan, Sesak nafas, 2000
Diosida dapur bagi nm PP No.11 servis alat ISPA, kulit sensitif
kesehatan Than 1999 tranpotasi
secara periodik
Debu Gas Tranportasi dan Berbahaya 0,001 mg/L 0,2 mg/L SE Penyiraman Sesak nafas, 2000
dapur bagi 01/Menaker jalan ISPA, kulit sensitif
kesehatan 1997 NAB
BAB II
A. Flora
B. Fauna
A. Mata pencaharian
B. Pendidikan
1. ISPA
2. Penyakit kulit infeksi
3. Penyakit pada system otot dan jaringan pengikat
4. Tonsilitas
5. Gangguan gigi
6. Gangguan pencernaan
7. Penyakit elergi kulit
MATRIK PRAKIRAAN DAMPAK PROYEK PETERNAKAN AYAM JAYA SANTOSA
Tanggal/ Tahapan Fisik dan Kimia Biologi Sosial ekonomi Kes. Masyarakat
Kegiatan
proyek A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T
PRA KONTRUKSI Penentuan area
Survey lokasi √
Pemilihan lahan √
Negosisai pembelian lahan √ √
Sosialisasi TK.pemerintah Desa √
Sosialisasi TK.departemen terkait
Diskripsi proyek √
Perizinan
Pengurusan alih pemilik lahan
Perencanaan pembangunan √
Tanggal/ Tahapan Kegiatan Fisik dan Kimia Biologi Sosial ekonomi Kes. Masyarakat
proyek A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T
Pembuatan instalasi air bersih √ √ √ √ √
Pembuatan instalasi pengolahan √ √ √ √ √ √
limbah dan sampah
Pembangunan jaringan listrik √ √ √
PRAKIRAAN DAMPAK
1. Survei lokasi
b. Komponen biologi
4. Pembebasan lahan
b. Komponen biologi
6. Sosialisasi pembangunan
B. Kontruksi
Pada kontruksi ini, yaitu mobilisasi tenaga kerja terkait erat dengan
Sumber Daya Manusia yang dibutuhkan dalam menjalankan
proyek.Tenaga kerja adalah penggerak utama selama proyek berlangsung.
b. Komponen biologi
Pekerja kasar yang dibutuhan selama masa kontruksi dapat diambil dari
penduduk sekitar dimanan diadakan proyek. Pengambilan tenaga kerja
dari wilayahsekitar dapat memberikan pandangan positif terhadap
penduduk.
b. Komponen biologi
b. Komponen biologi
b. Komponen biologi
C. Pasca Kontruksi
b. Komponen Biologi
3. Proses produksi
b. Komponen Biologi
b. Komponen Biologi
A. PRA-KONTRUKSI
B. KONSTRUKSI
Pada tahap ini banyak sekali dampak yang dapat timbul, baik dari segi
komponen fisik kimia, biologi maupun sosial ekonomi. Beberapa dampak
negatif yang menyangkut komponen fisik kimia diantaranya timbulnya debu,
kebisingan, terganggunya lalu lintas. Sedangkan pada komponen biologi
dampak negatif yang dapat ditimbulkan adalah tergesernya habitat binatang
pada area proyek, penebangan tanaman dll. Terhadap komponen sosial
ekonomi sendiri dampak negatif yang dapat timbul adalah timbulnya rasa
tidak senang, presepsi negatif merasa terganggu dll. Kegiatan ini mempunyai
dampak yang besar terhadap berbagai komponen dibanding kegiatan-kegiatan
lain selama proses kontruksi.
C. PASCA KONTRUKSI
Kegiatan yg
Komponen lingk
berpotensi Tolok ukur
No Tahap kegiatan yg terkena Jenis dampak
menimbulkan dampak
dampak
dampak
1 Pra konstruksi Perancanaan dan Pemilik dan Keamanan dan Presepsi dari
pembebasan pengguna ketertiban masyarakat
lahan lahan
UKL UPL
Upaya pemantauan lingkungan berperan penting dalam memperoleh data dan berbagai sumber dampak yang harus dilakukan
pengelolaan agar tidak mencemari lingkungan. Data yang diperoleh dari hasil pemantauan adalah acuan intervensi apa yang harus
dilakukan agar dampak negatifnya dapat diminimalisir.
Upaya pengelolaan lingkungan dilakukan agar dampak negatif sebelum, selama dan sesudah proyek berlangsung dapat
diminimalisir. Pembanguanan setiap proyek harus memperhatikan berbagai aspek, tidak terkecuali aspek lingkungan, baik itu
lingkungan fisik, kimia maupun biologi. Data yang diperolah dari hasil pemantauan dapat dijadikan acuan dalam pengelolaan dampak.
DISUSUN OLEH :
1. IGNATIUS PRAMANTO W.
2. YULIANTO SRI WAHYU