Anda di halaman 1dari 36

BAB I

IDENTITAS KEGIATAN

1.1. IDENTITAS PEMRAKARSA


Penanggungjawab : TULUS RAHAYU
Jabatan : Pemilik
Nama Usaha : Kandang Ayam Tulus Rahayu
Jenis Usaha : Kandang Ayam
Alamat Usaha : Dusun Mojolegi RT. 06 / RW. 01 Desa Bandungharjo,
Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan.
Nomor Telp : 081341684389
Nomor Faximile : -

1.2. IDENTITAS PENYUSUN.


NO NAMA JABATAN TIM KUALIFIKASI
1. Sugiyanto, SE. Ketua
2. Agung Tri Wibowo Anggota -

BAB II

UKL-UPL PEMBANGUNAN KANDANG AYAM


DESA BANDUNGHARJO KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN 1
TAHUN 2021
IDENTITAS KEGIATAN
2.1. NAMA RENCANA USAHA/KEGIATAN.
Nama usaha dan/atau kegiatan ini adalah Pembangunan Kandang Ayam dengan
Sistem Close House (Sistem Tertutup).

2.2. LOKASI RENCANA USAHA/KEGIATAN.


Lokasi usaha dan/atau kegiatan Pembangunan Kandang Ayam dengan Sistem Close
House terletak di Dusun Mojolegi RT. 06 / RW. 01 Desa Bandungharjo, Kecamatan
Toroh, Kabupaten Grobogan.

Gambar 1
PETA LOKASI

2.3. SKALA RENCANA USAHA.


a. Luas Lahan / Tanah.
Rencana Usaha atau Kegiatan Pembangunan Kandang Ayam dibangun di atas
lahan tanah dengan luas 1.223 m² dan luas bangunan 864 m².

b. Lama Usaha.
Usaha atau kegiatan akan berlangsung terus menerus sesuai perkembangan
penyediaan kebutuhan konsumen yaitu daging ayam.

c. Kapasitas Kandang.
Rencana kegiatan peternakan ayam pedaging dengan jumlah populasi 14.000
ekor dalam 2 ruang kandang menggunakan sistem close house (sistem tertutup).

d. Penggunaan Lahan.
Luas bangunan rencana peternakan sebesar 864 m² untuk pembangunan
kandang tipe close house dan gudang serta mess karyawan terdiri dari 2 lantai.

Tabel 1
PENGGUNAAN LAHAN

UKL-UPL PEMBANGUNAN KANDANG AYAM


DESA BANDUNGHARJO KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN 2
TAHUN 2021
NO. BANGUNAN VOLUME JUMLAH SATUAN JUMLAH
1. Kandang Lantai I 1 lantai 384 m2 384 m2
2. Kandang Lantai II 1 lantai 432 m2 432 m2
3. Mess dan Gudang 1 lantai 48 m2 48 m2
Jumlah 864 m2
Sumber Data : Peternakan Ayam Tulus Rahayu

adapun status lahan untuk lokasi rencana pembangunan peternakan tersebut


telah melalui proses jual beli antara pihak pertama Watijah dengan Tulus Rahayu
(pemrakarsa). Pada saat ini sedang dalam proses balik nama sertifikat hak milik
tanah.

e. Bibit Ternak.
Bibit mempunyai kontribusi sebesar 30% dalam keberhasilan suatu usaha
peternakan. Rencananya bibit ayam atau day old chicken (DOC) diperoleh dari PT.
Cemerlang Unggas Lestari melalui perjanjian kerjasama dengan pemrakarsa.
Pemasukan ayam bibit dilakukan secara bertahap. Secara singkat DOC ayam yang
sehat dan baik mempunyai kriteria sebagai berikut : dapat berdiri tegap, sehat
dan tidak cacat, mata bersinar, pusar terserap sempurna, bulu bersih dan
mengkilap, ukuran badan normal, ukuran berat badan antara 35-40 gram, tanggal
menetas tidak lebih lambat atau cepat. Sedangkan dalam pemeliharaan bibit
dilakukan setiap saat, bila ada gejala kelainan pada ternak akan segera diberi
perhatian secara khusus dan diberikan pengobatan sesuai petunjuk Dinas
Peternakan setempat atau dokter hewan yang bertugas.

2.4. GARIS BESAR KOMPONEN RENCANA USAHA DAN ATAU KEGIATAN.


a. Kesesuaian Lokasi Usaha dengan Tata Ruang :
Berdasarkan Surat Keterangan Kesesuaian Tata Ruang (SKTR) dari Kepala
DPMPTSP Kabupaten Grobogan Nomor : 650/1001/DPMPTSP/XII/2019 tanggal
16 Desember 2019 dengan titik koordinat :

Tabel 2
KOORDINAT
NO BUJUR TIMUR (BT) LINTANG SELATAN (LS)
1. 110°47.951’T 7°5.754’S
2. 110°47.948’T 7°5.764’S
3. 110°47.983’T 7°5.775’S
4. 110°47.986’T 7°5.767’S
telah dinyatakan bahwa rencana lokasi pembangunan Kandang Ayam telah sesuai
dengan Rencana Tata Ruang Kabupaten Grobogan. Lokasi usaha atau kegiatan
tersebut merupakan sebidang tanah pekarangan D.I. kondisi exiting lahan berupa
tanah pekarangan dengan bangunan permanen diatasnya, terletak di dalam
dominasi kawasan peruntukan permukiman perdesaan Kecamatan Toroh dan
berada diluar deliniasi rencana perlindungan lahan pertanian pangan
berkelanjutan (LP2B), sehingga diperbolehkan untuk pengembangan

UKL-UPL PEMBANGUNAN KANDANG AYAM


DESA BANDUNGHARJO KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN 3
TAHUN 2021
perdagangan dan jasa sebagai pendorong perkembangan kawasan.

b. Persetujuan Prinsip Rencana Kegiatan :


Surat keputusan persetujuan sesuai Surat Rekomendasi Dinas Peternakan dan
Perikanan Kabupaten Grobogan, tanggal 28 Februari 2020 Nomor :
524/182/2020 untuk Ijin Pendaftaran Usaha Peternakan Ayam Potong.

2.5. KOMPONEN RENCANA KEGIATAN YANG DAPAT MENIMBULKAN DAMPAK


LINGKUNGAN.
Pembangunan Kandang Ayam akan berdampak terhadap kondisi lingkungan hidup
secara mendasar berupa dampak positif dan negatif akibat kegiatan. Oleh karena itu,
perlu diidentifikasi lebih jauh mengenai aktivitas kegiatannya, sehingga dampak
negatif yang akan terjadi bisa diminimalisir. Sumber atau penyebab dampak yang
perlu ditelaah dapat dikelompokkan dalam 3 (tiga) komponen besar yaitu :
A. TAHAP PRA-KONSTRUKSI,
B. TAHAP KONSTRUKSI, dan
C. TAHAP PASCA KONSTRUKSI ATAU OPERASIONAL.
Secara detail uraian tahapan kegiatan Pembangunan Kandang Ayam adalah sebagai
berikut :

A. TAHAP PRA-KONSTRUKSI.
1. Sosialisasi Warga Sekitar.
Sosialisasi diperlukan untuk menjalin interaksi yang positif dengan warga
masyarakat sekitar, harapannya juga agar tidak muncul persepsi yang negatif
terhadap rencana pembangunan Kandang Ayam. Sosialisasi telah dilakukan
oleh pihak pemrakasa kepada warga sekitar dengan disaksikan oleh ketua RT
dan RW dan diketahui oleh Kepala Desa dan Pihak Kecamatan yaitu pada hari
pada hari Kamis, 6 Desember 2019, di Dusun Mojolegi RT. 06 / RW. 01 Desa
Bandungharjo, Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan.
 Prakiraan dampak yang akan timbul : Adanya sikap dan persepsi positif
atau negatif dari masyarakat terkait dengan rencana kegiatan
pembangunan gudang.

2. Pengurusan Perijinan
Izin-izin yang dibutuhkan seperti, Ijin Lingkungan dan IMB akan diurus di
DPMPTSP Kabupaten Grobogan.

B. TAHAP KONSTRUKSI.
1. Rekrutmen Tenaga Kerja Konstruksi.
Tenaga kerja yang akan diterima adalah tenaga kerja yang mempunyai
komitmen dan sesuai kualifikasi. Adapun kebutuhan tenaga kerja mengikuti
perkembangan teknis.
 Prakiraan dampak yang akan timbul : Terbukanya lapangan pekerjaan
bagi masyarakat sekitar lokasi kegiatan.

2. Mobilisasi Peralatan dan Pengangkutan Material.

UKL-UPL PEMBANGUNAN KANDANG AYAM


DESA BANDUNGHARJO KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN 4
TAHUN 2021
Mobilisasi peralatan dan pengangkutan material dilakukan untuk mendukung
pekerjaan konstruksi pembangunan Kandang Ayam.
 Prakiraan dampak yang akan timbul : Meningkatnya kadar debu di
udara ambien serta gangguan arus lalu lintas.

3. Pembersihan dan Pematangan Lahan.


Lahan tapak kegiatan akan dilakukan pembersihan terhadap vegetasi–
vegetasi yang akan mengganggu atau menjadi kendala teknis agar kondisinya
aman dan lancar.
 Prakiraan dampak yang akan timbul : Peningkatan kadar debu di udara
ambien, peningkatan kebisingan.

4. Pembangunan Sarana-Pra Sarana.


a. Kandang.
Kandang sistem closed house adalah kandang tertutup yang menjamin
keamanan secara biologi (kontak dengan organisme lain) dengan
pengaturan ventilasi yang baik sehingga lebih sedikit stress yang terjadi
pada ternak. Rencana pembangunan peternakan untuk 1 lantai dengan
dimensi 98 x 12 m.

b. Sistem Penyediaan Air (Plumbing Sistem).


Plumbing Sistem dimanfaatkan untuk penyediaan atau pengeluaran air
ke tempat tempat yang dikehendaki tanpa ada ganguan atau pencemaran
terhadap daerah-daerah yang dilaluinya dan dapat memenuhi kebutuhan
penghuninya dalam masalah air, yakni melalui kran, kloset, wastafel, dan
lain-lain. Untuk bahan plumbing dapat digunakan pipa besi tuang
(galvanize), pipa PVC, dan pipa tembaga (untuk air panas). Plumbing
sistem menggunakan sistem vertikal dan horizontal melalui sumber air
memanfaatkan air sumur dangkal. Sedangkan untuk air minum
menggunakan air dalam kemasan (galon) yang dibeli dari pasaran.
Saluran pembuangan air bekas dan air kotor berasal dari washtafel, MCK,
pencucian alat dan lain-lain dialirkan menuju saluran menuju settling
pond. Sedangkan, pembuangan tinja berasal dari kloset dialirkan menuju
septic tank dan saluran air hujan, penyiraman taman di alirkan menuju
pembuangan.

c. Pembangunan Septic Tank.


Septic tank dibuat sesuai standar yang disyaratkan agar tidak
menyebabkan bau dan tidak mengalami kebocoran yang menyebabkan
penurunan kualitas air tanah.

Gambar 2
SEPTIC TANK

UKL-UPL PEMBANGUNAN KANDANG AYAM


DESA BANDUNGHARJO KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN 5
TAHUN 2021
Septic tank ini direncanakan dapat menampung semua limbah buangan
tinja yang dihasilkan dari karyawan.

d. Pembangunan Sarana Persampahan.


Sarana persampahan yang disediakan oleh pemrakarsa adalah sarana
persampahan yang dibuat secara permanen dan non-permanen. tong
sampah terpilah organik dan anorganik yang non-permanen akan
disiapkan pada masing-masing ruangan sebanyak 5 unit tong sampah
terpilah untuk sampah organik dan anorganik. Sedangkan tong sampah
B3 akan dibangun tempat penyimpanan sementara limbah B3 di areal
kegiatan beserta tempat pembuangan sementara (TPS) secara permanen.
Disamping itu, dibuatkan juga untuk limbah bangkai ayam yaitu kolam
pemusnahan untuk memusnahkan bangkai ayam dengan cara dibakar
terus dikubur.

e. Tempat Penyimpanan Sementara Limbah B3 (TPS B3).


Tempat penyimpanan sementara limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
(B3) atau lebih dikenal dengan nama TPS B3 dibangun dengan ukuran 2 x
3 m. Dengan luas 6m² TPS B3 dapat menampung limbah B3 baik cair dan
padatan yang dihasilkan dari kegiatan peternakan. TPS B3 disesuaikan
dengan ketentuan perundangan yang berlaku dilengkapi dengan fasilitas
pendukungnya.

C. TAHAP OPERASI.
1. Rekruitmen Tenaga Kerja.
Tenaga kerja yang dibutuhkan sebanyak 3 orang. Rekrutmen tenaga kerja
memprioritaskan warga sekitar lokasi yang terkena dampak langsung dengan
kegiatan. Adapun posisi tenaga kerja yang dibutuhkan terdiri dari :

Tabel 3
KEBUTUHAN TENAGA KERJA TAHAP OPERASI
NO DEPARTEMEN JUMLAH
1. Kepala Kandang 1 orang
2. Anak Kandang 2 orang
Jumlah 3 orang
Sumber Data : Peternakan Ayam Tulus Rahayu

2. Jam Kerja
Adapun jam kerja 24 jam terbagi dalam 2 shift. Shift 1 mulai dari pukul 07.00

UKL-UPL PEMBANGUNAN KANDANG AYAM


DESA BANDUNGHARJO KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN 6
TAHUN 2021
– 15.00 WIB dan shift 2 mulai pukul 15.00 – 23.00 WIB. Setiap karyawan
memiliki hak libur selama 1 (satu) hari dalam satu minggu yang waktunya
dijadwalkan oleh pihak pengelola. Selain itu, diberlakukannya jadwal piket
tengah malam secara bergiliran. Untuk keamanan berlaku malam hari sampai
esok pagi.

3. Limbah Cair Domestik.


Limbah cair yang dihasilkan berasal dari aktivitas karyawan, produksi,
pencucian, penyiraman dan fasilitas umum lainnya. Diperkirakan limbah cair
domestik adalah 80% dari jumlah total kebutuhan air jika dihitung adalah :
= (0,1 + 1) x 80 %
Limbah cair domestik
= 0,88 m3/hari
Limbah cair domestik akhir periode = 10 x 80 % = 8 m3
Limbah cair yang dihasilkan dari setiap kegiatan tersebut dialirkan melalui
saluran tersendiri, untuk limbah domestik karyawan terbagi dalam dua
jaringan yakni, jaringan limbah tinja menuju septic tank dan selokan.
Sedangkan pencucian kandang melalui saluran air kotor dan bekas menuju
septick tank.

4. Timbulan Gas Amoniak.


Dampak negatif dari kegiatan perternakan terutama masalah bau yang
berasal dari limbah kotoran ternak, yakni gas Amoniak (NH 3). Reaksi
pembentukan amoniak dipengaruhi oleh kadar protein dalam pakan dan
kotoran ternak. Semakin besar kandungan protein pada pakan akan semakin
besar pula gas Amoniak yang dihasilkan. Namun, disisi lain kandungan
protein pada pakan juga akan mempengaruhi bobot ternak. Untuk
mendapatkan hasil panen yang baik tentunya berbanding lurus dengan bobot
ternak. Oleh karena itu, kandungan protein sangat penting untuk
pertumbuhan ternak (dampak positif) dan sebagai sumber utama penghasil
gas Amoniak (dampak negatif). Untuk meminimalisir reaksi gas amoniak
maka ditambahkan probiotik ke dalam pakan atau minum ternak. Probiotik
tersebut dapat memaksimalkan metabolisme protein dalam tubuh ternak dan
akan mengurangi gas amoniak yang keluar bersama kotoran (ekskresi).

5. Timbulan Sampah/Limbah Padat.


Sampah yang ditimbulkan dari kegiatan peternakan berupa sampah organik,
anorganik dan B3. Hasil timbulan sampah tersebut didominasi sampah
organik diantaranya dari aktivitas karyawan dan ternak. Sedangkan sampah
anorganik ditimbulkan dari aktivitas karyawan. Sampah organik dihasilkan
dari sisa-sisa makanan, tumbuhan, pakan dan kotoran ternak. Sedangkan
sampah anorganik berasal dari sisa sisa bungkus makanan, minuman, dan
lain-lain. Adapun sampah B3 yang umum di temukan antara lain dari limbah
lampu, pecahan kaca, solar, kemasan obat-obatan, dan lain-lain. Volume
sampah yang ditimbulkan dari kegiatan karyawan jika di asumsikan sebesar

UKL-UPL PEMBANGUNAN KANDANG AYAM


DESA BANDUNGHARJO KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN 7
TAHUN 2021
0,54 liter/karyawan/hari maka besarnya volume sampah yang dihasilkan
sebanyak 5,4 liter/hari setara dengan 0,0054 m3/hari. Maka besarnya
volume timbulan sampah yang dihasilkan adalah :

Tabel 4
KEBUTUHAN TENAGA KERJA TAHAP OPERASI
VOLUME JUMLAH
KEGIATAN JUMLAH KONVERSI
SATUAN KARYAWAN
Karyawan 0,54 lt/hr 3 orang 1,62 lt/hr 0,00162 m3/hr
Jumlah 1,62 lt/hr 0,00162 m3/hr
Sumber Data : Peternakan Ayam Tulus Rahayu

Dengan adanya timbulan sampah tersebut Peternakan Ayam Pedaging menyediakan tong
sampah terpilah organik dan anorganik sebanyak 5 unit untuk menampung dan mengelola
sampah yang dihasilkan dari kegiatan karyawan. Sampah organik dikelola dengan
melakukan pengomposan dalam komposter berukuran 1 m x 1 m. Sedangkan, sampah
anorganik ditampung pada Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPSS) berukuran 2
m x 2 m untuk dapat dimanfaatkan kembali dan sisanya dibuang ke TPA.

6. Timbulan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).


Timbulan limbah B3 sebagian besar berasal dari aktivitas laboratorium
hewan dengan penggunaan bahan kimia dan obat-obatan baik berupa padat
maupun cair serta sisa oli bekas dari mesin bermotor. Timbulan limbah B3
padat seperti pecahan kaca, piala, botol, suntikan, jarum suntik, alumunium
voil dan lain-lain diperkirakan mencapai 20 kg/periode. Sedangkan limbah
B3 cair seperti oli bekas diperkirakan sebesar 10 liter/bulan. Timbulan
limbah B3 harus dikelola secara khusus ditempatkan di TPS B3 sebagai
tempat penyimpanan sementara limbah B3. Adapun untuk pengelolaan
limbah B3 ini harus dikerjasamakan dengan pihak ketiga perusahaan yang
bergerak di bidang transportasi dan pengolah/pemusnah limbah B3.

Tabel 5
VOLUME TIMBULAN LIMBAH B3
NO JENIS LIMBAH VOLUME PERIODE
1. Padat 20 Kg Periode
2. Cairan 10 Liter Bulanan
Sumber Data : Peternakan Ayam Tulus Rahayu

7. Penanganan Limbah Kotoran Ternak.


Jumlah kotoran ayam pedaging yang dikeluarkan setiap harinya cukup
banyak, rata-rata 0,15 Kg/ekor/hari setara dengan 0,15 liter/ekor/hari
(Charles dan Hariono, 1991). Sehingga dapat diperkirakan volume timbulan
limbah ternak populasi 14.000 ekor adalah 2.100 Kg/hari atau 2,10 ton/hari.
Untuk menangani limbah kotoran ternak dilakukan dengan cara pemberian
kapur dan sekam pada kotoran ternak. Kotoran ternak di tampung dalam
ruang penampungan sementara kotoran ternak yang berada di bawah

UKL-UPL PEMBANGUNAN KANDANG AYAM


DESA BANDUNGHARJO KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN 8
TAHUN 2021
kandang. Penambahan kapur sebesar 1% dari jumlah total limbah kotoran
ternak selama 14 hari akan menurunkan kadar nitrogen dan sulfida sebagai
sumber penyebab bau dalam bentuk senyawa amoniak (NH 3) dan hydrogen
sulfida (H2S). Kapur dan sekam dicampur aduk dengan kotoran sampai
merata agar proses pengomposan berjalan sempurna. Kotoran ternak ini
akan dijadikan pupuk kandang organik melalui proses dekomposisi yang
akan dikerjasamakan dengan warga sekitar lokasi kegiatan untuk
dimanfaatkan sebagai pupuk organik dalam bidang pertanian. Pengambilan
kotoran ternak dilakukan dalam waktu 14 hari sekali keluar areal lokasi
kegiatan setelah kotoran ternak tersebut menjadi pupuk organik oleh
pengelola yang melibatkan pemrakarsa dan warga masyarakat.

Tabel 6
LIMBAH KOTORAN TERNAK
JUMLAH VOLUME JUMLAH
JUMLAH TOTAL
POPULASI KOTORAN TOTAL
14.000 0,15 kg/ekor/hr 2,100 kg/hr 2,10 ton/hr
Jumlah 2,10 ton/hr
Sumber Data : Peternakan Ayam Tulus Rahayu

8. Penanganan Bangkai Ternak


Bangkai ternak diperkirakan mencapai 700 ekor berdasarkan faktor resiko
kematian sebesar 5% dari jumlah populasi sebanyak 14.000 ekor.
Penanganan bangkai ayam dilakukan dengan cara :
1. Pengontrolan kandang untuk memeriksa ayam yang mati.
2. Pengambilan ayam yang mati didalam kandang petugas diwajibkan
menggunakan pakaian khusus karena tidak diperbolehkan kontak
langsung dengan ayam yang mati.
3. Bangkai ayam mati dikeluarkan dari kandang dan ditampung pada
banker.
4. Bangkai ayam yang mati dibakar pada akhir kegiatan harian dan
disaksikan oleh petugas statistic, sekuriti, dan anak kandang. Setalah di
bakar kemudian dikubur dalam bunker.

9. Penanganan Wabah Flu Burung.


Salah satu ciri ternak terjangkit flu burung adanya ayam mati mendadak.
Setelah itu di periksa ciri-ciri ayam terjangkit flu burung. Ketika terjadi
suspek seperti itu maka pengambilan ayam yang mati mendadak tersebut
dapat dilakukan sama seperti penanganan bangkai ternak. Namun untuk
pencegahan penularan dan penyebaran flu burung ini dapat dilakukan
melalui :
1. Peningkatan biosekuriti; desinfektan alat dan fasilitas peternakan serta
alat pelindung kerja karyawan (anak kandang).
2. Depopulasi (pemusnahan selektif); pemusnahan ayam sehat yang

UKL-UPL PEMBANGUNAN KANDANG AYAM


DESA BANDUNGHARJO KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN 9
TAHUN 2021
berdekatan dengan ayam mati terinfeksi flu burung.
3. Disposal; pemusnahan (pembakaran dan penguburan) ayam mati dan
pakan yang tercemar.
4. Vaksinasi; pemberian vaksin terhadap ayam yang sehat dalam satu
kandang yang ditemukan ayam mati terjangkit flu burung.
5. Melaporkan terjadinya kasus flu burung kepada Dinas Perikanan dan
Peternakan Kabupaten Grobogan.
6. Mendapatkan pelatihan atau pembekalan penanganan flu burung oleh
Dinas terkait di Kabupaten Grobogan.

10. Potensi Terjadinya Kebakaran.


Sumber energi listrik tegangan tinggi sebesar 5 KVA berpotensi terjadinya
kebakaran bila terjadi konsleting listrik. Oleh karena itu, disediakan APAR
berkapasitas 3 Kg sebanyak 4 unit sebagai antisipasi apabila terjadi
kebakaran tidak menjadi kebakaran besar yang dapat merugikan Kandang
Ayam dan lingkungan sekitarnya.

11. Aspek Transportasi.


Kebutuhan transportasi merupakan aspek yang sangat penting untuk
kegiatan Peternakan Ayam Pedaging. Kendaraan operasional digunakan
untuk pengangkutan DOC, pakan, hasil panen, dan limbah kotoran serta
sekam. Kendaraan operasional rencananya sewa truk kepada pihak ketiga.
Selain kendaraan operasional aspek transportasi juga digunakan karyawan
yang menggunakan mayoritas sepeda motor yang keluar masuk lokasi
kegiatan setiap harinya. Kegiatan transportasi ini menggunakan jalan utama
yakni jalan raya Purwodadi-Solo.

Tabel 7
DURASI KENDARAAN
NO PENGGUNA JENIS KENDARAAN DURASI
1. Karyawan Sepeda motor Setiap hari
2. Pakan Truk 1 x seminggu
3. Panen Truk Akhir periode
4. Limbah Ternak Truk Setiap hari
Sumber Data : Peternakan Ayam Tulus Rahayu

12. Pemberian Pakan dan Minum.


Pemberian pakan haruslah memperhatikan kualitas pakan itu sendiri dengan
memiliki kadar nutrisi yang baik untuk pertumbuhan ternak. Kandungan gizi
pakan tiada lain mengandung protein, lemak, serat kasar, kalsium, posfor,
karbohidrat dan multi vitamin. Pemberian pakan berdasarkan Standar
Performance Broiler untuk 14.000 ekor ternak antara lain :

Tabel 8
PEMBERIAN PAKAN TERNAK
UMUR UMUR PAKAN (KG/HARI) RATA-RATA RESIKO

UKL-UPL PEMBANGUNAN KANDANG AYAM


DESA BANDUNGHARJO KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN 10
TAHUN 2021
(HARI) (MINGGU) PER EKOR TOTAL BB/EKOR (KG) KEMATIAN (%)

0 - - - 0.042 -
1 - 0.013 195 0.049 0.4
2 - 0.015 225 0.059 0.5
3 - 0.018 270 0.075 0.6
4 - 0.021 315 0.094 0.7
5 - 0.024 360 0.117 0.8
6 - 0.027 405 0.144 0.9
7 I 0.031 465 0.175 1
8 - 0.035 525 0.210 1.1
9 - 0.041 615 0.248 1.2
10 - 0.046 690 0.290 1.3
11 - 0.052 780 0.334 1.4
12 - 0.058 870 0.382 1.5
13 - 0.064 960 0.433 1.6
14 II 0.070 1.050 0.487 1.7
15 - 0.076 1.140 0.543 1.8
16 - 0.082 1.230 0.602 1.9
17 - 0.088 1.320 0.664 2
18 - 0.094 1.410 0.727 2.1
19 - 0.100 1.500 0.794 2.2
20 - 0.107 1.605 0.862 2.3
21 III 0.113 1.695 0.932 2.4
22 - 0.118 1.770 1.004 2.52
23 - 0.124 1.860 1.078 2.64
24 - 0.130 1.950 1.153 2.76
25 - 0.135 2.025 1.230 2.88
26 - 0.141 2.115 1.308 3.00
27 - 0.146 2.190 1.387 3.12
Jumlah 1.969 29.535
Sumber Data : Peternakan Ayam Tulus Rahayu

Jadi jumlah pakan yang dibutuhkan untuk ternak ayam sebanyak 14.000 ekor
dalam satu periode selama 27 hari adalah 29.535 Kg/periode atau 29,53
ton/periode. Sedangkan, pemberian minum disesuaikan dangan umur ayam
diperkirakan rata-rata dua kali lipat dari jumlah konsumsi pakan per hari.

Tabel 9
PEMBERIAN MINUM TERNAK
UMUR UMUR MINUM (LITER/HARI) RATA-RATA BB/EKOR
(HARI) (MINGGU) PER EKOR TOTAL (KG)
0 - - - 0.042
1 - 0.026 390 0.049
2 - 0.03 450 0.059
3 - 0.036 540 0.075
4 - 0.042 630 0.094
5 - 0.048 720 0.117
6 - 0.054 810 0.144
7 I 0.062 930 0.175
8 - 0.07 1.050 0.210
9 - 0.082 1.230 0.248

UKL-UPL PEMBANGUNAN KANDANG AYAM


DESA BANDUNGHARJO KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN 11
TAHUN 2021
10 - 0.092 1.380 0.290
11 - 0.104 1.560 0.334
12 - 0.116 1.740 0.382
13 - 0.128 1.920 0.433
14 II 0.14 2.100 0.487
15 - 0.152 2.280 0.543
16 - 0.164 2.460 0.602
17 - 0.176 2.640 0.664
18 - 0.188 2.820 0.727
19 - 0.2 3.000 0.794
20 - 0.214 3.210 0.862
21 III 0.226 3.390 0.932
22 - 0.236 3.540 1.004
23 - 0.248 3.720 1.078
24 - 0.26 3.900 1.153
25 - 0.27 4.050 1.230
26 - 0.282 4.230 1.308
27 - 0.292 4.380 1.387
Jumlah 3.938 59.070
Sumber Data : Peternakan Ayam Tulus Rahayu

Jadi kebutuhan air minun ternak sebanyak 14.000 ekor dalam satu periode
selama 27 hari adalah 59.070 liter/periode atau 59,07 m³/periode.

13. Pengendalian penyakit.


Hal yang tak kalah pentingnya adalah pengendalian penyakit. Pencegahan
penyakit dapat dilakukan dengan tindakan antara lain :
1. Menjaga sanitasi lingkungan kandang, peralatan kandang dan
manusianya.
2. Pemberian pakan yang fresh dan sesuai kebutuhan ternak.
3. Melakukan vaksinasi secara teratur.
4. Pemilihan lokasi peternakan di daerah yang bebas penyakit.
5. Manajemen pemeliharaan yang baik.
6. Kontrol terhadap binatang lain.
Berikut sedikit uraian beberapa jenis penyakit yang kerap menyerang ayam :
a. Tetelo (ND).
 Penyebab : Paramyxivirus.
 Gejala : Ngorok dan batuk-batuk, gemetaran, kepala berputar-putar,
kelumpuhan pada kaki dan sayap, kotoran berwarna putih kehijauan.
 Pencegahan : Vaksinasi secara teratur, sanitasi kandang, terhadap
ayam yang terkena ND maka harus dibakar.
 Obat : Belum ada.

b. Gumboro (Gumboro Disease).


 Penyebab : Virus.
 Gejala : Ayam tiba-tiba sakit dan gemetar serta bulu-bulunya berdiri,
sangat lesu, lemah dan malas bergerak, diare putih di sekitar anus.
 Pencegahan : Vaksinasi teratur dan menjaga sanitasi kandang.

UKL-UPL PEMBANGUNAN KANDANG AYAM


DESA BANDUNGHARJO KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN 12
TAHUN 2021
 Pengobatan : Belum ada.

c. Penyakit Cacing Ayam (Worm Disease).


 Penyebab : Cacing.
 Gejala : Pertumbuhan terhambat, kurang aktif, bulu kelihatan kusam.
 Pencegahan : pemberian obat cacing secara berkala, sanitasi kandang
yang baik, penggantian liter kandang secara berkala, dan mencegah
serangga yang dapat menjadi induk semang perantara.
 Obat : Pemberian obat cacing seperti Pipedon-X Liquid,
Sulfaquinoxalin, Sulfamezatin, Sulfamerazin, Piperazin, dll.

d. Berak Kapur (Pullorum).


 Penyebab : Bakteri Salmonella pullorum.
 Gejala : anak ayam bergerombol di bawah pemanas, kepala
menunduk, kotoran melekat pada bulu-bulu disekitar anus.
 Pencegahan : mengusahakan induk terbebas dari penyakit ini,
fumigasi yang tepat pada mesin penetas dan kandang.
 Obat : Noxal, Quinoxalin 4, Coxalin, Neo Terramycyn, dll.
e. Berak Darah (Coccidiosis).
 Penyebab : Protozoa Eimeria SP.
 Gejala : Anak ayam terlihat sangat lesu, sayap terkulai, kotoran encer
yang warnanya coklat campur darah, bulu-bulu di sekitar anus kotor,
ayam bergerombol ditepi atau sudut kandang.
 Pencegahan : Mengusahakan sanitasi yang baik dan sirkulasi udara
yang baik pula atau bisa juga dengan pemberian Coccidiostat pada
makanan sesuai takaran.
 Obat : Noxal, Sulfaquinoksalin, Diklazuril, dll.
14. Vaksin dan Obat-obatan.
Vaksin dan obat-obatan yang digunakan dalam pemeliharaan ternak ayam
antara lain :
Tabel 10
VAKSIN DAN OBAT-OBATAN
NO JENIS OBAT DOSIS JUMLAH
1. Vaksin ND Kill 0,25 ml/ekor 10 liter
2. Vaksin Lasoka 1 tetes/ekor 4 liter
3. Vaksin IBD 1 vial/1.000 ekor 40 vial
4. Antibiotik 0,025 gr/ekor 1 kg
5. Vitamin 0,03 gr/ekor 1,2 kg
6. Vitamin Elektrolit 0,05 gr/ekor 2 kg
7. Vitamin Growth Promotor 0,1 gr/ekor 4 kg
8. Desinfektan 5 ml/40 L air secukupnya
Sumber Data : Peternakan Ayam Tulus Rahayu

15. Panen dan Pasca Panen.


Hasil utama peternakan ayam pedaging berupa ayam dewasa yang siap

UKL-UPL PEMBANGUNAN KANDANG AYAM


DESA BANDUNGHARJO KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN 13
TAHUN 2021
dipotong biasanya 95% dari total populasi ayam ternak. Sedangkan 5% lagi di
asumsikan sebagai tingkat kematian ternak. Dari 14.000 ekor ternak di
asumsikan hasil panen ayam mencapai 14.250 ekor ayam dewasa yang siap
dipotong dan sisanya 2.000 ekor ayam dianggap masuk dalam ranah resiko
kematian ternak. Hasil panen ayam dewasa disalurkan ke PT. Cemerlang
Unggas Lestari sebagai rekan bisnis utama pemrakarsa.
Pada pasca panen dilakukan pembersihan dan penyucian kandang dengan
menggunakan desinfektan, agar kandang terjaga kebersihannya. Air buangan
sisa pencucian dialirkan menuju settling pond sebagai IPAL sederhana/kolam
pengendapan/filterisasi. Masa pasca panen ini kandang setelah dibersihkan
akan dibiarkan selama satu minggu dan penaburan kapur untuk memastikan
kandang telah siap untuk digunakan kembali.
16. Kegiatan Operasional.
1. Kegiatan bongkar muat barang,
2. Pemeliharaan ternak,
3. Panen hasil ternak, dan
4. Pemeliharaan kandang.
17. Penggunaan Sumber Daya Air.
Untuk menunjang operasional Kandang Ayam akan menggunakan sumber
daya air dari sumur dangkal.
18. Penggunaan Sumber Daya Listrik.
Kebutuhan tenaga listrik bersumber dari PLN sebesar 5 KVA dengan sumber
energi listrik cadangan menggunakan Genset type sillient sebesar 5 KVA
serta lampu LED emergency untuk penerangan pertama saat terjadi mati
listrik. Penggunaan genset dilakukan pada saat terjadi mati listrik dari PLN.
19. Pengelolaan Sampah Padat.
Sampah yang ditimbulkan dari kegiatan peternakan berupa sampah organik,
anorganik dan B3. Hasil timbulan sampah tersebut didominasi sampah
organik diantaranya dari aktivitas karyawan dan ternak. Sedangkan sampah
anorganik ditimbulkan dari aktivitas karyawan. Sampah organik dihasilkan
dari sisa-sisa makanan, tumbuhan, pakan dan kotoran ternak. Sedangkan
sampah anorganik berasal dari sisa-sisa bungkus makanan, minuman, dan
lain-lain. Adapun sampah bahan berbahaya dan beracun (B3) yang umum
ditemukan antara lain dari limbah lampu, pecahan kaca, solar, kemasan obat-
obatan, dan lain-lain. Volume sampah yang ditimbulkan dari kegiatan
karyawan jika diasumsikan sebesar 0,54 liter/karyawan/hari maka besarnya
volume sampah yang dihasilkan sebanyak 1,62 liter/hari setara dengan
0,0162 m³/hari. Maka besarnya volume timbulan sampah yang dihasilkan
adalah :

Tabel 10
VOLUME TIMBULAN SAMPAH

UKL-UPL PEMBANGUNAN KANDANG AYAM


DESA BANDUNGHARJO KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN 14
TAHUN 2021
SUMBER VOLUME JUMLAH
JUMLAH KONVERSI
SAMPAH SATUAN KARYAWAN
Karyawan 0,54 l/hr 3 orang 1,62 l/hr 0,0162 m3/hr
Jumlah 1,62 l/hr 0,0162 m3/hr
Sumber Data : Peternakan Ayam Tulus Rahayu

20. Timbulan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).


Timbulan limbah B3 sebagian besar berasal dari aktivitas laboratorium
hewan dengan penggunaan bahan kimia dan obat-obatan baik berupa padat
maupun cair serta sisa oli bekas dari mesin bermotor. Timbulan limbah B3
padat seperti pecahan kaca, pial, botol, suntikan, jarum suntik, alumunium
foil dan lain-lain diperkirakan mencapai 20 kg/periode. Sedangkan limbah B3
cair seperti oli bekas diperkirakan sebesar 10 liter/bulan. Timbulan limbah
B3 harus dikelola secara khusus ditempatkan di TPS B3 sebagai tempat
penyimpanan sementara limbah B3. Adapun untuk pengelolaan limbah B3 ini
harus dikerjasamakan dengan pihak ketiga perusahaan yang bergerak di
bidang transportasi dan pengolah atau pemusnah limbah B3.

21. Corporate Social Responsibility (CSR).


Perusahaan akan memberikan CSR kepada masyarakat terkena dampak
langsung dalam bentuk bantuan pembangunan fasilitas umum, bantuan
kapada warga miskin, dan bantuan-bantuan untuk kegiatan kemasyarakatan
lainnya seperti memperingati hari-hari besar keagamaan, hari-hari besar
nasional dan lain-lain.

22. Alur Penggunaan Air.

Gambar 3
ALUR PENGGUNAAN AIR PERBULAN KANDANG AYAM

23. Utilitas Lingkungan di sekitar Kandang Ayam.


Dalam pelaksanaan kegiatan ini didukung kondisi utilitas sebagai
berikut :

a. Jaringan Listrik.
Jaringan listrik yang ada di lingkungan ini tersedia dengan daya 5 KVA.

UKL-UPL PEMBANGUNAN KANDANG AYAM


DESA BANDUNGHARJO KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN 15
TAHUN 2021
b. Jaringan Air Bersih.
Lokasi kegiatan belum terjangkau oleh jaringan air bersih dari sumur air
tanah dangkal, oleh karena itu kebutuhan air akan dicukupi dengan
membuat sumur dangkal.

c. Jaringan Drainase.
Kondisi drainase yang ada cukup memadai.

d. Pengelolaan Sampah.
Pengelolaan sampah direncanakan dengan menyediakan tempat khusus
untuk sampah organik dan anorganik.

e. Kegiatan Lain di Sekitarnya.


Beberapa kegiatan yang ada di sekitar lokasi Kandang Ayam di Desa
Bandungharjo, Kecamatan Toroh adalah berupa Pemukiman Penduduk
dan tanah tegalan.

24. Unit Pengolahan Limbah.


Kegiatan Kandang Ayam menghasilkan sampah padat berupa kertas, kardus
dan sampah plastik atau makanan serta limbah cair MCK. Pengolahan limbah
di Kandang Ayam dilakukan dengan beberapa cara :

a. Sampah kardus dikumpulkan dan dijual kepada pengepul kardus selama


3 hari sekali, sehingga limbah kardus tersebut tidak menumpuk dan
mengganggu kebersihan lingkungan.

b. Sampah kertas, sampah plastik atau makanan dibersihkan, dikumpulkan


di bak sampah yang telah disediakan dengan ukuran diameter ±1m tinggi
1m sebanyak 2 unit dan tidak terkenaair. Kandang Ayam akan menjalin
kerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Grobogan untuk
pembuangan limbah sehingga limbah akan di pindahkan ke Tempat
Pemrosesan Akhir.

c. Limbah cair yang dihasilkan dalam kegiatan Kandang Ayam karena tidak
termasuk limbah B3 maka limbah tersebut dimasukkan ke septic tank
yang terdapat dilokasi Kandang Ayam sendiri.

PREDIKSI DAMPAK LINGKUNGAN DAPAT DIJELASKAN SEBAGAI BERIKUT :


1. Pada tahapan pra-konstruksi ini tidak menimbulkan dampak terhadap
komponen fisika – kimia, biologi, dan kesehatan masyarakat. Dampak hanya
akan terjadi pada komponen sosial-ekonomi-budaya yaitu :

a. Dampak Keresahan dan Persepsi Negatif Masyarakat.


Dampak komponen sosial ekonomi budaya meliputi keresahan masyarakat pada
tahapan pra konstruksi, ini merupakan dampak dari adanya rencana kegiatan.
Keresahan timbul dipicu oleh ketidakjelasan informasi kepada masyarakat tentang
rencana pembangunan Kandang Ayam masyarakat masih bertanya-tanya tentang

UKL-UPL PEMBANGUNAN KANDANG AYAM


DESA BANDUNGHARJO KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN 16
TAHUN 2021
bagaimana rencana kegiatan Kandang Ayam tersebut. Hal inilah yang dapat
menimbulkan keresahan masyarakat, terutama para penduduk sekitar lokasi
kegiatan.

b. Dampak Kesempatan Bekerja dan Peluang Berusaha.


Dengan adanya kegiatan kegiatan ini, masyarakat sekitar rencana kegiatan
mendapatkan kesempatan bekerja dan berusaha dan dengan adanya rencana
kegiatan Kandang Ayam disekitarnya nilai jualnya menjadi semakin tinggi karena
lahan di sekitar lokasi kegiatan menjadi lokasi yang strategis untuk melakukan
usaha dan tempat berusaha. Rencana kegiatan ini memberikan kesempatan kerja
dan berusaha serta berdampak pada pendapatan masyarakat. Dampak terhadap
pendapatan masyarakat ini dapat bersifat positif maupun negatif. Dampak positif
terjadi, apabila masyarakat mendapatkan kesempatan kerja dan berusaha.
Sedangkan dampak negatif dapat terjadi apabila lokasi Kandang Ayam terlalu dekat
dengan lokasi pemukiman penduduk

2. Pada tahapan konstruksi ini dampak lingkungan dapat dijelaskan sebagai


berikut :
a. Dampak Terhadap Komponen Fisik-Kimia.
Penurunan kualitas udara dan peningkatan kebisingan. Pada Tahapan kontruksi,
kegiatan yang dilakukan adalah Kegiatan penghasil emisi udara / gas buang adalah
mobilisasi (peralatan konstruksi, mesin-mesin, dan material). Kegiatan pada
Tahapan konstruksi tersebut di lakukan dengan peralatan yang menggunakan
bahan bakar solar, sehingga akan menghasilkan emisi udara. Dampak penurunan
kualitas udara hanya bersifat kecil dan sementara karena pekerjaan konstruksi
yang dilakukan sementara karena akan segera berakhir setelah Tahapan
kontruksi selesai. Pekerjaan yang menyebabkan penurunan kualitas udara akan
menimbulkan peningkatan kebisingan ini terutama dihasilkan oleh mesin-mesin
yang di gunakan untuk pekerjaan kontruksi. Dampak dari peningkatan kebisingan
menimpulkan persepsi negatif di masyarakat. Tetapi dampak peningkatan
kebisingan ini hanya bersifat kecil dan sementara. Peningkatan kebisingan ini
dapat dampak lanjutan berupa penurunan tingkat kenyamanan dan persepsi
negatif masyarakat.

b. Dampak Terhadap Komponen Biologi.


Berkurangnya flora dan fauna darat. Kegiatan kegiatan Pembersihan lahan dengan
penebangan pohon dan vegetasi, pembangunan bangunan Kandang Ayam
diperkirakan dapat mengakibatkan hilangnya flora darat yang menempati lahan
tersebut. Dengan demikian, perubahan fungsi lahan dari lahan yang ada
tanamannya menjadi lahan Pembangunan Kandang Ayam dapat mengakibatkan
berkurangnya flora dan fauna darat. Dengan berkurangnya lahan yang tertutup
lahan vegetasi menjadi lahan Pembangunan Kandang Ayam, maka fauna yang biasa
hidup di daerah vegetasi tersebut seperti katak, ular, tikus, belalang, burung,
capung dll akan berkurang. Hal ini di sebabkan karena berkurangnya lahan untuk
habitat hidupnya.

UKL-UPL PEMBANGUNAN KANDANG AYAM


DESA BANDUNGHARJO KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN 17
TAHUN 2021
3. Pada tahapan operasi dampak lingkungan dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Dampak terhadap komponen fisik – kimia.
Penurunan Kualitas Udara dan Peningkatan Kebisingan.
Pada tahapan operasi, kegiatanyang menyebabkan dampak terhadap penurunan
kualitas udara ambien di lokasi kegiatan atau usaha dan sekitarnya adalah
operasional kegiatan Kandang Ayam Penurunan kualitas udara ambien dan
peningkatan kebisingan disebabkan oleh adanya gas buang hasil pembakaran
kendaraan konsumen dan kendaran keluar-masuk pengangkut barang dagangan
Kandang Ayam Penurunan kualitas udara ambien ini dapat menimbulkan dampak
lanjutan berupa penurunan tingkat estetika lingkungan, penurunan tingkat
kenyamanan masyarakat, gangguan terhadap kesehatan masyarakat (terutama
saluran pernafasan) dan persepsi negatif masyarakat. Pada tahapan operasi,
kegiatan yang menyebabkan dampak terhadap peningkatan kebisingan di lokasi
kegiatan atau usaha dan sekitarnya adalah suara kendaraan bermotor yang
keluarmasuk lokasi kegiatan Kandang Ayam Peningkatan kebisingan ini dapat
menimbulkan dampak lanjutan berupa penurunan tingkat kenyamanan dan
persepsi negatif masyarakat.

b. Gangguan Kelancaran Lalu Lintas.


Kendaraan yang keluar-masuk kendaraan menuju areal Kandang Ayam dapat
menimbulkan bangkitan maupun tarikan lalu lintas. Dengan demikian, kegiatan
tersebut akan berdampak terhadap gangguan kelancaran lalu lintas di sekitar
lokasi Kandang Ayam di Desa Bandungharjo, Kecamatan Toroh, Kabupaten
Grobogan. Penurunan tingkat pelayanan jalan ini dapat menimbulkan dampak
lanjutan berupa gangguan lalu lintas, penurunan tingkat kenyamanan, dan persepsi
negatif masyarakat.

BAB III
DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN UPAYA PENGELOLAAN HIDUP
SERTA UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

UKL-UPL PEMBANGUNAN KANDANG AYAM


DESA BANDUNGHARJO KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN 18
TAHUN 2021
UKL-UPL PEMBANGUNAN KANDANG AYAM
DESA BANDUNGHARJO KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN 19
TAHUN 2021
UKL-UPL PEMBANGUNAN KANDANG AYAM
DESA BANDUNGHARJO KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN 20
TAHUN 2021
UKL-UPL PEMBANGUNAN KANDANG AYAM
DESA BANDUNGHARJO KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN 21
TAHUN 2021
UKL-UPL PEMBANGUNAN KANDANG AYAM
DESA BANDUNGHARJO KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN 22
TAHUN 2021
UKL-UPL PEMBANGUNAN KANDANG AYAM
DESA BANDUNGHARJO KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN 23
TAHUN 2021
UKL-UPL PEMBANGUNAN KANDANG AYAM
DESA BANDUNGHARJO KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN 24
TAHUN 2021
UKL-UPL PEMBANGUNAN KANDANG AYAM
DESA BANDUNGHARJO KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN 25
TAHUN 2021
UKL-UPL PEMBANGUNAN KANDANG AYAM
DESA BANDUNGHARJO KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN 26
TAHUN 2021
A. JUMLAH DAN JENIS IZIN PPLH YANG DIBUTUHKAN
Izin Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup belum dibutuhkan dalam
kegiatan Pembangunan Kandang Ayam

B. SURAT PERNYATAAN / KOMITMEN PEMRAKARSA UNTUK MELAKSANAKAN


UKL-UPL

UKL-UPL PEMBANGUNAN KANDANG AYAM


DESA BANDUNGHARJO KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN 27
TAHUN 2021
UKL-UPL PEMBANGUNAN KANDANG AYAM
DESA BANDUNGHARJO KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN 28
TAHUN 2021
DAFTAR PUSTAKA

1. Undang-undang Republik Indonesia No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan


dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

2. Undang-undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah


Daerah

3. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia No. 16 Tahun


2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup

4. Peraturan Daerah Kabupaten Grobogan No. 4 Tahun 2011 tentang Perlindungan


dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

5. Peraturan Bupati Grobogan No. 64 Tahun 2017 tentang Jenis Usaha dan/atau
Kegiatan Yang Wajib Menyusun Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan dan
Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL – UPL) di Kabupaten Grobogan.

UKL-UPL PEMBANGUNAN KANDANG AYAM


DESA BANDUNGHARJO KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN 29
TAHUN 2021
LAMPIRAN

UKL-UPL PEMBANGUNAN KANDANG AYAM


DESA BANDUNGHARJO KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN 30
TAHUN 2021
URAIAN RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL PEMBANGUNAN KANDANG AYAM
DI DESA BANDUNGHARJO, KECAMATAN TOROH, KABUPATEN GROBOGAN

Kegiatan Operasi Pembangunan Kandang Ayam atas nama Tulus Rahayu di Desa
Bandungharjo, Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan tentu akan mengubah rona
lingkungan hidup awal. Oleh karena itu diperlukan identifikasi rona lingkungan hidup
awal yang meliputi :

KOMPONEN GEO-FISIK-KIMIA
A. KONDISI GEOGRAFIS
Kabupaten Grobogan secara geografis terletak diantara 110°15’BT - 111°25’BT
dan diantara 7°LS - 7°30’LS. Dilihat dari tata ruang Provinsi Jawa Tengah,
Kabupaten Grobogan terletak diantara dua pegunungan Kendeng yang
membujur dari arah barat ke timur.

Adapun batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut, sebagaimana disajikan


pada Gambar 4 :
Gambar 4
PETA KABUPATEN GROBOGAN

1. Sebelah Utara : Kabupaten Kudus, Kabupaten Pati dan Kabupaten Blora.


2. Sebelah Timur : Kabupaten Blora.
3. Sebelah Selatan : Kabupaten Sragen, Kabupaten Ngawi, Kabupaten Boyolali
dan Kabupaten Semarang
4. Sebelah Barat : Kota Madya Semarang dan Kabupaten Demak
B. KONDISI TOPOGRAFI
Secara topografi Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan termasuk daerah
dataran rendah, berada pada ketinggian 100-500 mdpl dengan kelerengan antara
00 – 80 yaitu: Bandungharjo, Boloh, Depok, Dimoro, Genengadal, Genengsari,
Katong, Kenteng, Krangganharjo, Ngrandah, Pilangpayung, Plosoharjo, Sindurejo,
Sugihan, Tambirejo, Tunggak.

UKL-UPL PEMBANGUNAN KANDANG AYAM


DESA BANDUNGHARJO KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN 31
TAHUN 2021
Adapun batas-batas wilayah Kecamatan Toroh adalah sebagai berikut,
sebagaimana disajikan pada Gambar 1:
1. Sebelah Utara : Kecamatan Purwodadi.
2. Sebelah Timur : Kecamatan Pulokulon.
3. Sebelah Selatan : Kecamatan Geyer.
4. Sebelah Barat : Kecamatan Penawangan.

Gambar 5
PETA KECAMATAN PURWODADI KABUPATEN GROBOGAN

Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan terbagi menjadi 16 Desa yaitu


Bandungharjo, Boloh, Depok, Dimoro, Genengadal, Genengsari, Katong, Kenteng,
Krangganharjo, Ngrandah, Pilangpayung, Plosoharjo, Sindurejo, Sugihan,
Tambirejo, Tunggak. Dengan luas wilayah sebesar 119,31 km². Lahan di
Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan digunakan sebagai lahan pertanian
sawah 4.518 ha, lahan pertanian bukan sawah 293,55 ha dan lahan pekarangan
2.528 ha.

C. IKLIM
Berdasarkan informasi Badan Meteorologi dan Geofisika Stasiun Semarang dari
tahun 2013 – 2015, rona lingkungan hidup awal pada komponen iklim wilayah
Kecamatan Purwodadi termasuk daerah beriklim tropis dengan suhu minimum
rata-rata 28°C hingga maksimumrata-rata 34°C.

D. KONDISI GEOLOGI
Pemetaan geologi dilakukan di daerah lokasi usaha / kegiatan dan sekitarnya.
Daerah ini termasuk kedalam Zona Antiklinorum Kendeng. Pemetaan ini
dimaksudkan untuk dapat mengetahui keadaan geologi dari daerah pemetaan
dan menambah pengetahuan mengenai pemetaan geologi bagi penyusun.
Pemetaan geologi dilakukan dengan berbagai tahapan, yaitu ; Tahapan
persiapan, Tahapan survei pendahuluan/Reconnaissance, Tahapan pekerjaan
lapangan, dan Tahapan pengolahan data serta pembuatan laporan.

Dari hasil pemetaan yang dilakukan didapatkan beberapa informasi mengenai

UKL-UPL PEMBANGUNAN KANDANG AYAM


DESA BANDUNGHARJO KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN 32
TAHUN 2021
aspek-aspek geologi. Dari hasil analisis yang dilakukan didapatkan informasi
bahwa formasi ini terendapkan pada lingkungan laut dangkal pada Miosen Akhir
hingga Pliosen pada facies inner-outer neritic zone dan fore reef facies. Struktur
geologi yang terdapat di daerah ini yaitu ; struktur antiklin yang memanjang
dengan arah barat – timur. Proses yang masih berlanjut hingga kini yaitu ; proses
denudasional, yang meliputi pelapukan, erosi, dan sedimentasi. Dari proses
tersebut didapatkan endapan aluvial (Qa) dengan ukuran material lempung,
lanau, dan pasir yang tidak terkonsolidasi.

E. KONDIS GEOMORFOLOGI
Aspek geomorfologi dari daerah pemetaan terdiri dari Satuan Fluvial (F1),
Satuan Dataran Bergelombang Lemah (D1), Satuan Perbukitan Landai Struktural
Terdenudasi (S8), dan Satuan Punggungan Antiklin (S9). Stratigrafi daerah
pemetaan tersusun atas Satuan Endapan Lempung, Lanau, Pasir; Satuan
Batulanau; Satuan Batugamping Pasiran; Satuan Batu Gamping Masif.

Satuan morfologi perbukitan adalah bentuk bentang alam yang memperlihatkan


relief baik mulus maupun kasar, membentuk bukit-bukit dengan kemiringan
lereng antara 5% - 15% dan memperlihatkan relief halus, subsatuan morfologi
sedang dengan kemiringan lereng berkisar antara 15% - 40% dan
memperlihatkan relief sedang dan subsatuan.

G. KONDIS HIDROGEOLOGI
Air khususnya air bersih merupakan salah satu sumber daya alam dan
kebutuhan hidup yang paling penting dan merupakan unsur agi semua mahluk
hidup di bumi. Tanpa air, berbagai proses kehidupan tidak dapat berlangsung.

Adapun kondisi hidrogeologi disekitar area kegiatan di Desa Bandungharjo,


Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan adalah :


Jenis Akuifer : Akuifer dengan aliran melalui ruang antar butir.
 Tipe Akuifer : Akuifer produktif sedang dengan penyebaran luas.
 Tingkat Keterusan : Rendah sampai dengan sedang.
 Muka Air Tanah : Beragam dari dekat muka tanah sampai dengan
yang lebih dari 6 meter.
 Debit Sumur : < 4 liter/detik.
 Kualitas Air : Baik

RONA LINGKUNGAN HAYATI

UKL-UPL PEMBANGUNAN KANDANG AYAM


DESA BANDUNGHARJO KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN 33
TAHUN 2021
Komponen lingkungan hayati yang berada disekitar lokasi kegiatan meliputi :
1. Flora (tumbuh-tumbuhan ) yang Tumbuh di Sekitar Lokasi Kegiatan

Tabel 11
Flora (tumbuh-tumbuhan) di sekitar lokasi kegiatan
NO. NAMA TUMBUHAN NAMA ILMIAH
1. Alang-alang Imperata cylindrical
2. Jati Tectona grandis
3. Jeruk bali Citrus x paradise
4. Jeruk nipis Citrus aurantifolia
5. Kelapa Cocos mucifera
6. Labu Cucurbita spp
7. Mahoni Swietenia mahagoni
8. Mawar Rosa sp
9. Melati Jasminum sambac
10. Mangga Mangifera indica
11. Nangka Artocarpus heterophyllus
12. Papaya Carica papaya
13. Pisang Musa paradisiaca
14. Sukun Artocarpus communis
15. Sangketan Heliotropium indicum
16. Sawo Zapota
17. Tebu Sacharum officinale
18. Ubi kayu Manihot utilisima

2. Binatang (Fauna) di Sekitar Lokasi Kegiatan


Tabel 11
Binatang (Fauna) di sekitar lokasi Kegiatan
NO NAMA BINATANG NAMA ILMIAH / GOLONGAN
1. Tikus Ratus sp
2. Nyamuk Diptera
3. Kupu-kupu Lepidoptera
4. Burung Gereja Passer montanus
5. Semut Hymenopiera
6. Jangkrik Acheta domestica
7. Capung Odonata
8. Ikan Cyprinus carpio
9. Kucing Felis carpio
10. Tawon atau Lebah Hymenoptera

ANALISA KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT

UKL-UPL PEMBANGUNAN KANDANG AYAM


DESA BANDUNGHARJO KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN 34
TAHUN 2021
TERHADAP PENDIRIAN KANDANG AYAM TULUS RAHAYU
DI DESA BANDUNGHARJO KECAMATAN TOROH

A. KONDISI DEMOGRAFIS
Jumlah penduduk Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan pada tahun 2015
sebesar 107.280 jiwa, terdiri dari penduduk laki laki sebanyak 52.960 jiwa dan
penduduk perempuan 54.320 sebanyak jiwa. Sex ratio penduduk Kecamatan
Toroh, Kabupaten Grobogan sebesar 97 yang berarti bahwa setiap 100 penduduk
perempuan terdapat 97 sampai dengan 98 penduduk laki laki.

Tabel 12
Jumlah Penduduk Kecamatan Toroh Tahun 2012 – 2016
NO. TAHUN JUMLAH
1. 2012 105.714
2. 2013 106.249
3. 2014 106.773
4. 2015 107.280
5. 2016 107.698
Sumber data : BPS Kabupaten Grobogan Tahun 2017

Dengan perkembangan penduduk di Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan


yang terus menerus sedangkan luas wilayah Kecamatan Toroh, Kabupaten
Grobogan tidak mengalami perluasan maka tidak bisa dihindari lagi Kecamatan
Toroh, Kabupaten Grobogan juga mengalami kepadatan penduduk seperti yang
terjadi di Kecamatan lain. Kepadatan penduduk merupakan salah satu persoalan
yang harus dihadapi oleh seluruh Kabupaten yang ada di Indonesia, dan perlu
dilakukan langkah untuk mengendalikan jumlah kepadatan penduduk. Tingkat
kepadatan penduduk Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan dapat dilihat
dalam tabel berikut ini :

Tabel 13
Kepadatan Penduduk Kecamatan Purwodadi Tahun 2012-2016
NO. TAHUN LUAS WILAYAH KEPADATAN PENDUDUK
1. 2012 119,31 Km² 105.714
2. 2013 119,31 Km² 106.249
3. 2014 119,31 Km² 106.773
4. 2015 119,31 Km² 107.280
5. 2016 119,31 Km² 107.698
Sumber: Dispendukcapil dan BPS Kab. Grobogan Tahun 2017

B. KONDISI TENAGA KERJA DI KANDANG AYAM


Jumlah karyawan yang dipekerjakan di Kandang Ayam sebanyak 10 orang yaitu
seluruh karyawan maupun karyawati di lingkungan Kandang Ayam adalah
berasal dari penduduk Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan. Dengan demikian
maka, Peternakan Ayam Tulus Rahayu telah membantu dalam pengurangan
pengangguran atau dengan kata lain Peternakan Ayam Tulus Rahayu telah
membantu Kabupaten Grobogan dalam mengurangi permasalah pengangguran

UKL-UPL PEMBANGUNAN KANDANG AYAM


DESA BANDUNGHARJO KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN 35
TAHUN 2021
atau ketenagakerjaan.

C. KONDISI PEREKONOMIAN DI KABUPATEN GROBOGAN


Gambaran kondisi perekonomian di Kabupaten Grobogan dapat diketahui dari
perbankan, lembaga keuangan lainnya dan Industri Kecil dan Menengah di
Kabupaten Grobogan. Besarnya PDRB (Produk Domestik Regional Bruto),
prasarana perekonomian.

UKL-UPL PEMBANGUNAN KANDANG AYAM


DESA BANDUNGHARJO KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN 36
TAHUN 2021

Anda mungkin juga menyukai