Ketiga puluh bentuk atau jenis tindak pidana korupsi tersebut pada dasarnya dapat
dikelompokkan sebagai berikut:
Selain bentuk atau jenis tindak pidana korupsi yang sudah dijelaskan di atas, masih ada
tindak pidana lain yang yang berkaitan dengan tindak pidana korupsi yang tertuang pada
UU No.31 Tahun 1999 jo. UU No. 20 Tahun 2001.
Jenis tindak pidana yang berkaitan dengan tindak pidana korupsi itu adalah:
Pasal-pasal di bawah ini dapat dikaitkan dengan tindak pidana korupsi dalam pengadaan
barang dan jasa pemerintah.
Dengan memahami pengertian korupsi menurut perspektif hukum yang dijabarkan dalam
13 buah Pasal dari UU No. 31 Tahun 1999 jo. UU No. 20 Tahun 2001 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, diharapkan kebiasaan berperilaku koruptif yang
berlangsung dikalangan pegawai negeri, penyelenggara negara dan masyarakat yang
selama ini dianggap sebagai hal yang wajar dan lumrah dapat segera dicegah.
2. Menurut salah satu sosiolog Indonesia, Selo Soermadjan yang dikutip dari Modul 1 Konsep
dan Pendekatan Perubahan Sosial, perubahan sosial merupakan segala perubahan pada
lembaga kemasyarakatan di dalam suatu mmasyarakat yang mempengaruhi sistem
sosialnya, sistem sosial tersebut adalah nilai, sikap, dan pola perilaku diantara kelompok
masyarakat.
Perubahan sosial merupakan fenomena kehidupan yang dialami oleh setiap masyarakat di
manapun dan kapan pun.
Apabila Anda membandingkan kehidupan Anda sekarang ini dengan beberapa tahun atau
beberapa puluh tahun yang lalu, pastilah Anda merasakan adanya perubahan-perubahan
itu.
Baik dalam tata cara pergaulan antara sesama anggota masyarakat sehari-hari, dalam cara
berpakaian, dalam kehidupan keluarga, dalam kegiatan ekonomi atau mata pencaharian,
dalam kehidupan beragama, dan seterusnya.
Semua yang Anda rasakan itu juga dirasakan oleh orang atau masyarakat lain. Yang
berbeda adalah kecepatan atau laju terjadinya perubahan itu, demikian pula cakupan
aspek kehidupan masyarakat (magnitude) perubahan yang dimaksud.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa terjadinya perubahan social masyarakat
dapat dipengaruhi dari beberapa factor di antaranya :
A. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari masyarakt itu sendiri.
Sehingga mendorong perubahan pada sistem pembagian kerja, stratifikasi sosial, pola
pekerjaan, perekonomian, serta sistem lainnya.
Contohnya adalah berpindahnya petani ke kota besar yang akan menyebabkan tidak
berfungsinya lahan pertanian.
Tidak berfungsinya lahan pertanian akan memberikan dampak pada pola pembagian
kerja yang akan mendorong perubahan pada sistem perekonomian secara
keseluruhan.
2. Penemuan Baru (Inovasi) Inovasi merupakan tanda awal dari terjadinya suatu
perubahan.
Penemuan baru terjadi dengan dua tahapan penemuan, yaitu discovery dan invention.
Discovery merupakan penemuan baru dari suatu unsur kebudayaan baru, baik berupa
alat ataupun ide baru yang diciptakan.
Contoh dari konflik dalam masyarakat adalah konflik di Pontianak, Ambon, serta Poso.
Ketidakpuasan ini terjadi pada sistem kekuasaan yang dianggap tidak cocok sehingga
mendorong keluarnya sistem dan sistem kekuasaan yang berbeda.
B. Faktor Eksternal Perubahan Sosial Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari
luar masyarakat.
Contoh dari lingkungan alam yang berubah adalah banjir di Jakarta pada tahun 2008
yang membuat masyarakat harus mengungsi dan membuat mereka harus beradaptasi
dengan keadaan yang baru.
2. Peperangan
Peperangan dapat menyebabkan masyarakat menderita, ketakutan, dan cemas.
Negara yang kalah peperangan harus menerima kebudayaan negara yang menang
sehingga struktur masyarakat akan berubah.
Contoh peperangan yang pernah terjadi adalah peperangan seperti perang saat ini
yang terjadi antara RUSIA VS UKRANIA yang kemungkinan bisa memicu perang dunia
ketiga atau bahkan perang nuklir yang sangat dikhawatirkan pendudukn dunia.
3. Dari bergbagai kasus korupsi yang tertangkap tidak sedikit memberikan unsur jera dan
tobat bagi pelaku koropsi di indonesia.
1. Secara khusus dapat memberikan rasa jera dan kesadaran pada koruptor untuk tidak
mengulangi lagi atau lebih berhati-hati dalam bertidak dalam berkehidupan dalam
masyarakat wabil kusus pejabat publik.
Banyak kasus korupsi yang pelakunya bener-bener taubat bahkan menjadi justice
kolaborator.
Seperti kasus E-KTP. Di mana, Setya Novianto siap menjadi justice kolabolator
menyeret semua pelaku E-KTP, dalam hal ini kembali ke penegak hukumnya, sungguh-
sungguhkah dalam menegakkannya atau bahkan tumpul ke atas atau kanan tajam ke
bawah atau kiri.
Kasus lain yakni Angelina Sondakh sebagai rasa penyesalanya dia Menghafal AL-Quran
di dalam penjara.
Dengan berkaca pada kasus-kasus korupsi yang ditangani KPK bisa membuat opini ke
masyarakat jika sudah terkena OTT dapat mempermalukan keluarga dan keturunannya
seumur hidup.
Sehingga bisa membawa dan meningkatkan kesadaran hukum bagi yang belum
terkena OTT.
Seperti kasus korupsi yang menimpa mantan ketua Partai PPP Muhammad
Romahurmuziy betapa malunya keluarga khususnya bagi anak-anaknya mempunyai
orang tua mantan koruptor.
Dari urain di atas dapat kita simpulkan bahwa :
1. Dampak Korupsi sangat merugikan Negara,
2. Dampak dari tertangkapnya koruptor dapat memberikan unsur jera pada pelaku dan
calon pelaku,
3. Dengan banyaknya kasus OTT, otomatis mengurangi virus korupsi merajalela,
4. Perkuat KPK jangan dilemahkan, Kita semangat mendukung KPK untuk selalu
melakukan OTT,
5. Kemandirian KPK sangat dibutuhkan dan tidak butuh Dewan Pengawas (Dewas).
6. Kelengkapan dan kemampuan SDM serta alat KPK untuk melakukan OTT perlu
ditingkatkan, dan
7. Moral KPK menjadi landasan utama dalam penegakan hukum.