Anda di halaman 1dari 7

BUKU JAWABAN

TUGAS MATA KULIAH TUGAS 2

Nama Mahasiswa : MUBASIR


NIM : 041721881
Kode/Mata Kuliah : HKUM4102/Hukum dan Masyarakat
Kode/Nama UPBJJ : 44/Surakarta
Masa Ujian : 2021/22.2 (2022.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
KPK Prihatin Ada Kepala Daerah di Jatim yang Terkena OTT
SURABAYA - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri prihatin ada kepala
daerah dan pejabat yang terjaring operasi tangkap tangan (OTT) pada awal tahun 2020.
Menurut dia, OTT terhadap Bupati Sidoarjo Saiful Ilah, tiga pejabat Pemkab Sidoarjo, dan
dua pengusaha itu bukan gebrakan awal, tapi sudah melalui proses panjang.
"Pemberantasan korupsi bukan hanya pencegahan, tapi juga penindakan," ujar Firli Bahuri
di Grand City, Surabaya, Kamis (9/1). Saat ditanya apakah paling banyak pejabat di Jatim
yang tersangkut kasus korupsi, Firli tidak bisa memastikan. Ini karena Jatim juga
mempunyai 38 kabupaten/kota. "Bisa dibilang wilayahnya luas," katanya. Firli berharap
tidak ada lagi kasus korupsi yang menjerat kepala daerah. Kasus kepala daerah yang
terkena OTT merupakan gambaran yang harus dibenahi. Dia berharap tidak ada uang
ketok palu dalam pengesahan APBD. “Praktik-praktik tersebut masih terjadi di sejumlah
provinsi di Indonesia. Semoga tidak terjadi di Jatim. Saya juga mengingatkan agar kepala
daerah dalam melakukan mutasi dan rotasi jabatan harus transparan. Jangan sampai ada
deal-deal tertentu," tegasnya. Menurut Firli, ada tiga tugas KPK dalam pencegahan
korupsi. Di antaranya, pada pelayanan publik dan tata niaga. Pelayanan publik terkait
perizinan usaha, izin prinsip, penggunaan dan alih fungsi lahan. "Kepala daerah harus
mampu menciptakan iklim usaha yang kondusif. Jangan persulit perizinan. Presiden
mengingatkan, berikan
karpet merah pada investor," jelasnya. Firli juga berencana akan mengumpulkan seluruh
bakal calon yang maju di pilkada. Tujuannya untuk memberikan arahan terhadap langkah
pencegahan kasus korupsi. "Kami janji segera menyelesaikan semua kasus yang mengarah
kepada tindak pidana korupsi sebelum pilkada serentak 2020. Kami tidak ingin nantinya
jeratan kasus korupsi yang menimpa salah satu bakal calon, justru dimanfatkan sebagai
muatan politis," katanya. Firli juga berpesan kepada Kapolda dan Kajati, jika ada kasus
korupsi atau kasus apa pun yang sekarang ada di 19 kabupaten segera diselesaikan. "KPK
netral pada Pilkada 2020. Kami selalu waspada adanya pihak yang dapat menggunakan
kasus korupsi sebagai celah menjatuhkan lawan politiknya. Biasanya begitu masuk daftar
pencalonan, apalagi sudah masuk daftar pasangan tetap, pasti ada laporan yang aneh-
aneh. Lalu, kami tangani, pasti kami disebut tidak netral," tegasnya. Pihak KPK juga segera
memetakan semua bakal calon kepala daerah yang akan maju di pilkada. Mana yang ada
indikasi mengarah ke kasus korupsi, secepatnya bisa diselesaikan. Sehingga, pada saat
pemilihan kepala daerah tidak ada lagi yang dipanggil untuk memberikan keterangan ke
KPK. (mus/rek)
Sumber : https://radarsurabaya.jawapos.com/read/2020/01/10/174263/kpk-prihatin-ada-
kepala-daerahdi-jatim-yang-terkena-ott
1. Dari kasus di atas, analisis perbuatan yang memenuhi unsur-unsur tindak pidana korupsi
dari sudut pandang hukum!
2. Dari kasus di atas, analisis kaitan maraknya tindak pidana korupsi dengan perubahan
sosial menurut Selo Soemardjan!
3. Merujuk pada kasus di atas, berikan dan simpulkan contoh konkrit meningkatkan
kesadaran hukum masyarakat menurut pendapat anda!
Jawaban:
1. Menurut perspektif hukum, definisi korupsi secara gamblang telah dijelaskan dalam 13
buah Pasal dalam UU No. 31 Tahun 1999 yang telah diubah dengan UU No. 20 Tahun 2001
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Berdasarkan pasal-pasal tersebut, korupsi dirumuskan ke dalam 30 bentuk atau jenis


tindak pidana korupsi.

Pasal-pasal tersebut menerangkan secara terperinci mengenai perbuatan yang bisa


dikenakan sanksi pidana karena korupsi.

Ketiga puluh bentuk atau jenis tindak pidana korupsi tersebut pada dasarnya dapat
dikelompokkan sebagai berikut:

1. Kerugian keuangan negara,


2. Suap-menyuap,
3. Penggelapan dalam jabatan,
4. Pemerasan,
5. Perbuatan curang,
6. Benturan kepentingan dalam pengadaan, dan
7. Gratifikasi

Selain bentuk atau jenis tindak pidana korupsi yang sudah dijelaskan di atas, masih ada
tindak pidana lain yang yang berkaitan dengan tindak pidana korupsi yang tertuang pada
UU No.31 Tahun 1999 jo. UU No. 20 Tahun 2001.

Jenis tindak pidana yang berkaitan dengan tindak pidana korupsi itu adalah:

1. Merintangi proses pemeriksaan perkara korupsi,


2. Tidak memberi keterangan atau memberi keterangan yang tidak benar,
3. Bank yang tidak memberikan keterangan rekening tersangka,
4. Saksi atau ahli yang tidak memberi keterangan atau memberi keterangan palsu,
5. Orang yang memegang rahasia jabatan tidak memberikan keterangan atau
memberikan keterangan palsu, dan
6. Saksi yang membuka identitas pelapor.

Pasal-pasal di bawah ini dapat dikaitkan dengan tindak pidana korupsi dalam pengadaan
barang dan jasa pemerintah.

Dengan memahami pengertian korupsi menurut perspektif hukum yang dijabarkan dalam
13 buah Pasal dari UU No. 31 Tahun 1999 jo. UU No. 20 Tahun 2001 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, diharapkan kebiasaan berperilaku koruptif yang
berlangsung dikalangan pegawai negeri, penyelenggara negara dan masyarakat yang
selama ini dianggap sebagai hal yang wajar dan lumrah dapat segera dicegah.

2. Menurut salah satu sosiolog Indonesia, Selo Soermadjan yang dikutip dari Modul 1 Konsep
dan Pendekatan Perubahan Sosial, perubahan sosial merupakan segala perubahan pada
lembaga kemasyarakatan di dalam suatu mmasyarakat yang mempengaruhi sistem
sosialnya, sistem sosial tersebut adalah nilai, sikap, dan pola perilaku diantara kelompok
masyarakat.

Perubahan sosial merupakan fenomena kehidupan yang dialami oleh setiap masyarakat di
manapun dan kapan pun.

Setiap masyarakat manusia selama hidupnya pasti mengalami perubahan-perubahan


dalam berbagai aspek kehidupannya, yang terjadi di tengah-tengah pergaulan (interaksi)
antara sesama individu warga masyarakat, demikian pula antara masyarakat dengan
lingkungan hidupnya.

Apabila Anda membandingkan kehidupan Anda sekarang ini dengan beberapa tahun atau
beberapa puluh tahun yang lalu, pastilah Anda merasakan adanya perubahan-perubahan
itu.

Baik dalam tata cara pergaulan antara sesama anggota masyarakat sehari-hari, dalam cara
berpakaian, dalam kehidupan keluarga, dalam kegiatan ekonomi atau mata pencaharian,
dalam kehidupan beragama, dan seterusnya.

Semua yang Anda rasakan itu juga dirasakan oleh orang atau masyarakat lain. Yang
berbeda adalah kecepatan atau laju terjadinya perubahan itu, demikian pula cakupan
aspek kehidupan masyarakat (magnitude) perubahan yang dimaksud.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa terjadinya perubahan social masyarakat
dapat dipengaruhi dari beberapa factor di antaranya :

A. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari masyarakt itu sendiri.

1. Perubahan Jumlah Penduduk


Jumlah penduduk yang bertambah ataupun berkurang pada suatu wilayah akan
menyebabkan terjadinya perubahan sosial baik di daerah tujuan maupun di daerah
yang ditinggalkan.

Bertambahnya penduduk pada suatu daerah akan mengakibatkan perubahan pada


struktur masyarakat, khususnya lembaga kemasyarakatan. Berkurangnya penduduk
sebagai akibat urbanisasi menyebabkan terjadinya kekosongan pada daerah yang
ditinggalkan.

Sehingga mendorong perubahan pada sistem pembagian kerja, stratifikasi sosial, pola
pekerjaan, perekonomian, serta sistem lainnya.

Contohnya adalah berpindahnya petani ke kota besar yang akan menyebabkan tidak
berfungsinya lahan pertanian.

Tidak berfungsinya lahan pertanian akan memberikan dampak pada pola pembagian
kerja yang akan mendorong perubahan pada sistem perekonomian secara
keseluruhan.

2. Penemuan Baru (Inovasi) Inovasi merupakan tanda awal dari terjadinya suatu
perubahan.
Penemuan baru terjadi dengan dua tahapan penemuan, yaitu discovery dan invention.

Discovery merupakan penemuan baru dari suatu unsur kebudayaan baru, baik berupa
alat ataupun ide baru yang diciptakan.

Sedangkan invention merupakan upaya untuk menghasilkan suatu unsur kebudayaan


lama yang telah ada dalam masyarakat. Contoh dari inovasi adalah penemuan motor
gas yang dilanjutkan dengan ditemukannya mobil.

3. Konflik Dalam Masyarakat


Konflik atau pertentangan dalam masyarakat dapat mendorong terjadinya perubahan
sosial budaya, konflik dapat menyebabkan hilangnya banyak nyawa, pengungsian,
serta situasi sosial politik yang mencekam.

Contoh dari konflik dalam masyarakat adalah konflik di Pontianak, Ambon, serta Poso.

4. Pemberontakan Dalam Masyarakat (Revolusi/Reformasi)


Pemberontakan terjadi karena adanya ketidakpuasan sebagai masyarakat.

Ketidakpuasan ini terjadi pada sistem kekuasaan yang dianggap tidak cocok sehingga
mendorong keluarnya sistem dan sistem kekuasaan yang berbeda.

Contoh revolusi adalah reformasi Mei tahun 1998.

B. Faktor Eksternal Perubahan Sosial Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari
luar masyarakat.

1. Lingkungan Alam yang Berubah


Terjadinya bencana gempa bumi, gunung meletus, tsunami serta bencana lainnya akan
memicu munculnya perubahan sosial budaya pada masyarakat.

Contoh dari lingkungan alam yang berubah adalah banjir di Jakarta pada tahun 2008
yang membuat masyarakat harus mengungsi dan membuat mereka harus beradaptasi
dengan keadaan yang baru.

2. Peperangan
Peperangan dapat menyebabkan masyarakat menderita, ketakutan, dan cemas.

Negara yang kalah peperangan harus menerima kebudayaan negara yang menang
sehingga struktur masyarakat akan berubah.
Contoh peperangan yang pernah terjadi adalah peperangan seperti perang saat ini
yang terjadi antara RUSIA VS UKRANIA yang kemungkinan bisa memicu perang dunia
ketiga atau bahkan perang nuklir yang sangat dikhawatirkan pendudukn dunia.

3. Pengaruh Kebudayaan Masyarakat Lain


Hubungan antara dua masyarakat yang berbeda akan saling mempengaruhi kehidupan
antar masyarakat.

Contohnya adalah kehidupan sosial pasangan yang berbeda kewarganegaraan yang


akan memunculkan gaya hidup, perilaku, serta cara pandang yang berbeda.

3. Dari bergbagai kasus korupsi yang tertangkap tidak sedikit memberikan unsur jera dan
tobat bagi pelaku koropsi di indonesia.

Di antara unsur-unsur kesadaran hukum korupsi terhadap masyarakat.

1. Secara khusus dapat memberikan rasa jera dan kesadaran pada koruptor untuk tidak
mengulangi lagi atau lebih berhati-hati dalam bertidak dalam berkehidupan dalam
masyarakat wabil kusus pejabat publik.

Banyak kasus korupsi yang pelakunya bener-bener taubat bahkan menjadi justice
kolaborator.

Seperti kasus E-KTP. Di mana, Setya Novianto siap menjadi justice kolabolator
menyeret semua pelaku E-KTP, dalam hal ini kembali ke penegak hukumnya, sungguh-
sungguhkah dalam menegakkannya atau bahkan tumpul ke atas atau kanan tajam ke
bawah atau kiri.

Kasus lain yakni Angelina Sondakh sebagai rasa penyesalanya dia Menghafal AL-Quran
di dalam penjara.

2. Secara umum dapat memberikan gambaran kesadaran kepada masyarakat umum


untuk taat hukum, bahwa korupsi itu merugikan negara dan bagi pelaku diancam
dengan hukuman.

Dengan berkaca pada kasus-kasus korupsi yang ditangani KPK bisa membuat opini ke
masyarakat jika sudah terkena OTT dapat mempermalukan keluarga dan keturunannya
seumur hidup.

Sehingga bisa membawa dan meningkatkan kesadaran hukum bagi yang belum
terkena OTT.

Seperti kasus korupsi yang menimpa mantan ketua Partai PPP Muhammad
Romahurmuziy betapa malunya keluarga khususnya bagi anak-anaknya mempunyai
orang tua mantan koruptor.
Dari urain di atas dapat kita simpulkan bahwa :
1. Dampak Korupsi sangat merugikan Negara,
2. Dampak dari tertangkapnya koruptor dapat memberikan unsur jera pada pelaku dan
calon pelaku,
3. Dengan banyaknya kasus OTT, otomatis mengurangi virus korupsi merajalela,
4. Perkuat KPK jangan dilemahkan, Kita semangat mendukung KPK untuk selalu
melakukan OTT,
5. Kemandirian KPK sangat dibutuhkan dan tidak butuh Dewan Pengawas (Dewas).
6. Kelengkapan dan kemampuan SDM serta alat KPK untuk melakukan OTT perlu
ditingkatkan, dan
7. Moral KPK menjadi landasan utama dalam penegakan hukum.

Anda mungkin juga menyukai