Anda di halaman 1dari 8

BUKU JAWABAN UJIAN

(BJU) UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2022/23.2 Genap (2023.1)

Nama Mahasiswa : MOCH. IRVAN SETIAWAN


Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 041711991
Tanggal Lahir : 13/06/1994
Kode/Nama Mata Kuliah : ADPU4332 / Hukum Administrasi Negara
Kode/Nama Program Studi : 311 / Ilmu Hukum S1
Kode/Nama UPBJJ : 44 / SURAKARTA
Hari/Tanggal UAS TH : 8 Juli 2023

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN RISET, DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS TERBUKA
Surat Pernyataan
Mahasiswa
Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : MOCH. IRVAN SETIAWAN


NIM : 041711991
Kode/Nama Mata Kuliah : ADPU4332 / Hukum Administrasi Negara
Fakultas : FHISIP
Program Studi : Ilmu Hukum S1
UPBJJ-UT : UT SURAKARTA

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada
laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan
soal ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai
pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai
dengan aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik
dengan tidak melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE
melalui media apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan
peraturan akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila dikemudian hari
terdapat pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung
sanksi akademik yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.

Grobogan, 8 Juli 2023


Yang Membuat Pernyataan

MOCH. IRVAN SETIAWAN


BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

N Soal
o
1 Negara, dengan organ pemerintahan dalam menjalankan tugas dan fungsinya untuk
menyelenggarakan kesejahteraan bagi warganya, tentu membutuhkan instrumen sebagai
sarana untuk melaksanakannya. Instrumen-instrumen tersebut merupakan sarana yang
disepakati dalam konstitusi sebagai alat yang legal digunakan oleh pemerintah dalam
menjalankan tugas dan fungsinya menyelenggarakan kesejahteraan bagi warganya. Kedudukan
negara sebagai badan hukum publik diwujudkan dengan pemberian kekuasaan dan
kewenangan untuk mengatur segala sesuatu dalam kehidupan pemerintahan sehari-hari.
Untuk menegakan kewenangan tersebut, negara membutuhkan keberadaan satu instrumen
hukum yang dapat memberi ancaman ataupun pemaksaan agar perundangan yang diterbitkan
dalam rangka pencapaian kesejahteraan umum dapat terlaksana. Karena itulah, negara
diberikan satu kewenangan atau fungsi yang diembannya untuk mengenakan sanksi-sanksi
hukum. Sehubungan dengan hal tersebut:

A. Saudara uraikan sanksi yang dapat dikenakan oleh negara kepada warga negara;
B. Saudara analisis jenis-jenis sanksi hukum yang dapat dikenakan oleh negara dalam upaya
menegakkan hukum peraturan perundang-undangan.
JAWABAN
A. Negara membutuhkan keberadaan instrumen hukum yang dapat memberi ancaman
ataupun pemaksaan agar perundangan yang diterbitkan dalam rangka pencapaian
kesejahteraan umum dapat terlaksana. Karena itulah, negara diberikan satu kewenangan
atas fungsi yang diembannya untuk mengenakan sanksi-sanksi hukum yang dicantumkan
dalam perundangan sebagai penegakan hukum.

Sanksi yang dapat dikenakan oleh negara kepada warga negara yakni sanksi pidana, sanksi
perdata dan sanksi administratif.

Sanksi pidana adalah sanksi yang diberikan berupa perasaan tidak enak atau sengsara yang
dijatuhkan oleh hakim dengan vonis kepada orang yang telah melanggar Undang-Undang
Hukum Pidana, yang terdri hukuman pokok dan hukuman tambahan.

Sanksi perdata adalah sanksi yang diberikan kepada terdakwa yang berdasarkan jenis
putusannya. Putusan tersebut antara lain kondemnator, deklarator dan konstitutif. Dengan
demikian, sanksi hukum dalam hukum perdata biasanya berupa kewajiban untuk
melakukan sesuatu perbuatan yang diperintahkan hakim dan hilangnya suatu keadaan
hukum yang diikuti dengan terciptanya suatu keadaan hukum baru.

Sanksi administratif adalah sanksi yang dikenakan terhadap pelanggaran administrasi atau
ketentuan Undang-Undang yang bersifat administratif. Sanksi ini berupa denda, peringatan
tertulis, pencabutan izin tertentu dan lain sebagainya.
B. Jenis sanksi-sanksi hukum yang dapat dikenakan oleh negara untuk menegakkan hukum
peraturan perundang-undangan tersebut meliputi :
- Paksaan pemerintah
- Penarikan kembali keputusan yang menguntungkan
- Pengenaan denda administratif
- Pengenaan uang paksa

2 Dalam hal pemanfaatan barang milik negara dapat dilakukan melalui model kerja sama
pemanfaatan barang milik negara. Sehubungan dengan hal tersebut anda uraikan bentuk-
bentuk pemanfaatan barang milik negara sesuai dengan peraturan perundangan terkait!
JAWABAN
Barang milik negara adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBN atau
berasal dari perolehan lainnya yang sah. Hal itu sesuai dengan isi Peraturan Pemerintah Nomor
6 Tahun 2006.

Dalam hal pemanfaatan Barang Milik Negara (BMN), biasanya pemakainya adalah pihak ketiga
yang bukan pengguna barang, yakni pejabat pemegang kewenangan penggunaan barang milik
negara. Hal ini tentu saja, yang melakukan pemanfaatan Barang Milik Negara dilarang
mengubah status kepemilikan barang milik negara tersebut.

Dalam pemanfaatan BMN yang digunakan oleh pihak ketiga, ada beberapa pola yang sesuai
dengan Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 96/PMK.06/2007 yakni :

- Sewa

Dalam Permenkeu RI No 96/PMK/06/2007, sewa yakni pemanfaatan barang milik negara


oleh pihak lain dalam jangka waktu tertentu dan menerima imbalan uang tunai.

Prosesnya melalui berbagai pihak yakni :


 Badan Usaha Milik Negara
 Badan Usaha Milik Daerah
 Badan Hukum lainnya
 Perorangan

- Pinjam Pakai

Dalam Lampiran III PMK Nomor 96/PMK.06/2007, pinjam pakai barang milik negara adalah
penyerahan penggunaan barang milik negara antara pemerintah pusat dan pemerintah
daerah dalam jangka waktu tertentu, tanpa menerima imbalan, setelah jangka waktu
berakhir, barang milik negara tersebut diserahkan embali kepada pemerintah pusat.

- Kerja Sama Pemanfaatan

Menurut Lampiran IV Permenkeu Nomor 96/PMK.06/2007 tertulis bahwa pendayagunaan


barang milik negara oleh pihak lain dalam jangka waktu tertentu dalam rangka peningkatan
penerimaan negara bukan pajak dan sumber pembiayaan lainnya.

- Bangun guna serah dan bangun serah guna

Dalam Lampiran V Permenkeu Nomor 96/PMK.06/2007 tertulis bahwa bangun guna serah
adalah pemanfaatan tanah milik pemerintah pusat oleh pihak lain dengan mendirikan
bangunan dan/atau sarana, berikut fasilitasnya, kemudian didayagunakan oleh pihak lain
tersebut dalam jangka waktu tertentu yang telah disepakati, untuk selanjutnya tanah serta
bangunan dan/atau sarana, berikut fasilitasnya diserahkan kembali kepada pengelola
barang setelah berakhirnya jangka waktu.

Sementara bangun serah guna sesuai dengan Lampiran V Permenkeu Nomor


96/PMK.06/2007 yaitu pemanfaatan tanah milik pemerintah pusat oleh pihak lain dengan
mendirikan bangunan dan/atau sarana, berikut fasilitasnya dan setelah selesai
pembangunannya diserahkan kepada pengelola barang untuk kemudian didayagunakan
oleh pihak lain selama jangka waktu yang disepakati.

3 Dalam pertimbangan diundangkannya Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang


Keterbukaan Informasi Publik ditegaskan bahwa informasi merupakan kebutuhan pokok setiap
orang bagi pengembangan pribadi dan lingkungan sosialnya serta merupakan bagian penting
bagi ketahanan nasional, bahwa hak memperoleh informasi merupakan hak asasi manusia dan
keterbukaan informasi publik merupakan salah satu ciri penting negara demokratis yang
menjunjung tinggi kedaulatan rakyat untuk mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik.
Bahwa keterbukaan informasi publik merupakan sarana dalam mengoptimalkan pengawasan
publik terhadap penyelenggaraan negara dan Badan Publik lainnya dan segala sesuatu yang
berakibat pada kepentingan publik. Sehubungan dengan hal tersebut:

A. Bagaimana prosedur atau mekanisme untuk mendapatkan informasi publik?


B. Apakah semua informasi publik dapat diberikan kepada masyarakat?
JAWABAN
A. Prosedur untuk mendapatkan informasi publik yakni dengan mengajukan permohonan
untuk mendapatkan salinan dari suatu informasi publik, pejabat pengelola informas dan
dokumentasi wajib mendaftarnya serta akses yang cukup kepada pemohon untuk melihat,
membaca dan memeriksa informasi yang diminta dan diberikan salinan atas informas
tersebut.

Jika informasi tersebut adalah hal yang diperkecualikan, maka PPID dapat menolak
permohonan pemohon informasi untuk mendapatkan salinan tersebut dalam Pasal 17 UU
Nomor 14 Tahun 2008.

Kemudian, PPID akan memberitahukan jawaban atas permohonan yang diajukan oleh
pemohon tersebut. Pemberian jawaban ini akan dilakukan paling lama 10 hari setelah
permohonan yang diajukan kepada badan publik.

Jika mengharuskan adanya pungutan biaya, PPID wajib mengusahakan agar biaya tidak
memberatkan pemohon informasi publik yakni berdasarkan pada Pasal 27 PerKI Nomor
1 Tahun 2010.

B. Tidak semua informasi publik dapat diberikan kepada masyarakat. Sesuai dengan Pasal 17
UU Nomor 14 Tahun 2008 ada informasi yang diperkecualikan dan PPID berhak menolak
untuk permohonan pemohon informasi yang meminta salinannya.

Informasi yang demikmian ini bernama informasi privat yang merupakan hal absolut
menjadi kewenangan masing-masing. Beberapa informasi yang bersifat rahasia ini biasanya
berupa :
a. Informasi yang dapat membahayakan negara
b. Informasi yang berkaitan dengan kepentingan perlindungan usaha dari persaingan
usaha tidak sehat
c. Informasi yang berkaitan dengan hak-hak pribad
d. Informasi yang berkaitan dengan rahasia jabatan
e. Informasi publik yang diminta belum dikuasai atau didokumentasikan

4 Jaminan sosial adalah salah satu bentuk perlindungan sosial untuk menjamin seluruh rakyat
agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak. Pasal 34 ayat (2) UUD-NRI Tahun
1945 mengamanahkan bahwa “Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh
rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat
kemanusiaan”. Pasal 14 UU No. 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
menegaskan bahwa setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling singkat 6 (enam)
bulan di Indonesia, wajib menjadi peserta program jaminan sosial. Kemudian Pasal 15 UU No.
24 Tahun 2011 menentukan bahwa pemberi kerja secara bertahap wajib mendaftarkan dirinya
dan pekerjanya sebagai peserta kepada BPJS sesuai dengan program jaminan sosial yang
diikuti, pemberi kerja, dalam melakukan pendaftaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
wajib memberikan data dirinya dan pekerjanya berikut anggota keluarganya secara lengkap
dan benar kepada BPJS. Sehubungan dengan sanksi, apakah yang dikenakan kepada pemberi
kerja yang tidak mendaftarkan dirinya dan pekerjanya sebagai peserta kepada BPJS sesuai
dengan program jaminan sosial yang diikuti?
JAWABAN
Perusahaan wajib mendaftarkan para pekerjanya sebagai peserta BPJS, baik itu kesehatan
maupun ketenagakerjaan sesuai dengan program jaminan sosial yang diikuti dan itu tanpa
kecuali, biarpun perusahaan tersebut berbentuk PT, CV atau Usaha Dagang (UD).

Perusahaan yang tidak mendaftarkan BPJS Ketenagakerjaan akan mendapatkan sanksi


administratif dan ini akan berdampak pada sistem bisnis dari perusahaan tersebut.

Sesuai dengan UU Nomor 24 Tahun 2011, pada Pasal 17 tertuang bahwa pemberi kerja selain
penyelenggara negara yang tidak mendaftarkan kepesertaan BPJS karyawan dikenai sanksi
administratif berupa :

- Teguran Tertulis
- Denda
- Tidak mendapatkan pelayanan publik tertentu

Sanksi administratif ini sudah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 86 Tahun 2013 yaitu :

- Sanksi teguran tertulis diberikan paling banyak dua kali, dalam jangka waktu paling lama 10
hari kerja
- Sanksi denda diberikan untuk jangka waktu paling lama 30 hari, sejak berakhirnya
pemberian sanksi teguran kedua. Denda yang dikenakan tiap bulan sebesar 0,1 persen dari
iuran yang seharusnya dibayarkan. Denda tersebut menjadi pendapatan lain dari dana
jaminan sosial.
- Sanksi tidak mendapatkan pelayanan publik yakni meliputi perizinan usaha, izin yang
diperlukan dalam mengikuti tender proyek, izin mempekerjakan pekerja asing, izin
perusahaan penyedia jasa pekerja dan izin mendirikan bangunan (IMB).

Anda mungkin juga menyukai