Anda di halaman 1dari 9

BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)


UAS TAKE HOME EXAM (THE)
SEMESTER 2022/23.2 (2023.1)

Nama Mahasiswa : Monalisa Rumambi

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 045317422

Tanggal Lahir : 08 November 1993

Kode/Nama Mata Kuliah : ADPU4332/Hukum Administrasi Negara

Kode/Nama Program Studi : 311 / Ilmu Hukum - S1

Kode/Nama UPBJJ : 84 / UPPBJ - UT Manado

Hari/Tanggal UAS THE : Sabtu, 08 Juli 2023

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa


Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Monalisa Rumambi


NIM : 045317422
Kode/Nama Mata Kuliah : ADPU4332/Hukum Administrasi Negara
Fakultas : Hukum, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FHISIP)
Program Studi : 311 / Ilmu Hukum - S1
UPBJJ-UT : 84 / UPPBJ - UT Manado

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman
https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian
UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan
akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta
tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat
pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik
yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.
Tomohon, 08 Juli 2023

Yang Membuat Pernyataan

Monalisa Rumambi
NIP. 045317422
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS
TERBUKA

1. Negara, dengan organ pemerintahan dalam menjalankan tugas dan fungsinya untuk
menyelenggarakan kesejahteraan bagi warganya, tentu membutuhkan instrumen sebagai sarana
untuk melaksanakannya. Instrumen-instrumen tersebut merupakan sarana yang disepakati
dalam konstitusi sebagai alat yang legal digunakan oleh pemerintah dalam menjalankan tugas
dan fungsinya menyelenggarakan kesejahteraan bagi warganya. Kedudukan negara sebagai
badan hukum publik diwujudkan dengan pemberian kekuasaan dan kewenangan untuk
mengatur segala sesuatu dalam kehidupan pemerintahan sehari-hari. Untuk menegakan
kewenangan tersebut, negara membutuhkan keberadaan satu instrumen hukum yang dapat
memberi ancaman ataupun pemaksaan agar perundangan yang diterbitkan dalam rangka
pencapaian kesejahteraan umum dapat terlaksana. Karena itulah, negara diberikan satu
kewenangan atau fungsi yang diembannya untuk mengenakan sanksi-sanksi hukum.
Sehubungan dengan hal tersebut:

PERTANYAAN
A. Saudara uraikan sanksi yang dapat dikenakan oleh negara kepada warga negara;
B. Saudara analisis jenis-jenis sanksi hukum yang dapat dikenakan oleh negara dalam
upaya menegakkan hukum peraturan perundang-undangan.

JAWAB

A. Sanksi yang dapat dikenakan oleh negara kepada warga negara antara lain adalah denda,
kurungan, hukuman mati, dan pidana penjara.

Dasar hukum penerapan sanksi tersebut adalah UU RI No. 8 Tahun 1981 tentang Hukum
Acara Pidana (KUHAP) dan UU RI No. 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika. Selain itu, pasal
27 ayat (3) UUD 1945 juga menyatakan bahwa setiap warga negara memiliki kewajiban dan
hak yang sama di depan hukum dan harus tunduk pada hukum yang berlaku di Indonesia.

Referensi:
Undang-Undang RI No. 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana
Undang-Undang RI No. 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika
UUD 1945 pasal 27 ayat (3)

B. Negara dapat memberlakukan beberapa jenis sanksi hukum dalam upaya menegakkan hukum
peraturan perundang-undangan, antara lain:

1. Sanksi Denda

Denda merupakan sanksi yang berupa uang yang harus dibayar oleh pelaku yang
melanggar peraturan perundang-undangan. Sanksi ini bertujuan untuk mencegah terjadinya
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS
TERBUKA

pelanggaran dan memberikan efek jera bagi pelaku.

2. Sanksi Pidana Penjara

Pidana penjara merupakan sanksi yang memberikan hukuman penjara kepada pelaku yang
melakukan tindak pidana. Sanksi ini bertujuan untuk sebagai upaya pembenahan dan
memberikan efek jera pada pelaku agar tidak mengulangi perbuatannya.

3. Sanksi Pidana Mati

Pidana mati merupakan hukuman yang paling berat, di mana seorang pelaku yang
melakukan tindak pidana diberikan hukuman mati sebagai bentuk sanksi paling berat. Sanksi
ini dijatuhkan pada kasus-kasus yang sangat serius dan melanggar hukum yang melibatkan
keselamatan masyarakat secara langsung.

Dasar hukum untuk memberlakukan sanksi-sanksi ini adalah Pasal 28G ayat (2) UUD 1945
yang menyatakan bahwa setiap orang berhak atas perlindungan hukum yang adil dan bijaksana
serta Pasal 18 ayat (1) dan Pasal 19 UUD 1945 yang mengatur hak dan kewajiban warga
negara Indonesia dalam menjalankan hak dan kewajiban serta tunduk pada hukum yang
berlaku di Indonesia.

Referensi:

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945


Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS
TERBUKA

2. Dalam hal pemanfaatan barang milik negara dapat dilakukan melalui model kerja sama
pemanfaatan barang milik negara. Sehubungan dengan hal tersebut anda uraikan bentuk-bentuk
pemanfaatan barang milik negara sesuai dengan peraturan perundangan terkait!

JAWAB
Bentuk-bentuk pemanfaatan barang milik negara melalui model kerja sama antara lain:
1. Sewa Barang Milik Negara
Sewa Barang Milik Negara (BMN) adalah perjanjian antara pihak penyewa dengan pihak
pengelola BMN yang memungkinkan pihak penyewa untuk mengakses dan menggunakan
BMN milik pemerintah atau instansi pemerintah dalam batasan waktu tertentu berdasarkan
biaya sewa yang telah disepakati dalam perjanjian. Dasar hukum untuk sewa BMN adalah
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 259/PMK.06/2016 tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan
dan Pemanfaatan BMN yang Dikuasai oleh Instansi Pemerintah.
2. Hibah
Hibah adalah pemberian atau pengalihan hak atas BMN secara cuma-cuma dari pihak yang
memiliki BMN kepada pihak lain yang membutuhkan. Dasar hukum untuk hibah BMN adalah
Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2004 tentang Perlakuan Hibah, Derma, Sumbangan dan
Hibah Kepada Daerah Tertentu.
3. Kerjasama Pemanfaatan BMN
Kerjasama Pemanfaatan BMN adalah perjanjian kerjasama antara pihak yang memiliki
BMN dengan pihak lain yang bersedia memperoleh dan atau mengelola BMN tersebut. Dasar
hukum untuk kerjasama pemanfaatan BMN adalah Pasal 4 ayat (2) Peraturan Pemerintah
Nomor 16 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah.
4. Kerjasama Pembiayaan
Kerjasama Pembiayaan adalah perjanjian antara pihak yang membutuhkan dana dengan
pihak yang memiliki dana dalam rangka memperoleh BMN yang diperlukan, atau pemanfaatan
BMN yang dimiliki oleh pihak lain. Dasar hukum untuk kerjasama pembiayaan BMN adalah
Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah
Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.

Referensi:
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 259/PMK.06/2016;
Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2004;
Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2006;
Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2013
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS
TERBUKA

3. Dalam pertimbangan diundangkannya Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang


Keterbukaan Informasi Publik ditegaskan bahwa informasi merupakan kebutuhan pokok setiap
orang bagi pengembangan pribadi dan lingkungan sosialnya serta merupakan bagian penting
bagi ketahanan nasional, bahwa hak memperoleh informasi merupakan hak asasi manusia dan
keterbukaan informasi publik merupakan salah satu ciri penting negara demokratis yang
menjunjung tinggi kedaulatan rakyat untuk mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik.
Bahwa keterbukaan informasi publik merupakan sarana dalam mengoptimalkan pengawasan
publik terhadap penyelenggaraan negara dan Badan Publik lainnya dan segala sesuatu yang
berakibat pada kepentingan publik.

Sehubungan dengan hal tersebut:


A. Bagaimana prosedur atau mekanisme untuk mendapatkan informasi publik?
B. Apakah semua informasi publik dapat diberikan kepada masyarakat?

JAWAB

A. Prosedur atau mekanisme untuk mendapatkan informasi publik diatur dalam Undang-
Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik. Berikut adalah
mekanisme yang harus dilakukan:

1. Buat permohonan
Pengaju (orang yang mengajukan permintaan informasi publik) dapat membuat permohonan
secara lisan atau tertulis kepada badan publik yang memiliki informasi yang diminta.

2. Isi permohonan
Permohonan harus berisi identitas lengkap dari pengaju, rincian informasi yang diminta, dan
alasan mengapa informasi itu dibutuhkan.

3. Tunggu pemberitahuan
Badan publik yang menerima permohonan harus memberitahu pengaju apakah permohonan
diterima atau ditolak dalam waktu 14 hari kerja setelah menerima permohonan.
4. Setujui atau tolak permohonan
Badan publik harus menyetujui permohonan secara keseluruhan atau sebagian, atau menolak
permohonan jika informasi yang diminta tidak termasuk dalam kategori informasi publik yang
dapat diakses.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS
TERBUKA

5. Berikan informasi
Jika permohonan diterima, badan publik harus memberikan informasi tersebut sesuai
dengan permintaan pengaju.
Dasar hukum untuk prosedur atau mekanisme ini adalah Undang-Undang Nomor 14 Tahun
2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.

Referensi:
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik;
Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 14
Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.
B. Tidak semua informasi publik dapat diberikan kepada masyarakat. Undang-undang
Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik mengatur bahwa Badan Publik
dapat menolak permintaan informasi publik jika informasi tersebut tergolong informasi yang
terbatas, rahasia, atau informasi yang dikecualikan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Namun, UU Keterbukaan Informasi Publik juga menegaskan bahwa Badan Publik wajib
memberikan informasi publik kepada masyarakat, kecuali informasi tersebut termasuk dalam
kategori informasi terkecualikan. Dalam hal permintaan informasi publik ditolak, Badan Publik
wajib memberikan alasan yang jelas dan rasional atas penolakan tersebut.
Dalam prakteknya, Badan Publik harus mengupayakan untuk memberikan akses
sebanyak mungkin kepada masyarakat terhadap informasi publik yang tidak dikecualikan. Hal
ini karena keterbukaan informasi publik merupakan salah satu ciri negara demokratis yang baik
dan memungkinkan masyarakat untuk mengawasi penyelenggaraan negara.
Dasar hukum untuk pengecualian informasi publik tersebut diatur dalam Pasal 18 sampai
Pasal 20 UU No. 14 Tahun 2008. Beberapa contoh informasi yang dapat dikecualikan adalah
informasi yang berkaitan dengan kepentingan nasional, pertahanan dan keamanan negara,
informasi yang memuat rahasia dokter atau informasi yang melanggar privasi orang lain, dan
informasi yang menyangkut kepentingan persaingan usaha.

Referensi:
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik
Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 14
Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS
TERBUKA

4. Jaminan sosial adalah salah satu bentuk perlindungan sosial untuk menjamin seluruh rakyat
agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak. Pasal 34 ayat (2) UUD-NRI
Tahun 1945 mengamanahkan bahwa “Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi
seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan
martabat kemanusiaan”. Pasal 14 UU No. 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial menegaskan bahwa setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling
singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, wajib menjadi peserta program jaminan sosial. Kemudian
Pasal 15 UU No. 24 Tahun 2011 menentukan bahwa pemberi kerja secara bertahap wajib
mendaftarkan dirinya dan pekerjanya sebagai peserta kepada BPJS sesuai dengan program
jaminan sosial yang diikuti, pemberi kerja, dalam melakukan pendaftaran sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), wajib memberikan data dirinya dan pekerjanya berikut anggota
keluarganya secara lengkap dan benar kepada BPJS. Sehubungan dengan sanksi, apakah yang
dikenakan kepada pemberi kerja yang tidak mendaftarkan dirinya dan pekerjanya sebagai
peserta kepada BPJS sesuai dengan program jaminan sosial yang diikuti?

JAWAB
Pada Pasal 27 Ayat (1) Undang-Undang No. 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial disebutkan bahwa pemberi kerja yang tidak mendaftarkan dirinya dan
pekerjanya sebagai peserta program jaminan sosial dapat dikenakan sanksi administratif berupa
denda paling banyak 5 kali iuran bulanan per pekerja yang tidak didaftarkan. Selain itu, wajib
membayar iuran jaminan sosial dengan sanksi administratif sebesar 2% per bulan dari total
iuran jaminan sosial yang seharusnya dibayar.
Dasar hukum pelaksanaan sanksi administratif tersebut diatur dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 45 Tahun 2014 tentang Tata Cara Perhitungan dan Pembayaran Sanksi Administratif
bagi Pemberi Kerja yang Tidak Mendaftarkan Diri dan Pekerjanya sebagai Peserta Program
Jaminan Sosial.
Sanksi administratif dapat diberikan setelah Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
memberikan surat peringatan pertama dan kedua kepada pemberi kerja. Dalam surat peringatan
tersebut, BPJS harus memberikan kesempatan kepada pemberi kerja untuk memperbaiki
pelaksanaan kewajibannya.
Dasar hukum pelaksanaan sanksi administratif tersebut diatur dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 45 Tahun 2014 tentang Tata Cara Perhitungan dan Pembayaran Sanksi Administratif
bagi Pemberi Kerja yang Tidak Mendaftarkan Diri dan Pekerjanya sebagai Peserta Program
Jaminan Sosial.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS
TERBUKA

Referensi:
Undang-undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
(http://www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/UU_2011_24.pdf)
Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2014 tentang Tata Cara Perhitungan dan
Pembayaran Sanksi Administratif bagi Pemberi Kerja yang Tidak Mendaftarkan Diri dan
Pekerjanya sebagai Peserta Program Jaminan Sosial
(https://www.bpjsketenagakerjaan.go.id/regulasi-system/uu-dan-pp/peraturan-pemerintah-
pp/peraturan-pemerintah-nomor-45-tahun-2014-tentang-tata-cara-perhitungan-dan-
pembayaran-sanksi-administratif-bagi-pemberi-kerja-yang-tidak-mendaftarkan-diri-dan-
pekerja).

Anda mungkin juga menyukai