Petunjuk
1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.
1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman
https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian
UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan
akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta
tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran
atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh
Universitas Terbuka.
Kuala Lumpur, 21 Desember 2023
JAMILLA THAN
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA
Soal nomor 1:
Konvensi ketatanegaraan merupakan bagian dari norma hukum konstitusi tidak tertulis yang berfungsi
melengkapi,menyempurnakan atau bahkan mengubah dan menyatakan tidak berlaku substansi konstitusi
tertulis (UUD 1945) sebagai norma hukum tertinggi dalam negara kesatuan Indonesia.
Pertanyaan
Bagaimana kedudukan konvensi ketatanegaraan dalam sistem norma yang berlaku di Indonesia
Jawaban
Konvensi atau (hukum) kebiasaan ketatanegaraan adalah (hukum) yang tumbuh dalam praktik
negara yang berfungsi untuk melengkapi, menyempurnakan, menghidupkan (mendinamisasi),
kaidah-kaidah hukum perundang-undangan atau hukum adat ketatanegaraan.Di Indonesia,
sejumlah contoh konvensi ketatanegaraan adalah sebagai berikut:
Sehingga jika merujuk pada asas legalitas, maka tidak ada konsekuensi hukum yang terjadi
apabila tindakan tersebut dilanggar
Pertanyaan
Berikan 3 contoh bentuk konvensi ketatanegaraan
Jawaban
Sebelum dan sesudah era reformasi di Indonesia, beberapa contoh konvensi ketatanegaraan
melibatkan praktik-praktik seperti:
• Upacara Bendera Setiap Tanggal 17 Agustus
• Pidato Presiden Tanggal 16 Agustus
• Pemilihan Menteri oleh Presiden
• Pelaksanaan Program 100 Hari Kerja
• Penunjukan Menteri Non Departemen
• Penjelasan Presiden RI tentang RAPBN Kepada DPR
• Proses Pengambilan Keputusan oleh MPR
• Penyelenggaraan Foto Presiden dan Wakil Presiden di Kantor Pemerintahan
• Keputusan terkait Grasi, Amnesti, Abolisi, atau Rehabilitasi
Semua praktik ketatanegaraan tersebut tidak diatur secara spesifik dalam peraturan
perundang-undangan, dan mengacu pada prinsip legalitas.
Pelanggaran terhadap praktik ini tidak mengakibatkan konsekuensi hukum yang signifikan.
Konvensi ketatanegaraan menjadi landasan bagi tradisi ini, menunjukkan bahwa aspek-aspek
tertentu dari sistem pemerintahan tidak selalu harus diatur secara eksplisit oleh hukum.
Soal nomor 2
Undang-undang no. 12 tahun 2011 tentang pembentukan peraturan perundang-undangan mengatur tentang
jenis dan tata urutan peratutan perundang-undangan di Indonesia. Oleh karena itu setiap jenis peraturan
perundang-undangan memuat materi tertentu, yang berbeda dengan jenis peraturan perundang-undangan
lainnya. Dalam kurun waktu relatif singkat undang-undang nomor 12 tahun 2011 telah dilakukan perubahan
dua kali dengan terbitnya undang-undang nomor 15 tahun 2019 dan undang-undang nomor 13 tahun 2022
Pertanyaan
Jelaskan apa saja yang menjadi substansi materi perubahan dalam undang-undang nomor 13 tahun 2022
Jawaban
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2022 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor
12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (UU 13/2022) memiliki
beberapa substansi materi perubahan yang penting, antara lain:
Soal nomor 3
Dewan perwakilan daerah tidak memegang kekuasan membentuk udang-undang, dewan perwakilan daerah
hanya dapat mengajukan rancangan undang-undang kepada DPR dengan demikian, DPD tidak mempunyai
hak inisiatif sendiri dalam membuat udang-undang, secara sistematik ketentuan ini berkaitan dengan pasal
20 ayat 1: DPR memegang kekuasaan membentuk undang-undang, berdasarkan ketentuan ini, sangat logis
kalau DPD bukan pembentuk udang-undang melainkan hanya memiliki hak mengajukan rancangan udang-
undang saja
Pertanyaan
Jelaskanlah materi kewenangan yang dapat dewan perwakilan daerah (DPD) dalam pembentukan udang-
undang
Jawaban
Dewan Perwakilan Daerah lahir lewat amandemen ke-3 UUD 1945. Pembentukannya
dimaksudkan untuk memperjuangkan setidaknya empat hal.
Soal nomor 4
Konsideran merupakan awal dari pokok pikiran atau landasan dari penyusunan regulasi, konsideran adalah
awalan sebuah peraturan pada halaman pertama pertaturan awalan pembukaan, sesuai dengan UU
12/2011 angka 17 sampai 27 lampiran 2, ciri konsideran biasanya diawali dengan menimbang, memuat
uraian singkat mengenai pokok pikiran yang menjadi pertimbangan dan alasan pembentukan perundan-
undangan
Pertanyaan
Jelaskan urutan muatan pertimbangan apa saja yang harus dijabarkan dalam membuat konsideran suatu
pertautan perundang-undangan
Jawaban
Dikutip dari JDIH Kota Yogyakarta, Menimbang atau Konsiderans dalam suatu peraturan
perundang-undangan memuat uraian singkat mengenai pokok-pokok pikiran yang menjadi latar
belakang dan alasan pembuatan peraturan perundang-undangan tersebut.
Unsur filosofis, sosiologis, dan yuridis yang menjadi pertimbangan dan alasan pembentukannya ini
penulisannya ditempatkan secara berurutan dari filosofis, sosiologis, dan yuridis.
Unsur filosofis menggambarkan bahwa peraturan yang dibentuk mempertimbangkan pandangan
hidup, kesadaran, dan cita hukum yang meliputi suasana kebatinan serta falsafah bangsa
Indonesia yang bersumber dari Pancasila dan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
Unsur sosiologis menggambarkan bahwa peraturan yang dibentuk untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat dalam berbagai aspek.
Unsur yuridis menggambarkan bahwa peraturan yang dibentuk untuk mengatasi permasalahan
hukum atau mengisi kekosongan hukum dengan mempertimbangkan aturan yang telah ada, yang
akan diubah, atau yang akan dicabut guna menjamin kepastian hukum dan rasa keadilan
masyarakat.
Konsideran memuat uraian singkat mengenai pokok-pokok pikiran yang menjadi latar belakang
dan alasan pembuatan keputusan.
Jika konsideran memuat lebih dari satu pokok pikiran, maka tiap pokok pikiran harus dirumuskan
dalam rangkaian kalimat yang merupakan satu kesatuan pengertian.
Menimbang dalam konsideran memuat uraian singkat pokok-pokok pikiran yang menjadi latar
belakang dan alasan pembuatan peraturan perundang-undangan yang bersangkutan.Demikian
penjelasan urutan muatan pertimbangan apa saja yang harus dijabarkan dalam membuat
konsideran suatu peraturan perundang-undangan!