Petunjuk
1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.
NIM : 030723269
Fakultas : FHISIP
UPBJJ-UT : 13/BATAM
1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada
laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal
ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai
pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan
aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan
tidak melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media
apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik
Universitas Terbuka.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat
pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik
yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.
LEOKARDO SIAHAAN
1. Unsur-unsur yang terdapat dalam pendekatan sistem politik menurut Easton adalah input,
konversi (proses), output, feedback, dan lingkungan
Penjelasan:
Analisis lah unsur-unsur yang terdapat dalam pendekatan sistem politik menurut Easton
dengan menggunakan contoh kasus pemberlakuan Undang-Undang no. 11 Tahun 2020
tentang Cipta Kerja atau Omnibus Law agar dapat memahami alur kerja sebuah sistem
politik
Undang-Undang no. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja atau Omnibus Law
BAB I KETENTUAN UMUM (Halaman 3)
BAB II ASAS, TUJUAN DAN RUANG LINGKUP (Halaman 4)
BAB III PENINGKATAN EKOSISTEM INVESTASI DAN KEGIATAN (Halaman 6)
BAB IXA BADAN PERCEPATAN PENYELENGGARAAN PERUMAHAN (Halaman 318)
BAB IV KETENAGAKERJAAN (Halaman 533)
BAB V KEMUDAHAN, PERLINDUNGAN, DAN PEMBERDAYAAN KOPERASI, USAHA
MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (Halaman 572)
BAB VI KEMUDAHAN BERUSAHA (Halaman 589)
BAB VIIA KEBIJAKAN FISKAL NASIONAL YANG BERKAITAN DENGAN PAJAK DAN
RETRIBUSI (Halaman 669)
BAB VII DUKUNGAN RISET DAN INOVASI (Halaman 687)
BAB V KEWAJIBAN PELAYANAN UMUM, RISET, DAN INOVASI (Halaman 688)
BAB VIII PENGADAAN TANAH (Halaman 689)
BAB IX KAWASAN EKONOMI (Halaman 710)
BAB X INVESTASI PEMERINTAH PUSAT DAN KEMUDAHAN PROYEK STRATEGIS
NASIONAL (Halaman 734)
BAB XI PELAKSANAAN ADMINISTRASI PEMERINTAH UNTUK MENDUKUNG CIPTA
KERJA (Halaman 749)
BAB XII PENGAWASAN DAN PEMBINAAN (Halaman 764)
BAB XIII KETENTUAN LAIN-LAIN (Halaman 766)
BAB XIV KETENTUAN PERALIHAN (Halaman 768)
BAB XV KETENTUAN PENUTUP (Halaman 768)
Adanya input berupa tuntutan dan dukungan, dilanjutkan dengan konversi dan pada
akhirnya menjadi output berupa keputusan atau kebijakan. Setelah menjadi output, ada
umpan balik melalui lingkungan yang kemudian akan kembali lagi mempengaruhi input.
3. Ada beberapa hal yang menyebabkan kurang maksimalnya pelaksanaan fungsi legislasi
yang dijalankan oleh DPR antara lain juga berupa kendala dalam konteks mekanisme
kerja DPR, yang menyebabkan banyaknya tugas yang telah dijadwalkan belum
terlaksana secara maksimal, dimana banyaknya anggota DPR yang belum mematuhi apa
yang menjadi kewajibannya. Dalam rapat pembahasan dan pengesahan Undang-
undang jumlah anggota DPR harus hadir adalah 50%, namun pada kenyataannya
apabila yang hadir kurang dari 50 % rapat paripurna walau dihadiri ketua dan wakil ketua
DPRD tetap tidak bisa dilaksanakan karena menyalahi aturan suara dalam mengambil
keputusan di DPR. Hal ini tentu berdampak terhadap waktu dalam pembahasan dan
pengesahan yang diundur.
Terkait dengan kondisi tersebut, dapatlah dilihat bahwa kurangnya kinerja DPR
menghasilkan produk legislasi adalah karena aspek ketaatan anggota dewan dalam
memenuhi jadwal legislasi. Hal tersebut berdampak pada tertundanya rapat pembahasan
RUU karena tidak tercapainya kuorum dalam rapat. Demikian juga tentang Prolegnas
sebagai instrument pembentukan Undang-undang yang belum ditaati oleh seluruh
anggota dewan. Hal lain yang menjadi penyebab kurangnya peran DPR dalam menjalankan
fungsi legislasi adalah faktor sumber daya manusia yang meliputi kualitas anggota DPR dan
pengalaman anggota DPR tersebut dalam menjalankan tugasnya sebagai anggota Dewan.