Anda di halaman 1dari 5

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2020/21.1 (2020.2)

Nama Mahasiswa : LEOKARDO SIAHAAN

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 030723269

Tanggal Lahir : 30 JANUARI 1995

Kode/Nama Mata Kuliah : ISIP4213/SISTEM POLITIK INDONESIA

Kode/Nama Program Studi : 50/ILMU ADMINISTRASI NEGARA

Kode/Nama UPBJJ : 13/BATAM

Hari/Tanggal UAS THE : MINGGU, 13 DESEMBER 2020

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
Surat Pernyataan
Mahasiswa
Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di


bawah ini:

Nama Mahasiswa : LEOKARDO SIAHAAN

NIM : 030723269

Kode/Nama Mata Kuliah : ISIP4213/SISTEM POLITIK INDONESIA

Fakultas : FHISIP

Program Studi : ILMU ADMINISTRASI NEGARA

UPBJJ-UT : 13/BATAM

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada
laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal
ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai
pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan
aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan
tidak melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media
apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik
Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat
pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik
yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.

13, DESEMBER 2020

Yang Membuat Pernyataan

LEOKARDO SIAHAAN
1. Unsur-unsur yang terdapat dalam pendekatan sistem politik menurut Easton adalah input,
konversi (proses), output, feedback, dan lingkungan
Penjelasan:
Analisis lah unsur-unsur yang terdapat dalam pendekatan sistem politik menurut Easton
dengan menggunakan contoh kasus pemberlakuan Undang-Undang no. 11 Tahun 2020
tentang Cipta Kerja atau Omnibus Law agar dapat memahami alur kerja sebuah sistem
politik
Undang-Undang no. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja atau Omnibus Law
 BAB I KETENTUAN UMUM (Halaman 3)
 BAB II ASAS, TUJUAN DAN RUANG LINGKUP (Halaman 4)
 BAB III PENINGKATAN EKOSISTEM INVESTASI DAN KEGIATAN (Halaman 6)
 BAB IXA BADAN PERCEPATAN PENYELENGGARAAN PERUMAHAN (Halaman 318)
 BAB IV KETENAGAKERJAAN (Halaman 533)
 BAB V KEMUDAHAN, PERLINDUNGAN, DAN PEMBERDAYAAN KOPERASI, USAHA
MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (Halaman 572)
 BAB VI KEMUDAHAN BERUSAHA (Halaman 589)
 BAB VIIA KEBIJAKAN FISKAL NASIONAL YANG BERKAITAN DENGAN PAJAK DAN
RETRIBUSI (Halaman 669)
 BAB VII DUKUNGAN RISET DAN INOVASI (Halaman 687)
 BAB V KEWAJIBAN PELAYANAN UMUM, RISET, DAN INOVASI (Halaman 688)
 BAB VIII PENGADAAN TANAH (Halaman 689)
 BAB IX KAWASAN EKONOMI (Halaman 710)
 BAB X INVESTASI PEMERINTAH PUSAT DAN KEMUDAHAN PROYEK STRATEGIS
NASIONAL (Halaman 734)
 BAB XI PELAKSANAAN ADMINISTRASI PEMERINTAH UNTUK MENDUKUNG CIPTA
KERJA (Halaman 749)
 BAB XII PENGAWASAN DAN PEMBINAAN (Halaman 764)
 BAB XIII KETENTUAN LAIN-LAIN (Halaman 766)
 BAB XIV KETENTUAN PERALIHAN (Halaman 768)
 BAB XV KETENTUAN PENUTUP (Halaman 768)
Adanya input berupa tuntutan dan dukungan, dilanjutkan dengan konversi dan pada
akhirnya menjadi output berupa keputusan atau kebijakan. Setelah menjadi output, ada
umpan balik melalui lingkungan yang kemudian akan kembali lagi mempengaruhi input.

2. Sejumlah tindakan reformasi penting adalah:


 Dimulainya kebebasan pers
 Pemberian izin pendirian partai-partai politik dan serikat-serikat buruh baru
 Pembebasan tahanan-tahanan politik
 Pembatasan masa jabatan presiden menjadi dua periode lima tahun
 Desentralisasi kekuasaan ke daerah
Dalam proses pembentukan peraturan hukum oleh institusi politik peranan kekuatan politik
yang duduk dalam institusi politik itu adalah sangat menentukan. Institusi politik secara
resmi diberikan otoritas untuk membentuk hukum hanyalah sebuah institusi yang vacum
tanpa diisi oleh mereka diberikan kewenangan untuk itu. karena itu institusi politik hanya
alat belaka dari kelompok pemegang kekuasaan politik. Kekuatan- kekuatan politik dapat
dilihat dari dua sisi yakni sisi kekuasaan yang dimiliki oleh kekuatan politik formal (institusi
politik) dalam hal ini yang tercermin dalam struktur kekuasaan lembaga negara, seperti
Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat dan lembaga-lembaga negara lainnya dan sisi kekuatan
politik dari infrastruktur politik adalah seperti: partai politik, tokoh-tokoh masyarakat,
organisasi kemasyarakatan, Lembaga Swadaya Masyarakat,organisasi profesi dan
lain-lain. Dengan demikian dapatlah disimpulkan bahwa pembentukan produk hukum
adalah lahir dari pengaruh kekuatan politik melalui proses politik dalam institusi negara
yang diberikan otoritas untuk itu.

3. Ada beberapa hal yang menyebabkan kurang maksimalnya pelaksanaan fungsi legislasi
yang dijalankan oleh DPR antara lain juga berupa kendala dalam konteks mekanisme
kerja DPR, yang menyebabkan banyaknya tugas yang telah dijadwalkan belum
terlaksana secara maksimal, dimana banyaknya anggota DPR yang belum mematuhi apa
yang menjadi kewajibannya. Dalam rapat pembahasan dan pengesahan Undang-
undang jumlah anggota DPR harus hadir adalah 50%, namun pada kenyataannya
apabila yang hadir kurang dari 50 % rapat paripurna walau dihadiri ketua dan wakil ketua
DPRD tetap tidak bisa dilaksanakan karena menyalahi aturan suara dalam mengambil
keputusan di DPR. Hal ini tentu berdampak terhadap waktu dalam pembahasan dan
pengesahan yang diundur.

Terkait dengan kondisi tersebut, dapatlah dilihat bahwa kurangnya kinerja DPR
menghasilkan produk legislasi adalah karena aspek ketaatan anggota dewan dalam
memenuhi jadwal legislasi. Hal tersebut berdampak pada tertundanya rapat pembahasan
RUU karena tidak tercapainya kuorum dalam rapat. Demikian juga tentang Prolegnas
sebagai instrument pembentukan Undang-undang yang belum ditaati oleh seluruh
anggota dewan. Hal lain yang menjadi penyebab kurangnya peran DPR dalam menjalankan
fungsi legislasi adalah faktor sumber daya manusia yang meliputi kualitas anggota DPR dan
pengalaman anggota DPR tersebut dalam menjalankan tugasnya sebagai anggota Dewan.

4. Politik Indonesia Bebas Aktif dapat diartikan sebagai berikut :


Bebas, artinya Bangsa Indonesia bebas untuk memilih negara mana yang akan diajak
bekerja sama serta tidak mencampuri urusan blok barat atau timur. *)
Aktif, artinya Indonesia aktif dalam bekerjasama dan tanggap dengan keadaan dunia. *)
Latar Belakang Politik Bebas-Aktif :
Meletusnya perang dunia ke-2 telah melahirkan bipolarisasi di dunia internasional sehingga
terbentulah kedua blok yaitu blok barat dan blok timur dimana blok barat merupakan kubu
dan blok timur merupakan kubu Uni Soviet ( sekarang sudah tidak ada lagi ). Kedua negara
adikuasa tersebut bersitegang dan melakukan perang dingin. Sebagai akibat dari perang
dingin tersebut muncullah dekonsolisasi di berbagai belahan dunia yaitu penghapusan
daerah jajahan sehingga beberapa negara menyatakan kemerdekaannya. Indonesia menjadi
salah satu negara yang segera mengurus kemerdekaannya setelah adanya perang dingin ini.
Pada saat itu Indonesia berada di bawah kekuasaan Jepang, setelah Jepang menyerah
kepada sekutu yaitu Amerika, dengan segera Indonesia menyatakan kemerdekaannya pada
tanggal 17 Agustus 1945.

Dalam sejarah kemerdekaan Indonesia telah tercatat bahwa Mohammad Hatta


menawarkan konsep politik luar negeri bebas aktif dalam pidatonya yang berjudul
“Mendayung diantara Dua Karang” yang disampaikannya pada tanggal 2 September 1948 di
depan KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat) bahwa Indonesia seharusnya menentukan
sikap tersendiri terhadap pertarungan internasional (dalam hal ini dimaknai pertarungan
internasional yang dimaksud adalah perang yang terjadi antara blok barat dan blok timur)
dan bukan menjadi objek politik internasional. Kenetralan bangsa Indonesia terhadap kedua
kubu didukung dengan disusunnya Pancasila sebagai dasar negara dan UUD (Undang-
Undang Dasar) 1945 sebagai konstitusi negara Indonesia. Pada tahun 1960 Soekarno
menyampaikan kembali bahwa Indonesia menganut politik luar negeri bebas aktif dalam
pidatonya yang berjudul “Revolusi Kita” yang berbunyi “Pendirian kita yang Bebas-Aktif itu,
secara setapak demi setapak harus dicerminkan dalam hubungan ekonomi dengan luar
negeri, agar supaya tidak berat sebelah ke Barat atau ke Timur”.

Anda mungkin juga menyukai