Anda di halaman 1dari 5

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2020/21.1 (2020.2)

Nama Mahasiswa : MUHAMMAD FAHRIANSYAH

Nomor Induk : 030959066


Mahasiswa/NIM
Tanggal Lahir : 20 / 08 / 1993

Kode/Nama Mata Kuliah : IPEM4429 / MANAJEMEN PELAYANAN UMUM

Kode/Nama Program Studi : ILMU ADMINISTRASI NEGARA S1

Kode/Nama UPBJJ : 49/ Banjarmasin

Hari/Tanggal UAS THE : Sabtu, 12 Desember 2020

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan
Mahasiswa Kejujuran
Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : MUHAMMAD FAHRIANSYAH


NIM : 030959066
Kode/Nama Mata Kuliah : IPEM4429 / MANAJEMEN PELAYANAN UMUM
Fakultas : FHISIP
Program Studi : ILMU ADMINISTRASI NEGARA S-1
UPBJJ-UT : BANJARMASIN

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada
laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian
UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan
akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media
apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik
Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran
atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh
Universitas Terbuka.
Sabtu , 12 Desember 2020

Yang Membuat Pernyataan

Muhammad Fahriansyah
1. UU No.1 Tahun 2004 telah melahirkan wadah baru pengelolaan pelayanan publik melalui
pembentukan Badan Layanan Umum (BLU). Harus diakui sebenarnya bahwa maksud pembentukan BLU
secara ekplisit maupun implisit untuk menciptakan nilai publik yaitu memajukan kesejahteraan umum dan
mencerdaskan kehidupan bangsa. Namun organisasi Badan Layanan Umum sebagai pelaksana penyedia
barang public sepertinya terperangkap dalam kekakuan teori agensifikasi yang mendasari pembentukan
instansi BLU. Padahal seyogyanya teori agensifikasi hanyalah sebagai kerangka pikir awal dalam
memudahkan perwujudan nilai publik yang diharapkan oleh negara. Artinya, menurut konsep nilai publik,
format organisasi publik menjadi kurang penting sepanjang organisasi publik dimaksud mampu menciptakan
nilai publik yang diharapkan sesuai dengan preferensi masyarakat. Implikasi penting paradigma nilai publik
bila diterapkan di Indonesia ialah pengelolaan pelayanan publik akan dilakukan secara lebih pragmatis. Hal ini
dikarenakan pandangan dimaksud lebih fokus kepada penciptaan nilai publik yang akan dihasilkan oleh
lembaga pelayanan publik dan bukan pada wadah apa yang cocok untuk menghasilkannya. Merujuk pada nilai
publik yang diinginkan melalui pembentukan BLU yaitu memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan
kehidupan bangsa, maka konsep nilai publik menghendaki agar para pemimpin organisasi pelayanan
mewujudkan nilai publik melalui dinamika trilogi strategi. Dengan demikian, untuk menciptakan nilai publik,
para manajer publik perlu memahami tiga komponen utama trilogi strategi. Ketiga komponen utama pelayanan
publik tersebut merupakan fitur pembeda antara pelayanan publik dengan pelayanan yang diberikan oleh sektor
swasta. Pertama adalah pelayanan merupakan azas utama pelayanan publik melalui pelayanan yang bermutu
untuk memenuhi kebutuhan.

Masyarakat dengan prinsip-prinsip yang benar seperti keterbukaan, keadilan dan kepastian hukum. Kedua,
manfaat yaitu seperti pengurangan kemiskinan, kesehatan publik, ketertiban dan kenyamanan kota. Manfaat
yang dihasilkan oleh pelayanan publik kental dengan kepentingan publik yang bukan mencari keuntungan
sehingga akan terjadi ambigu bila pelayanan publik didrive oleh prinsip-prinsip yang dipakai oleh korporasi,
karena manfaat layanan publik lebih mengutamakan manfaat sosial, lingkungan hidup yang sustainable serta
ketertiban umum. Yang ketiga adalah kepercayaan setiap organisasi pelayanan publik dibentuk untuk menjaga
dan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dengan cara partisipasi dan keterlibatan yang
lebih nyata.

2. Usaha Kesehatan merupakan hak dasar setiap individu dan semua warga Negara berhak mendapatkan
pelayanan kesehatan. Dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan hak-haknya dalam hal
pelayanan kesehatan merupakan salah satu indikator positif meningkatnya kesadaran hukum dalam
masyarakat. Sisi negatifnya adalah adanya kecenderungan meningkatnya kasus tenaga kesehatan ataupun
rumah sakit disomasi, diadukan atau bahkan dituntut pasien secara hukum. Puskesmas adalah unit pelaksana
teknis dinas kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatau
wilayah kerja. Puskesmas Kandangan merupakan pusat dari sub-sub puskesmas yang ada di daerah Kota
Kandangan. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan Puskesmas Kandangan dalam
rangka mendukung program pemerintah dalam bidang kesehatan, sehingga kesehatan masyarakat mengalami
peningkatan. Penelitian ini dimulai dengan melakukan In-depth interview dilakukan pada tiga puluh pasien
pada saat mendapatkan tanggapan mengenai kualitas pelayanan Puskesmas Kandangan. Kemudian membuat
kuesioner dan disebarkan kepada seratus pasien mengenai atribut-atribut pelayanan jasa yang digunakan pada
penelitian. Atribut pelayanan jasa yang digunakan dalam penelitian adalah berdasarkan lima dimensi pelayanan
jasa menurut metode Service Quality (SERVQUAL). Lima dimensi tersebut adalah dimensi tangibles, dimensi
reliability, dimensi empathy, dimensi assurance dan dimensi responsiveness. Setelah melakukan penyebaran
kuesioner SERVQUAL tahapan berikutnya adalah dengan mengolah data dan melakukan analisis. Perhitungan
nilai gap dilakukan untuk mengetahui kepuasan pasien terhadap atribut-atribut kualitas pelayanan jasa pada
Puskesmas Kandangan. Selain itu, untuk mengetahui atribut pada dimensi yang telah ditentukan sebelumnya
yang memberikan kontribusi terbesar dan terkecil, maka diperlukan perhitungan kesenjangan tersebut.

3. Bentuk-bentuk perilaku dan tindakan aparatur yang tidak profesional yang paling umum adalah
penundaan berlarut, penyalahgunaan wewenang, penyimpangan prosedur, pengabaian kewajiban hukum, tidak
transparan, kelalaian, diskriminasi, tidak profesional, ketidakjelasan informasi, tindakan sewenang-wenang,
ketidakpastian hukum, dan salah pengelolaan.
Antara lain :
 Ketidak jujuran, berbagai tindakan ketidak jujuran antara lain: menggunakan barang publik untuk
kepentingan pribadi, menerima uang dan lain-lain.

 Perilaku yang buruk, tindakan tidak etis ini adalah tindakan yang mungkin tidak bersalah secara
hukum, tetapi melanggar etika sebagai administrator.

 Mengabaikan hukum, tindakan mengabaikan hukum mencakup juga tindakan menyepelekan hukum
untuk kepentingan dirinya sendiri, atau kepentingan kelompoknya.

 Favoritisme dalam menafsirkan hukum, tindakan menafsirkan hukum untuk kepentingan kelompok,
dan cenderung memilih penerapan hukum yang menguntungkan kelompoknya.

 Perlakuan yang tidak adil terhadap pegawai, tindakan ini cenderung ke perlakuan pimpinan kepada
bawahannya berdasarkan faktor like and dislike. Yaitu orang yang disenangi cenderung
mendapatkan fasilitas lebih, meski prestasinya tidak begus. Sebaliknya untuk orang yang tidak
disenangi cenderung diperlakukan terbatas.

 Inefisiensi bruto, adalah kecenderungan suatu instansi publik memboroskan keuangan negara.

 Menutup-nutupi kesalahan, kecenderungan menutupi kesalahan dirinya, kesalahan bawahannya,


kesalahan instansinya dan menolak di liput kesalahannya.

 Gagal menunjukkan inisiatif, kecenderungan tidak berinisiatif tetapi menunggu perintah dari atas,
meski secara peraturan memungkinkan dia untuk bertindak atau mengambil inisiatif kebijakan.
4. Penataan sistem manajemen dan prosedur kerja di lingkungan pemerintah, kinerja internal dan layanan
publik dapat terwujud dengan mengoptimalkan pemanfaatan teknologi informasi. Pemanfaatan teknologi
informasi tersebut mencakup aktivitas yang saling berkaitan yaitu pengolahan data, pengelolaan informasi,
sistem manajemen dan proses kerja secara elektronis. Maka dari itu, pemanfaatan teknologi informasi pada
suatu organisasi merupakan sebuah kesatuan yang utuh dan saling berhubungan dalam proses kerjanya sebagai
suatu sistem.

Menurut Laudon dan Laudon (2007:15), teknologi informasi atau TI terdiri atas perangkat kerja dan peranti
lunak yang dibutuhkan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya. Lebih lanjut dikemukakan bahwa TI tidak
hanya mencakup komputer, printer, PDA, dan bahkan iPod (yang digunakan untuk tujuan bisnis), tapi juga
mencakup peranti lunak seperti sistem operasi Windows atau Linux, suite aplikasi Microsoft Office, dan ribuan
program aplikasi yang dapat ditemukan di perusahaan-perusahaan besar. Sistem Informasi lebih rumit dan
dapat dipahami dengan baik dengan melihatnya dari perspektif teknologi dan bisnis, Laudon dan Laudon
(2007:15). Laudon dan Laudon (2007:21) memberikan konsep bahwa peranti keras komputer (computer
hardware) adalah peralatan fisik yang digunakan untuk kegiatan input, pemprosesan, dan output dalam sebuah
sistem informasi. Komponen-komponennya adalah komputer dengan berbagai macam ukuran dan bentuk,
berbagai macam peralatan input, output, dan penyimpanan, serta peralatan telekomunikasi yang saling
menghubungkan komputer. Sedangkan peranti lunak komputer (computer software) terdiri atas detail instruksi
program yang mengawasi dan mengoordinasikan komponen peranti keras dalam sebuah sistem informasi.

Indonesia pada saat ini berada dalam proses transisi dari sistem pemerintahan yang fundamental menuju
pada sistem pemerintahan yang demokratis transparan. Proses transisi ini memberikan peluang bagi penataan
ulang berbagai sistem kehidupan berbangsa dan bernegara dimana pemerintahan dapat kembali menempatkan
kepentingan rakyat pada posisi sentral. Perubahan yang terjadi juga harus diikuti dengan kelancaran
komunikasi dengan lembaga pemerintahan dan mendorong partisipasi masyarakat luas agar tidak muncul
ketidakpastian dan kesalah pahaman akan perubahan yang terjadi. Pemerintah harus terbuka terhadarp aspirasi
masyarakat dan mampu menanggapi semua aspirasi secara cepat dan efektif.
Tindakan yang indonesia lakukan pun tidak akan lepas dari pengamatan masyarakat internasional, disinilah
pemerintah harus memberikan informasi yang komprehensif kepada masyarakat luas agar tidak menempatkan
indonesia pada posisi yang salah. Perubahan yang dijalani ini mendorong bangsa menuju era masyarakat
informasi. Kemajuan teknologi terjadi dengan sangat pesat dan memiliki potensi yang memudahkan proses
pengolahan data dalam skala yang kompleks dan besar. Hal ini tentu mendorong indonesia, terutama ibukota
Jakarta untuk turut serta menyesuaikan diri dengan teknologi yang ada. Kemajuan teknologi memungkinkan
sistem pemerintahan yang transparan dan mendorong bangsa menuju masyarakat informasi.

Anda mungkin juga menyukai