Anda di halaman 1dari 6

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2021/22.1 (2021.2)

Nama Mahasiswa : WAHYU GUSMAWATI

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 041803105

Tanggal Lahir : 26/12/1985

Kode/Nama Mata Kuliah : ADPU4218 _Psikologi Sosial

Kode/Nama Program Studi : Ilmu Administrasi Negara / S1

Kode/Nama UPBJJ : 71 / Surabaya

Hari/Tanggal UAS THE : Selasa, 28 Desember 2021

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN
UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan
Mahasiswa Kejujuran
Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Wahyu Gusmawati


NIM : 041803105
Kode/Nama Mata Kuliah : ADPU4218_Psikologi Sosial
Fakultas : UNIVERSITAS TERBUKA
Program Studi : Ilmu Administrasi Negara
UPBJJ-UT : 71 / Surabaya

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE
pada laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan
soal ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai
pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai
dengan aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media
apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik
Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat
pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi
akademik yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.
Madiun, 28 Desember 2021

Yang Membuat Pernyataan

Wahyu Gusmawati
1. JAWAB :
a. Silahkan anda analisis mengenai pernyataan diatas, dengan adanya pandemic Covid 19 tentu perlu
untuk memperhatikan berbagai pendekatan agar kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah berjalan
dengan efektif. Silahkan anda analisis pernyataan diatas dengan menghubungkan teori psikologi
social dengan perilaku anomi serta pendekatan altruistik dalam pelaksanaan berbagai kebijakan
penanganan Covid-19 dalam perspektif Psikologi Sosial.
Wabah virus Corona merubah kebiasaan hidup, pola interaksi dan perilaku masyarakat. Dampaknya
sangat besar dan massif, tidak hanya menyasar aspek kesehatan tetapi juga bidang ekonomi,
psikologi, sosial, politik, pendidikan, budaya, keagamaan, dan sebagainya sehingga perlu dihandel
dengan kebijakan pemerintah yang tepat. Artikel memakai metode kualitatif dengan pendekatan
studi kasus ini konsen pada dinamika yang terjadi dalam masyarakat pasca kebijakan terkait
COVID-19 diimplementasi. Metode pengambilan data melalui observasi, wawancara, dan analisis
konten publikasi media online. Fokus kajian ialah kebijakan pemerintah, respon masyarakat, dan
kejadian yang mengikutinya setelah kebijakan diimplementasi dalam periode Maret sampai Agustus
2020 di Kota Kendari. Hasil studi menunjukkan bahwa pasca kebijakan pencegahan penularan
COVID-19 diimplementasi muncul dinamika dan kegaduhan dalam masyarakat. Kegaduhan,
kepanikan, dan stress tersebut dipicu oleh 3 hal yaitu pertama, instruksi Walikota Kendari yang
melarang warga Kota Kendari beraktivitas di luar rumah selama 3 hari secara berturut-turut tanpa
jaminan sosial yang jelas; kedua, isu kedatangan Tenaga Kerja Asing asal Tiongkok, dan ketiga,
pasien diduga terinfeksi Corona kabur dari ruang isolasi rumah sakit. Respon masyarakat
terhadap kebijakan kontroversial pemerintah beragam, mulai dari ketidak-patuhan, melanggar
aturan protokol kesehatan, hingga timbul kecemasan dan kegaduhan dalam masyarakat. Agar tidak
menimbulkan kegaduhan dan kontroversi, kebijakan pemerintah mestinya dibuat untuk menjawab
kebutuhan, menyelesaikan masalah, dan mensejahterakan masyarakat.
b. Berikan contoh penerapan di organisasi sector public terhadap pendekatan altruism dalam
perspektif teori pertukaran social dalam pelaksanaan kebijakan penanganan pandemic Covid-19
dan berikan analisis anda terhadap pendekatan tersebut!
contoh organisasi dalam sector pablik di pandemic covid 19 adalah dengan Sektor informal Usaha
Mikro Kecil Menengah (UMKM) memiliki ketahanan terhadap krisis ekonomi yang terjadi pada tahun
ini Sektor ini dinilai sebagai penyelamat ekonomi ketika banyak industri yang terhenti dan
banyaknya pekerja yang ter-PHK. UMKM justru mampu menyerap 85 juta hingga 107 juta tenaga
kerja yang meningkatkan Berbeda dari krisis yang terjadi pada tahun 1998, di tahun 2021 ini sektor
informal menjadi sektor yang paling terdampak krisis ekonomi akibat dari imbas pandemi Corona
Virus Disease 2019 (Covid-19). Kinerja ekonomi nasional yang melemah selama pandemi sangat
berpengaruh pada ketenagakerjaan di Indonesia. Berdasarkan hasil survei sosial demografi dampak
Covid-19 tahun 2021 yang dilakukan oleh BPS, kelompok masyarakat miskin, rentan miskin, dan
pekerja sektor informal merupakan yang paling terdampak dari pandemi Covid-19. Sebanyak 42,8%
responden dalam kelompok berpendapatan rendah, kurang dari 1,8 juta, . Implementasi kebijakan
karantina wilayah, “jarak sosial” dan “berkerja dari rumah” oleh pemerintah sebagai upaya menekan
penyebaran Covid- 19 merupakan salah satu penyebab pelemahan kinerja ekonomi nasional.
Kebijakan tersebut menimbulkan permasalahan baru karena tidak semua pekerja memiliki privilese
untuk melakukan pekerjaannya dari rumah. Hal ini menimbulkan keresahan khususnya bagi
masyarakat berpendapatan rendah karena sangat mempengaruhi ruang gerak mereka untuk
berkerja mencari nafkah Tidak sedikit mereka adalah pekerja sektor informal yang berasal dari
masyarakat menengah kebawah memilih untuk tetap melakukan aktivitas seperti biasa. Terutama
bagi mereka yang mengandalkan penghasilan dalam satu hari walaupun harus menghadapi
berbagai macam risiko. Penurunan jumlah konsumen yang signifikan diakibatkan dari pembatasan
aktivitas masyarakat dan kesulitan mendapatkan pasokan bahan baku karena keterbatasan
mobilitas menjadi faktor yang menyulitkan pelaku usaha untuk tetap mempertahankan
kelangsungan usahanya. Beberapa faktor tersebut melatar belakangi pelaku usaha sektor informal
untuk menghentikan usahanya sementara atau bahkan permanen. Dengan berbagai permasalahan
diatas maka keberadaan Sektor informal Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) sangat membantu
kelangsungan hidup para masyarakat ekonomi menengah kebawah seperti pedagang kaki lima.
1. Silahkan anda analisis mengenai pernyataan diatas, bagaimana dinamika yang terjadi pada saat
pandemic Covid 19 dikaitkan dengan teori Atribusi Weiner!
teori atribusi weiner ( 1979, 1985,1986 ) yang secara khusus mengaitkan teorinya dengan
pencapaian prestasi ( achievement ) Weiner mempersoalkan atribusi dari penyebab dan
konsekuensi keberhasilan atau kegagalan seseorang , menurut Weiner ada tiga factor yang
mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan tugas seseorang yaitu : lotus , stabilitas ,
pengendalian, Menurut definisi dari teori atribusi weiner jika di kait dengan dinamika yang terjadi
pada saat pandemic covid 19 adalah Sebagai individu, kita senantiasa berusaha untuk memahami
orang lain. Hal ini dilakukan misalnya dengan mencoba menginterpretasikan perilaku orang
tersebut. Boleh dikatakan, kenyataan inilah yang mendasari pengembangan beberapa teori-teori
psikologi sosial, termasuk diantaranya teori atribusi,
Contohnya, apakah seseorang menunjukkan marah karena dia memiliki temperamen yang buruk
atau karena sesuatu yang buruk telah terjadi?
Heider (1958), pengembang awal teori atribusi, percaya bahwa orang-orang seperti seorang
psikolog yang naif. Mereka berusaha untuk memahami dunia sosial dengan melihat hubungan
sebab dan akibat, bahkan ketika dua hal memang tidak memiliki hubungan.
Saat ini, manusia dari berbagai belahan dunia tengah melalui suatu peristiwa kehidupan bersejarah.
COVID-19 yang pertama kali diidentifikasi di Wuhan, Cina pada bulan Desember 2019 ditetapkan
sebagai suatu pandemik, Situasi pandemik ini telah memberikan dampak pada skala makro hingga
mikro, yaitu perilaku individu. Berbagai bentuk perilaku individu dapat kita lihat selama masa
pandemik ini, seperti panic buying, isolasi diri, rajin mencuci tangan, menjadi ahli dan pengamat
dadakan, dan lain- lain.
"Salut Atas Perjuangan Petugas Kesehatan di Tengah Pandemi Virus Corona, Dirjen WHO: Kalian
Melakukan Pekerjaan yang Heroik", "Anies Tulis Surat Ucapan Terima Kasih ke Tenaga Medis di
Tengah Pandemi Corona" Dua judul berita ini setidaknya menggambarkan apresiasi yang
diberikan kepada tenaga kesehatan atas pencapaiannya selama masa pandemik. Suatu prestasi di
tengah krisis.
Namun di balik pretasi tersebut, sebuah kepahitan tersendiri terkadang harus diterima tenaga
kesehatan. "BPBD Sleman Ungkap Ada Tenaga Kesehatan Ditolak Warga", "Tragedi Sang
Pahlawan Medis, Jenazahnya Ditolak Warga", "Kisah Tenaga Medis selama Pandemi: Ditampar
Pasien hingga Jenazah Ditolak". Upaya mencapai prestasi diri di tengah penolakan dan stigma
serta kemungkinan keputusan perilaku tenaga medis adalah penjabaran kasus yang akan
dianalisis.
2. Silahkan anda berikan contoh penerapan teori Atribusi dalam suatu organisasi sektor public dengan
mengaitkan isu fenomena penanganan Covid-19 di Indonesia
mewujudkan masyarakat yang terus aktif, produktif dan tetap sehat di era kenormalan baru dengan
perspektif ilmu-ilmu sosial: belajar dari pengalaman penanggulangan pandemi Covid- 19.
“Komunikasi Publik Pemerintah di Masa Pandemi COVID-19”, Memperhatikan besarnya dan
signifikannya masalah-masalah sosial budaya di Indonesia selama masa pandemi Covid-19 dan
kegamangan pemerintah serta masyarakat Indonesia memasuki kenormalan baru dan sosial, terkait
dengan pandemi Covid-19 di Indonesia, belajar dari kondisi guna menemukan solusi yang tepat
dengan pendekatan multidisiplin dengan dasar Ilmu Komunikasi, Ilmu Politik, Kriminologi, Sosiologi,
Antropologi, Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Hubungan Internasional.
Terkait dengan strategi komunikasi penanganan situasi pandemik ini, terdapat serangkaian upaya
yang bersifat sporadis atau tidak terintegrasi di masyarakat, misalnya tentang persepsi tentang
penyakit, kebijakan pemerintah mengenai mudik saat lebaran lalu, penerapan pembatasan
kegiatan sosial dan lain-lain. Hingga saat ini, masih ditemukan serangkaian perilaku yang tidak
mendukung pembatasan penyebaran penyakit Covid-19 ini seperti tidak menggunakan masker,
berkumpul di area publik tanpa menjaga jarak yang disarankan (1-2 meter), tidak mencuci tangan
secara rutin, dan lain-lain.
“Covid-19 akan berlangsung cukup lama. Dibutuhkan adaptasi dari manusia, living in harmony with
the disaster. Pemahaman risiko dan dampak keparahan dari Covid-19 bagi masyarakat. Sesuai
dengan arahan Presiden Jokowi strategi komunikasi publik dalam penangan pandemi Covid-19
adalah dengan komunikasi yang partisipatif, membangun kepercayaan/trust yang berbasis pada
ilmu pengetahuan/sains dan data sains guna membangkitkan partisipasi masyarakat
dan memasifkan kembali gerakan nasional disiplin protokol kesehatan. Tugas Kominfo khususnya
Ditjen IKP dalam Inpres (Keppres No.9 Tahun 2020 tentang perubahan atas Keppres No. 7 Tahun
2020 tentang Gugus Tugas Covid-19) diharapkan dapat melaksanakan tugas dan fungsi
koordinasi kehumasan Pemerintah (Government Public Relations “GPR”).
Sehingga, penyampaian informasi kepada masyarakat diharapkan dapat dilakukan dengan cepat,
tepat dan berkualitas baik,”

3. Silahkan anda analisis terkait berita pada artikel diatas terhadap perubahan sikap diatas menggunakan
model perubahan sikap lalu berikan contoh penerapan Teori Planned Behavior dalam menganalisis
hubugan sikap dan perilaku terhadapa fenomena diatas.
PERUBAHAN ORGANISASI sejak berkembangnya aliran hubungan manusia sampai dengan aliran
sistem dan kontingensi, organisasi senantiasa selalu diletakkan dalam konteks yang selalu dalam
perubahan. Organisasi diletakkan pada posisi dinamis, baik dalam arti dinamis pada hubungan antar
manusianya maupun dinamis dalam arti hubungan dengan lingkungannya. Dinamika dalam hubungan
antar manusia terjadi di dalam organisasi. Dinamika tersebut dipengaruhi oleh sistem yang dibangun
dalam organisasi. Visi, strategi, dan seluruh perangkat untuk melaksanakan strategi seperti struktur,
kultur, politik, dan teknologi oganisasi, menjadi faktor penentu hubungan antar manusia dalam
organisasi. Sedangkan faktor ekstenal adalah perubahan lingkungan yang terus menerus dalam
kondisi berubah. Perubahan lingkungan akan memaksa organisasi untuk melakukan penyesuaian
sistem internalnya agar tidak tertinggal oleh perubahan lingkungan. Ada tiga perubahan besar di akhir
abad-20, yaitu perubahan ekonomi yang ditandai oleh runtuhnya kapitalisme, perubahan sosial yang
ditandai oleh munculnya postmodernisme, dan ada perubahan pola hubungan kemanusiaan ke arah
neo humanisme yang muncul dalam tema-tema seperti desentralisasi, otonomi individu, dan harmoni.
(Limerick dan Cunnington,1993). Perubahan ini meletakkan informasi dan pengetahuan sebagai bagian
penting dari masyarakat. Masyarakat yang demikian disebut masyarakat informasional atau
masyarakat pasca kapitalis dengan ciri-ciri antara lain adalah adanya pengetahuan,
molecularisasi, integrasi dan hubungan antar jaringan (internetworking), dan inovasi tetapi dengan
istilah yang berbeda- beda. Sumber daya utama masyarakat pasca kapitalis adalah pengetahuan,
informasi, kepemilikan intelektual, dan pengalaman (Stewart,1997). Menurut Crawford, pada akhir
abad ke 20 ditandai dengan terjadinya perubahan besar dalam cara memandang dunia. Dalam tata
nilai sosial telah terjadi pergeseran pandangan dari ide bahwa manusia adalah makhluk yang Inovasi
dan Perubahan Organisasi dikendalikan oleh takdir dengan keyakinan bahwa struktur sosial yang
rasional dapat membawa harmoni kehidupan kepada ide bahwa manusia dipandang sebagai makhluk
yang mampu melakukan transformasi dan pertumbuhan, sistem nilai yang menekankan pada otonomi
individu pada masyarakat yang desentralistik. Lebih lanjut Crawford menuliskan bahwa dalam
masyarakat industri nilai-nilai sosial lebih menekankan pada konformitas, elitisme, dan kelas.
Pendidikan dilaksanakan secara massal dan berakhir setelah manusia menginjak dewasa. Sementara
itu dalam masyarakat berpengetahuan, tata nilai sosial berbasis pada keragaman, kesamaan, dan
individualisme. Pendidikan dilaksanakan secara individual dan berkelanjutan. Human capital
merupakan sumber utama kemakmuran. terjadi perkembangan yang luar biasa dari kehidupan
manusia. Perkembangan menjadi semakin cepat dari waktu ke waktu. Telah terjadi revolusi dalam
kehidupan, INOVASI ORGANISASI Menurut Jones (2004), inovasi adalah proses dimana organisasi
menggunakan keahlian dan sumber dayanya untuk mengembangkan produk barang dan jasa yang
baru atau untuk mengembangkan sistem produksi dan operasi yang baru sehingga organisasi mampu
memberikan kepuasan yang lebih tinggi kepada konsumen Untuk mencegah dan mengantisipasi
penyebaran virus corona, instansi pendidikan mengeluarkan kebijakan untuk melaksanakan
perkuliahan secara online. Kuliah online mulai diterapkan diberbagai kampus di Indonesia Saat ini kita
berada di tengah pandemi COVID-19 yang merupakan virus baru dan penyakit menular yang baru
ditemukan, awal mulanya yakni terjadi di Wuhan Tiongkok, bulan Desember 2019. Untuk mencegah
dan mengantisipasi penyebaran virus ini instansi pendidikan mengeluarkan kebijakan terkait
perkuliahan dengan mengeluarkan imbauan untuk melaksanakan alternatif pembelajaran secara
online. Kuliah online mulai diterapkan di berbagai kampus di Indonesia . kuliah secara online ini di
laksanakan sampai batas waktu tidak tertentu, hal tersebut dilakukan untuk menindaklanjuti surat
edaran dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaaan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2020 tentang
pencegahan Corona Virus Disease (COVID-19).
4. Dari uraian diatas, saudara diminta untuk menganalisis/menelaah bagaimana pembentukan prasangka
berdasarkan pendekatan-pendekatan yang dijelaskan dalam modul. Setelah itu saudara diminta untuk
menganalisis dampak prasangka dan memberikan contoh penerapan mengatasi prasangka
berdasarkan fenomena tersebut!
Pransangka ( prejudice ) bisa terjadi terhadap orang , etnis , ras , gender agama , paratai , polisi ,
pejabat , terlepas apakah tuduhan terhadap orang atau organisasi itu salah atau benar namun dari
ilustrasi ini kita menemukan istilah prasangka , apakah prasangka itu selalu negative bila prasangka itu
negative karena keputusan atau penilaian individu atau kelompokyang berpransangka terhadap
kelompok lain . Pembentukan prasangka dan dampak prasangka yang terjadi dalam fenomena antara
penduduk pendatang dengan penduduk lokal Prasangka berarti membuat keputusan sebelum
mengetahui fakta yang relevan mengenai objek tersebut. Awalnya istilah ini merujuk pada penilaian
berdasar ras seseorang sebelum memiliki informasi yang relevan yang bisa dijadikan dasar penilaian
tersebut. Selanjutnya prasangka juga diterapkan pada bidang lain selain ras. Pengertiannya sekarang
menjadi sikap yang tidak masuk akal yang tidak terpengaruh oleh alasan rasional
John E. Farley mengklasifikasikan prasangka ke dalam tiga kategori
@ Prasangka kognitif, merujuk pada apa yang dianggap benar.
@ Prasangka afektif, merujuk pada apa yang disukai dan tidak disukai.
@ Prasangka konatif, merujuk pada bagaimana kecenderungan seseorang dalam bertindak. Menurut
Worchel dan kawan-kawan (2000) pengertian prasangka dibatasi sebagai sifat negatif yang tidak dapat
dibenarkan terhadap suatu kelompok dan individu anggotanya. Prasangka atau prejudice merupakan
perilaku negatif yang mengarahkan kelompok pada individualis berdasarkan pada
keterbatasan atau kesalahan informasi tentang kelompok. Prasangka juga
dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang bersifat emosional, yang akan mudah sekali menjadi
motivator munculnya ledakan sosial. Menurut Mar’at (1981), prasangka sosial adalah dugaan-dugaan
yang memiliki nilai positif atau negatif, tetapi biasanya lebih bersifat negatif. Sedangkan menurut
Brehm dan Kassin (1993), prasangka sosial adalah perasaan negatif terhadap seseorang semata-mata
berdasar pada keanggotaan mereka dalam kelompok tertentu.
Menurut David O. Sears dan kawan-kawan (1991), prasangka sosial adalah penilaian terhadap
kelompok atau seorang individu yang terutama didasarkan pada keanggotaan kelompok tersebut,
artinya prasangka sosial ditujukan pada orang atau kelompok orang yang berbeda dengannya atau
kelompoknya. Prasangka sosial memiliki kualitas suka dan tidak suka pada objek yang
diprasangkainya, dan kondisi ini akan mempengaruhi tindakan atau perilaku seseorang yang
berprasangka tersebut.
Selanjutnya Kartono, (1981) menguraikan bahwa prasangka merupakan penilaian yang terlampau
tergesa-gesa, berdasarkan generalisasi yang terlampau cepat, sifatnya berat sebelah dan dibarengi
tindakan yang menyederhanakan suatu realitas.
Prasangka sosial menurut Papalia dan Sally, (1985) adalah sikap negatif yang ditujukan pada orang
lain yang berbeda dengan kelompoknya tanpa adanya alasan yang mendasar pada pribadi orang
tersebut. Lebih lanjut diuraikan bahwa prasangka sosial berasal dari adanya persaingan yang secara
berlebihan antar 2 individu atau kelompok. Selain itu proses belajar juga berperan dalam pembentukan
prasangka sosial dan kesemuanya ini akan terintegrasi dalam kepribadian seseorang

Anda mungkin juga menyukai