Petunjuk
1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.
NIM : 031376087
Fakultas : FHISIP
UPBJJ-UT : Jakarta
1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada
laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal
ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai
pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan
aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan
tidak melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media
apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik
Universitas Terbuka.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat
pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik
yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.
3. Dalam pemberian pelayanan publik, etika memiliki arti sebagai filsafat dan
profesional standar (kode etik), atau moral atau aturan berperilaku yang
benar yang seharusnya dipatuhi oleh pemberi pelayanan publik atau
administrator publik. Nilai etika dalam pelayanan publik pada prinsipnya
diderivasi dari beberapa nilaii-nilai moral yang berlaku umum seperti: nilai
kebenaran, kebaikan, kebebasan, kesetaraan, dan keadilan. Adapun nilai-
nilai moral secara khusus perlu ditambahkan untuk pelayanan publik,
seperti prinsip-prinsip integritas dan kenetralan. Berdasarkan sikap diatas,
kita dapat melihat perilakudan tindakan para aparatur yang dinilai tidak
profesional, seperti mangkir dari pekerjaan, tidak masuk kantor tepat
waktu, menerima suap, dan melakukan tindakan diskriminasi kepada
masyarakat selaku penerima layanan publik.
4. Ada banyak sekali manfaat yang bisa diambil dari aplikasi TIK dalam
pelayanan publik. penggunaan TIK ang tepat dapat memberikan layanan
yang disesuaikan denan perubahan kebutuhan masyarakat untuk dijadikan
prioritas bagi pemerintah. Teknologi informasi menawarkan kesempatan
pemerintah untuk memberikan layanan yang lebih cepat, dengan biaya
yang sama atau lebih rendah. TIK juga menawarkan potensi yang signifikan
untuk memberikan layanan baru atau memberikan layanan yang ada
dengan cara yang memberikan nila tambah kepada masyarakat. Dianta
keuntunga tersebut adalah sebagai berikut:
1) Mengurangi beban kerja birokrasi, seperti pekerjaan yang semula
dikerjakan manual seperti mengetik mengetik dan mengolah data, dapat
dilakukan dengan komputer yang multifunsgi. Dengan TIK, rapat tidak
harus dihadiri secara fisik oleh pegawai atau dapat dilakukan secara
online menggunakan internet atau video conference dan surat-menyurat
lebih cepat menggunaka email.
2) Mengurangi biaya pelayanan publik, seperti tidak perlu lagi membuat
dokumen menggunakan kertas.
3) Menyediakan pelayanan non-stop, masyarakat tidak perlu lagi
menunngu hingga hari kerja atau jam kerja hanya untuk mendapatkan
pelayanan. Contohnya dapat melakukan antrian pembuatan skck dari
rumah dan datang pada waktu yang sudah ditentukan.
4) Mengurangi kontak langsung antara birokrat dengan pengguna jasa. Hal
ini sngat berguna seperti di masa pandemi seperti ini dan juga dapat
menghindari dari pungli, suap, dan sebagainya yang melanggar aturan.
5) Menyediakan pelayanan birokrasi yang tidak dibatasi oleh kendala
geografis. Dengan TIK, pelayanan publik dapat diakses oleh masyarakat
melalui website dari mana saja asalkan tersedia peralatan dan
infrastrktur.
6) Menyediakan sistem kontrol birokrasi. Melalui TIK, semua proses input
dan output dalam pelayanan dapat diketahui dengan pasti sehingga
kecil kemungkinan terjadinya penyimpangan. Masyarakat dapat
melakukan terhadap tracking terhadap pelayanan yang diminta.
7) Mengefektifkan komunikasi vertikla dan horizontal, melalui TIK para
pegawai dapat terhubung satu sama lain, sehingga informasi yang
didapat selalu up to date.
8) Memberi kelulasaan hierarki dalam institusi birokrasi, sehingga tidak
perlu banyak personil dan organisasi menjadi ramping.
9) Memfasilitasi kerja sama antar instansi pemerintah. Sistem pelayanan
dan data dapat terhubung dari satu instansi ke instansi lain malalui
internet atau websiter terpadu.
10) Menyediakan kapasotas dalam simulasi abstrak sehingga
mempertajam pembuatan keputusan. Melalui program komputer
membantu pemerintah dalam membuat simulasi-simulasi dan kalkulasi
terhadap rancangan sebuag keputusan seperti tata kota, konversi lahan,
pembuatan jalan, dll sehingga sangat membantu para pembuat
kebijakan dalam mengambil keputusan.
Namun, pada kenyataannnta penerapan TIK dalam organisasi birokrasi memiliki
berbagai macam permasalahan dan konsekuensi yang kadang sulit dipecahkan.
Persoalan tidak hanya berkaitan dengan pengadaan perangkat keras dan lunak,
melainkan juga terkait dengan kultur organisasi maupun masyarakat secara luas.
Beberapa persoalan yang menonjol dalam penerapan TIK pada instnasi
pemerintah: ongkos yang mahal, keterbatasan insfrastruktur, keterbatasan SDM,
dan munculnya risiko yang kompleks. Menghadapi berbagai macam permasalahan
itu, kegigihan, keuletan, inovasi, dan kecerdasan para penjabat pemerintah baik di
eksekutif, legislatif, maupun birokrasi, sangat diperlukan.