Anda di halaman 1dari 10

ETIKA ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DAERAH

NAMA : FITRIA ALAM

NIM : 030924745

UPBJJ BATAM
BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Mata kuliah Etika Administrasi Pemerintahan merupakan penggabungan dari 2 bidang


pengetahuan, yaitu filsafat dan ilmu administrasi publik. Kedua bidang pengetahuan itu cukup
sulit untuk dijadikan sebuah pemaparan yang amat lancar dan bersatu padu. Filsafat adalah
pengetahuan yang murni rasional dengan menggunakan hanya alasan-alasan yang masuk akal
berusaha membahas semua masalah kehidupan manusia di dunia ini. Ilmu administrasi publik
boleh dikatakan adalah pengetahuan ilmiah yang berusaha menemukan petunjuk-petunjuk yang
efisien dalam pelaksanaan administrasi pemerintahan tidak selalu mudah dijalankan.

Etika Administrasi Pemerintahan ini dimaksudkan sebagai bahan pembelajaran bagi mahasiswa
yang kelak berharap menjadi seorang administrator pemerintahan. Dengan mempelajari mata
kuliah ini mahasiswa diharapkan dapat memahami dan membina suatu akhlak mulia yang
berlandaskan berbagai asas dan nilai etis sehingga kelak menjadi seorang petugas yang arif,
bijak, dan cerdas.

b. Tujuan Penulisan

Untuk menyelesaikan tugas yang telah diberikan tutor, agar dapat mengetahui tentang Etika
Administrasi Pemerintahan, tiga asas luhur dalam kehidupan manusia, dan empat nilai utama
dalam kehidupan masyarakat. Serta menambah wawasan penulis untuk lebih mengenal Etika
Administrasi Pemerintahan secara menyeluruh.
BAB II

TEORI TENTANG ETIKA DAN ETIKA ADMINISTRASI PUBLIK

Cabang etika dapat dibedakan menjadi 2 ragam yaitu etika umum dan etika khusus. Etika umum
berusaha memberikan berbagai pedoman mengenai konsep benar atau salah bagi perbuatan
manusia dan konsep baik atau buruk dalam sikap pribadi manusia. Salah satu etika khusus yang
kini telah berkembang ialah etika pemerintahan. Etika ini sebagai suatu bidang studi membahas
pokok-pokok soal yang menyangkut tujuan pemerintah, pembatasan terhadap pemerintah,
pemerintahan oleh hukum atau pemerintahan oleh orang-orang, perbandingan bentuk-bentuk
pemerintahan yang baik dan yang buruk, pengaruh dari bentuk-bentuk pemerintahan yang
berlainan pada pembentukan watak manusia, dan tentang bentuk pemerintahan yang ideal.

Etika administrasi pemerintahan merupakan penerapan studi filsafat dalam penyelenggaraan


administrasi pemerintahan. Etika ini merupakan bidang pengetahuan tentang ajaran-ajaran moral
dan asas-asas kelakuan yang baik bagi para administrator pemerintahan dalam menjalankan
tindakan jabatannya. Bidang pengetahuan ini diharapkan memberikan berbagai asas etis, ukuran
baku, pedoman perilaku, dan kebajikan moral yang dapat diterapkan oleh setiap petugas guna
terselenggaranya pemerintahan yang baik bagi kepentingan rakyat.

Sebagai suatu bidang studi, kedudukan administrasi pemerintahan untuk sebagian termasuk
dalam ilmu administrasi publik dan sebagian yang lain tercakup dalam ruang lingkup studi
filsafat. Dengan demikian, etika administrasi pemerintahan sifatnya tidak lagi sepenuhnya
empiris seperti halnya ilmu administrasi publik, melainkan terutama bersifat normatif. Ini berarti
etika administrasi pemerintahan berusaha menentukan norma-norma mengenai apa yang
seharusnya dilakukan oleh setiap administrator dalam melaksanakan fungsinya dan menjalankan
jabatannya
BAB III

PEMBAHASAN

Pendapat David Rosenbloom & Deborah D. Goldman ini perlu dikemukakan untuk memberi
pemahaman dan mengarahkan pemikiran kita betapa pentingnya etika sebagai petunjuk bagi
kehidupan kita dan bagi para khususnya administrator publik. Masyarakat Indonesia dewasa ini
boleh dikatakan merupakan sebuah masyarakat yang sedang menderita “penyakit keburukan.
Penyakit itu banyak sekali macamnya, tetapi untuk sederhananya dapat dikelompokkan menjadi
5 ragam yang yang berikut :

1. Kejahatan, misalnya merampok dan menjarah harta benda.

2. Kekejaman, misalnya membunuh dan menganiaya orang.

3. Kebohongan, misalnya memfitnah dan mencemarkan nama baik.

4. Perusakan, misalnya menghancurkan kendaraan dan membakar rumah.

5. Penyelewengan, misalnya berbuat korupsi dan menggelapkan uang.

Kalau diharapkan adanya sebuah masyarakat yang aman, damai, dan tenteram maka penyakit
keburukan itu harus diupayakan penyembuhannya. Dengan demikian, etika sebagai suatu studi
tentang moralitas harus dikembangkan secara bersungguh-sungguh dan disebarkan secara luas
dalam masyarakat. Setiap anggota masyarakat harus disadarkan dan dibina agar benar-benar
memiliki asas moral, nilai moral, dan perilaku moral. Hanya cabang pengetahuan etika yang
membahas tentang kelakuan orang yang baik dan buruk serta perbuatan orang yang benar dan
salah yang dapat menjadi obat penyembuhan dalam masyarakat.

Di dalam etika biasanya dikenal dengan hati nurani. Menurut Bertens, hati nurani adalah instansi
dalam diri manusia yang menilai tentang moralitas perbuatan manusia. Tidak mengikuti hati
nurani berarti menghancurkan integritas pribadi dan mengkhianati martabat terdalam manusia
(2013: 41). Dapat dikatakan juga bahwa hati nurani adalah kesadaran moral, instansi yang
membuat seseorang menyadari yang baik atau yang buruk (secara moral) dalam perilaku
seseorang (Bertens 2013: 41). Dengan adanya hati nurani dalam diri seseorang, maka orang
tersebut seolah-olah mendapat tuntunan dari dalam dirinya yang menilai suatu perbuatan itu
layak atau tidak layak untuk dilakukan. Apabila tuntunan di dalam berhasil mengarahkan kepada
hal yang positif, maka akan memberi dampak positif pada perilaku orang tersebut. Orang
tersebut mampu menjaga dan mempertahankan integritas dirinya dan tidak mencederai martabat
terdalam manusia. Misalnya dalam konteks korupsi, bila hati nurani menuntun ke arah yang
positif bahwa korupsi mencederai integritas pribadi dan merugikan pihak lain, maka sebenarnya
orang tersebut akan membentengi dirinya untuk tidak melakukan korupsi. Oleh karena itu,
pemahaman akan hati nurani yang benar akan membawa seseorang untuk menerapkan prinsip-
prinsip etika dengan benar terlebih etika publik bagi pemimpin publik khususnya kepala daerah
yang sering menjadi sosok sentral dan berpengaruh di suatu daerah.

Etika publik menekankan pada standar untuk menentukan suatu tindakan baik atau buruk di
dalam ranah pelayanan publik. Menurut Haryatmoko, etika publik bertujuan menjamin integritas
pejabat dalam pelayanan publik (2011: 8). Ditambahkan pula oleh Haryatmoko bahwa etika
publik menuntut tiga kompetensi pejabat publik yaitu kompetensi teknis, kompetensi etika dan
kompetensi leadership (2011: 20). Apabila etika publik dihayati oleh setiap pemimpin publik
dalam hal ini kepala daerah, maka kasus pelanggaran etika seperti korupsi setidaknya dapat
diminimalir bahkan tidak akan dilakukan oleh kepala daerah. Seyogyanya kompetensi etika yang
ada dalam etika publik menjadi tuntunan bagi pemimpin publik atau kepala daerah khususnya
sehingga integritas kepala daerah tetap terjaga di samping kompetensi teknis yang harus dimiliki
seorang kepala daerah.

Cabang pengetahuan etika perlu sekali diterapkan dalam kegiatan pemerintahan pada umumnya
dan pada penyelenggaraan administrasi pemerintahan khususnya. Dengan demikian, dapat
terwujud sebuah pemerintahan yang bersih dan berwibawa berikut segenap petugasnya yang
memiliki moralitas dalam melaksanakan tugas kewajiban dalam melayani kepentingan umum.
DAFTAR PUSTAKA

BMP ADPU4533 / ETIKA ADMINISTRASI PEMERINTAHAN

https://eprints.untirta.ac.id/1435/1/8.%20Ismanto.pdf

file:///C:/Users/asus/Downloads/1929-5455-1-PB%20(1).pdf
TIGA ASAS LUHUR DALAM KEHIDUPAN MANUSIA

Untuk dapat membina akhlak mulia perlu mempelajari asas-asas yang melandasainya berupa tiga
asas luhur dan kebahagiaan hidup yang harus dianut dan dilaksanakan dalam kehidupan manusia.

1. Tiga Asas Hidup Luhur

Tiga asas hidup luhur yang harus dianut dan dilaksanakan seseorang adalah sebagai berikut :

a. Keutuhan watak (kata Latin : integritas).

b. Keadilan (kata Latin : justitia).

c. Kesusilaan (kata Latin : moralitas).

2. Kebahagiaan Hidup

Seseorang akan memperoleh kebahagiaan hidup kalau hidupnya berpegang pada keutuhan
watak, keadilan, dan kesusilaan serta melaksanakannya dalam perilakunya. Hal-hal lainnya,
seperti kekayaan, kekuasaan atau perangkat hanyalah sumber dari kebahagiaan semu (The Liang
Gie, Renungan Liku-liku Kehidupan, cetakan ke-5, 2003, p.7 dan 10). Etika administrasi
pemerintahan karena sangat pentingnya bagi sebuah kehidupan masyarakat yang aman, damai,
dan tenteram harus berlandaskan asas-asas yang luhur dalam kehidupan manusia.

1. asas keutuhan watak

Keutuhan watak pada dasarnya adalah ciri kualitas dari watak seseorang yang bersifat utuh,
lengkap atau sempurna. The Liang Gie (2003), memberikan batasan bahwa keutuhan watak
adalah kesempurnaan akhlak pribadi dari seseorang dalam menjalani hidupnya dan
melaksanakan pekerjaannya. Keutuhan watak ini mencakup 3 kebajikan dalam kehidupan
manusia berupa 1) kejujuran; 2) kesetiaan, dan 3) pengabdian

a. kejujuran

kejujuran berarti hasrat untuk bertindak lurus tanpa menyimpang dari norma kebenaran. Hasrat
ini meliputi berbagai sifat dan watak baik pada seseorang yang tidak membohongi, menipu,
mencuri, menggelapkan, mencurangi atau mengakali orang lain untuk mendapat keuntungan
yang tidak sah. Kejujuran juga mengandung kecenderungan menghargai kebenaran serta adanya
kesatuan antara ucapan dengan apa yang ada di dalam batin dan pikiran.

b. kesetiaan

Kesetiaan adalah kesadaran untuk setulusnya patuh pada tujuan bangsa, konstitusi negara,
peraturan perundangan, badan instansi, tugas jabatan, dan pihak atasan demi tercapainya cita-cita
bersama yang ditetapkan. Kesetiaan juga merupakan kebajikan seseorang yang patuh pada cita-
cita yang diyakini kebenarannya atau cita-cita menjunjung tinggi suatu paham yang ideal.
Pelaksanaan tugas dengan ukuran ganda, pertimbangan untung-rugi atau kebiasaan main
sabotase tidak dikenal dalam watak seseorang yang setia.

c. pengabdian

pengabdian adalah hasrat untuk menjalankan tugas dengan sepenuh tenaga, semangat, dan
perhatian tanpa pamrih pribadi. Wujudnya adalah bekerja keras, menjalankan tugas pekerjaan
dengan sepenuh tenaga, seluruh semangat kegairahan, dan segenap perhatian tanpa pamrih apa-
apa yang bersifat pribadi atau menguntungkan diri sendiri.

2. asas keadilan

Definisi keadilan yang tertua telah dirumuskan oleh para ahli hukum pada Zaman Romawi dalam
bahasa Latin; yang berbunyi demikian : justitia est constans et perpetua voluntas jus suum
cuique tribuendi. Yang artinya keadilan adalah kemauan yang tetap dan kekal untuk memberikan
kepada setiap orang apa yang semestinya.

Bangsa romawi pada masa lampau menganut pendapat yang membedakan secara tegas hukum
alamiah dengan hukum buatan manusia. Hukum alamiah itu kemudian berkembang menjadi ide
keadilan alamiah yang kedudukannya dianggap lebih tinggi ketimbang hukum buatan manusia.
Keadilan menurut perumusan tersebut dianggap sebagai suatu kecenderungan batin yang
langgeng untuk memberikan kepada setiap orang apa yang semestinya ia terima. Konsep
keadilan yang demikian itu dianggap sebagai sifat kodrat yang dengan sendirinya melekat pada
setiap hukum. Jadi dalam pemahaman bangsa Romawi bertindak adil adalah memberikan kepada
setiap orang apa yang semestinya.
3. asas kesusilaan

Asas luhur ke-3 dalam kehidupan manusia yang harus dianut dan dijalankan oleh setiap orang
dalam hidupnya maupun pekerjaannya ialah kesusilaan. Kesusilaan adalah kebajikan pribadi
dalam diri seseorang yang senantiasa berusaha mempunyai akhlak yang baik dan menunjukkan
kelakuan yang benar. Istilah kesusilaan merupakan terjemahan dalam bahasa Inggris dari kata
morality. Dlam Webster’s New Twentieth Century Dictionary of the English Language
Unabridged, Second Edition (1979), morality diberi arti sebagai “the character of being in a
accord with the principles or standards of right conduct; right conduct; ofte, specifically, vurtue
in sexual conduct” (sifat yang cocok dengan asas-asas atau ukuran-ukuran baku tentang kelakuan
yang benar; kelakuan benar; sering kali, secara khusus, kebajikan dalam kelakuan seksual). Jadi,
secara singkat morality dalam bahasa Inggris berarti kelakuan yang benar.

Setiap anggota masyarakat harus bersungguh-sungguh berusaha mempunyai kesusilaan dalam


dirinya dan melaksanakannya dalam hidupnya. Ia sehari-hari di masyarakat wajib berusaha
menampilkan kelakuan yang benar. Dengan demikian, masyarakat itu menjadi ajang hidup yang
aman, damai, dan tenteram.

Setiap anggota masyarakat sedapat-dapatnya harus melakukan kebaikan bagi masyarakatnya.


Akan tetapi, memang karena keterbatasan kemampuan, kesulitan hidup, kehidupan rumah tangga
yang serba minus, tidak setiap anggota masyarakat bisa melakukan kebaikan bagi
masyarakatnya. Namun, kendala-kendala itu sama sekali tidak berarti bahwa ia boleh melakukan
sesuatu perbuatan jahat yang menganggu keamanan, kedamaian, dan ketenteraman
masyarakatnya.

Kehidupan setiap orang memang bagaikan sebuah garis lurus yang ujung-ujungnya mengarah
pada ide kebaikan dan ide kejahatan. Kalau seseorang karena keadaannya yang terpuruk tidak
mampu berbuat kebaikan untuk masyarakatnya maka hendaknya ia pantang melakukan kejahatan
dan berdiri di tengah garis secara netral.

SUMBER BMP ADPU4533


EMPAT NILAI UTAMA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT

Cara-cara efektif dalam dalam menerapkan empat nilai utama dalam kehidupan masyarakat.

Dalam kehidupan masyarakat dewasa ini ke-4 macam nilai itu bersifat pokok dan secara konkret
masing-masing mempunyai sebutan tersendiri. Ke-4 nilai utama dari manusia dalam kehidupan
masyarakat dalam zaman modern ini sebutannya adalah demikian :

1. nilai kepercayaan => keluhuran

2. nilai etis => kebaikan

3. nilai ilmiah => kebenaran

4. nilai estetis => keindahan

Setiap warga masyarakat wajib menjunjung tinggi nilai-nilai keluhuran, kebaikan, kebenaran,
dan keindahan dalam melakukan berbagai pertimbangan dalam kehidupannya. Orang dalam
mempertimbangkan sesuatu pengetahuan biasanya mempertanyakan apakah hal itu benar atau
mengandung kebenaran. Dalam mengukur suatu tindakan, orang biasanya mempertanyakan
apakah hal itu baik atau mempunyai kebaikan. Dalam menilai sesuatu serapan, orang biasanya
mempertanyakan apakah hal itu indah atau mewujudkan keindahan. Pertimbangan-pertimbangan
manusia tertuju pada segala hal yang ada di dunia ini. Dengan demikian, kebaikan, kebenaran,
dan keindahan mempunyai ruang lingkup yang amat luas dan medan cakupan yang sangat
beragam.

Terutama orang-orang dalam hidup bermasyarakat dan berinteraksi satu sama lain akan banyak
sekali berbenturan dengan nilai kebaikan dan nilai kebenaran. Kebaikan pada umumnya
dikaitkan dengan hasrat manusia atau perwujudannya dalam tindakan. Kebaikan (goodness) atau
hal yang baik (the good) atau pun suatu sifat (good) boleh dikatakan dapat dikaitkan dengan apa
saja di dunia ini.

SUMBER BMP ADPU4533

Anda mungkin juga menyukai