Anda di halaman 1dari 5

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UASTAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2020/21.1 (2020.2)

Nama Mahasiswa : RYAN NUGRAHA PUTRA PANGISTU

NomorIndukMahasiswa/NIM : 041791738

TanggalLahir : Samarinda, 04 Juni 1993

Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM4201

Kode/Nama Program Studi : Hukum Tata Negara

Kode/Nama UPBJJ : Tarakan

Hari/Tanggal UAS THE : Sabtu ,10 Juli 2021

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA
Surat Pernyataan Mahasiswa
Kejujuran Akademik

Yang bertandatangan di bawahini:

Nama Mahasiswa : RYAN NUGRAHA PUTRA PANGISTU


NIM : 041791738
Kode/Nama MataKuliah : Hukum Tata Negara
Fakultas : HUKUM
Program Studi : Ilmu Hukum
UPBJJ-UT : Tarakan

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE padalaman
https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian
UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakui nya sebagai pekerjaan
saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan
akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta
tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila dikemudian hari terdapat pelanggaran
atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan
oleh Universitas Terbuka.
Nunukan,10 Juli 2021
Yang Membuat Pernyataan

RYAN NUGRAHA PUTRA PANGISTU


HHU

1. Pertanyaan:
a. Bagaimana pendapat Saudara terhadap substansi Pasal 28B ayat (2) terhadap dua sisi Prinsip
dasar eksistensi konstitusi tersebut, jelaskan berikut analisisnya!
b. Bunyi Pasal 28B ayat (2) memberikan jaminan terhadap hak-hak anak, bagaimana pendapat
Saudara terhadap urgensi perlindungan anak dalam prinsip dasar konstitusi terhadap
eksistensinya dalam suatu negara?

Jawaban : 1

a. Dapat saya jelaskan dimana prinsip dan norma untuk menentukan bentuk-bentuk diskriminasi ras
dan etnis sebagai acuan pelaksanaan sekaligus menilai peraturan kebijakan, dan tindakan dalam
upaya penghapusan diskriminasi ras dan etnis.

Dimana Diskriminasi terjadi pada saat pembedaan, pengecualian, pembatasan dan pengutamaan
tersebut memiliki akibat berkurangnya, tidak didapatkannya (dicabutnya), dan tidak
dilaksanakannya hak asasi manusia atau kebebasan dasar yang dijamin dalam UU nasional
maupun hukum internasional.

b. Dari analisa saya dimana perubahan mendasar dalam amandemen UUD 1945 adalah pengaturan
yang cukup komprehensif tentang jaminan hak warga negara yang diatur pada Pasal 28 Jaminan
perlindungan dan pemenuhan hak warga negara tersebut perlu didukung oleh kebijakan
pemerintah dalam mengimplementasikan norma-norma dasar dalam UUD 1945. Selain kewajiban
dan tugas pemerintah,sebagai negara hukum yang demokratis, warga negara Indonesia harus
diberikan ruang yang luas untuk berpartisipasi guna mempertahankan dan pemenuhan hak-hanya.
Ke dalam dua konsep tersebut diintrodusir perlindungan hak warga negara,karena perlindungan
hak asasi adalah satu elemen dalam cita negara hukum dan perlindungan hak warga negara
merupakan manifestasi kedaulatan rakyat yang merupakan unsur penting dalam konsep
demokrasi.

2. Pertanyaan:
a. Berdasarkan kedua kasus tersebut buatlah analisis diantaranya mana yang termasuk dalam Kasus
Pidana dan Kasus HAM?
b. Pasca amandemen konstitusi, UUD 1945 mengatur hak-hak dasar warga negara yang lebih
lengkap bertitik tolak dari pemikiran bahwa perlindungan hak asasi manusia merupakan satu
elemen penting dalam konsep negara hukum, bagaimana pendapat Saudara terhadap kasus HAM
tersebut di atas dalam kaitan amandemen UUD 1945 ?
c. Bagaimana pendapat Saudara terkait urgensi penegakan HAM dalam negara hukum di Indonesia?

Jawaba 2
a. Dari analisa saya bahwa kedua kasus diatas adalah kasus pidana dan HAM dalam kasus munir
yaitu karena telah menghilangkan nyawa dengan sengaja atau sudah melanggar hak untuk hidup
dan dimulainya penyelidikan oleh Komnas HAM serta penyelesaiannya di Pengadilan HAM
merupakan bukti komitmen penyelesaian kasus pelanggaran HAM oleh Negara, sedangkan kasus
pembunuhan Mirna termasuk pidana dan HAM dimana Jessica Wongso telah merencanakan
pembunhan dan menghilangkan hak untuk hidup Mirna, kini Jessica Wongso telah di dijerat pasal
340 KUHP dengan ancaman hukuman maksimal hukuman mati atau penjara seumur hidup.
b. Dari analisa saya bahwa amanden UUD 1945 telah memasukkan jaminan perlindungan dan
pemenuhan hak warga negara dalam konstitusi. Beberapa Pasal di dalam UUD NRI Tahun 1945
mengatur secara komprehensif tentang hak-hak asasi warga negara dan sekaligus kewajiban
negara. Pengaturan dan implementasi hak-hak asasi warga negara dan kewajiban negara
selayaknya dua sisi mata uang.dalam kaitan kasus diatas jelas telah diatur dalam perubahan
mendasar dalam amandemen UUD 1945 adalah pengaturan yang cukup komprehensif tentang
jaminan hak warga negara yang diatur pada Pasal 28.

c.
Pendapat saya terkait urgensi penegakan HAM di Indonesia dengan eksisnya regulasi yang tidak
sesuai dengan prinsip hak asasi manusia, lemahnya kemampuan institusi negara dalam hal
penghormatan, perlindungan dan pemenuhan HAM.menempatkan ide perlindungan hak asasi
manusia sebagai salah satu elemen penting dimana Hak asasi manusia merupakan nilai-nilai
universal yang telah diakuisecara universal. Berbagai instrumen internasional mewajibkan negara-
negara peserta untuk memberikan jaminan perlindungan dan pemenuhan hak warga negara.
3.Pertanyaan:
a. Bagaimana pendapat Saudara tentang urgensi pelaksanaan PILKADA yang diselenggarakan pada
Desember lalu dalam situasi Covid-19, jelaskan beserta analisis Hukum Tata Negara!
HHU

b. Pemerintah bersama Komisi Pemilihan Umum, memilih untuk tetap menyelenggarakan PILKADA
serentak meskipun menuai banyak kontroversi yang dianggap mengabaikan suara rakyat. Berikan
analisis anda apakah keputusan pemerintah tersebut menjadi suatu otoritas yang tepat dan tidak
mengabaikan demokrasi.
c. Jika kemudian PILKADA pada Bulan Desember lalu tidak dilaksanakan, sedangkan masa jabatan
kepala daerah telah selesai, bagaimana dampak administratif yang akan terjadi kepada daerah
tersebut akibat penundaan PILKADA serta resiko yang akan diterima oleh negara.

Jawaban 3

a. Dari analisa saya urgensinya Dimana problematika berakhirnya masa jabatan kepala daerah dan
wakil kepala daerah hasil Pilkada serentak tahun 2015. Seperti disebutkan dalam Pasal 201 ayat
(1) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, Dan Walikota Menjadi Undang-Undang
(UU No. 10 Tahun 2016), bahwa pada bulan Desember 2015 yang lalu telah dilasanakan Pilkada
serentak untuk pertama kalinya. Sesuai dengan masa jabatan pemeritah daerah yang 5 (lima)
tahun, maka pada tahun 2020 ini masa jabatan kepala daerah dan wakil kepala daerah seyogyanya
akan berakhir.

Berahirnya masa jabatan kepala daerah dan wakil kepala daerah hasil Pilkada tahun 2015 akan
berimplikasi kepada kekosongan jabatan padapemerintah daerah tersebut. Bilamana situasi
ketidakjelasan pelaksanaanpemungutan suara Pilkada 2020 yang seharusnya dilaksanakan
September 2020 tersebut dibiarkan (sebelum pada akhirnya keluar Perpu No. 2 Tahun 2020
memberikan dasar Desember 2020), maka akan memunculkan beragam kerumitan berikutnya.

b. Dari analisa saya bahwa wujud solusi dari beberapa problematika yang muncul dari ketidakpastian
kapan waktu diselenggarakannya pemungutan suara Pilkada di tahun 2020, maka hadirlah Perpu
No. 2 Tahun 2020. Kehadiran Perpu No. 2 Tahun 2020 merupakan perwujudan kepastian hukum
karena sebelumnya

Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia (KPU RI) telah mengeluarkan Keputusan Komisi
Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor: 179/PL.02-Kpt/01/KPU /III/2020 Tentang Penundaan
Tahapan Pemilihan Gubernur Dan Wakil Gubernur, Bupati Dan Wakil Bupati, Dan/Atau Wali Kota
Dan Wakil Wali Kota Tahun 2020 Dalam Upaya Pencegahan Penyebaran Covid-19 (Keputusan
KPU No.179 Tahun 2020), sekiranya adanya keberhasilan Pelaksanaan Pemilu 2020 adalah
menggabungkan protokol Kesehatan penanganan Covid-19 di saat pelaksanaan pemilu.

c. Dalam hal ini dalam Putusan MK No. 17/PUU-VI/2008, MK membatalkan Pasal 28 huruf q UU No.
12 tahun 2008 karena berpotensi mengurangi masa jabatan Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah yang sudah ditetapkan oleh undang-undang yakni 5 tahun. MK dalam konklusi
pertimbangan hukumnya di poinnya juga menyatakan bahwa untuk ketentuan tersebut tidak
proporsional dan rancu, baik dari segi formulasi maupun substansi, karena menimbulkan perlakuan
yang tidak sama antar-sesama pejabat negara dan mengakibatkan ketidakpastian hukum (legal
uncertainty, rechtsonzekerheid)”.
Dengan demikian pula dengan asumsi yang sama pula, dengan berlandaskan asas kepastian
masa jabatan kepala daerah menurut Putusan MK No. 17/PUU-VI/2008 maka masa jabatan kepala
daerah dan wakil kepala daerah pula tidak dapat ditambah sama seperti halnya tidak dapat
dikurangi.

4. Pertanyaan:

a. Buatlah analisis apa yang menjadi latar belakang pergeseran kewenangan lembaga kepresidenan
pasca perubahan UUD NRI 1945, kemukakan pendapat Anda berdasarkan teori check and
balances system!
b. Buatlah analisis perbandingan lembaga kepresidenan sebelum dan sesudah amandemen UUD
NRI 1945!
c. Bagaimana pendapat anda mengenai bergesernya kewenangan legislasi presiden kepada DPR,
apakah pergeseran ini akan menguatkan lembaga kepresidenan ataukah sebaliknya?
Jawaban 4 :
HHU

a. Dari analisa saya bahwa antara lain karena pada masa Orde Baru,kekuasaan tertinggi di tangan
MPR (dan pada kenyataannya bukan di tangan rakyat),dan kekuasaan yang sangat besar pada
Presiden, adanya pasal-pasal yang terlalu "luwes" (sehingga dapat menimbulkan multitafsir), serta
kenyataan rumusan UUD 1945 . Dan pendapat saya dimana indonesia telah menganut prinsip
tersebut pasca amandemen UUD 1945 di mana DPR sebagai lembaga legislatif, Presiden sebagai
lembaga eksekutif, dan Mahkamah Agung beserta Mahkamah Konstitusi sebagai lembaga
yudikatif dapat saling mengontrol, menghindari pemusatan kekuasaan yang sewenang - wenang
pengawasan dan keseimbangan dimana dalam prinsip pemerintahan cabang kekuasaan
pemerintahan terpisah, untuk mencegah tindakan oleh cabang kekuasaan lain yang melanggar
peraturan perundang-undangan dan konstitusi.

b. Dari analisa saya bahwa Sebelum amandemen

Presiden memegang posisi sentral dan dominan sebagai mandatarisMPR, meskipun


kedudukannya tidak neben akan tetapi tergeordnet. Presiden menjalankan kekuasaan
pemerintahan Negara tertinggi (consentrationof power and responsiblity upon the president).

Presiden selain memegang kekuasaan eksekutif (executive power ), juga memegang kekuasaan
legislative (legislative power ) dan kekuasaanyudikatif ( judicative power ). Presiden mempunyai
hak prerogatif yang sangat besar. Tidak ada aturan mengenai batasan periode seseorang
dapatmenjabat sebagai presiden serta mekanisme pemberhentian presiden dalam masa
jabatannya.

Dan Setelah amanden

Membatasi beberapa kekuasaan presiden dengan memperbaiki tatacara pemilihan dan


pemberhentian presiden dalam masa jabatannya serta memperkuat sistem pemerintahan
presidensial.

• Kekuasaan 5mnesty5ive sepenuhnya diserahkan kepada DPR.


• Membatasi masa jabatan presiden maksimum menjadi dua periode saja.
• Kewenangan pengangkatan duta dan menerima duta harus memperhatikan pertimbangan
DPR.
• Kewenangan pemberian grasi, 5mnesty dan abolisi harus memperhatikan pertimbangan
DPR.
• Syarat dan mekanisme pengangkatan calon presiden dan wakil presiden menjadi dipilih
secara langsung oleh rakyat melui pemilu, juga mengenai pemberhentian jabatan presiden
dalam masa jabatannya.

c. Dari analisa saya bahwa dimana Indonesia, asumsi Huntington diatas ditambah dengan
ketidakpuasan
terhadap sistem dan mekanisme ketatanegaraan dalarn periode sebelumnya. Keterbukaan dan
ketidaksetaraan dalam ha. berpolitik menjadi dasar ketidakpuasan ini. Semangat untuk memutus
mata rantai kekuasaan eksekutif yang besar dalam periode sebelumnya, sangat besar. Meski
dernikian, periode ini tercatat sebagai periode kewenangan yang paling pendek. Ini bila
dibandimgkan dengan kekuasaan eksekutif yang telah muncul sejak orde lama, dan menemukan
momentumnya pada periode orde baru di bawah kepemimpinan Soeharto.Di lain sisi, proses
transisi dari kepemimpinan orde baru yang diwakili oleh sosok Soeharto, be jalan dengan tidak
mudah. Penggantinya, adalah Habibie yang semula menjabat sebagai Wakil Presiden. Habibie
mempunyai tugas inti untuk menghantarkan bangsa ini ke pemilu berikutnya.

Meski demikian, ada catatan besar kepernimpinan Habibie yang seolah tak termaafkan. Baik dari
para pendukung partai politik, atau masyarakat yang menginginkan negara kesatuan ini tetap
untuh. Lepasnya Timor-Timur yang sebelumnya menjadi bagian Republik Indonesia, Meskipun
demikian, kekuasaan legislasi yang diperoleh dari UUD 1945 belum dilaksanakan secara
maksimal. Sejauh ini, pemerintah masih mendominasi proses pembuatan undang-undang. Fakta
itu setidaknya tercermin pada angka-angka dalam Program Legislasi Nasional (Prolegnas), yang
merupakan indrumen perencanaan program pembentukan undang-undang.

Anda mungkin juga menyukai