Anda di halaman 1dari 13

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2020/21.2 (2021.1)

Nama Mahasiswa : Siswondo anggerta

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 030690859

Tanggal Lahir. : 27 Mei 1997

Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM 4201 / Hukum Tata Negara

Kode/Nama Program Studi : 311 / Ilmu Hukum S1

Kode/Nama UPBJJ : 18 / UT Palembang

Hari/Tanggal UAS THE : Sabtu / 10 Juli 2021

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halamanini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuranakademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulistangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuranakademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN


TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS
TERBUKA

Surat Pernyataan
Mahasiswa Kejujuran
Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Siswondo anggerta


NIM : 030690859
Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM 4201 / Hukum Tata Negara
Fakultas : FHISIP
Program Studi : 311 / Ilmu Hukum S1
UPBJJ-UT : 18 / UT Palembang
:

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada
laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepadasiapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian
UASTHE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan
akademik yang berlaku di UniversitasTerbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta
tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik UniversitasTerbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran atas
pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh
Universitas Terbuka.

Pandan, 10 Juli 2021

Yang Membuat Pernyataan

SISWONDO ANGGERTA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

1.A Menurut analisis saya Setiap anak sejak lahir memiliki hak untuk hidup,tumbuh, berkembang dan

berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Jadi, sejak lahir anak tersebut harus di
asuh dan diperlakukan selayaknya manusia. tidak boleh ada yang melakukan kekerasan atau pun
diskriminasi, walaupun hal tersebut dilakukan oleh keluarganya sendiri. Jika terjadi kekerasan atau
diskriminasi atas anak tersebut oleh keluarga sendiri, apalagi orang lain, maka orang yang
melakukan kekerasaan atas anak tersebut harus menerima hukuman sesuai hukum yang berlaku di
negara Indonesiani. Kekerasan terhadap anak merupakan bagian dari bentuk kejahatan manusia yang
bertentangan dengan prinsip hak asasi manusia.

B Menurut analisis saya Tidak dapat dipungkiri bahwa kekerasan terhadap anak akan semakin
meningkat pada tahun ini, apabila tidak ada upaya yang sistematis dari orang-orang dewasa dalam
menangani permasalahan anak yang semakin kompleks.Begitu ragam dan kompleksnya
permasalahan yang terkait perlindungan anak, sehingga menjadi tugas kita bersama baik itu di
keluarga, lingkungan sekitar, dunia pendidikan dan masyarakat serta bangsa dan negara untuk
menjamin tumbuh kembang dan terpenuhinya hak-hak anak demi masa depan bangsa dan negara.
Tanggung jawab kita sebagai bagian dari masyarakat untuk melakukan tindakan konkrit dalam
melindungi dan menyelamatkan anak-anak sebagai generasi penerus bangsa. Perlu diingat kegagalan
melindungi anak-anak mengancam pembangunan nasional dan memiliki pengaruh negatif dan
akibatnya akan terbawa sampai mereka dewasa nanti. Berikan yang terbaik bagi anak dan lindungi
mereka dari segala tindakan kekerasan, perlakuan salah dan eksploitasi

2.A Menurut saya kasus pembunuhan mirna salihin adalah termasuk kasus pembunuhan berencana karna
ditemukan pendarahan pada lambung Mirna dikarenakan adanya zat yang bersifat korosif masuk dan
merusak mukosa lambung. Belakangan diketahui, zat korosif tersebut berasal dari asam sianida.
Sianida juga ditemukan oleh Puslabfor Polri di sampel kopi yang diminum oleh Mirna. Berdasarkan
hasil olah TKP dan pemeriksaan saksi, polisi menetapkan Jessica Kumala Wongso sebagai
tersangka. Jessica dijerat dengan pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana.
Menurut saya kasus pembunuhan munir said thalib sudah termasuk kasus HAM berat karna
mengingat unsur-unsur pelanggaran HAM berat sebagaimana diatur dalam UU No. 26 Tahun 2000
tentang Pengadilan HAM telah terpenuhi. Pertama, salah satu bentuk pelanggaran HAM yang berat
adalah kejahatan terhadap kemanusiaan (Pasal 7 UU Pengadilan HAM). Kedua, pembunuhan
terhadap Munir merupakan sebuah serangan dilakukan secara sistemik ditujukan secara langsung
terhadap penduduk sipil (Pasal 9 UU Pengadilan HAM). Ketiga, fakta yang terungkap di
persidangan bahwa lembaga negara dalam hal ini Badan Intelijen Negara (BIN) terlibat dalam
merencanakan dan melaksanakan pembunuhan Munir memenuhi unsur “serangan” sebagaimana
dimaksud penjelasan Pasal 9 UU Pengadilan HAM. Akan tetapi saat ini komnas HAM belum
merespson ataupun menetapkan kasus tersebut sbg kasus HAM berat.

B. Menurut saya pasca amandemen


UUD 1945 memberikan jaminan yang lebih komprehensif. Hal ini berbeda dengan UUD 1945
sebelum amandemen yang hanya memuat pasal-pasal HAM secara garis besar saja. Di dalam UUD
1945 setelah amandemen selain mengatur HAM secara garis besar, UUD tersebut juga
mencantumkan bab khusus HAM, yaitu BAB XA yang memuat sebanyak 10 pasal mulai Pasal 28A
hingga Pasal 28J.
Adapun dampak amandemen memberikan penegasan bahwa, perlindungan, pemajuan,
penegakan, dan pemenuhan HAM adalah tanggungjawab negara, khususnya pemerintah, walaupun
pada pada tahun pertama perjalanan reformasi ditandai dengan konflik horizontal

C. Menurut saya permasalahan penegakan hukum dalam masyarakat merupakan hal yang sangat urgen,
mengingat eksistensi hukum itu sendiri tidak bisa dilepaskan dari kehidupan bermasyarakat dan
bernegara. Dalam kajian ini setidaknya ada beberapa faktor yang cukup dominan dan perlu mendapat
perhatian dari berbagai pihak, yakni :
1) Lemahnya substansi (materi) perundangan;
2). Aparat penegak hukum yang tidak profesional dan tidak bermoral;
3). Sistem dan prinsip peradilan yang belum terlaksana secara baik, dan ;
4) Masih rendahnya partisipasi dan kesadaran hukum masyarakat. Dengan demikian perlu dirumuskan
unifikasi hukum atau pemetaannya secara pasti; peningkatan kualitas moral dan profesionalitas aparat
penegak hukum; perbaikan sistem peradilan, dan meningkatkan budaya hukum dan tingkat kekritisan
masyarakat terhadap produk-produk hokum

3. A menurut pendapat saya Urgensi yang mendesak sehingga diharuskan melaksanakan Pemilihan
kepala daerah adalah ditakutkan terjadinya kekosongan Kekuasaan disebuah daerah, meskipun
terdapat opsi pengganti jabatan sementara dalam permendagri dan Undang-Undang Nomor 10 tahun
2016 jika pemilihan kepala daerah ditunda kemabali maka akan sangat sulit mencari pengganti
jabatan sementara dikarenakan persyaratan yang telah ditetapkan yakni harus merupakan pemimpin
jabatan di kota madya atau pemimpin jabatan ditingkat pertama. Dikhawatirkan penundaan pemilu
hingga waktu yang tidak ditentukan atau hinga covid-19 berakhir akan mengganggu pemilihan
serentak nasional presiden dan wakil presiden di seluruh provinsi yang ada di Indonesia sehingga
pelaksanaan pemilu tidak efektif.
Ditinjau dari perspektif kepastian hukum maka Pelaksanaan Pemilu lanjutan dapat dikatakan kurang
memenuhi asas tersebut dengan alasan dalam penetapan hukumnya tidak terdapat sanksi yang tegas
dalam menindak pelanggar protokol kesehatan dikarenakan sekarang kita berada dalam masa
pandemic Covid-19 dan juga hal tersebut yang memicu pertambahan jumlah covid-19 di sebagian
daerah di Indonesia. dari aspek Keadilan pilkada terdapat kekurangan yakni kurangnya perangkat
hukum yang mengatur mengenai sanksi yang diterima oleh Pelanggra Covid-19 dari para calon
peserta pemilu selain yang terdapat pada PKPU Nomor 13 Tahun 2020 yang hanya mengatur sanksi
Teguran lisan, sanksi administrativ dan pembubaran kampanye. Namun jika dilihat Dalam
peraturan Nomor 2 tahun 2020 KPU RI bersama dengan DPR dan Pemerintah bersepakat dalam
menunda atau melaksanakan kembali pilkada serentak dan penertbitan PKPU Nomor 6 Tahun 2020
sebagai penegas penyelenggaraan pemilu 2020 dimasa Covid-19 didasari oleh berbagai macam
Urgensi dan Kepastian hukum dalam pelaksanaan tersebut. Sisi postif pelaksanaan pilkada 2020 di
masa wabah Covid-19 ini yakni dapat mencegah terjadinya kekosongan pemimpin pada daerah yang
melaksanakan pilkada dan dapat lebih memaksimalkan pelaksanaan pilkada pada tahun 2022 dan
juga pilpres 2024 mendatang. Adapun sisi negatif pelaksanaan pilkada yakni kepastian hukum pada
regulasi yang dibentuk masih lemah yang mengakibatkan terjadinya klaster baru penyebaran Covid-
19 di beberapa daerah

B. Menurut saya keputusan pemerintah sudah menjadi otoritas yang tepat untk melaksankan pilkada di
massa pandemk covid dan tidak mengabaikan demokrasi karna menimbang dengan hal Pemerintah
dan DPR telah memutuskan pemungutan suara pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak tahun 2020
dilaksanakan pada 9 Desember 2020. Keputusan ini sebelumnya telah mendapat saran dan dukungan
dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Sebagai payung hukumnya, Presiden Joko
Widodo telah meneken Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 2 Tahun
2020 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota pada 4 Mei 2020.

C. Tentu nya dampak yg akan di alami oleh suatu daerah apabila di batalkanya pilkada salah satunya
ialah akan memperlambat keberlangsungan tatanan atau penyelasaian pekerjaan yg ada di
kabupaten/kota tsb.dan salah satu resiko ny ialah lambat nya proses pembangunan dan program2 yg
telah d buat oleh daerah tsb .

4.A Menurut analisis saya karna sering terjadi konflik wewenang. Misal nya saja contoh UUD 1945
bahwa kekuasaan untuk membentuk perundang-undangan berada di tangan Presiden dan dilakukan
dengan persetujuan DPR, maka dalam perubahan pertama dan kedua UUD 1945 pasal 20 ayat
kekuasaan untuk membentuk UU itu ditegaskan berada di tangan DPR, sedangkan Presiden menurut
pasal 5 ayat yang baru ditentukan hanya berhak mengajukan RUU kepada DPR.

B. Sebelum amandemen
 Presiden memegang posisi sentral dan dominan sebagai mandataris MPR meskipun
kedudukannya tidak “neben” akan tetapi“untergeordnet”. -Presiden menjalankan kekuasaan
pemerintahan Negara tertinggi (consentration of power and responsiblity upon the president).
 Presiden selain memegang kekuasaan eksekutif ( executive power ), juga memegang kekuasaan
legislative (legislative power) dan kekuasaan yudikatif (judicative power).
 Presiden mempunyai hak prerogatif yang sangat besar. -Tidak ada aturan mengenai batasan
periode seseorang dapat menjabat sebagai presiden serta mekanisme pemberhentian presiden
dalam masa jabatannya

Sesudah amandemen
 membatasu beberapa kekuasaan presiden dengan memperbaiki tata cara pemilihan dan
pemberhentian presiden dalam masa jabatanya serta memperkuat sistem pemerintahan presidensia
 kekuasaan legislatif sepenuh nya diserahkan kepada DPR.
 membatasi masa jabatan presiden maksimum menjadi dua periode saja.
 kewenangan pengangkatan duta dan menerima duta harus memperhatikan pertimbangan DPR
 Kewenangan pemberian grasi,amnesti dan abolisi harus memperhatikan pertimbangan DPR
 Syarat dan mekanisme pengangkatan calon presiden dan wakil presiden menjadi dipilih secara
langsung oleh rakyat melalui pemilu,juga mencegah pemberhetian jabatan presiden dalam masa
jabatan nya

C. Menurut analisis saya hal ini justru malah sebaliknya karna tentu Terkait dengan fungsi legislasi,
DPR memiliki tugas dan wewenang:
 Menyusun Program Legislasi Nasional (Prolegnas)
 Menyusun dan membahas Rancangan Undang-Undang (RUU)
 Menerima RUU yang diajukan oleh DPD terkait otonomi daerah, hubungan pusat dan
daerah,pembentukan, pemekaran dan penggabungan daerah, pengelolaan SDA dan SDE lainnya,
serta perimbangan keuangan pusat dan daerah.
 Membahas RUU yang diusulkan oleh Presiden ataupun DPD Menetapkan UU bersama dengan
Presiden.
 Menyetujui atau tidak menyetujui peraturan pemerintah pengganti UU (yang diajukan Presiden)
untuk ditetapkan menjadi UU
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Anda mungkin juga menyukai