Anda di halaman 1dari 9

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2020/21.2 (2021.1)

Nama Mahasiswa : Dean Wahyu Renaldy

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 043440866

Tanggal Lahir : 31 Mei 2001

Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM4205

Kode/Nama Program Studi : 311-Ilmu Hukum

Kode/Nama UPBJJ : 21-UPBJJ UT JAKARTA

Hari/Tanggal UAS THE : 3 July 2021

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN


TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS
TERBUKA

Surat Pernyataan
Mahasiswa Kejujuran
Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Dean Wahyu Renaldy


NIM : 043440866
Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM4205 / Kriminologi
Fakultas : FHISIP
Program Studi : 311- Ilmu Hukum
UPBJJ-UT : 21- Jakarta

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE
pada laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan
soal ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai
pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai
dengan aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media
apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik
Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat
pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi
akademik yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.
Jakarta, 03 July 2021

Yang Membuat Pernyataan


Dean Wahyu Renaldy
Jawaban :

A.)
1. bahwa kriminologi adalah ilmu pengetahuan tentang kejahatan dan penjahat maka tentunya
tugas dari kriminologi tidaklah sederhana. Kriminologi, oleh karenanya, harus dapat
menjelaskan faktor-faktor atau aspek-aspek yang terkait dengan kehadiran kejahatan dan
menjawab sebabsebab seseorang melakukan perbuatan jahat. Coba bayangkan bahwa
dalam upaya mempelajari kejahatan maka kita perlu mengetahui faktor-faktor apa saja yang
menyebabkan terjadinya perbuatan yang telah didefinisikan sebagai jahat itu. Untuk
mengetahui faktor-faktor apa yang menyebabkan munculnya perbuatan jahat maka kita juga
harus menggali pengetahuan tentang sebabsebab mengapa seorang pelaku kejahatan
(penjahat) melakukan perbuatan jahatnya. Dengan kata lain, dengan mempelajari
kriminologi seseorang tidak hanya dapat menjelaskan masalah-masalah kejahatan tetapi
juga diharapkan akan dapat mengetahui dan menjelaskan sebab-sebab mengapa kejahatan
itu timbul dan bagaimana pemecahan masalahnya. Kesadaran akan
ketidaksederhanaannya perhatian kriminologi tersebut akan berpengaruh pada luasnya
lingkup perhatian studi kriminologi itu sendiri.

2. Cukup banyak definisi tentang kriminologi dan ruang lingkupnya yang dibuat oleh para ahli
atau sarjana. Mari kita lihat bersama salah satunya, yaitu definisi Sutherland yang dapat
dibaca dalam bukunya yang berjudul Principles of Criminology, yang ditulis pada tahun 1960
mengenai objek dari kriminologi. Menurut Sutherland (1960) yang termasuk dalam bidang
kriminologi adalah proses-proses dari pembuatan Undang-undang, pelanggaran terhadap
Undang-undang tersebut, dan reaksi-reaksi terhadap pelanggaran Undang-undang tersebut.
Ruang lingkup kriminologi mencakup berbagai aspek yang berkaitan dengan Undang-
Undang. Dimulai dari proses pembuatan Undang-Undang tersebut, pelanggaran terhadap
Undang-Undang dan reaksi masyarakat terhadap pelanggaran Undang-Undang

3. Menurut analisa saya, perbedaan definisi kejahatan dalam teori kriminologi yaitu sebagai
objek studi dari kriminologi kejahatan dapat di pandang sebagai resultan baik dari segi
individu maupun masyarakat nya.dua definisi tersebut memunculkan berbagai konsep
menjelaskan kejahatan secara komprehensif,baik dari lingkup masyarakat (sosiologis)
maupun dari lingkup individual (psikologis)

4. Proses-proses tersebut sebenarnya meliputi tiga buah aspek yang terjalin satu sama lain,
yakni pembuatan undang-undang, pelanggaran terhadap Undang-undang tersebut serta
reaksi terhadap pelanggaran Undang-undang. Jadi beberapa perbuatan tertentu yang
dianggap oleh masyarakat (negara) sebagai perbatan yang tidak disukai, didefinisikan
sebagai kejahatan (misalnya, mengambil nyawa orang lain atau membunuh, mengambil
barang orang lain atau mencuri, menipu dan sebagainya). Meskipun terdapat ketentuan-
ketentuan ini, namun beberapa orang tetap melakukan perbuatanperbuatan tersebut,
sehingga orang tersebut dapat dianggap telah melakukan suatu kejahatan. Masyarakat
(negara) akan bereaksi dan bertindak terhadap perbuatan-perbuatan (jahat) seperti ini
dengan memberikan pidana (hukuman), pembinaan (pengobatan/pemasyarakatan) atau
dengan melakukan tindakan-tindakan pencegahan. Hubungan interaksi ini adalah
merupakan objek (studi) dari Kriminologi.
B.)

1. Pola represif dalam penegakan hukum


Aparat penegak hukum di Indonesia seringkali menafsirkan perintah undang-undang untuk
menciptakan ketertiban umum sebagai landasan untuk penggunaan kekerasan dalam keamanan
publik.

Penggunaan kekerasan merupakan pilihan paling murah dan mudah dalam rangka penanganan
masalah sosial. Aparat di lapangan seringkali menerjemahkan perintah “amankan” dari atasan
dengan melakukan represi demi mencapai stabilitas keamanan.

Kontroversi muncul karena aparat kemudian mengesampingkan hak-hak konstitusional warga dan
mengedepankan isu keamanan.

Misalnya, undang-undang melindungi hak masyarakat untuk melakukan unjuk rasa. Namun polisi
seringkali justru membubarkan dan menuduh pelaku demonstrasi melakukan tindakan melanggar
hukum.

Penangkapan terhadap orang-orang yang menyampaikan kritik terhadap


pemerintah dan pembubaran diskusi oleh aparat juga contoh yang terjadi di banyak tempat.

Pola represif dalam penegakan hukum ini juga dapat dilihat dari data bahwa Polri adalah lembaga
yang selalu menempati urutan lima besar -bersama tentara, pemerintah pusat, pemerintah daerah,
dan perusahaan- sebagai institusi yang diadukan ke Komisi Nasional (Komnas) HAM dalam
beberapa tahun terakhir.

Korban umumnya mengadu soal lambannya penanganan kasus, upaya paksa yang sewenang-
wenang, tindakan kekerasan baik verbal maupun fisik, kriminalisasi, dan penyiksaan.

Data yang dirilis KontraS menunjukkan Polri sering menggunakan tindakan kekerasan yang tidak
proporsional dalam menangani masyarakat. Alhasil, tindakan aparat bukan melumpuhkan tetapi
menyebabkan kematian.

Setahun terahir, kekerasan yang dilakukan oleh anggota Polri menyebabkan 1.637 orang luka-luka
dan 304 orang meninggal dunia.

2. bahwa mengacu pada penyelesaian tindak pidana ringan yang diproses sampai ke tingkat
pengadilan menunjukkan bahwa penyelesaian kasus yang dilakukan oleh aparat penegak
hukum ternyata masih jauh dari rasa keadilan yang diharapkan masyarakat. Penanganan
yang terlalu terpaku dengan peraturan perundang-undangan sehingga dapat diketahui
pemahaman aparat penegak hukum terhadap hukum menjadi salah satu penyebab
gagalnya mewujudkan keadilan substansial. Penyelesaian tindak pidana ringan ini terjadi
karena kebanyakan aparat penegak hukum mereduksi pemahaman bahwa menegakkan
hukum berarti menegakkan undang-undang. Padahal, masalah penegakan hukum tidak
hanya bisa dilihat dari kacamata undang-undang saja, tetapi harus dilihat secara utuh
dengan melibatkan semua unsur yang ada, seperti moral, perilaku, dan budaya
3. Menurut Undang-undang No. 18 tahun 2003 pasal 1 butir (1), menyatakan bahwasanya
advokat ialah orang yang berprofesi memberi jasa hukum, baik didalam maupun diluar
pengadilan yang memenuhi syarat berdasarkan ketentuan Undang-undang tersebut. Syarat-
syarat tersebut yaitu tertuang dalam pasal 2 ayat (1) yang berbunyi:

“Yang dapat diangkat sebagai advokat adalah sjana yang berlatarbelakang pendidikan tinggi
hukum dan setelah mengikuti pendidikan khusus profesi advokat yang dilaksanakan oleh
Organisasi Advokat”

4. Michael dan Adler menyatakan “Kriminologi adalah keseluruhan keterangan mengenai


perbuatan dan sifat dari para penjahat, lingkungan mereka, dan cara mereka secara resmi
diperlakukan oleh lembaga-lembaga penertib masyarakat dan oleh para anggota
masyarakat”. Sedangkan Wood merumuskan “Kriminologi meliputi keseluruhan
pengetahuan yang diperoleh berdasarkan teori atau pengalaman, yang bertalian dengan
perbuatan jahat dan penjahat, termasuk di dalamnya reaksi dari masyarakat terhadap
perbuatan jahat dan para penjahat”. Di samping itu, Wolfgang, Savitz dan Johnston dalam
The Sociology of Crime and Deliquency,memberikan definisi kriminologi sebagai kumpulan
ilmu pengetahuan tentang kejahatan yang bertujuan untuk memperoleh pengetahuan dan
pengertian tentang gejala kejahatan dengan jalan mempelajari dan menganalisa secara
ilmiah keterangan-keterangan, keseragaman-keseragaman, pola-pola, dan faktor-faktor
kausal yang berhubungan dengan kejahatan, pelaku kejahatan serta reaksi masyarakat
terhadap keduanya.

C.) ;

1. Manusia perlu berhubungan atau berkomunikasi dengan yang lainnya. Maka terjadilah apa
yang dinamakan proses sosial. Proses sosial adalah suatu interaksi atau hubungan saling
memengaruhi antarmanusia. Proses sosial ini akan terjadi kalau ada interaksi sosial.
Interaksi sosial adalah hubungan-hubungan antara orang perorangan, antara kelompok
manusia, maupun antara orang perorangan dan kelompok manusia. Dalam interaksi sosial,
hubungan yang terjadi harus secara timbal balik dilakukan oleh kedua belah pihak. Artinya
kedua belah pihak harus saling merespon. Proses interaksi sosial akan terjadi apabila di
antara pihak yang berinteraksi melakukan kontak sosial dan komunikasi.

2. bahwa kota yang merupakan tempat transit berbagai aktivitas masyarakat dari berbagai
wilayah cenderung mengalami perkembangan karena adanya perkembangan indus tri dan
perdagangan yang menciptakan daya tarik kota. Sementara itu, perubahan tekno logi dan
tingginya tingkat kelahiran desa menciptakan kelebihan penduduk desa yang tidak
diimbangi oleh perkembangan industri yang memadai sehingga menimbulkan urbanisasi.
Bahkan, mata pencaharian bidang pertanian tidak mampu mengimbangi kenaikan
penduduk, sehingga penduduk beramai-ramai pindah ke kota meskipun sulit memperoleh
pekerjaan dan perumahan. Akhirnya, jumlah penduduk kota meningkat dua kali lipat.
Wilayah perkotaan bersifat konsentratif karena terdapat kecenderungan manusia dan
kegiatannya untuk berkumpul di tempat yang kondisinya menyenangkan. Kecenderungan ini
menyebabkan pertumbuhan kota —karena mendatangkan investor— dan menjadikan
pengembangan perkotaan sebagai pusat rekreasi. Di kota pun terjadinya proses
sentralisasi, yaitu terjadinya pengelompokan kegiatan ekonomi dan pelayanan jasa di dalam
kota. Kompleks pusat dunia usaha merupakan contoh jelas dari sentralisasi. Orang-orang
pergi bersama untuk bekerja, bermain, dan berbelanja. Setelah semua kegiatan itu usai,
mereka kembali ke tempat tinggalnya di wilayah lain. Kompleks pertokoan, pabrik, dan
hiburan menjadi sepi pada waktu tertentu atau pada malam hari.

3. Manusia dan kebudayaan bersama-sama membangun kehidupan sosial-budaya, yang


terpola dan secara sistematis disebut sistem sosial-budaya. Sistematisasi sosial-budaya
terjadi melalui penyesuaian bersama dalam norma-norma, ide-ide, nilai-nilai, estetika,
tradisi, yang semuanya dapat diwujudkan melalui unsur-unsur kebudayaan, yang sekaligus
merupakan isi kebudayaan. Kebudayaan hidup di dalam sistem sosial-budaya yang
mengembangkannya, yang merupakan wadah dinamikka dan pengembangan unsur-unsur
budaya sebagai perwujudan dari isi kebudayaan yang senantiasa saling berhubungan dan
berjalinan. Lima sistem sosialbudaya yang hidup dan mewadahi hajat hidup masyarakat
Indonesia terbentuk oleh latarbelakang dan pengalaman kebudayaan, dari zaman ke zaman
sehingga merupakan buah peradaban dan pengalaman bangsa yang senantiasa bergerak
dan berkembang. Sistem-sistem sosial-budaya di Indonesia memerlukan pembahasan lebih
lanjut dan terperinci dengan kepentingan mengidentifikasi sistem sosial-budaya yang
berkembang dan merencanakan strategi pembangunan sosial-budaya yang bermanfaat
bagi penyelenggaraan kehidupan sosial-budaya yang berbasis latar-belakang sosial-
budaya, realitas sosial-budaya dan dinamika sosial-budaya yang senantiasa bergerak dan
berkembang

4. nPada studi kriminologi, telaah mengenai kejahatan merupakan topik yang banyak
mendapatkan perhatian. Pada hakekatnya konsep kejahatan adalah konsep yang
dirumuskan melalui proses sosial yang bersifat nisbi (relatif) yang berlaku hanya menurut
keadaan tertentu saja, misalnya berlaku menurut tempatnya, menurut keadaan aktual pada
saat pelaku melakukan perbuatannya, dan akan berbeda dari waktu yang satu ke waktu
yang lain

D.) .

1. Ketika berbicara tentang kejahatan, sebenarnya banyak hal yang dapat diulas. Paling tidak
dimulai dengan definisi kejahatan. Kejahatan sering diartikan sebagai perilaku pelanggaran
aturan hukum akibatnya seseorang dapat dijerat hukuman. Kejahatan terjadi ketika
seseorang melanggar hukum baik secara langsung maupun tidak langsung, atau bentuk
kelalaian yang dapat berakibat pada hukuman. Dalam perspektif hukum ini, perilaku
kejahatan terkesan aktif, manusia berbuat kejahatan. Namun sebenarnya “tidak berperilaku”
pun bisa menjadi suatu bentuk kejahatan, contohnya: penelantaran anak atau tidak melapor
pada pihak berwenang ketika mengetahui terjadi tindakan kekerasan pada anak di sekitar
kita.

2. konsep psikologi, konsep perilaku manusia, perkembangan kepribadian, dan konsep


biopsikologi proses sensorik-motorik. Hal ini dapat menjadi dasar untuk memahami perilaku
manusia. Pada bahasan konsep ilmu psikologi, Anda akan mempelajari hal-hal yang
menjadi perhatian psikologi dari mulai definisi, ruang lingkup, bidang-bidang psikologi, dan
pengukuran psikologi. Selanjutnya, disajikan bahasan konsep perilaku manusia yang
menguraikan tentang definisi perilaku manusia, ciri-ciri perilaku manusia, proses
pembentukan perilaku, macam-macam perilaku, dan domain perilaku

3. kejahatan memiliki arti suatu perilaku yang dilarang oleh Negara karena merugikan
terhadapnya, Negara bereaksi dengan hukuman sebagai upaya untuk mencegah dan
memberantasnya.3 Sesuai dengan perkembangannya menurut Hoefnagels menjelaskan
bahwa kejahatan sekedar perilaku saja belum cukup untuk dianggap sebagai kejahatan.
Menurutnya, kejahatan adalah perilaku manusia yang diberi tanda lebih dapat dimengerti
daripada sekedar melihat kejahatan sebagai label atau etiket. Contohnya, nama-nama
perilaku yang dimaksud, yaitu pencuri, pemerkosa, pembunuh, dan sebagainya. Kejahatan
dari sudut pandang lain, misalnya dari sudut pandang sosiologis, kejahatan dipandang
sebagai perbuatan yang menyimpang dari nilai-nilai atau norma-norma yang berlaku dalam
masyarakat

4. dari mana asalnya, bagaimana sifatnya, apa tujuannya serta berbagai pertanyaan tentang
jiwa, tidak diperoleh berdasar konsep lahirnya ilmu pemgetahuan, serta tidak memenuhi
syarat objektif, universal, dan sistematis, hal ini sangat berbeda dengan konsep psikologi
sebagai ilmu pengetahuan. Psikologi sebagai ilmu pengetahuan tidak hanya berdasar
perenungan tetapi didapat melalui pengamatan yang sistematis, penyelidikan, percobaan,
membandingkan serta menarik kesimpulan berdasar fakta-fakta empiris yang ada.
Sebagaimana ilmu pengetahuan lain, psikologi juga mempunyai sifat-sifat yang dimiliki oleh
ilmu pengetahuan pada umumnya

Anda mungkin juga menyukai