Anda di halaman 1dari 20

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2021/22.2 (2022.1)

Nama Mahasiswa : ALDY

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 043785897

Tanggal Lahir : 10/02/2001

Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM4102/Hukum dan Masyarakat

Kode/Nama Program Studi : 311/Ilmu Hukum

Kode/Nama UPBJJ : 47/Pontianak

Hari/Tanggal UAS THE : Selasa, 28 Juni 2022

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN


RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS
TERBUKA

Surat Pernyataan
Mahasiswa Kejujuran
Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : ALDY

NIM : 043785897

Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM4102/Hukum dan Masyarakat

Fakultas : FHISIP

Program StudI : Ilmu Hukum

UPBJJ/UT : 47/Pontianak

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE
pada laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan
soal ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai
pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai
dengan aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media
apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik
Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat
pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik
yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.

Yang Membuat Pernyataan


ALDY

Nama Mahasiswa
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

No. 1
Pada kasus seorang selebritis yang terjadi beberapa tahun lalu, tentang mengendarai mobil dibawah umur dan
mengakibatkan kecelakaan dan korban meninggal dunia. Namun setelah melalui proses perundingan, pihak keluarga
korban dan pelaku sepakat untuk tidak menyelesaikannya secara hukum dengan beberapa perjanjian yang disepakati
bersama.
Dari contoh kasus diatas, hukum memiliki peran dalam menyelesaikan permasalahan di masyarakat.
Pertanyaan:
a. Bagaimana pendapat Anda terkait kasus tersebut kaitannya dengan letak sosiologi hukum dalam ilmu hukum?
b. Bagaimana analisa Anda tentang keadilan dan kepastian hukum dari kasus tersebut?
Jawab:
a. Sosiologi hukum adalah ilmu yang mempelajari perilaku hukum dari warga masyarakat. Menurut Soejono Soekanto
sosiologi hukum adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang secara analitis dan empiris menganalisa atau
mempelajari hubungan timbal balik antara hukum dan gejala-gejala sosial lainnya. sedangkan menurut Satjipto
Raharjo, sosiologi hukum adalah pengetahuan hukum terhadap pola perilaku masyarakat dalam konteks sosialnya.
Menurut R. Otje Salman sosiologi hukum adalah ilmu yang mempelajari hubungan tmbal balik antara hukum dan
gejala-gejala sosial lainnya secara empiris dan analitis. Sosiologi lebih umum dijelaskan oleh pencetusnya Auguste
Comte bahwa Sosiologi ialah Ilmu yang mempelajari masyarakat dan berbagai aspeknya. Sementara Durkheim
menyatakan, bahwa Sosiologi adalah Ilmu yang mempelajari fakta sosial, dan fakta sosial bukanlah fakta individual
Fakta sosial adalah suatu kenyataan tentang segenap perilaku atau cara bertindak yang memiliki tiga sifa, pertama:
berasal dari luar individu (eksternal), kedua: bersifat memaksa (koersif) dan ketiga: bersifat representatif (mewakili
keseluruhan). Lebih lanjut artinya bahwa sosiologi ialah sebuah ilmu yang memperlajari mengenai gejala-gejala
dalam masyarakat, interaksi status sosial, stratifikasi sosial, gerakan sosial dan perubahan sosial. H.L.A Hart
mengungkapkan bahwa suatu konsep tentang hukum mengandung unsur-unsru kekuasaan yang terpusatkan dalam
kewajiban tertentu di dalam gejala hukum yang tampak dari kehidupan bermasyarakat. Menurut Hart, inti dari suatu
sistem hukum terletak antara kesatuan antara aturan utama (primary rules) dan aturan tambahan (secondary rules).
Aturan utama merupakan ketentuan informal tentang kewajiban-kewajiban warga masyarakat yang bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan pergaulan hidup. Sedangkan aturan tambahan terdiri atas (a) rules of recognition yaitu aturan
yang menjelaskan aturan utama yang diperlukan berbdasarkan hirearki urutannya. (b) rules of change yaitu aturan
yang mengesahkan adanya aturan-aturan utama yang baru. (c) rules of adjudicatio yaitu aturan yang memberikan
hak-hak kepada orang-perorangan untuk menentukan sanksi hukum dari suatu peristiwa tertentu apabila suatu aturan
utama dilanggar oleh warga masyarakat. Dengan demikian sosiologi hukum adalah ilmu yang mempelajari segala
aktivitas, interaksi dan perilaku manusia secara timbal balik dengan hukum.
Sosiologi hukum adalah ilmu yang secara teoritis analitis dan empiris menyoroti hubungan timbal balik antara hukum
dengan gejala sosial lainnya. sedangkan di dalam kajian filsafat hukum salah satu pokok bahasan adalah aliran filsafat
hukum. Aliran menjadi sebab meunculnya sosiologi hukum adalah positivisme. Aliran positivisme yang dimaksud
adalah hukum itu bersifat hirearkis, artinya hukum tidak boleh bertentangan dengan ketentuan yang lebih atas
derajatnya. Aliran filsafat hukum yang mendorong tumbuh dan berkembangnya sosiologi hukum sebagai berikut
1. Mazhab sejarah, yang dipelopori oleh Carl von Savignya. Savigny mengungkapkan hukum itu tidak dibuat , akan
tetapi tumbuh dan berkembang bersama-sama dengan masyarakat (volksgeist).
2. Aliran Utility, yang diungkapkan oleh Jeremy Bentham, mengungkapkan bahwa hukum itu harus bermanfaat
bagi masyarakat guna mencapai hidup bahagia
3. Aliran sociological jurisprudence, dari Eugen Ehrlich, dengan konsepnya hukum yang dibuat harus sesuai
dengan hukum yang hidup di dalam masyarakat (living law).
4. Aliran pragmatic legal realism dari Roscoe Pound dengan konsepnya law as a toll of social engineering.
Dengan demikian, kajian ilmu hukum menganggap bahwa “hukum sebagai gejala sosial” banyak mendorong
pertumbuhan sosiologi hukum.
Konteks pendekatan sosiologi hukum lebih melihat hukum sebagai bangunan sosial yang tidak terlepas dari bangunan
sosial lainnya. hukum tidak dipahami sebagia teks di dalam undang-undang atau peraturan tertulis, tetapi sebagai
kenyataan sosial yang manifest dalam kehidupan. Hukum tidak dipandang secara normatif, tetapi secara konstektual.
Sejalan dengan itu maka pendekatan hukum tidak hanya dilandasi oleh sekedar logika hukum, tetapi juga logika
sosial dalam rangka searching the meaning.
Sosiologi hukum sebagai ilmu terapan menjadikan sosiologi sebagai subjek seperti fungsi dalam sosiologi dalam
penerapan hukum, pembangunan hukum, perubahan masyarakat dan perubahan hukum, dampak dan efektivitsa
hukum, kultur hukum. Sosiologi hukum merupak suatu ilmu pengetahuan yang secara teoritis dan analitis dan empiris
menyoroti pengaruh gejala sosial lain terhadap hukum dan sebaliknya.

Sosiologi hukum dan tempatnya dalam ilmu hukum dilihat dari titik tolaknya dengan ajaran tentang kenyataan, yang
meliputi disiplin analitis, dan disiplin hukum. Menurut Salman; disiplin analitis dapat dikemukana , contonya:
sosiologi, psikologi, antropologi, sejara dan sebagainya. Sedangkan disiplin hukum meliputi: (1) ilmu hukum yang
terpecah menjadi ilmu tentang kaidah (kaidah tentang perilakuan yang sepantasnya, seharusnya, seyogyanya): ilmu
tentang pengertian-pengertian dasar dan sistem dari hukum (pengertian dasar sama dengan subjek hukum, objek
hukum, hubungan hukum; ilmu tentang kenyataanyang meliputi: sosiologi hukum (ilmu yang mempelajari timbal
balik antara hukum dan gejala-gejala sosila lainnya secara empirik analitik); antropologi hukum (ilmu yang
mempelajari pola-pola sengketa dan bagaimana penyelesaiannya pada masyarakat sederhana dan pada masyarakat
modern); psikologi hukum (ilmu yang mempelajari bahwa hukum itu merupaka perwujudan dari jiwa manusia);
sejarah hukum (ilmu yang mempelajari hukum positif pada masa lampau sampai dengan sekarang); perbandingan
hukum (ilmu yang membandingkan sistem-sistem hukum yang ada di dalam suatu negara atau antar negara); (2)
politik hukum yaitu kegiatan memilih atau menempatkan nilai-nilai; (3) filsafat hukum yaitu kegiatan merenung,
merumuskan dan menyesuaikan nilai-nilai.
Dapat ditentukan bawha letak sosiologi hukum dalam ilmu hukum ada dua hal yaitu:
1. Dasar-dasar sosial dari hukum atau basis sosial dari hukum
2. Efek hukum terhadap gejala sosial lainnya
Pemikiran filsafat menjadi pembuka jalan bagi kelahiran sosiologi hukum, pikiran filsafat dimulai dari titik yang jauh
yang secara tidak langsung menggugat hukum positif. Tiga nilai dasar hukum yang dikemukan oleh Gustav Radbruch
yaitu keadilan, kegunaan dan kepastian hukum. Radbruch dengan nilai dasar kegunaan menempatkan hukum dalam
kaitan konteks sosial yang lebih besar. Dengan demikian, Radbruch merupakan pembuka jalan bagi kajian hukum
yang memperlojatkan interaksi antara hukum dan masyarakat.

b. Hukum merupakan alat yang digunakan untuk mengatur tingkah laku manusia dan tata kehidupan agar sesuai dengan
nilai maupun norma yang berlaku, didalam hukum terdapat suatu sanksi. Sanksi tersebut mempunyai sifat tegas dan
nyata sehingga sanksi tidak dapat diganggu gugat oleh pihak siapapun. Hukum merupakan mekanisme dalam kontrol
sosial di dalam masyarakat, masyarakat menerapkan hukum secara sistematis untuk meneggakkan hukum. Di
Indonesia tingkat keadilan masih dapat dikatakan rendah dalam penerapannya dalam hukum, masyarakat
berpendapat bahwa didalam suatu pengadilan atau di dalam suatu hukum keadilan tidak dijalankan oleh para badan-
badan penegak hukum dalam penyelesaian suatu perkara sehingga kualitas hukum akan hilang yang diakibatkan oleh
keadilan dan kepastian hukum tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenaran dan keasliannya. Masyarakat juga
berpendapat bahwa hukum hanyalah berpihak kepada golongan atas sedangkan golongan masyarakat bawah tidak
dipentingkan lagi. Orientasi keadilan yang digunakan untuk pribadi menjadi permasalahan dalam hukum. Antara
keadilan dan kepastian hukum merupakan sebuah pencerminan kualitas hukum di suatu negara. Semakin tinggi
penegakan hukum dengan menerapkan keadilan dan kepastian hukum maka semakin baik pula kualitas dari hukum
tersebut. Negara yang memiliki hukum yang baik adalah negara yang menerapkan landasan keadilan dan kepatian di
dalam hukumnya. Keadilan dan kepastian hukum berguna bagi penyelesaian suatu perkara di dalam pengadilan.
Pertanggungjawaban suatu keadilan dan kepastian hukum menjadi tolak ukur di dalam suatu hukum yang dapat di
gunakan sebagai bobot dalam penyelesaian suatu perkara di dalam pengadilan. Jika di dalam pengadilan hukum tidak
menerapkan keadilan dan kepastian hukum maka dapat di katakan bahwa hukum telah gagal dalam menjalankan
suatu penyelesaian suatu perkara di dalam suatu hukum. Perkara tersebut dapat di selesaikan sesuai dengan Undang-
Undang yang berlaku untuk terciptanya suatu kesejahteraan masyarakat mengenai hukum. Menurut Gustav Radbruch
hukum yang baik harus dapat mengandung pengertian bahwa hukum dapat membawa suatu kepastian hukum,
keadilan hukum maupun kemanfaatan hukum. Di dalam suatu kehidupan hal yang paling penting adalah keadilan
dalam hidup. Begitu juga dengan hukum, hal yang paling penting dalam hukum adalah sebuah keadilan. Keadilan
dalam arti luas adalah tidak berat sebelah atau tidak memihak kepada orang tertentu. Keadilan dalam hukum
merupakan persamaaan hak dan kewajiban di dalam hukum. Hak dalam hukum dapat disebut dengan suatu
wewenang. Setiap orang memiliki hak yang sama yaitu memperoleh perlindungan terhadap hukum maupun
memperoleh pembelaan di dalam hukum. Antara hak dan kewajiban orang harus terpenuhi dan harus seimbang
sehingga dapat terciptanya suatu keadilan. Keadilan berfungsi sebagai menjaga dan melindungi setiap hak dan
kewajiban manusia, menciptakan suatu keteraturan dan ketertiban sosial, dan kesejahteraan sosial. Dalam hidup
bermasyarakat, masyarakat harus dapat merasakan suatu keadilan di dalam hidupnya karena keadilan merupakan hak
dari setiap warga negara. Keadilan seseorang harus dapat dijamin oleh negara. Di dalam suatu keadilan pada masa
ini sudah mulai di terapkan dalam hukum, politik, ekonomi dan tata kehidupan berbangsa dan bernegara. Keadilan
hukum merupakan kaidah yang tidak dapat di ubah dan berlaku di mana saja dan kapan saja. Menurut hukum alam
keadilan harus dapat menjalankan keadilan yang dapat memberikan manfaat serta menyelesaikan berbagai persoalan.
Kepastian hukum juga merupakan hal yang sangat penting dalam hukum. Setelah keadilan hukum tercapai maka hal
yang selanjutnya harus terpenuhi adalah kepastian hukum. Tanpa adanya kepastian hukum masyarakat tidak pernah
mengerti apakah perbuatan yang akan masyarakat perbuat benar atau salah dan tanpa adanya suatu kepastian hukum
akan menimbulkan berbagai permasalahan yaitu timbulnya suatu keresahan dalam masyarakat. Dengan adanya suatu
kepastian hukum maka masyarakat memperoleh perlindungan dari tindakan yang sewenang-wenang dari berbagai
aparat penegak hukum dalam menjalankan tugasnya yang ada dalam masyarakat. Kepastian hukum menjadi tolak
ukur dalam kejelasan hak dan kewajiban mereka di dalam suatu hukum. Kepastian hukum harus dapat
mengedepankan pembuktian sehingga hukum tersebut dapat di pertanggungjawabkan. Keadilan dan kepastian
hukum sangat penting untuk di terapkan di dalam kehidupan maupun di dalam suatu hukum. Keadilan dan kepstian
hukum menjadi faktor penting dalam keberhasilan suatu hukum. Penerapan keadilan dan kepastian hukum di dalam
suatu hukum dapat di lakukan di dalam setiap jalannya suatu penegakan maupun proses hukum. Di sisi lain, untuk
meningkatkan kepastian hukum dan keadilan hukum di dalam masyarakat perlu diadakan penegakan hukum.
Penegakan hukum berfungsi untuk mengukur suatu tingkat ketaatan masyarakat mengenai pentingnya hukum dalam
masyarakat. Penegakan hukum dapat di pengaruhi oleh tingkat perkembangan masyarakat. Semakin tinggi
perkembangan masyarakat maka tingkat perkembangan masyarakat mengenai pemikiran hukum semakin maju
karena masyarakat lebih mengerti suatu hukum yang hidup dalam masyarakat. Perkembangan hukum harus dapat
memperhatikan tatanan dalam hukum. Hukum harus dapat menyelaraskan antara aturan hukum dengan kebiasaan
yang telah hidup di dalam masyarakat, sehingga masyarakat dapat menyesuaikan peraturan hukum dengan norma
yang telah hidup di dalam masyarakat. Menyelaraskan hukum juga dapat memperkecil kemungkinan terjadinya
pelanggaran hukum yang terjadi dalam masyarakat. Penegakan hukum merupakan tonggak dalam menyamakan
hukum di dalam asas-asas maupun prinsip-prinsip dalam masyarakat. Penyamaan ini dapat dikatakan bahwa
menerapkan hukum yang baru sesuai dengan kebiasaan yang terdapat dalam masyarakat. Sehingga peraturan tersebut
saling akulturasi terhadap kebiasaan yang ada dalam masyarakat. Penegakan keadilan dan kepastian hukum adalah
membuktikan bahwa di dalam hukum masih menerapkan keadilan dan kepastian yang murni dari setiap penyelesaian
semua permasalahan yang akan di selesaiakan oleh hukum. Dalam penegakan keadilan dan kepastian hukum telah
diupayakan oleh berbagai pihak untuk menciptakan suatu keputusan hukum yang dapat di pertanggungjawabkan.
Kepastian hukum harus konsisten dalam menyelesaikan berbagai permasalahan yang di hadapi di dalam pengadilan,
selain konsisten keputusan hukum harus rasional dalam mengambil sebuah keputusan sehingga dapat diterima oleh
masyarakat.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

No. 2
Tidak sedikit pengendara sepeda motor, mobil dan juga masyarakat umum tidak mematuhi protokol kesehatan ketika
keluar rumah di masa pandemi Covid 19. Hal ini menyebabkan angka positif Covid 19 terus meningkat, padahal
pemerintah dan juga Gugus Tugas Covid 19 secara massif mengumumkan di media cetak, media elektronik dan juga
media sosial untuk selalu mematuhi protokol kesehatan.
Pertanyaan:
a. Bagaimana kasus tersebut jika dianalisa sesuai dengan teori Pionir dari Charles Louis De Scondat?
b. Bagaimana analisa Anda terhadap penerapan teori pionir Sir Henry Summer Maine pada kasus di atas tentang hukum
berubah sesuai dengan berubahnya kebutuhan?
Jawab:
a. Montesquieu hanya membahas secara spesifik mengena beberapa bagian dari buku The Spirit of Laws yang
dianggapnya penting dan memiliki signifikansi terhadap masa kini. Merujuk pada Sabine, buku The Spirit of
Laws yang terdiri dari 31 jilid itu mengemukakan dua masalah pokok, yakni pertama, Montesquieu mencoba
mengembangkan teori pemerintahan yang bersifat sosiologis dan hukum yang dipengaruhi oleh keadaan lingkungan
(iklim) di mana pemerintahan itu berada. Kedua, ketakutan terhadap sistem monarki absolut yang pernah dialaminya
di Perancis. Di dalam jilid pertama dari The Spirit of Laws yang berjudul “Des lois,” Montesquieu menguraikan
mengenai hukum alamiah sebelum terbentuknya sebuah negara (state of nature). Menurutnya manusia ketika itu
diatur oleh sejumlah hukum namun sebagai makhluk yang diberikan intelegensi manusia melupakan hukum-hukum
agama yang diberikan Tuhan. Manusia melupakan pengetahuan yang dimilikinya karena ada banyaknya keinginan
dalam dirinya hingga kemudian manusia juga melupakan teman-temannya. Ada tiga hukum yang dimaksudkan oleh
Montesquieu di sini, yakni hukum fisik, hukum agama, dan hukum moral. Kemudian adanya hukum politik dan sipil
yang dibuat oleh legislator menempatkan manusia kembali kepada kewajibannya. Anteseden dari ketiga hukum ini
adalah manusia di dalam keadaan alamiah. Dalam menggambarkan manusia di dalam keadaan alamiah, Montesquieu
memiliki pandangan yang senada dengan Hobbes, di mana dalam keadaan itu yang dipikirkan manusia hanya
penjagaan terhadap dirinya sendiri atau self-preservation.
Karyanya yang terkenal The Spirit of Laws memuat inti ajaran sebagai berikut:
a. Mencari ke bawah kulit peraturan formal hukun untuk mendapatkan inspirasi serta hubungannya dengan bentuk
pemerintahan dan dengan suatu subsstruktur sosial yang dapat berubah dari kelompok politik yang
mendasarinya.
b. Untuk menyelnggarakan hukum sebagai hal yang selalu ada dengan sewajarnya (the necessary
relationdeveriving from the nature of things) yang akan menerangkan terjadinya berbagai jenis politik-yudiris
karena sifat ketergantungannya pada fenomena sosial lainnya seperti adat istiadat, penduduk, agama, niaga, dan
lainnya.
c. Meletakan kajian pada persoalan bagaimana hubungan hukum dengan negara sebagai pelaksana hukum.
d. Hukum tergantung bagaimana bentuk dan bagaimana fisik setempat sehingga kajiannya menggunakan fisika
sosial.
e. Membedakan sosiologi hukum dari segala kecendrungan metafisika yang dogmatis dan membawanya pada
telaah yang lebih dekat pada perbandingan hukum
f. Hukum diselenggarakan oleh pembuat undang-undang dan membedakan hukum dengan adat istiadat.
Menurutnya bahwa ‘hukum diselenggarakana, sedangkan adat istiadat diilhamkan’.
g. Menekankan pada aspek statis hukum
h. Hukum merupakan bagian integral dari kebudayaan masyarakat
i. Hukum merupakan hasil dari berbagai faktor dalam masyarakat seperti adat istiadat, lingkungan fisik dan lain-
lain sehingga hukum dapat dipahami ketika hukum itu berkembang
j. Hukum bersifat relatif, secara abstrak tidak ada hukum yang baik atau yang buruk jika dipelajari sesuai dengan
masyarakat: hukum itu baik. Setiap hukum harus dipelajari dengan latar belakang perkembangan masa lampau
dan keadaan sekelilinggnya. Apabila hukum sesuai dengan kerangka tersebut maka hukum itu merupakan hukum
yang baik
k. Metode yang digunakan Montequieu adalah sosiologis, kompratif dan naturalisme.
l. Pembagian kekuasaan (the separation of power) yang disebut dengan trias politica yaitu pemisahan yudikatif,
eksekutif, dan legislatif yang semua berasal dari Jhon Locke: yudikatif, eksekutif, dan federatif (hubungan
antarnegara)

b. Awal kelahiran antropologi hukum berkaitan dengan karya klasik Sir Henry Summer Maine yang berjudul Ancient
Law, yang secara ringkas menyatakan hukum berkembang seiring dan sejalan dengan perkembangan masyarakat,
dari masyarakat sederhana (primitive), tradisonal dan kesukuan (tribal) ke masyarakat yang kompleks dan modern,
dan hukum yang inheran dengan masyarakat semula menekankan pada status kemudian wujudnya berkembang
kebentuk kontak. Maine berkata bahwa melalui telaah-telaahnya dalam ilmu perbandingan sejarah, ia dapat
menyelenggarakan suatu hukum umum tentang perkembangan hukum: "Sampai sekarang gerak masyarakat-
masyarakat progresstif itu ialah melalui undang-undang kearah perjanjian"; hukum evolusi ini yang juga ditemukan
oleh Herbert Spencer, adalah bertalian dengan usaha untuk mencari "benih" perkembangan, suatu usaha yang
berdasarkan keyakinan bahwa konstitusi kejiwaan kokoh dan lembaga-lembaga hukum yang terdapat di dalamnya,
ia menjelmakan dirinya tidak begitu mudah berubah-rubah dan relatif seperti yang dinyatakan oleh Montesquieu.
Terhadap ilmu hukum perbandingan yang dogmatis ini, Maine mengetengahkan metode perbandingannya, yang
memperhatikan fase-fase sejarah, dan hanya mensejajarkan lembaga-lembaga hukum yang terdapat pada tingkat
sejarah yang sama.
Ajaran Maine di dalam bukunya Ancient law terdiri dari:
a. Sejarah hukum rakyat menunjukan adanya evolusi yang terjadi pada berbagai masyarakat dalam situasi sejarah
yang sama
b. Studi hukum dalam masyarakat dengan pendekatannya metode empiris, sistematis dan sejara.
c. Masyarakat yang maju ditandai dengan timbulnya kebebasan dan kesempatan untuk menetukan diri sendiri bagi
individu yang merupakan unit primer dari kehidupan sosial.
d. UU dalam perkembangannya harus dibatasi dengan perjanjian, namun berbalik dengan kenyataan sekarang
bahwa perjanjianlah yang dibatasi oleh UU
e. Masyarakat modern dibatasi dengan UU
f. Teori Maine menghindari bahay dari penghancuran yang melebihi batas teori hukum tentang evolusi hukum yang
melekat pada pendekatan perbandingan dan faktual dari Montesquieu kepada perkembangan lembaga-lembaga
hukum, tetapi sama bebasnya dan romantisme abstrak
g. Dengan menggunakan fiksi hukum, hukum berubah sesuai dengan berubahnya kebutuhan
h. Hubungan hukum yang didasarkan pada status warga masyarakat yang masih sederhana, berangsur-angsur akan
hilang apabila masyarakat tadi berkembang menjadi masyarakat modern dan kompleks. Hal ini disebabkan pada
masyarakat tersebut hubungan hukum didasarkan pada sistem hak dan kewajiban yang dilakukan dengan dasar
kontak yang dilakukan oleh pihak-pihak yang terkait.
i. Perbedaan antara masyarakat sederhana dengan masyarakat modern dan kompleks adalah sejalan dengan
pembedaan yang dilakukan oleh para sosiolog atas dasar masyarakat sederhana secara relatif bersifat statis dan
homogen dengan masyarakat yang kompleks, dinamis, dan heterogen.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

No. 3
Bergabungnya Indonesia ke dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) membuat adanya perubahan sosial seperti
perubahan pada struktur, institusi lembaga, perubahan nilai dan gagasan yang terjadi di Indonesia. Selain itu, adanya
MEA membuat masyarakat lebih kreatif dan inovatif, hal ini dilatarbelakangi persaingan semakin competitif bukan saja
antar masyarakat Indonesia tapi juga antar masyarakat ASEAN.
Pertanyaan:
a. Dari kasus di atas berikan analisa Anda tentang perubahan sosial yang terjadi secara materil dan imateril.
b. Bagaimana analisa Anda tentang functional theory terkait adanya MEA yang berpengaruh terhadap perubahan sosial
di bidang perekonomian mayarakat Indonesia?
Jawab:
a. Perubahan sosial merupakan perubahan yang terjadi di dalam masyarakat, sedangkan perubahan kebudayaan adalah
perubahan yang terjadi di dalam kebudayaan masyarakat itu saja. Menurut Soejono Soekanto teori perubahan sosial
bukanlah teori yang lahir secara tiba-tiba, melainkan berasal dari proses menjerah yang terikat dalam ruang dan
waktu. Setiap perubahan sosial terjadi dalam fasenya masing-masing.
Menurut Rogers Brubaker (1984), Max Weber yang terkonsentrasi pada budaya etos Kristen Protestan kemudian
“memaksa” dirinya untuk percaya pada perubahan sosial yang lebih dominan berpengaruh dalam gagasannya yakni
perubahan sosial immateril. Hanya gagasan, nilai, dan ideologi yang turut serta mempengaruhi terjadinya perubahan
sosial, baik itu terjadi dalam masyarakat tradusional hingga menjadi masyarakat modern. Pola pikir masyarakat
tradisonal cendrung irasional, maka perbedaan paling mencolok pada masyarakat modern yaitu dengan
dimanfaatkannya kekuatan rasio untuk mengubah segala kelembagaan dalam masyarakat. rasionalisme tidak berarti
perpengaruh gagasan keagamaan terhadap ekonomi, ia memuasatkan perhatian pada Protestanisme sebagai sebuah
sistem gagasan, dan pengaruhnya terhadap kemunculan sistem gagasan yang lain, yaitu semangat kapitalisme, dan
akhirnya terhadap sistem ekonomi kapitalis. Weber memberi perhatian serupa terhadap agama dunia yang lain,
dengan mempelajari bagaimana cara gagasan keagamaan itu merintangi perkembangan kapitalisme dalam
masyarakat masing-masing. Berdasarkan penelitian Weber dalam masyarkat yang dipengaruhi pola perubahan nilai,
akhirnya tiba pada kesimpulan: perkembangan masyarakat dalam tiga tahap perubahan. (1) Masyarakat hukum
tradisonal bentuk administrasinya bersifat patrimonial. Ketaatan masyarakat adalah ketaatan tradisional yang sifatnya
berwujud duty to individual incumbent. Bentuk proses peradilannya adalah empiric, substantive, personal. Bentuk
keadilannya pun empirik, sementara tipe pemikirannya formal irrationality dan substantive rationality; (2)
masyarakat karismatik yang didominasi oleh legitimacy charismatic authority dan personal devotion. Dalam
masyarakat karismatik ini tidak ada administrasi dan hanya ada routinisation of charisma. Ketaatannya bersifta
response to social psycological characteristicsof individual. Bentuk proses peradilannya dalah berdasarkan revelation
yang sifatnya empirical justice formalism. Bentuk keadilannya pun adalah keadilan karismatik, yang berdasarkan
tipe pemikiran hukum yang formal irrationallity dan substantive rationallity; (3) kemudian tahap terakhir adalah
tahap masyarakat rasional dengan bentuk legitimasi yang mendominasinya adalah legitimasi yang juga rasional-
legal di mana authority derived from system of law, rasionallity and consciously enacted.
Teori perubahan sosial yang ditemukan oleh Emile Durkheim berbeda jika dibandingkan dengan Weber. Durkheim
justru percaya pada perubahan yang terjadi pada materil yang akan mempengaruhi terjadinya model perubahan sosial.
Durkheim menyatakan perkembangan masyarakat yang disebut evolutin unilinear dengan perspektif structural
fungsional seperti structural penduduk yang menyebabkan akan terjadi pada perubahan yang lainnya. melalui konsep
division of labour (pembagian kerja) pada intinya Durkheim telah membuktikan kehidupan yang dulunya masih
terpola sederhana terjadi persaingan di antara individu, bahkan sampai pada kelompok-kelompok. Faktor utama
penyebab perubahan permbagian kerja adalah meingkatnya kepadatan (moral) masyarakat. proses pembagian kerja
ini memiliki mekanisme tertentu terkait dengan bagaimana peningkatan kepadatan moral. Pada umumnya,
meningkatnya jumlah penduduk menghasilkan peningkatan diferensial sosial atau pertumbuhan pembagian kerja.
Menurut Durkheim, karena perjuangan untuk tetap bertahan lebih sulit, apalagi terdapat kubu yang menggejala
sebagai organisasi sosial maka konflik akan semangkin runcing. Oleh karena itu, meningkatnya kontak di antara
individu atau komunitas yang terdiferensial akan meningkatkan persaingan diantara mereka. Satu-satunya
penegndalian dari efek persaingan tersebut tidak lain adalah nilai moral sekaligus kode etik yang merupakan
pengenjawantahan nilai karena pada saat itu memang sudah sangat dibutuhkananalisis Durkheim kemudian
membedakan dua tipe solidaritas seosial sebagai kondisi dari perubahan materil yang terjadi dalam struktur sosial.
Diantaranya: (1) solidaritas mekanik merupakan ciri masyarakat di mana taraf pembagian kerjanya masih rendah dan
sifat masyarakat relatif masih jauh. Di sini hukum masih bersifat represif. (2) solidaritas organik merupakan ciri
masyarakat kompleks dengan taraf pembagian kerja yang tinggi. Dalam masyarakat seperti ini, sanksi restitutif
cendrung digunakan. Pada tipe ini struktus sosial terdiri dari unsur-unsur yang interdependen masing-masing
memberikan budaya-budaya khusu dan diferensial kepentingan warga masyarakat tampak lebih tegas dan sangat
spesialis.

b. Talcot Person dapat dikatakan bahwa teori perubahan sosialnya sangat kompleks, sebab dipengaruhi oleh sosiologi
sebelumnya. Kesimpuland ari person yakni “fungsional theory” paling dekat untuk mengkomodasi perubahan sosial
yang terjadi di masyarakat. dalam teorinya, Persons menganalogikan perubahan sosial pada masyarakat seperti
halnya pertumbuhan pada mahkluk hidup. Teori fungsinalisme struktural mempunyai latar belakang kelahiran
dengan mengansumsikan adanya kesamaan antara kehidupan organisme biologis dengan struktu sosial dan
berpandangan tentang adnaya keteraturan serta keseimbangan dalam masyarakat. bahwa dalam masyarakat yang
terdiri dari komponen-komponen subsistem pola kemampuan yang lebih baik untuk menangulangi permasalahannya
hidupnya, jika masyarakat mengalami beberapa perubahan. Dengan demikian, perspektif fungsinalisme yang
dibentuk oleh Persons menegaskan proses bertahannya sebuah sistem sosial yang harus ditunjang dengan apa yang
disebut imperatif fungsional. Imperatif tersebut terdiri atas Latency, Integration, Goal Attaintment dan Aadaptation
(LIGA). Diuraikan lebih lanjut empat fungsi imperatif (1) adaptasi, sebuah sistem ibarat makhluk hidup, artinya agar
dapat terus berlangsung hidup, sistem harus dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang ada dan harus mampu
bertahan ketika situasi eksternal sedang tidak mendukung (jika dikaitkan dengan adanya MEA yang berpengaruh
terhadap perubahan sosial, maka masyarakat diharapkan mampu berusaha meningkatkan kualitas serta keterampilan
pribadi agar dapat bersaing dengan masyarakat dari negara ASEAN lainnya. Selain itu, masyarakat Indonesia juga
"dipaksa" untuk berpikir lebih terbuka terhadap perubahan sosial budaya yang ada.; (2) pencapaian, sebuah sistem
harus memiliki suatu arah yang jelas dapat berusaha mencapai tujuan utamanya. Dalam syarat ini, sistem harus dapat
mengatur, menetukan dan memiliki sumber daya untuk menetapkan dan mencapai tujuan yang bersifat kolektif (salah
satu pencapaian yang dapat dilakukan dengan adanya kerja sama antara Indonesia dengan negara-negara di ASEAN
adalah dengan peningkatan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) serta peningkatan penggunaan produk
dalam negeri); (3) integrasi, sebuah sistem harus mengatur hubungan antar bagian yang menjadi komponennya.
Sistem juga harus dapat mengelola hubungan antara ketiga fungsi lainnya; (4) Latensi, pemeliharaan pola, sebuah
sistem harus melengkapi, memelihara dan memperbaiki pola-pola kultural yang menciptakan dan menopang
motivasi.
Setiap fungsi imperatif nitu memegang peranan masing-masing berkat dukungan situasi yang di jaga oleh masyarakat
yang bersangkutan. Adaptasi dilaksanakan oleh organisme perilaku dengan cara melaksanakan fungsi adaptasi yaitu
dengan cara menyesuaikan diri dan mengubah lingkungan eksternal. Sedangkan fungsi pencapaian tujuan atau goal
attainment difungsikan oleh sistem kepribadian dengan menetapkan tujuan sistem dan mobilisasi sumber daya untuk
mencapainya. Funsi integrasi dilakukan oleh sistem sosial, dan laten difungsikan sistem kultural.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

No. 4
Stratifikasi sosial di negara Indonesia tentunya sangat bervariatif, baik dari tingkat kekayaan, kekuasaan, kehormatan,
pendidikan dan sebagainya. Misalnya ada daerah yang menggunakan sistem kasta, seorang anak yang terlahir dari
keturunan bangsawan maka secara otomatis ia sudah memiliki status bangsawan dan tidak mungkin anak keturunan orang
biasa seperti petani miskin menjadi keturunan bangsawan/ningrat. Serta seorang manager memiliki kedudukan tertinggi
dalam suatu perusahaan, sehingga apapun aturan yang dikeluarkan oleh manager haruslah dipatuhi.
Pertanyaan:
a. Bagaimana analisa Anda, tentang contoh kasus di atas dikaitkan dengan pendapat Karl Mark berkaitan dengan
stratifikasi sosial?
b. Bagaimana analisa Anda tentang bentuk achived status yang ada pada kasus di atas?
Jawab:
a. Istilah stratifikasi (stratification) berasal dari kata strata dan stratum yang berarti lapisan. Karena itu stratifikasi sosial
(social stratification) sering diterjemahkan dengan pelapisan masyarakat. Sejumlah individu yang mempunyai
kedudukan (status) yang sama menurut ukuran masyarakatnya, dikatakan berada dalam suatu lapisan (stratum).
Stratifikasi sosial adalah sistem pembedaan individu atau kelompok dalam masyarakat, yang menempatkannya pada
kelas-kelas sosial yang berbeda-beda secara hierarki dan memberikan hak serta kewajiban yang berbeda-beda pula
antara individu pada suatu lapisan dengan lapisan lainnya. Stratifikasi sosial atau pelapisan sosial pada dasarnya
berbicara tentang penguasaan sumber-sumber sosial. Sumber sosial adalah segala sesuatu yang oleh masyarakat
dipandang sebagai suatu yang berharga. Stratifikasi sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarkat ke dalam
kelas-kelas secara hierarkis (bertingkat). Pelapisan sosial diatas, tentunya tidak berlaku umum, sebab setiap kota
ataupun desa masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda. Sistem stratifikasi sosial adalah perbedaan
penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat, yang diwujudkan dalam kelas tinggi, kelas sedang,
dan kelas sedang.
Srtatifikasi sosial merupakan karakteristik universal masyarakat manusia. Dalam kehidupan sosial masyarakat
terdapat difernsial sosial dalm arti, bahwa dalam masyarakat terdapat pembagian dan pembedaan atas pelbagai
peranan dan fungsi berdasarkan pembedaan-pembedaan perorangan karena dasar biologis ataupun adat. Dalam
sosiologi, pembedaan dalam kehidupan sosial dinamakan stratifikasi sosial atau pelapisan sosial. Pelapisan sosial
terdapat pada masyarakat yang masih bersahaja maupun yang kompleks. Pelapisan sosial dalam masyarakat
bersahaja, pembeda terdapat pada kedudukan dan peranan yang bersifat minim karena warganya sedikit, dan orang-
orang yang memiliki kedudukan tinggi jumlahnya kecil. Dalam masyarakat yang telah kompleks, pembeda
kedudukan dan peranan bersifat kompleks karena jumlah orangnya lebih banyak serta ukuran pembeda pun
semangkin banyak jumlahnhya. Bentuk konkret lapisan masyarakat secara prinsipil dapar diklarifikasikan dalam tiga
macam kelas, yaitu ekonomi, politik, dan sosial. Bentuk lapisan sosial masyarakat berbeda-bedabergantung pada
sistem sosial yang digunakan seperti lapisan sosial dalam masyarakat kapitalis akan berbeda dengan masyarakat
komunis, atau masyarakat demokratis berbeda dengan masyarakat feodalis.
Karl Marx, menurutnya stratifikasi sosial adalah perbedaan antara kelompok masyarakat kedalam kelas sosial, yang
di tentukan atas hubungan mereka terhadap alat-alat produksi, yaitu antara kelas atas (borjuis) dan kelas bawah
(proletar). Karl Marx hanya menggunakan satu dimensi yaitu privilage atau ekonomi untuk membagi masyarakat
industri menjadi dua kelas yaitu Borjouis dan Proletar. Distribus hak-hak istimewa yang obyektif seperti misalnya
kekayaan, bangsawan dan lain-lain yang memiliki kasta tertinggi dalam lapisan sosial. Perbedaan motivasi dan
aspirasi yang tidak sama dapat menyebabkan timbulnya keistimewaan yang tidak sama dalam kehidupan masyarakat.
Pada dasarnya terdapat dua model masyarakat. Pertama, model fungsional mengikuti suatu ideologi liberal yang
menganggap bahwa masyarakat sebagai baik tetapi tidak terlalu baik. Seperti organisme yang hidup. Struktur sosial
berubah perlahan-lahan, dan tidak secara radikal, dan cenderung menyesuaikan pada lingkungan sedemikian rupa
sehingga perubahan jangka panjang menuju ke suatu orde yang agak lebih tinggi pada suatu skala yang evolusioner.
Masyarakat tidaklah sempurna; tetapi hal itu terintregrasi dan umumnya membawa para anggotanya dengan cara
yang memuaskan dan yang terus membaik. Kedua, model konflik. Model ini tidak mengakui setiap kesamaan yang
riil antara struktur sosial dan suatu organisme yang hidup. Bagian-bagian itu tidak terintregrasi, dan umumnya
keperluan-keperluan (atau kebutuhan-kebutuhan) kaum elit saja yang dipenuhi secara memuaskan. Distribusi
keistimewaan yang tidak sebanding ini terjadi sebab kebiasaan manusia diterangkan dalam istilah-istilah kepentingan
diri sendiri dan paksaan. Paksaan adalah akibat penggunaan kekuasaan yang ada kalanya dilegitimasikan (otoritas)
dan ada kalanya tidak. Marx melakukan stratifikasi terhadap masyarakat berdasarkan dimensi ekonomi, dimana hal
yang paling pokok menurut ia adalah kepemilikan atas alat produksi. Seperti yang selalu ia katakan dalam berbagai
tulisan-tulisanya, pembagian kerja yang merupakan sumber ketidak adilan sosial timbul saat memudarnya
masyarakat komunal primitif. Salah satu dari pra kondisi yang paling general dari kehadiran masyarakat yang berbagi
atas kelas adalah perkembangan tenaga-tenaga produktif. Dalam perjalanan panjangnya, proses ini menimbulkan
tingkat produksi yang bergerak jauh lebih tinggi dari yang dibutuhkan orang untuk melanjutkan hidupnya. Jadi
surplus produk memberikan kepada umat manusia lebih dari yang dibutuhkanya, dan sebagai konsekuensinya,
ketidakadilan social secara bertahap tumbuh dengan sendirinya dalam masyarakat. Teori surplus ini menilai
stratifikasi sosial lebih mengarah pada akselerasi sains dan teknologi yang berimplikasi pada peningkatan
produktivitas ekonomi dalam rangka pencapaian surplus ekonomi melalui perjuangan sosial, dan inilah yang menjadi
pemicu lahirnya stratifikasi sosial. Marx telah membagi tiga kelas utama dalam struktur masyarakat kapitalis, yaitu
kelas buruh upahan (Wage Labourers), kelas kapitalis, dan kelas pemilik tanah (Landowner). Walau bagaimanapun,
perkembangan struktur industri kapitalisme hanya memperkenalkan dua jenis kelas saja, yaitu borjuis dan proletar.
Kelas proletar dan borjuis memiliki peran dan fungsi yang berbeda. Memahami pemikiran Marx mengenai stratifikasi
sosial, maka yang harus dipahami adalah teori kelas menurut Marx. Teori kelas Marx ini berangkat dari pemikiran
bahwa sejarah dari segala bentuk masyarakat atau sejarah peradaban umat manusia dari dulu hingga sekarang adalah
sejarah pertikaian antar golongan atau konflik antar kelas. Sejarah dari semua masyarakat yang ada hingga saat ini.
Menurut Marx adalah sejarah perjuangan kelas maksudnya adalah bahwa orang bebas dan budak, bangsawan dan
rakyat biasa, tuan dan hamba, pemimpin perusahaan dan orang luntang-lantang, penindas dan yang ditindas akan
selalu bertentangan satu sama lain. Pertentangan ini berlangsung tidak putus-putusnya dalam satu pertarungan yang
kadang-kadang tersembunyi, kadang-kadang terbuka, suatu pertarungan yang berakhir, baik dalam satu rekonstitusi
masyarakat pada umumnya secara revolusioner, maupun dalam keruntuhan dari kelas-kelas yang bertentangan. Pada
awalnya Marx mengidentifikasi tiga kelas utama dalam masyarakat kapitalis yaitu: pemilik tanah, kapitalis dan buruh
upahan. Ketiga kelas ini dibedakan karena perbedaan-perbedaan dalam sumber pendapatan pokok yakni: upah,
keuntungan, dan sewa tanah untuk masing-masingnya. Karena sistem kapitalis itu berkembang, maka Mark
mengharapkan bahwa ketiga sistem kelas itu secara bertahap akan diganti oleh suatu sistem dan kelas, hal ini dapat
dilakukan apabila cara kerja kapitalis itu diperluas dari perusahaan industri ke perusahaan pertanian sehingga lapisan
menengah akan hilang. Masyarakat sebagai suatu keseluruhan akan terbagi dalam dua kelompok besar yang saling
bermusuhan, kedalam dua kelas yang saling berhadapan secara langsung borjuis dan plolretariat.
Tulisan Marx The Communist Manesto melihatkan suatu ajakan untuk mendesak kaum buruh untuk menggunakan
kesempatan yang tepat dalam sejarah yang ditimbulkan untuk munculnya krisis ekonomi untuk merubah masyarakat
melalui kegiatan revolusioner mereka sendiri. Munculnya krisis ekonomi dalam sistem kapitalis digunakan Marx
untuk menjelaskan bahwa kontradiksi internal dalam kapitalisme akan mencapai puncak krisisnya dan sudah tiba
waktunya bagi kaum proletar untuk melancarkan revolusi yang berarti.

b. Achieved status, adalah status sosial yang didapat karena kerja keras dan usaha yang dilakukannya. Achieved status
yaitu kedudukan yang dicapai oleh seseorang dengan usaha yang disengaja. Pada sarnya diperoleh karena usaha,
bukan karena kelahiran. Pada umumnya kedudukan dapat dicapai oleh siapa saja tergantung dari kemampuan
seseorang dalam mengejar serta mencapai tujuan. Status ini tidak diperoleh atas dasar keturunan seperti ascribed status,
akan tetapi tergantung pada kemampuan individu dalam mencapai tujuannya, dan status seperti ini bersifat terbuka bagi
siapa saja. Status sosial yang termasuk kedalam achieved status antara lain adalah kekayaan, ilmu pengetahuan, bisnis dan
usaha, jabatan, pekerjaan, dan kesehatan. Semuanya bisa dicapai oleh semua orang, asalkan mereka mau berusaha dan
berkerja keras. Achieved status bisa didapatkan melalui proses sebagai berikut: Prestasi, dalam hal ini status didapat karena
berhasil dalam menyelesaikan studi atau meraih juara dalam suatu kejuaraan. Apresiasi masyarakat akan berbeda pada
orang-orang yang mempunyai prestasi lebih. Contohnya : dokter, insinyur, dan hakim. kekuasaan atau jabatan, Seseorang
akan dipandang mempunyai status tinggi, jika orang tersebut mempunyai jabatan tertentu yang lebih tingg jika
dibandingkan dengan kedudukan masyarakat lainnya. Untuk mempunyai jabatan dibutuhkan perjuangan. Contohnya :
manajer perusahaan, kepala desa, dan guru. Kualitas pribadi, Seseorang mempunyai status tinggi jika ia dituakan oleh
masyarakat. Biasanya tokoh yang dituakan yakni pemuka agama atau pemuka adat. Kualitas pribadi bisa diperjuangkan
dengan pendidikan dan pengalaman. Dalam achived status dengan sistem terbuka, setiap anggota setiap anggota
masyarakat mempunyai kesempatan untuk berusaha dengan kemampuannya sendiri. Apabila mampu dan beruntung
seseorang dapat untuk naik ke lapisan yang lebih atas, atau bagi mereka yang tidak beruntung dapat turun ke lapisan
yang lebih rendah.

Anda mungkin juga menyukai