Anda di halaman 1dari 7

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2020/21.1 (2020.2)

Nama Mahasiswa :RIVANKA ADYA AFANDI


Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 042889611
Tanggal Lahir : 29/08/2000
Kode/Nama Mata Kuliah : ISP4130/PENGANTAR ILMU HUKUM
Kode/Nama Program Studi : 50/ILMU ADMINISTRASI NEGARA
Kode/Nama UPBJJ : 21/ UNIVERSITAS TERBUKA JAKARTA
Hari/Tanggal UAS THE : SABTU/12 DESEMBER 2020

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
Surat Pernyataan
Mahasiswa
Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di


bawah ini:

Nama Mahasiswa :RIVANKA ADYA AFANDI

NIM :042889611

Kode/Nama Mata Kuliah : ISIP4130

Fakultas :HUKUM/ILMU SOSIAL DAN POLITIK

Program Studi : ILMU ADMINITRASI NEGARA

UPBJJ-UT : JAKARTA

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada
laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal
ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai
pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan
aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan
tidak melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media
apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik
Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat
pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik
yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka

Jakarta, 12 Desember 2020

Yang Membuat Pernyataan

Rivanka Adya Afandi


1. A. disiplin ilmu hukum pada dasarnya ialah suatu sistem ajaran tentang
hukum.Secara umum disiplin dapat dibedakan antara disiplin Analitis
(deskriptif) dan disiplin preskriptif.yang pertama adalah merupakan suatu
sistem ajaran yang titik beratnya menganalisis,memahami serta menjelaskan
gejala-gejala yang dihadapi.dan yang dimaksud dengan disiplin preskriptif
adalah sistem ajaran yang menentukan apakah seyogyanya atau yang
seharusnya dilakukan didalam menghadapi kenyataan tertentu.
Sumber : ISIP4130-Modul 1.

B. menurut saya ,ilmu hukum adalah suatu pengetahuan yang objeknya


adalah hukum dan yang khusus mengajarkan perihal hukum dalam segala
bentuk manifestasinya.Ilmu hukum sebagai ilmu kaidah,ilmu hukum sebagai
ilmu kenyataan.maka dari itu hukum dapat dikatakam sebagai ilmu.
Sumber : Pendapat Pribadi.

2. A. Norma sosial merupakan perwujudan dan nilai sosial dalam bentuk


peraturan, kaidah, atau hukuman. Keberadaan Norma bersifat memaksa
individua tau suatu kelompok masyarakat agar bertindak sesuai dengan
aturan sosial yang telah terbentuk.Pelanggaran yang dilakukan terhadap
norma sosial yang berlaku akan memperoleh hukuman. Norma sosial
terbentuk karena adanya kebutuhan masyarakat terhadap keteraturan dan
ketertiban sosial yang menentukan identitas masyarakat.Pembentukan
Norma sosial diawali melalui proses pengenalan dan pengakuan nilai sosial
masyarakat.Awalnya,Norma Sosial terbentuk sebagai hasil dari proses
bermasyarakat yang tidak sengaja.Pada perkembangannya norma Sosial
dibuat sadar dan disengaja oleh masyarakat.
Sumber : https://id.m.wikipedia.org/wiki/Norma-sosial

B. Norma hukum memiliki aturan pasti sedangkan norma sosial tidak tertulis
atau secara lisan

 Norma hukum sifatnya akan mengikat semua orang sedangkan norma


sosial penegaknya kadang ada kadang tidak ada
 Seperti halnya hukum yang berlaku norma hukum memiliki penegak
yang sesui dengan aturan yang berlaku
 Norma hukum diciptakan oleh para pekerja di pemerintahan atau
penguasa sedangkan norma sosial adalah peraturan yang disepakati
dalam masyarakat.
 Sangsi dari norma hukum bersifat berat sedangkan norma sosial akan
lebih ringan

Sumber : https://guruppkn.com/perbedaan-norma-hukum-dengan-norma-sosi

C. menurut saya.hukum yang hidup (living law) sudah cukup berjalan di


Indonesia.krn banyak masyarakat yang mulai mengikutin aturan-aturan yang
berlaku di Indonesia.Namun,beberapa masyarakat juga mulai menyadari
beberapa aturan-aturan/UU yang dibuat kurang mensejahterakan
masyarakat.sehingga beberapa kelompok masyarakat sering melakukan unjuk
rasa.agar terciptanya undang-undang dan aturan yang baik untuk Indonesia.

Sumber : Pendapat Pribadi.

3. A. kehidupan bermasyarakat tidak hanya diatur oleh hukum akan tetapi harus
berpedoman juga kepada agama,moral,kesopanan dan kaidah sosial
lainnya.Hukum erat hubungannya dengan kaidah sosial.hukum sebagai kaidah
sosial tidak lepas dari nilai-nilai yang berlaku dalam suatu masyarakat.Hukum
adat adalah aturan tidak tertulis yang hidup didalam masyarakat adat suatu
daerah dan akan tetap hidup selama masyarakat masih memenuhi hukum
adat yang telah diwariskan kepada mereka dari para nenek moyang sebelum
mereka. Oleh karena itu, Keberadaan hukum adat san kedudukannya dalam
tata hukum nasional tidak dapat dipungkiri walaupun hukum adat tidak
tertulis dan berdasar asas legalitas adalah hukum yang tidak sah.Hukum adat
akan selalu ada dan hidup didalam masyarakat.hukum adalah hukum yang
benar-benar hidup dalam kesadaran hati nurani warga masyarakat yng
tercermin dalam pola-pola tindakan mereka sesuai dengan adat-istiadatnya
dan pola sosial budayanya yang tidak bertentangan dengan kepentingan
sosial.

B. bagi seorang hakim,untuk menerapkan hukum tak tertulis dalam


putusannya,adalah hal yang dilematis,antara tuntutan untuK menerapkannya
dalam kondisi tertentu,serta kesulitan teknis termasuk kapabilitas
hakim.Penerapan hukum tidak tertulis dalam praktek putusan hakim hanya
mungkin dilakukan hakim apabila ia terpegang teguh pada jiwa ketentuan
pasal 27 (ayat 1) UU No.14 Thn 1970 pelaksanaan pada pasal ini memerlukan
penguasaan hakim terhadap materi kasus yang menjadi sengketa dan
kemudian mencari serta menentukan pasal-pasal mana di antara hukum
tertulis yang paling mendekati kesesuaian dengan isi kasusnya,kemudian
mensenyawakan jiwa pasal-pasal ini dengan asas-asas hukum tidak tertulis .

4. A. Yang terlibat dalam pembuatan produk perundang-undangan tersebut


ialah :
Komponen struktural adalah bagian dari sistem hukum yang bergerak dalam
suatu mekanisme. Contohnya, lembaga pembuat undang-undang, pengadilan
dan berbagai badan yang diberi wewenang untuk menerapkan dan
menegakkan hukum. Perubahan struktur dari sistem hukum tersebut berjalan
dengan kecepatan berbeda. Secara kelembagaan, sistem hukum yang berlaku
di Indonesia, terdiri atas beberapa struktur hukum, meliputi Badan Peradilan,
Kepolisian, Badan Penuntutan (Kejaksaan), Lembaga Pemasyarakatan,
Penasihat Hukum, Konsultan Hukum, serta badan-badan penyelesaian
sengketa hukum diluar pengadilan.

Komponen kedua adalah substansi, the substance is composed of substantive


rules and rules about how institution should be have. Substansi adalah aturan,
norma, dan pola perilaku nyata manusia yang berada dalam sistem tersebut.
Atau dapat dikatakan sebagai suatu hasil nyata, produk yang dihasilkan, yang
diterbitkan oleh sistem hukum tersebut. Elemen substansi meliputi peraturan-
peraturan sesungguhnya, norma dan pola perilaku dari orang-orang di dalam
sistem tersebut. Hasil nyata ini dapat berbentuk inconcreto, atau norma hukum
individu yang berkembang dalam masyarakat, hukum yang hidup dalam
masyarakat (living law), maupun hukum inabstracto, atau norma hukum umum
yang tertuang dalam kitab undang-undang (law in books).

Komponen ketiga adalah budaya hukum, the legal culture, system-their beliefs,
values, ideas, and expectation. Budaya hukum adalah sikap manusia terhadap
hukum dan sistem hukum, kepercayaan, nilai, pemikiran, serta harapannya.
Kultur atau budaya hukum berupa sikap tindak masyarakat beserta nilai-nilai
yang dianutnya. Atau dapat juga dikatakan, bahwa budaya hukum adalah
keseluruhan jalinan nilai sosial yang berkaitan dengan hukum beserta sikap
tindak yang mempengaruhi hukum, seperti adanya rasa malu, rasa bersalah
apabila melanggar hukum dan sebagainya.

Sumber :https://www.metrokaltara.com/8788-2/

B. Perencanaan penyusunan UU dilakukan dalam Program Legislasi Nasional


(Prolegnas) yang disusun oleh DPR, Dewan Perwakilan Daerah (“DPD”), dan
pemerintah untuk jangka menengah dan tahunan berdasarkan skala prioritas
pembentukan RUU.[1]

RUU dapat berasal dari DPR, presiden, atau DPD.[2]

Setiap RUU yang diajukan harus dilengkapi dengan naskah akademik, kecuali untuk
RUU anggaran pendapatan dan belanja negara, RUU penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang (“Perpu”) menjadi UU, serta RUU
pencabutan UU atau pencabutan Perpu.[3]

RUU dari DPR diajukan oleh anggota DPR, komisi, gabungan komisi, atau Badan
Legislasi.[4]

RUU yang diajukan oleh presiden diajukan dengan surat presiden kepada pimpinan
DPR dan usulannya berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah,
pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber
daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta yang berkaitan dengan
perimbangan keuangan pusat dan daerah.[5]

Materi muatan RUU yang diajukan oleh DPD serupa dengan yang dapat diajukan
oleh presiden yang telah diterangkan di atas. RUU tersebut beserta naskah
akademiknya diajukan secara tertulis oleh pimpinan DPD kepada pimpinan DPR.[6]

Selanjutnya RUU ditindaklanjuti dengan dua tingkat pembicaraan.[7]

Pembicaraan tingkat I dilakukan dalam rapat komisi, rapat gabungan komisi, rapat
Badan Legislasi, rapat Badan Anggaran, atau rapat panitia khusus.[8]
Kegiatan dalam pembicaraan tingkat I meliputi pengantar musyawarah,
pembahasan daftar inventarisasi masalah, dan penyampaian pendapat mini.[9]

Pembicaraan tingkat II dilakukan dalam rapat paripurna DPR yang berisi:[10]

penyampaian laporan yang berisi proses, pendapat mini fraksi, pendapat mini DPD,
dan hasil pembicaraan tingkat I;

pernyataan persetujuan atau penolakan dari tiap-tiap fraksi dan anggota DPR secara
lisan yang diminta oleh pimpinan rapat paripurna; dan

pendapat akhir presiden yang disampaikan oleh menteri yang ditugaskan.

Bila tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah mufakat, keputusan diambil


dengan suara terbanyak.[11]

RUU yang telah mendapat persetujuan bersama DPR dengan presiden diserahkan
kepada presiden untuk disahkan menjadi UU dengan dibubuhkan tanda tangan,
ditambahkan kalimat pengesahan, serta diundangkan dalam Lembaran Negara
Republik Indonesia.[12]

Apabila pembahasan RUU telah memasuki pembahasan daftar inventarisasi masalah


pada periode masa keanggotaan DPR saat itu, hasil pembahasan RUU tersebut
disampaikan kepada DPR periode berikutnya dan berdasarkan kesepakatan DPR,
presiden, dan/atau DPD, RUU tersebut dapat dimasukkan kembali ke dalam daftar
Prolegnas jangka menengah dan/atau Prolegnas prioritas tahunan

Sumber :https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt506c3ff06682e/pembuatan-undang-
undang/

C. masyarakat yang tidak setuju dengan adanya RUU karena tidak sejalan atau
bertentangan dengan kehendak masyarakat melakukan unjuk rasa dan menolak
RUU tersebut.

Sumber : pendapat pribadi

Anda mungkin juga menyukai