Anda di halaman 1dari 8

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2020/21.1 (2020.2)

Amalia Ardiani
Nama Mahasiswa : ………………………………………………………………………………………..
043251725
Nomor Induk Mahasiswa/NIM : ………………………………………………………………………………………..
03 November 1997
Tanggal Lahir : ………………………………………………………………………………………..
ISIP4130/Pengantar Ilmu Hukum/PTHI
Kode/Nama Mata Kuliah : ………………………………………………………………………………………..
51/Ilmu Administrasi Bisnis
Kode/Nama Program Studi : ………………………………………………………………………………………..
21/UPBJJ Jakarta
Kode/Nama UPBJJ : ………………………………………………………………………………………..
Sabtu/12 Desember 2020
Hari/Tanggal UAS THE : …………………………………………………………………………………………

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
Surat Pernyataan
Mahasiswa
Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di


bawah ini:
Amalia Ardiani
Nama Mahasiswa : ……………………………………………………………………………
043251725
NIM : ……………………………………………………………………………
ISIP4130/Pengantar Ilmu Hukum/PTHI
Kode/Nama Mata Kuliah : ……………………………………………………………………………
FHISIP
Fakultas : ……………………………………………………………………………
Ilmu Administrasi Bisnis
Program Studi : ……………………………………………………………………………
UPBJJ Jakarta
UPBJJ-UT : ……………………………………………………………………………

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada
laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal
ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai
pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan
aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan
tidak melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media
apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik
Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat
pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik
yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.

Bekasi 12 Desember 2020


……., ………………………

Yang Membuat Pernyataan

Amalia Ardiani

Nama Mahasiswa
1. Ruang lingkup PIH sangat luas, oleh karena itu pengkaijian terhadap hukum dalam
berbagai aspeknya perlu di pelajari secara interdisipliner, Universal dan Fenomenal.
Maksud dari interdisipliner adalah karena yang ingin dipelajari dalam hukum itu sangat
luas, maka agar hasilnya baik membutuhkan bantuan dari disiplin ilmu yang lain. Ilmu
Hukum menurut sebagian sarjana, adalah sebagai ilmu pengetahuan, sedangkan sebagian
sarjana yang lain, mengatakan bahwa hukum itu bukan termasuk ilmu.
Pertanyaan :
a. Bagaimana kedudukan Ilmu Hukum terhadap disiplin ilmu lainnya.
b. Bagaimana pendapat saudara tentang sebagian ahli yang mengatakan hukum bukan
termasuk ilmu

Jawaban :

a. Berdasasrkan keputusan UNESCO ,Ilmu hukum sendiri dimasukkan ke dalam


kategori ilmu humaniora,yakni ilmu yang diciptakan manusia untuk membuat hidup
manusia lebih manusiawi . Akan tetapi jika melihat objeknya,ilmu hukum dapat
termasuk kedalam kelompok Ilmu Pengetahuan Sosial.Hal itu dikarenakan Ilmu
sosial mempunyai objek kehidupan bermasyarakat dan masyarakat itu sendiri.
b. Hal tersebut dapat dipahami karena Ilmu Hukum memiliki karakter tersediri yang
khas,yaitu normatif,praktis dan preskriptif.Karakter yang khas tersebut membuat
sebagian kalangan meragukan keilmuan dari hukum itu sendiri.Dengan karakter
demikian ilmu hukum merupakan ilmu tersendiri (sui generis),sehingga
keilmiahannya sulit dikelompokkan ke dalam salah satu cabang pohon ilmu.

2. Dasar peraturan hukum adalah norma-norma sosial, dan norma -norma sosial akan
berubah menjadi norma hukum apabila setiap pelanggaran atas norma sosial tersebut
secara regular diberi sanksi fisik berdasarkan keputusan pemegang otoritas yang secara
sosial diberi wewenang khusus untuk menjatuhkan sanksi tersebut. Hukum atau norma
hukum yang baik adalah hukum yang sesuai dengan hukum yang hidup (living law)
dalam masyarakat.
Pertanyaan :
a. Bagaimana proses sebuah norma-norma sosial menjadi norma hukum di dalam suatu
masyarakat.
b. Apakah perbedaan antara norma sosial dengan norma hukum.
c. Bagaimana penerapan di masyarakat khususnya masyarakat di Indonesia terhadap
hukum yang hidup ( living law) ?

Jawaban :

a. Norma-norma sosial menjadi norma hukum karena norma-norma pada umumnya


merefleksikan persetujuan bersama tentang perilaku yang wajar.keberadaan hukum
terdiri atas kebiasaan-kebiasaan yang kemudan mengalami proses pelebagaan
kembali (re-institutionalization) menjadi norma hukum,yang pada akhirnya
digunakan oleh masyarakat sebagai aturan untuk menata kehidupannya.
b. Perbedaan norma sosial dan norma hukum adalah sebagai berikut:
 Norma sosial tidak memiliki aturan yang jelas (tidak tertulis),sedangkan
norma hukum memiliki aturan yang jelas dan mengikat
 Norma sosial terbentuk atas dasar kesepakatan bersama dalam
masyarakat,sedangkan norma hukum dibentuk penguasa atau orang-orang
yang bekerja dalam pemerintahan.
 Norma hukum memiliki lembaga untuk menjamin pelaksanaannya,sedangkan
norma sosial pelaksanaanya berdasarkan kesepakatan dalam masyarakat.
 Norma hukum memberikan hak sedangkan norma sosial tidak.
 Norma hukum memiliki sanksi yang berat dan berlaku secara universal
sedangkan sanksi norma sosial berlaku hanya dalam kelomok masyarakat
tertentu.
c. Meskipun memiliki pihak yang pro dan kontra ,pemerintah Indonesia tetap berusaha
untuk menghormati living law yang berlaku dalam masyarakat membahas mengenai
living law dalam RKUHP.Dimana rumusan mengenai living law terdapat dalam pasal
2 ayat 1 dan 2. Dalam pasal tersebut dijelaskan bahwa hukum yang hidup dalam
masyarakat berlaku dalam tempat hukum itu hidup dan sepanjang sesuai dengan nilai-
nilai yang terkandung dalam Pancasila,UUD 1945,hak asasi manusia dan asas-asas
hukum yang diakui masyarakat beradab.

3. Hukum berdasarkan bentuknya dapat dibagi dua yaitu hukum yang tertulis (statute law,
written law,scriptum ), dan hukum yang tidak tertulis (un-statutery, un-written law), yaitu
hukum yang masih hidup dalam keyakinan dan kenyataan dalam masyarakat , dianut dan
ditaati oleh masyarakat yang bersangkutan dan salah satunya adalah kebiasaan tidak
tertulis yang karena dianggap patut lalu diulang dan diikuti sehingga selanjutnya
dianggap sebagai norma hukum dalam masyarakat yang bersangkutan.
Pertanyaan :
a. Bagaimana sebuah kebiasaan yang tidak tertulis yang kemudian dapat menjadi sebuah
norma hukum yang tidak tertulis ?
b. Bagaimana penerapan sebuah kebiasaan yang tidak tertulis ini yang kemudian menjadi
sebuah norma hukum yang tidak tertulis dalam sistem peradilan di Indonesia ?

Jawaban:

a. Kebiasaan tidak tertulis dapat menjadi norma hukum tidak tertulis karena hal tersebut
lahir dan tumbuh di dalam masyarakat dan diyakini memiliki hukum sebab
akibat.Masyarakat meyakini bahwa apabila melanggar kebiasaan-kebiasaan yang
telah berlaku turun-menurun ini dapat menimbulkan sanksi baik diberikan oleh
manusia (hukum adat) ataupun oleh tuhan (hukum agama)
b. Penerapan norma hukum tidak tertulis dalam sistem peradilan di Indonesia sangat
terbatas.Di bidang hukum pidana,hukum adat hanya berlaku apabila sesuai dengan
hukum pidana tertulis.Akan tetapi negara tetap menghormati dan menghargai norma
hukum tersebut selama sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip NKRI
yang diatur oleh undang-undang.
4. Lawrence M. Friedman menyebutkan bahwa sistem hukum meliputi komponen-
komponen sebagai berikut : Komponen Substansi Hukum, Komponen Struktur Hukum
dan Komponen Budaya (Budaya hukum masyarakat). Baru-baru ini pemerintah telah
mengesahkan Undang-Undang Cipta kerja (Omnibus Law), namun banyak terjadi
penolakan yang disertai unjuk rasa baik oleh buruh maupun para mahasiswa.
Pertanyaan :
Analysis tentang produk hukum tersebut baik secara Substansi Hukum, Struktur Hukum
maupun Budaya Hukum dalam hal :
a. Siapa yang terlibat dalam pembuatan produk perundang-undangan tersebut.
b. Bagaimana pengaturan dan proses pembuatan peraturan perundang-undangan tersebut.
c. Bagaimana upaya masyarakat terhadap produk peraturan perundang-undangan yang
tidak sejalan dengan kehendak masyarakat (yang dianggap bertentangan dengan
masyarakat).

Jawaban:

a. Pihak yang terlibat dalam pembentukan UU Cipta kerja yaitu Presiden,DPR,SatGas


Omnibus Law yang dibentuk oleh pemerintah,dan tim teknis tripartt yang
beranggotakan unsur pemerintah,serikat pekerja dan pengusaha.
b. Presiden Joko Widodo mengatakan pada 20 Oktober 2019 bahwa pemerintahannya
akan membuat Omnibus Law.Pada 22 Januari 2020 DPR mengesahkan RUU Cipta
Kerja masuk ke dalam program Legislasi Prioritas 2020.Kemudian pemerintah
menyerahkan draf UU Cipta Kerja.Setelahnya DPR menyetujui untuk membahas UU
Cipta Kerja dalam sidang Paripurna.Selama bulan April sampai dengan Oktober 2020
DPR menggelar 64 rapat membahas UU Cipta Kerja hingga pada akhirnya UU ini
disahkan oleh DPR pada tanggal 5 Oktober 2020.
c. Masyarakat banyak melakukan demontrasi untuk menolak UU Cipta Kerja ini baik
sebelum proses perumusan,selama proses berlangsung hingga setelah UU ini
disahkan oleh DPR.Sejumlah organisasi masyarakat juga berusaha melakukan
pembicaraan dan perundingan mengenai UU Cipta Kerja ini kepada
pemerintah.Setelah UU disahkan ,beberapa pihak berusaha mengajukan uji materi
UU Cipta Kerja ke Mahkamah Konstitusi.

Anda mungkin juga menyukai