1. nullum delictum, nulla poena sine praevia lege poenali, artinya: tiada delik, tiada pidana,
tanpa didahului oleh ketentuan pidana dalam perundang-undangan. Maksudnya suatu
perbuatan hanya dapat dihukum bila sebelum perbuatan tersebut dilakukan, telah ada
undang-undang yang melarangnya dan ada ancaman hukumanya.
Dalam tuntutan di kasus tersebut, JPU menyatakan pengerusakan lahan Japaya sesuai
pasal 412. Kalau pengerusakan lahan, mestinya barang buktinya tanah, bukan tanaman.
Tanah dan tanaman itu berbeda. Jadi menurut saya apa yang diputuskan hakim untuk
menjatuhkan vonis kepada nenek tersebut tidak masuk akal.
2. Mazhab yang digunakan pada kasus tersebut adalah Aliran legisme, yaitu aliran yang
menganggap semua hukum terdapat pada undang-undang. Hakim terikat dengan undang-
undang dalam melaksanakan tugasnya. Menurut saya aliran tersebut sudah tidak relevan
untuk diterapkan di indonesia. Karena undang-undang bersifat statis, sedangkan perubahan
dalam masyarakat itu selalu terjadi. Hal ini bisa mengakibatkan undang-undang sudah tidak
sesuai lagi dengan masyarakat yang sudah berubah.