Anda di halaman 1dari 3

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 3

Nama Mahasiswa : MUHRIM

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 042850185

Kode/Nama Mata Kuliah : PENGANTAR ILMU POLITIK

Kode/Nama UPBJJ : 18 / PALEMBANG

Masa Ujian : 2021/22.1 (2021.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1. A.) Yang bisa dilakukan warga masyarakat untuk menangulangi banjir terdapat pada paragraf
pertama,
Karena jika masyarakat melakuakannya yaitu membersihkan selokan, tidak membuang sampah
sembarangan seperti selokan dan aliran sungai, tidak mengecor saluran dengan permanen, maka air
langsung bisa mngalir lancer dan tidak akan tersumbat, jika masyrakat membiarkan lumpur
menumpuk pada selokan dan sampah penuh di slokan, maka air akan sulit mengalir, semakin banyak
lumpur dan sampah yang menumpuk maka Ketika turun hujan air akan tersumbat, dan akan
mengakiatkan banir pada lingkungan masyrarakat.
Oleh karena itu jika masyrakat rutin membersihkan slokan maka bisa mengurangi akan kebanjiran.

Tindakan birokrasi yang tegas harus dilakukan terdapat pada paragraf ke dua, karena disitu banyak
perusahaan yang legal maupun illegal menebang pohon tanpa menanamnya Kembali, tanah
diratakan dan tidak ada drainase. Hal tersebutlah yang paling bahaya bagi alam karena semuanya
penuh keseimbangan, jika hutan di tebang tanpa reboisasi tidak hanya banjir yang terjadi akan tetapi
tanah longsir pun bisa terjadi,
Maka dari itulah birokrasi yang di lakukan harus tegas oleh perusahaan yang sedang melakukannya
untuk kepentingan perusahaan tersebut.
B.) Max Weber mendefinisikan birokrasi sebagai bentuk organisasi yang penerapannya sesuai atau
berhubungan dengan tujuan bersama yang ingin dicapai. Artinya birokrasi digunakan untuk
mengorganisasikan pekerjaan secara teratur. Masyarakat modern membutuhkan satu bentuk
organisasi birokratik. Ada Aturan, Norma, dan Prosedur untuk Mengatur Organisasi Dalam model
teori birokrasi Max Weber, ditekankan mengenai pentingnya peraturan. Weber percaya bahwa
peraturan seharusnya diterapkan secara rasional dan harusnya ada peraturan untuk segala hal dalam
organisasi. Tentunya, peraturan-peraturan itu tertulis. Dengan demikian, organisasi akan
mempunyai pedoman dalam menjalankan tugas-tugasnya. Weber menggambarkan tipe birokrasi
ideal dalam nada positif, membuatnya lebih berbentuk organisasi rasional dan efisien daripada
alternatif yang terdapat sebelumnya, yang dikarakterisasikan sebagai dominasi karismatik dan
tradisional. Birokrasi memiliki karakteristik bahwa alur kekuasannya terpusat. Dalam pandangan
ini, organisasi dianggap akan menjadi paling efektif apabila manajemen pusat memiliki kontrol
terhadap proses pengambilan keputusan dan kegiatan pekerja.
Itulah kenapa banyak juga yang setuju dengan pendapat max weber karena selain negara kita dalah
negara hukum yang penuh peraturan dan max weber mendefinisikan tentang birokrasi sesuai
dengan keadaan amsyrakat yang ada di Indonesia.

2. Pemlihan Umum adalah sarana kedaulatan rakyat untuk memilih anggota Dewan Perwakilan
Rakyat, anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden, dan untuk memilih
anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas,
rahasia, jujur, dan adil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan
UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pemilu merupakan sarana bagi
masyarakat untuk ikut menentukan figur dan arah kepemimpinan negara atau daerah dalam periode
tertentu. Pemilihan Umum merupakan sebuah sarana demokrasi yang sangat penting dalam
kehidupan bernegara saat ini, karena dalam pemilihan umumlah kita dapat melihat perwujudan nyata
terdapatnya demokrasi dalam kehidupan bernegara. Pemilu adalah wujud nyata demokrasi
prosedural, meskipun demokrasi tidak sama dengan pemilihan umum, namun pemilihan umum
merupakan salah satu aspek demokrasi yang sangat penting yang juga harus diselenggarakan secara
demokratis. Oleh karena itu, lazimnya di negara-negara yang menamakan diri sebagai negara
demokrasi mentradisikan pemilu untuk memilih pejabat-pejabat publik di bidang legislatif dan
eksekutif baik di pusat maupun daerah.
Semua demokrasi modern melaksanakan pemilihan, tetapi tidak semua pemilihan adalah demokratis,
karena pemilihan yang demokratis bukan sekedar lambang, tetapi pemilihan yang demokratis harus
kompetitif, berkala, inklusif (luas), dan definitif yakni menentukan kepemimpinan pemerintah.

3. Umumnya konflik-konflik yang terjadi disebabkan karena perebutan kekuasaan tatkala suksesi
kepemimpinan di muktamar atau kongres. Konflik yang mengidap pada partai-partai politik karena
tidak adanya tradisi berpartai di kalangan elit-elit kita. Setiap perbedaan selalu diakhiri dengan
perpecahan, tidak dengan konsensus. UU Partai Politik No. 31 Tahun 2002, pada Bab VIII mengatur
tentang Peradilan Partai Politik. Dalam Pasal 16 dikatakan bahwa perkara partai politik diajukan
melalalui pengadilan negeri. Putusan itu hanya dapat diajukan kasasi kepada MA. Ketua MA Bagir
Manan yang mengeluarkan Surat Edaran MA Nomor 4 Tahun 2003 tentang Perkara Perdata Berkaitan
Pemilu dan Nomor Surat Edaran MA Nomor 5 Tahun 2003 tentang Gugatan yang Berkaitan Partai
Politik. Dalm surat edaran itu MA terkesan kuat tidak menginginkan lembaga peradilannya dijadikan
sebagai ruang publik untuk kepentingan pertarungan politik antarkader parpol.
Ini penting dilakukan dalam rangka memberikan pendidikan politik partai politik agar bisa
mewujudkan tradisi mengelola konflik internalnya secara elegan dan dewasa. Partai politik dipaksa
mengatasi konflik internalnya sebagai jalan untuk mendewasakan cara berdemokrasi. mekanisme
penyelesaian konflik dilakukan melalui mekanisme intrenal dalam rangka menamkan dan
menumbuhkan tradisi berpartai di kalangan elit-elit politik. Sudah saatnya setiap perbedaan dak
diakhiri dengan perpecahan, tetapi dengan konsensus. Saya kira sudah waktunya bagi partai politik
untuk melembagakan penyelesain konflik internalnya. Dalam upaya melembagakan penyelesaian
konflik itu, saya kira harus diatur melalui UU Partai Politik.

Anda mungkin juga menyukai