UNIVERSITAS TERBUKA
SEMESTER: 2022/23.2 (2023.1)
No Soal/Jawaban
1. Dalam Opini Surat Kepada Redaksi, 5 Maret 2021, pengirim opini mengangkat masalah
banjir dengan topik: Banjir dan Pandemi. Dikatakannya:
Perilaku besar pemicu banjir, termasuk eksploitasi hutan, baik legal maupun ilegal. Pohon
sebagai habitat alam ditebang tanpa reboisasi, tanah diratakan, dan tanpa sistem drainase.
Padahal, setiap perusahaan hak pemegang usaha hutan mestinya dilengkapi dengan analisis
mengenai dampak lingkungan (amdal). Tanpa kelengkapan dokumentasi dan tanpa
pelaksanaan sesuai dokumentasi, perusahaan tidak boleh beroperasi.
Menurut pengirim Surat Kepada Redaksi, banjir sebagai peristiwa alam bisa diprediksi dan
dicegah, berbagai upaya preventif perlu dilakukan. Dampak negatif bisa diantisipasi atau
diminimalkan. Jika sikap terhadap gejala alam yang kasatmata sulit, bagaimana sikap
terhadap hal tidak kasatmata.”
(Sumber: Opini: Surat Kepada Redaksi, 5 Maret 2021)
PERTANYAAN
Intisari dari tulisan tersebut: perlunya kerja sama birokrasi dan warga masyarakat dalam
mengatasi pemasalahan banjir.
a. Dalam tulisan tersebut, tunjukkan paragraf mana, yang terdapat tindakan yang
seharusnya bisa dilakukan oleh warga masyarakat! Tunjukkan pula paragraf mana
dalam tulisan tersebut, tindakan birokrasi yang harus tegas.
b. Beri argumentasi Anda terhadap fungsi birokrasi, gunakan pemikiran Max Weber!
2. Sistem pemilu Indonesia sejak era reformasi berusaha mendekatkan pada proses
pelaksanaan pemilu pada kaidah-kaidah demokrasi. Uraikan jawaban Anda dan kaitkan
argumentasi Anda dengan fungsi pemilu.
J: Pemilu merupakan salah satu pilar utama dari proses akumulasi kehendak masyarakat.
Pemilu sekaligus merupakan proses demokrasi untuk memilih pemimpin. Sesuai Undang-
undang Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan
Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah pengertian
pemilihan umum diuraikan secara detail. Pemilu adalah sarana pelaksanaan kedaulatan
rakyat yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam
Negara Kesatuan Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara
Republik Indonesia 1945. Dengan kata lain, pemilu merupakan sarana bagi rakyat untuk
menjalankan kedaulatan dan merupakan lembaga demokrasi.
Secara teoritis pemilihan umum dianggap merupakan tahap paling awal dari berbagai
rangkaian kehidupan tata negara yang demokratis. Sehingga pemilu merupakan motor
penggerak mekanisme sistem politik Indonesia. Sampai sekarang pemilu masih dianggap
sebagai suatu peristiwa kenegaraan yang penting. Hal ini karena pemilu melibatkan seluruh
rakyat secara langsung. Melalui pemilu, rakyat juga bisa menyampaikan keinginan dalam
politik atau sistem kenegaraan.
Melalui pemilu rakyat secara langsung dapat menetapkan kebijakan publik melalui
dukungannya kepada kontestan yang memiliki program aspiratif. Kontestan yang menang
karena didukung rakyat harus merealisasikan janji-janji ketika memegang tampuk
pemerintahan.
Secara singkat, tujuan pemilu adalah untuk menyeleksi para pemimpin pemerintahan baik
eskekutif maupun legislatif. Serta untuk membentuk pemerintahan yang demokratis, kuat
dan memperoleh dukungan rakyat dalam rangka mewujudkan tujuan nasional sesuai UUD
1945.
3. Kisruh partai politik telah sering terjadi. Terbaru adalah kisruh partai Demokrat, antara
kubu Ketum AHY dan ketum hasil KLB Moeldoko. Sebelumnya pernah terjadi kisruh di
internal PDI, yaitu antara PDIP Soejadi vs PDIP Megawati Soekarnoputri tahun 1996; ada
pula kisruh PKB Gus Dur vs Muhaimin Iskandar; Golkar Aburizal Bakrie vs Agung
Laksono dan begitu pula PPP Romahurmuziy vs Djan Farid. Pada intinya kisruh internal
partai politik menjadi pekerjaan pula bagi lembaga negara, dimana tugas utamanya adalah
pengesahan partai politik tersebut.
PERTANYAAN
Dalam konflik internal partai politik seperti tersebut di atas, penyelesaian secara konstitusi
kearah damai lazim ditempuh. Menurut Anda, lembaga negara mana yang paling berperan
dalam penyelesaian kisruh partai politik? Uraikan pula proses hukum yang dilakukan oleh
partai politik!
J: UU Partai Politik No. 31 Tahun 2002, pada Bab VIII mengatur tentang Peradilan Partai
Politik. Dalam Pasal 16 dikatakan bahwa perkara partai politik diajukan melalalui
pengadilan negeri. Putusan itu hanya dapat diajukan kasasi kepada MA. Konflik partai
politik yang baru-baru ini diselesaikan melalui MA adalah konflik yang terjadi di PKB.
Konflik antara kubu Abdurahman Wahid-Muhaimin Iskandar dengan Saefullah Yusuf-Alwi
Shihab. Dalam keputusan kasasinya, MA memenangkan kubu Abdurahman Wahid-
Muhaimin Iskandar. Buntut dari konflik itu, kubu Alwi Shihab yang didukung oleh Kyai
Langitan membentuk partai baru dengan nama PKNU.
Berkaitan dengan konflik partai yang diselesaikian melalui pengadilan tersebut, saya kira
menarik mencermati surat edaran MA. Ketua MA Bagir Manan yang mengeluarkan Surat
Edaran MA Nomor 4 Tahun 2003 tentang Perkara Perdata Berkaitan Pemilu dan Nomor
Surat Edaran MA Nomor 5 Tahun 2003 tentang Gugatan yang Berkaitan Partai Politik.
Dalm surat edaran itu MA terkesan kuat tidak menginginkan lembaga peradilannya
dijadikan sebagai ruang publik untuk kepentingan pertarungan politik antarkader parpol.
Bila partai politik terjadi konflik maka pengelolaanya tidak melibatkan pengadilan. Kader
politik harus mengelola konflik internalnya dan penyelesaiannya melalui mekanisme rumah
tangga internal partai politik. Konflik internal partai politik dalam penyelesainya agar tidak
melibatkan pengadilan.
Ini penting dilakukan dalam rangka memberikan pendidikan politik partai politik agar bisa
mewujudkan tradisi mengelola konflik internalnya secara elegan dan dewasa. Partai politik
"dipaksa " mengatasi konflik internalnya sebagai jalan untuk mendewasakan cara
berdemokrasi. Saatnya kader-kadaer partau politik menghormati mekanisme internal partai
politiknya. Juga untuk mendidik para kader partai politik untuk menghormati aturan rumah
tangganya sendiri.
Mengapa konflik partai politik harus diselsaikan melalui mekanisme internal, alasanya
sederhana. Bukankah salah satu fungsi dari partai politik adalah melakukan penyelesain
konflik. Nah, bila konflik yang terjadi dalam tubuhnya sendiri tidak bisa diselesaikan secara
internal, lalu bagaimana partai politik akan menyelesaikan konflik yang terjadi di dalam
masyarakat
Selain itu, mekanisme penyelesaikan konflik melalui mekanisme internal akan
membendung bentuk-bentuk intervensi dari luar. Bila menyelesain konflik melalui
pengadilan, kemungkinan terjadi manuver-menuver kepentingan untuk mempengaruhi
keputusan akan terjadi.
Selanjutnya, mekanisme penyelesaian konflik dilakukan melalui mekanisme intrenal dalam
rangka menamkan dan menumbuhkan tradisi berpartai di kalangan elit-elit politik.