DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
ADIT ROHIMAN
FETY KOMALA
IDES DASWATI
NOK DEVI FITRIA
WAHYU KURNIAWAN
TEKNIK KIMIA
2021
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah mencurahkan rahmat-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas pembuatan makalah yang berjudul “Amar Ma’aruf Nahi Munkar dan
Jihad” dengan lancar.
Selama melakukan penyusunan dan penulisan makalah ini kami banyak menghadapi
tantangan dan hambatan. Semuanya itu dapat teratasi berkat ridho Allah SWT. Kami
menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih banyak menampilkan kekurangan. Untuk
itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak bagi perbaikan makalah ini dan
menjadi masukan yang sangat berguna dalam penyusunan makalah berikutnya.
Dan akhirnya, semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan dapat menjadi
sumber informasi yang berguna.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................. 2
3.1 Kesimpulan............................................................................................ 10
3.2 Saran....................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 11
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Demokrasi adalah sistem politik dan pemerintahan yang didasarkan atas mandat yang
bersumber dari rakyat (civil). Secara formal dan pokok terdiri atas tiga lembaga negara,
yaitu eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Semakin ketiga lembaga ini mencapai
keseimbangan (equilibrium), kian demokratis pula sistem negara bersangkutan.Mandat
rakyat biasanya diperoleh melalui proses pemilihan umum, bukan melalui pengangkatan.
Jika setiap mandat diperoleh melalui pemilihan yang jujur, semakin demokratis pula proses
pemilihannya. Seluruh proses demokratis ini dipercaya bukan karena hasil paksaan apalagi
kudeta militer, melainkan atas dasar mandat yangjelas diperoleh dari konstituen.Demokrasi
mempunyai arti penting bagi masyarakat karena dengan demokrasi hak masyarakat untuk
menentukan sendiri jalannya organisasi pemerintahan sesuai kehendaknya dapat dijamin.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pengertian Hak Asasi Manusia, serta hubungannya
dan perkembangannya terhadap Demokrasi yang berkembang.
2. Untuk mengetahui penerapan hukum yang mengatur Hak Asasi Manusia serta
penerapannya terhadap kehidupan sehari-hari.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Demokrasi
2
Dari pendapat para ahli diatas terdapat benang merah atau ttik singgung tentang
pengertian demokrasi yaitu rakyat sebagai pemegang kekuasaan, pembuat dan penentu
keputusan dan kebijakan tertinggi dalam penyelenggaraan negara dan pemerintahan
serta mengkontrol terhadap pelaksanaan kebijakannya baik yang dilakukan secara
langsung oleh rakyat atau mewakilinya melalui lembaga perwakilan.
Ciri-ciri pokok pemerintahan demokratis :
Pemerintahan berdasarkan kehendak dan kepentingan rakyat banyak, dengan ciri-
ciri tambahan;
Konstitusional, yaitu bahwa prinsip-prinsip kekuasaan, kehendak dan kepentingan
rakyat diatur dan ditetapkan dalam konstitusi;
Perwakilan, yaitu bahwa pelaksanaan kedaulatan rakyat diwakilkan kepada
beberapa orang;
Pemilihan umum, yaitu kegiatan politik untuk memilih anggota-anggota parlemen;
Kepartaian, yaitu bahwa partai politik adalah media atau sarana antara dalam
praktik pelaksanaan demokrasi
Adanya pemisahan atau pembagian kekuasaan, misalnya pembagian/pemisahan
kekuasaan eksekutif, legislatif dan yudikatif.
Adanya tanggung jawab dari pelaksana kegiatan pemerintahan.
Adanya perlindungan Hak Asasi Manusia.
3
2. Periode 1959-1965 (Orde Lama)
Demokrasi Terpimpin Pandangan A. Syafi’i Ma’arif, demokrasi terpimpin
sebenarnya ingin menempatkan Soekarno sebagai “Ayah” dalam famili besar
yang bernama Indonesia dengan kekuasaan terpusat berada di tangannya. Dengan
demikian, kekeliruan yang besar dalam Demokrasi Terpimpin Soekarno adalah
adanya pengingkaran terhadap nilai-nilai demokrasi yaitu absolutisme dan
terpusatnya kekuasaan hanya pada diri pemimpin. Selain itu, tidak ada ruang
kontrol sosial dan check and balance dari legislatif terhadap eksekutif.
3. Periode 1965-1998 (Orde Baru) Demokrasi Pancasila
Ciri-ciri demokrasi pada periode Orde Lama antara lain presiden sangat
mendominasi pemerintahan, terbatasnya peran partai politik, berkembangnya
pengaruh komunis, dan meluasnya peranan ABRI sebagai unsur sosial politik.
Menurut M. Rusli Karim, rezim Orde Baru ditandai oleh; dominannya peranan
ABRI, birokratisasi dan sentralisasi pengambilan keputusan politik, pembatasan
peran dan fungsi partai politik, campur tangan pemerintah dalam persoalan partai
politik dan publik, masa mengambang, monolitisasi ideologi negara, dan
inkorporasi lembaga nonpemerintah
4. Periode 1998-sekarang( Reformasi )
Orde reformasi ditandai dengan turunnya Presiden Soeharto pada tanggal
21 Mei 1998. Jabatan presiden kemudian diisi oleh wakil presiden, B.J. Habibie.
Turunnya presiden Soeharto disebabkan karena tidak adanya lagi kepercayaan dari
rakyat terhadap pemerintahan Orde Baru. Bergulirnya reformasi yang mengiringi
keruntuhan rezim tersebut menandakan tahap awal bagi transisi demokrasi
Indonesia. Transisi demokrasi merupakan fase krusial yang kritis karena dalam
fase ini akan ditentukan ke mana arah demokrasi akan dibangun.
Hak Asasi Manusia (HAM) adalah hak-hak yang dimiliki manusia yang telah
diperoleh dan dibawanya bersamaan kelahiran atau kehadirannya di dalam kehidupan
masyarakat.Hak-hak ini dimiliki manusia tanpa perbedaan angsa, ras, agama atau
kelamin, karenanya bersifat asasi dan universal.
4
Dalam pasal 1 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM disebutkan
bahwa “Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakekat dan
keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-
Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum,
pemerintah dan setiap orang, demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat
manusia”
Ciri Pokok Hakikat HAM
Berdasarkan beberapa rumusan HAM di atas, dapat ditarik kesimpulan tentang
beberapa ciri pokok hakikat HAM yaitu:
1. HAM tidak perlu diberikan, dibeli ataupun diwarisi. HAM adalah bagian dari
manusia secara otomatis.
2. HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, ras, agama, etnis,
pandangan politik atau asal-usul sosial dan bangsa.
3. HAM tidak bisa dilanggar. Tidak seorangpun mempunyai hak untuk membatasi atau
melanggar hak orang lain. Orang tetap mempunyai HAM walaupun sebuah Negara
membuat hukum yang tidak melindungi atau melanggar HAM.
5
Generasi ketiga sebagai reaksi pemikiran HAM generasi kedua. Generasi ketiga
menjanjikan adanya kesatuan antara hak ekonomi, sosial, budaya, politik dan hukum
dalam suatu keranjang yang disebut dengan hak-hak melaksanakan pembangunan.
Dalam pelaksanaannya hasil pemikiran HAM generasi ketiga juga mengalami
ketidakseimbangan dimana terjadi penekanan terhadap hak ekonomi dalam arti
pembangunan ekonomi menjadi prioritas utama, sedangkan hak lainnya terabaikan
sehingga menimbulkan banyak korban, karena banyak hak-hak rakyat lainnya yang
dilanggar.
Generasi keempat yang mengkritik peranan negara yang sangat dominant dalam
proses pembangunan yang terfokus pada pembangunan ekonomi dan menimbulkan
dampak negative seperti diabaikannya aspek kesejahteraan rakyat. Selain itu program
pembangunan yang dijalankan tidak berdasarkan kebutuhan rakyat secara keseluruhan
melainkan memenuhi kebutuhan sekelompok elit. Pemikiran HAM generasi keempat
dipelopori oleh Negara-negara di kawasan Asia yang pada tahun 1983 melahirkan
deklarasi hak asasi manusia yang disebut Declaration of the basic Duties of Asia
People and Government.menurut jimly, konsepsi hak asasi manusia yang terakhir inilah
yang justru tepat disebut sebagai Konsepsi HAM Generasi Kedua, karena sifat
hubungan kekuasaan yang diaturnya memang berbeda dari konsepsi-konsep HAM
sebelumnya. Sifat hubungan kekuasaan dalam konsepsi Generasi Pertama bersifat
vertikal, sedangkan sifat hubungan kekuasaan dalam konsepsi Generasi Kedua bersifat
horizontal. Dengan demikian, pengertian konsepsi HAM generasi kedua dan generasi
ketiga sebelumnya cukup dipahami sebagai perkembangan varian yang sama dalam
tahap pertumbuhan konsepsi generasi pertama.
Sejalan dengan pemikiran ini maka PBB memprakarsai berdirinya sebuah komisi
HAM untuk pertama kali yang diberi namaComission on Human Rights pada tahun
1946. Komisi inilah yang kemudian menetapkan secara terperinci beberapa hak-hak
ekonomi, dan sosial, disamping itu hak politis yaitu:
1. Setiap orang berhak untuk hidup, mempertahankan hidup dan kehidupannya.
2. Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan, perlakuan atau penghukuman
lain yang kejam, tidak manusiawi dan merendahkan martabat kemanusiaan.
3. Setiap orang berhak untuk bebas dari segala bentuk perbudakan.
4. Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya.
5. Setiap orang berhak untuk bebas memiliki keyakinan, pikiran dan hati nurani.
6. Setiap orang berhak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum.
6
7. Setiap orang berhak atas perlakuan yang sama di hadapan hukum dan
pemerintahan.
8. Setiap orang berhak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut.
9. Setiap orang berhak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan
melalui perkawinan yang sah.
10. Setiap orang berhak akan status kewarganegaraan.
11. Setiap orang berhak untuk bebas bertempat tinggal di wilayah negaranya,
meninggalkan dan kembali ke negaranya.
12. Setiap orang berhak memperoleh suara politik.
13. Setiap orang berhak bebas dari segala bentuk perlakuan diskriminatif dan berhak
mendapatkan perlindungan hukum dari perlakuan yang bersifat diskriminatif
tersebut.
7
Pengakuan akan Hak Asasi Manusia di Indonesia telah tercantum dalam Undang-
Undang Dasar 1945 yang sebenarnya lebih dahulu ada dibandingkan dengan Deklarasi
PBB yang lahir pada 10 Desember 1948. Pengakuan akan Hak Asasi Manusia di
Indonesia telah tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan peraturan
perundang-undangan lainnya adalah sebagai berikut:
1. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 Alinea Pertama
2. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 Alinea Keempat
3. Batang Tubuh Undang-Undang Dasar 1945
4. Ketetapan MPR
8
Dari pendapat di atas, sesungguhnya dapat dilihat bagaimana hubungan
demokrasi dan Hak Asasi Manusia. Demokrasi punya keterkaitan yang erat dengan Hak
Asasi Manusia karena sebagaimana dikemukakan tadi, makna terdalam dari demokrasi
adalah kedaulatan rakyat, yaitu rakyatlah sebagai pemegang kekuasaan politik tertinggi
dalam suatu negara. Posisi ini berarti, secara langsung menyatakan adanya jaminan
terhadap hak sipil dan politik rakyat (Konvenan Hak Sipil dan Politik), pada dasarnya
dikonsepsikan sebagai rakyat atau warga negara untuk mencapai kedudukannya sebagai
penentu keputusan politik tertinggi. Dalam persepktif kongkret ukuran untuk menilai
demokratis atau tidaknya suatu negara, antara lain; berdasarkan jawaban atas
pertanyaan seberapa besarkah tingkat kebebasan atau kemerdekaan yang dimiliki oleh
atau diberikan kepada warga Negara di Negara itu ? Makin besar tingkat kebebasan,
kemerdekaan dimaksudkan di sini adalah kebebasan, kemerdekaan dan hak
sebagaimana dimasukkan dalam kategori Hak-Hak Asasi Manusia generasi pertama.
Misalnya, kebebasan untuk menyatakan pendapat, kemerdekaan untuk menganut
keyakinan politik, hak untuk diperlakukan sama dihadapan hukum.
9
konsep negara hukum, sekaligus merupakan pelaksanaan demokrasi karena konstitusi
adalah wujud perjanjian sosial tertinggi.
Oleh karena itu tidak terlalu keliru jika Francis Fukuyama mengatakan bahwa
“sejarah telah berakhir (the end of history)”, manakala harus menjelaskan fenomena
yang demikian. Dengan diadopsinya system nilai demokrasi, terutama liberal, maka
secara langsung dan tidak langsung, telah mengakhiri sebuah evolusi persaingan antara
dua ideology besar di dunia, yakni demokrasi liberal yang berdasarkan ekonomi pasar,
di satu pihak, melawan komunisme serta sentralisme ekonomi di pihak lain, dengan
ideology yang disebut pertama sebagai pemenangnya, dimasa yang lalu soviet dan AS
adalah kubu yg selalu bertikai, bipolar, amerika yang pro kebebasan dan soviet yang
anti kekerasan, tapi sekarang sudah bubar jadi dunia sekarang seolah olah miring
memihak kepada ide kebebasan, yang oleh fukuhiyama disebut the end of history ( tdk
ada lagi otoritarian isu). Pada saat yang sama, mereka melihat banyak negara barat atau
Negara non-barat lainnya yang menerapkan system demokrasi liberal, mengalami
kemajuan yang sangat pesat. Pada tahap inilah pikiran- pikiran demokrasi liberal
mencuat ke permukaan. Apa yang disebut sebagai Gelombang Demokrasi Ketiga, telah
menjadi warna dominan dari wacana bernegara di seluruh dunia. Meski Huntington
mengingatkan bahwa tidak berarti semuanya akan berjalan dengan mulus, namun
fenomena global sekarang mengarah pada apa yang dikatakan Fukuyama tersebut di
atas, “The End of History”.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Demokrasi adalah salah satu bentuk pemerintahan dalam sebuah negara dengan
kekuasaan pemerintahannya berasal dari rakyat, baik secara langsung ataupun melalui
perwakilan. Sedangkan HAM merupakan hak yang melekat pada manusia secara
kodrati dan tidak dapat dihilangkan oleh pihak lain.
Demokrasi dan HAM merupakan elemen yang penting untuk mewujudkan suatu
negara yang berkeadaban
Demokrasi punya keterkaitan yang erat dengan Hak Asasi Manusia sebab Hak
Asasi Manusia akan terwujud apabila dijamin oleh negara yang demokratis dan
demikian sebaliknya, demokrasi akan terwujud apabila negara mampu manjamin
tegaknya Hak Asasi Manusia.
Sejak Indonesia merdeka dan berdaulat sebagai sebuah negara pada tanggal 17
Agustus 1945, para Pendiri Negara Indonesia (the Founding Fathers) melalui UUD
1945 (yang disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945) telah menetapkan bahwa Negara
Kesatuan Republik Indonesia menganut paham atau ajaran demokrasi, dimana
kedaulatan berada ditangan Rakyat. Oleh karena itu Indonesia sebagai negara
demokratis harus mampu menjamin tegaknya HAM agar dapat mewujudkan suatu
negara yang berkeadaban.Dan perkembangan demokrasi dan HAM di Indonesia dapat
dilihat dari periode sebelum kemerdekaan hingga periode setelah kemerdekaan (hingga
sekarang).
3.2 Saran
Pemerintah harus lebih meningkatkan jaminan terhadap penegakan Hak Asasi
Manusia di Indonesia karena di masa sekarang ini masih banyak terjadi kasus-kasus
pelanggaran HAM. Dan Pemerintah harus lebih aktif lagi dalam penerapan hukum
terhadap pelanggaran HAM, sehingga dengan begitu Demokrasi pun berjalan dengan
seimbang dan sesuai keinginan masyarakat.
11
DAFTAR PUSTAKA
Hukum Tata Negara dan Pilar-Pilar Demokrasi, Jakarta: Sinar Grafika, 2012.
Asshiddiqie, Jimly, Konstitusi & Konstitusionalisme Indonesia, Jakarta: Konstitusi Press, 2005.
Ubadillah, A. dkk, Pendidikan Kewargaan: Demokrasi, HAM & Masyarakat Madani, Jakarta:
IAIN Jakarta Press, 2000.
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999.
Winarno, Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan, Jakarta: Pt Bumi Aksara, 2012.
Zubaidi, Kaelan dan Achmad, Pendidikan Kewarganegaraan,,Yogyakarta: Paradigma, 2007.
12