Anda di halaman 1dari 25

DEMOKRASI DAN PENDIDIKAN DEMOKRASI

Disusun oleh :
Egi Thumbara
Nenden Nuraeni Syaomi

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI LATIFAH MUBAROKIYYAH
PONDOK PESANTREN SURYALAYA
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang masih memberikan nafas
kehidupan, sehingga saya dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini dengan judul
“Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi”.

Akhirnya saya sampaikan terima kasih atas perhatiannya terhadap makalah ini, dan penulis
berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi diri saya sendiri khususnya dan  pembaca pada
umumnya.

Tak ada gading yang tak retak, begitulah adanya makalah ini. Dengan segala kerendahan hati,
saran-saran dan kritik yang konstruktif sangat saya harapkan dari para pembaca guna
peningkatan pembuatan makalah pada tugas yang lain dan pada waktu mendatang.

Tasikmalaya, Desember 2022

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …..……………………………………………………………..….... i


DAFTAR ISI ……………………………………………..…………………………....……. ii

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………``````..………..
…..… 1
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………… ……....…….1
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………………...….…...…....1
1.3 Tujuan Pembahasan ………………………………………………………….…......…… 1
BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………………………….....
……...…. 2
2.1 PengertianDemokrasi ……………………………………………...……….………….… 2
2.2 Pengertian Pendidikan Demokrasi………………………………...……………………... 4
2.3 Sejarah Pertumbuhan Demokrasi ……………………………………...……………........ 4
2.4 Teori dan Konsep Demokrasi ……………………………………………..………….…..7
2.5 Kaitan Demokrasi dan Bentuk Pemerintahan ………….………………..………...….…10
2.6 Pola Pendidikan Demokrasi ……………………………………………………………. 10
2.7 Implementasi Pendidikan Demokrasi ……………………………………………….…. 12
2.8 Esensi Demokrasi Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah …………………..…14
BAB III
PENUTUP ………………………………………………………………………………..... 16
3.1 Simpulan …………………………………………………………………………...…….16
3.2 Saran …………………………………………………………………………………..…16
DAFTARPUSTAKA …………………………………………………………………… . 17
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di dalam pembahasan makalah ini, kami akan membahas tentang Demokrasi dan
Pendidikan Demokrasi. Secara sederhana konteks Demokrasi ini menunjukkan
adanya pemerintahandari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Sistem Demokrasi
merupakan suatu bentuk tindakan yang menghargai perbedaan prinsip,
keberagaman nilai – nilai masyarakat dalam suatu Negara, dan memberikan
kebebasan bertindak sesuai dengan kehendaknya dalam batasan normatife tertentu.
Budaya Demokrasi terbentuk disuatu Negara ditentukan oleh penerapan sistem
Pendidikan yang berlaku , sehingga Pendidikan akan memberikan implikasi pada
peningkatan taraf keperdulian masyarakat terhadap hak dan kewajibannya dalam
menggunakan pikiran , tenaga , dan suaranya , dengan harapan masyarakat
mempunyai pola pikir yang kreatif serta daya inovasi yang tinggi.
https://doi.org/10.31219/osf.io/xfdw7. MLA. Ramadhani, Firda P. R. “MAKALAH
DEMOKRASI PENDIDIKAN.

1.2 Rumusan Masalah


Dari uraian latar belakang di atas, maka permasalahan yang hendak kami bahas
adalah sebagai berikut :
1. Pengertian Demokrasi
2. Pengertian Pendidikan Demokrasi
3. Sejarah Pertumbuhan DEmokrasi
4. Teori dan Konsep Demokrasi
5. Kaitan Demokrasi dan Bentuk Pemerintahan
6. Pola Pendidikan Demokrasi
7. Implementasi Pendidikan Demokrasi
8. Esensi Demokrasi Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

1.3 Tujuan Pembahasan


1. Agar memiliki pemahaman tentang demokrasi dan bisa mengaplikasikannya
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
2. Menumbuhkembangkan pola sikap dan pola pikir yang komprehensif

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Demokrasi

Istilah “Demokrasi” berasal dari bahasa Yunani, Demos yang berarti rakyat, dan
Kratos yang berarti pemerintahan. Dengan demikian, yang dimaksud dengan
Demokrasi adalah sistem pemerintahan yang berasal dari rakyat, dan
mengikutsertakan rakyat dalam pemerintahan Negara. Dari sudut terminologi atau
istilah, banyak sekali definisi demokrasi yang dikemukakan oleh pra ahli politik yang
masing-masing memberikan definisi dari susdut yang berbeda-beda. Berikut ini
beberapa definisi tentang demokrasi.
1. Hariris Soche
Demokrasi adalah bentuk pemerintahan rakyat, karena itu kekusaan
pemerintah itu melekat pada diri rakyat, diri orang banyka, dan merupkan hak
bagi rakyat atau orang banyak untuk mengatur, memepertahankan, dan
melindungi dirinya dari paksaan dan perkosaan orang lain atau badan yang
diserahi untuk pemerintah.
2. Henry B. Mayo
Sistem politik demokratis adalah sistem yang menunjukan bahwa
kebijaksanaan umum di tentukan atas dasar mayoritas oleh wakil-wakil yang
diawasi secara efektif oleh rkayat dengan pemilihan-pemilihan berkala yang
didasarkan atas prinsip kesamaa politik dan di selenggarakan dalam suasana
terjaminya sisitem politik.
3. Commission International of Jurist
Demokrasi adalah sustu bentuk pemerintahan dimana hak untuk keputusan-
keputusan politik didelenggarakan oleh warga negara melalui wakil-wakil
yang dipilih oleh mereka dan yang bertanggung jwab kepada mereka melalui
suatu proses pemilihan yang bebas.
4. C. F. Strong
Demokrasi adalah sustu sistem pemerintahan diman mayoritas anggota dewasa
dari masyarakat politik ikut serta atas dasar sistem perwakilan yang menjamin
bahwa pemerintah akahirnya mempertanggung jawabkan tindakan-tindakan
pada mayoritas itu.
5. Abraham Lincoln tahun 1863
Demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat
( government of the people, by the people and for the people). Hal ini
merupakan pengertian demoraksi yang paling populer dari pengertian yang
ada.
Istilah demokrasi pertama kali dipakai di Yunani kuno, khusunya di kota
Arthea, untuk menunjukaan sistem pemerintahan yang berlaku disana.

2
Kota-kota didaerah Yunani pada waktu itu merupakan kota kecil.
Penduduknya tidak begitu banyak sehingga mudah dikumpulkan oleh
pemerintah dalam satu rapat untuk musyawarah. Dalam rapat itu diambil
keputusan bersama mengenai garis-garis besar kebijaksanaan pemerintah yang
akan dilaksanakan dan segala permasalahan mengenai kemasyarakatan.
Dalam sistem pemerintahan Demokrasi, kekuasaan tertinggi berada di tangan
rakyat. Tetapi, rakyat tidak melaksanakan kedaulatannya secara langsung.
Rakyat akan mewakilkannya kepada wakil-wakil rakyat. Kedaulatan rakyat
yang dimaksud di sini bukan dalam arti hanya kedaulatan memilih Presiden
atau anggota-anggota parlemen secara langsung, tetapi dalam arti yang lebih
luas. Pemilihan Presiden / anggota-anggota parlemen secara langsung belum
menjamin bahwa negara tersebut adalah negara Demokrasi. Karena hal itu
hanya sedikit dari sekian banyak kedaulatan rakyat. Walaupun perannya dalam
sistem Demokrasi tidak besar, pemilihan umum sering disebut ”Pesta
Demokrasi”. Ini adalah salah satu akibat cara berpikir lama dari sebagian
masyarakat yang masih terlalu tinggi meletakkan tokoh idola, bukan sistem
pemerintahan yang bagus, sebagai tokoh impian ratu adil. Padahal sebaik apa
pun seorang pemimpin negara, masa hidupnya akan jauh lebih pendek
daripada masa hidup suatu sistem yang sudah teruji mampu membangun
negara. Dengan pengertian seperti itu, Demokrasi yang dipraktikkan adalah
Demokrasi Perwakilan.
Salah satu pilar Demokrasi adalah prinsip Trias Politica yang membagi tiga
kekuasaan politik negara (Eksekutif, Yudikatif, dan Legislatif) untuk
diwujudkan dalam tiga jenis Lembaga Negara yang saling lepas dan berada
dalam peringkat yang sejajar satu sama lain. Kesejajaran dan independensi
ketiga jenis Lembaga Negara ini diperlukan agar ketiga Lembaga Negara ini
bisa saling mengawasi dan saling mengontrol.
Ketiga jenis Lembaga Negara tersebut adalah Lembaga-Lembaga pemerintah
yang memiliki kewenangan untuk mewujudkan dan melaksanakan
kewenangan Eksekutif, Lembaga-Lembaga pengadilan yang berwenang
menyelenggarakan kekuasaan Yudikatif, dan Lembaga-Lembaga perwakilan
rakyat yang memiliki kewenangan menjalankan kekuasaan Legislatif. Di
bawah sistem ini, keputusan Legislatif dibuat oleh masyarakat atau oleh wakil
yang wajib bekerja dan bertindak sesuai aspirasi masyarakat yang diwakilinya
dan yang memilihnya melalui proses pemilihan umum Legislatif, selain sesuai
hukum dan peraturan.
Demokrasi mengandung nilai-nilai moral. Jadi dalam penerapannya,
Demokrasi harus dilandasi dengan nilai-nilai Demokrasi.
https://www.academia.edu/49287738/
Makalah_Demokrasi_dan_Pendidikan_Demokrasi_PPKn

3
2.2 Pengertian Pendidikan Demokrasi

Menurut Winataputra dan Budimansyah (2012:223) pendidikan demokrasi adalah


upaya sistematis yang dilakukan negara dan masyarakat untuk memfasilitasi individu
warganegara agar memahami, menghayati, mengamalkan, dan mengembangkan
konsep, prinsip, dan nilai demokrasi sesuai dengan status dan perannya dalam
masyarakat. Sedangkan pengertian pendidikan demokrasi lebih khusus dijelaskan
menurut Zamroni (2013:22-23), dapat dilihat sebagai suatu proses memberikan
kesempatan kepada para siswa guna mempraktikan kehidupan yang demokratis baik
di kelas, di sekolah, maupun masyarakat, dengan tujuan agar para siswa memahami
bagaimana proses politik suatu negara berlangsung sehingga berpartisipasi secara
efektif dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Berdasarkan
pengertian-pengertian diatas, pendidikan demokrasi dapat diartikan sebagai usaha
yang dilakukan secara sadar untuk mengembangkan nilai-nilai dan sikap demokratis
di dalam pembelajaran, di lingkungan sekolah, maupun di masyarakat, dimana nilai
dan sikap demokratis nantinya akan berguna bagi dirinya untuk ikut aktif dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Berkenaan dengan hal tersebut disarankan oleh Gandal dan Finn (Winataputra dan Budimansyah,
2012:231-232) perlunya mengembangkan model school-based democracy education paling tidak
dalam empat alternatif bentuk:
1. Perhatian yang cermat diberikan pada the root and branches of the democratic
idea atau landasan dan bentuk-bentuk demokrasi.
2. Adanya kurikulum yang dapat memfasilitasi siswa untuk mengeksplorasi
bagaimana ide demokrasi telah diterjemahkan ke dalam bentuk-bentuk
kelembagaan dan praktik di berbagai belahan bumi dalam berbagai kurun waktu.
Dengan demikian siswa akan mengetahui dan memahami kekuatan dan
kelemahan demokrasi dalam berbagai konteks ruang dan waktu.
3. Adanya kurikulum yang memungkinkan siswa dapat mengeksplorasi sejarah
demokrasi di negaranya untuk dapat menjawab persoalan apakah kekuatan dan
kelemahan demokrasi yang diterapkan di negaranya dalam berbagai kurun
waktu.
4. Tersedianya kesempatan bagi siswa untuk memahami kondisi demokrasi yang
diterapkan di negara-negara di dunia, sehingga para siswa memiliki wawasan
yang luas tentang aneka ragam sistem sosial demokrasi dalam berbagai konteks.

2.3 Sejarah Pertumbuhan Demokrasi


Ada empat perkembangan demokrasi dari masa ke masa. Berikut penjelasannya:
1. Demokrasi Parlementer (1945 - 1959)
Demokrasi parlementer ini dimulai ketika Indonesia resmi menjadi negara yang
merdeka hingga berakhir di tahun 1959. Demokrasi parlementer adalah sistem
demokrasi yang menempatkan parlemen sebagai bagian fundamental di
pemerintahan.

4
Akan tetapi, konsep demokrasi ini dianggap kurang cocok untuk Indonesia.
Lemahnya budaya demokrasi untuk mempraktikkan demokrasi model barat ini
telah memberi peluang sangat besar kepada partai-partai politik mendominasi
kehidupan sosial politik.
Pada masa ini pula digelar Pemilu pertama pada 1955. Pemilu 1955 mendapat
pujian dari berbagai pihak, termasuk dari negara-negara asing. Pemilu ini diikuti
oleh lebih 30-an partai politik dan lebih dari seratus daftar kumpulan dan calon
perorangan.
Beberapa hal yang menarik dari Pemilu 1955 adalah tingginya kesadaran
berkompetisi secara sehat. Misalnya, meski yang menjadi calon anggota DPR
adalah perdana menteri dan menteri yang sedang memerintah, mereka tidak
menggunakan fasilitas negara dan otoritasnya kepada pejabat bawahan untuk
menggiring pemilih yang menguntungkan partainya

2. Demokrasi Terpimpin (1959 - 1965)


Demokrasi terpimpin adalah sistem pemerintahan, di mana segala kebijakan atau
keputusan yang diambil dan dijalankan berpusat kepada satu orang, yaitu
pemimpin pemerintahan.
Demokrasi terpimpin ini dimulai pada tahun 1959 ketika Presiden Soekarno
mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Ciri yang paling khas dari konsep
demokrasi terpimpin adalah kehadiran peran dan campur tangan presiden selaku
pemimpin tertinggi demokrasi dan revolusi yakni Presiden Sukarno.
Di lain sisi, demokrasi terpimpin juga terlihat dari pengaruh komunis dan
peranan tentara (ABRI) di politik Indonesia.
Pada masa demokrasi terpimpin banyak terjadi penyelewengan terhadap
Pancasila dan UUD 1945, seperti:
 Pembentukan Nasionalis, Agama, dan Komunis (Nasakom)
 Tap MPRS No. III/MPRS/1963 tentang Pengangkatan Soekarno sebagai
presiden seumur hidup
 Pembubaran DPR hasil pemilu oleh presiden
 Pengangkatan ketua DPR Gotong Royong/MPRS menjadi menteri negara
oleh presiden
 GBHN yang bersumber pada pidato presiden tanggal 17 Agustus 1959 yang
berjudul 'Penemuan Kembali Revolusi Kita' ditetapkan oleh DPA bukan
MPRS
Demokrasi Pancasila era Orde Baru (1965 - 1998)
Setelah peristiwa G30S PKI terjadi di tahun 1965, terjadi pergantian pemimpin
dari Soekarno menuju Soeharto. Era orde baru ini juga dikenal dengan istilah
Demokrasi Pancasila yang menjadikan Pancasila sebagai landasan demokrasi.
Akan tetapi, rezim yang berkuasa selama 32 tahun juga dihantui dengan
beberapa penyimpangan, seperti:
 Penyelenggaraan pemilu yang tidak jujur dan tidak adil
 Penegakan kebebasan berpolitik bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS)
5
 Kekuasaan kehakiman (Yudikatif) yang tidak mandiri karena para hakim
adalah anggota PNS Departemen kehakiman
 Kurangnya jaminan kebebasan mengemukakan pendapat
 Sistem kepartaian yang otonom dan berat sebelah
 Maraknya praktik kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN)

3. Demokrasi Pancasila era Orde Baru (1965 - 1998)


Setelah peristiwa G30S PKI terjadi di tahun 1965, terjadi pergantian pemimpin dari
Soekarno menuju Soeharto. Era orde baru ini juga dikenal dengan istilah Demokrasi
Pancasila yang menjadikan Pancasila sebagai landasan demokrasi.

Akan tetapi, rezim yang berkuasa selama 32 tahun juga dihantui dengan beberapa
penyimpangan, seperti:

· Penyelenggaraan pemilu yang tidak jujur dan tidak adil

· Penegakan kebebasan berpolitik bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS)

· Kekuasaan kehakiman (Yudikatif) yang tidak mandiri karena para hakim adalah
anggota PNS Departemen kehakiman

· Kurangnya jaminan kebebasan mengemukakan pendapat

· Sistem kepartaian yang otonom dan berat sebelah

· Maraknya praktik kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN)

4. Demokrasi Reformasi (1998 - sekarang)


Berakhirnya rezim orde baru yang berkuasa selama 32 tahun melahirkan demokrasi
baru yang dikenal dengan istilah era reformasi. Era reformasi adalah fase demokrasi
yang kembali ke prinsip dasar demokrasi, seperti:
 Adanya Pemilu secara langsung
 Kebebasan Pers
 Desentralisasi
 Hak-hak dasar warga negara lebih terjamin
 Rekrutmen politik yang inklusif

6
2.4 Teori dan Konsep Demokrasi

1. TEORI DEMOKRASI

Istilah demokrasi berasal dari bahasa Yunani kuno, yang dicetuskan di Athena
pada abad ke-5 sebelum Masehi. Demos berarti rakyat, dan Cratos/Kratien/Kratia
artinya kekuasaan/berkuasa/pemerintahan, sehingga demokrasi bisa diartikan sebagai
pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.

Negara Yunani kuno menjadi contoh awal negara yang melaksanakan system
hukum demokrasi modern. Sistem demokrasi di negara kota (city state) Yunani kuno
khususnya Athena, merupakan demokrasi langsung (direct democracy), yaitu bentuk
pemerintahan di mana hak untuk membuat keputusan-keputusan politik yang
dijalankan langsung oleh warga negara tidak berdasarkan mayoritas.

Sifat langsung dari demokrasi Yunani kuno dapat dilaksanakan dengan efektif
karena berlangsung dalam kondisi sederhana, wilayahnya terbatas (terdiri dari kota
dan daerah sekitarnya), jumlah penduduknya sedikit (300 ribu penduduk dalam satu
negara kota). Ketentuan-ketentuan demokrasi tidak berlaku bagi mayoritas budak
belian dan pedagang asing.
Dalam sejarah awal perkembangannya demokrasi juga memakan korban.
Socrates, filsuf terkemuka negara Yunani kuno, sangat kritis membela pemikiran-
pemikirannya, yaitu agar kaum muda tidak mempercayai para dewa dan mengajari
mereka untuk mencapai kebijaksanaan sejati dengan berani bersikap mencintai
kebenaran sehingga terhindar dari kedangkalan berpikir.

2. Konsep-Konsep Mengenai Demokrasi

Kita mengenal bermacam-macam istilah demokrasi, ada yang dinamakan


demokrasi konstitusional, demokrasi parlementer, demokrasi Terpimpin, demokrasi
Pancasila, demokrasi rakyat, demokrasi Soviet, demokrasi nasional, dan sebagainya,
dimana semua konsep ini memakai memakai istilah demokrasi, yang menurut asal
katanya berarti “kekuasaan rakyat” atau “government or rule by the people” atau
dalam bahasa Yunani kata demos berarti rakyat, kratos/kratein berarti
kekuasaan/berkuasa.
Sesudah perang dunia II kita banyak melihat gejala bahwa secara formil demokrasi
merupakan dasar dari kebanyakan negar di dunia. Menurut suatu penelitian yang
dilaksanakan oleh UNESCO dalam tahun 1949 maka “mungkin untuk pertama kali
dalam sejarah demokrasi dinyatakan sebagai nama yang paling baik dan wajar untuk
semua sistem organisasi politik dan sosial yang diperjuangkan oleh pendukung-
pendukung yang berpengaruh”.
Akan tetapi UNESCO juga menarik kesimpulan bahwa ide demokrasi dianggap
ambiguous atau mempinyai arti-dua, yang sekurang-kurangnya ada ambiguity atau
ketentuan “mengenai lembaga-lembaga atau cara-cara yang dipakai untuk
melaksanakan ide, atau mengenai keadaan kulturil serta histories yang mempengaruhi
istilah, ide dan praktek demokrasi” (ethier in the institusions or devices employed to
effect the idea or in the cultural or historical circumstances by which word, ide and
practice are conditioned)1.
7
Tetapi diantara sekian banyak aliran fikiran yang dinamakan demokrasi ada dua
kelompok aliran yang paling penting, yaitu demokrasi konstitusionil dan satu
kelompok lainnya yang menamakan dirinya “demokrasi”, tetapi yang pada
hakekatnya mendasarkan dirinya atas komunisme. Kedua kelompok aliran demokrasi
mula-mula berasal dari Eropa, tetapi sesuadh perang dunia ke II nampak jyga
didukung oleh beberapa Negara-negara baru di Asia, seperti India, Pakistan, Filipina,
dan Indonesia yang sangat mencita-citakan demokrasi konstitusionil, sekalupun
terdapat bermacam-macam bentuk pemerintahan maupu gaya hidup dalam Negara-
negara tersebut. Dilain fihak ada Negara-negara baru di Asia yag mendasarkan diri
atas azas-azas komunisme, yaitu R.R.C., Korea Utara, dan sebagainya.
Demokrasi yang dianut di Indonesia, yaitu demokrasi berdasarkan Pancasila, yang
masih dalam taraf perkembangan dan mengenai sifat-sifat dan cirri-cirinya terdapat
berbagai tafsiran serta pandangan. Tetapi yang tidak dapat di sangkal ialah bahwa
beberapa nilai pokok dari demokrasi konstitusionil cukup jelas tersirat dalam Undang-
Undang Dasar 1945. selain dari pada itu Undang-Undang Dasar nagara kita menyebut
secara eksplisit dua prinsip yang menjiwai naskah itu, dan yang tercantum dalam
penjelasan mengenai Sistem Pemerintahan Negara yaitu :
I. Indonesia adalah Negara yang berdasarkan atas hukum (Rechtsstaat). Negara
Indonesia berdasarkan atas Hukum (Rechtsstaat), tidak berdasarkan kekuasaan
belaka (Machtsstaat).
II. Sistem Konstitusionil.
Pemerintahan berdasarkan atas Sistem Konstitusi (Hukum Dasar), tidak
bersifat Absolutisme (kekuasaan yang tidak terbatas). Berdasarakan dua istilah
“(Rechtsstaat)”, dan “sistem konstitusi”, maka jelas bahwa demokrasi yang
menjadi dasar dari Undang-Undang Dasar 1945, ialah demokrasi konstitusionil.
Di samping itu corak khas demokrasi Indonesia yaitu “kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan”, dimuat
dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar.
Kalau sesudah tertumpasnya G. 30 S/PKI dalam tahun 1965 sudang terang
bahwa yang kita cita-citakan yaitu adalah demokrasi konstitusionil, tetapiu tidak
dapat disangkal bahwa dalam masa demokrasi demokrasi Terpimpin kita sedikit
banyak terpengaruh oleh beberapa konsep komunitas berkat kelihaian PKI untuk
menyusupkan konsep-konsep dari alam pikiran komunisme ke dalam kehidupan
politik kita pada masa pra-G. 30 S/PKI. Maka dari itu perlu kiranya kita
menjernihkan fikiran kita sendiri dan meneropong dua aliran fikiran utama yang
sangat berbeda, malahan sering bertentangan serta berkonfrontasi satu sama lain,
yaitu demokrasi konstitusionil dan “demokrasi” yang berdasarkan Markxisme-
leninisme. Dimana perbedaan fundamintilnya ialah bahwa demokrasi
konstitusionil mencita-citakan pemerintah yang terbatas pada kekuasaannya suatu
Negara Hukum yang tunduk kepada Rule Of Law. Sebalinya “Demokrasi” yang
mendasarkan dirinya atas komunisme yang mencita-citakan pemerintah yang tidak
boleh dibatasi kekuasaanya, dan yang bersifat totaliter.
Seperti dijelaskan di atas, maka demokrasi di dukung oleh sebagaian besar
Negara di dunia. Akan tetapi perlu disadari juga bahwa di samping demokrasi
konstitusionil beserta bermacam-macam variasinya, telah timbul pada abad ke-19
suatu ideologi yang juga mengembangkan suatu konsep demokrasi yang dalam
banyak hal linea recta bertentangan dangan azas-azas pokok dari demokrasi
konstitusionil.
8
Demokrasi dalam arti ini dipakai misalnya dalam istilah-istilah demokrasi
prolentar dan demokrasi soviet (seperti yang dipakai di Uni Soviet), atau dalam
istilah demokrasi rakyat (yang antara lain dipakai di Negara-negara Eropa Timur
sesudah berakhirnya Perang Dunia II). Dan akhir-akhir ini, dalam dekade lima
puluhan telah timbul istilah demokrasi nasional yang khusus dipakai dalam
hubungan Negara-negara baru di Asia dan afrika.
Semua istilah demokrasi ini berlandaskan aliran fikiran komunisme. Oleh
golongan-golongan yang mendukung demokrasi konstitusionil, antara lain
Internasional Commision Of Jurists, suatu badan internasional, dimana badan inin
dianggap tidak demokratis.1 Bagi kita, yang dalam masa demokrasi terpimpin
hamper terjebak oleh slogan-slogan yang dicetuskan oleh PKI, ada baiknya kalau
kita meneropong dengan agak mendalam berbagai istilah demokrasi yang dipakai
dalam dunia komunis, mengingat ketetapan MPRS No. XXV/1996 bahwa
mempelajari faham Komunisme dalam rangka mengamankan Pancasila dan secara
ilmiah, seperti pada universitas-universitas dapat dilakukan secara terpimpin.
Demokrasi Konstitusionil
Ciri khas demokrasi konstitusionil ialah gagasan bahwa pemerintahan yang
demokratis adalah pemerintahan yang terbatas kekuasaannya dan tidak dibenarkan
bertindak sewenang-wenang terhadap warga negaranya. Pembatasan-pembatasan
terhadap kekuasaan pemerintah tercantum dalam konstitusi, maka dari itu sering
disebut “pemerintahan berdasarkan konstitusi” (contitusional government).
Gagasan bahwa kekuasaan pemerintah perlu dibatasi pernah dirumuskan
oleh ahli sejarah Inggris, Lord Acton, dengan mengingat bahwa pemerintahan
selalu diselenggarakan oleh manusia dan bahwa pada manusia itu tanpa kecuali
melekat banyak kelemahan. Dalilnya yang kemudian menjadi termasyhur, yang
bunyinya sebagai berikut :
“Power tends to corrupt, but absolute power corrupts absolutely” (Manusia
yang mempunyai kekuasaan cenderung untuk menyalahgunakan kekuasaan itu,
tetapi manusia yang mempunyai kekuasaan yang tidak terbatas pasti akan
menyalahgunakannya).
Pada waktu demokrasi konstitusionil muncul sebagai suatu program dan
sistem politik yang kongkrit, pada akhir abad ke 19, dianggap bahwa pembatasan
kekuasaan Negara sebaik-baiknya diselenggarakan dengan konstitusi tertulis, yang
dengan tegas menjamin hak-hak azasi dari warga Negara. Disamping itu kekuasaan
dibagi sedemikian rupa sehingga kesempatan penyalahgunaannya deperkecil, yaitu
dengan cara menyerahkan kepada beberapa orang atau badan dan tidak
memusatkan kekuasaan pemerinrahan dalam tangan satu orang saja stsu satu
badan. Perumusan yuridis dari prinsip-prinsip ini terkenal dengan istilah Rechsstaat
(Negara Hukum) dan Rule of Law.
Biarpun demokrasi baru pada akhir abad ke-19 mencapai wujud yang
kongkrit, tetapi dia sebenatnya sudah mulai berkembang di Eropa Barat dalam
abad ke-15 dn ke-16. maka dari itu wajah dari demokrasi abad ke-19 menonjolkan
beberapa azas yang dengan susah payah telah dimenangkannya, seperti misalnya
kebebasan manusia terhadap segala bentuk kekangan dan kekuasaan dan kekuasaan
yang sewenang-wenang baik di bidang agama, maupun dibidang pemikiran serta di
bidang pilitik. Jaminan terhadap hak-hak azasi manusia dianggap paling penting.
9
Dalam rangka ini negara hanya dapat dilihat manfaatnya sebagai Penjaga Malam
(Nachtwächtersstaat) yang hanya di benarkan campur tangan dalam kehidupan
rakyatnya dalam batasan-batasan yang sangat sempit.
http://www.makalah23.net/2014/02/teori-demokrasi.html

2.5 Kaitan Demokrasi dan Bentuk Pemerintahan


Rumuan kedaulatan ditangan Rakyat menunjuk kan bahwa kedudukan
rakyatlah yang tertinggi dan paling sentral. Rakyat adalah sebagai asal mula
kekuasaan Negara dan sebagai tujuan kekuasaan Negara. Oleh karena itu “rakyat”
adalah merupakan paradigm sentral kekuasaan Negara. Adapun rincian structural
ketentuan – ketentuan yang berkaitan dengan demokrasi sebagai terdapat dalam
UUD 1945 sebagai berikut a. Konsep kekuasaanKonsep kekuasaan Negara
menurut demokrasi sebagai terdapat dalam UUD 1945 sebagai
berikut :1. Kekuasaan ditangan Rakyat.
a.  Pembukaan UUD 1945 alinia IVb. Pokok pikiran dalam pembukaan UUD
1945c. Undang – Undang Dasar 1945 pasal 1 ayat (1)d. Undang – Undang
Dasar 1945 pasal 1 ayat (2)
1. Pembagian kekuasaan
2. Pembatasan Kekuasaan
b. Konsep Pengambilan KeputusanPengambilan keputusan menurut UUD 1945
dirinci sebagai berikut :1. Penjelasan UUD 1945 tentang pokok pikiran ke III,
yaitu Oleh karena itu system negara yang terbentuk dalam UUD 1945, harus
berdasar atas kedaulatan rakyat dan berdasar atas
permusyawaratan/perwakilan.
Memang aliran ini sesuai dengan sifat masyarakat Indonesia2. Putusan
majelis Permusyawaratan Rakyat ditetapkan dengan suara terbanyak,
misalnya pasal 7B ayat 7Ketentuan-ketentuan tersebut diatas mengandung
pokok pikiran bahwa konsep pengambilan keputusan yang dianut dalam
hokum tata Negara Indonesia adalah berdasarkan:  a) Keputusan didasarkan
pada suatu musyawarah sebagai azasnya, artinya segala keputusan yang
diambil sejauh mungkin diusahakan dengan musyawarah untuk mencapai
mufakat.  b) Namun demikian, jikalau mufakat itu tidak tercapai,maka
dimungkinkan pengambilan keputusan itu melalui suara terbanyak
c.  Konsep pengawasanKonsep pengawasan menurut UUD 1945 ditentukan
sebagai berikut:1) Pasal 1 ayat 2, “ Kedaulatan adalah di tangan rakyat dan
dilakukan menurut Undang-Undang Dasar”.2) Pasal 2 ayat 1, “ Majelis
Permusyawaratan Rakyat terdiri atas DPR dan anggota DPD. Berdaarkan
ketentuan tersebut, maka menurut UUD 1945 hasil amandemen, MPR hanya
dipilih melalui Pemilu.3) Penjelasan UUD 1945 tentang kedudukan DPR
disebut, “…kecuali itu anggota DPR merangkap menjadi anggota MPR. Oleh
karena itu, DPR dapat senantiasa mengawasi tindakan-tindakan
10
Presiden.Berdasarkan ketentuan tersebut di atas, maka konsep kekuasaan
menurut demokrasi Indonesia sebagai tercantum dalam UUD 1945 pada
dasarnya adalah:  a) Dilakukan oleh seluruh warga Negara. Karena kekuasaan
di dalam system ketatanegaraan Indonesia adalah di tangan rakyat.  b) Secara
formal ketatanegaraan pengawasan ada di tangan DPR
d.  Konsep PartisipasiKonsep partisipasi menurut UUD 1945 adalah sebagai
berikut:1) Pasal 27 ayat 1 Undang-Undang dasar 1945“ Segala warga Negara
bersamaan kedudukannya di dalam hokum dan pemerintahan dan wajib
menjunjung hokum dan pemerintahan itu dengan tiada kecualinya”.2) Pasal
28 UUD 1945“ Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan
pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan Undang-
Undang”3) Pasal 30 ayat 1 UUD 1945Tiap-tiap warga Negara berhak dan
wajib ikut serta dalam usaha pembelaan Negara.
https://demokrasi-diindonesia.blogspot.com/2014/01/hubungan-demokrasi-
dengan-bentuk.html
2.6 Pola Pendidikan Demokrasi

Pola pendidikan demokratis yaitu pola pendidikan yang memberikan


kesempatan kepada anakuntuk menampilkan kreativitasnya, tetapi dengan penuh
bimbingan
pendidik. Jadi anak bebas tetapi dengan penuh pengawasan dan
pemantauan pendidik. Dalam mendidik anak diberi peluang untuk
berbicara, berpendapat, mengemukakan pandangan dan berargumentasi,
jadi anak tidak dikekang.
Baumrind (dalam bukunya Hurlock 1980: 20) mengatakan bahwa
ciri pola pendidikan demokrasi bercirikan adanya hak dan kewajiban
orangtua dan anak adalah sama dalam arti saling melengkapi. Anak dilatih
utnuk bertanggungjawab dan mencapai kedewasaannya. Orangtua selalu
mendorong untuk sangat dan penuh pengertian. Jika orangtua bertindak
sesuatu misalnya mengingatkan, maka tindakan tersebut disertai alasan
yang rasional. Suasana pola pendidikan yang demikian membuat emosi
anak stabil, mempunyai percaya diri yang kuat, memungkinkan anak
terbuka, maupun menghargai hak orang lain, peka terhadap lingkungan
dan bijaksana dalam bertindak, periang, mudah menyesuaikan diri dan
penuh persahabatan.
Cole (1963) (dalam bukunya Hurlock 1980: 20) mengatakan
bahwa orangtua yang menerapkan pola pendidikan demokratis selalu
memberikan penjelasan, mendiskusikan terlebih dahulu dengan anak,
sebelum menerapkan peraturan-peraturannya. Pola pendidikan demokratis
yang diterapkan orangtua memandang anak sebagai individu yang sedang
berkembang. Hal ini disebabkan karena orangtua menyesuaikan dengan
taraf-taraf perkembangan anak dengan cita-citanya, minatnya,
11
kecakapannya dan pengalamannya.
Keuntungan dan manfaat dengan menggunakan pola pendidikan
demokratis menurut Sutari Imam Barnadib adalah : (1) anak aktif dalam
hidupnya ; (2) penuh inisiatif; (3) percaya pada diri sendiri ; (4) perasaan
sosial ; (5) penuh tanggung jawab ; (6) emosi lebih stabil; (7) mudah
menyesuaikan diri ( Sutari Imam Barnadib, 1986: 125 )
Menurut Hurlock (1978: 61) pola pendidikan demokratis ditandai
ciri-ciri : anak diberi kesempatan untuk mandiri dan mengembangkan
kontrol internalnya; anak diakui keberadaanya oleh orang tua turut
dilibatkan dalam pengambilan keputusan. Melengkapi hal ini Conger
(1976) (dalam bukunya Hurlock 1980: 21) menyatakan bahwa orang tua
yang menerapkan pola pendidikan demokratis lebih terbuka terhadap
anak-anaknya, anak diberi kesempatan untuk mengemukakan pandangan
termasuk dalam hal yang harus dilakukan dan keputusan itu dibuat atas
dasar persetujuan antara anak dengan orangtua.
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa penerapan pola
pendidikan demokratis dalam keluarga orangtua menempatkan anak pada
posisi yang sama dalam keluarga. Dimana anak selalu diajak diskusi
masalah-masalah yang dihadapi dalam keluarga, terutama yang
menyangkut persoalan anak itu sendiri. Antara orangtua dan anak saling
terbuka, saling menerima dan saling memberi, anak diakui keberadaannya.
Orangtua yang menerapkan pola pendidikan demokratis ini begitu
memperhatikan perkembangan kejiwaan anak.

Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2127969-pola-pendidikan-
demokratis

2.7 Implementasi Pendidikan Demokrasi


Implementasi Demokrasi di Indonesia
Negara Demokrasi adalah negara yang dimana pemerintahan nya dari Rakyat, Untuk
rakyat dan oleh rakyat. oleh sebab itu, negara demokrasi harus slalu menjunjung
tinggi suara suara Rakyat, jangan sampai rakyat merasa takut untuk bersuara, bahkan
takut untuk berpendapat.

Demokrasi berasal dari bahasa Yunani yaitu demos dan kratos, demos yang
artinya rakyat atau khalayak sedangkan kratos yang artinya pemerintahan. Jadi
demokrasi adalah pemerintah yang berjalan dari rakyat, untuk rakyat dan oleh rakyat.

Dari pengertian diatas, Indonesia termasuk ke dalam negara demokrasi seperti


yang tercantum dalam UUD 1945 Pasal 1 ayat 2 (setelah amendemen) berbunyi
"Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-undang
Dasar".

12
Dalam Konstitusi Republik Indonesia Serikat pasal 1 Ayat 1 berbunyi
"Republik Indonesia Serikat yang merdeka dan berdaulat ialah suatu negara hukum
yang demokrasi dan berbentuk federasi". Kemudian dalam Ayat 2 berbunyi
"Kedaulatan Republik Indonesia adalah di tangan rakyat dan dilakukan oleh
pemerintah bersama-sama dengan Dewan Perwakilan Rakyat". Inilah dasar Indonesia
sebagai salah satu negara demokrasi yang dimana dalam berkonstitusi selalu
mengedepankan asas asas rakyat.

Dalam demokrasi, kebebasan berpendapat atau mengkritik pemerintah adalah


hal yang di perbolehkan seperti yang diatur dalam UUD 1945 untuk memberikan
perlindungan, penghormatan, pemenuhan terhadap kemerdekaan mengeluarkan
pendapat. Secara eksplisit di tegaskan dalam Pasal 28E Ayat (3) UUD 1945
(amandemen ke-4) Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan
mengeluarkan pendapat. Dan juga yang menjadi dasar pijakan dalam kebebasan
mengeluarkan pendapat tertuang di dalam Pasal 23 ayat (2) Undang-Undang Nomor
39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (UU HAM) berikut: Setiap orang bebas
untuk mempunyai, mengeluarkan, dan menyebarluaskan pendapat sesuai dengan hati
nuraninya, secara lisan dan tulisan melalui media cetak maupun elektronik dengan
memperhatikan nilai-nilai agama, kesusilaan, ketertiban, kepentingan umum, dan
keutuhan negara.

Kebebasan dalam berpendapat adalah bagaikan Roh yang ada didalam


demokrasi, namun akhir akhir ini kebebasan semakin menghimpit dan dicederai
dengan berbagai permasalahan yang ada. Kebebasan di negara ini hampir sulit untuk
dirasakan, seperti contoh kasus Seorang Motivator bernama Haikal Hassan atau yang
sering dikenal sebagai Babe haikal itu yang didalam pidatonya bercerita mengenai
dirinya bertemu dengan Nabi Muhammad SAW, namun hal ini dianggap hal bohong
dan dilaporkan ke kepolisian.

Padahal bermimpi adalah hak setiap manusia, baik itu bermimpi siapapun dan
apapun adalah hak kebebasan, namun nyatanya hal itu bisa dipidanakan.

Kasus lain seperti komedian Bintang Emon yang selalu aktif dengan celotehan
di akun instagram nya yang kala itu mengkritik pemerintah tentang kasus penyidik
senior KPK Novel Baswedan yang dianggap hukuman pelaku tidak setimpal. Melalui
vidio yang di unggah nya tersebut, banyak sekali serangan kepada Bintang Emon
melalui berita berita hoax yang tersebar untuk membunuh karakter nya. Berita
tersebut seperti positif narkoba dll. Hal ini berupaya untuk menghentikan kegiatan
mengkritik yang dilakukan Bintang Emon. Hal ini jelas mencederai kebebasan
demokrasi yang ada di Indonesia. 

Kemudian hal yang menggemparkan lainnya adalah ditutupnya acara ILC


yang ditayangkan di TV nasional TVOne. Sama sama kita ketahui bahwa ILC adalah
acara Televisi yang menuangkan aspirasi akademis dalam membaca masalah masalah
pemerintah yang up to date, ILC juga dalam tayangannya adalah acara yang netral dan
transparansi dalam menyediakan data. Namun ILC yang semakin bagus rating nya itu
tiba tiba harus ditutup tanpa keterangan yang mendasar.

13
Komentar pun mencuat dimana mana, seperti yang disampaikan oleh Seorang
ahli filsafat bernama Rocky Gerung, yang sama sama kita ketahui beliau juga sering
di undang di acara tersebut berkomentar mengenai penutupan kegiatan ILC dalam
komentar nya beliau menyebutkan "Bahwa Era yang disebut demokrasi sudah sedang
berakhir dan itu keterangan dari dunia internasional dalam mengamati Indonesia, jadi
tidak mengherankan jika fasilitas yang disediakan demokrasi, yaitu pers, pikiran
bebas, ekspresi dan demontrasi akhirnya harus dimusuhi, dan akhirnya ujingnya
adalah penutupan ILC yang semua orang paham bahwa itu adalah aktivitas tidak
resmi dari kekuasaan, kalo di resmikan pasti pers dunia heboh" Ujarnya dalan kanal
YouTube nya yang ditayangkan pada 19 Desember 2020.

Dikutip dari detiknews "Lembaga Survei indikator merilis hasil survei


mengenai demokrasi yang ada di Indonesia, survei tersebut dilakukan pada 24-30
September 2020, dengan jumlah 1.200 orang responden yang dilakukan dengan
metode via telpon, dari hasil tersebut mengatakan bahwa 36 persen demokrasi di
Indonesia menurun, 37 persen demokrasi di Indonesia sama saja" Dari data tersebut
bahwa jelas Indeks persentase penurunan terlihat. Ada ketidakpuasan masyarakat atas
demokrasi yang ada di Indonesia. Hal ini yang semakin hari semakin kita rasakan,
sekarang banyak yang dipenjarakan bukan karena mencuri, bertindak pidana. Akan
tetapi dipenjarakan karena mengkritik pemerintah.

Dari hal ini sudah jelas bahwa aktivitas yang kita lakukan, akan semakin sulit
dan dihimpit. Karena kebebasan hampir sulit dirasakan, hal hal yang seharusnya
sepele bisa dipidanakan. Itulah implementasi demokrasi yang ada di Indonesia, masih
jauh dari kata sempurna apabila kebebasan masih sulit. Negara Indonesia sudah
merdeka, namun warga negara belum merdeka dari belenggu belenggu kebebasan.
Apabila demokrasi tidak di indahkan maka akan berimbas pada rasa keadilan, orang
akan berfikir bahwa sulit nya berbicara, berekspresi akan merasa tidak adil.

Hal tersebut bisa berbuntut panjang apabila pemerintah terus menutup nutupi
pergerakan pers dan kebebasan berfikir. Hal ini yang menjadi menurun nya kualitas
demokrasi di Indonesia, implementasi yang harusnya semakin baik justru semakin
merosot yang mengakibatkan orang takut untuk berekspresi.
https://www.indonesiana.id/read/146403/implementasi-demokrasi-di-indonesia

2.8 Esensi Demokrasi Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Esensi Demokrasi Perda


Dalam praktek penyelenggaraan pemerintahan daerah dikenal adanya asas kebebasan
bertindak bagi pemerintah daerah. Tujuan utama pemberian kebebasan bertindak
kepada pemerintah daerah yakni untuk memperlancar tugas-tugas pemerintah daerah
guna merealisasi visi, misi dan strategi, yang telah dicanangkan oleh pemerintah
daerah setempat. Salah satu aspek kebebasan bertindak bagi pemerintah daerah
tersebut adalah kebebasan bertindak dalam bidang hukum dalam pembentukan
peraturan daerah.

14
Peraturan daerah sebagai produk hukum daerah merupakan sesuatu yang
melekat dengan sistem otonomi daerah. Hal ini sebagai konsekuensi dari sistem
otonomi daerah itu sendiri yang bersendikan kemandirian daerah yang berhak
mengatur dan mengurus urusan rumah tangga pemerintahan daerahnya sendiri.
Kewenangan mengatur disini mengandung arti bahwa daerah berhak membuat
keputusan hukum berupa peraturan perundang-undangan, yang selanjutnya disebut
sebagai peraturan daerah.

Keberadaan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan


Daerah telah memberikan kewenangan kepada wilayah eksekutif daerah untuk
mengkreasikan kinerja politiknya yang kemudian dikemas dalam bentuk peraturan
hukum daerah yang memuat visi misi dan strategi pembangunan daerah berdasarkan
aspirasi dan kemampuan daerah.

Sekalipun diberikan kebebasan, namun disisi lain juga diberikan batasan yang
jelas bahwa peraturan hukum daerah yang dibentuk tidak boleh bertentangan dengan
kepentingan umum, peraturan perundang-undangan, dan peraturan daerah yang
sederajat.

Keberadaan pada setiap peraturan daerah tentunya sudah melalui mekanisme


verifikasi oleh Kementerian Dalam Negeri (kemendagri) ketika masih dalam wujud
Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) sebagaimana ketentuan dalam Permendagri
No 80 tahun 2015 tentang pembentukan produk hukum daerah.

Kehadiran dan keberadaan peraturan daerah menjadi sesuatu yang mutlak


dalam mengatur urusan rumah tangga daerah, dalam wadah negara kesatuan yang
tetap menempatkan hubungan pusat dan daerah yang bersifat subordinat dan
independen.

Dengan demikian, adanya kewenangan pembatalan peraturan daerah oleh


pemerintah pusat adalah suatu kewenangan diluar konstitusional yang tidak sesuai
dengan kerangka, prinsip, dan asas otonomi daerah sebagai buah dari reformasi.
*)Penulis Dosen Universitas Potensi Utama, Alumnus Pascasarjana Universitas
Negeri Padang.

https://www.jurnalasia.com/opini/esensi-demokrasi-peraturan-daerah/

15
BAB III

3.1 Simpulan 
Dari pembahasaan diatas dapat disimpulkan bahwa Kata demokrasi merujuk kepada
konsep kehidupan negara atau masyarakat, dimana warga negara dewasa turut
berpartisipasi dalam pemerintahan melalui wakilnya yang diplih melalui pemilu.
Pemerintahan di Negara demokrasi juga mendorong dan menjamin kemerdekaan
berbicara, beragarna, berpendapat, berserikat setiap warga Negara, menegakan rule of
law, adanya pemerintahan menghormati hak-hak kelompok minoritas; dan masyarakat
warga Negara memberi peluang yang sama untuk mendapatkan kehidupan yang layak.
Pengertian demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang berasal dari rakyat, dilakukan
oleh rakyat, dan dipergunakan untuk kepentingan rakyat. Demokrasi dapat memberi
manfaat dalam kehidupan masyarakat yang demokratis, yaitu Kesetaraan sebagai warga
Negara, memenuhi kebutuhan-kebutuhan umum, pluralisme dan kompromi, menjamin
hak-hak dasar, dan pembaruan kehidupan social. Untuk menumbuhkan keyakinan akan
baiknya system demokrasi, maka harus ada pola perilaku yang menjadi tuntunan atau
norma nilai-nilai demokrasi yang diyakini masyarakat. Nilai-nilai dan demokrasi
membutuhkan hal-hal diantaranya kesadaran akan puralisme, sikap yang jujur dan
pikiran yang sehat. demokrasi membutuhkan kerjasama antarwarga masyarakat dan
sikap serta itikad baik, demokrasi membutuhkan sikap kedewasaan. demokrasi
membutuhkan pertimbangan moral. Dalam perjalanan sejarah bangsa, ada empat
macam demokrasi di bidang politik yang pernah diterapkan dalam kehidupan
ketatanegaraan Indonesia, yaitu, Demokrasi Parlementer (liberal), Demokrasi
Terpimpin, Demokrasi Pancasila Pada Era Orde Baru, Demokrasi Pancasila Pada Era
Orde Reformasi.
3.2 SARAN
Di Indonesia demokrasi bukan hanya sebagai sistem pemerintahan namun kini telah
menjadi salah satu sistem politik. Salah satu pemilu yang krusial atau penting dalam
katatanegaraan Indonesia adalah pemilu untuk memilih wakil rakyat yang akan duduk
dalam parlemen, yang biasa kita kenal dengan sebutan Pemilihan Umum Anggota DPR,
DPD dan DPRD. Setelah terpilih menjadi anggota parlemen, para konstituen tersebut
pada hakikatnya adalah bekerja untuk rakyat secara menyeluruh. Itulah yang dinamakan
dengan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Akan tetapi, dewasa ini tidak sedikit
para anggota parlemen yang “melupakan” rakyatnya ketika mereka telah duduk enak di
kursi “empuk”. Mereka sibuk dengan urusan pribadi mereka masing-masing,
mengutamakan kepentingan golongan, dan berpikir bagaimana caranya mengembalikan
modal mereka ketika kampanye. Fenomena ini sudah tidak aneh lagi bagi bangsa
Indonesia. Para elite politik saat ini, sudah tidak lagi pada bingkai kesatuan, akan tetapi
berada pada bingkai kekuasaan yang melingkarinya. Seperti misalnya, adanya sengketa
hasil pemilu, black campaign ketika kampanye dan sebagainya, yang penting bisa
mendapatkan kekuasaan. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika pun telah luntur dalam
dirinya.
Untuk itu, diharapkan agar masyarakat ikut mengontrol jalannya pemerintahan agar
menuju Indonesia yang lebih baik.
16
DAFTAR PUSTAKA
https://doi.org/10.31219/osf.io/xfdw7. MLA. Ramadhani, Firda P. R. “MAKALAH DEMOKRASI
PENDIDIKAN
https://www.academia.edu/49287738/
Makalah_Demokrasi_dan_Pendidikan_Demokrasi_PPKn
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6243165/sejarah-demokrasi-di-indonesia-dan-
perkembangannya-dari-masa-ke-masa.
http://www.makalah23.net/2014/02/teori-demokrasi.html
https://demokrasi-diindonesia.blogspot.com/2014/01/hubungan-demokrasi-dengan-
bentuk.html
https://www.indonesiana.id/read/146403/implementasi-demokrasi-di-indonesia

https://www.jurnalasia.com/opini/esensi-demokrasi-peraturan-daerah/

17
Demokrasi berasal dari kata Yunani
demos dan kratos. Demos artinya
rakyat. kata kratos berarti
pemerintahan. Jadi, demokrasi
berarti pemerintahan rakyat,yaitu
pemerintahan yang rakyatnya
memegang peranan yang sangat
menenentukan.
Kata demokrasi merujuk kepada
konsep kehidupan negara atau
masyarakat, dimana warga negara
dewasa turut berpartisipasi dalam
pemerintahan melalui wakilnya yang
diplih melalui pemilu.
Pemerintahan di Negara demokrasi
juga mendorong dan menjamin
kemerdekaan berbicara, beragarna,
berpendapat, berserikat setiap warga
Negara, menegakan rule of law,
adanya pemerintahan
menghormati hak-hak kelompok
minoritas; dan masyarakat warga
Negara memberi peluang yang sama
untuk mendapatkan kehidupan yang
layak
Demokrasi berasal dari kata Yunani
demos dan kratos. Demos artinya
rakyat. kata kratos berarti
pemerintahan. Jadi, demokrasi
berarti pemerintahan rakyat,yaitu
pemerintahan yang rakyatnya
memegang peranan yang sangat
menenentukan.
Kata demokrasi merujuk kepada
konsep kehidupan negara atau
masyarakat, dimana warga negara
dewasa turut berpartisipasi dalam
pemerintahan melalui wakilnya yang
diplih melalui pemilu.
Pemerintahan di Negara demokrasi
juga mendorong dan menjamin
kemerdekaan berbicara, beragarna,
berpendapat, berserikat setiap warga
Negara, menegakan rule of law,
adanya pemerintahan
menghormati hak-hak kelompok
minoritas; dan masyarakat warga
Negara memberi peluang yang sama
untuk mendapatkan kehidupan yang
laya

Anda mungkin juga menyukai