Anda di halaman 1dari 22

DINAMIKA DEMOKRASI DI INDONESIA

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan

Dosen Pengampu:
Yunisca Nurmalisa, S.Pd., M.Pd

Devi Sutrisno, S.Pd., M.Pd

Disusun oleh kelompok 7:


Ayu Septianingsih 2213021010
Mega Septa Azzahra 2213021041
Jeremi Samuel Tigor.S 2253021094

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat
dan karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktu yang
telah ditentukan.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Belajar dan
Pembelajaran dengan judul Dinamika Demokrasi di Indonesia. Kami berharap
makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca maupun penulis.

Kami sangat menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak kesalahan serta kekurangan di dalamnya . Untuk itu, kami
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk makalah ini. Demikianlah
makalah ini kami buat, kami berharap supaya makalah ini mampu memberikan
manfaat kepada sesama.

Bandar Lampung, 1 Maret 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

iii
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berbicara tentang demokrasi di Indonesia tidak lepas dari pelaksanaan
demokrasi dan makna demokrasi dalam ko. Sebelum kita lanjut membahas
tentang demokrasi, kita harus tahu apa itu demokrasi? Dan apakah demokrasi
berjalan dengan baik di Indonesia?
Demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan politik yang kekuasaan
pemerintahanya berasal dari rakyat, baik secara langsung (demokrasi
langsung) atau melalui perwakilan (demokrasi perwakilan). Istilah ini bersal
dari bahasa yunani (demokratia) "kekuasaan rakyat", yang dibentuk dari kata
(demos) rakyat" dan (Kratos) "kekuasaan", Istilah demokrasi di perkenalkan
pertama kali oleh Aristoteles sebagai suatu bentuk pemerintahan, yaitu
pemerintahan yang menggariskan bahwa kekuasaan berada di tangan orang
banyak (rakyat).
Demokrasi merupakan suatu sitem Negara yang dimana kewenagan
berada ditangan rakyat, sehingga suatu pemerintahan tidak mempunyai
kewenangan penuh terhadap keputusan pemerintahan. Demokrasi terbentuk
menjadi suatu system pemerintahan sebagai respon kepada masyarakat umum
yang ingin menyuarakan pendapat mereka. Dengan adanya system demokrasi,
kekuasaaan absolute satu pihak melalui tirani, kediktatoran dan pemerintahan
otoriter lainnya dapat dihindari. Demokrasi memberikan kebebasan
berpendapat bagi rakyat.
Di Indonesia, para masyarakat mencita-citakan pembentukan Negara
demokrasi yang berwatak anti feodalisme dan anti imperialisme, dengan
tujuan membentuk masyarakat sosialisasi. Landasan demokrasi adalah
keadilan dalam arti terbukanya peluang kepada semua orang, dan berarti juga
otonomi atau kemandirian dari orang yang bersangkutan untuk mengatur
hidupnya, sesuai dengan apa yang diinginkan. Masalah keadilan menjadi
2

penting. dalam arti setiap orang mempunyai hak untuk menentukan sendiri
jalan hidupnya.
Sebagai bentuk dari landasan tersebut suatu negara kesatuan
berkewenangan penuh atas sistem pemerintahan yang hendak dijalankan
dalam bemegara, seperti di indonesia dalam mejalankan sistem kenegaraannya
sering terjadi problem yang harus dihadapi seperti pada masa orde baru
bermunculan konflik-konflik baru serta terjadi perubahan genetika sosial
masyarakat, krisis moneter juga melanda pada keuangan negara sehingga
penurunan keuangan negara sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan
ekonomi negara.
Dari latar belakang diatas, makalah ini akan menguraikan tentang
bagaimana konsep dan system demokrasi yang diterapkan dan gerakan
demokratisasi di Indonesia, bagaimanakah perkembangan pelaksanaan
demokrasi di indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

1. Jelaskan pengertian demokrasi ?


2. Jelaskan macam macam demokrasi ?
3. Apa saja prinsip prinsip demokrasi secara universal?
4. Jelaskan sejarah perkembangan demokrasi secara umum?
5. Jelaskan perkembangan demokrasi di Indonesia?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui serta memahami konsep demokrasi.
2. Mengetahui serta memahami macam macam demokrasi.
3. Mengetahui serta memahami prinsip prinsip demokrasi.
4. Mengetahui sejaraj perkembangan demokrasi.
5. Mengetahui perkembangan demokrasi di Indonesia.
3

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Demokrasi


Demokrasi terdiri dari dua kata yang berasal dari bahasa Yunani yaitu
"demos" yang berarti rakyat atau penduduk suatu tempat dan "cretein" atau
"cratos" yang berarti kekuasaan atau kedaulatan. Dalam arti sederhana
demokrasi dapat diartikan dengan pemerintahan oleh rakyat. Dalam pengertian
yang lebih kompleks demokrasi berarti suatu sistem pemerintahan yang
mengabdi kepada kepentingan rakyat dengan tanpa memandang partisipasi
mereka dalam kehidupan politik, sementara pengisian jabatan-jabatan publik
dilakukan dengan dukungan suara rakyat dan mereka memiliki hak untuk
memilih dan dipilih.Sementara itu,pengertian demokrasi secara istilah
sebagaimana dikemukakan para ahli sebagai berikut (Sulisworo et al., 2012)

1. Menurut Joseph A. Schemer


Demokrasi merupakan suatu perencanaan institusional untuk mencapai
keputusan politik dimana individu-individu memperoleh kekuasaan untuk
memutuskan cara perjuangan kompetitif atas suara rakyat.

2. Sidney Hook
Demokrasi adalah bentuk pemerintahan dimana keputusan-keputusan
pemerintah yang penting secara langsung atau tidak langsung didasarkan
pada kesepakatan mayoritas yang diberikan secara bebas dari rakyat
dewasa.

3. Philippe C. Schmitter dan Terry Lynn Karl


Demokrasi sebagai suatu sistem pemerintahan dimana pemerintah dimintai
tanggung jawab atas tindakan-tindakan mereka di wilayah publik oleh
warganegara, yang bertindak secara tidak langsung melalui kompetisi dan
kerjasama dengan para wakil mereka yang terpilih.
4

4. Henry B. Mayo
Menyatakan demokrasi sebagai sistem politik merupakan suatu sistem yang
menunjukkan bahwa kebijakan umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh
wakil-wakil yang diawasi secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan-
pemilihan berkala yang didasarkan atas prinsip kesamaan politik dan
diselenggarakan dalam suasana terjaminnya kebebasan politik.

5. Abraham Lincoln
Demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa hakikat


demokrasi sebagai suatu sistem dan administrasi kemasyarakatan dan
kebangsaan lebih menekankan pada adanya kekuasaan di tangan rakyat baik
dalam penyelenggaraan ada di tangan rakyat berarti tiga hal, yaitu:

1. Pemerintahan dari rakyat (government of the people)


Berisi konsep yang berkaitan dengan pemerintahan yang sah dan diakui
(legitimate government) di mata rakyat. Di sisi lain, ada pemerintahan yang
tidak sah dan tidak diakui (unlegitimate government). Pemerintah yang
diakui adalah pemerintah yang mendapat pengakuan dan dukungan rakyat.
Bagi pemerintah, pentingnya legitimasi adalah agar pemerintah dapat
mengatur birokrasi dan program-programnya.

2. Pemerintahan oleh rakyat (government by the people)


Pemerintahan oleh rakyat berarti bahwa suatu pemerintahan menjalankan
kekuasaan atas nama rakyat bukan atas dorongan sendiri. Pengawasan yang
dilakukan oleh rakyat (sosial control) dapat dilakukan secara langsung oleh
rakyat maupun tidak langsung (melalui DPR).

3. Pemerintahan untuk rakyat (government for the people)


Mengandung pengertian bahwa kekuasaan yang diberikan kepada
pemerintah dari rakyat digunakan sesuai dengan kepentingan rakyat.
Pemerintah harus menjamin kebebasan yang seluas-luasnya..
5

2.2 Macam Macam Demokrasi


Demokrasi telah menjadi system pemerintah yang diidealkan. Banyak
negara menerapkan sistem politik demokrasi. Masing-masing negara
menerapkan sistem demokrasi dengan pemahaman masing-masing.
Keanekaragaman pemahaman tersebut dapat dirangkum ke dalam 3 sudut
pandang, yaitu ideologi, cara penyaluran kehendak rakyat, dan titik perhatian
(Sulisworo, 2012).

1. Berdasarkan ideologi

Atas dasar ideologi, terdapat dua macam bentuk demokrasi :

a. Demokrasi konstitusional ( demokrasi liberal )


Dasar pelaksanaan demokrasi konstitusional adalah kebebasan
atau individualisme. Ciri khas pemerintahan demokrasi
konstitusional adalah kekuasaan pemerintahannya terbatas dan
tidak diperkenankan banyak melakukan campur tangan dan
bertindak sewenang-wenang terhadap rakyatnya. Kekuasaan
pemerintah dibatasi oleh konstitusi.

b. Demokrasi rakyat (demokrasi komunis)


Demokrasi rakyat atau demokrasi proletar, yaitu demokrasi yang
didasarkan pada paham marxisme-komunisme. Demokrasi rakyat
mencita-citakan kehidupan yang tidak mengenal kelas sosial.
Manusia dibebaskan dari keterikatannya kepada pemilikan pribadi
tanpa ada penindasan serta paksaan. Akan tetapi, untuk mencapai
masyarakat tersebut, apabila diperlukan, dapat dilakukan dengan
cara paksa atau kekerasan.Pada masa Perang Dingin, sistem
demokrasi rakyat berkembang di negara-negara Eropa Timur,
seperti Cekoslovakia, Polandia, Hungaria, Rumania, Bulgaria,
Yugoslavia, dan Tiongkok. Berdasarkan proses penyaluran
kehendak rakyat
6

2. Berdasarkan proses penyaluran kehendak rakyat


Menurut cara penyaluran kehendak rakyat, demokrasi dapat
dibedakan ke dalam dua bentuk, yaitu:

a. Demokrasi langsung
Demokrasi langsung yaitu paham demokrasi yang
mengikutsertakan setiap warga negaranya dalam permusyawaratan
untuk menentukan kebijaksanaan umum negara atau undang-
undang secara langsung.

b. Demokrasi tidak langsung


Demokrasi tidak langsung yaitu paham demokrasi yang
dilaksanakan melalui sistem perwakilan,rakyat untuk dapat ikut
serta dalam menentukan kebijakan negara tidak dilakukan secara
langsung melainkan melalui wakil-wakil yang telah mereka pilih
dalam pemilu. Penerapan demokrasi seperti ini berkaitan dengan
kenyataan suatu negara yang jumlah penduduknya semakin
banyak, wilayahnya semakin luas dan permasalahan yang
dihadapinya semakin rumit dan kompleks.

3. Berdasarkan titik perhatiannya


Berdasar titik berat yang menjadi perhatiannya demokrasi dapat
dibedakan atas:

a. Demokrasi Formal (negara-negara liberal)


Yaitu suatu demokrasi yang menjunjung tinggi persamaan dalam
bidang politik, tanpa disertai upaya untuk mengurangi atau
menghilangkan kesenjangan dalam bidang ekonomi. Dalam
demokrasi formal, semua orang dianggap memiliki derajat dan
hak yang sama. Negara yang menerapkan demokrasi ini pada
umumnya adalah negara-negara Barat, seperti : Amerika, Inggris,
7

Belanda, Kanada, Swiss, Australia, Selandia Baru, dan


sebagainya.

b. Demokrasi Material (negara-negara komunis)


Yaitu demokrasi yang dititikberatkan pada upaya menghilangkan
kesenjangan dalam bidang ekonomi, sedangkan persamaan dalam
bidang politik kurang diperhatikan bahkan kadang-kadang
dihilangkan. Usaha untuk mengurangi perbedaan di bidang
ekonomi dilakukan oleh partai penguasa dengan
mengatasnamakan negara, dimana segala sesuatu sebagai hak
milik negara dan hak milik pribadi tidak diakui. Negara yang
menganut demokrasi ini adalah : RRC, Korea Utara, Rusia.

c. Demokrasi Gabungan (negara-negara non blok)


Yaitu demokrasi yang mengambil dan menggabungkan kebaikan
serta membuang keburukan demorasi formal dan demokrasi
material. Persamaan derajat dan hak setiap orang diakui, tetapi
demi kesejahteraan, seluruh aktivitas rakyat dibatasi. Upaya yang
dilakukan pemerintah untuk kesejahteraan rakyat, jangan sampai
menghilangkan persamaan derajat dan hak asasi manusia. Negara
yang menganut demokrasi gabungan adalah : Yugoslavia, Mesir,
Zambia, Aljazair, Sri Lanka, India, Zimbabwe, Indonesia,
Kolombia, Afrika Selatan dan Malaysia.Adapun tahapan-tahapan
pembelajaran model skemp adalah sebagai berikut :

2.3 Prinsip Prinsip Demokrasi Secara Universal


Pada dasarnya, sistem pemerintahan ini memiliki kebebasan dalam
berpendapat dan tidak ada monopoli di pemerintah. Nah, berikut empat prinsip
demokrasi yang berlaku universal dilansir dari Sekolah.

1. Keterlibatan Warga Negara dalam Pembuatan Keputusan Politik


8

Warga negara dilibatkan dalam pemerintahan, terutama ditujukan


mengandalkan tindakan para pemimpin politik. Salah satu bentuk dari keterlibatan
warga adalah pemilu. Selain itu, masyarakat dapat pula menyampaikan kritik,
mengajukan usul, atau memperjuangkan kepentingan melalui saluran-saluran lain
yang demokratis sesuai dengan undang-undang.

Dalam hal ini, ada dua pendekatan tentang keterlibatan warga negara,
yaitu teori elitis dan partisipatori. Berikut 2 penjelasan teori pendekatan
keterlibatan warga.

Pendekatan Elitis: pendekatan ini menegaskan bahwa demokrasi adalah suatu


metode administrasi pembuatan kebijaksanaan umum menuntut adanya kualitas
ketanggapan pihak penguasan/kaum elit terhadap pendapat umum. Dalam
prakteknya hal ini dapat kita lihat pada demokrasi perwakilan.

Pendekatan Partisipatori: pendekatan ini menegaskan bahwa demokrasi


menuntut adanya tingkat keterlibatan yang lebih tinggi. Hal ini untuk
mendapatkan keuntungan bahwa kita harus menegakkan kembali demokrasi
langsung.

2. Persamaan (Kesetaraan) di Antara Warga Negara

Dalam mewujudkan tujuan dari demokrasi, ada prinsip kesetaraan.


Masalah persamaan menjadi kepentingan utama dalam teori dan praktek politik.
Kesetaraan sendiri harus diwujudkan dalam semua sistem pemerintah, baik negara
yang demokratis maupun bukan. Semua negara harus selalu berusaha mencapai
tingkat persamaan yang lebih besar. Pada umumnya, tingkat persamaan yang
dituju adalah persamaan politik, persamaan di muka hukum, persamaan
kesempatan, persamaan ekonomi, dan persamaan sosial atau persamaan hak.

3. Kebebasan atau Kemerdekaan yang Diakui dan Dipakai oleh Warga


Negara

Prinsip ketiga merupakan kebebasan warga negara. Kebebasan dan


kemerdekaan awalnya timbul dalam kehidupan politik sebagai reaksi terhadap
absolutisme. Kedua hal ini diperlukan untuk memberi kesempatan kepada warga
negara agar dapat memperjuangkan kepentingan dan kehendaknya serta
9

melakukan kontrol terhadap penyelenggara negara. Kebebesan tersebut


menyangkut hak-hak kebebasan yang telah tercakup dalam hak asasi manusia,
seperti hak politik, ekonomi, kesetaraan di depan hukum dan pemerintahanm
ekspresi kebudayaan, dan hak pribadi. Dalam pemahaman yang sangat mendasar
hak-hak tersebut harus diakui dan dilindungi oleh negara. Di Indonesia sendiri,
kebebasan tersebut harus dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan Pancasila,
UUD 1945, dan hukum yang berlaku.

4. Supremasi Hukum

Prinsip terakhir adalah supremasi hukum. Supremasi hukum merupakan


bentuk penghormatan terhadap nilai hukum yang harus diutamakan, baik oleh
pihak penguasa maupun rakyat. Hal ini mewujudkan kondisi yang tidak
sewenang-wenang atas nama hukum. Karena, pemerintahan harus didasarkan
kepada hukum yang berpihak kepada keadilan (Rule of Law). Di mata hukum,
semua warga negara memiliki nilai yang sama tanpa ada kecualinya. Jika hukum
dibuat atas nama keadilan dan disusun dengan memperhatikan pendapat rakyat,
maka tidak ada alasan untuk mengabaikan apalagi melecehkan hukum dan
lembaga hukum. Dengan demikian, keadilan dan ketaatan terhadap hukum
merupakan salah satu syarat mendasar bagi terwujudnya masyarakat yang
demokratis.

2.4 Sejarah Perkembangan Demokrasi Secara Umum

Dari zaman Yunani Kuno hingga sekarang, definisi kata demokrasi telah
mengalami perubahan.Menurut sebagian besar ilmuwan politik, istilah demokrasi
mengacu pada pemerintahan yang dipilih oleh rakyat, baik secara langsung
maupun representatif (perwakilan).Menurut Encyclopaedia Britannica, demokrasi
adalah secara harafiah dikuasai oleh rakyat. Demokrasi berasal dari bahasa
Yunani demokratia yang berarti pemerintahan rakyat.

Demokratis berasal dari kata demos yang artinya manusia dan kratos yang
artinya pemerintahan. Pada pertengahan abad 5 SM, istilah demokrasi untuk
10

menunjukkan sistem politik yang ada di beberapa negara-kota Yunani, terutama di


Athena.

Sejarah singkat demokrasi

Pemerintahan dengan demokrasi telah dikembangkan sejak lama oleh


orang Yunani Kuno di kota Athena. Mereka mengumpulkan semua orang yang
merupakan warga negara di satu area. Tetapi tidak termasuk budak, wanita, orang
asing dan anak-anak yang tidak mempunyai hak pilih.

Majelis akan berbicara tentang jenis hukum apa yang diinginkan dan
dipilih oleh warga negara. Dewan akan menyarankan undang-undang. Semua
warga negara diizinkan di Majelis. Dewan dipilih dengan undian. Para peserta di
Dewan akan berubah setiap tahun dan jumlah orang di Dewan paling banyak
adalah 500 orang.

Untuk beberapa kantor, warga Athena akan memilih seorang pemimpin


dengan menuliskan nama kandidat favorit mereka pada sepotong batu atau kayu.
Orang dengan suara terbanyak akan menjadi pemimpin.

Pada Abad Pertengahan, ada banyak sistem di mana ada pemilihan,


meskipun hanya beberapa orang yang dapat bergabung pada saat ini. Parlemen
Inggris dimulai dari Magna Carta, sebuah dokumen yang menunjukkan bahwa
kekuasaan Raja terbatas dan melindungi hak-hak tertentu rakyat. Parlemen terpilih
pertama adalah Parlemen De Montfort di Inggris pada 1265. Namun hanya
beberapa orang yang benar-benar dapat bergabung. Parlemen dipilih oleh hanya
beberapa persen orang. Pada 1780 kurang dari 3 persen orang yang bergabung.

Penguasa juga memiliki kekuatan untuk memanggil parlemen. Setelah


sekian lama, kekuatan Parlemen mulai tumbuh. Setelah Revolusi Glorius pada
1688, Bill of Rights Inggris membuat parlemen lebih kuat. Kemudian, penguasa
menjadi simbol saja dan tidak memiliki kekuatan nyata.

Terdapat dua jenis demokrasi yaitu demokrasi langsung (direct


democracies) dan demokrasi tak langsung (indirect democracies). Berikut ini
penjelasan masing-masing jenis demokrasi:
11

Demokrasi langsung Dalam demokrasi langsung, setiap orang memiliki


hak untuk membuat hukum bersama. Salah satu contoh modern dari demokrasi
langsung adalah referendum. Referendum adalah istilah untuk jenis cara
pengesahan undang-undang di mana setiap orang di masyarakat memberikan
suara untuk itu.

Demokrasi langsung biasanya tidak digunakan untuk menjalankan negara,


karena sulit untuk membuat jutaan orang berkumpul bersama setiap saat untuk
membuat undang-undang dan keputusan lain. Demokrasi tak langsung Dalam
demokrasi tidak langsung atau representatif, orang memilih perwakilan untuk
membuat undang-undang bagi mereka.

Orang-orang yang terpilih sebagai wakil adalah walikota, anggota dewan,


anggota parlemen atau pejabat pemerintah lainnya. Ini adalah jenis demokrasi
yang jauh lebih umum. Komunitas besar seperti kota dan negara menggunakan
metode ini, tetapi mungkin tidak diperlukan untuk kelompok kecil.

Pemilihan Istilah demokrasi selalu identik dengan pemilihan. Setelah


orang mengadakan pemilihan, calon yang menang ditentukan. Cara ini dilakukan
bisa sederhana yaitu kandidat dengan suara terbanyak akan terpilih. Seringnya,
politisi yang terpilih adalah anggota partai politik. Alih-alih memilih seseorang,
orang memilih partai. Partai dengan suara terbanyak kemudian memilih kandidat.

Biasanya orang-orang yang terpilih harus memenuhi persyaratan tertentu.


Lembaga pemerintah akan menentukan bahwa calon perwakilan tersebut
memenuhi syarat misalnya dari segi usia. Tidak semua orang bisa memberikan
suara dalam pemilihan. Hak pilih hanya diberikan kepada orang-orang yang
merupakan warga negara. Meski ada beberapa kelompok yang termasuk
pengecualian.

Untuk beberapa pemilihan, suatu negara dapat membuat pemilihan suara


menjadi wajib. Seseorang yang tidak memilih dan yang tidak memberikan alasan
biasanya harus membayar denda.

Penerapan demokrasi Sejak Perang Dunia II, negara-negara di dunia telah


menerima gagasan demokrasi. Namun demikian, tidak semua negara di dunia
12

menerapkan demokrasi dalam pemerintahannya. Negara-negara yang tidak


menerapkan demokrasi adalah Saudi Arabia, Myanmar dan Korea Utara juga
beberapa negara lain Kuba, Brunei dan Vatikan.

2.5 Perkembangan Demokrasi di Indonesia

Dianutnya sistem demokrasi bagi bangsa Indonesia dituangkan dalam


alinea keempat Pembukaan UUD 1945, yang menyatakan bahwa “Kemerdekaan
Kebangsaan Indonesia yang berkedaulatan rakyat” dalamsuatu “Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia”. Pernyataan tersebut sekaligus merupakan
penegasan bahwa demokrasi dianut bersama-sama dengan prinsip negara
konstitusional. Pilihan sistem demokrasi konstitusional dimaksudkan untuk
mencapai tujuan nasional, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia.

Berikut ini merupakan sejarah perkembangan demokrasi di Indonesia:

1. Demokrasi Parlementer (1945-1959)

Masa demokrasi parlementer merupakan masa kejayaan demokrasi di


Indonesia, karena hampir semua elemen demokrasi dapat kita temukan
perwujudannya dalam kehidupan politik di Indonesia.

Pertama, lembaga perwakilan rakyat atau parlemen memainkan peranan


yang sangat tinggi dalam proses politik yang berjalan. Perwujudan kekuasaan
parlemen ini diperlihatkan dengan adanya sejumlah mosi tidak percaya kepada
pihak pemerintah yang mengakibatkan kabinet harus meletakan jabatannya,
meskipun pemerintahannya baru berjalan beberapa bulan, seperti yang terjadi
kepada Ir. Djuanda Kartawidjaja yang diberhentikan dengan mosi tidak percaya
dari parlemen.

Kedua, akuntabilitas (pertanggungjawaban) pemegang jabatan dan politisi


pada umumnya sangat tinggi. Hal ini dapat terjadi karena berfungsinya parlemen
13

dan juga sejumlah media massa sebagai alat kontrol sosial. Sejumlah kasus
jatuhnya kebinet dalam periode ini merupakan contoh konkret dari
tingginyaakuntabilitas tersebut.

Ketiga, kehidupan kepartaian boleh dikatakan memperoleh peluang yang


sebesar-besarnya untuk berkembang secara maksimal. Dalam periode ini,
Indonesia menganut sistem multipartai. Pada periode ini, hampir 40 partai politik
terbentuk dengan tingkat otonomi yang sangat tinggi dalam proses rekruitmen,
baik pengurus atau pimpinan partainya maupun para pendukungnya. Campur
tangan pemerintah dalam hal rekruitmen boleh dikatakan tidak ada sama sekali.
Sehingga setiap partai bebas memilih ketua dan segenap anggota pengurusnya.

Keempat, sekalipun Pemilihan Umum hanya dilaksanakan satu kali yaitu


pada 1955, tetapi Pemilihan Umum tersebut benar-benar dilaksanakan dengan
prinsip demokrasi. Kompetisi antar partai politik berjalan sangat intensif dan fair,
serta yang tidak kalah pentingnya adalah setiap pemilih dapat menggunakan hak
pilihnya dengan bebas tanpa ada tekan atau rasa takut.

Kelima, masyarakat pada umumnya dapat merasakan bahwa hak-hak


dasar mereka tidak dikurangi sama sekali, sekalipun tidak semua warga negara
dapat memanfatkannya dengan maksimal. Hak untuk berserikat dan berkumpul
dapat diwujudkan dengan jelas, dengan terbentuknya sejumlah partai politik dan
organisasi peserta Pemilihan Umum. Kebebasan pers juga dirasakan dengan baik.
Demikian juga dengan kebesan berpendapat. Masyarakat mampu melakukannya
tanpa ada rasa takut untuk menghadapi resiko, sekalipun mengkritik pemerintah
dengan keras. Sebagai contoh adalah yang dilakukan oleh Dr. Halim mantan
Perdana Menteri yang menyampaikan surat terbuka dan mengeluarkan semua isi
hatinya dengan kritikan yang sangat tajam terhadap sejumlah langkah yang
dilakukan Presiden Soekarno.

Keenam, dalam masa pemerintahan parlementer, daerah-daerah


memperoleh otonomi yang cukup bahkan otonomi yang seluas-luasnya dengan
asas desentralisasi sebagai landasan untuk berpijak dalam mengatur hubungan
kekuasaan antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah.
14

Keenam indikator tersebut merupakan ukuran kesuksesan pelaksanaan


demokrasi pada masa pemerintahan parlementer. Akan tetapi, kesuksesan tersebut
tidak berumur panjang. Demokrasi parlementer hanya bertahan selama sembilan
tahun seiring dengan dikeluarkannya dekrit oleh Presiden Soekarno pada tanggal
5 Juli 1959 yang membubarkan Konstituante dan kembali kepada UUD 1945.
Presiden menganggap bahwa demokrasi parlementer tidak sesuai dengan
kepribadian bangsa Indonesia yang dijiwai oleh semangat gotong royong,
sehingga beliau menganggap bahwa sistem demokrasi ini telah gagal mengadopsi
nilai-nilai kepribadian bangsa Indonesia. Sebab-sebab gagalnya praktek
demokrasi parlementer di Indonesia adalah:

a. Sistem multi partai

b. Sikap mental partai yang belum demokratis

c. Tidak ditemukan partai dominan, sehingga koalisi menjadi rapuh.

2. Demokrasi terpimpin (1959-1966)

Demokrasi terpimpin merupakan pembalikan total dari proses politik yang


berjalan pada masa demokrasi parlementer. Apa yang disebut dengan demokrasi
tidak lain merupakan perwujudan kehendak kehendak presiden dalam rangka
menempatkan dirinya sebagai satu-satunya institusi yang paling berkuasa di
Indonesia. Adapun karakteristik yang utama dari perpolitikan pada era demokrasi
terpimpin adalah :

1. Mengaburnya sistem kepartaian. Kehadiran partai-partai politik, bukan


untuk mempersiapkan diri dalam rangka mengisi jabatan politik di
pemerintah (karena Pemilihan Umum tidak pernah dijalankan), tetapi lebih
merupakan elemen penopang dari tarik ulur kekuatan antara lembaga
kepresidenan, Angkatan darat dan Partai Komunis Indonesia.

2. Dengan terbentuknya Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong,


peranan lembaga legislatif dalam sistem politik nasional menjadi
sedemikian lemah. Karena, DPR-GR tidak lebih hanya merupakan
15

instrumen politik lembaga kepresidenan. Proses rekruitmen politik untuk


lembaga ini pun ditentukan oleh Presiden.

3. Hak dasar manusia menjadi sangat lemah. Presiden dengan mudah


menyingkirkan lawan-lawan politiknya yang tidak sesuai dengan
kebijaksanaannya atau yang mempunyai keberanian untuk menentangnya.
Sejumlah lawan politiknya menjadi tahan politik presiden, terutama yang
berasal dari kalangan Islam dan Sosialis.

4. Masa demokrasi terpimpin adalah masa puncak dari semangat anti


kebebasan pers. Sejumlah surat kabar dan majalah diberangus oleh
pemerintah seperti misalnya Harian Abadi dari Masyumi dan Harian
Pedoman dari PSI.

5. Sentralisasi kekuasaan yang semakin dominan dalam proses hubungan


antara pemerintah pusat dan daerah. Daerah-daerah memiliki otonomi
yang terbatas.

Dari lima karakter di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa demokrasi


terpimpin sudah keluar dari aturan yang benar. Bukan dipimpin oleh hikmah
kebijaksanaan, akan tetapi dipimpin oleh institusi kepresidenan yang sangat
otoriter yang jauh dari niali-nilai demokrasi universal.

3. Demokrasi Pancasila (1965-1998)

Era baru dalam pemerintahan dimulai setelah melalui masa transisi yang
singkat yaitu antara tahun 1966-1998, ketika Jenderal Soeharto dipilih menjadi
Presiden Republik Indonesia. Era yang kemudian dikenal sebagai Orde Baru
dengan konsep Demokrasi Pancasila. Visi utama pemerintahan Orde Baru ini
adalah untuk melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen
dalam setiap aspek kehidupan masyarakat Indonesia. Dengan visi tersebut, Orde
Baru memberikan secercah harapan bagi rakyat Indonesia, terutama yang
berkaitan dengan perubahan-perubahan politik, dari yang bersifat otoriter pada
masa demokrasi terpimpin di bawah Presiden Soekarno menjadi lebih demokratis.
16

Harapan rakyat tersebut tentu saja ada dasarnya. Presiden Soeharto sebagai
tokoh utama Orde Baru dipandang rakyat sebagai sesosok pemimpin yang yang
mampu mengeluarkan bangsa ini keluar dari keterpurukan. Hal ini dikarenakan
beliau berhasil membubarkan PKI, yang ketika itu dijadikan musuh utama negeri
ini. Selain itu, beliu juga berhasil menciptakan stabilitas keamanan negeri ini
pasca pemberontakan PKI dalam waktu yang relatif singkat. Itulah beberapa
anggapan yang menjadi dasar kepercayaan rakyat terhadap pemerintahan Orde
Baru di bawah pimpinan Presiden Soeharto. Harapan rakyat tersebut tidak
sepenuhnya terwujud. Karena, sebenarnya tidak ada perubahan yang subtantif dari
kehidupan politik Indonesia. Antara Orde Baru dan Orde Lama sebenarnya sama
saja (sama-sama otoriter).

Dalam perjalanan politik pemerintahan Orde Baru, kekuasaan Presiden


merupakan pusat dari seluruh proses politik di Indonesia. Lembaga Kepresidenan
merupakan pengontrol utama lembaga negara lainnya baik yang bersifat
suprastruktur (DPR, MPR, DPA, BPK dan MA) maupun yang bersifat
infrastruktur (LSM, Partai Politik, dan sebagainya). Selain itu juga Presiden
Soeharto mempunyai sejumlah legalitas yang tidak dimiliki oleh siapapun seperti
Pengemban Supersemar, Mandataris MPR, Bapak Pembangunan dan Panglima
Tertinggi ABRI. Dari uraian di atas, kita bisa menggambarkan bahwa pelaksanaan
demokrasi Pancasilamasih jauh dari harapan. Pelaksanaan nilai-nilai Pancasila
secara murni dan konsekuen hanya dijadikan alat politik penguasa belaka.
Kenyataan yang terjadi demokrasi Pancasila sama dengan kediktatoran.

4. Demokrasi mencari bentuk (Pancasila/Orde Reformasi) 1998-sekarang

Berakhirnya pemerintahan Orde Baru, melahirkan era baru yang disebut


masa reformasi. Orde Baru berakhir pada saat Presiden Suharto menyerahkan
kekuasaan kepada Wakil Presiden B.J. Habibie pada tanggal 21 Mei 1998.
Pergantian masa juga mengubah pelaksanaan demokrasi di Indonesia. Demokrasi
yang dikembangkan pada masa reformasi pada dasarnya adalah demokrasi dengan
mendasarkan pada Pancasila dan UUD 1945. Masa reformasi berusaha
17

membangun kembali kehidupan yang demokratis dengan mengeluarkan peraturan


perundangan, antara lain:

a. Ketetapan MPR RI Nomor X/MPR/1998 Tentang Pokok-pokok


Reformasi.

b. Ketetapan Nomor VII/MPR/1998 Tentang Pencabutan Tap MPR


tentang Referendum.

c. Ketetapan MPR RI Nomor XI/MPR/1998 Tentang Penyelenggaraan


Negara yang Bebas dari KKN.

d. Ketetapan MPR RI Nomor XIII/MPR/1998 Tentang pembatasan Masa


Jabatan Presiden dan Wakil Presiden RI.

e. Amandemen UUD 1945 sudah sampai amandemen 1, II, III, IV.

Sebagai bentuk pelaksanaan demokrasi, pada masa reformasi dilaksanakan


Pemilihan Umum 1999. Pelaksanaan Pemilu 1999 merupakan salah satu amanat
reformasi yang harus dilaksanakan. Sebagai upaya perbaikan pelaksanaan
demokrasi, terdapat beberapa langkah yang dilaksanakan, yaitu:

a. banyaknya partai politik peserta pemilu,

b. pemilu untuk memilih presiden dan wakil presiden secara langsung

c. pemilu untuk memilih wakil-wakil rakyat yang akan duduk di DPR,


MPR, dan DPD.

d. pelaksanaan pemilu berdasarkan asas luber dan jurdil,

e. pemilihan kepala daerah secara langsung,

f. kebebasan penyampaian aspirasi lebih terbuka.


18

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
19

Anda mungkin juga menyukai