Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

DEMOKRASI DAN PENDIDIKAN DEMOKRASI


Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kewarganegaraan
Dosen Pengampu: Bachtiar Ubaidilah, S.Pd., M.Pd

Disusun oleh:
Amzaq Bagus Purnomo (2021051024/2B)
Anas Sobirin (2021051026/2B)
Aril Arfianto (2021051236/2B)
Usay Senja Varamida (2021051149/2B)

FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN
UNIVERSITAS MAYJEN SUNGKONO
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan selesai tepat pada waktunya.
Makalah ini diberi judul “Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi”.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas kewarganegaraan dari


dosen. Selain hal tersebut, makalah ini juga diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
wawasan kami selaku penulis dan para pembaca khususnya untuk dapat memahami dan
mengerti terkait apa itu konsep Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi.

Kami selaku penulis tidak lupa mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya


kepada Bapak Bachtiar Ubaidillah, S. Pd., M. Pd selaku dosen materi kewarganegaraan di
Universitas Mayjen Sungkono yang telah memberikan kami ilmu pengetahuan terkait
kewarganegaraan. Tidak lupa pula terimakasih kami ucapkan kepada pihak-pihak yang
mendukung penulisan makalah ini.

Terakhir, kami menyadari bahwasannya makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Maka dari itu, kami sangat membutuhkan kritik dan saran yang membangun guna
menjadikan penulisan makalah ini lebih baik lagi.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. LATAR BELAKANG 1
B. RUMUSAN MASALAH 1
C. TUJUAN 1
BAB II PEMBAHASAN 2
A. HAKEKAT DEMOKRASI 2
B. DEMOKRASI 4
C. DEMOKRASI DI INDONESIA 6
D. SISTEM POLITIK DI INDONESIA 9
E. PENDIDIKAN DEMOKRASI 13
BAB III PENUTUP 14
A. KESIMPULAN 14
B. SARAN 14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Setiap negara di dunia termasuk Indonesia memiliki suatu sistem
pemerintahan yang dianut atau diterapkan dalam pelaksanaan kenegaraannya. Sistem
pemerintahan ini juga yang menentukan kondisi negara tersebut saat itu dan
kedepannya akan seperti apa.
Sistem pemerintahan yang dianut dan diterapkan di Indonesia adalah sistem
pemerintahan demokrasi. Setelah sebelumya sistem pemerintahan di Indonesia sempat
berubah dan berganti. Sistem pemerintahan demokrasi menganut asas dari rakyat,
oleh rakyat, dan untuk rakyat yang berarti keseluruhan proses pemerintahan itu
melibatkan rakyat.
Melalui makalah ini, penulis ingin membahas tentang demokrasi yang ada
atau diterapkan di Indonesia, dengan tujuan agar seluruh masyarakat yang membaca
makalah ini khusunya kami mahasiswa di Universitas Mayjen Sungkono bisa lebih
memahami seperti apa demokrasi yang ada di Indonesia, bagaimana hakekatnya, dan
lain sebagainya.

B. RUMUSAN MASALAH
Berikut adalah rumusan masalah yang diterapkan oleh penulis dalam makalah
ini:
1. Apa yang dimaksud dengan Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi?
2. Bagaimana Demokrasi di Indonesia diterapkan?

C. TUJUAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
materi kewarganegaraan dari dosen dan yang tidak kalah penting tentunya untuk
menjelaskan agar dapat dipahami bersama apa itu demokrasi dan seperti apa
pendidikan demokrasi di Indonesia.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. HAKEKAT DEMOKRASI
Hakikat demokrasi terletak pada upaya menempatkan kekuasaan politik
tertinggi pada rakyat. Istilah demokrasi diartikan sebagai sistem pemerintahan dari
rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Hakikat demokrasi sebagai suatu sistem
bermasyarakat dan bernegara memberikan penekanan pada keberadaan kekuasaan di
tangan rakyat. Menyadur dari Bahan Ajar Demokrasi oleh Dwi Sulisworo dkk, hal
tersebut mengandung pengertian sebagai berikut:
1. Pemerintahan dari rakyat (government of the people)
Pemerintahan dari rakyat berhubungan dengan pemerintahan yang sah dan
diakui di mata rakyat. Pemerintahan yang diakui merupakan pemerintahan yang telah
mendapat pengakuan dan dukungan dari rakyat. Hal tersebut sangat penting bagi
pemerintah karena akan membantu menjalankan roda birokrasi dan program-
programnya
2. Pemerintahan oleh rakyat (government by the people)
Pemerintahan oleh rakyat artinya pemerintahan menjalankan kekuasaan atas
nama rakyat bukan karena dorongan sendiri. Pengawasan dilakukan oleh rakyat bisa
dilakukan secara langsung oleh rakyat. Atau bisa juga dilakukan secara tidak langsung
melalui DPR.
3. Pemerintahan untuk rakyat (government for the people)
Kekuasaan yang diberikan oleh rakyat kepada pemerintah harus dijalankan
untuk kepentingan rakyat. Pemerintah wajib menjamin adanya kebebasan seluas-
luasnya.
Penggolongan Demokrasi
Keanekaragaman pemahaman hakikat demokrasi digolongkan menjadi tiga
sudut pandang, yaitu ideologi, cara penyaluran kehendak rakyat, dan titik perhatian.
Berikut penjelasannya menurut Drs. Hasim. M.
A. Berdasarkan ideologi
Sistem politik demokrasi berdasarkan sudut pandang ideologi
dibagi menjadi dua bagian, yaitu:

2
1) Demokrasi konstitusional
Ciri dari demokrasi konstitusional yakni kekuasaan pemerintah
terbatas. Pada sistem ini pemerintah tidak diperkenankan banyak
campur tangan dan bertindak sewenang-wenang terhadap warganya.
2) Demokrasi rakyat
Demokrasi rakyat mencita-citakan kehidupan tanpa kelas sosial
dan tanpa kepemilikan pribadi. Demokrasi rakyat adalah bentuk
khusus demokrasi yang memenuhi fungsi diktator proletar.

B. Berdasarkan cara penyaluran kehendak rakyat


Sistem politik demokrasi berdasarkan cara penyaluran kehendak
rakyat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:
1) Demokrasi langsung
Dalam sistem ini rakyat secara langsung mengemukakan
kehendaknya dalam rapat yang dihadiri oleh seluruh rakyat. Demokrasi
langsung bisa berjalan jika negara memiliki jumlah penduduk sedikit
dan berwilayah kecil.
2) Demokrasi perwakilan
Demokrasi perwakilan saat ini banyak dipilih dan digunakan
karena jumlah penduduk terus bertambah dan wilayahnya luas. Hal
tersebut tidak memungkinkan untuk menerapkan sistem demokrasi
langsung. Pada demokrasi ini, rakyat menyalurkan kehendak dengan
memilih wakil-wakilnya untuk duduk di parlemen.
3) Demokrasi perwakilan sistem referendum
Demokrasi ini merupakan gabungan antara demokrasi langsung
dan demokrasi perwakilan. Dalam pelaksanaannya, rakyat memilih
wakil mereka untuk duduk dalam lembaga perwakilan. Namun,
lembaga perwakilan tersebut dikontrol oleh rakyat dengan sistem
referendum dan inisiatif rakyat.

C. Berdasarkan titik perhatian


Sistem politik demokrasi dibedakan menjadi tiga macam
berdasarkan titik perhatiannya, yaitu:

3
1) Demokrasi formal
Demokrasi formal sangat menjunjung tinggi persamaan dalam
bidang politik, tanpa disertai usaha untuk menghilangkan kesenjangan
dalam bidang ekonomi. Pada demokrasi ini, semua orang memiliki
derajat dan hak yang sama.
2) Demokrasi material
Demokrasi material menitikberatkan upaya yang dapat
menghilangkan perbedaan dalam bidang-bidang ekonomi. Sedangkan
persamaan bidang politik kurang menjadi perhatian bahkan terkadang
dihilangkan.
3) Demokrasi gabungan
Demokrasi gabungan merupakan demokrasi yang
mengolaborasikan kebaikan dan membuang keburukan pada demokrasi
formal maupun demokrasi material. Pada sistem ini persamaan derajat
dan hak setiap warga diakui. Namun, demi kesejahteraan bersama
seluruh aktivitas rakyat dibatasi.
B. DEMOKRASI
Pengertian Demokrasi
Demokrasi berasal dari bahasa Yunani yaitu “Demos” dan “Kratos”. Demos
bermakna rakyat atau khalayak, sementara Kratos bermakna pemerintahaan.
Demokrasi sebagai sistem pemerintahan yang mengijinkan dan memberikan hak,
kebebasan kepada warga negaranya untuk berpendapat serta turut serta dalam
pengambilan keputusan di pemerintahan.

Tokoh Penggagas tentang Pengertian Demokrasi antara lain:

1. C. F. Strong
2. Haris Soche
3. Montesquieu
4. Aristoteles
5. John L. Esposito
6. Affan Gaffa
7. Abraham Lincoln
8. Joseph A. Schemer

4
Ciri-ciri Demokrasi

Demokrasi dilakukan agar kebutuhan masyarakat umum dapat terpenuhi.


Pengambilan kebijakan negara demokrasi tergantung pada keinginan dan aspirasi
rakyat secara umum.

Dengan menentukan kebijakan sesuai dengan keinginan masyarakat, dalam


suatu negara demokrasi akan tercipta kepuasan rakyat. Sebuah Negara sendiri
dikatakan telah menerapkan sistem demokrasi, jika telah memenuhi ciri-ciri berikut
ini:

1. Memiliki perwakilan rakyat


2. Keputusan berlandaskan aspirasi dan kepentingan warga negara
3. Menerapkan ciri konstitusional
4. Menyelenggarakan pemilihan umum
5. Terdapat sistem kepartaian

Tujuan Demokrasi

Secara umum, tujuan demokrasi adalah menciptakan kehidupan masyarakat


yang sejahtera, adil dan makmur dengan konsep mengedepankan keadilan, kejujuran
dan keterbukaan. Dijabarkan secara umum menjadi sebagai berikut:

Secara umum, tujuan demokrasi adalah menciptakan kehidupan masyarakat


yang sejahtera, adil dan makmur dengan konsep mengedepankan keadilan, kejujuran
dan keterbukaan. Dijabarkan secara umum menjadi sebagai berikut:

1. Kebebasan berpendapat
2. Menciptakan keamanan dan ketertiban
3. Mendorong masyarakat aktif dalam pemerintahan
4. Membatasi kekuasaan pemerintahan
5. Mencegah perselisihan

Macam-macam Demokrasi

Kekuasaan tertinggi negara demokrasi dimiliki oleh rakyat, entah dari mana
rakyat tersebut berasal dan latar belakangnya. Semua warga negara dianggap sama
tanpa melihat latar belakang dan asal rakyat tersebut. Sehingga, dalam suatu negara

5
demokrasi semua warga negara dianggap memiliki kesetaraan. Berikut ini macam-
macam demokrasi yang perlu diketahui:

1. Demokrasi parlementer
2. Demokrasi langsung
3. Demokrasi tidak langsung
4. Demokrasi Pancasila
5. Demokrasi predensial

Prinsip-prinsip Demokrasi

1. Negara berdasarkan konstitusi


2. Jaminan perlindungan HAM
3. Kebebasan berpendapat dan berserikat
4. Pergantian kekuasaan berkala
5. Peradilan bebas dan tak memihak
6. Penegakan hukum dan persamaan kedudukan
7. Jaminan kebebasan pers

C. DEMOKRASI DI INDONESIA
Macam-macam Demokrasi yang Pernah Berlaku di Indonesia
Demokrasi di Indonesia merupakan Demokrasi Pancasila, namun sebelum
terbentuknya demokrasi Pancasila tersebut, terdapat beberapa bentuk demokrasi yang
dianut oleh Bangsa Indonesia antara lain sebagai berikut:
1. Demokrasi Parlementer (1945 – 1959)
Macam-macam demokrasi di Indoensia yang pertama adalah
demokrasi parlementer yang menonjolkan peranan parlementer serta
partai-partai. Akibatnya, persatuan yang digalang selama perjuangan
melawan musuh bersama menjadi kendor dan tidak dapat dibina menjadi
kekuatan konstruktif sesudah kemerdekaan.
Sistem parlementer ini mulai berlaku sebulan sesudah
kemerdekaan diproklamirkan dan kemudian diperkuat dalam Undang-
Undang Dasar 1945 dan 1950. Banyak para ahli menilai bahwa demokrasi
parlementer kurang cocok untuk Indonesia. Karena lemahnya benih-benih

6
demokrasi sistem parlementer memberi peluang untuk dominasi partai-
partai politik dan Dewan Perwakilan Rakyat.
Undang-Undang Dasar 1950 menetapkan berlakunya sistem
parlemen di mana badan eksekutif terdiri dari presiden sebagai kepala
Negara konstitusional beserta menteri-menterinya yang mempunyai
tanggung jawab politik. Karena fragmentasi partai-partai politik usai
kabinet pada masa ini jarang dapat bertahan lama. Koalisi yang dibangun
dengan gampang pecah hal ini mengakibatkan destabilisasi politik
nasional.
Faktor-faktor semacam ini, ditambah dengan tidak memiliki
anggota-anggota partai yang tergabung dalam konstituante untuk mencapai
konsensus mengenai dasar Negara untuk undang-undang dasar baru.
Kondisi tersebut akhirnya mendorong Ir. Soekarno sebagai presiden untuk
mengeluarkan dekrit 5 juli yang menentukan berlakunya kembali UUD
1945. Dengan demikian demokrasi parlementer di Indonesia berakhir.
2. Demokrasi Terpimpin (1959 – 1965)
demokrasi di Indonesia berikutnya adalah demokrasi terpimpin.
Demokrasi terpimpin ini telah menyimpang dari demokrasi konstitusional
dan lebih menampilkan beberapa aspek dari demokrasi rakyat. Masa ini
kuat ditandai dengan dominasi presiden, terbatasnya peran partai politik,
perkembangan pengaruh komunis dan peran ABRI sebagai unsur sosial-
politik semakin meluas.
UUD 1945 membuka kesempatan bagi seorang presiden untuk
bertahan selama sekurang-kurangnya lima tahun. Namun ketetapan MPRS
No. III/1963 yang mengangkat Ir. Soekarno sebagai presiden seumur
hidup telah membatalkan pembatasan waktu lima tahun ini yang
ditentukan oleh Undang-Undang Dasar.
Selain itu, banyak sekali tindakan yang menyimpang atau
menyeleweng terhadap ketentuan-ketentuan Undang-Undang Dasar seperti
pada tahun 1960 Ir. Soekarno sebagai presiden membubarkan Dewan
Perwakilan Rakyat hasil pemilihan umum. Padahal dalam penjelasan UUD
1945 secara eksplisit ditentukan bahwa presiden tidak mempunyai
wewenang untuk berbuat demikian. Berakhirnya pemerintahan Soekarno

7
menjadi akhir dari berlakunya demokrasi terpimpin di Indonesia, yang
kemudian digantikan dengan demokrasi pancasila.
3. Demokrasi Pancasila Orde Baru (1966 – 1998)
Demokrasi pancasila merupakan demokrasi konstitusional yang
menonjolkan sistem presidensial. Landasan formal periode ini adalah
pancasila, UUD 1945, dan Tap MPRS/MPR dalam rangka meluruskan
penyelewengan terhadap UUD 1945 yang terjadi pada masa demokrasi
terpimpin. Namun, dalam perkembangannya peran presiden justru semakin
dominan terhadap lembaga-lembaga Negara yang lain.
Melihat praktik demokrasi pada masa ini, nama pancasila hanya
digunakan sebagai legitimasi politik penguasa pada saat itu. Sebab
kenyataannya yang dilaksanakan tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Demokrasi Pancasila pada era Orde Baru kerap ditandai dengan
dominasi peran ABRI, Birokratisasi dan sentralisasi pengambilan
keputusan politik, pengebirian peran dan fungsi partai politik, campur
tangan pemerintah dalam berbagai urusan partai politik dan publik, masa
mengambang, monolitisasi ideologi negara, inkorporasi lembaga non
pemerintah. Pemerintahan Orde Baru sendiri berakhir pada tahun 1998
setelah Soeharto dilengserkan oleh rakyatnya pada Mei 1998.
4. Demokrasi Pancasila Era Reformasi (1999 – Sekarang)
Setelah Orde Baru berakhir, Indonesia mulai memasuki era
Reformasi di mana pemerintah Habibie mulai menjalankan demokrasi
dengan menyuburkan kembali alam demokrasi di Indonesia dengan jalan
kebebasan pers dan kebebasan berbicara. Keduanya dapat berfungsi
sebagai check and balances serta memberikan kritik supaya kekuasaan
yang dijalankan tidak menyeleweng terlalu jauh. Dalam perkembangannya
demokrasi di Indonesia setelah rezim Habibie diteruskan oleh presiden
Abdurahman Wahid sampai dengan Pemerintahan Joko Widodo.
Ciri-Ciri Demokrasi Pancasila
Ciri dari Demokrasi Pancasila, antara lain yaitu:
1. Pemerintah dijalankan berdasarkan konstitusi.
2. Adanya pemilu secara berkesinambungan.
3. Adanya peran-peran kelompok kepentingan.
4. Adanya penghargaan atas HAM serta perlindungan hak minoritas.
8
5. Demokrasi Pancasila merupakan kompetisi berbagai ide dan cara untuk
menyelesaikan masalah.
6. Ide-ide yang paling baik akan diterima, bukan berdasarkan suara
terbanyak.

Demokrasi Pancasila merupakan demokrasi konstitusional dengan mekanisme


kedaulatan rakyat dalam penyelenggaraan negara dan penyelengaraan pemerintahan
berdasarkan konstitusi yaitu Undang-undang Dasar 1945. Sebagai demokrasi
pancasila terikat dengan UUD 1945 dan pelaksanaannya harus sesuai dengan UUD
1945.

Prinsip pokok dalam Demokrasi Pancasila, antara lain:

1. Perlindungan terhadap hak asasi manusia


2. Pengambilan keputusan atas dasar musyawarah
3. Peradilan yang merdeka berarti badan peradilan (kehakiman) merupakan
badan yang merdeka, artinya terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah
dan kekuasaan lain contoh Presiden, BPK, DPR, DPA atau lainnya
4. adanya partai politik dan organisasi sosial politik karena berfungsi untuk
menyalurkan aspirasi rakyat
5. Pelaksanaan Pemilihan Umum
6. Kedaulatan adalah ditangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR
(pasal 1 ayat 2 UUD 1945)
7. Keseimbangan antara hak dan kewajiban
8. Pelaksanaan kebebasan yang bertanggung jawab secara moral kepada
Tuhan YME, diri sendiri, masyarakat, dan negara ataupun orang lain
9. Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita nasional
10. Pemerintahan berdasarkan hukum, dalam penjelasan UUD 1945 dikatakan.

D. SISTEM POLITIK DI INDONESIA


Politik di Indonesia dalam Segi Antropologis

Menurut Budiarjo (2013:30), seluruh kegiatan politik berlangsung dalam suatu


“sistem”. Sistem politik ini bukan suatu tempat yang jelas batas teritorialnya. Namun,
sistem politik merupakan suatu konstruksi analisis, yaitu suatu istilah yang digunakan

9
untuk memudahkan analisis atas berbagai hal yang kongkret. Yang membedakan
antara sistem politik dari sistem yang lain adalah pola-pola interaksi dalam sistem
politik melibatkan kekuasaan dan kewenangan.

Indonesia memiliki sistem politik demokrasi, tetapi yang diterapkan tidak


seperti negara lain yang menggunakan sistem demokrasi, melainkan demokrasi yang
sesuai dengan bangsa Indonesia, yaitu Demokrasi Pancasila. (Sunarso:2015).

Dinamika perkembangan politik di Indonesia berkembang melalui


yurispudensi mulai dari masa Orde Baru hingga saat ini. Indonesia adalah negara
yang menganut trias politika yang artinya pembagian kekuasaan perkembangan
politik tersebut berkembang melalui badan-badan petinggi negara yang dikembangkan
secara yudikatif, badan-badan tersebut yaitu Badan Eksekutif yang terdiri dari
presiden serta wakil presiden, menteri-menteri, perdana menteri dan kabinet; Badan
Legislatif yang dijalankan presiden bersama-sama dengan Dewan Perwakilan Rakyat,
dan Majelis Permusyawaratan Rakyat dan Badan Yudikatif yang dijalankan oleh
Mahkamah Agung.

Perkembangan Politik Masa Orde Baru

Orde Baru adalah sebutan bagi masa pemerintahan Presiden Soeharto di


Indonesia. Orde Baru menggantikan Orde Lama yang merujuk kepada era
pemerintahan Soekarno. Orde Baru hadir dengan semangat "koreksi total" atas
penyimpangan yang dilakukan oleh Soekarno pada masa Orde Lama. Orde Baru
berlangsung dari tahun 1966 hingga 1998. Dalam jangka waktu tersebut, ekonomi
Indonesia berkembang pesat meskipun hal ini terjadi bersamaan dengan praktik
korupsi yang merajalela di negara ini. Selain itu, kesenjangan antara rakyat yang kaya
dan miskin juga semakin melebar.

Winarno (2007:76) menjelaskan bahwa pada 1968, MPR secara resmi


melantik Soeharto untuk masa jabatan 5 tahun sebagai presiden, dan dia kemudian
dilantik kembali secara berturut-turut pada tahun 1973, 1978, 1983,1988, 1993, dan
1998. Presiden Soeharto memulai "Orde Baru" dalam dunia politik Indonesia dan
secara dramatis mengubah kebijakan luar negeri dan dalam negeri dari jalan yang
ditempuh Soekarno pada akhir masa jabatannya.

10
Begitu kuatnya kekuasaan politik Soeharto yang ditopang oleh birokrasi dan
militer membuat struktur politik tidak berfungsi sebagaimana seharusnya. Politik dan
pemerintahan yang didominasi oleh birokrasi dan militer yang pada perkembangan
selanjutnya mempresentasi pada diri Soeharto. Ini telah memandulkan fungsi-fungsi
struktur politik demokrasi hingga hanya sebagai pelayan atas keinginan-keinginan
Soeharto dan kroni-kroninya.

Di sisi lain, ketiadaan pembangunan politik juga membuat politik pada masa
Orde Baru minim partisipasi politik. Pada tingkat sistem, otoritarianisme politik yang
dikontekstasikan Orde Baru telah membuat sistem politik tidak lagi responsive
terhadap tuntutan dan kebutuhan masyarakat. Pembangunan ekonomi yang
semestinya ditujukan untuk mendorong kemakmuran rakyat, dalam kenyataannya
hanya dinikmati oleh segelintir elit politik dan ekonomi terutama yang berada dalam
lingkaran keluarga Soeharto.

Harus diakui pada masa Orde Baru dari segi pembangunan fisik memang ada
dan keamanan terkendali. Namun, pada masa Orde Baru demokrasi tidak ada,
kalangan intelektual dibelenggu, pers di daerah di bungkam, KKN dan pelanggaran
HAM terjadi di mana-mana. Secara garis besar ada lima pelanggaran norma dan nilai
dalam masyarakat pada masa Orde Baru, yaitu:

1. Kekuasaan Pemerintah yang Absolute

Soeharto, Presiden Republik Indonesia ke-2, menduduki tahta


kepresidenan Indonesia selama 32 tahun. Itu berarti, Soeharto telah
memenangkan sekitar enam kali pemilihan umum (Pemilu). Tampak jelas
dalam pemerintahan Soeharto di mana pemerintahan dijalankan secara
absolut. Presiden Soeharto mengkondisikan kehidupan politik yang
sentralistik untuk melanggengkan kekuasaan. Dampaknya, salah satu hak
sebagai warga negara untuk mendapatkan kedudukan dalam pemerintahan
menjadi hak yang sulit didapatkan tanpa melakukan kolusi dan nepotisme.

2. Rendahnya Transparansi Pengelolaan

Transparansi merupakan bentuk kredibilitas dan akuntabilitas dari


suatu negara. Pada masa Orde Baru, hak penyiaran dikekang. Berita-berita
televisi dan surat kabar tidak boleh membicarakan keburukan-keburukan

11
pemerintahan, kritik terhadap pemerintah, dan berita-berita yang dapat
mengganggu stabilitas dan keamanan nasional.

Keuangan negara juga menjadi rahasia internal pemerintahan.


Uutang negara menjadi terbuka jelas pun saat krisis dunia melanda.
Indonesia tidak mampu membayar hutang luar negeri yang bertumpuk-
tumpuk. Lebih dari itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika yang
menurun tajam memaksa perusahaan-perusahaan memecat sebagian
karyawannya untuk mengurangi biaya produksi. Bahkan, banyak
perusahaan tumbang dan gulung tikar karena negara tidak mampu
membayar hutang luar negeri. Bila dirunut lebih dalam, semua itu berakar
dari rendahnya transparasi pemerintah terhadap masyarakat.

3. Lemahnya Fungsi Lembaga Perwakilan Rakyat

Dewan Perwakilan Rakyat dan Majelis Permusyawaratan Rakyat


menjadi semacam boneka yang dikendalikan oleh pemimpin negara.
Dalam hal ini, aspirasi-aspirasi dan keinginan rakyat tidak mampu
diwujudkan oleh pemerintah. Program-program pemerintah seperti
LKMD, Inpres desa tertinggal, dan seterusnya, menjadi semacam program
penjinakan yang dilakukan oleh penguasa agar rakyat miskin tidak
berteriak menuntut hak-hak mereka. Timbulnya kesenjangan
pembangunan antara pusat dan daerah karena kekayaan daerah sebagian
besar disedot ke pusat, menyebabkan munculnya rasa ketidakpuasan di
sejumlah daerah karena kesenjangan pembangunan, sehingga masyarakat
melakukan pemberontakan dengan membuat kerusuhan dan kekerasan
agar pemerintah melihat kaum bawah.

4. Hukum yang Diskriminatif

Hukum yang diskriminatif menjadi keburukan Orde Baru


selanjutnya. Hukum hanya berlaku bagi masyarakat biasa atau masyarakat
menengah ke bawah. Pejabat dan kelas atas menjadi golongan yang kebal
hukum. Hak masyarakat untuk mendapatkan perlakukan yang sama di
depan hukum menjadi hal yang sangat langka. Hak asasi sosial dilanggar
oleh pemerintah.

12
E. PENDIDIKAN DEMOKRASI

Pendidikan demokratis merupakan pembelajaran yang dibangun untuk


mewujudkan lingkungan yang kritis dan aman, menghidupkan dialog, dan
keikusertaan seluruh pihak. pendidikan demokratis merupakan proses dan lingkungan
pembelajaran yang dirancang untuk memelihara kelangsungan kehidupan yang
demokratis, pengembangan sikap tanggung jawab dalam masyarakat, ketaatan
terhadap perilaku etis, dan penanaman cara pandang luas atau global.

Demokrasi pendidikan diwujudkan dalam sekolah/pembelajaran demokratis.


Sekolah demokratis dicirikan dengan keterlibatan stakeholder (guru, murid, pimpinan
sekolah, staf, dan orangtua murid/masyarakat) dalam hal-hal yang berkaitan dengan
tata kelola sekolah (school governance) dan pembuatan keputusan pendidikan
(sekolah) yang seharusnya dipandu dengan nilai-nilai dan melalui proses yang
demokratis. Dalam sekolah demokratis, peserta didik dilibatkan dalam
penyelenggaraan sekolah, seperti penentuan pembelajaran, memilih apa yang ingin
dipelajari menurut rangkaian waktu dan kepemimpinan. Kepemimpinan dibangun atas
perkhidmatan kepada publik. Seorang pimpinan sekolah mempunyai ciri utama,
antara lain:

1. Mempunyai komitmen yang tinggi untuk mendengar orang lain dan


empati.
2. Menjadi baik untuk dirinya dan orang (saleh secara pribadi dan secara
sosial).
3. Kemampuan melihat lebih jauh dan melakukan perubahan (inovasi).
4. Transparan.
5. Jujur.
6. konsisten (istikomah) untuk mendorong partisipasi peserta didik dan unsur
lainnya dalam komunitas belajar.

13
Pendidikan demokrasi Seperti halnya demokrasi, pendidikan demokrasi secara
substantif bukan semata keterlibatan publik dalam elektoral, seperti pilkada, pileg.
Pendidikan demokrasi memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk meraih

1. Pengetahuan
2. Keterampilan
3. Sikap, dan
4. Nilai-nilai yang berkaitan dengan berbudaya demokratis.

Pendidikan demokrasi membentuk warga negara “politik”, warga negara yang


percaya, setia, menjunjung tinggi, dan mendukung prinsip-prinsip dasar demokrasi,
dan menjadi warga negara yang efektif atau melek politik. Ada dua hal yang perlu
diperhatikan dalam mengembangakan demokrasi kini dan kedepan, yakni kohesivitas
sosial dan integrasi masyakarat. Karenanya, pendidikan demokrasi secara hakiki ialah
menumbuhkan sikap kesediaan berbagi dalam menghadapi persoalan yang muncul
dalam masyarakat, budaya, ekonomi, politik dan lain, sehingga demokrasi bukan
semata bentuk pemerintahan, melainkan juga merupakan bentuk kesediaan berbagi
dalam kehidupan sosial.

14
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah berikut adalah Demokrasi


merupakan istilah yang menggambarkan keterlibatan rakyat dalam segala aspek
utamanya sistem pemerintahan dan politik suatu negara. Demokrasi yang diterapkan
di Indonesia adalah Demokrasi Pancasila dimana nilai-nilai utamanya adalah dari
rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.

Pendidikan demokrasi sudah sepatutnya ada dan menjadi bahan pembelajaran


bagi kita semua, bukan hanya siswa atau mahasiswa, melainkan seluruh rakyat
Indonesia, karena setiap hari kita berhubungan, beriringan dengan proses demokrasi
itu sendiri.

B. SARAN

Penulis berharap agar pembaca dapat dengan cermat membaca dan memahami
makalah berikut sehingga segala ilmu yang ada di dalam makalah berikut dapat
diserap dengan maksimal dan diaplikasikan di dunia nyata. Selain itu agar para
pembaca juga aktif memberikan saran dan masukan terkait makalah ini agar
kedepannya makalah ini selalu dalam kondisi update dan dapat memberikan manfaat
lebih besar untuk kami penulis dan pembacanya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad. 2021. “Pengertian Demokrasi: Sejarah, Ciri, Tujuan, Macam, dan Prinsip”,
https://www.gramedia.com/literasi/demokrasi/. Diakses pada 27 Maret 2022 pukul 15.15.

Astuti, Novi Puji. 2020. “Macam-macam Demokrasi di Indonesia, dari Parlementer hingga
Pancasila”, https://www.merdeka.com/jabar/macam-macam-demokrasi-di-indonesia-dari-
parlementer-hingga-pancasila-kln.html. Diakses pada 27 Maret 2022 pukul 15.21.

Wikipedia. 2022. “Demokrasi Pancasila”, https://id.wikipedia.org/wiki/Demokrasi_Pancasila.


Diakses pada 27 Maret 2022 pukul 15.20.

Anda mungkin juga menyukai