Anda di halaman 1dari 7

I.

KONSEP RAHMATAN LIL `ALAMIN


Islam rahmatan lil alamin adalah konsep abstrak yang mengembangkan pola
hubungan antar manusia yang pluralis, humanis, dialogis, dan toleran. Selain itu, konsep ini
mengembangkan pemanfaatan dan pengelolaan alam dengan rasa kasih sayang.
Sederhananya, maksud Islam rahmatan lil alamin adalah Islam sebagai rahmat bagi seluruh
alam semesta.
Pemahaman ini diambil dari sumber utama ajaran Islam, yaitu Al-Qur’an, pada surat
al-Anbiya’ ayat 107:

Latin: Wa mā arsalnāka illā raḥmatal lil-'ālamīn


“dan kami tidak mengutus kamu (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi
semesta alam”. Hal ini menunjukkan bahwa agama Islam adalah agama untuk semua
makhluk Allah SWT (universal), tidak terbatasi geografi, suku, bangsa, dan ras, bahkan
agama ini juga diserukan untuk para jin. Wujud dari pemahaman ini adalah pemeluk agama
Islam yang saleh adalah pribadi yang Rahmatan lil ‘Alamin, dengan teladan utama Nabi
Muhammad SAW.
Kata al-'ālamīn adalah bentuk plural dari kata 'ālam. Dalam madzhab ahlussunnah wal
jamā’ah, ada sebuah definisi bahwa 'ālam adalah mā siwā Allah (segala sesuatu selain
Allah). Untuk itu, 'ālamīn adalah setiap hal apapun yang ada di jagad raya ini selain Allah.
Sebagaimana ketika kita mengartikan kata 'ālamīn dalam surat al-Fātihah dengan “seluruh
alam”.

Namun, ketika mendefinisikan kata 'ālamīn dalam surat Al-Anbiyā’ ini, setidaknya para
ahli ta’wil terpecah menjadi dua kelompok. Pertama, mereka mengartikan kata 'ālamīn
sebagaimana makna diatas. Kedua, mengartikan kata 'ālamīn dengan “hanya orang-orang
yang beriman dan percaya kepada Nabi Muhammad SAW”. Ketika Al-Thabarī dalam
tafsirnya dihadapkan oleh dua pendapat ini, beliau menyebutkan bahwa yang paling utama,
atau kira-kira yang paling mendekati kebenaran, adalah pandangan yang pertama, yakni
tidak membatasi hanya bagi orang-orang yang beriman.

Apabila yang dimaksud dari kata 'ālamīn adalah seluruh makhluk yang ada di alam
raya ini, bagaimana makna yang dikehendaki oleh kata rahmat? Apakah kata rahmat tidak
memiliki hubungan dengan konsekuensi nanti di akhirat, dalam artian tentang surga dan
neraka?
Ibnu Hajar Al-’Asqal ānī dalam Fath Al-Jawâd menyebutkan statemen menarik terkait
masalah ini. Menurutnya, rahmat bagi orang yang beriman berkaitan dengan hidayah yang
telah Allah berikan hingga dengan hidayah tersebut orang-orang muslim mulai menapaki
jalan menuju keselamatan abadi, yakni surga.
Sementara, rahmat bagi orang-orang munafik adalah jaminan terjaganya nyawa
mereka. Hal tersebut bisa diperhatikan lebih lanjut dalam pembahasan terkait keputusan
Nabi mengapa tidak menghukum mati orang-orang munafik. Sedangkan rahmat bagi orang-
orang non-muslim adalah menghadang agar Allah tidak mengadzab atau menjatuhkan
bencana selama mereka masih hidup. Tidak seperti umat-umat sebelum Nabi Muhammad
diutus.
Terkait dengan makna rahmat yang ketiga, Allah memberi legitimasinya dalam Al-
Qur’an. Dalam konteks ini, Allah berfirman,

Artinya: “tidaklah Allah akan mengadzab mereka sedangkan engkau (Muhammad) berada
diantara mereka” (QS. Al-Anfâl: 33).

Yang disampaikan oleh Ibnu Hajar diatas juga diamini oleh Imam Al-Thabarī dalam
tafsirnya, Tafsir Al-Thabarī. Singkatnya, apa yang menjadi misi Nabi Muhammad adalah
terciptanya kehidupan sosial yang saling menghargai dan tidak terjadi penindasan kepada
sesamanya. Begitu juga, agar manusia mau memperhatikan dan menghargai hak hidup
makhluk lainnya, seperti pohon, hewan, dll. Istilah yang biasa disebut namun jarang dihayati
dan direalisasikan adalah hablu minallah, hablu minannās, dan hablu minal ‘ālam.
Dengan ini, ketika berbicara tentang rahmat didunia tidak ada kaitannya dengan surga
dan neraka. Bentuk kehidupan yang saling menghargai tanpa memperdulikan suku, agama,
bahasa, dan warna kulit. Itu semua adalah sifat rahman-nya Allah. Dengan sifat ini, Allah
tidak membedakan perbedaan-perbedaan identitas yang ada pada diri setiap manusia.
Kehidupan di dunia adalah berhubungan dengan rasa kemanusiaan. Perihal pilihan untuk
menerima Islam sebagai agamanya, itu adalah hidayah. Wallahu a’lam bish-shawab
Sumber :
https://news.detik.com/berita/d-5303056/islam-rahmatan-lil-alamin-apa-maksud-dan-
contohnya
https://islamic-education.uii.ac.id/wp-content/uploads/2018/02/Tafsir-Ayat-Rahamatan-
LilAlamin-Menurut-Penafsir-Ahlu-Sunnah-MuktazilahSyiahdan-Wahabi.pdf
https://islami.co/makna-rahmatan-lil-alamin-dalam-al-quran-qs-al-anbiya-ayat-107/

II. MENGENAL AYAT – AYAT AL QUR`AN, ISLAM RAHMATAN LIL `ALAMIN

Al-Quran memberikan isyarat kepada dua macam rahmat, rahmat umum yaitu bagi
alam semesta dan rahmat khusus bagi kaum mukminin. Untuk memperjelas bagaimana
Islam merupakan rahmat bagi alam semesta, pada awalnya harus dilihat bahwa hal-hal apa
saja yang menjadikan rahmat bagi alam semesta dan memerlukan apa saja, apa saja
kebutuhan-kebutuhan mendasar dan esensial manusia?

Apabila kita meneliti wujud diri kita, maka kita akan melihat bahwa esensi dan hakikat
wujud manusia adalah pikiran dan pengetahuannya. Oleh itu, kebutuhan utama dan
pertama manusia adalah hidayah. Dalam hal ini, Islam merupakan hidayah yang paling
sempurna bagi manusia.
Untuk menjelaskan agama Islam merupakan rahmat bagi alam semesta harus
dikatakan bahwa Islam membuka jalan kepada jalan hidayah dan membawa manusia untuk
mencapai kebahagiaan di dua dunia. Tipologi ini sangat penting di mana tidak ada syarat-
syarat ras, jenis kelamin, waktu, tempat dan lain sebagainya untuk dapat melalui jalan ini.

Bagi orang-orang yang berakal, dalil ini telah cukup bahwa Islam dapat diterima
sebagai rahmat bagi seluruh alam semesta. Tentu saja maksud agama Islam merupakan
agama rahmat tidak berarti bahwa agama-agama sebelumnya dan para nabi ulul azmi
sebelumnya bukan merupakan rahmat bagi alam semesta. Tidak demikian. Hanya saja
terdapat dalil-dalil yang mengenalkan bahwa Islam, al-Quran dan Nabi Muhammad Saw
adalah sumber rahmat dan berkah bagi seluruh alam semesta, yaitu bahwa kaum Mukminin
akan menerima rahmat yang luas ini; para pembangkang dan penentangnya dikarenakan
adanya rasa dengki dan keras kepala, maka mereka tidak akan menerima rahmat Ilahi dan
akan menanggung kerugian dunia dan akhirat.

Ada baiknya kami menyebutkan sebagian ayat-ayat al-Quran yang secara gamblang
mendeklarasikan bahwa Islam adalah agama rahmat:

1. Nabi Islam Sang Nabi Rahmat

“Dan tiadalah Kami mengutusmu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.”
(Qs Al-Anbiya [21]: 107)

Islam menjadi rahmat bagi seluruh manusia di dunia karena Nabi Muhammad Saw
membawa syariat dan ajaran di mana ketika seseorang mengamalkan ajaran-ajarannya,
maka ia akan bahagia di dunia dan di akhirat. Islam akan mendatangkan rahmat bagi ahli
dunia dan bagi kaum Mukmin. Ya, Islam merupakan rahmat dari sisi bahwa pengaruhnya
sedemikian berkah dan dengan berkah kebangkitan Nabi Saw serta ajakannya kepada
kebahagiaan telah membawa perubahan dalam masyarakat, di mana apabila kita
membandingkan keadaan masyarakat dunia sebelum dan setelah bi’tsah (pengutusan) Nabi
Saw, maka berkah rahmat akan nampak kelihatan secara nyata.

2. Petunjuk dan Rahmat bagi Orang-orang Beriman

”Dan sesungguhnya Al-Qur’an itu benar-benar menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-
orang yang beriman.” (Qs Al-Naml [27]: 77)

Al-Quran merupakan hidayah dan rahmat murni bagi orang-orang beriman. Artinya
tidak akan membiarkan kaum Mukminin terlibat dalam perbedaan. Jika terjadi perbedaan di
antara mereka, maka al-Quran akan menghilangkan perbedaan itu.

3. Penawar bagi Orang-orang Beriman


“Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-
orang yang beriman, dan Al-Qur’an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang lalim
selain kerugian.” (Qs Al-Isra [17]: 82)

Manifestasi rahmat adalah Kami menurunkan sesuatu bagi kalian di mana penyakit-
penyakit hati akan hilang; kesehatan dan kekuatan asli akan kembali kepadanya. Oleh
karena, mereka akan memperoleh nikmat kebahagiaan dan karamah.

4. Surga Rahmat Besar Ilahi

“Adapun orang-orang yang beriman kepada Allah dan berpegang kepada (agama)-Nya,
niscaya Allah akan memasukkan mereka ke dalam rahmat yang besar (surga) dan limpahan
karunia-Nya, dan menunjuki mereka kepada jalan yang lurus (untuk sampai) kepada-Nya.”
(Qs Nisa [4]: 175)

Makna ayat ini adalah Tuhan akan memberikan dua bentuk pahala kepada pribadi-
pribadi yang beriman, berpegang kepada bimbingan Tuhan dan berpegang kepada al-Quran.
Satu pahala itu adalah mereka akan dimasukkan kedalam rahmat dan karunia-Nya dan yang
lainnya adalah mereka akan diberi petunjuk kepada jalan yang benar.

5. Rahmat Khusus untuk Orang-orang Beriman

“Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-
orang yang beriman, dan Al-Qur’an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang lalim
selain kerugian.” (Qs. Al-An’am [6]:157)

Quran adalah hujah yang jelas, dalil yang terang, dan sarana untuk memperoleh
hidayah bagi manusia untuk memperoleh nikmat-nikmat yang langgeng dan untuk
mendapatkan pahala yang besar dan merupakan nikmat dan rahmat bagi pemeluknya.
Di samping itu, ayat yang menjelaskan bahwa agama Islam adalah agama yang
membawa rahmat, merupakan salah satu dalil dan tanda-tanda rahmat dan berkah Islam
adalah telah dihapuskannya azab-azab dan siksaan-siksaan yang turun kepada umat-umat
terdahulu bagi umat Islam. Oleh karena itu, dengan diutusnya Nabi Muhammad SAW, maka
rahmat Ilahi terbentang bagi seluruh umat semesta, orang-orang yang beriman telah
menerima taufik ini sehingga akan menerima rahmat secara khusus dan akan merasakan
keberkahan pada diri mereka sedangkan orang-orang yang tidak beriman, tidak akan
menerima karunia yang lapang ini.
Sumber :
https://icc-jakarta.com/2018/02/16/ayat-ayat-al-quran-yang-menyatakan-islam-sebagai-
rahmatan-lil-alamin/

III. MENGENAL SIFAT RAHMAN RAHIM ALLAH SWT

1. Ar Rohman (Maha Pengasih)

Ar Rahman artinya Allah Subhanahu wa Taala mempunyai kasih sayang yang sangat
luas, meliputi seluruh makhluk-Nya. Allah mengasihi seluruh makhluk-Nya dengan
memberikan berbagai kenikmatan.

Nama Ar Rahman sama seperti nama Allah, tidak boleh digunakan seorang makhluk
pun. Dan memang tidak ada yang bisa mengasihi seluruh makhluk seperti Allah. Baik
beriman maupun kafir, semuanya mendapatkan rezeki dari Allah.

Dalil nama Ar Rahman bisa dilihat antara lain di Surat Thaha ayat 5, Al Mulk ayat 29,
Ar rahman ayat 1, dan Al Isra’ ayat 110. Tentu juga ada di awal Alquran yakni basmalah.

2. Ar Rohim (Maha Penyayang)

Ar Rahim adalah nama bagi Dzat Allah dan juga merupakan salah satu sifat-Nya. Jika
Ar Rahman adalah maha pengasih untuk semua makhluk, Ar Rahim adalah maha penyayang
untuk hamba-Nya yang beriman. Nama Ar Rahim disebutkan bersama nama Ar Rahman
dalam empat ayat. Yakni Al Fatihah ayat 3, Al Baqarah ayat 163, Fushilat ayat 2, dan Al Hasyr
ayat 22. Sedangkan Ar Rahim bersama Allah dan Ar Rahman disebutkan 114 kali dalam
mushaf yakni basmalah.

IV. KONTEKTUALISASI SIFAT RAHMAN RAHIM DALAM KEHIDUPAN SEHARI-


HARI

Asmaul Husna adalah nama baik dan indah yang dimiliki oleh Allah SWT. yang
semuanya berjumlah 99. Diantara nama baik tersebut, ada yang disebut Ar-Rahmaan. Ar-
Rahmaan disini mempunyai banyak arti ada yang berkata bahwa artinya suatu nikmat yang
panjang dan ada juga yang mengartikannya sebagai Maha Pengasih atau Maha Pemurah.
Kali ini kita akan membahas mengenai Ar-Rahmaan, sifat Allah SWT. sebagai Dzat yang
Maha Pengasih. Berikut adalah dalil tentang Ar-Rahman pada Al Fatihah ayat 1: ‫بِس ِْم هللاِ الرَّحْ م ِن‬
‫َّح ِيم‬
ِ ‫ الر‬Artinya: Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Kita
harus meneladani betul sifat Ar-Rahman, yaitu dengan cara menjadi orang yang selalu
mengasihi antar sesama makhluk hidup ciptaan Allah SWT.

Pertama-tama kita yang mempunyai kecukupan harta harus menjadi orang yang
dermawan. Menjadi orang yang selalu membantu orang lain di saat kesusahan saat tidak
mempunyai uang atau juga mengasihi kepada anak yatim atau piatu. Karena dengan sifat
dermawan kita, kita akan disenangi banyak orang. Asal saja jangan sampai kita merasa Riya'
yaitu sombong kecil dalam hati, karena itu akan merusak amal yang telah kita lakukan.

Lalu dengan cara tolong menolong antar sesama seperti membantu orang lain yang
membutuhkan, seperti contoh ada korban gempa yang kehilangan rumahnya, disitulah kita
harus memiliki sifat tolong menolong dalam hati kita untuk membantu orang yang
kesusahan itu. Sama seperti sifat dermawan, sifat tolong menolong juga akan banyak orang
yang suka dengan sifat kita. Rasulullah saw bersabda: "Bukanlah dari golongan kami orang
yg tidak mengasihi dan menyayangi yg lebih muda, tidak menghormati orang yg lebih tua."
(HR Tirmidzi). Makna Ar-Rahman yang berarti mengasihi bukan berarti untuk sesama
manusia. Ini juga berlaku untuk makhluk ciptaan Allah SWT. seperti hewan dan tumbuhan.
Kita harus mengasihi kepada hewan seperti contoh ada hewan yang kelaparan kita harus
mengasihi dia makan. Kita juga harus mengasihi kepada tumbuhan seperti contoh kita harus
merawat tumbuhan dan melestarikannya. Lalu Apa Manfaat Kita Meneladani Sifat Ar-
Rahmaan?

1. Hati kita akan menjadi tentram dan tidak gelisah.

2. Semua hal akan menjadi damai. Karena kalau kita sesama manusia saling mengasihi
satu sama lain tidak akan ada kerusuhan. Semuanya akan menjadi damai, tidak ada
peperangan atau konflik.

3. Kita akan selalu dikasihi dan disayangi oleh Allah.

4. Hidup akan menjadi lebih bermakna dan bahagia.

5. Kalau kita saling mengasihi, semoga itu bisa menjadi contoh bagi orang lain yang
melihat kita. Jadi, sifat saling mengasihi itu bisa tertular ke orang lain dan kita akan
mendapatkan banyak pahala. Aamiin. Kesimpulannya dengan meneladani sifat Ar-
Rahman ini, kita bisa menjadi lebih dermawan dan membangun sifat tolong
menolong antar sesama di hati kita. Semoga kita semua dipermudah untuk
meneladani sifat Ar-Rahman ini. Aamiin ya Rabbal Aalamiin.

Banyak sekali contoh-contoh perilaku Ar-Rahiim, seperti:


1. Menyayangi sesama antar manusia, seperti menyayangi keluarga, menyayangi
teman, menyayangi tetangga. Kalau ada saudara kita yang sakit kita harus
menjenguknya, kalau ada saudara kita yang sedih kita harus menghiburnya, dan
kalau saudara kita melakukan kesalahan kita harus mengingatkannya sebagai rasa
kasih sayang kita kepada mereka.

2. Menyayangi hewan seperti memberikan makan hewan setiap hari, kalau hewan
peliharaan kita sakit kita harus membawanya ke dokter, dan kalau hewan kita diberi
kandang kita harus merawat kandang tersebut hingga bersih dari kotoran.

3. Rasa sayang kepada lingkungan seperti menjaga lingkungan hingga bersih, terus
merawat lingkungan, merawat pohon-pohon yang ada, memungut sampah ke tong
sampah.

4. Menyayangi tumbuhan dengan cara merawatnya. Dan banyak lagi contoh lainnya,
selain perilaku tersebut kita juga harus menyayangi diri sendiri, selalu berprasangka
baik kepada diri sendiri, berperilaku terpuji kepada diri sendiri. Karena dengan
mencintai diri sendiri kita akan merasa bahagia dan terlepas dari dengki/iri.
Kesimpulan dari semua ini, kita jadi lebih bisa menyayangi siapapun di dunia ini baik
itu kepada Allah SWT, sesama manusia, hewan, tumbuhan, lingkungan, atau diri kita
sendiri. Semoga kita semua dipermudah untuk meneladani sifat Ar-Rahiim ini.
Aamiin Yaa Rabbal Aalamiin.

Sumber :

http://sekolahbagiilmu.blogspot.com/2017/03/meneladani-sifat-asmaul-husna-ar-
rahim.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai