Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

AGAMA ISLAM SECARA ETIMOLOGIS DAN TERMINOLOGIS


Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mini Reseach Mata Kuliah Qiroat
Dosen pengampu : Fathuri Ahza Mumtaza S.Sos. MA.

Kelompok 2 :
- Nabila Kusniawati.
- Kevin Efriza
- Kayyis Qodri
- Neneng Salmia.
- Vina Awalia.

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
SHALAHUDIN AL – AYYUBI JAKARTA

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yakni Nabi Muhammad SAW yang kita
nanti-nantikan syafa’atnya diakhirat nanti.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan penyusunan
makalah yang berjudul “AGAMA ISLAM SECARA ETIMOLOGIS DAN TERMINOLOGIS ” pada
mata kuliah Pengembangan Kurikulum yang diampu oleh Fathuri Ahza Mumtaza S.Sos. MA
Demikian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-
besarnya. Akhirnya kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi semua pembaca.

Bekasi, 17 Desember 2021

Penulis

A. PENGERTIAN ISLAM
1. SECARA ETIMOLOGIS
Islam=selamat, kedamaian, sentausa.
Dalam istilah Syar’i, Islam = berserah diri, tunduk patuh dengan kesadaran yang tinggi tanpa paksaan
ISLAM adalah menerima segala perintah dan larangan Allah swt, yang diturunkan melalui wahyu yang
disampaikan oleh para Nabi.

Dari segi etimologi Islam dapat diambil dari kata “aslama” yang berarti menyerah kepada kehendak
Allah SWT, kemudian dari kata “silmun” yang berarti damai dengan Allah SWT dan sesama makhluk,
serta dari kata “salima” yang berarti selamat dunia dan akhirat. Kata “aslama” merupakan turunan dari
kata assalmu, assalam, assalamatu yang artinya bersih dan selamat dari kecacatan lahir dan batin. Dari
asal kata ini dapat diartikan bahwa dalam Islam terkandung makna suci, bersih tanpa cacat, atau
sempurna. Kata Islam juga dapat diambil dari kata assilmu dan assalmu yang berarti perdamaian dan
keamanan. Dari asal kata ini Islam mengandung makna perdamaian dan keselamatan, oleh karena itu
kalimat “assalamu’alaikum” merupakan tanda kecintaan seorang muslim kepada yang lain, karena
kalimat tersebut selalu menebarkan doa dan kedamaian kepada sesama. Kemudian dari kata assalamu,
assalmu dan assilmu yang berarti menyerahkan diri, tunduk dan taat. Semua asal kata tersebut berasal
dari tiga huruf; sin, lam dan mim yang artinya sejahtera, tidak tercela dan selamat.

Dari pengertian-pengertian kata sebagaimana diungkapkan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Islam
mengandung arti berserah diri, tunduk, patuh dan taat sepenuhnya kepada kehendak Allah. Kepatuhan
dan ketundukan kepada Allah tersebut melahirkan keselamatan dan kesejahteraan diri serta kedamaian
kepada sesama manusia dan lingkungannya dan mewujudkan keselamatan hidup di dunia dan akhirat.

2. SECARA TERMINOLOGIS

ISLAM adalah jalan hidup (way of life) satu-satunya yang paling selamat mengantarkan manusia sampai
tujuan akhirnya, yaitu kehidupan akhirat.
Islam sebagai agama akhir yang telah mendapat jaminan dari sisi Allah akan kebenarannya. Agama yang
selalu mendorong manusia untuk mempergunakan akalnya untuk memahami ayat-ayat kauniyah
(Sunnatullah) yang terbentang di alam semesta, dan memahami ayat- ayat qur’aniyah yang terdapat di
dalam al-qur’an.
Pengertian Islam dari segi terminologi terbagi menjadi tiga, yaitu secara khusus, umum dan menurut para
ulama.
a. Secara khusus
Pengertian Islam dari segi terminologi secara khusus yaitu; Islam adalah agama Allah yang
dibawa dan diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW dengan perantaraan malaikat Jibril agar
dijadikan pedoman hidup di dunia dan akhirat.
b. Secara umum
Adapun secara umum, Islam adalah agama yang dibawa dan diajarkan oleh semua Nabi dan
Rasul Allah sejak Nabi yang pertama, yaitu Nabi Adam as sampai dengan nabi yang terakhir,
yaitu Nabi Muhammad SAW.
c. menurut para ulama
Islam adalah kaidah hidup yang diturunkan ke muka bumi dan terbina dalam bentuknya yang
terakhir dan sempurna dalam Al Quran yang suci yang diwahyukan oleh Allah SWT kepada Nabi
yang terakhir, yaitu Nabi Muhammad SAW. Satu kaidah hidup yang memuat tuntunan yang jelas
dan lengkap mengenai aspek hidup manusia, baik spiritual maupun material
 AGAMA : aturan atau tata cara hidup manusia dalam hubungannya dengan Tuhan dan sesamanya
(Ensiklopedi Nasional Indonesia)
 AGAMA : ajaran atau sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan
kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia
dan manusia serta lingkungannya (Kamus Besar Bahasa Indonesia).

B. UNSUR AGAMA

1. Keyakinan (credial, akidah), yaitu keyakinan akan adanya sesuatu kekuatan supranatural
yang diyakini pengatur dan pencipta alam.
2. Peribadatan (ritual, ibadah), yaitu tingkah laku manusia dalam berhubungan dengan kekuatan
supranatural tersebut sebagai konsekuensi atau pengakuan dan ketundukannya.
3. Sistem nilai (Value, sumber hukum, syari’at) yang mengatur hubungan manusia dengan
manusia lainnya atau alam semesta yang dikaitkan dengan keyakinan tersebut

C. PENGERTIAN AGAMA ISLAM

Din al-Islam sebagai tatanan hidup meliputi seluruh aspek hidup dan kehidupan, dari mulai masalah ritual
sampai kepada masalah mu‘ámalah termasuk masalah sosial budaya, sosial ekonomi, sosial politik,
bahkan sampai kepada masalah kenegaraan. Seseorang yang mengaku muslim atau menganut din al-Islám
harus mengikuti tatanan hidup Islam secara káffah ; integratif dan komprehensif apapun resikonya.
Apabila ia menolaknya, maka ia pasti akan terpental di akhirat sebagaimana diterangkan di dalam QS. 3 :
19 dan 85.

“Sesungguhnya din atau tatanan hidup (yang diridloi) di sisi Allah hanyalah Islam (QS. 3 : 19 )
Barangsiapa mencari tatanan hidup selain Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (din itu)
daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi”. (QS. 3 : 85).

Dalam pandangan Al-Qur’an, din al-Islám adalah satu-satunya din ciptaan Allah. Din yang satu ini adalah
aturan untuk seluruh umat manusia tanpa kecuali. Namun pada tataran realita sekarang ini Din al-Islam
menjadi banyak ragam dan versinya. Semua ini sebagai akibat kesalahan siapa?.

Sebahagian diberi-Nya petunjuk dan sebahagian lagi telah pasti kesesatan bagi mereka. Sesungguhnya
mereka menjadikan syaitan-syaitan pelindung (mereka) selain Allah, dan mereka mengira bahwa mereka
mendapat petunjuk (QS 7:30).

Orang-orang yang kafir dan menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah, Allah menghapus perbuatan-
perbuatan mereka. Dan orang-orang yang beriman (kepada Allah) dan mengerjakan amal-amal yang saleh
serta beriman (pula) kepada apa yang diturunkan kepada Muhammad dan itulah yang hak dari Tuhan
mereka, Allah menghapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan memperbaiki keadaan mereka. Yang
demikian adalah karena sesungguhnya orang-orang kafir mengikuti yang batil dan sesungguhnya orang-
orang yang beriman mengikuti yang hak dari Tuhan mereka.

Tiga Fungsi
Agama Islam, hakikatnya, adalah sistem keyakinan dan prinsip-prinsip hukum serta petunjuk perilaku
manusia, yang didasarkan pada Alquran, Hadis dan Ijtihad ulama. Berdasarkan hal ini, Islam, paling
tidak, mempunyai tiga fungsi.

Pertama, Islam berfungsi sebagai tuntunan bagi manusia agar memiliki al-akhlaq alkarimah (perangai
yang mulia dan terpuji). Rasulullah Saw bersabda: “Sesungguhnya saya diutus hanya untuk
menyempurnakan akhlaq mulia.” Al-akhlaq al-karimah harus kita lakukan, baik yang berhubungan
dengan Allah maupun yang berhubungan dengan sesama manusia dan alam di sekeliling kita.

Kedua, agama Islam itu berfungsi sebagai jalan untuk menggapai kemaslahatan, ketenangan dan
kedamaian serta keselamatan, baik di dunia maupun di akhirat. Tak satupun ajaran dari Islam, baik
perintah maupun larangan, yang bertujuan untuk menciptakan kerusakan di muka bumi ini atau
kesengsaraan di akhirat nanti. Allah SWT berfirman: “Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka
bumi ini setelah Allah memperbaikinya” (QS al-A’raf: 56).

Ketiga, Islam mengandung ajaran-ajaran yang moderat, seimbang dan lurus, atau al-din al-qayyim. Islam
menyeimbangkan antara urusan dunia dan akhirat. Allah berfirman: “Dan carilah pada apa-apa yang
dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan
bahagiaanmu dalam (kenikmatan) dunia (QS. al-Qashash: 77). Diriwayatkan dalam sebuah hadis bahwa
suatu ketika sekumpulan orang dari kalangan Sahabat Nabi berkunjung ke rumah-rumah istri Nabi
Muhammad Saw untuk bertanya tentang ibadah Nabi.

Setelah mendengar jawaban tentang hal ini, salah seorang dari mereka lalu mengatakan: “Saya akan salat
tahajjud sepanjang malam.” Yang lain mengatakan: “Saya akan berpuasa setiap hari sepanjang tahun.”
Yang lain lagi mengatakan: “Saya akan menjauhi perempuan, tidak akan menikah, dan akan
menghabiskan hidup saya untuk beribadah.” Mendengar perkataan-perkataan mereka itu, Nabi
Muhammad Saw bersabda: “Kalian telah mengatakan begini dan begitu. Ingatlah, demi Allah,
sesungguhnya saya adalah orang paling takut kepada Allah dan orang yang paling bertakwa kepada-Nya,
tetapi saya berpuasa dan berbuka, saya salat malam tetapi juga tidur, dan saya menikahi wanita. Barang
siapa yang tidak suka dengan sunnahku, maka dia bukan golonganku.” (HR al-Bukhari dan Muslim).

Artinya, Islam tidak mengajarkan sikap ekstrem dalam bentuk dan dalam bidang apapun. Seandainya ada
pandangan keagamaan yang mengarahkan untuk bersikap ekstrem dan radikal, baik dalam hal ritual
keagamaan, ekonomi, politik dan lain sebagainya, maka kita harus mewaspadainya. Kita tidak perlu
mengikutinya.

Anda mungkin juga menyukai